Struktur Baja
dengan Metode
LR II
F
(Berdasarkan SNI 03-1729-
2002)
PERENCAATAAAT
STRUKTUR BAJA
DENGAN METODE LRFD
(Sesuai SNI 03-1729-2002)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
suatu Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara
AGUS SETIAWAN
.4$
PENERBIT ERLANGGA JI. H. Baping Raya No. 100 Ciracas, Jakarta 13740
http://www.erlangga.co.id e-mail: editor@erlangga.net (Anggota IKAPI)
Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD
(Sesuai SNI 03-1729-2002)
Agus Setiawan
Hak Cipta © 2008 pada pengarang. Hak terbit pada Penerbit Erlangga Editor:
Lemeda Simarmata
Buku ini diset dan dilayout olch Bagian Produksi Penerbit Erlangga dengan
Power Macintosh G4 (Adobe Garamond 10 pt)
12 11 10 09 9 8 6 5 4 3 2
Dilarang keras mengutip, tnenjiplak, tnettzlotokva. at,zu dalam bentuk apa pun,
baik sebagian atau keseluruhan isi buku int seira tertztlis dart
Penerbit Erlangga.
Agus Setiawan
DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi vii
B a b 1 P E N D A H U LUA N 1
B a b 3 B ATA N G TA R N 2 9
3.1 Pe n d a h u l u a n 2 9
3.2 Tahanan Nominal 31
3.3 Luas Netto 32
3.4 Efek Lubang Berselang—Seling pada Luas Netto 33
3.5 Luas Netto Efektif36
3.6 Geser Blok (Block Shear) 41
3.7 Kelangsingan Struktur Tarik 44
3.8 Transfer Gaya Pada Sambungan 46
Soal—soal Latihan 47
viii DAFTAR ISI
B a b 4 B ATAN G T E K A N 5 0
4.1 Pen da hu l ua n 5 0
4.2 Tekuk Elastik Euler 50
4.3 Kekuatan Kolom 51
4.4 Pengaruh Tegangan Sisa 52
4.5 Kurva Kekuatan Kolom Akibat Tegangan Sisa 52
4.6 Tahanan Tekan Nominal 56
4.7 Panjang Tekuk 57
4.8 Masalah Tekuk Lokal 61
4.9 Komponen Struktur Tekan Tersusun 61
4.10 Tekuk Torsi dan Tekuk Lentur Torsi 66
Soal-soal Latihan 79
5.1 Pendahuluan 81
5.2 Lentur Sederhana Profil Simetris 81
5.3 Perilaku Balok Terkekang Lateral 82
5.4 Desain Balok Terkekang Lateral 85
5.5 Lendutan Balok 88
5.6 Geser pada Penampang Gilas 91
5.7 Beban Terpusat Pada Balok 94
5.8 Teori Umum Lentur 99
Soal-soal Latihan 107
6. 1 Pen d a hu l ua n 1 0 9
6.2 Tahanan Nominal Baut 110
6.3 Geser Eksentris 115
6.4 Kombinasi Geser dan Tarik 123
6.5 Sambungan yang Mengalami Beban Tarik Aksial 127
6.6 Geser dan Thik Akibat Beban Eksentris 128
Soal-soal Latihan 132
7. 1 Pen d a hu l ua n 1 3 7
7.2 Jen is-jenis Sambungan 138
7.3 Jenis-jenis Las 138
7.4 Pembatasan Ukuran Las Sudut 139
7.5 Luas Efektif Las 140
7.6 Tahanan Nominal Sambungan Las 141
7.7 Geser Eksentris-Metoda Elastik 146
7.8 Geser Eksentris-Metoda Plastis 148
7.9 Behan Eksentris Normal pada Bidang Las 152
Soal-soal Latihan 153
DAFTAR ISI ix
B a b 11 B A L O K — K O L O M 2 4 6
12.3 Lebar
Efektif Balok
Komposit
284
12.4 Sistem
Pelaksanaan
Komponen
Struktur
Komposit
288
12.5 Kuat
Lentur
Nominal
292
12.6
Penghubung
Gescr
295
1
2
.
7
B
a
l
o
k
K
o
m
p
o
s
i
t
p
a
d
a
D
a
e
r
a
h
M
o
m
e
n
N
e
g
a
t
i
f
3
0
4
1
2
.
8
L
e
n
d
u
t
a
n
3
0
6
12.9 Dek Baja
Gelombang
309
12.10 Kolom
Komposit
315
Soal—
soal
Latihan
320
Bab 13
SAMBUNGA
N PADA
KONSTRUK
SI
BANGUNAN
GEDUNG
322
13.1
Sambungan
Balok Induk
dengan Balok
Anak
322
13.2
Sambungan
Balok—Kolom
324
13.3
Sambungan
Balok—Kolom
Diperkaku
325
13.4
Sambungan
Penahan
Momen
327
13.5
Sambungan
Balok—Kolom
dengan
Pengaku
329
Soal—
soal
Latihan
332
LAMPIRAN
JAWABAN SOAL
—SOAL
LATIHAN
DAFTAR
PUSTAKA
1NDEKS
Pendahuluan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah mempelajari bab ini, rnahasiswa diharapkan dapat:
Mendefinisikan semua jenis beban yang bekerja pada suatu
struktur bangunan
Menyusun kombinasi pembebanan berdasarkan konsep LRFD
1.2 BEBAN
dengan C adalah
faktor respon gempa yang ditcntukan berdasarkan lokasi
bangunan dan jenis tanahnya, I adalah faktor keutamaan
gedung, R adalah faktor reduksi gempa yang tergantung pada
jenis struktur yang bersangkutan, sedangkan W, adalah berat
total bangunan termasuk beban hidup yang bersesuaian.
Varian
1(x —
N —1
3.Fungsi Kerapatan Probabilitas
Fungsi Kerapatan Probabilitas (Probability Density
Function/PDF) merupakan fungsi yang terdcfinisi pada suatu
selang interval kontinu, sehingga luas daerah di bawah kurva
(yang didefinisikan oleh fungsi tersebut) dan di atas sumbu x
adalah sama dengan satu. Untuk suatu variabel acak yang
terdistribusi normal (Gaussian), maka kurva PDF akan
mempunyai bentuk seperti suatu genta/lonceng, dan
mempunyai persamaan:
1 1fx —
m —00<x<a 1.4
P(x)=
427 exp
2 1 a
dengan p(x) merupakan peluang terjadinya variabel x sebagai
fungsi dari nilai rerata in = x dan Standard Deviasi 6, dari
suatu data yang terdistribusi normal. Bentuk kurva PDF
tidak selalu terpusat pada sumbu koordinat namun tergan-
tung dari perubahan m dan 6. Beberapa bentuk kurva PDF
untuk m dan 6 yang berbeda ditunjukkan dalam Gambar 1.3.
Selanjutnya didefinisikan pula fungsi distribusi
probabilitas, P(x) yang dirumuskan sebagai:
A = In 1.7
:\11
+
= Vin(1+ V2) 1.8
A= 1.9
8 BAB 1 PENDAHULUAN
ft/r)
Vq)
Q , R
R
Q R
Gambar 1.4 Fungsi Kerapatan Probabilitas Tahanan dan Bcban
adalah
dengan R dan nilai rerata,
a alah
koefisien variasi dari tahanandan dan
(7 () adalah
beban, standar
serta F(deviasi,
) adalahV R fungsi
distribusi kumulatif. Fungsi distribusi kumulatif adalah integrasi
dari f(x) dengan batas integrasi adalah dari -00 hingga u dan akan
menghasilkan nilai peluang di mana x lebih kecil daripada u. Hasil
integrasi ini diperlihatkan dengan daerah yang berarsir dalam
Gambar 1.5.
- 0 0
• x
Gambar 1.5 Definisi
ukuran dari keamanan dan koefisien dari standar deviasi, /3, sering
disebut sebagai indeks keandalan.
10 BAB 1 PENDAHULUAN
f(g)
Daerah kegagalan
Luas daerah = pf
g = In(R Q)
- In[ g
Gambar 1.6 Indeks Keandalan p umiak R dan Q Lognormal.
Jika tahanan R dan beban Q keduanya terdistribusi lognormal serta tidak sating
terkorelasi, maka nilai rerata dari
g(R,Q) adalah:
g=In Q 1.14
dengan R dan Q
adalah nilai rerata, V V dan 1/ Q
adalah koefisien variasi dari
R dan
Dengan menyamakan /3.6 dengan maka diperoleh hubungan:
1.17
1.16
Hubungan antara p1 dcngan /3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: p1 =
1.18
460.exp(-4,30)
in 460
Pf ,
atau 10 ' < p f <10-9
4,3
0 Pf P1 0
2,50 0,99E-02 1,00E-02 2,50
3,00 1,15E-03 1,00E-03 3,03
3,50 1,34E-04 1,00E-04 3,57
4,00 1,56E-05 1,00E-05 4,10
4,50 1,82E-06 1,00E-06 4,64
5,00 2,12E-07 1,00E-07 5,17
5,50 2,46E-08 1,00E-08 5,71
1 . 6 D E S A I N L R F D S T R U K T U R B A J A 11
V = (7(2 = 415 =
0,085 Q Q 4870
Gunakan persamaan 1.16 :
,
3 = I nR// Q
(
in 739
,9/4/ 870)
— 3,68
\ IV R
2
+V2
N10,075 +0,058
2
dengan:
1) adalah beban mad yang diakibatkan oleh berat konstruksi
permanen, termasuk dinding, lantai atap, plafon, partisi temp,
tangga dan peralatan layan temp
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung,
termasuk kejut,
tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain
—lain
L adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan
oleh pekerja, peralatan,
dan material atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan
air
W adalah beban angin
E adalah beban gempa yang ditcntukan dad peraturan gempa y, =
0,5 bila L < 5 kPa, dan y , = 1 bila L > 5 kPa. Faktor beban
untuk L harus sama dengan 1,0 untuk garasi parkin, daerah
yang digunakan untuk pertemuan umum dan semua daerah
yang memikul beban hidup lehih besar dari 5 kPa.
n CONTOH 1.2:
Suatu struktur pclat lantai dipikul oleh balok dari profil WF
450.200.9.14 dengan jarak
antar balok adalah sebesar 2,5 m (as ke as). Behan mati pelat lantai
sebesar 2,5 kN/
m' dan beban hidup 4 kN/m2. Hitunglah beban terfaktor yang harus
dipikul oleh balok tersebut sesuai kombinasi I.RFD (SNI 03-1729-2002)!
JAWAB:
Tiap balok harus memikul berat sendiri ditambah beban dari pelat
selebar 2,5 m. D = 0,76 + 2,5(2,5) = 7,01 kN/m
L = 2,5(4) = 10 kN/in
Karena hanya ada 2 jenis beban yakni beban mati dan beban hidup, maka
hanya perlu diperiksa terhadap kombinasi beban 1.1 dan 1.2 :
(1.20.a) U = 1,4D = = 9,814
(I.20.b) U = 1,2D + 1,4(7,01)
1,6L + ataukN/m
= 1,2(7,01) + 1,6(10) + 0,5(0) = 24,412
kN/m Jadi, beban terfaktor yang menentukan adalah
sebesar 24,412 kN/m.
n CONTOH 1.3:
Suatu sistem struktur atap dari profil WF 400.200.8.13 yang
diletakkan setiap jarak 3 m, digunakan untuk memikul beban mati
sebesar 2 kN/m 2 , beban hidup atap 1,5 kN/m - ' serta beban angin 1
kN/m 2 . Hitunglah beban terfaktor yang harus dipikul oleh profil
tersebut!
JAWAB:
Beban—beban yang harus dipikul profil tersebut adalah:
D =0,66 + 3(2) = 6,66 kN/m
L = 0 kN/m
L =3(1,5) = 4,5 kN/m
1,6 DESAIN LFRD STRUKTUR BAJA 13
W = 3(1) = 3 kN/m
Periksa terhadap kombinasi pembebanan 1.1 hingga 1.5:
(1.20.a) U = 1,4D = 1,4(6,66) = 9,324 kN/m
(1.20.b) U = 1,2D + 1,6L + 0,5(L„ atau H)
= 1,2(6,66) + 1,6(0) + 0,5(4,5) = 10,242 kN/m
(1.20.c) U = 1,2D + 1,6(L atau H) + (y 1 .L atau 0,8 W)
= 1,2(6,66) + 1,6(4,5) + 0,8(3) = 17,592 kN/m
(1.20.d) U = 1,2D + 1,3W + y,.L + 0,5(L atau H)
= 1,2(6,66) + 1,3(3) + 0 + 0,5(4,5) = 14,142 kN/m
( 1. 2 0 . e ) U = 0 , 9D + 1, 3 W
= 0,9(6,66) + 1,3(3) = 9,894 kN/m atau 2,094 kN/m
Jadi, beban terfaktor yang hams dipikul profil tersebut adalah
sebesar 17,592 kN/m
nCONTOH 1.4:
Sebuah kolom baja dari suatu struktur bangunan gedung, memikul
beban-beban aksial sebagai berikut: beban coati 85 ton, beban hidup
(far; atap 25 ton, beban hidup dari lantai bangunan 110 ton, beban
angin + 35 ton, beban gempa + 30 ton. Hitunglah beban desain
kolom sesuai kombinasi LRFD!
JAWAB:
Beban-beban yang harus dipikul profit tersebut adalah:
D = 85 ton W = + 5 ton
L = 25 ton E = + 30 ton
L = 110 ton misalkan diambil yl =
0,5
Faktor Tahanan
Faktor tahanan dalam perencanaan struktur berdasarkan metode LRFD,
ditentukan dalam tabel 6.4-2 SNI 03-1729-2002, sebagai berikut:
a.Komponen struktur yang memikul lentur 0 = 0,90
b.Komponen struktur yang memikul gaga tekan aksial0 = 0,85
c.Komponen struktur yang memikul gava tank
1)Terhadap kuat tank leleh 0 = 0,90
2)Terhadap kuat tank fraktur 0 = 0,75
14 BAB 1 PENDAHULUAN
2. 2 M ATE RI AL B AJ A
Tegangan, MPa
tegangan leleh akibat regangan 0,5%
800
80
500
Kemiringan E
4 I I I 4
0 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025
Regangan e, inci/inci
Gambar 2.4 Hubungan tegangan—regangan tipikal. (Sumber: Salmon & Johnson, Steel
Structures Design and Behavior, 4' ed.)
f A
daerah daerah
elastis plastis
y u
f p
2%
regangan
permanen
f
, : batas elastis
,, 4 : tegangan leleh atas dan bawah
f
20 BAB 2 MATERIAL BAJA DAN SIFAT-SIFATNYA
: tegangan putus
: regangan saat mulai terjadi efek strain–hardening
(penguatan regangan) : regangan saat tercapainya
tegangan putus
-
4
-200 -100 0 100 200
T drop ratu re rrf oj
H igh Carbon steel . • Lt tA l G ar b o r st e e l
orked Errms A l er , r o r ur ,
eppQ1 Aunten din Stain s Steel
A nnealed eras
22 BAB 2 MATERIAL BAJA DAN SIFAT-SIFATNYA
2.2
Dengan 6 i, a„ a, adalah
merupakan tegangan— 2.3
tegangan utama,
sedangkan CT
adalah < 1
tegangan efektif.
Dalam banyak
perencanaan
struktur mendekati nol atau cukup kecil
f2 fy2 2.4 fy 2
E
2.6 PERILAKU BAJA PADA TEMPERATUR TINGGI
23
leh
an
an
)),
im
PY
ni
. r-
:y
h
it
Temperatur, °C
200 400 600 800 1000
1,2
1
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0 400 800
1200 1600
2000
Temperatur, °F
io
o_
0. a) 1,0
cf)
o_ E a- co -• o o
0,8
co-te• am A- -0
4-
-c) 0_ CZ
o_ c E 1:7) 0,6
0 _ 0 , 8s) .
2E
E •-5
cci °- 0,4
co)
cl as co c
o c co 0,2
2 • a.) 2
E es) co CC CD Q.) 2
0 200 1
0 400 600 801 1
0 1000
Temperatur, °F
Tegangan Tank
Hubungan tegangan-
E (tegangan
regangan elastis-plastis
putus)
a
C7 r
) t
peningkatan
a
tegangan
leleh
akibat
Kemiringan
penguatan
elastis
regangan
Regangan permanen
peningkatan
ct, tegangan
peningkatan akibat strain
akibat aging
penguatan
regangan
D
Regangan
Daktilitas setelah
penguatan regangan
dan strain aging
„.---"Arah
,/transversal
t o
)a
Arah penggilingan
in
in Z = Arah ketebalan
tit
Gambar 2.12 Arah Gilas, Arah Transversal, dan Arah Ketebalan
iiki Batang tarik banyak dijumpai dalam banyak struktur baja, seperti
struktur-struktur jembatan, rangka atap, menara transmisi, ikatan
angin, dan lain sebagainya. Batang tarik ini sangat efektif dalam
memikul beban. Batang ini dapat terdiri dari profit tunggal ataupun
profil-profil tersusun. Contoh-contoh penampang batang tarik adalah
profil bulat, pelat, siku, siku ganda, siku bintang, kanal, WF, dan lain-
lain. Gambar 3.1 menunjukkan beberapa penampang dari batang
tarik yang umum digunakan.
tn
,
an
ra (a) pelat
1E
(h) profil kanal ganda
(b) bulat pejal
I
(i) profil S
(c) prof!! kanal
L
(d) profil siku
tl JL
(e) profil siku ganda (f) profil siku bintang (g) profil WF
g
Gambar 3.1 Beberapa Penampang Batang Tarik
3 0 B A B 3 B A TA N G TA R I K
Gambar 3.3 Struktur Rangka Jembaran Kercta Api. (.Somber.• Koleksi Pribadi)
2 TAHANAN NOMINAL
Dalam menentukan tahanan nominal suatu batang tarik, harus diperiksa terhadap tiga macam
kondisi keruntuhan yang menentukan, yaitu:
a.leleh dari luas penampang kotor, di daerah yang jauh dari sambungan
b.fraktur dari luas penampang efektif pada daerah sambungan
c.geser blok pada sambungan
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang
memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar T, maka harus memenuhi:
< 0. T, 3.1
SNI 03-1729-2002 menggunakan notasi N. untuk menyatakan gaya tarik aksial ter -
faktor, namun dalam buku ini digunakan notasi T untuk membedakan dengan notasi
untuk gaya tekan aksial yang akan dibahas dalam bab selanjutnya. T adalah tahanan
nominal dari penampang yang ditentukan berdasarkan tiga macam kondisi keruntuhan
batang tarik seperti telah disebutkan sebelumnya.
Besarnya tahanan nominal, T, suatu batang tank untuk ripe keruntuhan leleh dan fraktur
ditentukan sebagai berikut:
u-
*.xldisi Leleh dari Luas Penampang Kotor
di
sa Bila kondisi leleh yang menentukan, maka tahanan nominal, T., dari batang tank memenuhi
g. persamaan:
tk T = AA .f f 3.2
ai
Dengan A g = luas penampang kotor, mm `
f= kuat leleh material, MPa
tegangan menjadi konstan sebesar f, dengan deformasi yang masih berlanjut sehingga semua
serat dalam material mencapai e), atau lebih. Tegangan yang terkonsentrasi di sekitar lubang
tersebut menimbulkan fraktur pada sambungan.
0--
f 3f
max rerata
CONTOH 3.1:
Hitting luas netto, An dari batang tank berikut ini. Baut yang digunakan
berdiameter 19 mm. Lubang dibuat dengan metode punching.
Pelat 6 x 100 mm
JAWAB:
Luas kotor,= 6 x 100 = 600
mm 2 Lebar lubang` = 19 + 2
= 21 mm
A = A — ( lebar lubang x tebal pelat )
7
= 600 — 6(21) = 474 mm2 < 85%.A 510 mm2)
OK
3.4 EFEK LUBANG BERSELANG-SELING .. 33
Lubang baut dapat diletakkan berselang-seling seperti dalam Gambar 3.5. Dalam SN1 03 -
3. 3 1729-2002 pasal 10.2.1 diatur mengenai cara perhitungan luas netto penampang dengan
lubang yang diletakkan berselang-seling, dinyatakan bahwa luas netto hares dihitung
berdasarkan luas minimum antara potongan 1 dan potongan 2.
T T
isi
lis
Ga mbar 3.5 Kerun tuhan P ot on gan 1 -1 c lan
lg
Dengan: A = luas penampang kotor
1 -
H 55
9
60
T 60
100
C 1
--e-
75
34 B A B 3 B A TA N G T AR I K
A n = 1 7 70 - 3 ( 2 1 ) ( 6 ) + 55 x 6 + 5 5 x 6 = 1 5 1 3 m m 2
4x60 4x100
Potongan ABC:
An = 1770-3(21)(6)+ 55 2 x 6 50 2 x 6 = 1505,125 mm 2
4x60 4x100
Periksa terhadap syarat A„ < 0,85.Ag
0,85.A = 0,85(1770) = 1504,5 mm 2
Jadi A„ minimum adalah 1504,5 mm 2 .
O
g, + 92 -
t
O
c. Frotil W
CONTOH
3.3:
0
An =
0
0
3.4 EFEK LUBANG BERSELANG-SELING ...
35
Hitung A, minimum dari batang tarik berikut, yang terbuat dari profil
siku L 100.150.10. Dengan 0 lubang = 25 mm.
JAWAB:
______________
6
0Luas kotor, 0 ____________
= 2420 mm ( tabel profil baja )
2
it Lebar
A g = 25 + 2 = 27
5
lubang mm
Potongan
5 A n = 2420 - = 1880
AC: 2(27)00) mm2
75 75 2
Potongan 60ABC: A n = 2420 - 3(27)00) + 75 x10 - mm2
CONTOH 3.4:
Hitunglah luas netto dari profil CNP 20 berikut ini, jika baut yang
digunakan berdiameter 16 mm.
JAWAB:
50 + 30
50 8,5
= 71,5
100 O00°(
0
:) °
50
O
I IIII
4 @ 50
1 2
Ukuran lubang = 16 + 2 = 18
Potongan 1: An = - 2(18)mm- 8,5(18) = 2653 mm 2
3220 (11,5)
50 2 x(11,5+8,5)/2 50 2 x8,5
Potongan 2: An = - 2(18) -2(18)(8,5) +
3220 (11,5) 4x 71, 5 4x 100
= 2640,54 mm2
36 B A B 3 B A TA N G TA R I K
H
xl
H Hi
x = [max(x 1 , x 2 )] x x
Apabila gaya tank disalurkan dengan mcnggunakan alat sambung las, maka
akan ada 3 macam kondisi yang dijumpai, yaitu:
1.bila gaya tank disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen bukan
pelat, atau oleh kombinasi las memanjang dan melintang, maka: A = A
2.bila gaya tank disalurkan oleh las melintang saja:
A = luas penampang yang disambung las (U =
1)
3.bila gaya tank disalurkan ke elemen pelat oleh las memanjang sepanjang
kedua nisi bagian ujung, elemen: A, = (IA
3.5 LUAS NETTO EFEKTIF 37
1 Sala,
sebut
-
a kan
yang
ljang ; Gambar 3.7 Eksentrisitas Sambungan, untuk
tilah Profit WI'
10.2
shwa
Akan
U = 0,75
nCONTOH 3.5:
Sebuah pelat 10 x 150 mm dihubungkan
dengan pelat berukuran 10 x 250 mm
menggunakan sambungan las seperti
pada gambar. Hitunglah tahanan tank
rencana dari struktur tersebut jika
mutu baja adalah BJ 41 (f = 250 MPa. f
= 410 MPa)
38 BAB 3 BATANG TARIK
pelat 10 x 250 mm
pelat 10 x 150 mm
J
A
W
A
B
:
K
o
n
d
i
s
i
I
e
l
e
h
:
OTC = OAK"; =
0,90(10)(150)
(250) = 33,75 ton
Kondisi fraktur:
1
,
5
w
2
2
5
m
m
>
/
=
2
0
0
m
m
>
1
5
0
m
m
—
>
0
,
7
5
A
,
U
.
