Anda di halaman 1dari 29

MATERI KE 2.

PERENCANAAN JEMBATAN

INSTRUKTUR
Ir. H. Sudirman Indra, MSc
PENDAHULUAN
 Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi
untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan
yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat
berupa jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas
biasa). Jika jembatan berada diatas jalan lalu lintas
maka disebut sebagai viaduct (struyk dan van der
veen, 1984). Perkembangan trasportasi yang
semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik
berupa pembangunan jalan maupun jembatan yang
berfungsi untuk memperlancar arus kendaraan
sehingga tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang Perencanaan StruKtur Bangunan Atas
Jembatan, dapat ditarik beberapa identifikasi masalah sebagai
berikut :

1. Perencanaan dan perhitungan kekuatan konstruksi lantai


kendaraan.
2. Perencanaan dan perhitungan kekuatan gelagar-gelagar yang
tepat sehingga jembatan mampu menerima beban yang ada.
3. Perencanaan bentuk dan perhitungan abutment yang tepat agar
dapat memikul beban yang diterima jembatan.
4. Perencanaan dan penentuan jenis pondasi yang sesuai dengan
kondisi sungai yang dalam serta berjenis tanah lunak.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam Pelatihan
perencanaan struktur jembatan rangka baja meliputi :
1. Perhitungan pembebanan dan dimensi plat lantai
kendaraan.
2. Perhitungan dimensi gelagar memanjang, melintang
dan gelagar pengaku (induk)
3. Perhitungan dimensi abutment sesuai dengan kondisi
jembatan.
4. Perhitungan dimensi pondasi yang direncanakan.
lstilah dan definisi yang digunakan dalam Standar
Pembebanan Jembatan sebagai berikut :
 Berat Sendiri
Berat sendiri dari suatu benda adalah gaya gravitasi yang
bekerja pada massa benda tersebut (kN) Berat = massa x
gravitasi. Dengan pengertian adalah percepatan akibat
gravitasi
 Lantai Kendaraan
Seluruh lebar bagian jembatan yang digunakan untuk
menerima beban dari lalu lintas kendaraan bebannya
disebut beban "T“
 Lajur Lalu Lintas
Bagian dari lantai kendaraan yang digunakan oleh suatu
rangkaian kendaraan bebannya disebut beban "D"
Lingkup Pembahasan
Mengingat banyaknya item perhitungan dalam perencanaan
struktur jembatan Rangka baja Materi Kursus ini hanya
penekanan pada Perhitungan struktur bangunan atas
meliputi :
Perhitungan dimensi tulangan sistem lantai kendaraan.
 Perhitungan dimensi tulangan plat lantai kendaraan dan trotoir
 Perhitungan gelagar melintang
 Perhitungan gelagar memanjang
Perhitungan rangka jembatan meliputi:
 Perhitungan dimensi rangka baja dan gelagar induk
 Perhitungan sambungan
 Perhitungan landasan
Berat jenis isi untuk beban mati

Faktor beban untuk berat sendiri


Faktor beban untuk beban lajur “D”

Beban lajur “D”


Keterangan :
q adalah intensitas beban terbagi rata (BTR)
dalam arah memanjang jembatan (kPa)
L adalah panjang total jembatan yang
dibebani (m)

Beban D bekerja pada seluruh lebar


jalur kendaraan dan menimbulkan
pengaruh pada jembatan yang ekuivalen
dalam suatu iring-iringan kendaraan
yang sebenarnya.
Faktor beban untuk beban “T”

Beban “T”
Faktor beban dinamis

Gaya rem
Gaya rem harus diambil yang terbesar dari :
25% dari berat gandar truk desain atau,
5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR

Beban hidup pejalan kaki


Lebar trotoar > 600 mm harus mampu menahan beban intensitas 5 kPa dan
diaggap bekerja secara bersamaan dengan beban kendaraan pada masing-masing
lajur
Kerb dan sandaran
Kerb harus dapat menahan beban horizontal ke arah melintang jembatan sebesar
500 Kg/m’, yang bekerja pada puncak kerb.

