MODUL 14
Metode Desain
1
Metode Desain AISC ‘05
Desain dengan Kekuatan Izin (ASD)
LRFD dengan Analisis Elastis
2
Desain dengan Kekuatan Izin (Allowable
Strength Design) (lanjutan)
Gaya dalam pada komponen struktur dilakukan
dengan analisis elastis orde pertama pada
kondisi beban kerja
Efek orde kedua dan inelastisitias ditinjau
secara tidak langsung
Faktor keamanan diterapkan hanya pada sisi
tahanan, dan keamanan dihitung pada kondisi
beban kerja (tak terfaktor)
Jadi pada ASD reliabilitas yang seragam tidak
mungkin dicapai
Metode desain
Ru ≤ φRn
Ru = kekuatan yang dibutuhkan (LRFD)
Rn = kekuatan nominal
Φ = faktor tahanan (< 1.0) (SNI: faktor reduksi)
3
LRFD dengan Analisis Elastis
(lanjutan)
LRFD memperhitungkan keamanan pada kedua sisi
(efek beban dan tahanan)
Setiap kondisi beban mempunyai faktor beban yang
berbeda yang memperhitungkan derajat uncertainty,
sehingga dimungkinkan untuk mendapatkan reliabilitas
seragam
Analisis yang dapat dipilih untuk mendapatkan efek
beban:
Analisis Elastis Orde Kedua, atau
Analisis Elastis Orde Pertama dan efek orde kedua
diperhitungkan dengan menggunakan faktor amplifikasi momen
B1 dan B2.
Efek inelastis ditinjau secara tidak langsung.
4
LRFD dengan Analisis Elastis
(lanjutan) Probability Density
β VR2 + VQ2
Pf = P[ln(R/Q<0]
ln(R/Q)
ln( R / Q)
Jika Pf ↓ maka β ↑. AISC: β = 3.0 (komponen struktur), β = 4.5 (sambungan)
5
Kombinasi Pembebanan pada LRFD
dengan Analisis Elastis (lanjutan)
D = beban mati
L = beban hidup
La = beban hidup di atap
H = beban hujan
W = beban angin
E = beban gempa
⎧0.5 jika L < 5 kPa
γL = ⎨
⎩ 1 jika L ≥ 5 kPa
Material Baja
6
Hubungan Tegangan – Regangan
(Hasil uji tarik)
f
Fu
Fy
E
1
Material Properties
Modulus Elastisitas E = 200000 MPa
Rasio Poisson µ = 0.3
Modulus Geser,
E
G=
2(1 + µ )
7
Material Properties
Jenis Baja Tegangan putus Tegangan leleh
tarik Fu (MPa) tarik Fy (MPa)
BJ 34 340 210
BJ 37 370 240
BJ 41 410 250
BJ 50 500 290
BJ 52 520 360
BJ 55 550 410
Komponen Struktur
Tarik
8
Kuat Tarik Rencana
Pu Pu
9
Faktor Shear Lag U
10
Eksentrisitas
untuk
menghitung U
11
Luas neto pada plat dengan lubang
berseling tebal = t
Pu g Pu
2
g
3
An = Ag - n d t s
An = Ag - n d t + Σ s t
2
rusak
4g
AISC : d = d lubang standar + 2 mm
dlubang standar = db + 2 mm (untuk db < 22 mm) Contoh Soal Komponen Struktur
= db + 3 mm untuk db > 22 mm) Tarik, ada Lubang Berseling
12
AISC ‘05: Geser Blok (Block Shear
Rupture Strength) (lanjutan)
Φ = 0.75
Agt = luas bruto yang mengalami tarik
Agv = luas bruto yang mengalami geser
Ant = luas neto yang mengalami tarik
Anv = luas neto yang mengalami geser
13
AISC ‘05: Geser Blok (Block Shear
Rupture Strength) (lanjutan)
14
Komponen Struktur
