Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA TUMPUEN KABUPATEN ACEH TIMUR

USULAN TUGAS AKHIR OLEH :

IQLAL SURIANSYAH 0604101010027


Dosen Pembimbing: Dr. Ir. MUTTAQIN, M.T. Dosen Co. Pembimbing: Dr. Ir. TAUFIQ SAIDI, M.Eng.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH 2011

Tujuan
Tugas akhir ini bermaksud untuk menguraikan hasil studi ketahanan dan kelayakan jembatan existing untuk akses menuju lokasi pengeboran minyak di wilayah Aceh Timur. Tujuan dari perencanaan ini secara umum adalah untuk mengetahui kapasitas jembatan dan merencanakan perkuatan struktural jembatan dengan beban rencana truk sebesar 67 ton.

Pendahuluan
Jembatan merupakan suatu bangunan yang menghubungkan jalan yang terputus oleh sesuatu seperti sungai, lembah, rel kereta api, dan jalan raya. Dapat dipahami bahwa jembatan sangat penting peranannya dalam melancarkan arus distribusi barang dan jasa. Apabila jembatan terputus maka biaya yang dikeluarkan untuk pemenuhan kebutuhan distribusi barang dan jasa akan meningkat atau malah akan terputusnya distribusi barang dan jasa tersebut. Jembatan Tumpuen ini sendiri memiliki tipe rangka model Warren Truss subdivide, yang menghubungkan arus distribusi barang & jasa dari kota Idie Rayeuk Aceh Timur ke kecamatan Simpang Lokoup.

Pendahuluan
Mengingat sangat pentingnya jembatan ini maka diperlukan pemeriksaan terhadap kapasitas kelayakan jembatan sehubungan dengan berbagai faktor antara lain meningkatnya arus lalu lintas, faktor usia jembatan dan kondisi terkini jembatan existing yakni adanya korosi dibeberapa bagian jembatan yang mengakibatkan menurunnya mutu baja pada jembatan. Pertimbangan utama dilakukan analisis kembali terhadap jembatan ini karena akan dilewati oleh truk gandeng dengan beban muatan 67 ton. Truk gandeng ini akan membawa alat-alat berat yang akan dipergunakan untuk kepentingan industri minyak yang direncanakan akan kembali beroperasi di daerah ini.

Pendahuluan
Objek Perencanaan: :
karakteristik Jembatan ini yaitu: panjang = 50 m lebar = 9 m Tinggi = 6 m Jembatan ini memiliki 7 buah gelagar memanjang dengan variasi jarak (0,75-1,3-1,31,3-1,3-0,75) m gelagar melintang sebanyak 11 buah dengan jarak masing-masing 5 m.

Tinjauan Kepustakaan
A. Pembebanan >>>RSNI-T02-2005 RSNI-T02 Beban Mati (Dead Load) Beban Mati Tambahan (Superimposed Dead Load) Beban Hidup (Live Load) Beban Truk (Moving Load) Gaya Rem Beban Angin Faktor Beban Kombinasi Beban

Tinjauan Kepustakaan
Pembebabanan : Dalam perencanaan suatu jembatan jalan raya, muatan dan gaya-gaya yang harus diperhatikan untuk perhitungan tegangan-tegangan yang terjadi pada setiap bagian jembatan tersebut seperti dijelaskan berikut : 1. Beban Mati : berat sendiri dari bagian bangunan yang merupakan elemen struktural dan bersifat permanen. 2. Beban Mati Tambahan : berat seluruh beban yang membentuk suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non struktural.

Tinjauan Kepustakaan
3. Beban Hidup : Semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas serta pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Beban lalu lintas
Beban Lajur "D Beban Truk T Bekerja pada seluruh jembatan. Kendaraan yang ditempatkan pada lajur lalu lintas rencana.

Lajur lalu lintas rencana Lajur lalu lintas rencana 5,5 - 8,25 (dua arah tanpa median).

Tinjauan Kepustakaan
Beban Lajur D >>> Berdasarkan Anonim 2008 (a) : 73
L 30 m : q = 9,0 Kpa beban Tersebar Merata (BTR) Beban Lajur D Beban Garis Terpusat (BGT) L > 30 m : q = 9 (0,5+15/L) kPa P = 49 kN/m

q = intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang jembatan L = panjang total jembatan yang dibebani (meter).