A
0
,
7
5
(
1
0
)
0
5
0
)
=
1
1
2
5
m
m
2
OT = O.A , f =
0,75(1125)(410)
= 34,6 ton
Jadi, tahanan tarik
rencana dari
komponen struktur
tersebut adalah
sebesar 33,75 ton.
CONTOH 3.6:
Hitunglah tahanan
tarik rencana dari
profil siku 50.50.5
yang dihubungkan
pada suatu pelat
buhul seperti pada
gambar berikut.
Mutu baja adalah BJ
37
t x = 14 mm
Tu
50
JAWAB:
Karena pada ujung
profil siku juga
terdapat sambungan
las, maka nilai U
harus dihitung
b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n
p
e
r
s
a
m
a
a
n
1
-
-
0
,
9
K
o
n
d
i
s
i
I
e
l
e
h
:
OT , = tpA g fy =
0,90(480)(240) =
10,368 ton
Kondisi fraktur:
14
U = 1--z▪ = 1—
To = 0,72 <0,9
(OK)
OT = 0-A e f u =
0,75(345,6)(370)
= 9,59 ton
Jadi, tahanan tarik
rencana dari
komponen struktur
tersebut adalah
sebesar 9,59 ton.
• CONTOH 3.7:
Tentukan tahanan
tarik rencana dari
profil WF
300.150.6,5.9 pada
gambar berikut ini,
jika baut yang
digunakan mempunyai
diameter 19 mm.
3.5 LUAS NETTO EFEKTIF 39
14180 a
0
65
— 80 +100— =136,75
1-100 2 2
by
6, 0
0d
40 40
000 I 0 0
____________________________________________—jl.
I
---------------)
atu A, = 0,85.A 9 Ae = 0,75.A 9
(a) siku atau siku ganda (b) siku atau siku ganda
tog
A, = 0,85-A n
A. = 0,90-A n A. = 0,90-A n
(e) WF, blh > 2/3 (f) T, blh > 2/3 (untuk profit WF induk)
JAWAB:
Menghitung luas :retro profit:
Potongan
= 4678 - 4(9)(19+2) = 3922 mm -1
Potongan
A 4678 - 4(9)(19+2) 2(6,5)(19+2) + 2 • 40i(6,5+9)/2
4x136,75
= 3694,34 mm`
85% A = 0,85(4678) = 3976,3 mm 2
Jadi, A =: 3694,34 mm 2
Karena tiap bagian profit tersambung, maka distribusi tegangan terjadi
secara merata pada bagian Hens dan web, sehingga nilai 1.i dapat
diambil sama dengan 1,0.
Kondisi
rhT = {1)A,.f = 0,90(4678)(240) = 101,04 ton
Kondisi fraktur:
A = U. A = 1,0(3694,34) = 3694,34 mm 2
= 0,75(3694,34)(370) = 102,52 ton
Jadi, tahanan tank rencana dari komponen struktur tersebut adalah
sebesar 101,04 ton.
CONTOH 3.8:
Suatu pelat baja setebal 20 mm disambungkan ke sebnah pelat
buhul dengan alat sambung baut berdiameter 19 mm. Tika mute
baja BT 37, hitunglah beban kerja maksimum yang dapat dipikul
oleh pelat tersebut (beban kerja terdiri dari 20% beban marl dan
80% beban hidup)
JAWAB:
Menghitung luas
netto, A.: Pot.1-2-3:
A,, 20(320 - 3(19 + 2)) = 5140 mm 2
01
04
4 @ 6 0 60 02 320
05
0 3
1-50--h- 80 --,
Pot. 1-4-2-5-3:
= 20(320 - 5(19 + 2)) + 4. 80 2 x 20 = 6433,3 mm :
4 x 60
Pot. 1-4-5-3:
A = 20(320 - 4(19 + 2)) + 2-802 x20 = 5786,6 mm2
4 x 60
3.6 GESER BLOK 41
Pot. 1-4-6:
Arr - -
= 20( 320 - 3( 19 + 2)) + 80 x 20 50 2 x 20 5881, 63 mm
4x60 4x60
85% A = 0,85(320)(20) = 5440 mm 2
Jadi, A rr min - 5140 mm'
Koefisien reduksi U = 1 - ATIL = 1 - ( 1/2•2011.30 ) = 0,923 > 0,9
—> U = 0,9 Kondisi leleh:
OT „ = 0/1J; = 0,90(6400)(240) = 138,24 ton
Kondisi fraktur:
A, = LTA , = 0,9(5140) = 4626 M I T I -
Dengan:
A = Luas kotor akibat geser
A Luas kotor akibat
tank
kuat tank
f = kuat leleh
Tahanan nominal
suatu struktur tarik
ditentukan oleh tiga
macam tipe
keruntuhan yakni
leleh dari
penampang brutto,
fraktur dari
penampang efektif
dan geser blok pada
sambungan. Sedapat
mungkin dalam
mendisain suatu
komponen struktur
tarik, keruntuhan
yang terjadi adalah
leleh dari
penampang
bruttonya, agar
diperoleh tipe
keruntuhan yang
daktail.
CONTOH 3.9:
Bila rasio beban
hidup dengan beban
coati adalah sama
dengan 3, LID = 3,
hitunglah beban kerja
yang dapat dipikul
oleh profil L
100.100.10, dengan
baut berdiameter 16
mm yang disusun
seperti dalam gambar
berikut. BJ baja 37 (f
= 240, f = 370 )
5 x 50
N N N N V A
J
A 0 0
T :40
W 0 0 0
A
B
:
K
o
n
d
i
s
i
l
e
l
e
h
:
=
=
0,9(19
20)
(240) =
41,472
ton
Kondisi fraktur:
A nt = 1920
- 10(16 +
2) = 1740
mm 2 (90,6
% A g)
A n , = 1920
- 2(10)(16
+ 2) + 50 2
x10 _
1716,25
A g) mm 2 (89,4 %
4 x 40
A
menentuka
n = 85% Ag
= 0,85 x
1920 =
1632 mm2
2,
2
U = 1- .V = 1
8
- 0,86
4
x
5
0
A, = U.A n =
0,86 x
1632 =
1403,52
mm 2
0
.
T
n
0
,
7
5
(
1
4
0
3
,
5
2
)
3
7
0
3
8
,
9
5
t
o
n
J
a
d
i
,
t
a
h
a
n
a
n
r
e
n
c
a
n
a
,
T
d
3
8
,
9
5
t
o
n
7
'
d
>
1
,
2
D
+
1
,
6
L
38,95 =
1,2D +
1,6(3D) =
6D
Diperoleh D =
6,49 ton dan L
= 19,47 ton.
Beban kerja, D
+ L = 6,49 +
19,47 = 25, 96
ton.
Bila digunakan
baut berukuran
besar
(jumlahnya
menjadi lebih
sedikit) atau
bila tebal
pelat sayap
cukup tipis,
maka perlu
ditinjau
keruntuhan
geser blok.
CONTOH
3.10:
Hitunglah
tahanan
rencana
komponen
struktur tank
berikut, yang
terhuat dari
profil L
80.80.8. Mutu
baja BJ 37.
Diameter baut
19 mm.
3.6 GESER BLOK 43
akn
i
;am
-
tha
n
tgla
h = 22 6
mm JAWAB: Kondisi
leleh:
0A gi f = 0,9(1230)(240) = 26,568 ton
Kondisi fraktur:
A = 1230 - 8(19 + 2) = 1062 mm
2
n
CONTOH 3.11:
Hitunglah tahanan rencana dari profil siku 100.100.10 pada sambungan berikut,
jika mutu baja yang digunakan adalah BJ 41. Perhitungkan pula terhadap geser
blok!
JAWAB: Kondisi
L leleh:
tebal
0.T = 0.A g f = 0,9(1920)(250) = 43,2 ton
Kondisi fraktur:
A n = 1920 mm 2
profi l
852
U = 1- — - 1 27_ - 0,624
44 B A B 3 B A TA N G TA R I K
Ay = 1920 mm2 x
= 28.2 mm
Pelat 10 mm
Jadi, tahanan tank rencana dari profi l terscbut adalah sebesar 36,84
ton.
nCONTOH 3.12:
Suatu struktur rangka batang dengan pembebanan scperti pada
gambar berikut: Periksalah apakah batang AB cukup kuat menahan
gaya tank yang bekerja padanya, jika beban kerja merupakan
kombinasi dari 20%D dan 80%L. Asumsikan banyak baut adalah
1 bans baut = 19 mm). Mutu baja BJ 37.
3. 7 K E L A N G S I N G A N S TR U K TU R TAR I K 45
4111111k.
.
7.5 ton
A
1 5 ton
70 70 7
JAWAB:
Tcrlebih dahulu hams dicari besar reaksi pada titik B serta gaya batang AB,
dengan menggunakan rumus-rumus dasar ihnu statika.
=0
- R,,(1.2) + 15(3 + 6 + 9) + 7,5(6) + 15(4)
= 0 R,. = 31,25 ton
Kondisi fraktur:
A = 2(940 - 7(21)) = 1586
mm 2
jik
a Ambil U = 0,85
adala
46 BAB 3 BATANG TARIK
CONTOH 3.12:
Hitunglah gaya tarik nominal maksimum dari komponen struktur
tarik berikut ini. Bila tebal pelat 6 mm, diameter baut 19 mm, dan
mutu baja BJ 37.
1 50
0
100
3
o 0
g 100
50
I-60+60+60H
JAWAB:
a. potongan 1-3-1: (Gaya 100% T )
A, = 6(300 - 3(19 + = 1422 mm2
= Aef„ =
2)) (79%.Ag)
= 1-
0,5 x 6
U 3 x 60 '0,9 U 0,9
SOAL-SOAL LATIHAN
Bila 0 0 0
Gambar P.3.1
= 3.2 Sebuah batang tarik dari pelat berukuran 10 min x 190 mm, harus
memikul beban coati
sebesar 110 kN dan beban hidup 200 kN. Mutu baja BJ 41 dan
diameter baut 25 mm.
Dengan mengasumsikan An, periksalah kecukupan batang
tersebut!
10 mm x 190 mm
0 0
0 0
Gambar P3.2
125 125
16 mm x 125 mm 16 mm x 125
mm_ mm is mm
I
= 3.3 Hitunglah besamya luas efektif, A& pada tiap—tiap komponen struktur
tarik berikut ini!
Gambar P3.3
3.4 Scbuah batang tarik dari profil siku tunggal seperti pada gambar (dari
baja dengan mutu
BJ 41). Jika baut yang digunakan berdiameter 22 mm, hitunglah
tahanan tarik rencana dari batang tersebut!
48 BAB 3 BATANG TARIK
L 75.75.7
40 75 40
Gambar P 3.4
55
150
Gambar P.3.5
60
Gambar P3.7
SOAL-SOAL LAT1H AN 49
3.8 Profit siku 100.100.12 disambung dengan baut berdiameter 19 mm seperti pada
gambar.
Jika mum baja yang digunakan adalah BJ 37. berapakah tahanan tarik
50 50 50 50
:65
Gambar 3. 8
=.3.9 Hitunglah tahanan geser blok dari suatu komponen struktur tarik berikut, jika
mum baja
bau BJ 41 dan diameter baut yang dipakai adalah 22 mm!
t
Serr
a
ntu
k
= 3.10Hitunglah beban tarik terfakmr maksimum yang dapat dipikul oleh batang tarik
4 0 7 5 7 5 4 0
CNP 20
______•
n 60
las
baja
100
nga 50
n
t = 10 mm
Gambar P.3.10
berikut,
dengan mernpertimbangkan pengaruh geser blok. Mum baja yang
digunakan adalah BJ 37 dan diameter baut 19 mm.
Pilihlah profi t siku yang cukup ekonomis yang dapat digunakan untuk
batang bawah dari suatu konstruksi kuda-kuda baja (BJ 37) berikut
ini. Semua batang disambung dengan menggunakan las memanjang.
= 50 kN (tipikal)
4 8 @ 2,75 m = 22 m
2.75 m
4
Batang Tekan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
Memahami kondisi-kondisi dalam merencanakan suatu komponen
struktur tekan
Memahami pengaruh tegangan sisa, panjang tekuk dan tekuk
lokal dalam merencanakan komponen struktur tekan
Melakukan analisis dan desain penampang untuk memikul beban
tekan aksial
4.1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas
mengenai komponen-komponen struktur yang mengalami gaya aksial
tekan. Batang-batang tekan yang banyak dijumpai yaitu kolom dan
batangbatang tekan dalam struktur rangka batang. Komponen
struktur tekan dapat terdiri dari profil tunggal atau profil tersusun
yang digabung dcngan menggunakan pelat kopel.
Syarat kestabilan dalam mendisain komponen struktur tekan
sangat perlu diperhatikan, mengingat adanya bahaya tekuk
(buckling) pada komponen-komponen tekan yang langsing.
K 2 = _______ =
L2 EI 4.6
Atau dari 4.6, dengan N = 1 (N ditctapkan sedemikian hingga P
memberikan tingkat energi
yang minimum), diperoleh: 4.7
EI
L 2
4.8
ami Dan tegangan tekan yang
ng- terjadi:
dar 7 2E
I = =
i (LI r )
3 KEKUATAN KOLOM
Kolom ideal yang memenuhi persamaan Euler, harus memenuhi anggapan–anggapan se-
)m- bagai berikut:
Lam 1. kurva hubungan tegangan-regangan tekan yang sama di
seluruh penampang
bar 2. tak ada tcgangan sisa
3.kolom benar-benar lurus dan prismatis
4.beban bekerja pada titik berat penampang, hingga batang
melentur
5.kondisi tumpuan harus ditentukan secara pasti
6.berlakunya teori lendutan keen (small deflection theory)
7.tak ada puntir pada penampang, selama terjadi lcntur
Bila asumsi–asumsi di atas dipenuhi, maka kekuatan kolom dapat
ditentukan bcrdasarkan:
5 2 B A B 4 B A TA N G T E K A N
= _______________________E'A=.A
(LI r)2
4. 9
dengan:
E t = tangen Modulus Elatisitas ada
tegangan P A = luas kotor
penampang batang kL/r = rasio
kelangsingan efektif
k = faktor panjang
efektif
panjang batang
r = jari-jari girasi
Komponen tekan yang panjang akan mengalami keruntuhan
elastik, sedangkan komponen tekan yang cukup pendek dapat
dibebani hingga lcleh atau bahkan hingga memasuki daerah
penguatan regangan. Namun, dalam kebanyakan kasus keruntuhan
tekuk terjadi sctelah sebagian dari penampang melintang batang
mengalami lcleh. Kejadian ini dinamakan tekuk inelastik
P/A
P/A
P/A -
akibat tegangan leleh
sisa inelastik
Pp/A
elastik
(a) (b)
4.5 KURVA KEKUATAN KOLOM 53
fy 72E
inelastik f- \2
elastik
can
s;ga 2
E
ini
0 20 90 110
tk
a :egangan = Et.E)
da
)ih
jarak ke serat terluar
I;arnbar 4.3 tegangan pada Serat Sejarak x dati Sumbn Regangan Nol Akibat Lentur
,ar
:aka kontribusi momen lentur dari tegangan pada satu sera adalah:
ITT = (tegangan)(luas)(lengan momen) = (9.E ix)(dA)(x) 4.10
1 M
= R = E'•I 4.13
Sehingga:
E' •I = —2 m = E - 4.14
x d4 0
1
= I — SEI •x`dA 4.15
A
E = —E •x2c/A = E
4.18
4.16
1
A (lastik)
7 E'2
7r2E I
A' I
Atau
E
•(I II)
P =
= f •A
(k•L 10'
g '
g
7"E
atau A = E 4.19
= =
fr
fy
0 =
2
tr
Gambar 4.4 Komponen
Struktur ekan Tanpa
Tegangan Sisa
CONTOH 4.1:
Gambarkan kurva
(f„ vs 2) untuk tekuk
arah sumbu lemah,
dari profi l I berikut
ini, yang
mempunyai
Profi l hasil gilas
panas ini mempunyai
kurva tegangan sisa
yang sudah
disederhanakan
seperti pada gambar.
Abaikan konrribusi
dari bagian badan
(web). Hasil pengujian
menunjukkan kurva
tegangan regangan
material elastoplastik,
E = 200.000 MPa.
4.5 KURVA KEKUATAN KOLOM .. 55
JAWAB:
4.13 Akibat beban luar, regangan yang timbul dalam nap serat bahan adalah sama. Hingga
ter-
<
11
=
fy/3
4.1 Saat bekerja beban I = P/A < 2f/3, fseluruh penampang masih elastik, sehingga E = E,
8 : y
Bila bekerja gaga f. = P/A > 2f/3, ujung Hens akan mulai mengalami
leleh, yang berakibat < I, sehingga:
/ 2(1/12)(ff')(b / 2)3 (b 12)3 1
_
I 2(1 I 12)(tf)(b)3 b' 8
72E(I, I I) E
=
(k•L I r) 2
8(k•I. I r)2
k .L= = 72(200000)
r (titik
(2 / 3)(8)(240) = 39, 27 2)
Dan ketika bekerja gaya = P/A = f, maka:
E
ng
isa : = 8(k• L I r) 2
an 71'2(200000)
k. = 32,06
____ = A = (8)(240)
r (titik
56 B A B 4 B A TA N G T E K A N
k.L 7 2
(200000)
____ = A =
r 240 = 90,69 (titik
4)
f„
fy
kurva Euler
2/3 f
I I
0 0,35 0,433 1 1,225
D e n g a n : 0 ‘ = 0, 8 5
/V„ = beban terfaktor
= kuat tekan nominal komponen struktur = A f
sehingga =
4.22
N = A -f =A 4.23
4 . 7 PAN J A N G T E K U K 5 7
D e n ga n be sa r n ya w d it e n tu ka n ole h A, ya i tu :
PANJANG TEKUK
Kolom de nga n ke kangan ya ng besar terha dap r ota si dan translasi pada uj ung—ujungn ya
(contohn ya tumpua n jepit) a ka n ma mpu menaha n be ban ya ng le bih besar diba ndingkan
dengan kolom ya ng mengala mi r ota si ser ta tra nsla si pada ba gia n tumpua n ujungn ya (c on -
tohn ya adala h tumpuan se ndi). Sela in kondisi tumpuan ujung, besar be ban ya ng da pat
diter ima ole h suatu komponen str uktur te kan juga tergantung dari panjang efe ktifn ya .
Se ma kin ke cil pa njang efektif sua tu komp one n struktur te kan, ma ka se ma kin kec il pula
r risikonya terhadap masalah tekuk.
Garis putus
menu nj u kkan
posisi kolom
pada saat 1
tertekuk
terfakto
li
4.20
4.21
jepit
sendi
ujung bebas
4.2:
Gambar 4.5 P a n j an g Teku k un tu k B e be r a pa K on d i s i Lr Ic la ka n 'G a mba r - . 6 -1 S N 1 0 3 -17 29 -20 02 )
58 BA B 4 B ATAN G TEKA N
Panjang efektif
suatu kolom secara
sederhana dapat
didefinisikan sebagai
jarak di antara dua
titik pada kolom
tersebut yang
mempunyai momen
sama dengan nol, atau
didefinisikan pula
sebagai jarak di
antara dua titik belok
dari kelengkungan
kolom. Dalam
perhitungan
kelangsingan
komponen struktur
tekan
komponen struktur
Nilai k
untuk masing
—masing
sistem portal
tersebut
dapat dicari
dari
nomogram
dalam
Gambar 4.7.
Terlihat
dalam
Gambar 4.7
bahwa nilai k
merupakan
fungsi dari GA
dan G8 yang
merupakan
perbandingan
antara
kekakuan
komponen
struktur yang
dominan
terhadap
tekan (kolom)
dengan
kekakuan
komponen
struktur yang
relatif bebas
terhadap
gaya tekan
(balok). Nilai
G ditetapkan
berdasarkan
persamaan:
'
-
L
G=_______
L
L b
4.25
4 . 7 PAN J A N G TE K U K 5 9
tpua
n
men
g-
yang
a
nilai
kolo
m
Po r t a
l
amba
r
kerja
G G GA K G
A B
x- 0
–x
soot — 59.0 —
10
0 10 100 130 0 --
50 0
10.0
100.
5.0- – 30— — 5.0 0
—30
— 9
0 5.0 20— —
20
3.0 —3
0
- -40
10 0 — — 30 —
—
—0.8 90 —90
10.0
—8 80
1.0
— —1 700 — — 7.0
0 60— —60
08: — 0.
50— –50
8
06 =07 40— —20 –40
— - 0.7
0 —04
30— –
C.4
— 3.0
0
3 20— –2.0
—0 —15
6 —0
2
1 0 –. —1. 0
01- —
0.1
0 —0.5 —0 — –0
— a) Kornponen Struktur lak
bergoyang (5)Komponen Struktur bergoyang
6 0 B A B 4 B ATAN G TE K A N
Kolom GA GB k
AB 10 0,523 1,80
BC 0,523 0,398 1,15
DE 10 0,212 1,72
EF 0,212 0,164 1,07
GH 10 0,469 1,79
HI 0,469 0,366 1,18
4. 9 K O MP O N E N S TR U K T U R TE K A N TE R S U S U N 61
Dan pada arah sumbu bebas bahan harus dihitung kelangsingan ideal4.2
A:
zy
= .A'Y + A 2 71 2
2 '
da n
k•L
A = ______ dan A =
1
r r .
Dengan:
LL = panjang komponen struktur tekan arah x dan
arah y
k = faktor panjang tekuk
i
x" y, rni n
= jari—jari girasi komponen struktur
rn i
konstanta yang besarnya ditentukan dalam
=
peraturan
L1 = jarak antar pelat kopel pada arah komponen
struktur tekan
Pelat kopel yang digunakan harus cukup kaku sehingga memenuhi
persamaan:
6 2 BA B 4 BATAN G TEKAN
612 1
>10- 4.29
t, 1
t t t
_________L_. L__ _1
d
b11.250/NIfy
d I t 335Af y
bF / 2t, 250/NifrT,
h I t, 5_ 6654(
b b
°
h
-4- DIt5 22000 f
t„
1•••-• b-.4•J It 1 -s
blt< 6251
- b I t 625/ /f
b/t5..250/&, b I t 200/ f: - b t 250/ If y
h / .665/NiTy
h 1 t„ 5_ 665/1(
Gambar 4.8 Nilai Batasuntuk Berbagai Tipc PenanTAT::
4.9 K O M P O N E N S T R U K T U R TE K A N T E R S U S U N 6 3
A' • 50
nCONTOH 4.3:
Rencanakan komponen struktur retain berikut .rcmakai profil disi perle-
,
C o b a p r o fi l W F 3 0 0 . 2 0 0 . 9 . 1 4 a' = 298 mm
b = 201 mm t = 9
inm
t A
V
64 B A B 4 B ATA N G T E K A N
t = 14 mm
r = 18 rnm
h = d-2(t f + r o ) = 234 mm
r = 126 mm
ry = 47,7 mm
A = 8336 mm2
JAWAB:
Periksa kelangsingan penampang:
b/2 201
Fl e n s = 7,18
t 2x14
250 250
= 16,14
f J240 612
<A OK
tf
Web h234
= = 26
t 9 OK
665 665
= 42,92
f, N/240
— h <
tw
= A240 =Y 0,3149
=
71 E 7r 200000
0,25<k<1,2-3W= 1,43
— _________________
120
1,43 u.) ____________ = 0,73<1 OK
1,0295 =
' 1,6—(0,67x0,3149)
4.f= =A 240 = 8336 =194,3
ton
1,0295
0,85x194,3
Arah sumbu lemah (sumbu y):
4 . 9 K O MP O N E N S TR U K T U R TE K A N TE R S U S U N 65
k.L 0,8x4500
A = ___Y = = 75,47
47,7
CONTOH 4.4:
Rencanakan komponen struktur tekan berikut, yang menerima beban
aksial tekan terfaktor, N = 60 ton. Gunakan profil T. Panjang batang 4000
mm, dengan kondisi tumpuan
jepit—jepit. Mutu baja BJ 37. Coba
profi l T125.250 d = 125
mm b = 250 mm
OK t W = 9 mm
t = 14 mm
A = 4609 mm2
rg
= 29,8 mm
= 62,9 mm
JAWAB:
Periksa kelangsingan penampang:
Flens bt 250
= 8,93
2.t f — 2 x14
250 250
= 16 , 1 4
f -s/2.40 bt
2.t r
OK
d125
We b = =13,88
OK t 9
3 3 5 3 3=
5 21,62
\ Ty V240
d <A
OK
Kondisi tumpuan jepit—jepit, faktor panjang tekuk k = 0,65.