Tekan
15
Tekuk Lokal di flens
Potongan 1-1
Potongan 2-2
16
Tekuk Lokal (flens dan web)
b
λ=
Tidak langsing Langsing t
(kompak dan SNI: tidak ada
non kompak) AISC: pakai Q <1
λr
17
Batas Langsing – Tidak Langsing,λr
18
Batas Langsing – Tidak Langsing,λr
Pengali
BJ34 BJ37 BJ41 BJ50 BJ55
E
Fy = 210 Fy = 240 Fy = 250 Fy = 290 Fy = 410
Fy MPa MPa MPa MPa MPa
19
Qs untuk Siku Tunggal (AISC ‘05)
Qs
⎛ b ⎞ Fy
Qs = 1.34 − 0.76⎜ ⎟
⎝t⎠ E
1
0.53E
Qs = 2
⎛b⎞
0.64 Fy ⎜ ⎟
⎝t⎠
E E b/t
0.45 0.91
Fy Fy
20
Tekuk Komponen Struktur
(lanjutan)
Dapat terjadi pada jenis
penampang
Simetri tunggal,
Tekuk Torsi Lentur
Tanpa sumbu simetri
Tekuk Lentur
Hanya dapat terjadi terhadap sumbu utama (sumbu
dengan momen inersia max / min)
Kelangsingan komponen struktur didefinisikan dengan
kL
λ=
r
21
Tegangan Kritis Tekuk Lentur (SNI)
λ Fy
λc =
π E
E
λ > 4.71 atau Fe < 0.44 Fy Fcr = 0.877 Fe
Fy
22
Tegangan Kritis Tekuk Lentur
(AISC ‘05), Elemen Langsing
π 2E
Fe = 2
λ
QFy
E
λ ≤ 4.71
QFy
atau Fe ≥ 0.44QFy Fcr = Q 0.658 Fe
Fy
E
λ > 4.71 atau Fe < 0.44QFy Fcr = 0.877 Fe
QFy
1.0000
0.8000
Fcr (dalam Fy)
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
23
Kuat Rencana Penampang Siku Ganda dan
T (AISC ’05 Sec E4(a) dan SNI Butir 9)
Sumbu x = sumbu tak simetri, y = sumbu simetri
Hitung Fcr1 (tekuk lentur) terhadap sumbu x
Hitung Fcr2 (tekuk torsi lentur) terhadap sumbu y
Fcry + Fcrz ⎛⎜ 4 Fcry Fcrz H ⎞⎟
Fcr = 1− 1−
2H ⎜
⎝ ( )
Fcry + Fcrz ⎟⎠
2
Fcry adalah tegangan kritis tekuk lentur yang didapat dari rasio
kelangsingan terhadap sb y untuk profil T dan kelangsingan
modifikasi, untuk profil siku ganda,
Fcrz adalah GJ
Fcrz = 2
Ag r 0
Fcr = min(Fcr1 , Fcr2)
ΦcPn = 0.85FcrAg (SNI)
= 0.90FcrAg (AISC ’05) Contoh perhitungan kuat tekan
penampang siku ganda
penampang T
24
Penampang lainnya (AISC ’05 Sec
E4(b)
Simetri ganda (tekuk
torsi)
⎡ π 2 ECw ⎤ 1
Fe = ⎢ + GJ ⎥
(K L )2
⎦ Ix + I y
Simetri tunggal (tekuk ⎣ z
torsi lentur), y sumbu
simetri: Fey + Fez ⎛⎜ 4 Fey Fez H ⎞
⎟
Fe = 1− 1−
2H ⎜
⎝ (F ey + F ez )2
⎟
⎠
Tanpa sumbu simetri
(tekuk torsi lentur):
⎛ ⎛ xo ⎞
2
⎛ yo ⎞
2
⎞
Fe = root ( Fe − Fex )( Fe − Fey )( Fe − Fez ) − Fe ( Fe − Fey )⎜⎜ 2 ⎟⎟ − Fe ( Fe − Fex )⎜⎜ 2 ⎟⎟ = 0 ⎟
⎜ 2 2
⎜ ⎟
⎝ ⎝ r0 ⎠ ⎝ r0 ⎠ ⎠
25
Penampang lainnya (AISC ’05 Sec
E4(b) (lanjutan)
QFy
E
Fcr 2 = Q * 0.658 Fe
Fy jika λ ≤ 4.71
QFy
E
Fcr 2 = 0.877 Fe jika λ > 4.71
QFy
Fcr = min( Fcr1 dan Fcr 2 )
φc Pn = 0.90 Fcr Ag
26
Alignment Chart untuk mendapatkan k dari
GA dan GB
27
Balok (Profil I)
Pengelompokan Penampang
b
λ=
Kompak Tidak Kompak Langsing t
(Tidak ada (Ada masalah (Balok Pelat)
masalah tekuk lokal) tekuk lokal)
λp λr
28
Batas-batas λp dan λr profil WF
(dirol)
Elemen λ λp λr
bf E E