Tiang sandaraan pada setiap tepi trotoar harus dapat menahan beban horizontal
sebesar 100 kg/m’, yang bekerja pada tinggi 90 cm diatas lantai trotoar

Beban angin
Beban angin pada kendaraan
Beban pada kendaraan bekerja pada ketingian 1800 mm diatas permukaan lantai
kendaraan besaraan beban angin dapat dilihat pada tabel dibawah :
Beban angin horizontal
Beban angin harus diasumsikan terdistribusi secara merata pada permukaan yang
terekspos oleh angin. Luas area yang diperhitungkan adalah luas area dari semua
komponen, termasuk sistem lantai dan railing yang diambil tegak lurus terhadap
struktur jembatan atau komponen-komponennya.
Perhitungan beban angin pada jembatan dengan ketinggian > 10000 mm diatas
permukaan tanah atau permukaan air.
𝑉10 𝑧
𝑉𝐷𝑍 = 2,5𝑉𝑜 𝑙𝑛
𝑉𝐵 𝑧0
Nilai 𝑽𝟎 dan 𝒁𝟎 untuk berbagai variasi kondisi permukaan hulu

Beban angin pada struktur

Keterangan :
𝑃𝐵 adalah tekanan angin dasar seperti yang ditentukan dalam tabel dibawah
PERENCANAAN KONSTRUKSI
BANGUNAN ATAS
Data Struktur
 Kelas jalan = Kelas I
 Panjang total jembatan = 40 m
 Lebar total jembatan = 7,20 m
 Lebar lantai kendaraan = 6,0 m
 Lebar trotoir = 2 x 0,5 m
 Tebal trotoar = 0,48 m
 Tipe jembatan = Rangka Baja Trapesium
 Tinggi rangka jembatan = 6,35 meter
 Jarak antar gelagar memanjang = 1,50 m
 Jarak antar gelagar melintang = 5m
Mutu bahan
 Mutu baja tulangan (Fy)= 240 Mpa
 Mutu beton (Fc’) = K - 225 = 22,5 Mpa
 Mutu baut = 570 Mpa
 Baja = Bj 52
 Tegangan leleh = 3600 kg/cm2
 Tegangan dasar = 2400 kg/cm2
Peraturan
 Pembebanan = RSNI T-02-2005 (SNI 1725:2016)
 Beton = SK SNI 03 – XXX – 2002
Data Pembebanan
Lapisan aspal lantai kendaraan
 Tebal Aspal = 0,07 meter(Data Perencanaan Dinas PU Jawa Timur)
 Berat jenis aspal = 2500 kg/m3(sumber:Jembatan,Dr.Ir.Supriyadi.hal 37,2007)
= 2245 kg/m3(SNI 1725:2016 Hal.13)
 Faktor beban KuMS = 1,3 (RSNI T -02-2005, hal :9) sama (SNI 1725:2016 Hal.14)

Plat beton lantai trotoar


 Tebal plat beton = 0,48 meter(Data Perencanaan Dinas PU Jawa Timur)
 Berat jenis beton bertulang= 2500 kg/m3
 Faktor beban KuMS = 1,3 (RSNI T -02-2005, hal :9) sama (SNI 1725:2016
Hal.14)
Plat beton lantai kendaraan
 Tebal plat beton = 0,23 meter(Data Perencanaan Dinas PU Jawa
Timur)
 Berat satuan beton bertulang = 2500 kg/m3
 Faktor beban KuMS = 1,3 (RSNI T -02-2005, hal :9) sama (SNI
1725:2016 Hal.14)

Air hujan
 Tebal air hujan = 0,05 meter
 Berat satuan air hujan = 1000 kg/m3
 Faktor beban KuMS = 2,0 (RSNI T -02-2005, hal :8) sama (SNI
1725:2016 Hal.14)