66 B A B 4 B A TA N G T E K A N
)K
• •
k
Gambar 4.10 Tiga Macam Model Tekuk Komponen Struktur Tekan \\
K
sebab beban tekan (a) yang bekerja
Tekuk Lentur adalah konsentris.
(b) Tekuk Torsi Akibat beban
(c) Tekuk Lentur
yang bekerja akhirnya suatu titik yang tcrletak sejarak Torsi
z dari ujung
r elemen akan tertekuk seperti pada Gambar 4.11.c. Perpindahan pada
titik tersebut dari posisi awalnya adalah sebesar u + du. Dar; Gambar
4.11.a diperoleh hubungan:
u = r•0 4.32
dengan f adalah sudut puntir dan r adalah jarak dari pusat geser ke
dA.
(c)
(d)
dQ 2
dr = d' M
61 (a)
____
dr f
dA ti
_____
dz 4.36
dz2
dz2
Bagilah persamaan fdA
M.dr
4.33 dengan dz, dan Q.dr
substitusikan .4 3.
hasilnya ke dalam
persamaan dz
4.36:
dT,, + dQ (Q + dQ) dry
(M+dM)dr t)
f r. .dr
0 (M + dM)dr dA
dz A dz
dT, ( d2 M
d'uj
___dz' +
.1- dz: dr f 614 dz2
= 04.38 2
dT, + i r '612 M
dr f i —rd u .dA
=0 4.39
d z .I ., dz2
2
A dz
Karena
M
adalah
momen
per
satuan
r, maka
momen
pada
elemen
dA (=
t.dr)
adalah
M.dr,
sehingg
a:
4.10 TEKUK TORSI DAN TEKUK LENTUR ... 69
d2u •dr u
M•dr = ________= E • 4.40
dz2 12 dz2
Dengan I = t 3 .drI12 adalah momen inersia dari elemen dA.
Diferensiasikan persamaan 4.40 dua kali ke-z dan substitusikan
d 2 M/dz 2 ke dalam persamaan 4.39, sehingga diperoleh hubungan:
dT, 3
tr d4 u u
+ E• =0
4.41
dz 12J A el.c r.dr+ f fr-dz,r•dA
4 .
dT d20Substitusikan dTv/dz
Karena = G•J•- do , ke dalam per-
sehingga
samaan 4.41: az; =G•I dz2 •
E.t3
-G• J .0" + 4.42
12 f •dr + f .0" j r2 dA = 0
Dengan mengingat
bahwa:
1
r 2 •dr = 4x -.r 3 = 4.b
3
4.43
A 3 3
dan f r2.di4 = I, (Ii, adalah Inersia polar) 4.44
A
-G.J.0"+ + f .0". p =
0 4.45
12 3
0'•
4.b3
4.46
12 C) 3 +(f I n -G J).0" = 0
E.1-3
4.47
atau 9 .0' +(f •I - G . J ) . 0 " = 0
Faktor b 3 .t3 /9 disebut sebagai konstanta torsi warping, C u , untuk
penampang berbentuk silang. Masalah konstanta torsi warping ini
akan dibahas lebih lanjut dalam bab VIII tentang torsi. Persamaan
4.47 dapat disederhanakan menjadi:
4.36 f•I -G•J
cyv ±___________
E•C • 0" = 0 4.48
imaan
atau 0' K2 • r" = 0 4.49
f•I -G-J
dengan K2 = P
4.50
E•C,,
Persamaan 4.49 merupakan suatu persamaan diferensial linear
homogen orde kcempat,
4.38 yang mempunyai solusi:
4.39
0= Kz + B.cos Kz + Cz + D 4.51
idal
ah Konstanta A, B, C, dan D dapat ditentukan dengan menggunakan kondisi
batas yang ada. Jika tumpuan pada ujung-ujung kolom adalah jepit,
maka dapat digunakan empat buah kondisi batas sebagai berikut:
0z= 0 = 0 0 =B+ D
dtz = L = 0 0 = A.sin KZ + B.cos KL + CL + D
du\ z 0 = 0 0 = A.K + C
dz1
70 B A B 4 B ATAN G TE K A N
du z = L = 0 0
= A.Kcos KI. —
B.Ksin KL + C
dz
Eliminasikan C dan D
dari keempat
persamaan tersebut
sehingga diperolch dua
bud, persamaan linear:
A(sin KL — KL) +
B(cos KL — 1) = 0
A(cos KL — 1) —
B.sin KL
• KL
cos
=0
4.5
3
2 2
2)
Persamaan 4.53
terpenuhi, jika K112 =
TC atau KLI2 = 4,49.
Substitusikan nilai akar
terkecil ke dalam
persamaan 4.50,
sehingga didapatkan
tegangan kritis
minimum:
f +
I \2__
P (1/ X L)
2 LP
4.54
Jika ujung-ujung kolom
adalah tumpuan sendi,
maka kondisi batas
yang ada adalah
d2u/dz2 = 0 pada z = 0
dan z = L, serta 0 = 0
pada kedua ujung
kolom, maka diperoleh
besar tegangan kritis:
G • J 7 2 E.C„
f, =
4.55
L2 .1
Dengan k adalah
faktor panjang efektif
yang tergantung pada
tumpuan ujung kolom,
k = 1/2 untuk jepit dan
k = 1 untuk sendi.
Persamaan 4.56
berlaku untuk profil-
profil dengan dua
sumbu simetri
(sebagai contoh
adalah profil silang
dan profil WF).
Selanjutnya dapat
ditentukan jari-jari
girasi profil yang
dapat menimbulkan
tekuk lentur torsi,
yaitu dengan cara
menyamakan f r dari
persamaan 4.8 dan f c ,
dari persamaan 4.56:
7 EGI 72E-6
2 ' 4.56
= ____+
______
kg,/ I
P (K0 2
LP 4.57
,
C„ +0,041(k1)
2
Lps
CONTOH 4.5:
Tentukan ripe keruntuhan komponen struktur tekan berikut ini, jika
diketahui bahwa panjang kolom tersebut adalah 4,5 m dan pada ujung-
ujung kolom tidak terjadi momen torsi (kekangan jepit).
uah
JAWAB:
2.a I=I= ,
2.b —1 3
b = 15 cm 2x15 3 x1,2
an = 2700 cm
3
:an
b = 15 cm Ip s = I + I = 5400 cm 4
j = 4. 1 .6 3 .t = 4. 1 .15(12) 3
53 3 3
L15 cm -1-15 cm -J
= 34,56 cm4
cil
b34-3 (15x1,2)3 C — = =648 cin6
9 9
=
54
= ,\12700
6,124
cm 72
rz 2648 + 0,04(34,56)(450/2)2
2 rt = 13,08 cm2
ar 5400
= 3,62 cm
5 Jadi, profil tersebut akan mengalami keruntuhan akibat tekuk lentur
torsi.
CONTOH 4.6:
6 Periksalah apakah keruntuhan tekuk lentur torsi dapat terjadi pada
profil WF 400.200.8.13
berikut ini:
n J AWAB :
it r — — b = 200 —1 1itf= 13 1
J z- - —12(200)(13) 3 + (3708) 3 ]
L____, ,....-1 ---1— 3
i =2140576=1 4
w= 8
h = 400 Cu =h2.1) /4
.... —1
13) 2
(1740.104)/4 I = (400 —
n. ■—
=65149515.10 4 mm 4
= V2560,91+0,0003361 2
r, min = 50,60 mm (dicapai jika L = 0 mm)
karena rt min > ry, (= 45,4 mm), maka profil ini ridak akan mengalami
tekuk lentur torsi, dan keruntuhannya akan ditentukan oleh tekuk lentur
terhadap sumbu y.
72 BAB 4 BATANG TEKAN
SNI 03-1729-2002
pasal 9.2 mensyaratkan
pemeriksaan terhadap
tekuk lentur torsi untuk
profil-profil siku ganda
dan profil T. Dinyatakan
bahwa kuat tekan
rencana akibat
tekuk lentur torsi,
komponen struktur
tekan yang terdiri dari
siku ganda atau
berbentuk T, harus
memenuhi:
< 4.58
N,21,
Dengan: _
= 0,85 4 f„, H
1 4.59
Ni,.n=
fit Ag ',dt
(1,,,+4, ) 2
2H
Dan:
GJ
2 4.60
kr °
Iy 2 2
1)2
1
= 4.61
A +xo + Yo
( 2 2\
H =1 X0 +Yo
_2 4.62
ro
Keteranga
tp
A
L 10
V L
ie eY
I._
60—]
4.10 TEKUK TORSI DAN TEKUK LENTUR ... 73
orsi JAWAB:
Periksakelangsingan penampang b 90 n
ibat
Flens
=
.tau
t 10
200200
— 12,91
1-f y A.1240
penampang tak kompak
b 200
—___<
.59
t 114,
60
Kondisi tumpuan jepit—sendi, k = 0,8
Dicoba menggunakan 6 buah pelat kopel:
61 3000
Al OK
62
ku
OK
1.875.331,2 mm4
46,8752 = 104,1989
Ary = 93,06 +22
2
fy 104,1989 240
= 1,1489
TC 200000
Y
2
7 4 B A B 4 B A TA N G T E K A N
1,43
0,25< <1,2 cU = _______________
1,6-0,67/1
1,43
________________ = 1,722
1,6—(0,67x1,1489)
,y+frz
2H = 1
_ (f,y+f-J2
2H ft = 1 I1 f Y+
( ,
frz)2
G.J A.ro
G= E 200000
= 76923 MPa
2(1+ v) 2(1+0,3)
= 93333,3
J = 1 b.t 3 = 2 3
1
.60.10 3 + 1 3 .(90-10).10 3
3 mm4
y0 = e - t/2 = 30,5 - (10/2) = 25,5 mm x 0 =0
f a t = 1 3 4 , 41 M Pa = 2143,314 MPa
+1, 2 2
N1,. =g fit = =2820xo x+.Y0
134,41 = 37,9 ton
= 1 0+25 ,5` = 0,4526
H 1187,84
3acti, tekuk lentur torsi
menentukan. 0c.Nf, nit = 0,85 x
= 139,373 MPa
37,9 = 32,2 ton
_30
— _____ = 0,93<1
o.N „it 32,2
= +x,+y,
Profil J L 60.90.10 cukup kuat.
4 '0 TEKUK TORSI DAN TEKUK LENTUR .. 75
nCONTOH 4.8:
Sebttah komponen struktur tekan dengan beban aksial terfaktor = 80 ton clan memiliki
panjang batang 4,5 m. Rencanakan komponen struktur tersebut dari dua buah profil kanal tersusun,
rencanakan pula dimcnsi pelat kopelnya. Mum baja BJ 37.
JAWAB: 75 10 75
Dicoba profil kanal CNP 20:
Data CNP 20 A = 3220 mm 2
w , ;
\ e ~ = 2 0 , 1 m m
I = 1910. 10' m m
148.10' mm`'
L r = 77 mm 200
21,4 mm
t f =11,5 mrn
t = 8,5 mm
t - 10 mm
h 200
We b ____ = 23,53
t .,, 8,5
665 665
= 42,92
r7,
.V240
-11'
OK
< OK
t„
Arab sumbu x.
0,653:4500
k.L,
= = = 37,99
77
(= 37,99) > 1,22(= OK
28,032)
76 B A B 4 B ATAN G TE K A N
Arah sumbu y:
I = 2 (l y, + Ag(e),
+ t/2)2 )
y = 2 (148.104 +
3220
= V _________
A p „, / ,„ 6440 = 33,01
A = kl, = 0,65x4500
= 88,61 mm
ri 33,01
Kelangsingan ideal:
= Ai 2 188,612+-223,362
OK
= 91,64
Karena Iry> tekuk terjadi pada sumbu bebas
bahan
fy = 91,64 AI 240
E 7r200000 = 1,0105
1,4
0,25 < 1,2 co , = 3
1,6-0,67 A. c y
(20,1 + 5)2) =
7.017.264,4 mm4
A p4/ = 2 x 3220 =
6440 mm 2
Co = 1 , 4 3
1,6— OK
(0,67x1,0105)
N = =1,549
6440A = 99,78
= A ___=
ton
gr
2
4
0
g
„
1,5
49
0,.N„= 0,85 x
99,78 = 84,8 ton
Nu_ ______
=0,94<1
.N 84,8
Perhitungan dimensi
pelat kopel:
Syarat kekakuan pelat
kopel, adalah harus
dipenuhinya:
IP I
a Li
= I yr.y =
148.104 mm4
L / = 500 mm
a
(2
0,
1)
0,
1,
I
P 11)
I _?_10.148.104 50,2
P
500
/, >1485920 mm 4
4.10 TEKUK TORSI DAN TEKUK LENTUR ... 77
Bila Ir = 2.112t.h3 , dengan tebal pelat (t = 8 mm), diperoleh h > 103,6 mm.
Gaya sebesar 1,6 ton dibagi untuk 10 pelat kopel, sehingga masing—
masing kopel memikul 0,16 ton.
k„.E _ 29x200000
1,1 _____11 = 171
fy k .E 240
k,<1,1 ' sehingga
fy
V = 2.0,6fy.21„,= 2(0,6)(240)(110)(8) =
25,344 ton 0V, = 0,9 V = 0,9(25,344) =
22,8 ton
OK
V„ = 0,16 = 0,009 <1
n CONTOH 4.9:
Sebuah kolom dari profil baja (BJ 37) dengan panjang batang 5 m,
OK mempunyai tumpuan ujung sendi-sendi. Pada arah sumbu lemah diberi
sokongan lateral di tengah bentang. Beban aksial terfaktor, N = 75 ton.
Pilihlah profil WF yang mencukupi kebutuhan kolom tersebut.
JAWAB:
r--
Coba profil INP 30:
Data INP
b
I
30: d =
I 300 mm b
I 2500 t=a , 125 mmmm
= 10,8
tf= 16,2 mm
h = 241 mm
I
I 2500 A = 6910 mm
I
I = 9800.10 4 mm 4
I I = 451.10 4 mm 4
A r, = 119 mm
r = 25,6 mm
7 8 B A B 4 B A TA N G T E K A N
Periksa
kelangsingan
penampang:
/712
125
Flens
2
x
1
6,
2
170
170
—
_
1
0
,
9
7
\
2
4
0
b/2
170
<
______
pena
mpan
g
komp
ak
Ad
i
W e b h 2 4 1
=
______
=
22,31
t,„
10,8
1680
1689=108,44
f,
1,
240
h
1
6
8
0
<
t,,,- \ /f,
penamp
ang
kompak
Arah
s
u
m
b
u
b
e
b
a
s
b
a
h
a
n
(
s
u
m
b
u
y
)
:
.
=
2
5
0
0
,
7
> A (barang
menekuk ke
arah sumbu
lemah)
E
IT
AI
2
0
0
0
0
0
97,
656
=
1,0
768
0,25 < A < 1,2
w = 1,6 —
0,672„
1,43
1
,
4
3
( 0 , =
=
1 , 6 2 7 7
1,6 —
(0,67x1,0
768
240
N
n
n
N
5
_____ =
_____
=0,866<1
1p,..N„ 86,6
SOAL-SOAL LATIHAN 79
3AL-SOAL LATIHAN
=1 1 — P.4.3
Hitunglah tahanan tekan rencana dari masing-masing komponen
struktur tekan yang ditunjukkan dalam Gambar P.4.1 — P4.3!
/MY
WF 400.400.13.21
(BJ 37) WF 300.300.10.15
(BJ 41)
Gambar P.4.3
— P.4.6
Periksalah bahaya tekuk lokal dari masing-masing komponen struktur
tekan dalam soal P.4.1 — P4.3!
- P.4.9
Iika masing-masing komponen struktur tekan dalam soal P.4.1 — P.4.3
diberi pengekang lateral dalam arah sumbu leinah, hitunglah besamya
tahanan tekan rencananya !
P.4.12 Suatu portal bergoyang terdiri dari kolom WF 200.200.8.12 dan balok
WF 250.125.6.9,
mutu baja BJ 37. Tiap batang disusun sedemikian rupa sehingga
lentur terjadi dalam arah sumbu kuat. Asumsikan k = 1,0. Hitunglah
besarnya k untuk kolom-kolom portal tersebut dengan menggunakan
nomogram yang add. Hitunglah pula tahanan tekan rencana dari
kolom tersebut!
5
Gambar P.4. 1 2
5
1
yang
mjan
g
umbu
(turn
- Komponen Struktur Lentur
TUJUAN PEMBELAJARAN
5.6.9. Sesudah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
Jalam Melakukan analisis dan desain komponen struktur lemur yang
memiliki kekangan lateral secara menerus pada bagian sayap
tekan
Memahami perilaku balok akibat lentur dua arah
Pokok-pokok
Pembahasan Bah 1.1
Pendahuluan
1.2 T.entur Scderhana Profil
Simetris 1.3 Perilaku Balok
Terkekang Lateral 1.4
Desain Balok Terkekang
Lateral 1.5 Lendutan Balok
1.6 Geser pada
Penampang Gilas 1.7
Beban Terpusat pada
Balok 1.8 Teori Umum
Lentur
E . • PENDAHULUAN
f= 5.1
S,
Iy
dengan Sy. = dan Sy = 5.2
M . c, M, . c ,
sehingga f = _______________________________________________________5.3
Dengan:
M.
= tegangan lentur
momen lentur arah x dan y
82 BAB 5 KOMPONEN STRUKTUR LENTUR
M
o
d
u
l
u
s
p
e
n
a
m
p
a
n
g
a
r
a
h
d
a
n
M
o
m
e
n
I
n
e
r
s
i
a
a
r
a
h
x
d
a
n
y
= jarak dari titik berar
ke tepi serat arah x dan
y
S = 1T
C cy
x x
Gambar 5.1 Modulus
Penampang Berbagat Tipe Profi l
Simetri
5 S =
Y c
5.3 PERILAKU BALOK TERKEKANG
LATERAL
M =M =Sf 5.4
= f,-'f dA = 4.7
5.5
e<s, a<f y
E=E 6 f E>E1, 6=f y E» E
Y
M M
M < My, M = Myx „< < Mp M=M
Gambar 5.2 Distribusi Tegangan pada
(a) (b) (c) (d)
Level Behan lierbed
5 . 3 P E R I L A K U B A L O K TE R K E K A N G L ATE R A L 83
6=f
Selanjutnya diperkenalkan istilah faktor bentuk (shape factor, SF),
yang merupakan perbandingan antara modulus plastis dengan modulus
tampang, yaitu:
SF = = M ________= Z
5.6
M. S
Untuk profil WF dalam lentur arah sumbu kuat (sumbu x), faktor bentuk
berkisar antara 1,09 sampai 1,18 (umumnya 1,12). Dalam arah sumbu
lernah (sumbu y) nilai faktor bentuk bisa mencapai 1,5.
CONTOH 5.1:
Tentukan faktor bentuk penampang persegi berikut, dalam arah
h /= 2 4=
1
1
S = -b.h3 =
12 1 6
________
1
=1
b SF h/2 12 . b . h - = 3 =1,5
2
1 .12. 2
, 11
6
n CONTOH 5.2:
Tentukan faktor bentuk dari profil WF berikut, terhadap sumbu y!
d
i t-
J L
84 BAB 5
Z
=
2
(d
-2t
•".t
4 )
4)
2
4
1
Z
=
,
+
4
-.
(d-
2t
„. 2
I .
2
'
=
2[1
1,.
93
+
I____
.
(d 2
1
/,.
=
1
f.
1
(d
2t t
).t
,
6
S.
I.
1
=
_____
=
11.17
H- .(d
2t t)
_______
b/2
6
b
D
a
n
fa
kt
or
b
e
nt
u
k
1.
z t
201
-
SF
=
2
=
1,
5
S
t3
.
t
+ 6
.
P
a
d
a
sa
at
ta
h
a
n
a
n
m
o
m
e
n
pl
as
ti
s
M
te
rc
a
p
ai
,
p
e
n
a
m
p
a
n
g
b
al
o
k
ak
a
n
te
ru
s
b
e
r-
d
ef
or
m
as
i
d
e
n
g
a
n
ta
h
a
n
a
n
le
nt
ur
k
o
ns
ta
n
/I/
,
k
o
n
di
si
in
i
di
n
a
m
ak
a
n
se
n
di
pl
a
st
is
.
P
a
d
a
su
at
u
b
al
o
k
te
rt
u
m
p
u
se
d
er
h
a
n
a
(s
e
n
di
ro
l),
m
u
nc
ul
n
ya
se
n
di
pl
as
ti
s
di
d
ae
ra
h
te
n
g
a
h
b
e
nt
a
n
g
ak
a
n
m
e
ni
m
b
ul
ka
n
si
tu
as
i
ke
ti
d
ak
st
a
bi
la
n,
ya
n
g
di
n
a
m
ak
a
n
m
e
k
a
ni
s
m
e
k
er
u
n-
tu
h
a
n.
S
ec
ar
a
u
m
u
m
,
k
o
m
bi
n
as
i
a
nt
ar
a
3
se
n
di
(s
e
n
di
se
b
e
n
ar
n
ya
d
a
n
se
n
di
pl
as
ti
s)
ak
a
n
m
e
n
g
ak
ib
at
ka
n
m
ck
a
ni
s
m
e
ke
ru
nt
u
h
a
n.
D
al
a
m
G
a
m
ba
r
5.
4
su
d
ut
ro
ta
si
e
el
as
ti
k
da
la
m
da
er
ah
be
ba
n
la
ya
n
M,
hi
n
g
ga
se
ra
t
te
rl
u
ar
m
e
nc
a
p
ai
k
u
at
le
le
h
fy
p
a
d
a
sa
at
S
u
d
ut
ro
ta
si
ke
m
u
di
a
n
m
e
nj
a
di
in
el
as
ri
k
p
ar
si
al
hi
n
g
g
a
m
o
m
e
n
pl
as
ti
s
M
p
te
rc
a
p
ai
.
K
et
ik
a
se
n
di
pl
as
ti
s
te
rc
a
p
ai
,
k
ur
va
M
-O
m
e
nj
a
di
h
or
iz
o
nt
al
d
a
n
le
n
d
ut
a
n
b
al
ok
te
ta
p
bc
rt
a
m
b
a
h.
D
a
n
p
a
d
a
te
n
g
a
h
b
e
nt
a
n
g
ti
m
b
ul
ro
ta
si
O,
,
ya
n
g
m
e
n
g
ak
ib
at
ka
n
le
n
d
ut
a
n
b
al
ok
ta
k
la
gi
ko
nt
in
u.