Flens 0.38 1.0
2t f Fy Fy
h E E
Web 3.76 5.70
tw Fy Fy
E
0.38
Fy 11.73 10.97 10.75 9.98 8.39
E
1.0 30.86 28.87 28.28 26.26 22.09
Fy
E
3.76 116.04 108.54 106.35 98.74 83.04
Fy
E
5.70 175.91 164.54 161.22 146.69 125.89
Fy
29
Daftar Profil WF Standar JIS yang Non Kompak
(berdasarkan kelangsingan flensnya)
30
Momen Leleh dan Momen Plastis
(terhadap sumbu kuat x)
Fy Fy
r
tf
x d
tw
Fy Fy
bf
Distribusi Distribusi
tegangan tegangan
normal normal
akibat Myx akibat Mpx
Momen Plastis
Terhadap sumbu x:
Mpx = Z xF y
Terhadap sumbu y:
Mpy = min(ZyFy dan 1.6SyFy)
31
Tekuk Torsi Lateral (LTB)
Lp Lr Lb
Tidak LTB LTB
ada inelastis elastis
LTB
32
Besaran di dalam Mn LTB
I y h0
rts =
2
2S x
π 2E
Fcr = Cb 2
⎛ Lb ⎞
⎜⎜ ⎟⎟
⎝ rts ⎠
E
L p = 1.76ry
Fy
E
Lr = πrts
0.7 Fy
I y = momen inersia terhadap sumbu lemah y
h0 = jarak antara pusat berat flens = d - t f
bf
33
Faktor Modifikasi untuk Momen tak
Seragam
⎛ 12.5M max ⎞
Cb = min⎜⎜ dan 3.0 ⎟⎟
⎝ 2.5M max + 3M A + 4M B + 3M C ⎠
Mmax = |momen maks di segmen Lb|
MA = |M di Lb/4|
MB = |M di Lb/2|
MC = |M di 3Lb/4|
SNI: Cb harus < 2.3. AISC ‘05: harus < 3.0
34
Faktor Modifikasi untuk Momen tak
Seragam (lanjutan)
Mu Beban apapun
Lb = L Cb = 1.0
Cb = 1.67
wu wu
Lb = L Lb = L/2
Cb = 2.38 Cb = 2.38
Pu Pu
Lb = L Lb = L/2
Cb = 1.92 Cb = 2.27
Kondisi batas
35
Momen Nominal untuk Tekuk Lokal Flens pada
Profil I Simetri ganda dengan Web Kompak,
Lentur Terhadap Sumbu y
bf
Bila flens nonkompak, yaitu: λp < ≤ λr
2t f
λ − λp
M n = M py − ( M py − 0.7 Fy S y )
λr − λ p
bf
Bila flens langsing, yaitu: λr <
2t f
0.69 ES y
Mn = 2
⎛ bf ⎞
⎜ ⎟
⎜ 2t ⎟
⎝ f ⎠
E E
λ p = 0.38 λ r = 1. 0
Fy Fy Kondisi batas
Kondisi batas
36
Leleh pada Flens Tarik (TFY)
Hanya dapat terjadi pada penampang I simetri
tunggal yang melentur terhadap sumbu kuat,
dengan Sxt < Sxc
Ix
S xt =
Flens tarik
yt yt
x Ix
yc S xc =
yc
Momen negatif
Mu < ΦbMn
Φb = 0.9
Contoh Perhitungan Kuat Lentur Rencana Profil I:
Kompak, Non Kompak
37
Momen Biaksial
Persamaan interaksi untuk kondisi momen
biaksial (momen terhadap sumbu x dan
terhadap sumbu y):
M ux M uy
+ ≤ 1 .0
φb M nx φb M ny
38
Koefisien Geser Web Cv
Cv
1.10 k v E / Fy
Cv =
h / tw
1.0
1.51kv E
Cv =
0.8 (h / t w ) 2 Fy
1.10
kv E
1.37
kv E 260 h/tw
Fy Fy
39
Kuat Geser Penampang I tanpa
Pengaku (AISC) (lanjutan)
h/tw maksimum untuk semua profil hot rolled standar JIS
adalah 50 (WF346x174) dan 49.43 (WF800x300)
2.24√(E/Fy) terkecil adalah untuk BJ 55, yaitu 49.47
Jadi: kuat geser rencana semua profil hot rolled Standar
JIS (kecuali WF346x174 Bj. 55) dapat dihitung dengan
tw d
bf N
B
40
Plat Landasan Balok (lanjutan)
N harus cukup untuk mencegah leleh pada badan (web
yielding) dan lipat pada badan (web crippling).