Bride/Metal Deck.
 Tebal metal deck = 0,76 mm
 Faktor beban KuMS = 1,1 (RSNI T -02-2005, hal :9) sama (SNI
1725:2016 Hal.14)
Perhitungan Plat Lantai Kendaraan
Pembebanan Plat Trotoir
Beban mati
Berat sendiri plat beton = 0,48 x 1 x 2500 x 1,3 =1560 Kg/m
Berat air hujan = 0,05 x 1 x 1000 x 2,0=100 Kg/m
Berat steel deck (0,76 mm) = 8,48 x 1,1 x 1 = 9,33 Kg/m
qu1 = 1669,33 Kg/m
Beban hidup
Beban hidup trotoir
Faktor beban = 1,8 (RSNI T-02-2005, hal 19), 2 (SNI 1725:2016, hal 39)
Beban hidup trotoir harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar :
q = 5 Mpa = 500 Kg/m2 (RSNI T-02-2005, hal 24)
qu2 = 500 x 1 x 1,8 = 900 Kg/m2
Pipa Sandaran
Faktor beban 1,1 (RSNI T-02-2005, hal 9) sama (SNI 1725:2016)
Menggunakan pipa baja dengan diameter 76,3 mm = 7,63 cm
Berat (G) = 5,08 Kg/m
Tebal (t) = 2,8 mm = 0,28 cm
Pembebanan Plat Lantai Kendaraan Dengan
Bridge/Metal Deck
( Plat lantai dianggap balok dengan lebar 1 meter )
Beban mati
Berat sendiri plat beton = 0,23 x 1 x 2500 x 1,3 = 747,5 Kg/m
Berat air hujan = 0,05 x 1 x 1000 x 2,0= 100 Kg/m
Berat lapisan aspal = 0,07 x 1 x 2500 x 1,3= 227,5 Kg/m
Berat metal deck (0,76) = 8,48 x 1 x 1,1 = 9,33 Kg/m
qu2 = 1084,33 Kg/m
Beban hidup
Muatan “T” yang bekerja pada lantai kendaraan adalah tekanan gandar
= 225 kN = 22500 kg, atau tekanan roda = 11250 kg (RSNI T-02-
2005, hal 19)
Faktorbebandinamis “FBD” = 0,4 …(RSNI T-02-2005, hal 21)
Dari rumusdibawahini :
50 m ≤ 𝐿𝐸 →FBD = 0,4
 Jadi : 𝐿𝐸 = 45 , Factor beban K= 1,8(RSNI T-02-2005, hal 19)
Factor beban K= 2,0 (SNI 1725:2016, hal 41)
 MakaP = ( 1 + 0,40 ) x 11250 = 15750 Kg
 PultatauBeban T = 1,8 x 15750 = 28350 Kg
Perhitungan Statika Akibat Beban Mati Dan
Beban Hidup
Untuk Perhitungan statika menggunakan Analisa Stadpro

T = 28350 kg T = 28350 kg T = 28350 kg T = 28350 kg


q2= 1669,33kg/m 1,75 m 1,75 m q2= 1669,33kg/m
q1 = 1084,33 kg/m

A E
A B C D E
0,5 m 1,50 m 1,50 m 1,50 m 1,50 m 0,5 m

0,5 m 0,625 m 0,8750 m 0,8750 m 0,625 m0,625 m 0,8750 m 0,8750 m 0,625 m 0,5 m
Tabel Hasil Perhitungan Momen Dengan
menggunakan Analisa Stadpro
Batan Titik Akibat Akibat Akibat
g Beban Hidup Beban Beban
(kNm) Mati Combinasi
(kNm) (kNm)
1 1 0 0 0
2 -1.103 -2.046 -3.150
2 2 1.103 2.046 3.150 No Tumpua Lapangan Besar Momen
3 76.472 0.889 77.361
n Maksimum
3 3 -76.472 -0.889 -77.361
4 -58.188 -1.980 -60.168 (kNm)
4 4 58.188 1.980 60.168 1 A 3.150
5 47.213 0.916 48.129 2 B 60.168
5 5 -47.213 -0.916 -48.129
3 C 53.263
6 -51.262 -2.001 -53.263
6 6 51.262 2.001 53.263 4 D 60.168
7 47.213 0.916 48.129 5 E 3.150
7 7 -47.213 -0.916 -48.129 6 AB -77.361
8 -58.188 -1.980 -60.168
8 8 58.188 1.980 60.168
7 BC -48.129
9 76.472 0.889 77.361 8 CD -48.129
9 9 -76.472 -0.889 -77.361 9 DE -77.361
10 -1.103 -2.046 -3.150
10 10 1.103 2.046 3.150
11 0 0 0
Perhitungan Plat Lantai Kendaraan
Ln Ly
 =  (Sumber C U R.Dasar dasar perencanaan beton
Sn Lx
bertulang 1 hal 92 )
Dimana :
Ly = Ln = Bentang netto dari bentang terpanjang = 500 cm
Lx = Sn = Bentang netto dari bentang terpendek = 150 cm
Ln 500
Maka    = 3,33 > 2 (Pelat satu arah)
Sn 150
d = h – (1/2 Ø )– tebal selimut beton
= 230 – (1/2 x 19 ) – 30 = 190,5 mm
𝑓𝑦
m =
0,85 𝑥 𝑓𝑐
240
= = 12,549
0,85 𝑥 22.5