A
g
ar
p
e
n
a
m
p
a
n
g
m
a
m
p
u
m
e
nc
a
p
ai
O,
ta
n
p
a
m
e
ni
m
b
ul
ka
n
ke
ru
nt
u
h
a
n
ak
ib
at
ke
ti
d
ak
st
a
bi
la
n
in
i,
m
ak
a
h
ar
us
di
pc
n
u
hi
ke
ti
g
a
m
ac
a
m
sy
ar
at
ya
k
ni
ke
ka
n
g
a
n
la
te
ra
l.
p
er
b
a
n
di
n
g
a
n
le
b
ar
d
a
n
te
b
al
H
e
ns
(b
/tf
),
p
er
b
a
n
di
n
g
a
n
ti
n
g
gi
d
a
n
te
b
al
w
e
b
(h
/c
).
q=
beb
an
laya
n
Dak
tilit
as
Kel
eng
kun
gan
u=
010
p
M (a)
karakteristi
k momen-
rotasi
Gambar
= beban layan terfaktor
5.4 Sendi
Planis
dan
Kurva
MM
5.4 DESAIN BALOK TERKEKANG LATERAL 85 4
M
•
kompak tak kompak
MP____
ber- __________________
lacla
igah
7111 M r
1-
ikan
3erat
istik 10- = b/t
ijadi
Gambar 5.5 Tahanan Momen Nominal Penampang Kompak dan Tak Kompak
Masi
: ESAMPANG KOMPAK
:
that Tahanan momen nominal untuk balok terkekang lateral dengan
penampang kompak:
=M= Zf 5.8
Dengan: M p = tahanan
momen plastis Z =
modulus plastis
kuat leleh
-/1. A
M + _______M. 5.10
n CONTOH 5.3:
Rcncanakan balok untuk memikul beban coati, D = 350 kg/m dan beban
hidup, L = 1500 kg/m. Bentang balok, L = 12 m. Sisi tekan flens
terkekang lateral. Gunakan profil baja WF dengan f, = 240 MPa dan f =
450 MPa.
JAWAB:
11111111111111111111111111111110 = 1,2D+1,6L=
1,2(350)+1,6(1500)
2820 kg/m = 2,82 ton/m
12 m
I 2 1
•2 82.122 = 50,76 ton.m
M
t - —.
8
h 350-2(20+19)
=22,67
12
A124 f A/240
i f,,
\d
1,
0
5 , 4 D E S A I N B A L O K TE R K E K A N G L ATE R A L 87
Penampang kompak!
10
Z. = b.t f -(d—t I )+ 1 .t ,.(d-21 1 -) 2
Untuk f; = 450
) fi t MPa Coba profil
350.350.12.19
b 350
= =
=9,21
24( 2x19
h 350-2(20 +19)
= = = 22,67
t 12
xp
170170 370 370
= = 8 , 0 1 — 1 8 , 9 8
f y A450 Alf} -\/450-70
16801680 25502550
= _______________=79,2 — —120,2
A/450
,\Ify -\450
M. = (4-4
= —f) d/2
b 300 =10
— 2 x 1 5
h 300-2(18+15)
== 23,4
10
170 170
— -\1450
370 370
8 , 0 1 = 1 8 , 9 8
A1450-70
2550 2550
1680 1680 =
79,2 — j450____________________120,2
A1450
88 BAB 5 KOMPONEN STRUKTUR LENTUR
M = Z.. f = 1464750(450) =
fr) d72
101
= ( 450 — 70 ) . 20400=
51, 68 t on . m
300/2
M '____M +-~ M P
A L/2
■ ■
=
16.E./
A 10 1 ' 4 _ 5 ( 1 L 2 \ L 2 _ 5 M G -L 2
5
1 1 2
- 384.EI 488q0.iEI 48 El.
A
2 P.b(3L2 —4b2)
A L / 2 L/2
_ L =i
4
5 m8 . MI
H - 3 M 2)
-
2 mi .L 2 m-2.L 2
5 m .L
—
L 48 El 16H
5 . 5 L E N D U TA N B A L O K 8 9
Karena M o = M + 0, 5( M, + M 2 ), maka
5..L 2 (iv
48-ET \—s —0,1.M,)
nCONTOH 5.4:
Rencanakan komponen struktur balok berikut yang memikul beban
mati, D = 200 kg/m dan beban hidup L = 1200 kg/m. Panjang
JAWAB:
OK
qu = 1,2 D + 1,6L
111111111111 q, = 1,2(200) + 1,6(1200) = 2,16 t/m
111111111 A 1
= .a _. (2,16)(8)2
8 i" 8
balo L
= 17,28 ton.m
k.
atau
tidak
amp bentang balok L = 8 m. Mutu baja BJ 37. Disyaratkan batas lendutan
u- tak melebihi L/300.
M 17 ,28.10 7
Perh , =
O - f 0,90X240 = 800000 mm3 = 800 cm3
h
Penampang kompak!
Selanjutnya dihitung I perlu untuk memenuhi syarat lendutan.
Cek lendutan:
n CONTOH 5.5: 5.
Rencanakanlah komponen struktur balok baja berikut ini dengan
menggunakan profil WF seekonomis mungkin. Asumsikan terdapat
kekangan lateral yang cukup pada bagian flens
tekan profit. Disyaratkan pula bahwa lendutan
tidak botch melebihi L/300. Gunakan mutu baja BJ 37!
P (D = 4 ton;L = 10 ton)
4m
8 m
JAWAB:
Asumsikan profil kompak! = 1,2(4) +
M 41 640'
M = M = _______= - 46,22.10
p n
0 , 9 Nmm
1,6(10) = 20,8 ton
Pu4 4 x 20,8x8
M - 41,6 ton.m = 41,6.10 Nmm
5 .6 G E SE R PA DA PE N A M PA N G G I L A S
91
M
46,22.10
p
Z, perlu ________________ - 1925,83cm3
f1, 240
M = 1,2( .(0,0897)(8)) +
41,6 = 42, 4611
ton. m 8
Periksa syarat
kelangsingan profil:
ijut nya 170
840,85 h
b1500 200
— 2(16+20) < =1680 10,97
- 6,25 - 42,8 < P - ____ - 108,44
tu, 10
2.t. 2 x 16 All
Pcnampang kompak!
M = z,f ) , = 2096,36,103(240) = 50,31 ton.m
= 0,90(50,31) = 45,281 ton.m > 42,4611 ton.m
48E/
Periksa terhadap 48 x lendutan:
syarat 200000 x 47800 x 10000
entukar P.13
10.104 X 8 00 03
Amax
an profi t = 11,16 mm < 300 (= 26,66 mm)
la bagian
Gunakan 6 GESER PADA PENAMPANG GILAS
f f+df
(a)
(b) wrirs C
um
dA ____ yt
dz
(c)
Gambar 5.6 Penurunan Persamaan
tegangan Geser
dC '
= df.cM 5.14
df = dM y
5.15
I
Y2 m-
dC' = d
5.16
LIM 1 ' 2
5.17
V = f .dA
dz t . I
1,1
y2
V.
v= Q 5.18
/.t
Dengan V adalah gaya geser, dan Q
adalah statis momen terhadap garis
netral. Terkadang untuk menghitung
tegangan geser, digunakan rumus
pendekatan yang merupakan harga
5.6 GESER PADA PENAMPANG GILAS 93
rata-rata luas penampang web, dengan mengabaikan efek dari lubang alat pengencang,
"-F dC yaitu:
= =
Ad.t„,
V
5.19
n CONTOH 5.5:
Hitung distribusi tegangan geser elastik pada profi l WF
350.350.12.19 yang memikul
beban geser layan sebesar 95 ton. Hitung pula berapa besar gaya
geser yang dipikul oleh
flens dan berapa yang dipikul oleh pelat web.
Tegangan pada pertemuan antara flens dan web:
V = 95 ton = 95.10 4 N
Q = 350( 19)( 175 - 9,5) = 1100575 mm 3
i - d C " 9 5 . 1 0 4
x 1 1 0 0 5 7 5
l
cueb
- 216,2 MPa
40300.10 4 x 12
95.1(6:1100575
v - _________________ - 7,41 MPa
fien
40300.10 4 x 350
5.1
- 244,88 MPa
40300.10 4 x12
5.14
7
175
7,41 MPa
(a) (b) Tegangan geser
Gaya geser yang dipikul oleh flens dan web, masing-masing adalah: Vans = 2
(1/2)(7,41)(19)(350) = 4,927 ton
f
V web = 95 - 4,927 = 90,073 ton
Tampak bahwa 94% gaya geser dipikul oleh web.
Bila digunakan rumus pendekatan dari persamaan 5.19:
94 BAB 5 KO MPONEN STRUKTUR LENTUR
, V 95.104
- 226,19 MPa (7,34% di bawah harga
maksimum)
d.t„, 350x12
persamaan: 5.22
n CONTOH 5.6:
Tentukan tahanan geser rencana profil WF 300.300.10.15, data
profil:
d = 300 mm Mutu baja BJ 37 (f = 240 MPa, f u 370 =
MPa)
b = 300
mm =
15 mm t
= 10
mm
h = d-2 (r 0 + t 1 ) 300- 2 (18+15) = 234 mm
5.23
Dengan: (/) = faktor reduksi
R = kuat tumpu nominal pelat web akibat beban
terpusat
5 . 7 B E B A N T E R P U S AT PAD A B A L O K 95
k = 1,0
adalah tebal pelat sayap ditambah jari-jari
peralihan, mm
/V adalah dimensi longitudinal pelat perIcrakan, minimal
sebesar k , turn
5.21
k
________
T — —
N+5k ___01
I—N+2,5k---1 45'
5.26
bersama dengan
dimensi
(penampang)
cud R = beban terpusat yang disalurkan ke gelegar
_
itu. Gambar 5.7 Balok dengan Behan Terpusat
4. Tekuk web
R
Gambar 5.8 Tekuk Web Bergoyang
t ,
Ada dua kasus pada
tekuk web
bergoyang:
a.bila sisi tekan
Hens dikekang
\3
h b f
1+0,4 5.27
n= R
b2 Lb
terhadap rotasi
R
pada posisi kerja
Ru:
h b
untuk <2,3
tu , L b
C .E.tn 3 .t
r
5.28
Jika - b> 2 3 t„, Lb
b.Jika sisi tekan
Hens tak dikekang
terhadap
rotasi untuk:
untuk h b M<_M1
f <17
tu, Lb
Cr.E.tu,3 .t f
3 - (
h2
, b
0,4 h
f
Jika h •bf >1,7 tw Lb t L
wLb
3,25
1,62
R1
0 = 0,85
5 . L entur p ad a pel a t
w eb
R =24,084
3 ____________
WE
5.28 71
= 0,90
CONTOH 5.7:
P,
=
60
ton
P
„.
60
ton
1
1
:3
,2
=
60
to
T 3
h
u2 =
60
to
300 3000
6000
3000
300
5 . 7 B E B A N TE R P U S AT PAD A B A L O K 97
JAWAB:
1.Leleh lokal pada web
Daerah lapangan (j
> d)
0.1?, = 0 (a.k + N)• fr;w.tw
= 1,0(5(54) + 200)(240)(14)
= 157,92 ton (> P ul = 60 ton, tak perlu stiffener)
Daerah tumpuan (j
< d) = (a.k +
N). f j w •t„
= 1,0(2,5(54) + 200)(240)(14)
5.2 = 112,56 ton (< P u1 +P ii2 = 120 ton, perlu stiffener)
7
2.Lentur lokal pada
flens OR, = 0-
6,25•tiff
= 0,90(6,25)(262)(240)
= 91,26 ton (> .1),„ = 60 ton, tak perlu stiffener)
_____________ 8 0 0
___________________ 54
300
14 6000
1
,
7 bf
2,47 > 2,3
Lb
98 BAB 5 KOMPONEN STRUKTUR LENTUR
n CONTOH 5.8:
Tentukan dimensi bearing plat untuk tumpuan balok, bila diketahui
reaksi tumpuan akibat beban mati, D = 10 ton, dan reaksi akibat
beban hidup, L = 20 ton. Balok yang digunakan WF 350.350.12.19 (k
= 39 mm). Balok ini terletak di atas beton yang mempunyai
f 22,5 MPa.
JAWAB:
1,2D + 1,6L = 1,2(10) + 1,6(20) = 44 ton
R n = R„/(1) = 44/1,0 = 44 ton
' 440000
R
N= 2,5k = (2,5x39) = 55,27 mm 60 mm
fy„,.tu, 240x12
440000
P_______________ - 23000 mm2
Al
P erbi
— 0,85.f', 0,85x22,5
Lebar pelat, B = 23000/60 = 383 mm 390 mm
60 ( 12 y 5 1-
R„ = 0,39x12 2 1+3 200000x240x1
350 19
9
O.R u = 0,75 x 61,5 = 46,1 ton (> 44 ton, OK!)
Ar M=
8/2—
2
Mu 1884195-39) .N
= = 228758,4.N
2
5.8 TEORI UMUM LENTUR 99
(P.Z.f; >
tt
0.X.AT42..fy
M 4
t2 > , masukkan harga-harga yang
0,9 xfy xN
sudah diketahui, diperoleh t > 65 mm.
ai
bidang
Gambar 5.9 Balok Prismatis dengan Lemur Murni
M = M cos yl beban
m, = M sin y
sumbu
Akan
n gah y
potongan a-anetral
Perhatikan pula potongan sejarak z pada Gambar 5.10. Syarat kesetimbangan dalam free
body dipenuhi bila:
0 fa-dA = 0 5.29
A
10 0 B A B 5 KOM P O N EN S T R U K T U R L EN T U R
EM = 0 —) = 5.31
fx.a.d
A. A
Momen M dan M positif bila menghasilkan lentur positif, artinya
lentur yang mengakibatkan tekan pada bagian atas balok dan tarik pada
bagian bawah.
k, f y.dA = 0 A 5. 34
M = k, f y2 =
A 5. 35
= k, xy.dA = k y l
A
y
Y
Gambar 5.10 Free Body Balok pada Potongan Sejarak z
Persamaan 5.33 menunjukkan bahwa x haruslah sumbu berat. Dari persamaan 5.34 dan 5.35
memberikan:
MM Y
k= ' =________ 5.36
sebagai: 5.37
tang= ____ =
5.38
5.30
hingga 5.31 memberi hasil:
5.39
5.40
5.41
G = k,.y
5.33 k 2 fx.dA=0
5.34
Leng-
5.35
Mx= k 2 xy = k 2 .1 x y
M y = f x 2 . d A = k 2 1,
A
Dan
sud
ut y
har
usla
h:
5.32
M
t
a
n
g
=
_
'
Ian =
5.34 M Y I
Dalam kasus
5.36 penampang yang
memiliki paling
sedikit satu
sumbu simetri I y
5.37 = 0 dan tan y =
0, maka beban
ka dan lentur
terjadi dalam
bidang xz.
;ga:
LENTUR DI LUAR BIDANG
XZ DAN YZ
Tegangan total a
merupakan
penjumlahan dari
tegangan akibat
lentur dalam
bidang xz dan yz.
6 = k + kyx
5.43
M
k2 =
9, k •I +
.
1
5
.
4
4
x .
M = k .1 + k2
5.45
y xy
Menyelesaika
n persamaan 5.44
dan 5.45 serta
substitusi ke
persamaan 5.43
akan diperoleh:
M •I -My •I"2
CT = _______________________________________
'
x
Persamaan
5.46 merupakan
persamaan umum
lentur, dengan
mengasumsikan:
balok lurus,
prismatis, sumbu
x dan y adalah
dua sumbu berat
saling tegak
lurus, material
elastik linear, tak
ada pengaruh
puntir.
Bila penampang
mempunyai setidaknya
satu sumbu simctri,
maka dengan mensub-
stitusikan I y = 0,
persamaan 5.46
menjadi:
0.= _Mx M Y
•
X
Y
x I + I v
Dari
persamaan
5.37 dan
5.42
didefinisikan
tang =________________
My
Bila
tegangan dalam
sumbu netral
sama dengan nol,
6 dalam
persamaan 5.46
dapat disubstitusi
dengan nol,
selesaikan untuk
-
x/y akan
diperoleh bentuk:
x
y / ./ -1
2 x
M -m .1
" Y
5.47
5.48
102 B A B 5 K O M P O N E N S T R U K T U R L E N T U R
n CONTOH 5.9:
Sebuah profil WF 400.400.13.21
dikenai beban yang membentuk sudut
50 terhadap sumbu vertikal. Hitung
kemiringan sumbu netral!
DataprofilWF400.400.13.21:
mm. = 66600.10mm4 dan/=
22400.104
4
tang=tan85°
tana = —tany
/,
tana = 22400
.tan(85° )
66600
a= 5°
s u75,42°
mbu netral bidang
beban
n CONTOH 5.10:
Balok dengan bentang 3 m memikul
beban merata 0,75 ton/m (termasuk
berat sendiri). Digunakan profil siku tak
sama kaki L 75.170.10. Hitung
tegangan pada titik A, B, dan C, bila
profil dapat melentur dalam arah
sembarang dan hitung pula bila profit
diasumsikan hanya melentur pada
bidang vertikal saja.
I = [170(85 – 62,1)(-15,2 + 5)
+ 65(-62,1 + 5)(32,5 + 10 –
15,2)110
I = –1410325,5 ram/1
/
0
4
m
4
0
4
m
4
=
m
5.8 TEORI UMUM LENTUR 103
ulis
75
.49
170
.50
AB
.dap
q = 0,75 tonim
4 1 1 Mill I
_____________L - 3 m -
M.
= 1 = 0,84375 tm
8
M. = 0,84375.107
Nmm
M= 0
(/
0,84375.10 7
488,
2.104.107,9 - (-
1410325,5x
-15,2))
fA= Y 2 -
IY -I
(7
09
x8
8,
2.
10
8
)
—
(-
1
4
1
0
3
2
5,
5)
2
=
+
1
4
5,
8
8
M
P
a
M (/ -/„.,.x)
0,84375.10
488,2.104.107,9 -
(-1410325,5x-
5,2))
fB _________
I./ 2-/
(7
0
9
x
8
,2
-)1
8
0
(4
-1
0
3
2
5
)xY
2
y
=
+
17
3,7
9
MP
a
111„(1,,.y- 0
fc =
1„, .x
I • I:y - I y
2
(709x
Lentur dalam bidan g
vertikal raja:
M, .y
0,84375.10 7
.107,9 _
tA = tB = =
709.104
128,4 MPa
x
=
fc1V1 709.104,-Y
0,84375-107-62,1
= - 7 3 ' 9 M Pa
Persamaan-persamaan
umum lentur di atas
berlaku hanya untuk
material yan g elastik linear
(G < 4). Bila material telah
mencapai batas plastis,
maka persamaan berikut
dapat dipakai untuk
material yan g memiliki
palin g tidak satu sumbu
simetri.
M
____________+M'<1
Ob'itc Ob.Mn
Den g an: M
a
d
a
l
a
h
m
o
m
e
n
t
e
diri) r
. f
a
dan k
t
o
r
a
d
a
l
a
h
t
a
h
a
n
a
n
l
e
n
t
u
r
n
o
m
i
n
a
l
0
,
9
0
104 BAB 5 KO MPONEN STRUKTUR LENTUR
n CONTOH 5.11:
Rencanakanlah struktur gording pada suatu rangka atap dengan ketentuan
sebagai berikut: —ketentuan
Jarak antar gording = 1,25 m
Jarak antar kuda-kuda = 4 m
Sudut kemiringan atap = 25°
Penutup atap genteng, berat = 50
kg/m 2
Tekanan tiup angin = 40
kg/m2
lip channel 150.65.20.3,2, dengan
JAWAB: data—data:
Coba menggunakan profil
light
Ix = 332.104 mm4
I = 54.104 mm4
150
Z = 44,331.10 mm Z
3 3
= 12,268.10 mm 3 3
Beban mati:
Berat gording =7,51 kg/m
Berat atap = 1,25(50) =62,5 kg/m
q =70,01 kg/m
Beban hidup:
Di tengah—tengah = 100 kg
gording P = 0,1
Beban angin:
Tekanan angin = 40 kg/m2 = 5 kg/m
Koefisien angin tekan =0,02a — 0,4 = —20
= 0,02(25) — kg/m
Koefisien angin hisap 0,4
=—0,4
w
tekan =0,1(40)
(1,25)
=—0,4(40)
(i)
Insap
(1,25)
Mencari momen—momen pada
gording:
Pada arah sumbu lemah dipasang
trekstang pada tengah bentang
sehingga L = 12 x jarak kuda—kuda =
2 m.
Akibat beban
mad:
q = 70,01 kg/m
qx = q.cos 25 = 70,01(cos 25) =
63,45 kg/m qy = q.sin 25 =
70,01(sin 25) = 29,59 kg/m
5.8 TEORI UMUM LENTUR 105
M = _ 1 (P-cos = 1 _ (100)(cos
25)(4) = 90,631 kg.m
4 4
Akibat angin:
Karena beban angin bekerja tegak lurus
sumbu x sehingga hanya ada angin tekan: M
= (5)(4)2 = 10 kg.m
1
angin hisap: - 8 (-20)(4) 2 = -40 kg.m
Kombinasi Beban:
Kombinasi Behan Arah x (kg.m)
Arah y (kg.m)
1.U= 1,4 D 177,66 20,713
2.U = 1,2D + 0,5L„ 197,5955 28,3195
3. U = 1, 2D + 1 ,6 L 297,2896 51,5636
U = 1,2D + 1,6L, + 0,8W 305,2896 51,5636
4.U = 1,2D + 1,3 W + 210,5955 28,3195
5.U = 0,9D ± 1,3 W 127,21 13,3155
74,21 13,3155
Ob'Mnx
Ob'Mny /2
305,2896.104 51,5636.104
- 0,32 + 0,39 = 0,71 < 1,0 OK
0,9 x 10639440 Y 2 -0,9-2944320
10 6 B A B 5 K O M P O N E N S T R U K T U R L E N T U R
D: vn
C, .1t4" C±.A1my
no,
as <1,0
Dengan ketentuan:
(1)
b J
. 11/
1,0 f '
n CONTOH 5.12:
Periksalah kekuatan profil WF
250.250.9.14 untuk memikul
momen akibat beban mati M D,
= 2 ton.m, M D = 0,6 ton.m
serta momen akibat beban
hidup M L „ = 6 ton.m dan /11
= 2,8 ton.m. Asumsikan
terdapat sokongan lateral
yang cukup untuk menjaga
kestabila - n struktur. Gunakan
mutu baja BJ 37!
JAWAB:
Hitung momen terfaktor dalam
arah x dan y:
M
1
,
2
(
2
)
1
,
6
(
6
)
1
2
t
o
n
.
m
M
u
1
,
2
(
0
,
6
)
1
,
6
(
2
,
8
)
=
5
,
2
t
o
n
.
m
Periksa kelangsingan
penampang:
h= 250
= 8,93 < 17 0
(-
10,97)
2t1 2x14
AlfY
h 250-2(14+16)_
1680
- 21,1 (= 108,44)
t,„ 9
P
e
n
a
m
p
a
n
g
k
o
m
p
a
k
!
H
i
t
u
n
g
r
a
s
i
o
b
f
/
d
:
b l = 250
- =- 1 - p e r i ks a d e n g a n
p e r s a m a a n 5. 5 2 da n 5. 53
d 250
Mx.
= MX
=
Z„ I f y
=
936,
89.1
03(2
40) =
22,4
8536
ton.
m M
= My
= ZJ;
=
442.
103(
240)
=
10,6
08
ton.
m
ny
Karena M„, = M re M il ) , = M pj
serta dengan mengambil
nilai C = C = 1,0 dan (0,4 +
b/d) = 1,4, maka persamaan
5.53 lebih menentukan!
,1,4 ( .A/ )
1,4
tlX + ________UY
<1 ,0
.