Tinjauan Kepustakaan
Gambar Beban Lajur D

Penyebaran Beban D arah Melintang


Beban "D" harus disusun pada arah melintang sedemikian rupa sehingga menimbulkan momen maksimum. Berikut gambar susunan beban D

Sumber : Perkuatan Struktur dan Lantai Jembatan Rangka Baja. 2008, Departemen Baja. PU

Tinjauan Kepustakaan
Beban
Truk >>> Terdiri dari kendaraan truk standar dan truk
gandeng yang mempunyai susunan dan berat as. Berat dari masingmasing as disebarkan menjadi 2 beban merata sama besar yang merupakan bidang kontak antara roda dengan permukaan lantai.

Truk standar = 50 Ton

Truk Gandeng = 40,13 Ton 40,

Tinjauan Kepustakaan
4. Gaya Rem >>> Diperhitungkan 5. Beban Angin >>> Gaya nominal
senilai dengan gaya rem sebesar ultimit dan daya layan jembatan 5% dari beban lajur D yang akibat angin tergantung pada dianggap ada pada semua kecepatan angin rencana jalurlalu lintas setinggi 1,8 m T = 0,0006 Cw Vw 2 Ab EW dari lantai kendaraan. dengan pengertian :
TTB = 0,05 ( QTD L + PTD ) QTD = q s, ( kN/m) PTD = p s, ( kN ) S = jarak antar glg memanjang (m)

VW = kecepatan angin rencana (m/s) CW = koefisien seret Ab = luas koefisien bagian samping jembatan (m2)

Tinjauan Kepustakaan
6. Beban gempa >>> Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke bawah minimal sebesar 0,10.g (g = percepatan gravitasi) atau dapat diambil 50 % dari koefisien gempa horizontal statik ekuivalen . Kh = C x S
Kh = koef gempa horisontal, C = koef geser dasar waktu getar, dan kondisi tanah setempat. <<Aceh Timur Zona 3>> S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa (daktilitas) dari struktur.

Tinjauan Kepustakaan
Waktu Getar Struktur dihitung :

Wt T g Kp
Wt = Berat total Bangunan KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan :

48 E I Kp L3
E I g = Modulus elastisitas girder = Momen inersia penampang girder = Percepatan grafitasi bumi

Gaya gempa arah horizontal : HEQ = Kh Wt Koefisien gempa vertikal : Kv = 0,5 Kh Gaya gempa vertikal : TEQ = Kv Wt

Tinjauan Kepustakaan
Faktor Beban >>> Faktor Beban merupakan bilangan pengali numerik
yang digunakan pada aksi nominal untuk menghitung aksi rencana

Tinjauan Kepustakaan
Kombinasi Beban :
Tabel 2.1 Kombinasi beban umum untuk keadaan batas layan dan ultimit jembatan
Kombinasi Pembebanan
1 2
X X X X X

Aksi / Beban

Simbol

3
X X X X X X

4
X X X X X X

5
X X X

Berat Sendiri Beban Mati Tambahan Beban Lajur "D" Gaya Rem Beban Truk "T" Beban Angin Beban Gempa

MS MA TD TB TT EW EQ

X X X X X

Tinjauan Kepustakaan
B. SAP 2000

Program SAP2000 menyediakan fitur dan modul terintegrasi yang lengkap untuk desain struktur baja dan beton bertulang. Pengguna diberi kemudahan untuk membuat, menganalisis, dan memodifikasi model struktur yang direncanakan dengan memakai user interface yang sama. (Dewobroto, 2005 Jurnal Teknik Sipil - UPH, Vol.1 No.2) struktur riil agar dapat diproses melalui pendekatan numerik. Pemodelan tidak terbatas pada penyiapan data saja, tetapi model harus disesuaikan dengan masalah yang dianalisis. (Dewobroto, 2008 : 5 )

