PERENCANAAN JEMBATAN
INSTRUKTUR
Ir. H. Sudirman Indra, MSc
PENDAHULUAN
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi
untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan
yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat
berupa jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas
biasa). Jika jembatan berada diatas jalan lalu lintas
maka disebut sebagai viaduct (struyk dan van der
veen, 1984). Perkembangan trasportasi yang
semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik
berupa pembangunan jalan maupun jembatan yang
berfungsi untuk memperlancar arus kendaraan
sehingga tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang Perencanaan StruKtur Bangunan Atas
Jembatan, dapat ditarik beberapa identifikasi masalah sebagai
berikut :
Beban “T”
Faktor beban dinamis
Gaya rem
Gaya rem harus diambil yang terbesar dari :
25% dari berat gandar truk desain atau,
5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR
Tiang sandaraan pada setiap tepi trotoar harus dapat menahan beban horizontal
sebesar 100 kg/m’, yang bekerja pada tinggi 90 cm diatas lantai trotoar
Beban angin
Beban angin pada kendaraan
Beban pada kendaraan bekerja pada ketingian 1800 mm diatas permukaan lantai
kendaraan besaraan beban angin dapat dilihat pada tabel dibawah :
Beban angin horizontal
Beban angin harus diasumsikan terdistribusi secara merata pada permukaan yang
terekspos oleh angin. Luas area yang diperhitungkan adalah luas area dari semua
komponen, termasuk sistem lantai dan railing yang diambil tegak lurus terhadap
struktur jembatan atau komponen-komponennya.
Perhitungan beban angin pada jembatan dengan ketinggian > 10000 mm diatas
permukaan tanah atau permukaan air.
𝑉10 𝑧
𝑉𝐷𝑍 = 2,5𝑉𝑜 𝑙𝑛
𝑉𝐵 𝑧0
Nilai 𝑽𝟎 dan 𝒁𝟎 untuk berbagai variasi kondisi permukaan hulu
Keterangan :
𝑃𝐵 adalah tekanan angin dasar seperti yang ditentukan dalam tabel dibawah
PERENCANAAN KONSTRUKSI
BANGUNAN ATAS
Data Struktur
Kelas jalan = Kelas I
Panjang total jembatan = 40 m
Lebar total jembatan = 7,20 m
Lebar lantai kendaraan = 6,0 m
Lebar trotoir = 2 x 0,5 m
Tebal trotoar = 0,48 m
Tipe jembatan = Rangka Baja Trapesium
Tinggi rangka jembatan = 6,35 meter
Jarak antar gelagar memanjang = 1,50 m
Jarak antar gelagar melintang = 5m
Mutu bahan
Mutu baja tulangan (Fy)= 240 Mpa
Mutu beton (Fc’) = K - 225 = 22,5 Mpa
Mutu baut = 570 Mpa
Baja = Bj 52
Tegangan leleh = 3600 kg/cm2
Tegangan dasar = 2400 kg/cm2
Peraturan
Pembebanan = RSNI T-02-2005 (SNI 1725:2016)
Beton = SK SNI 03 – XXX – 2002
Data Pembebanan
Lapisan aspal lantai kendaraan
Tebal Aspal = 0,07 meter(Data Perencanaan Dinas PU Jawa Timur)
Berat jenis aspal = 2500 kg/m3(sumber:Jembatan,Dr.Ir.Supriyadi.hal 37,2007)
= 2245 kg/m3(SNI 1725:2016 Hal.13)
Faktor beban KuMS = 1,3 (RSNI T -02-2005, hal :9) sama (SNI 1725:2016 Hal.14)
Air hujan
Tebal air hujan = 0,05 meter
Berat satuan air hujan = 1000 kg/m3
Faktor beban KuMS = 2,0 (RSNI T -02-2005, hal :8) sama (SNI
1725:2016 Hal.14)
Bride/Metal Deck.