\. Ob M 7/), ,/ 011.11 / iny
1,0x12 \ 1,4
02 1,0
x 5,2
0,9 x22,48536, +1
\ ,0,9x10,608
lari
SOAL—SOAL LATIHAN
NI = 5.1 Suatu komponen struktur lentur terbuat dari dua buah pelat sayap
ukuran 12 mm x 190
mm dan pelat badan ukuran 9 mm x 425 mm. Mum baja yang
.52 digunakan adalah BJ 41.
a)Hitunglah modulus plastis penampang (Z) dan momen plastis (Al)
dalam arah sumbu kuat
.53 b)Hitunglah besarnya modulus penampang elastis (5) dan momen
leleh (M) dalam arab sumbu kuat
= 5.2 Suatu komponen struktur lentur terbuat dari dua buah pelat sayap yang
berbeda, yaitu
12 mm x 300 mm (sayap atas) dan 12 mm x 175 mm (sayap bawah)
serta pelat badan ukuran 9 mm x 400 mm. Hitunglah besarnya
modulus plastis penampang dalam arah sumbu kuat dan hitung
pula besarnya momen plastis yang bersangkutan. Gunakan mum
baja BJ 37!
-
nati
dan
esta = 5.3 Suatu balok baja seperti pada gambar terbuat dari profil WF
- 500.200.10.16 (dari baja
BJ 37), dengan kekangan lateral menerus pada sisi liens tekan.
Periksalah apakah profil tersebut mencukupi untuk memikul beban
seperti pada gambar!
P, = 50 kN
= 20 kN/
INUMMINUIMINUMMINUMMI
A
4,5 m 4,5 m
Gambar P.5.3
= 5.4 Sebuah balok dengan panjang 7,5 m tertumpu dengan sendi pada
ujung kanan, dan
tertumpu dengan rol pada jarak 1,5 m dari ujung kiri seperti pada
gambar. Hens tekan balok terkekang lateral secara menerus.
Periksalah apakah profil WF 250.125.6.9 dari baja BJ 41 mencukupi
untuk memikul beban-beban tersebut! (beban sudah termasuk berat
sendiri profil)
= 5 kN/m; = 20 kN/m
•
1111111111111111111111111111119011111111111
I/7
t 1,5 m 6 m
(0,4
Gambar P.5.4
7fr
4m 4m
Gambar P.5.6
P.5.10 Desainlah profit WF yang dapat memikul momen lentur dua arch
sebagai berikut:
Mr,„ = 80 Nmm M10 = 175 Nmm
M D) , = 5 Nmm M L = 15 Nmm
Asumsikan terdapat pengekang lateral menerus pada balok tersebut,
gunakan mutu baja BJ 37!
P.5.11 Rencanakan struktur gording dari suatu rangka atap dengan data
berikut:
Jarak antar gording = 1,5 m
Jarak antar kuda- = 3,75 m
kuda Sudut = 200
kemiringan atap = 25
Berat penutup atap kg/m2 =
Tekanan tiup angin 20 kg/m2
Gunakan mum baja
aomi
s J
37).
6
Sambungan Baut
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
Menghitung kapasitas baut sebagai alat sambung dalam suatu
konstruksi baja
Melakukan proses analisis dan desain sambungan baja yang
menggunakan baut sebagai alat sambungnya
A = 4 —ff[d 0,974312
6.1
n
Dengan: d b adalah diameter nominal baut
n adalah jumlah ulir per mm
1 1 0 BA B 6 S A M BU NG A N B A U T
Rr = 6.6
Tata letak baut diatur dalam SN1 pasal 13.4. Jarak antar pusat
lubang baut harus diambil tidak kurang dari 3 kali diameter
.(MPa) nominal baut, dan jarak antara baut tepi dengan ujung pelat haws
sekurang-kurangnya 1,5 diameter nominal baut. Dan jarak
maksimum
antar pusat lubang baut tak botch melebihi 15tp maksimum t adalah
tebal pelat lapis tertipis
harus
6.:
3d b < S < 15t atau 200 mm
yang diaml‘ 1,5d, < S 1 < ( 4t p + 100mm ) atau 200 mm
;an.
CONTOH 6.1:
Hitung beban kerja tank
maksimum untuk sambungan tipe
tumpu berikut, yang menyatu- kan
dua buah pelat (BJ 37)
berukuran 16 x 200 mm. Baut
yang digunakan berdiameter 22
mm, f, b = 825 MPa dan tanpa 2 0 0 ulir
dalam bidang geser. Behan
hidup yang bekerja 3
besarnya kali beban mad. 1
40 1•—•••-75 40
6.- 0
T
0 0
kompone
n CrT I
6. i! ! 11110-T
1
64-J T t 16
112 B A B 6 S AM BU N G A N B AU T
JAWAB:
Periksa kekuatan pelat terlebih dahulu, lakukan analisa seperti batang tarik!
A = 16(200) = 3200 mm 2
A = 3200 - 2•( 22 + 3,2 ).16 = 2393,6 mm 2
Ae = An = 2393,6 mm 2
Leleh: 0.T = df A = 0,90(240)(3200) = 69,12 ton
0.T = = 0,75(370)(2393,6) = 66,42 ton
Fraktur:
nCONTOH 6.2:
Rencanakan sambungan baut sekuat pelat yang disambung bagi
komponen struktur tarik berikut ini. Pelat dari baja BJ 55 (f = 410
MPa, f t , = 550 MPa). Gunakan baut diameter 19 mm (tanpa ulir di
bidang geser, f, b = 825 MPa). Rencanakan baut diatur dalam dua
baris.
6 x150
T/2 4111-1________________________________________
■■■11110- T
T / 2 4
10 x 150
JAWAB:
Jumlah luas dua pelat luar lebih besar dari luas pelat tengah, sehingga
perhitungan didasarkan pada pelat yang tengah.
Ag = 10(150) = 1500 mm 2
A = [ 150 - 2( 19 + 3,2) ](10) = 1056 mm 2
Max.A, = 0,85 A g = 0,85 (1500) = 1275 mm 2
A = A = 1056 mm 2
Leleh: 0.T, = 0.f y .A g = 0,90(410)(1500) =
55,35 ton Fraktur: 0.T, = 01„.A, =
0,75(550)(1056) = 43,56 ton
Jadi, jumlah baut dihitung berdasarkan gaya 43,56 ton.
30 60 30
JAWAB:
Hitung beban tarik
terfaktor,
T
,
1,
1,
6
L
1,
2(
3)
1,
6(
5)
7,
to
Pe
la
te
nt
ka
n
al
er
hi
tu
ke
at
n:
A = 6 x 250 =
1500 mm 2
A = [ 250 - 2.
(19+3,2)].6 = 1233,6
mm 2
an di-
Max A„ = 0,85•A g =
0,85 x 1500 = 1275 mm 2
Ae = A = 1233,6
mm2
Lel
eh:
T
=
Of
yA
g=
0,9
0(2
40)
(15
00)
=
32,
4
ton
Fra
ktu
r:
0.
T„
=
01
..A
e=
0,7
5(3
70)
(12
33,
6)
=
34,
23
ton
O.T.( = 32,4
ton ) > T. (= 27,6 ton)
OK
Perencanaan baut:
Geser: O.R =
0.0,5fub
-m-Ab =
0,75(0,
5)(825)
(2)
(1/4• i
•192)
=
17,54
ton/bau
t
Tumpu: = 0.2,44.-
tpf! =
0,75(2,4)(19)
(6)(370) =
7,59 ton/baut
27,6
baut diperlukan ___= 3,6
-= 4 baut
L 59
30
190
30
30
,
=
0
,
6
(
3
7
0
)
(
6
8
0
,
4
)
=
1
5
,
1
t
o
n
4
.
A
n
3
7
0
(
2
2
6
,
8
)
8
,
3
9
t
o
n
Karena 4. , maka
kondisi geser fraktur tank
leleh menentukan:
(1).R b. , = (0,64-24.,+
.f7 Age)
= 0,75
( 0,6(370)
(680,4) +
240(60)(6) ) =
17,80 ton
50
=
__9
150
5 0
50
0
—
0
,
5
4
1
9
+
3
,
2
)
1
(
6
)
=
4
6
6
,
8
m
m
2
0
,
6
4
,
A
„
=
0
,
6
(
3
7
0
)
(
1
1
6
0
,
4
)
=
2
5
,
7
6
t
o
n
f,. Ane = 370(466,8)
= 17,27 ton
0.Rhs = 0. (0,64-A.,+
Ag)
= 0,75 ( 0,6(370)
(1160,4) +
240(100)(6) ) =
30,12 ton > T
6. 3 T G E S E R E K S E N TR I S 115
3 GESER EKSENTRIS
Apabila gaya P bekerja pada garis kerja yang tidak melewati titik berat kelompok
baut, maka akan timbul efek akibat gaya eksentris tersebut. Beban P yang
mempunyai eksentrisitas sebesar e, adalah ekuivalen static dengan momen P
itaupu dikali e ditambab dengan sebuah gaya konsentris P yang bekerja pada
i sambungan. Karena baik momen maupun beban konsentris tersebut memberi
efek geser pada kelompok baut, kondisi ini sering disebut sebagai geser eksentris.
Dalam mendisain sambungan seperti ini, dapat dilakukan dua macam
pendekatan yaitu:
1. analisa elastik, yang mengasumsikan tak ada gesekan antara pelat yang
kaku dan alat pengencang yang elastik
2. analisa plastis, yang mengasumsikan bahwa kelompok alat pengencang
dengan beban eksentris P berputar terhadap pusat rotasi sesaat dan
deformasi di setiap alat penyambung sebanding dengan jaraknya dari
pusat rotasi.
M = Pe
Oh
•
•
116 BAB 6 S AMBUNGAN BAUT
Analisa Elastik
Prosedur analisa ini didasarkan pada konsep mekanika bahan sederhana, dan digunakan
sebagai prosedur konservatif. Untuk menurunkan persamaan yang digunakan dalam analisa
ini, perhatikan sambungan yang menerima beban momen M dalam Gambar 6.4.a. Abaikan
gesekan antara pelat, momen sama dengan jumlah gaya dalam Gambar 6.4.b dikalikan
jaraknya ke titik berat kelompok baut.
R4
Gambar 6.4 Sambungan dengan Beban Momen
R3 ./ %
..41
■ Rs
Jika tiap baut dianggap elastik dan mempunyai luas yang sama, maka gaya R dari tiap baut
d3 d
juga proporsional terhadap jarak ke titik berat kelompok baut tersebut.
R R2
=-= — 6.10
d, d, • d6
Atau ... R dapat dituliskan dalam
6 bentuk:
Apabila gaya R, diuraikan dalam arah x dan y seperti dalam Gambar 6.5,
aka:- maka dapat dituliskan komponen gaya dalam arah x dan y:
x
. R •R R = .1? 6.16
d d
Substitusikan 6.15 ke 6.14 diperoleh:
lika:- M•y M.x
R= _____________R =_____ 6.17
6.''
6.1 • R= IR +R 2
R= 6.20
6.1_
Dengan N adalah jumlah baut. Dan total resultan gaya pada tiap baut yang mengalami gaya
eksentris adalah:
6.1 R= (R + R)
6.21
CONTOH 6.4:
6.1 Hitunglah gaya maksimal yang bekerja dalam satu baut,
untuk suatu komponen struktur
b e r i k u t y a n g m e m i k u l g a y a e k s e n t r i s s e p e r t i p a d a g a m b a r.
J AWA B :
6.1' Baut yang menerima gaya terbesar adalah baut nomor 1, 3, 4, dan 6.
Pada baut nomor
4 bekerja gaya—gaya:
118 BAB 6 SAMBUNGAN BAUT
M.y 1500)(75
R= =__________=3 ton
Lx2+1 y2 37500
100
e = 75 + 50 = 125 mm
M.x1500x50
R —____________=________
Ix) +1.y 2 ton M = 12(125) = 1500 ton
37500
mm
„ 12
R - P -- = = 2 C011 1 +I y2 = 6(50)2 +
N 6
4(75)2 =
Gaya
37500 mm2
total pada
baut
nomor 4:
R= +(R + R) = V3 2
+ (2 + 2) 2 = 5 ton
nCONTOH 6.5:
Hitung gaya R yang
bekerja pada baut
nomor 4 berikut ini, bila
kelompok baut tersebut
memikul beban P 1, = 5
ton yang membentuk
sudut a terhadap sumbu
horizontal, di mana
besarnya tan a =
JAWAB:
e = 160 mm
M = 5 (160) = 800 ton
mm
x
2
+
=
)
2
)
2
m
2
G
b
a
:
R ______________
M. y
= 1,85800x75
ton —>
2 7 +1y2
. X 2
32500
M.x800x50
R
__________,
__________= ,_1,23
ton 1
L +I y-
32500
R_ P. c o s a 5 x 0 , 8
Kii -
4 = 4 = 1 ton
—>
P. s i n a 5 x 0 , 6
R =____4 4=
_= 0,75 ton
6 . 3 G E S E R E K S E N TR I S 119
160
150
Pu = 5 ton
R= \10,85Rv+
) 1)2 +(1,23 + 0,75) \2 = 3,47 ton
nCONTOH 6.6:
Dua buah profil CNP 24 dihubungkan dengan pelat setebal 10 mm,
sebagai alat sambung digunakan baut A325 db = 22 mm (tanpa ulis
dalam bidang geser). Tersedia dua pola baut seperti dalam gambar,
yaitu pola I dan pola II. Pada kondis tersebut bekerja beban terfaktor
P. yang sama besar dan berlawanan arah. Jika diketahui
terseb perbandingan beban hidup dengan beban mad adalah 3 (L = 3D):
ut a.tentukan pola mana yang lebih balk
ontal, b.dengan pola yang lebih baik tersebut, hitung beban kerja
PU
140
220 220
120 BAB 6 SAMBUNGAN BAUT
JAWAB:
Pola baut I: baut yang menerima gaya terbesar adalah baut—baut
atas dan bawah M = Pu.( 184 + 72 + 184 ) = 440 Pu
r, = V36 2 +60 2 = 70 mm
R= M.r, = 440.Pu.70
1
1r (4x70 )+(2x362)
2 2
1,3879.P,
Pola baut II : semua baut menerima gaya yang sama besar
M = Pu.( 220 + 220 ) =
440 Pu
r = 70 mm
M•r 440.P •70
R=_____=_______, =1,0476.P u
r2 6x70 -
S.
Ternyata pola baut II lebih baik, gaya yang dipikul tiap baut sama besar
dan lebih kecil daripada gaya maksimum baut 1 pada pola I.
Selanjutnya menghitung tahanan satu buah baut:
Geser: O.Ru = 0.0,5fub.m.A6 = 0,75(0,5)(825)(2)(1/41E-22 2)= 23,52 ton
Analisa Plastis
Cara analisa ini dianggap lebih rasional dibandingkan dengan cara
elastik. Beban P yang bekerja dapat menimbulkan translasi dan rotasi
pada kelompok baut. Translasi dan rotasi ini dapat direduksi menjadi
rotasi murni terhadap pusat rotasi sesaat. Lihat gambar 6.6.
P
x
CG
Pusat rotasi
sesaat (I.C.)
Gambar 6.6 Pusat Rotasi Sesaat
6.3 GESER EKSENTRIS 121
n CONTOH 6.7:
Hitung P n yang boleh bekerja pada sambungan berikut ini, lakukan
analisa plastic. A=a7 sambung yang digunakan adalah baut A325
(d b = 22 mm, f u b = 825 MPa) tanpa dalam bidang geser.
JAWAB:
e = 75 + 50 = 125 mm
Beban P yang
R ni = 0,54 b .A b .m = 0,5(825)('/4 1- = 15,68
Iasi dan rotasi ton
22 2 )(1)
gambar 6.6.
122 BAB 6 SAMBUNGAN BAUT
ER,..--3d1= 0 6.26
R
, = /3, 6.27
d,
=Pje+r) 6.28
d.
' • d
.8,6
60,730 8904,640
2. Coba r o = 51,46 mm
No. baut x. y. d. A. R. (R..x. / d.) Ri.d,
1 1,46 75 75,014 5,113 14,530 0,283 1089,942
2 1,46 0 1,460 0,100 2,634 2,634 3,845
3 1,46 -75 75,014 5,113 14,530 0,283 1089,942
4 101,46 75 126,171 8,600 15,401 12,385 1943,217
5 101,46 0 101,460 6,916 15,130 15,130 1535,055
6 101,46 -75 126,171 8,600 15,401 12,385 1943,217
43,099 7605,219
nCONTOH 6.8:
6.2- Kerjakan kembali contoh 6.7 sebagai sambungan tipe friksi. Karena R,
konstan, maka
R x= P 6.31
d.
eb az
Rld= P(e+ro) 6.32
JAWAB:
Dengan cara trial and error, diperoleh ro = 59,569 mm.
.d. No. Baut xi Yi di xi/di
0,09( 1 9,569 75 75,60797 0,12656
1,323 2 9,569 0 9,56900 0,00000
0,091 3 9,569 -75 75,60797 0,12656
5,12- 4 109,569 75 132,77939 0,82520
12,88--. 5 109,569 0 109,56900 1,00000
15,12 - 6 109,569 -75 132,77939 0,82520
535,91272 2,90351
[R„ <-1
6.33
305,2 1
9
124 BA B 6 SA M B U N G AN BA U T
R 7 2 = m.0,51L •Ab
b
6.35.a
7 , a t a u m.0,41:b•Ab 6.35.b
R
Profil
struktural
11
2 profit siku
siku
(a)
(c)
(d)
Gambar 6.7 Sambungan Kombinasi Geser dan Tank
[O•R 1 22
+[
6 .3 6
Dengan C adalah suatu konstanta.
Persamaan 6.36 dapat dituliskan
sebagai:
R _C•(/) •R • R12 6 .3 7
6.4 KOMBINASI GESER DAN TARIK 125
R
____ tarik
o t.R,
6.35.1)
6.39
adi sebual
TABEL 6.2 NILAI Oft UN
Tipe Baut
6.3(
A325 dengan ulir 04807 —
di bidang geser 1,9f) < 0.621
A325 tanpa ulir di 0-(807 —
bidang geser A490 1,54) < 0.621
dengan ulir di 0.0010 —
bidang geser A490 1,9f) < 0.779
tanpa ulir di 0.(1010 —
bidang geser 1,5f.) < 0.779
6.3-
126 BAB 6 SAMBUNGAN BAUT
1,13x proofload
.0.y 1
_____________
/n
_____________
6.43
Dengan:
V
„
1
,
1
3
.
p
p
r
o
o
f
l
o
a
d
.
m
P
r
o
o
f
l
o
a
d
=
0
,
6.5 F.
7
5
A
h
p
r
o
o
f
s
t
r
e
s
s
Ab
adalah luas
bruto baut
T
adalah
beban tarik
terfaktor
Pd
adalah
jumlah
baut
nCONTOH 6.9:
Hitung
kecukupan
jumlah baut bagi
sambungan
berikut ini (tipe
tumpu dan tipe
friksi), diketahui
beban terdiri dari
10% beban mad
dan 90% beban
hidup. Baut A325
tanpa ulir di
bidang geser.
P = 1,2(0,1)(35) +
1,6(0,9)(35) P.= 54,6
ton
= P x = 0,8 x 54,6 =
43,68 ton V = P y = 0,6
JAWAB:
35 ton
T
a
r
i
k
:
f
=
8
0
7
—
1
,
5
1
;
„
,
=
8
0
7
—
(
1
,
5
x
1
4
3
,
6
3
4
)
=
5
9
1
,
5
4
9
M
P
a
(
1
).
R
,
=
c
l
)
.
4
-
A
b
=
0
,
7
5
x
5
9
1
,
5
4
9
x
1
/
4
.
T
c
.
2
2
2
=
1
6
,
8
6
5
t
o
n
7
.
/
n
4
3
,
6
8
/
6
=
7
,
2
8
t
o
n
T./n <
b. Sambungan
ripe friksi
V = 1,13 x p
x proof load
x m
= 1,13 x
0,35 x 1 x
proof
load =
0,3955
p
r
o
o
f
l
o
a
d
.
n
.
2
2
2
0
,
7
5
5
8
5
1
6
,
6
8
t
o
n
O
.
V
1
x
0
,
3
9
5
5
1
6
,
6
8
6
,
5
9
7
t
o
n
1
7
.
I
n
3
2
,
7
6
/
6
=
5
,
4
6
t
o
n
6.5 SAMBUNGAN YANG MENGALAMI BEBAN... 127
(
43,86/
0.17,, 1—__ = 6,597 1 ____________________ = 4,038 ton
T„n
1,13.proofbad 1,13x16,68
6.43
Kin > 0. V (baut tak mencukupi untuk sambungan tipe friksi!!)
P (beban luar)
Pada saat pemasangan awal, baut mutu tinggi sudah diberi gaya pra tarik
awal T6, hal ini mengakibatkan pelat tertekan sebesar C., dari
keseimbangan gaya:
O K Th 6.44
Beban luar akhirnya bekerja, sehingga keseimbangan gaya sekarang seperti tampak dalam
Gambar 6.9.c.: Tb = pratarik awal 7
-
,
P + C./ = 6.45
O K Gaya
3
P mengakibatkan baut memanjang sebesar:
1, = f -t
T —T
4.Eb 6.46
Pada saat yang sama tekanan di antara pelat mengakibatkan pelat memendek sebesar:
C —C
8 =_____
P A ..Er .t 6.47
P
nCONTOH 6.10:
Baut A325 berdiameter 22 mm menerima gaya tarik aksial seperti
dalam gambar. Jika A = 6000 mm2. Hitung gaya tarik akhir pada baut
(Tf) bila beban kerja terdiri dari 20% beban mati dan 80% beban
hidup.
JAWAB:
O.Rn = 0,754b.0,75.Ab = 0,75(825)(0,75)(1/41c.222). 17,64 ton
Ru = 1,2(0,2R) + 1,6(0,8R) = 1,52 R = 17,64 ton
R = 11,61 ton
Tb = proof stress x 0,75 Ab = 585(0,75)(1/4-Tc.222)= 16,678 ton
AP 6000
=15,784
A
b ) 4 7 .7.22 2
T =T6+ —A_________________=16,678+1+15,78
p
1+ Ab
= 17,37 ton
6.55
T = fth.bp
T — 6.M.p (
. d — p)
d2 d
CONTOH 6.11:
Hitung beban kerja P dalam sambungan berikut
ini, jika digunakan baut A325, db = 19 mm
(tanpa ulir di bidang geser). Beban yang bekerja
terdiri dari 20% beban mati dan 80% beban
hidup.
;.10
yang
2mpuny
ai
6.51
130 BAB 6 SAM BU N GAN BAUT
- 75
40
•
• •
IN
I
3@80
40
•4
JAWAB:
P = 1,2(0,2P) +
1,6(0,8P) = 1,52.P
6.M .p[d -
p1 = 6x1,52.Px75
x801 320-
801 = 0,40.P
-
d
2
3
2
0
2
3
2
0
1
,
5
2
.
P
________ 0,19-
P
c/9.1?,„, = 0,75(0,5
41') m. Ab = 0,75(0,5)
(825)(1)(1/4.1 -c-192)=
8,77 ton
0.A b .( 807
- 1,5 . f ) <
0.621.4,
=
0,75(807)A b
- 0,75(1,5-
4.A b )<
0,75(621)4,
= 0,75(807)
(t/4)0'0(19 2 )-
0,75(1,5.4,.A
b)
<
0,75(621)e/41
c-192)
m
a
x
1
7
,
1
6
1
,
1
2
5
.
V
<
1
3
,
2
t
o
n
S
a
m
a
k
a
n
d
e
n
g
a
n
m
a
x
T
u
:
0,4.P = 17,16 -
1,125( 0,19 P)
P = 27,96 ton
Periksa max V dan batas
atas T (13,2 ton):
V = 0,19.P =
0,19(27,96) =
5,3124 ton < 8,77
ton
= 0,4.P =
0,4(27,96) = 11,184 ton
< 13,2 ton
T Abf - 6.57
Y
6.6 GESER DAN TARIK AKIBAT BEBAN ... 131
75
CONTOH 6.12:
Hitung jumlah baut (A325, db = 22 mm) untuk
sambungan berikut ini, yang menerima beban
40 mati D = 3,5 ton dan beban hidup L = 25 ton.
n @ 80
4 •
OK
JAWAB:
ierir P = 1,2(3,5) + 1,6(25) = 44,2 ton
na :
O.Rn, = 0,75(0,54 b)m.Ab = 0,75(0,5)(825)(1)(1/4.n.22 2)= 11,76 ton
mak
a.