Pemodelan struktur adalah sebuah simulasi perilaku fisik

Tinjauan Kepustakaan
Perencanaan berdasarkan kondisi batas. Dibandingkan dengan metode ASD (Allowable Stress Design), metode LRFD jauh lebih rasional dari ASD dengan berdasarkan pada konsep probabilitas. (Setiawan, 2008 : 5) Secara umum klasifikasi aplikasi metode perkuatan untuk struktur baja pada bangunan atas jembatan dapat dibagi dalam dua kriteria dasar, yaitu metode pasif dan metode aktif. (Anonim, 2008 (c) : 134) Ke-2 metode pasif dan metode aktif dirangkum pada tabel 2.2 berikut :

C. Metode LRFD >>>

D. Metode Perkuatan >>>

Tinjauan Kepustakaan
Tabel 2.2 Klasifikasi Umum dari Metode Perkuatan Struktur Baja Jembatan
Metode Pasif No Prinsip Waktu P1 Penambahan Panjang penampang elemen struktur P2 Penggantian elemen Pendek yang lemah dengan elemen yang baru untuk mencapai kapasitas pemikulan beban tertentu P3 Penambahan strip Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP) Pendek Biaya Rendah Metode Aktif No Prinsip Waktu A1 Pemasangan elemen Agak tambahan seperti rangka Panjang batang A2 Prategang eksternal Agak panjang Biaya Tinggi

Tinggi

Agak Mahal

Agak mahal

A3 Penggantian sistem penyokong

Agak panjang

Rendah

P4 Perkuatan hubungan/ Pendek sambungan termasuk penambahan pelat buhul

Rendah

A4 Penggantian pelat lantai Panjang dengan struktur yang lebih ringan

Tinggi

P5 Metode lain

A5 Metode lain

Sumber Data

Pengukuran dimensi Jembatan


Pengukuran dimensi ini meliputi pengukuran jembatan secara global, pendataan elemen struktur jembatan yang digunakan dan pengukuran dimensi elemen struktur jembatan sehingga jembatan dapat digambarkan kembali.

Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan untuk mendapatkan sifat dan mutu baja dari struktur jembatan. Selain itu dari sampel yang diambil tersebut akan dicari kadar korosi yang telah dialami oleh material tersebut.

Uji Tarik Baja


Uji tarik baja bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat dasar material yaitu tegangan dan regangan luluh serta modulus elastisitas baja

Sampel Berdasarkan ASTM

Pengujian Korosi Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan berat baja sesudah dilakukan pembersihan pada karat dengan berat baja awal dengan karat.

(berat akhir tanpa karat) % karat = x 100% (berat awal dengan karat)

Perhitungan Pembebanan Beban-beban yang diperhitungkan dalam analisi ini meliputi: Beban mati Beban mati tambahan Beban lajur D Beban bergerak (beban truk T)

Gaya rem Beban angin Beban gempa : Horizontal & Vertikal

Analisis Struktur Jembatan Dengan SAP2000


Pengisian data material

Klasifikasi elemen struktur

Truk

Kombinasi

+ Klasifikasi beban +

Truk Gandeng Truk + Truk Gandeng

Penempatan jalur

Hasil yang akan diperoleh merupakan laporan pengolahan data berdasarkan rumus-rumus dan teori.Penyajian laporan berupa gambar AutoCAD, laporan perhitungan beban, print out model SAP2000 dan hasil output yang didapat, serta uraian perhitungan dan penjelasan strengthening (perkuatan) elemen struktur jembatan.

Kesimpulan dan saran akan di berikan setelah tugas akhir ini selesai di kerjakan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8. 9.

10.

Anonim, 2005, Standar Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005, BSNI, Jakarta. Anonim, 1981, Standard Test Methods for Tension Testing of Metalic Matreials, (ASTM), American Standart andTesting Material. Anonim, 2008 (a), Perkuatan Struktur dan Lantai Jembatan Rangka Baja, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim, 2008 (b), Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, SNI 2833: 2008, BSNI, Jakarta. Anonim, 2008, (c), Prinsip Dasar Teknik Jembatan & Aplikasinya, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim, 2010, Laporan Hasil Uji Kuat Tarik Baja Universitas Syiah Kuala, Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dewobroto, W., 2008, Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000, Elex Media Komputindo, Jakarta. Dewobroto, W., 2005, Jurnal Teknik Sipil UPH. Vol.1, No.2 Setiawan, A., 2008, Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD, Penerbit Erlangga, Jakarta. Suryawan, A., 2009, Perkerasan Jalan Beton Semen Portland, Beta Offset Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai