BETON
PRATEGANG
MATA KULIAH JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
PENYUSUN :
Ayu Saputri
Shabrina Bella
Bondan Fariz
M. Iqbal
Aditya Leo
Anggun Restria
Irbah Mahdiah
Mega Raudhatin
135060100111001
135060100111003
135060100111005
135060100111007
135060100111009
135060100111013
135060101111031
135060107111039
J
E
M
B
A
T
A
N
Beton prategang adalah beton bertulang yang diberikan gaya pada arah longitudinal
elemen struktural.
Beton
Prategang
Gaya prategang dapat mencegah berkembangnya retak dengan cara sangat
mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi
beban kerja, sehingga dapat meningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional
penampang tersebut.
Komponen-komponen jembatan
tempat kendaraan untuk lewat. Plat lantai
jembatan merupakan struktur pertama yang
menerima beban dan meneruskannya ke
gelagar utama.
Gaya
Prategang
Kosentris.
Gaya
Prategang
Eksentris
b. Sistem prategang yang merupakan kombinasi baja mutu tinggi dengan beton
mutu tinggi. Konsep ini merupakan kombinasi dua material yang menggambarkan
bahwa beton merupakan material yang menahan gaya tekan dan baja merupakan
material yang menahan gaya tarik. Kedua gaya tersebut membentuk kopel gaya
yang berfungsi untuk menahan gaya eksternal.
Adapun
batas batas tegangan ijin sistem prategang berdasarkan SNI T 122004 tentang Perencanaan Struktur Jembatan Beton adalah sebagai berikut :
Pada kondisi transfer yaitu kondisi dimana belum terjadi kehilangan gaya
prategang, tegangan yang diijinkan adalah sebagai berikut :
ft = -
fb = -
Standar
Pembebanan
Jembatan
SNI-T-02-2005
Aksi
Tetap
Aksi
Lingkungan
Aksi Lainnya
Analisa
Tegangan
Jembatan
Tahapan
perhitungan
tegangan
pada
gelagar
jembatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pengujian
Jembatan
Uji Beban
Statik
alat
mendapatkan
uji
hasil
atau
sensor
pengujian.
untuk
Biasanya
Uji Beban
dengan
Metode
Terintegrasi
Contoh Perhitungan
Diketahui :
Pelat Lantai Kendaraan : Mutu K-250, tebal 25 cm dicor setempat
Tebal lapisan Aspal : 10 cm
Diafragma : beton pracetak K-400 ukuran 300 x 700 mm
Jarak antar diafragma (L) = 4500 mm
Balok Induk : beton prategang pracetak post tension, mutu K-500
Jarak antara balok induk (B) = 1750 mm
Kehilangan gaya prategang total = 20%
Luas A
= 20 x 70
Luas B
= 2 x x 10
Luas C
= 20 x 65
Luas D
= 2 x x 10
Luas E
= 35 x 50
Luas Total (A Balok)
= 1440cm2
x 25
= 250 cm2
= 1300 cm2
x 15
= 150 cm2
= 1750 cm2
= 4850 cm2
fcb= -98,055(Tekan)
Jadi, tegangan tekan disisi bawah balok:
fcb=98,055 kg/cm2 Fc= 249 kg/cm2OK
Metode
Konstruksi
Jembatan
Beton
Prategang
a) Tempat Pencetakan
b) Acuan
c) Perlengkapan Pra-tegang
d) Perakitan Kabel Pra-tegang
e) Selimut Beton
f) Pengecoran Beton
g) Perawatan
1. Tempat Pencetakan
Lokasi setiap tempat pencetakan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
2. Acuan
Pipa acuan untuk membentuk lubang melintang dalam pekerjaan akhir atau
perkakas cetak lainnya yang akan membatasi regangan memanjang dalam
elemen acuan harus dilepas sesegera mungkin setelah pengecoran beton
sedemikian rupa sehingga pergerakan akibat penyusutan atau perubahan
temperatur beton dapat dikendalikan.
3. Perlengkapan Pra-Tegang
Perlengkapan penarikan kabel harus disediakan paling sedikit 2 alat pengukur
tekanan dengan permukaan diameter tidak kurang dari 150 mm, satu untuk
membaca lendutan akibat penegangan dan yang satunya untuk membaca
pembebanan selama operasi penegangan akhir. Alat pengukur tekanan harus
akurat sampai ketelitian 1 % kapasitas penuh
5.Selimut Beton
6. Pengecoran Beton
7. Perawatn
Perawatan dengan uap air dapat digunakan sesuai dengan yang disyaratkan.
TERIMAKASIH