Coba pakai 10 baut (5 buah per baris):
Ey e = 4 [160 2 + 80 2 ] = 128000 mm 2
=
M4=
„.y8,2875
= 44,2x150x160
ton
6./
y2 128000
s l a h : P 4 4 2
V = " =______= 4,42 ton < 0-Rb, (= 11,76 ton)
n 10
OK
132 BAB 6 SAMBUNGAN BAUT
SOAL—SOAL LATIHAN
P.6.1 Hitunglah beban kerja layan yang dapat dipikul oleh komponen struktur
tarik berikut
ini, jika baut yang digunakan adalah baut mutu tinggi A325
berdiameter 3 /4" dengan ulir di luar bidang geser, sedangkan mutu
pelat baja adalah BJ 37. Diketahui pula bahwa perbandingan beban
hidup dan beban mati adalah 3 (LID = 3).
t = 10
mm
60 60 1.4.4.1
50 1.
-
60
50'
Gambar P.6.1
P.6.2 Dua buah pelat setebal 20 mm disambung dengan suatu pelat sambung
setebal 10 mm
seperti tampak dalam gambar. Baut yang dipakai sebagai alat
pengencang adalah baut A325 berdiameter 5/8" dengan ulir di luar
bidang geser. Mutu pelat baja adalah BJ 37 . Hitunglah tahanan tarik
rencana yang diperbolehkan bekerja pada komponen struktur
tersebut!
40 50 50 40
60_
40 t
I I I 1
_______
t 2 0 m m
t = 1 0 m m
G a m b a r
P. 6 . 2
SOAL-SOAL LATIHAN 133
P.6.3Tentukan jumlah baut yang diperlukan untuk menahan gaya tarik sekuat
profil iL
100.100.10 seperti tampak dalam gambar, untuk beberapa tipe
sambungan sebagai berikut:
K t = 12 mm
Gambar P.6.3
P.6.4 Sebuah batang tarik dari siku tunggal 120.120.12 (BJ 37) digunakan untuk menahan
gaya
: tarik yang terdiri dari 40 kN beban mati dan 120 kN beban hidup.
ut Asumsikan tebal pelat sambung adalah 12 mm. Jika digunakan baut
ili A325 berdiameter 1/2" dengan ulir di luar bidang geser, hitunglah
r jumlah baut yang dibutuhkan
wa
Hitunglah besarnya beban layan yang dapat dipikul oleh profil
2CNP20 dari baja BJ 37 seperti pada gambar berikut. Baut yang
digunakan adalah A325 berdiameter 7/8 " dengan ulir di luar bidang
geser. Beban terdiri dari 25% beban mati dan 75% beban hidup.
m m t = 15 mm
b a u t
3 7 .
i k t u r
60
4)- 0 4 -0- 80
4 0 4 4 60
401 4 @ 75 0.1 40
4
1 4 _________________•
Gambar P.6.5
BAB 6 SAMBUNGAN BAUT
6.6
besarnya beban
layan maksimum, P,
yang menimbulkan
geser eksentris pada
sambungan
dalam Gambar
P.6.6. Beban
terdiri dari
25% beban
mati dan 75%
beban hidup.
Baut yang
digunakan
adalah A325
berdiameter
7/8" dengan
ulir di luar
bidang geser.
Asumsikan
pelat cukup
kuat menahan
beban
tersebut (BJ
37)
a)Gunakan
metode elastis
b)Gunakan
metode plastis
Gambar P.6.6
P.6.7
besarnya beban
layan, P, yang terdiri
dari 20% beban mati
150
dan 80% beban
hidup, pada
sambungan
yang terlihat t = 10 mm
dalam
Gambar
P.6.7,
gunakan
baut A325
berdiameter
7 "
/8 dengan
ulir di dalam
bidang geser.
Mutu baja BJ
37
a)Gunakan
metode
elastis
b)Gunakan
metode
plastis
Gambar 26.7
150
3@75
Pelat, t = 12 mm
SOAL-SOAL LATIHAN 135
130 kN
t = 10 mm
Gambar P6.8
ban 6.9 Sambungan geser eksentris (sambungan A) dalam Gambar P.6.9 berikut
ini menggunakan
am baut A325 berdiameter 7/8" dengan ulir di luar bidang geser. Beban
terdiri dari 30 kN
beban mati dan 150 kN beban hidup. Hitunglah jumlah baut yang
dibutuhkan dengan cara elastis. Berikutnya rencanakan pula
sambungan profil L 100.100.10 ke flens kolom (sambungan B), t flens =
20 mm.
200
55
sambunganB t - 10 mm
Gambar P.6.9
Sambungan A
6.10 Hitunglah jumlah baut yang dibutuhkan pada sambungan dalam Gambar P.6.10,
jika sambungan A direncakan sebagai sambungan sekuat profil. Gunakan baut
A325 berdiameter 1/2" dengan ulir di luar bidang geser.
136 BA B 6 SA M B U N G AN BA U T
tf = 20 mm
tw = 20 mm
Sambungan B —
Sambungan A
Gam bar
P.6.I0
7
Sambungan Las
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah Mempelalari hab ini,.mahasiswa diharapkan dapat:
Mampu membedakan jenis-jenis sambungan las
Merighitung kapasitas las dari masing-masing jenis las
Melakukan proses analiiis dan desain sambungan konstruksi baja dengan
menggurialcan berbagai jenis las yang ada
1 PENDAHULUAN
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan bahan logam yang menghasilkan peleburan
bahan dengan memanasinya hingga suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan
dan dengan atau tanpa pemakaian bahan pengisi. Meskipun pengetahuan tentang las sudah
ada sejak beberapa ribu tahun silam, namun pemakaian las dalam bidang konstruksi dapat
terbilang masih baru, hal ini antara lain disebabkan pemikiran para ahli mengenai beberapa
kerugian las yaitu bahwa las dapat mengurangi tahanan lelah bahan (fatigue strength)
dibandingkan paku keling dan mereka juga berpendapat bahwa tidak mungkin untuk
memastikan kualitas las yang baik.
Melalui banyak penelitian tentang las, belakangan las mulai banyak digunakan dalam
bidang konstruksi. Hal ini antara lain karena proses penyambungan dengan las memberikan
beberapa keuntungan, yakni:
1.dari segi ekonomi, harga konstruksi dengan menggunakan las lebih murah dibandingkan
dengan pemakaian baut atau keling, hal ini dikarenakan pemakaian pelat—pelat
sambungan maupun pelat buhul dapat dikurangi. Pada konstruksi rangka jembatan
bahkan dapat mengurangi berat baja hingga 15% jika dipakai sambungan las
2.pada beberapa jenis elemen struktur tertentu, tidak mungkin memakai baut atau keling
untuk menyambungnya, seperti contoh adalah proses penyambungan kolom
bundar, tentu lebih memungkinkan untuk memakai las
3.struktur yang disambung dengan las akan lebih kaku daripada baut/keling
4.komponen struktur dapat tersambung secara kontinu
5.mudah untuk membuat perubahan desain dalam struktur
6.tingkat kebisingan dalam pekerjaan las lebih rendah daripada baut/keling
138 BAB 7 SAMBUNGAN LAS
* ° -
- r •
at
—;a
n
rus
di-
pai
A
•
lm-
1. A L A
tuk
L
tuk (a) groove welds (b) fillet welds
ang
Irisan A-A
kan _____________e f r
(d) plug welds
Irisan A-A
I _______■ I K
(c) slot welds
-
.4 PEMBATASAN UKURAN LAS SUDUT
mg-
Pa n
g
a2
ran
g
han a2
15 < t
kan
Sedangkan pembatasan ukuran ma
ma) a.Untuk komponen dengan tebal
ada setebal komponen
edi b.Untuk komponen dengan tebal 6,4
a kurang dari tebal komponen
140 BAB 7 SAMBUNGAN LAS
(a) (b)
Gambar 7.4 Ukuran Maksimum Las
efektif.
7.5 LUAS EFEKTIF LAS
Kekuatan dari berbagai jenis las yang telah dibahas di depan,
berdasarkan pada luas efektif las. Luas efektif las sudut dan las
tumpul adalah hasil perkalian antara tebal efektif (t) dengan panjang
las. Tebal efektif las tergantung dari ukuran dan bentuk dari las
tersebut. dan dapat dianggap sebagai lebar minimum bidang
keruntuhan.
Las Tumpul
Tebal efektif las tumpul penetrasi penuh adalah tebal pelat yang
tertipis dari komponen
yang disambung. Untuk las tumpul penetrasi sebagian perhatikan
Gambar 7.5.
Las Sudut
Tebal efektif las sudut adalah jarak nominal terkecil dari kemiringan
las dengan titik sudut di depannya. T T Asumsikan
bahwa las sudut mempunyai ukuran kaki yang
sama, a, maka tebal efektif to adalah 0,707a. Jika
ukuran las tak sama panjang, maka (b) T = T, + T 2 te = tebal efektif
harus dihitung dengan memakai T hukum-
hukum trigonometri.
T2
( a ) T, < T 2 ; t e = T 1
(d) = D
qr
lin ;
10
gap
t—
___________________
a.b
.1a2 +b2
Gambar 7.6 Tebal Efektif Las Sudut
F !
but.
6 TAHANAN NOMINAL SAMBUNGAN
LAS
Filosofi umum dari LRFD
ones terhadap persyaratan keamanan
suatu struktur, dalam hal ini
terutama untuk las, adalah
terpenuhinya persamaan:
cp•R nu, R to
efektif, maka:
= 0,90.t1;
(bahan
dasar)
(P.R.= 0,90.1-4
(las)
b. Bila sambungan
dibebani dengan gaya
geser terhadap luas
efektif, maka:
0,90.t,.
(0,64)
(bahan
dasar)
0,80.t;
(0,6f„)
(las)
Dengan f dan f
adalah kuat leleh
dan kuat tarik
putus.
_as Sudut
Kuat rencana per satuan
panjang las sudut,
ditentukan sebagai berikut:
0.1?„. = 0,75.t;
(0,6L) (las)
O.R„. = 0,75.1-;
(0,6f) (bahan
dasar) 7.4.b
Dengan
A
.
a
d
a
l
a
h
l
u
a
s
g
e
s
e
r
e
f
e
k
t
i
f
l
a
s
a
d
a
l
a
h
k
u
a
t
t
a
r
i
k
p
u
t
u
s
l
o
g
a
m
l
a
s
142 BAB 7 SAMBUNGAN LAS
n CONTOH 7.1:
Tentukan ukuran dan
tebal las sudut pada
sambungan lewatan
berikut ini. Sambungar
menahan beban tank D =
10 ton dan L = 30 ton.
Diketahui f„ , = 490
MPa; = 40( MPa.
16 x 180
4 0 to n
a.b
a2 + b2
JAWAB:
Persyaratan ukuran las:
Maksimum = tebal
pelat — 1,6 = 16 — 1,6
= 14,4 mm
Minimum = 6 mm
(Tabel 7.1)
Gunakan las ukuran 10 mm
t = 0,707.a = 0,707 x 10 =
7,07 mm
Kuat rencana las sudut
ukuran 10 mm per mm
panjang:
= 04.(0,60-4) = 0,75(7,07)
(0,60 x 490) = 1558,935
N/mm
Dan
kapasita
s las ini
tak
boleh
melebihi
kuat
runtuh
geser
pelat:
Max 0-
1?, =
4•t•(0,6
0 f) =
0,75(16)
(0,60 x
400) =
2880
N/mm
Beban tank terfaktor,
T = 1,2D + 1,6L =
1,2(10) + 1,6(30) =
60 ton
Panjang total las
dibutuhkan,
60.104L =___________ = 384,8 mm
390 mm
1558,935
Jika las sudut yang
digunakan hanya berupa
las memanjang saja pada
batang tank datar, panjang
tiap las sudut tidak boleh
kurang dari jarak tegak
lurus di antara keduanya,
dan panjang total tidak
melebihi 1,5 kali panjang
yang dibutuhkan. Oleh
karena itu, untuk
persoalan di am, maka
diambil panjang las tiap
nisi adalah 250 mm
(Gambar (a)). Dapat pula
digabung antara las
memanjang dan las
melintang, yang dapat
mengurangi panjang
sambungan lewatan
(Gambar (b)).
7.6 TAHANAN NO MINAL SAMBUN GAN LAS 143
sisi profil siku. Gaya F, akan bekerja pada titik berat las 2 yang
berjarak d/2 dari sisi profil siku. Ambil keseimbangan momen
terhadap titik A:
1MA = —FI•d—F2.c112.+T-e= 0 7.6
atau:
F =T.eF2 7.7
d
F,= cb-RnA, 2
7.9
7.10
7.8
Dari keseimbangan gaya horizontal diperoleh:
= =0
Selesaikan persamaan 7.6 dan 7.9 didapatkan:
F
=T 1--
d 2
Gambar 7.7 Penyeimbangan Sambungan Las
T_____
e
75-
1 TETo
7
1 44 B A B 7 S A M B U N G A N L A S
JAWAB:
Hitung tahanan rencana dari profil siku, diambil harga
terkecil dari:
0.7 = 0,90o g = 0,90(240)(1920) = 41,472 ton
= 0,75.f,A= 0,75(370)(0,85 x 1920) = 45,288 ton
Sambungan akan didesain terhadap 0.T.
41,472 ton Pilih ukuran las dan hitung
Ukuran minimum = 4 mm (Tabel 7.1)
Ukuran maksimum = 10 — 1,6 = 8,4 mm
Pakai ukuran las 4 mm
= (p.t.0,60L = 0,75(0,707 x 4 )(0,60)(490) =
623,6 N/mm
= 00,60.4
Menentukan ukuran las = 0,75(10)(0,60)(370) = 1665
F2 = = 623,6 x 100 =
6,236 ton ton
= T. e F 2 4 1 , 4 7 2 x 2 8 , 2 6 , 2 3 6 = 8,58
d 2 100 2
F3 = 41,472 — 8,58 — 6,236 = 26,656 ton
F 8,58 x104
L = 1________ = ___________137,58 140 mm
O.Rnw 623,6
26,656 x104
L = 3 = 427,45 430 mm
O.Ra. 623,6
w3
nCONTOH 7.3:
Rencanakan kembali contoh 7.2, namun tanpa las ujung (las 2).
JAWAB:
=
T.e F 2 41,472 x 28,2
= 11, 7 ton
F
d 2 1 0 0
= 41,472 — 11,7 = 29,772 ton
Te F 2 41,472 x 28,2
F= — = 137,58 ..= 140 mm
d4
1
2 3 0 m100
m
,,,,,
F=8' ' 5 8 x 4
w=
1
L 1
R ---
623,610 = 427,45
7 . 6 TAH A N A N N O MI N A L S A MB U N G A N L A S 1 4 5
n CONTOH 7.4:
Hitung beban kerja yang boleh bekerja pada sambungan berikut ini,
jika diketahui persentase beban mati adalah 20% dan beban hidup
80%. Pelat yang disambung terbuat dari baja BJ 37 dan mutu las f w =
490 MPa.
Pelat 15 x 250
JAWAB:
Hitung kuat rencana dari las sudut
berukuran 10 mm dengan panjang 120 mm
= = 0,75(0,707 x 10)
(0,60) (490) = 1558,935 N/mm
max O.R„„ = 04.0,60.4
Las sudut 10 mm, L i,, = 120 mm
= 0,75(15)(0,60) Las pasak (I) 35
(370) =
2497,5 N/mm
21,21 ton
>1,2(0,27) + 1,6(0,87)
>1,52T
T < 38,56
ton
n CONTOH 7.5:
Hitung beban kerja sambungan las sudut dan baji berikut ini. Bila
diketahui perbandingan beban mati dan hidup adalah 1 : 5 (D/L =
1/5). Pelat yang disambung dari baja BJ 37 dan mutu las f = 490
MPa.
Pelat 10 x 200
146 BAB 7 SAMBUNGAN LAS
JAWAB:
Kuat rencana las sudut:
O . R„„ = 04,(0,60f) = 0,75(0,707 x 5 )(0,60)(490) = 779,4675
N/mm
T, = 2(100)(779,4675) = 15,58 ton
Kuat rencana las baji:
A, = (50 — 10).20 + 1/8.7[.20 2 = 957 mm 2
T, = 0,75(957)(0,60)(490) = 21,1 ton
= + = 15,58 + 21,1 = 36,68 ton
Periksa kekuatan pelat:
= 0,90f..A g = 0,90(240)(10)(200) = 43,2 ton
0.7 2 = = 0,75(370)(10)(200) = 55,5 ton
Sehingga 0. 7, = 36,68 ton > 1,2D + 1,6 L
> + 1,6(5D)
> 1,2D
Didapat D < 3,98 ton dan L < 19,9 ton. Beban kerja T < 3,98 + 19,9 (=
didasarkanpadaprinsipmekanikabahanhomogen,menggabungkanantarageselangsung
denganpuntir.Teganganpadapenampanghomogen:A =
, = T . r ( t e g a n g a n
f 'a k i b a t m o m e n p u n t i r )
7 . 1 3
I P
Dengan r adalah jarak dari titik berat ke titik tegangan
adalah momen inersia polar
P
= 2 +
ton). 12 12
2[L,.t,..y21+ 2
= .t
6
ira Untuk keperluan praktis suku pertama dalam 7.17 diabaikan karena t
cukup kecil, sehingga persamaan 7.17 dapat dituliskan kembali sebagai :
7.12
/ = [12.L .y72+L 31 7.18
n CONTOH 7.6:
Hitung beban rnaksimum (N/mm) pada 305
b
1051
I konfigurasi las
ser L - 3 0berikut ini.
lang- Asumsikan ketebalan
• pelat tak
mempengaruhi. Jika
diketahui pula beban
terdiri dari beban
mati 20% dan beban hidup 80%,
rencanakan ukuran las yang
mencukupi
490 MPa)
P=6,5 ton
—
f
100
JAWAB:
Hitung letak titik berat kelompok las, ambil statis momen
terhadap las tegak:
2_ x150x 75
x —_____________=45 mm
148 BAB 7 SAMBUN GAN LAS
- I P 4 7 0 1 6 6 6 , 6 6 7 T.x 6 , 5 . 1 0 4 x 3 0 5
x105
R= =________________= 424,46 N/mm L
Y iP 4701666,667
Resultan gaya, R:
Gaya terfaktor, / 3 :
= 1,2D + 1,6L = 1,2(0,2 x 6,5) + 1,6(0,8 x 6,5) = 9,88 ton
Dengan 0 = 0,75
0 adalah sudut beban diukur dari sumbu memanjang arah las
Jika segmen
eksentris, las merupakan bagian
5 dari suatumenjadi:
konfigurasi yang terkena beban geser
R. = maka persamaan
0,601L.t/1 7.19 dimodifikasi
+ 0,50.sin' 0)_
_
A
_____ 19 09._____
A 7.20
A m A , ,
7.8 GESER EKSENTRIS — METODA PLASTIS 149
Dengan:
R r adalah tahanan nominal segmen las, N/mm
0 adalah sudut beban diukur dari sumbu memanjang las,
derajat
hasa
n
esaa
t.
lebi
h
Ikny
a
bera
t
7.19
ro e
Gambar 7.9 Tahanan R dari Segmen
Las Sudut
150 BAB 7 SAMBUNGAN LAS
n CONTOH 7.7:
Kerjakan kembali contoh
7.6, dengan metoda
plastis. Dengan ukuran
las a = 6,935 mm.
hitunglah P yang boleh
bekerja pada sambungan
tersebut, bandingkan
hasilnya dengan metoda
elastik.
50 50 50
1 3 # 2. 11
I
50
4
50
5
PRS CG
r e
JAWAB:
Las mendatar akan
dibagi tiga segmen @ 50
mm, dan las tegak akan
dibagi menjadi segmen
@50 mm. Perhitungan
hanya dilakukan
setengah bagian saja,
mengingat konfigurasi
las yang simetris.
Perhitungan
ditampilkan dalam tabel
berikut, diperoleh P r =
18,57 ton.
Dari basil analisa
elastik, dengan ukuran
las yang sama (= 6,935
mm) diperoleh P = 6.:
ton (± 35% analisa
plastis).
Segmen 0 A. A,/A R (R)y
1 121.7231 100 157.5326 50.59564 10.36184 13.89325 0.088193 13.89325 1.340809 1889.17 1459.734 297605.9
2 71.7231 100 123.0618 35.64926 11.53185 16.95775 0.137799 10.85317 0.941148 1757.412 1024.258 216270.3
3 21.7231 100 102.3323 12.256 15.73482 28.98673 0.283261 9.024978 0.573567 1410.733 299.4705 144363.5
4 -3.2769 75 75.07155 87.49822 8.740985 10.02515 0.133541 6.620777 0.757441 2109.739 -92.0909 158381.4
5 -3.2769 25 25.21385 82.53247 8.90212 10.38714 0.411962 2.223682 0.249792 1657.889 -215.466 41801.77
min 0.088193 setengah 2475.905 858422.8
total 4951.811 1716846
3 P 2 V P Mc _M
2teL,, I W
A 2 e c
E
Gambar 7.10 Tegangan pada Las Vertikal Akibat Geser dan Lentur
C
n CONTOH 7.8:
Hitung ukuran las yang diperlukan bagi sambungan pada Gambar 7.10 tersebut, bila
diketahui beban kerja P = 4,5 ton terdiri dari 20% beban man dan 80% beban hidup.
Eksentrisitas, e = 150 mm dan panjang las 250 mm. (f, u, = 490 MPa)
JAWAB:
Beban kerja terfaktor,
P = 1, 24 0, 20 x 4, 5 ) + 1, 64 0, 8 x 4, 5 ) = 6, 84 ton
Akibat geser P
langsung:P
4
6,84.10 = 136,8 N/mm
(1? )
"' A = 2x1xL,, 2x1x250
Tahanan las:
= 0.t.0,60L = 0,75 x 0,707.a x 0,6 x 490 = 155,8935.a
nw
511,127
= =3,278 mm = 4 mm
a
155,8935
peril,
_A
SOAL—SOAL LATIHAN
Gambar P7.1
. 7" 7 .2 Jika sambungan dalam soal P.7.1 harus memikul beban mati sebesar 75
kN dan beban
hidup sebesar 175 kN, tentukan panjang las yang diperlukan,
gunakan mutu las f =
f
490 MPa.
)ut,
bila
T hidup.
Gambar P.7.3
2
7.4Hitunglah panjang las sudut Ll dan L2 pada sambungan yang direncanakan sekuat profil
L 50.50.5. Gunakan ukuran minimum las dengan mutu fuw = 490 MPa dan mutu baja BJ
37.
Gambar P.7.4
154 BAB 7 SAMBUNGAN LAS
Pelat 200 x 10
50 mm Las pasak 0 20 mm
Gambar P.7.5
P.7.6 Hitunglah beban layan, T, yang dapat dipikul oleh batang tarik yang
disambung denga:-
Pelat 2 @ 75 x 8
_
r ________________
Gambar P.7.6
120kn
250
250
Pelat 250x12
Pelat 250 x 12
14-150-041-150-04
Gambar P.7.7
SOAL-SOAL LATIHAN 155
ngan P.7.8 Gunakan analisa elastis untuk menentukan beban maksimum pada las (dalam N/mm)
37 untuk sambungan yang terdapat dalam Gambar P.7.8.