Web Yielding:
Penyebaran beban diasumsikan berarah 1:2.5 (vertikal :
horizontal)
R
N + 5k
d
N + 2.5k
41
Plat Landasan Balok (lanjutan)
Web Crippling adalah tekuk di badan akibat gaya tekan yang
disalurkan melalui flens. Faktor tahanan = 0.75.
Kuat rencana untuk Web Crippling di lokasi beban interior.
⎡ N ⎞⎛⎜ tw ⎞⎟ ⎤ EFy t f
1.5
⎛
φRn = φ 0.80t ⎢1 + 3⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎥
2
w
⎢ ⎝ d ⎠⎝ t f ⎠ ⎥ tw
⎣ ⎦
Kuat rencana untuk Web Crippling di lokasi tumpuan
⎡ N ⎞⎛⎜ tw ⎞⎟ ⎤ EFy t f
1.5
⎛ N
φRn = φ 0.40t ⎢1 + 3⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎥
2
w untuk ≤ 0.2
⎢ ⎝ d ⎠⎝ t f ⎠ ⎥ tw d
⎣ ⎦
⎡ ⎛ tw ⎞ ⎤ EFy t f
1.5
⎛ 4N ⎞ N
φRn = φ 0.40t ⎢1 + ⎜
2
− 0.2 ⎟⎜ ⎟ ⎥ untuk > 0.2
w
⎢ ⎝ d ⎜ ⎟
⎠⎝ t f ⎠ ⎥ tw d
⎣ ⎦
42
Plat Landasan Balok (lanjutan)
Plat landasan, luas =
A1=BN
Denah
2.222 Ru n 2
t≥
BNFy
B − 2k
dengan n=
2
Contoh Perhitungan Plat Landasan Balok
43
Pu
Landasan
Kolom
m
n
0.95d
N d
0.80bf
bf
A2
φc = 0.60 ; Pp = 0.85 f c ' A1
A1
Plat N − 0.95d B − 0.8b f
m= ; n=
Landasan 2 2
Kolom ⎛ 4db f ⎞ Pu
X =⎜ ⎟
⎜ (d + b ) 2 ⎟ φ P
⎝ f ⎠ c p
2 X
λ = min(1.0, )
1+ 1− X
1
n' = db f ; l = max(m, n, λn' )
4
2 Pu
Contoh Perhitungan
t ≥l
Plat landasan Kolom
0.9 BNFy
44
Balok Kolom
(Profil I)
b
λ=
Kompak Tidak Kompak Langsing t
(Tidak ada (Ada masalah (Balok Pelat)
masalah tekuk lokal) tekuk lokal)
λp λr
Untuk flens (SNI dan AISC ’05): λp dan λr
sama seperti pada balok
45
Batasan Kekompakan Penampang
Balok Kolom (lanjutan)
Untuk web (SNI):
Pu E ⎛⎜ 2.75Pu ⎞⎟
Jika ≤ 0.125, λ p = 3.76 1−
φb Py Fy ⎜⎝ φb Py ⎟⎠
P ⎛ E ⎛⎜ P ⎞ E ⎞⎟
Jika u > 0.125, λ p = max⎜1.12 2.33 − u ⎟,1.49
φb Py ⎜
⎝ Fy ⎜⎝ φb Py ⎟⎠ Fy ⎟⎠
P E ⎛⎜ 0.74 Pu ⎞⎟
Untuk semua nilai u , λr = 5.70 1−
φb Py Fy ⎜⎝ φb Py ⎟⎠
dengan Py = Ag Fy
46
Persamaan Interaksi Khusus Gaya Aksial
Tekan dan Momen Terhadap Sumbu x
Pu
φc Pn
1.0
0.2
M ux
0.9 1.0 φb M nx
Efek P-delta ∆ P
P
47
Efek P-delta (lanjutan)
Efek P-delta diperhitungkan dengan menggunakan faktor
pembesar momen B1 dan B2:
M u = B1M nt + B2 M lt
Tidak ada di SNI Pu = Pnt + B2 Plt
Mnt = momen maks dgn asumsi tdk ada goyangan (nt = no
translation)
Mlt = momen maks akibat goyangan (lt = lateral translation).