0,85 x fc ' 600


b = x 0,85 x
fy 600  fy

0,85 x 22,5 600


= x 0,85 x = 0,048
240 600  240
Penulangan plat lantai kendaraan arah melintang
Penulangan pada tumpuan
MU = 60,168 kNm = 6016,8 kg.m/meter plat
𝑀𝑢
Mn = Mu/𝜑 =
0,8

= 6016,8 / 0,8 = 7521,000 kg.m


dada = 230 – (1/2 x 19) – 30 = 190,5 mm
Mn 7521,000 x 10 4
Rn = = = 2,072 Mpa
b . d2 1000 x190,5 2
𝑓𝑦 240
m = = = 12,549
0,85 𝑥 𝑓𝑐 0,85 𝑥 22,5

1 2 . 𝑚 . 𝑅𝑛
 = 1− 1− = 0,00916
𝑚 𝑓𝑦

0,85 x fc' 600


b = x 0,85 x = 0,048
fy 600  fy

Max = 0,75 x b = 0,75 x 0,048 = 0,036


1,4 1,4
 min = = = 0,00583
Fy 22,5
 min = 0,00583 <  = 0,00916 < ρMax = 0,036

Asperlu =  .b.d = 0.00916 x 1000 x 190,5 = 1745,35


mm2
As’ = 20 % x Asperlu = 20 % x 1745,35 = 349,07 mm2
Dipakai tulangan tarik D19 – 100 ; As = 2835,3 mm2
Dipakai tulangan tekan D19 – 450 ; As = 630,1 mm2

Penulangan pada lapangan


MU = 77,361 kNm = 7736,1 kg.m/meter plat
𝑀𝑢
Mn = Mu/𝜑 =
0,8

= 7736,1 / 0,8 = 9670,125 kg.m


dada = h – ½ Ø – tebal selimut beton
= 230 – (1/2 x 19) – 30 = 190,5 mm
Mn 9670,125 x 10 4
Rn = = = 2,665 Mpa
b . d2 1000 x190,5 2
𝑓𝑦
m = = 12,549
0,85 𝑥 𝑓𝑐

1 2 . 𝑚 . 𝑅𝑛
 = 1− 1− = 0,012
𝑚 𝑓𝑦
0,85 x fc' 600
b = x 0,85 x = 0,048
fy 600  fy

Max = 0,75 x b = 0,75 x 0,048 = 0,036


1,4 1,4
 min = = = 0,0058
Fy 240

 min = 0,0058 <  = 0.012 < ρMax = 0,036


Asperlu =  .b.d = 0.012 x1000 x 190,5 = 2287,41 mm2
As’ = 20 % x Asperlu = 20 % x 2287,41 = 457,48 mm2
Dipakai tulangan tarik D19 – 100 ; As = 2835,3 mm2
GAMBAR PENULANGAN PLAT
O19-100 O19-100
Daerah lapangan
Daerah tumpuan O19-100 O19-100

O19-100 O19-100 O19-100

Anda mungkin juga menyukai