120kn
75
250 250
141-125-1441-175-0.1
Gambar P.7.8
mm
8
Torsi
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah mempelajari bab ini, mahasiswa
diharapkan dapat: Mempelajari perilaku balok
yang memikul beban momen torsi
Menentukan besarnya tegangan-tegangan yang terjadi pada
penampang profil
Melakukan desain penampang berdasarkan momen torsi yang
bekerja
8.1 PENDAHULUAN
Pengaruh torsi/puntir terkadang sangat berperan penting dalam
disain struktur. Kasus to sering dijumpai pada balok induk yang
memiliki balok-balok anak dengan bentang tak sama panjang. Profit
yang paling efisien dalam memikul torsi adalah profit buncL-
berongga (seperti cincin). Penampang ini lebih kuat memikul torsi
daripada penampan.: bentuk I, kanal, T, siku atau Z dengan luas
yang sama.
Suatu batang pejal bulat bila dipuntir, maka tegangan geser
pada penampang di titik akan bervariasi sesuai jaraknya dart pusat
batang, dan penampang yang semula datLakan tetap datar serta
hanya berputar terhadap sumbu batang.
Pada tahun 1853 muncul teori klasik torsi dart Saint–Venant, is
mengatakan bahv._ jika batang dengan penampang bukan lingkaran,
bila dipuntir maka penampang semula datar tidak akan menjadi
datar lagi setetah dipuntir, penampang ini menjadi (warping) keluar
bidang.
dT = T-dA.r = y.G-dA•r = r 2 . 8 . 4
(d0/dz).G.dA
Mengintegralkan persamaan 8.4 akan
diperoleh: 8 . 5
T
= fdO r2 .G•= .Gfr2.dA=
Adz
dz
E
Dengan: G adalah Modulus
J t o r s i , a t a u m o2m( 1
a d a l a h k o n sGt ea snet ra = e+n vi n
) ersia polar (untuk penampang
lingkaran)
Te g a n g a n g e s e r, ' c , d a r i p e r s a m a a n 8 . 2 d a n 8 . 3 a d a l a h :
Tr
= r.______dz (3-
enampang Lingkaran
Pe rhat i kan pe na mp an g b e rb e nt uk l in g ka ran d e ng an jar i- jar i r 1 dan
r2, di
= 1 4 r, r. 1 f 4 4)
2 = 2 . 7 r r 2
= r 2
•del = f2.7r.r 3 .dr
158 BAB 8 TORSI
2 2 32 32 T .(d
t
12)= 16.T
maks = 1
___.rc.d 4 71-44
32
Untuk t 0, maka:
i i
t t t2 1 (2.r,)3
J= __.r. 2+ r )4.1 . 2+2—+ 2 :=--22r.t '
jr.t 2
2
■ 1 \ r1 r 1 j 8
1
J = 4.g. t.d 3
(—d +t
T. 2 i =
t
. a k , = I • 3
4
Penampang Persegi
Perhatikan penampang persegi yang mengalami geser akibat torsi,
pada Gambar 8.2. Regangan geser = 7
regangan geser =
t/2
=2.dO t \ = t—
d0
8-
dz \2) dz
TABEL 8.1 HARGA K 1 DAN K, UNTUK PERS AMA AN 8.9 DAN 8.10
Titik
8.-
y
(a (b
) )
160 BAB 8 TORSI
aa V • I —V x •• I
z x.yy Maka: y y .x
8.14
az ix.iy—Ixy2 1+T 2
Ix T .'y
V .I —V. I S .I S
Dan Tt= xYY AY. Sytdc _________2
Y fxtds. 8.15
2
Ix•Iy— Ixy 0 Ix.1 y—Ixy 0
1
nr
V[I xy-iXt-dc — V, (x. dy — y-dx) 8.18
f yt.dsj+(
1 „
— ..fxt.ds
-1172
Ix.Iy
xY
\ 0 0
—1_____________
2 ds f I jyt. — xt.ols x.4
Yo = — y.dx)
n[
Titik (x,y) merupakan pusat geser penampang.
8.3 PUSAT GESER (SHEAR CENTER) 161
n CONTOH 8.1:
Tentukan koordinat geser bagi penampang
12 pusat berikut ini:
b x 0 = q + ab
13 a=
2.b4 . + d.tw
- d. t w
2a 1=
ab d/2 212.6 +
d.tw
(1 - a) b
14
d/2
15
1,1
Mencari
n S 5
-
/ = 0, maka:
'9 f
0 = — 1 . fy t. ch
X
—/ x y . fx t. ci s (x . d y - y. dx )
I„..Iy-1,3,2 0_ 0
nS
X
0 =___.5 Yt.CIS(X.4
Y )
.dX
x 00
0<s<b
S Sid
1s Syt.ds =.dri= —2
2
si = 0 —> = — (1 —
a).1> SI =x+
s = b —> = ctb
sd
s
yt. = yff'.(x+ (1— a)b) untuk
x = ab Jryt.cis = —dff '
jdc
..b
o
2
nS ab d
d2 4 2 8i
•[ .b
2
`J ]= —!
•d2 .0".62
9 .a
-(1-a )b
d2
4 2 -[1 x2 + (1- oc).b.x( ab
).b —(1— a)b
d2 .9` [1 ct2 b2 ± (1 a) •b 2 .a
4 2 1
2 - (1- a)2 .b2 + (1- a)2 .b21
162 BAB 8 TORSI
b<s<b+d
s
S2
Syt.ds.=-d.9'4+
5H2+-d).tw.ds2 y = - s2 + d/2 = - y + dI2
2
2
o
o
S2 = 0
-y
=
dI2
S2 =
d
-> y
= -
dI2
.ab.dy
S2
jyt.ds=-d
1(-s2+-
d
).tw.ds2
2
2
0
1 2 d
tf . --
2.s2 +27'2
1)+t.w
= -d1.tw.(-
y+-61\2
-y+
22
22
2
Untuk y = -
dI2 fyt.cis=-d
2
5
1
di 1
d
yt.ds(x.dy-
y.dx) = - y+
+ -.d .tw - y
+
2
0 0
d/2
2
dl 1
r 2d 1 I
d
= i -2..b-=.tw y2
-d.y+—
+-.d.twHy+-111\
.ab.dy
2
42
2,
2 1
-ly2 + —d.y-d12 ai,
+2 2 2 d/2
=
2
m
e
.
b
.
(
2 \
- =
\ ti Y dI2 24w.
d
[i
d .4..b._-dl2)_1
)
_
1
3
3
v
+
.
d
.
t
u
f
j
]
[
= 1 174
H-2...2-
1
.tw.d3 ab
1
2
1
1
= -ab[--
t
w
-
d
3
+
-
2
-.
-
1
7
4
I2
1
=
-
a
.
b
.
1
2
b + d < s < 2b + d
S
3
syt.ds d r
a 4..ds3
J
o
d
-
2 2
=--1.'.b-'14'.(-
x+ab)
2 2
n S
-(1-a)b ,
fsyt.ds(x.dy y.dx.)_
f [a .4.4 d . _.,
x+a12)1.-
J
6
L-dx
2
/
2
2
oo
ab
[
_
4 d2 w.b.x—
(1—a
4 )b
d2 . .r 2
f+abx
_1 . ,
..
(1-a)b'\
'''
ab
ab
8.3 PUSAT GESER (SHEAR CENTER) 163
21 2 2
— 4— 1
.d .d
8 = — —8.d .y'.12-
Sehingga:
2' 2
1 .,, .b2 = 1 el' .y..62 +ab.I,
x„ = — 1 — —1.d .b — ab.I,--8.d2
I,, 8 / 4
x = y..(bd)2 +a.b—. q —
y'.(b.d)2
0
4.1, 4.1„
Mencari y .:
f xr.ds = s,
0 0
= 22 — (1 — 0)12.S i
i
S
nS
Untuk
ab x = — 0. xt(.dsx= 2 2 .(2a
+ —1)( 1 —
62
a ) b ) 2 — ( 1 —
ffx-t.ds(x.dy —y.dx)a.b
= a ) . (d x + ( 1 — a ) b ) . b 1 .
00 — — . d x 2 1 \
.(1—a).(x + (1—a)b)2 .b ab
( t
d . v e ab— —(1—a)b , 2 —(1—a)b
2 6
1
.63 1.b3+ .a.b3
6 2 2
1 d2
1a
.b'+ .a.b' 2
3 2 • 3+ 2
_______ d.tf [ d . t w ) + 3 . b . Y .
2 • 6(2.b.+ d.tw)
[ b.+2.d.tw 12 L2.b.+d.tw
b<s<b+d
S
b2 2
fx.t.ds = / r x.tw.ds2
2
0
164 BA B 8 TOR S I
-1)+ a .b.ti
2
=b 2 f - y + —d\
2 2
c t ' • b 3 - - 2 2 d
= . ( 2 a 1 ) . ( d ) + a . b
=—2
2 2
(Lb .d.(2a a .b . t w. d
2
2 2
a .b 2
.d - d .tw
b. .d.tw
+_____________________________
2 + d.tw d.tw
2
a.b .d
c
.d.tw+ b.q .d .twi = 0
2 2. + d.tw
b + d < s < 2h + d
b2 53
f xt.ds = . ( 2 a - 1 ) + a . b . t w. d + f x .ds3
0 2 0
b2
2 1 2
.(2a -1)+ a . b . t w. d 2
-
1)+ a . b . t w. d --
2 4 '.(-x +a b) 2 + a.b. q` .(-x +a b)
nS
( 1,2 tf -
( 1 -
a ) b
I - -
( 1
_ . •_______________- +
a b a . b . t w. d . x a ) b `
i
-
1).x
- -
a b ( 1
d -
1
.tf .(- x + ab)3 -(1- a)b -1
.a.b.v
e
.(- x + ab)
2
a ) b \
(
2
.6 2 a b
ab
[
b2
2 . t f
- 2 - .a.b. .b2
1
' . ( 2 a - 1 ) ( - b ) + a . b . t w. d ( - b ) + -1
.' .63
2 6
8.4 TE GANGAN PUNTIR PADA PROFIL I 165
1 1
2
d .b2 [
— b (2a –1)+a.tw.d –
2 6
d . .d.tw .d.tw 1 b.vc(2.b.+ d (b .v92
2 [ 2(2b.+ d .tw) + d .tw 6.tw)2.6 + d .tw 2(2.b.+ d
.tw)
2 d.b2 2.6 .d .tw (b .vc)2
6(2.b.+ d.tw) 6(2.b.ve-F d .tw)
d.b2
____________(2.d.tw+b.0
2 6(2.b.+d.tw)
12 2.b.+d.tw
yo= 0
Dan pusat geser adalah:
2
(b .d)
koordin ) +ab ;0
at 4.I„
geser
■ geser
Pusat Titik
berat
geser
(SC) _____________—1
PH
T = PH T = Pe T = P(k+q)
8.2:
Persamaan Diferensial untuk Torsi pada Profil I
Dari Gambar 8.5, untuk sudut 0 yang kecil
akan diperoleh:
8.2:
u f = 0.—
2
Bila of didiferensialkan 3 kali ke-z, maka:
d 3 uf h d 30
dz3
Dari hubungan momen dan kelengkungan:
d ' u
f _ Mf
dz 2
E.I f
8.4 TEGANGAN PUNTIR PADA PROFIL I
167 Dengan M1 adalah momen lentur pada satu flens. It. adalah momen Inersia satu
dz E.C„ 8.29
Dengan)= I G.J
CONTOH 8.2:
Turunkan persamaan bagi sudut puntir 0, hitung pula turunan
pertama, kedua dan ketiganya, untuk balok dengan momen torsi T
pada tengah bentang. Balok tertumpu sederhana.
8.21
0 = 0 0 = 0
8.22
8.23 C M, = T/2
M,= Ms + = T/2
168 BAB 8 TORSI
TI
JAWAB:
Momen M adalah konstan yaitu T/2, misalkan
Op = C, +
Substitusikan O p ke dalam persamaan 8.28:
1 T
.c2 =
2
_____. -->
E.C, C2 = 2 2.G.J
Sehingga solusi umum PD adalah:
0 = A sinh + B cosh kz + C + T
.z
2.G. J
Konstanta A, B, dan C diperoleh dari Boundary Condition
berikut ini:
P(z = 0)= 0 dan
(
0(z. L) = 0
0 d a n 0 "
(z = L) = 0
Dari ,=
o
0:
0=B+
C
Dan dari 0") =0
(z. 0)
0 = A.V.sinh Xz + B.X .cosh
" 2
0 =B
A= Sehingga didapatkan pula C = 0
Dari 0 f_,2) = 0:
0 = A.A.coshAL/2+
2. G. J
T 1
2.G. J coshAL/2
,51011111111111
• 1 • III • • I I I
,
0 TA, [ —sinhAz
2.G.J[ cosh21/2
122 r —coshA.z
2.G.J[coshAL/2_
egangan Torsi
Tegangan geser
SaintVenant adalah:
akibat torsi
= Ms " 8.31
dz
V I
f
= —E 1.. — .
h
• 2 dz 3
Tegangan tarik dan tekan akibat lentur lateral dari flens adalah:
= M f .x
8.35
If
Tegangan ini bervariasi secara linear sepanjang sayap, dan mencapai
maksimal pada x b/2. Nilai Mf diperoleh dari substitusi persamaan 8.21
ke
hjd 20 = E.C„ d20 8.36
M = E.I
I f • 2 dz2 h
8.23, yaitu:
170 BAB 8 TORSI
Cr = E.If
11
•
d20 b
— 8.3 -
2 ) dz 2
2.1f
E.b.h d 0 2
ab. - • 8.38
4 dz2
Secara ringkas, 3 macam tegangan yang timbul pada profil I
akibat torsi adalah:
a.tegangan geser T pada web dan Hens (Torsi Saint Venant,
,
Hens (Mt)
n CONTOH 8.3:
Sebuah balok WF 500.200.10.16 tertumpu sederhana menerima
beban terpusat di tengaF bentang (P = 10 ton) dengan eksentrisitas
5 cm. Hitunglah kombinasi tegangan yang timbul akibat lentur dan
torsi.
J = 1-
1 -4000________
1 702133,33 mm 4 1= 1,24936.10'
(500-16) 2 2 mm'
.b.t 3
_____________ 8000
.2003.16.
2 12 2
Data
profil : G.J = 702133,33 = 4,649.10-4/mm
= 47800 2,6
cm4 Sx = x1,24936.1012
a. Torsi Murni (Saint Venant's Torsion)
T. = = G.t. T [1 cosh,.z
dz 2.G.J coshAL/2
8.4 TEGANGAN PUNTIR PADA PROFIL I 171
2 . , . T 1 1 1 c o s h A z 1 2 . J L
c o s h a / 2
5.10 6 .t coshAz
= __________. 1 ______ = 3,561.41 coshAz
2 x 702133,33 3,288 _ 3,288
Tegangan geser maksimum pada z = 0, dan nol pada z = L/2
coshOl
"C = 3,561 x1611 = 39,65 MPa
3,288
[ cosh°
T
.,(,,,t) pd.,,,o) = 3,561x10.[1 ___ = 24,78 MPa
3,288
b. Torsi
Warping
Tegangan
geser
= E.
b2.h (1'0
16 dz 3
= E.b2'hT*A2[ —coshAz 16
2.G. J coshAL/2_
2,6 x 2002.(500 —16) x 5.106x (4,649.10-4)2 —
coshAz
zw = 2,421. r,, = _________________
32 x 702133,33 3,288
—coshAz
3,288
Tegangan geser ini bekerja pada tengah tebal flens dan nilai
maksimum terjadi
pada z = L/2, sedangkan minimum pada z = 0.
t
tu , ( Hens, z L/2 ) = 2,421 MPa
u, ens, -0
= 2,421. 1
— 0,736 MPa
fl7 )
3,288
Tegangan normal
E.b.h d 2 0
bu = ___
4 dz2
E.b.h T.A —sinhAz
47
1224,
4 .
coshAI/ —
sinhAz
2.G.
2—
Cr
bu, =
J
8.J GcoshAL/
sinhAz
5.10 6
x4 ,649 .10 -4
x200 2 .(500- 16)
2 6. _______
ab , = ___________________________________________
le
8x702133,33 cosha/2_
Tegangan ini mencapai maksimum di z = L/2 dan nol di z = 0.
3 131
'
= 10415_____ = 99,18 MPa
3,288
172 BAB 8 TORSI
c. Lentur Biasa
Tegangan
normal
P.L 105.8000
Crb = ___ — ___________ = 104,712 MPa
4.S„ 4 x1910.103
Q = [200x16.
(
500-16 1 0500-32) (
500-31
x10. _______ = 1048180 mm
2 2 4
5.10 .1048180
4
= 10,96 MPa
web, z = 0 clan z - L/2 )
47800.10 4 x 10
Rangkuman:
Jenis Tegangan Tumpuan Lapangan
(z = 0) (z = L/2)
Tegangan normal
- Lentur vertikal, a b 0 104,712
- Lentur torsi, Ghw 0 99,18
203,892
35,74
I • e••••■•JP H
eN,a
T
h pH .%
r‘,
r---* ---1 PH
PH/2 PH/2
H I L/2 ■
L/2_______________________________L/2
14
Gambar 8.7 Analogi Torsi dan Lentur
n CONTOH 8.4:
Hitung tegangan pada profil WF 500.200.10.16 (coal 8.3) dengan
memakai analogi lentur.
4000 m PH= 5.106/484 = 10330,58 N
1 A
A V f V f
JAWAB:
M .t 2,5.106x10
= 35,6 MPa (web)
Zf _________________________________
J 702133,33
Tegangan geser pada Hens akibat
lentur lateral: Vf.Qf =
(10330,58/2)x 80000 =
If .tf 1 2,42 MPa
— .2003.16 x16
12
Dengan Qf =°.16.2 = 80000 mm3
20 00
2 4
Rangkuman:
later
V=
f 2.1;\coshAL/2T(
Den g an T/h merupakan beban lateral, dan T/2h a
adalah g aya g eser akibat lentur Momen lentur
coshAzdapat diekspresikan seba g ai : T L \
lateral
Mf = _ 8.4
coshAL/2 .
2.h 2
Dengan /3 = 8.4
\
M f .h = p x T .L coshAz 1
4
CONTOH 8.5:
Hitung kembali tegangan akibat torsi dari contoh 8.4 dengan
menggunakan metoc_ analogi lentur yang dimodifikasi.
M f = 20661160 Nmm
XL = 4,649.10' x 8000 = 3,72
Dan tabel dengan a = 0,5 dan AL = 3,72 diperoleh
/3 = 0,5136 Mf = 0,5136 x 20661160 =
10611571,78 Nmm
2.M f 2 x10611571,78
= ____________________= 99,17 MPa
b
' S 214.103
8. 5 ANALOGI TORSI DENGAN LENTUR 175
n CONTOH 8.6:
Rencanakan profil bagi balok berikut ini yang memikul beban mati
D = 5 kN/m dan beban hidup L = 10 kN/m. Beban bekerja dengan
eksentrisitas 8 cm dari sumbu profil. Panjang balok L = 8 m dan
balok tertumpu sederhana di kedua ujungnya. BJ37.
D. 5
kN/m; L
= 10
kN/m
1111111111•10•••••••111111111111111111•1 A•
to-200--01
JAWAB:
Misalkan digunakan profil WF 500.200.10.16 (berat sendiri = 0,897 kN/m) q. =
1,2(5) + 1,6(10) = 22 kN/m
Dari analogi lentur, momen lentur lateral M f yang bekerja pada satu flens adalah:
1m 11,76 2
M = — x_______x8 = 29,1 kNm
f
8h 8 0,484
176 BAB 8 TORSI
SOAL—SOAL LATIHAN
P.8.1 — P.8.3
Hitunglah nilai—nilai maksimum dari tegangan normal (G n), tegangan
geser web/bada: (^c,, b) dan tegangan geser flens/sayap ('r n) dari balok
dalam Gambar P8.1 — P.8.3 berikuini!
U2
___
1
P.8.4 — P.8.6
Kerjakan kembali soal P.8.1 — P8.3 dengan menggunakan metode
analogi lentur modifikasi!
mak _
P = 120 kN
112 1J2
40 kN (20% D; 80% L)
112 112
1110,1
9
Tekuk Torsi Lateral
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah mempelajari bab ini, rnahasiswa diharapkan dapat:
Melakukan analisis dan desain komponen struktur lentur
Memahami pengaruh tekuk torsi lateral akibat tidak
adanya kekangan menerus pada sisi sayap tekan
9.1 PENDAHULUAN
kolom ini akan tertekuk dalam arah lemahnya akibat lentur terhadap
suatu sumbu sepen Namun karena web balok memberikan sokongan
untuk mencegah tekuk dalam arah ini. — flens akan cenderung
tertekuk oleh lentur pada sumbu 2-2. Karena bagian tank dari
berada dalam kondisi stabil, maka proses tekuk lentur dalam arah
lateral tersebut akan dibi_- dengan proses torsi sehingga terjadilah
tekuk lentur torsi (Lateral Torsional Buckling).
Ada dua macam kategori sokongan lateral, yakni:
1. sokongan lateral menerus yang diperoleh dengan
menanamkan flens tekan 7 ke dalam pelat lantai beton
2. sokongan lateral pada jarak-jarak tertentu yang diberikan
oleh balok atau _
ffilimmmum A
111111Mumni ib
•
Tampak samping
Tampak samping
dengan kapasitas rotasi yang lebih kecil (R < 3). Hal ini
dikarenakan kurang cukupnya kekakuan Hens dan/atau
web untuk menahan tekuk lokal, atau kurangnya sokongan
lateral untuk menahan tekuk torsi lateral. Perilaku
inelastis ini ditunjukkan oleh kurva 2 pada Gambar 9.2
3. Bila panjang bentang tak terkekang diperbesar lagi (L < L <
L), maka M hanya mampu mencapai M , dengan kapasitas
rotasi yang sangat terbatas. Tekuk lokal Hens dan web
serta tekuk torsi lateral mencegah tercapainya
4. Perilaku elastis (L < dengan tahanan momen M ditentukan
oleh tekuk
elastis, serta tekuk lokal flens, tekuk lokal web dan tekuk
torsi lateral
180 BAB 9 TEKUK TORSI LATERAL
b
,
Inelastis
M
Mp
Gambar 9.3 Hubungan I
C
Deformasi dengan Momen Rey —,
Plastis,RAl
Op I
P
1
Batasan untukL0 B es, Amax est
y
L
s
,dao
p
Rotasi Regangan flans rata-rata
n
L
ak
an
di
ba
ha
s
da
la
m
su
bb
ab
9.
4.
'
asumsikan
deformasi kecil,
maka
kelengkungan pada
bidang y' z dapat
dituliskan 7 jadi:
dv
2
E dz2 =M,
Demikian juga pada
bidang x z:
du 2
dv -v
—
dz
(b) Tampak samping
ir:-
7 Gambar 9.4 Balok I dengan Beban
Momen Seragam,
Dengan memisalkan:
c,
2a=__GJ dan /3= _A102
2
E.0 E .0
maka persamaan 9.8 dapat ditulis kembali menjadi:
9..
c/40
-2a_______-R0J30 = 0
dz4
Untuk memperoleh solusi dari persamaan 9.10, maka dapat 9.11
dimisalkan: =A•errrx
el 9.11
_____ = A.m2.e mz -
dz2
d4
_____ = Am4-e "`.4 9. 1
dz4
9.1-
atau m = ± A la±- \ /P+a 2
Dari persamaan 9.14.b tampak bahwa m dapat berupa dua akar real dan
dua •
kompleks sebab \ii3+ > a.