Momen ini dapat disebabkan oleh beban lateral atau oleh
beban gravitasi yang tak simetris. Mlt = 0 jika balok kolom
memang tak bergoyang.
B1 = faktor amplifikasi untuk momen yang terjadi pada balok
kolom, apabila balok kolom tersebut ditahan goyangannya
(atau memang tak bergoyang)
B2 = faktor amplifikasi untuk momen akibat goyangan
48
Faktor Amplifikasi B1
⎛ ⎞
⎜ ⎟
⎟ dengan P = π EAg
2
Cm
B1 = max⎜1.0 dan
⎜ P + Plt ⎟ e1
⎛ KL ⎞
2
⎜ 1 − nt ⎟ ⎜ ⎟
⎝ Pe1 ⎠ ⎝ r ⎠
Faktor Cm di dalam B1
Bila tidak ada beban transversal:
⎛M ⎞
Cm = 0.6 − 0.4⎜⎜ 1 ⎟⎟
⎝ M2 ⎠
M1 = momen ujung dg harga mutlak terkecil
M2 = momen ujung dg harga mutlak terbesar
Bila ada beban transversal:
SNI:
Kedua ujung adalah jepit: Cm = 0.85
Kedua ujung adalah sendi: Cm = 1.0
AISC ‘05: dihitung dengan analitis, atau ambil Cm = 1.0
Contoh Perhitungan Balok Kolom Tak Bergoyang
49
Tanda M1/M2 di dalam Cm
Faktor Amplifikasi B2
1
B2 =
1− ∑
Pnt
∑ Pe 2
ΣPnt = jumlah beban terfaktor di semua kolom
pada tingkat yang sedang ditinjau, dengan
asumsi tanpa goyangan
ΣPe2 = jumlah beban kritis tekuk elastis Euler
untuk semua kolom di tingkat yang sedang
ditinjau. Di dalam rumus Euler, KL/r adalah
untuk sumbu tekuk = sumbu lentur. Faktor
panjang efektif K adalah untuk kondisi
bergoyang, jadi K > 1.0.
50
Contoh Kolom Bergoyang
AJR
Contoh
perhitungan
Kolom Bergoyang
Daftar Pustaka
American Institute of Steel Construction. 2005. Specification for
Structural Steel Buildings. AISC, Inc. Chicago.
American Institute of Steel Construction. 1999. Load and Resistance
Factor Design Specification for Structural Steel Buildings. AISC, Inc.
Chicago.
SNI 03-1729-2000. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung.
Segui, William T. 2003. LRFD Steel Design. 3rd Edition. Thomson
Brooks/Cole.
McCormac, Jack C & J.K. Nelson Jr. 2003. Structural Steel Design:
LRFD Method. 3rd Ed. Prentice Hall. New jersey.
Chen, W.F. & I Sohal. 1995. Plastic Design and Second-Order
Analysis of Steel Frames. Springer-Verlag. New York.
Brockenbrough, Roger L & Frederick S. M. 1999. Structural Steel
Designer’s Handbook. McGraw-Hill, Inc. New York.
51
Terima kasih
52