Tebal metal deck = 0,76 mm
Faktor beban KuMS = 1,1 (RSNI T -02-2005, hal :9) sama (SNI
1725:2016 Hal.14)
Perhitungan Plat Lantai Kendaraan
Pembebanan Plat Trotoir
Beban mati
Berat sendiri plat beton = 0,48 x 1 x 2500 x 1,3 =1560 Kg/m
Berat air hujan = 0,05 x 1 x 1000 x 2,0=100 Kg/m
Berat steel deck (0,76 mm) = 8,48 x 1,1 x 1 = 9,33 Kg/m
qu1 = 1669,33 Kg/m
Beban hidup
Beban hidup trotoir
Faktor beban = 1,8 (RSNI T-02-2005, hal 19), 2 (SNI 1725:2016, hal 39)
Beban hidup trotoir harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar :
q = 5 Mpa = 500 Kg/m2 (RSNI T-02-2005, hal 24)
qu2 = 500 x 1 x 1,8 = 900 Kg/m2
Pipa Sandaran
Faktor beban 1,1 (RSNI T-02-2005, hal 9) sama (SNI 1725:2016)
Menggunakan pipa baja dengan diameter 76,3 mm = 7,63 cm
Berat (G) = 5,08 Kg/m
Tebal (t) = 2,8 mm = 0,28 cm
Pembebanan Plat Lantai Kendaraan Dengan
Bridge/Metal Deck
( Plat lantai dianggap balok dengan lebar 1 meter )
Beban mati
Berat sendiri plat beton = 0,23 x 1 x 2500 x 1,3 = 747,5 Kg/m
Berat air hujan = 0,05 x 1 x 1000 x 2,0= 100 Kg/m
Berat lapisan aspal = 0,07 x 1 x 2500 x 1,3= 227,5 Kg/m
Berat metal deck (0,76) = 8,48 x 1 x 1,1 = 9,33 Kg/m
qu2 = 1084,33 Kg/m
Beban hidup
Muatan “T” yang bekerja pada lantai kendaraan adalah tekanan gandar
= 225 kN = 22500 kg, atau tekanan roda = 11250 kg (RSNI T-02-
2005, hal 19)
Faktorbebandinamis “FBD” = 0,4 …(RSNI T-02-2005, hal 21)
Dari rumusdibawahini :
50 m ≤ 𝐿𝐸 →FBD = 0,4
Jadi : 𝐿𝐸 = 45 , Factor beban K= 1,8(RSNI T-02-2005, hal 19)
Factor beban K= 2,0 (SNI 1725:2016, hal 41)
MakaP = ( 1 + 0,40 ) x 11250 = 15750 Kg
PultatauBeban T = 1,8 x 15750 = 28350 Kg
Perhitungan Statika Akibat Beban Mati Dan
Beban Hidup
Untuk Perhitungan statika menggunakan Analisa Stadpro
A E
A B C D E
0,5 m 1,50 m 1,50 m 1,50 m 1,50 m 0,5 m
0,5 m 0,625 m 0,8750 m 0,8750 m 0,625 m0,625 m 0,8750 m 0,8750 m 0,625 m 0,5 m
Tabel Hasil Perhitungan Momen Dengan
menggunakan Analisa Stadpro
Batan Titik Akibat Akibat Akibat
g Beban Hidup Beban Beban
(kNm) Mati Combinasi
(kNm) (kNm)
1 1 0 0 0
2 -1.103 -2.046 -3.150
2 2 1.103 2.046 3.150 No Tumpua Lapangan Besar Momen
3 76.472 0.889 77.361
n Maksimum
3 3 -76.472 -0.889 -77.361
4 -58.188 -1.980 -60.168 (kNm)
4 4 58.188 1.980 60.168 1 A 3.150
5 47.213 0.916 48.129 2 B 60.168
5 5 -47.213 -0.916 -48.129
3 C 53.263
6 -51.262 -2.001 -53.263
6 6 51.262 2.001 53.263 4 D 60.168
7 47.213 0.916 48.129 5 E 3.150
7 7 -47.213 -0.916 -48.129 6 AB -77.361
8 -58.188 -1.980 -60.168
8 8 58.188 1.980 60.168
7 BC -48.129
9 76.472 0.889 77.361 8 CD -48.129
9 9 -76.472 -0.889 -77.361 9 DE -77.361
10 -1.103 -2.046 -3.150
10 10 1.103 2.046 3.150
11 0 0 0
Perhitungan Plat Lantai Kendaraan
Ln Ly
= (Sumber C U R.Dasar dasar perencanaan beton
Sn Lx
bertulang 1 hal 92 )
Dimana :
Ly = Ln = Bentang netto dari bentang terpanjang = 500 cm
Lx = Sn = Bentang netto dari bentang terpendek = 150 cm
Ln 500
Maka = 3,33 > 2 (Pelat satu arah)
Sn 150
d = h – (1/2 Ø )– tebal selimut beton
= 230 – (1/2 x 19 ) – 30 = 190,5 mm
𝑓𝑦
m =
0,85 𝑥 𝑓𝑐
240
= = 12,549
0,85 𝑥 22.5
1 2 . 𝑚 . 𝑅𝑛
= 1− 1− = 0,00916
𝑚 𝑓𝑦
1 2 . 𝑚 . 𝑅𝑛
= 1− 1− = 0,012
𝑚 𝑓𝑦
0,85 x fc' 600
b = x 0,85 x = 0,048
fy 600 fy