Misalkan: 2
n = a + VP+a- (2 akar real) 9.1=
q2 = + tij f3 + a' (2 akar kompleks) 9.1 z
__d 0
Untuk = 0 pada z = 0, diperoleh:
dz2
0 = A1•n2 + A2.n2 - A5.q2 9.21
Karena A 6 # 0, maka
sin qL = 0 =qL=Nit
atau q =
N•ir
L
Substitusikan persamaan 9.31.b dan 9.9 ke dalam persamaan
9.15.b untuk peroleh:
M 2 (
N2.n2 GJ GJ \z
E 2 . 0
2 •/-
untuk nilai N = 1
(
n2 GJ L2+ M2 GJ \2
2.E.C1,
L2
.72 { 2 E 22
—7rz.E .0.1 +________y
atau ( L22\—L2__C u , +E•G•J•I
n2E21 y-G/ M 2
L 2 Y
L2•E cr
Akhirnya persamaan
9.36 dapat disusun
menjadi:
2
G.J+ inE\ I . 0w
MC =r
L
IrE 2
M„= C b . 71
L E.I y .G.J+ L ) IY. 0w
9. 4 T E KUK TORS I I NE L AS T I S
= Vicy-
9 . 4 T E KU K T O R S I I N E L A S T I S 1 8 5
9.42
fy
P y
juga Cw = ly.h2/4, ly= A. r 2
y , serta L adalah panjang bentang tak
Lp = 1,76 E
fy
ry 2. fy Zx
Dengan menganggap hA/Zr, = 1,5, maka:
2.f y
'_5
=272\1—E
L ir2E•1
<
Untuk dapat mencapai kapasitas rotasi R < 3, SNI 03-1729-2002
(Tabel 8.3-2) mengambil harga yang lebih rendah, yaitu:
9.43
25000+15000(m/
L„ / M2
ry fy
Dengan:
f adalah tegangan leleh material, MPa
k
adalah momen ujung yang terkecil,
N-mm M2 adalah momen ujung yang
terbesar, N-mm
r adalah jari-jari girasi terhadap sumbu lemah, mm
k 1/M2 bertanda positif untuk kasus kelengkungan ganda dan
negatif untuk kelengkungan tunggal
L, = X, - 1 - I 2
v 1+ v 1+ X,. fL 9.45
Dengan:
fL. =4 -f
EGJA
2
I
t
GJ I r
XL =
X2 = 4
186 BAB 9 TEKUK TORSI LATERAL 9.5
Dengan:
adalah faktor reduksi untuk lentur = 0,90
b
Kasus 1: M = M (R 3)
Agar penampang dapat mencapai kuat nominal M J = M p ,
maka penampar - .: kompak untuk mencegah terjadinya tekuk
lokal. Syarat penampang kompak sesuai dengan Tabel 7.5-1
SNI 03-1729-2002, yaitu . untuk flens (b/2t f ) dan url: _
(hlt ) tidak boleh melebihi . Batasan nilai untuk A ditampilkan pad a Tabel 9.:
harus kompak, pengaku lateral harus diberikan sehingga panjang
bentang tak .
Tegangan
Fekuk Lokal Flens Te k u k L o k a l Tekuk Torsi
b We b L 79,
—
Leleh f)
Al t
(MPa) 170
210 11,73 115,93 54,52
240 10,97 108,44 50,99
250 10,75 106,25 49,96
290 9,98 98,65 46,39
410 8,4 82,97 39,02
Kasus 2: M n = M (R < 3)
Agar penampang d P apat mencapai momen plastis M dengan
kapasitas rotasi R < penampang harus kompak dan tidak
terjadi tekuk lokal (b/2t t dan h/t u , < X r ). lateral harus diberikan
sehingga panjang bentang tak terkekang L tidak melebihi
ditentukan oleh persamaan 9.43 (untuk C 5 = 1).
L 790 (untuk E = 200000 MPa)
K a s u s 3: M >
Dalam kasus 3 tejadi tekuk torsi lateral untuk penampang kompak
(X. 5.. Xp). Kuat :- nominal didekati dengan hubungan linear antara
titik 1 (L , M) dengan titik 2 (L pada Gambar 9.5. Kuat momen lentur
nominal dalam kasusP 3 ditentukan dala 03-1729-2002 (pasal 8.3.4).
9.5 DESAIN LRFD BALOK I 187
M= M +(M –M )L M 9.49
Lr–Lp adalah kuat
G„.
nominal yang tersedia
untuk beban layan ketika
serat terluar penampang
mencapai tegangan f
(termasuk tegangan
residu) dan dapat
diekspresikan sebagai:
M
r
=
S
x
(
f 9.51
y
–
9.52.
f
p
a
)
9 9.52.
.
5
0 b
Dengan:
fY adalah tegangan
leleh profil
fr adalah tegangan
residu (70 MPa
untuk penampang
dirol & 115 MPa
untuk penampang
dilas)
adalah modulus
penampang
Panjang Lr diperoleh
dari persamaan 9.52:
.r
L = X1_________Y N11+ \11+X2.k2
r
f
l
D
e
n
g
a
n
:
fi =
f fr
TC EGJA
S„ V 2
2
I
2 s `6'
X = 4 = —
Iy
Kasus 1, = M p (Analisis Plastis)
Pers. 9.48
Pers. 9.49 Pers. 9.50
Kasus 2, MI = M P I
(Tanpa Analfsis Plas
- - - - Pers. 9.52
- - - -
I -
h I 1
I Kasus 3 & 4, Mn =
1
M
1
1 4(Perilaku Inelastis) vp 1
a, K sus 5
I I (Perilaku Elastis)
i I
Pd LP Lr
188 B A B 9 T EK U K TOR S I L ATER A L
Kuat momen lentur nominal dalam kasus 4 ini diambil dari nilai
yang terkecil
persamaan 9.54 dan 9.55. Batasan rasio kelangsingan penampang,
untuk penam:r
Kasus 5: M. <
Kasus 5 terjadi bila L> Lr dan kelangsingan dari flens serta web tak
melebihi 2r (pena:--7_ kompak). Kuat nominal momen lentur dalam
kondisi ini ditentukan sebagai beriL-
rE\2
M = M
cr = C
hr E.I .G.J+ ____ IY .0w
L
Persamaan9.56dapatpuladituliskandenganmenggunakanvariabelX1 dandalam
persamaan9.52.bdanc,sehinggamenjadi: C •S
"yi = b . X• x 1
n
Lir
Y
1+ X12 •X2
2(Liry)2
9.5 DESAIN LRFD BALOK I 189
= 15 kN/m
1111111111111111
111111111111
A
L 1 I. 1. .1
2,25 m 2,25 m 2,25 m 2,25 m
Beban merata terdiri dari 15% D dan 85% L, beban terpusat terdiri
dari 40% D serta 60% L. Balok tersebut diberi sokongan lateral pada
ujung-ujungnya serta setiap jarak 2,25 m. Mutu baja adalah BJ 37.
JAWAB:
qu = 1,2(0,15) + 1,6(0,85) = 2, + 20,4 = 23,1 kN/m
(15)
Pu = 1,2(0,4) (15)
+ 1,6(0,6) 7 + 144 = 216 kN
= 72
(150) (150)
M y = (23,1)(9) 2 + - 1 (216)(9) = 233,8875 + 486 = 719,8875
kN.m
Cek kelangsingan
penampang:
b
_
4
0
0
1
7
0
2
.
t
f
111111111111111111111N
2 111111111111111111 A
x
2
1
8,5 m 8,5 m
= Al
9,52 <
(- 10,97)
fY
h 400 — 2(21)1680
___________
= 27,53 < (- 108,44)
t„„ 13 Alf),
Y= 50,99.r =
50,99(101) = 5149,99
mm = 5,14999 m
P
LP > L (= 2,25 m) —›
sesuai asumsi awal,
termasuk kasus 2.
n CONTOH 9.2:
Periksa apakah profil WF
700.300.12.24 cukup kuat
untuk memikul beban Jaya:-
pada gambar berikut ini, jika
pada balok diberi sokongan
lateral pada tengah serta
pada tumpuan-tumpuan.
(mutu baja BJ 37)
q0 = 5 kN/m qL = 15 kN/m
JAWAB:
Berat profil WF 700.300.12.24 = 1,85
sendiri
kN/m
q„ = 1,2(5 +1,85) + 1,6(15) = 32,22
M
kN/m
= _ 1.q n -L 2 = 1(32,22)(17) 2 =
1163,9475 kN.m 3,457
L fy Y V240 m
X —I Jr 2.105x8.104x324,23.104x23550
S„ 5760.103 2
=
13480,141 MPa
06 1 \2
2 =4 5760.103 12338352.106
X2 - 4
8.104 10800.104
= 4
x324,23.10 ,
2,2535.10- mm4
4
/N2
Lr =r • \ G • J J I— I A i l - F A l l + X 2 V,
Y f f f, ) 2
=67,8,
(13480,14106)I________________________________
-4
1+V1+2,2535.10 (240—
2
70)
24
0-
70
=
10398,342
mm =
10,398 m
L (= 3,457 m)
< L (= 8,5 m)
< L r (= 10,398
m)
9.5 DESAIN LRFD BALOK I 191
Cek
kelangsingan: Penampang Kompak
2.t f 2 x 24 p Kasus 3
h 700-2(24)
=50,15 < 2 (= 108,4
t„, 13 4)
C6
=
25.M.,+3.MA+4.MB+3.Mc.
M
a x
= 1163,9475 kN.m
raio
ms, M A = 509,227 kN.m
M B = 872,96 kN.m
M c = 1091,2 kN.m
12,5x1163,9475
C I, — =
, , 1,
(2,5 x1163,9475)+(3 x 509,227) + (4 x 872,96) + (3 3
x1091,2)
Mr = Sif y — f) = 5760.10 3 4240 — 70) = 979,2 kN.m
M = Z x f y = 6248,79-10 3 .240 = 1499,7096 kN.m
L, —L
[
M = Cb
Mr+(Mp—MI_Lp
= 1,3
= 1458,027 kN.m < M (=1499,7096 kN.m) OK
= 0,9 x 1458,027 = 1312,2243 kN.m > OK
1163,9475 kN.m
nCONTOH 9.3:
Pilihlah penampang WF yang ekonomis bagi balok pada struktur di
bawah ini. Sokongan lateral dipasang pada kedua tumpuan serta
pada kedua lokasi beban terpusat. (mutu baja BJ 37)
= 25 kN(D); P2 = 15
kN(D);
30 kn(L)
A 90 kn(L)
B C
7,5 m 8,5 m 6 ,5 m
JAWAB:
P ia = 1,2(25) + 1,6(90) =
174 kN P 2 = 1,2(15) -F
1,6(30) = 66 kN
192 BAB 9 TEKUK TORSI LATERAL
—492 kNm
D i c o b a m e n g g u n a k a n p r o fi l W F
6 0 0 . 2 0 0 . 1 1 . 1 7 .
C e k k e l a n g s i n g a n p e n a m p a n g :
492,1875 kNm
b _ 2 0 0 _
-=
5 , 8 8 < 1 0 , 9 7
S e g m e n A d a n
2 .
C
t f
:
2x17
M
M „ p e r l
h u = „
6 0 0
= 4 9 2
, 1
8 7 5
1 P e n a m p a n g K o m p a k
= = 5 4 , 5 4 < 1 0 8 , 4 4
1 1
t„
= 5 4 6 , 8 7 5 k N . m
0 , 9
L = 7 , 5 m
L =— r = 790 790
____________________
x41,2 = 2 1 0 0 , 9 6 m m
P A l f ) , Y
A / 2 4 0
X
TC
2.1
05
X8.
104
X9
0,6
2.1
04
X1
34,
4-
102
S 2 2590.103 2
= 1 1 9 7 7 , 9 2 3 4 6 M P a
2
j2_______= 4
G.
1 y 8.104 X
90,62.104 2280.104
= 4 , 3 1 2 8 2 . 1 0 - 4 mm4/N2
(
Lr = r. ________
X
jf
y–
f
r)
2
f r f
r
= 41,2• [11977,92346
2
1
+
-
v
1
+
4
,
3
1
2
8
2
.
1
0
-
4
(
2
4
0
-
7
0
)
2 4 0 -
7 0
= 6272,73 m m =
6 , 2 7 3 m
K a r e n a L (= 7 , 5 m ) >
Lr(= 6 , 2 7 3 m ) d a n
p e n a m p a n g k o m p a k , m a k a
m a s u k k a s u s 5 .
M p = Zxfy =
2 8 6 3 , 1 8 . 1
0 3
( 2 4 0 ) = 6 8 7 , 1 6 k N . m
(
7r•E2
= M „ - = C b E . I . G. J + C'
L \ w
9.5 DESAIN LRFD BALOK I 193
M =1,67
7
2105 x 2,28.10' x M .2,28.10 x1926037,67
7500\ 7500 .106
= 8.10 4
x kN.m < j
90,62.10
559,4244 4
+
O
Mb .M = 0,9(559,4244) = 503,482 kNm > M (= 492,1875
kN.m)
Segmen B:
L (= 8,5 m) > L r (= 6,273 m) —3 kasus 5
C
2,5Mmux + 3M, + 4/1/B+ 3M, 12,5Mmx
( \2
8500 \ 8500 i
Mu = 625,702 kN.m < Mp OK
Pb'Ma = 0,9(625,702) = 563,1315 kN.m > M (= 492,1875
(
kN.m)
n CONTOH 9.4:
Sebuah penampang tersusun berbentuk I yang dilas seperti dalam
gambar, digunakan sebagai balok tertumpu
sederhana sepanjang 13,5 m. Hitunglah beban
hidup layan yang diijinkan bagi balok tersebut, jika
diketahui beban mati = 20 kN/m (sudah termasuk
berat sendiri). Mutu baja yang digunakan adalah BJ 55
(f = 410 MPa)
flens 16 x 400
111111111111111111111111111111111111111111
A
Ct-
194 BAB 9 TEKUK TORSI LATERAL
JAWAB:
Hitung properti dari penampang:
A = (2 x 16 x 400) + (8 x 700) = 18400 mm 2
= (8)(700) + 2. 1 (400)(16) + 2(400)(16)2
3 3
(350+8)
= 12
s - 12 /
186946638933
3
I = 2
2.1.16.(400) 3 + 1 48) 3 .700 =
/ = 96,3171
= mm
r = 11170696533,3
A 18400
= 2(16)(400)(350+8) + 2(8)(350) (350 \ = 5562400
mm 3
2
J = 1 -[2(400)(16) 3 + 70048)3 ] = 1211733,33 mm 4
3
2 1_x16 X 400 X NO +16) 3 2
C — _______________- 12 - 21873322,67.106
mm6
2 2
IE-G-J.A 71-
_
\
Xi = 2.105x8.104x1211733,33x18400
S2 =
5107756,648 2
= 8217,73 MPa
4(sx'\ 2 = 4
5107756,648 \ 21873322,67.10 2 6
G. I,8.10 x1211733,33,170696533,3
4
= 1,423.10-3 mm4/N2
Periksa terhadap tekuk lokal flens dan tekuk lokal web
Flens: k = ______= = 12,5
b 400
2.t f2x 16
p170
420 420
170
V(fy—fr)lk, V(410-115)/0,4276
700
= 87,5
8
4 4
Vhaw A/87,5
2550 2550
= 125,935
f y i410
2t. p < < k b —) tak kompak
= Zr.fy = 5562400(410) = 2280,584 kN.m
Mr= = 5107756,648.(410 - 115) = 1506,788 kN.m
Hitung M berdasarkan batasan untuk tekuk lokal
Hens:
M = mp mr) A,r
( 12,5-8,3957
= 2280,584 - (2280,584 - 1506,788)
15,9903 -
= 1862,406 kNm 8,3957
= 2198,999 kNm
Periksa terhadap tekuk torsi lateral:
790 790
_________x96,3171 = 3757,842 mm =
= 2280,584 3,757842 m - 1506,788)
- (2280,584
125,935-82,97
= r •
A/410
X, I
- v 1+ A/ 1+X, -f)
fY
= 96,3171.
8217,73 `V1+.v I
410-115 1+1,423.10-3(410-115)2
= 9275,96 mm = 9,27596 m
Karena Lp(= 3,757842 m) < L (= 4,5 m) < (= 9,27596 m) dan penampan g
tak kompak
maka soal ini termasuk dalam kasus 4.
Kuat momen lemur nominal ditentukan berdasarkan persamaan:
L —L
untuk M
seg= C ten ah <sehin
M gga:
M +(m —m ) r
Besarnya nilai C b men g adalahL,1,01,
-
Lp
b.
P
M = 1,01.[1506,788+(2280,584 -1506,788)
\ 9275,96-4500
= 1924,411 kN.m < M (= 2280,584)
9275,96-
3,757842
OK
196 B A B 9 T EK U K TOR S I L ATER A L
Kesimpulan:
Tekuk lokal Hens : M = 1862,406 kN.m
Tekuk lokal web : M„ = 2198,999 kN.m
Tekuk torsi lateral : M = 1924,411 kN.m
nCONTOH 9.5:
Profil WF 200.200.8.12 digunakan sebagai balok tertumpu
sederhana dengan benta 8 m dan sokongan lateral pada kedua
ujungnya. Balok ini diperlukan untuk beban mati merata sebesar
2 kN/m. Hitunglah beban hidup layan yang diijinkan beke: pada
balok tersebut jika mutu baja yang digunakan adalah BJ 37!
Hitunglah pula bera: persentase kenaikan beban hidup yang
diijinkan jika mutu baja adalah BJ 55!
XL
JAWAB:
Untuk mutu baja BJ 37
790 790
L r = 50,2 = 2559,913 mm
Vfy V240
= 24213,79 MPa
X2 = 4 ( Sx )2 Cz, = 4
(
472-10 3 '\
2
141376.10 6
X240-70)
= 10688,64 mm = 10,68864 m
Lp 2,559 m) < L (= 8 m) < L r (= 10,68864 m)
(=
200
8,33 < 10,9
2x12 7
200-
= 22 <
2(12)
8 108,4
b
f
h
t„,
9.5 DESAIN LRFD BALOK I 197
= 50,2-(24213,79 \11+V1+1,8144.10-5(410- )2
70 410-70 ,
= 5939,347 mm = 5,939347 m
L (= 8 m) > LT (= 5,939347 m) —› kasus 5
y ir.12
M = M„ = E.I-GI+ 1.
L •Y.0 w
lr X
Mn =1,148000
ir 2.105x1,6407x 8-104 x 26,04.104+
2105
8000
1,6102x141376.106
= 127,108 kN.m
M s = 0.M„ = 0,9(127,108) = 114,3972 kN.m
M = 1,2Mp + 1,6ML
114,3972= 1,2.- 1
.(2)(8)2 + 1,6ML
8 8x ML _8x=
59,7,437
2 49825
kN/m
ML = L2
8
59,49825 kN.m
CONTOH 9.6:
P i l i h l a h p r o fi t W F y a n g e k o n o m i s u n t u k d i g u n a k a n s e b a g a i b a l o k l a n t a i
perpustaL yang tertumpu sederhana. Sokongan lateral dipasang pada
kedua ujungnya dan pada lo,__ beban-beban terpusat. Lendutan akibat
beban hidup tak boleh melebihi L/300. Gun2,_ mutu baja BJ 37!
JAWAB:
= 1,2(30) + 1,6(30) = 84 kN
qu = 1,2(5) + 1,6(15) = 30 kN/m
D i c o b a m e n g g u n a k a n p r o fi l W F 6 0 0 . 3 0 0 . 1 2 . 2 0
790 790
L _ _____. 1 " = x68,5. 3493,11 mm
Af; 11240
P = 30 kN(D)
q = 5 kN/m(D)
dan 30 kN(L) I illibih...
::!!" 11M 11
.I1U
Akibat beban
ffIll dan 15 kN/m(L)
Akibatbeban D
B C BMD
472,5 kN.m 472,5 kN.m
3,5m
F-4,5 m ____4,5 m--.1
_ KIEGJA___— \12.105x8.104x191,56.104x192,5.102
S2 4020.103 2
=13422,598 MPa
2
4020.10 3 \ 7259040.106
,8•104 x191,56•104, 9020.104
= 2,2151.10-`' mm4/N2
X \2
r
2
Cw = 4r
X2 —4
GI ,
\ 1y
n frfll 2 —f )
7
13422,598
= 68,5. + V1+ 2,2151.101240 — 70)2 =
240— 70
10432,405 mm
= r •
9.5 DESAIN LRFD BALOK I
199
Cek
} Penampang
penampang:
Kasus
3 Kompakb= 300
170
2.tf 2x20 =7'5 < —
(= 10,"
h 588-2(20) – Aify
45,67 <
16 80
__
(
=
1
0
8
,
4
4
)
c 12
"NifY
Segmen AB = CD (L =
4,5 m)
L (= 3,493 m) < L (=
4,5 m) < L (= 10,432
m)
Penampang Kompak
M = Ch. M r-F(M,
M )L–Li L,–L
P
\
10432,4
05-4500
= 1,5135-
[6 8 3,4+(1034,1384
-683,4)
10432,4
5–
3493,11
=
1488,1
94
kN.m >
Mp (=
1034,1
384
kN.m)
gunaka
nM=
Mp=
1034,1
384
kN.m
(P.M = 0,9(1034,1384) =
930,725 kN.m > M max (=
850,5 kN.m)
Segmen BC (L = 2,5 m)
L (= 2,5 m) < Lp (=
3,493 m)
M = M p = 1034,1384
kN.m
0.
Mb
0,
9(
10
34
,1
38
4)
=
93
0,
72
5
kN
.m
0.
M
<
M
u
max
(=
87
3,
93
75
kN
.m
)
384E./
dengan:
P
3
0
k
N
3
0
0
0
0
1
5
k
N
/
m
1
5
N
/
m
m
200 BAB 9 TEKUK TORSI LATERAL
a = 4,5 m = 4500 m
E = 200000 MPa
I = 1,18.10 9 mm4
L = 11,5 m = 1150
30000 x 45
(5
24x2.
= 7,526 + 14
<
Jika
pena
mpan
g
bentu
kI
dibeb
ani
oleh
mome
nM
yang
meng
akiba
tkan
lent:-
sumb
u
kuat,
serta
mome
nM
yang
meng
akiba
tkan
lentu
r
pada
sumb
u
lema
h, rn
disi
batas
kekua
tan
komp
onen
strukt
ur
terse
but
ditent
ukan
oleh
leleh
akiba
t
komb
inasi
yang
beker
ja
atau
oleh
tekuk
torsi
latera
l.
Conto
h
komp
onen
yang
me7:_
lentu
r
dala
m
dua
arah
adala
h
strukt
ur
gordi
ng
atau
strukt
ur
balok
keran
(cran
e
girde
r).
P
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n
s
t
r
u
k
t
u
r
b
a
j
a
m
e
t
o
d
e
L
R
F
D
u
n
t
u
k
b
a
l
o
k
y
a
n
g
m
e
n
g
a
l
a
m
i
d
u
a
a
r
a
h
,
m
e
n
s
y
a
r
a
t
k
a
n
p
e
m
e
r
i
k
s
a
a
n
t
e
r
h
a
d
a
p
:
1.kondisi
batas leleh:
f u n M
M” Y
Ob fy
2.kondisi
batas tekuk
torsi lateral:
(
PiiMnx
M
ux
Dengan:
M
f
u
n
a
d
a
l
a
h
t
e
g
a
n
g
a
n
n
o
r
m
a
l
(
t
a
r
i
k
a
t
a
u
t
e
k
a
n
)
a
k
i
b
a
t
b
e
b
a
n
t
e
r
f
a
k
t
o
r
M
u
x
a
d
a
l
a
h
m
o
m
e
n
t
e
r
f
a
k
t
o
r
t
e
r
h
a
d
a
p
s
u
m
b
u
-
x
(
s
u
m
b
u
k
u
a
t
)
M
y
a
d
a
l
a
h
m
o
m
e
n
t
e
r
f
a
k
t
o
r
t
e
r
h
a
d
a
p
s
u
m
b
u
-
y
(
s
u
m
b
u
l
e
m
a
h
)
a
d
a
l
a
h
f
a
k
t
o
r
r
e
d
u
k
s
i
u
n
t
u
k
l
e
n
t
u
r
0
,
9
0
Mrx
adalah
kuat
momen
nominal
penamp
ang
(dihitung seperti pada
pemeriksaan tekuk torsi
lateral)
nCONTOH 9.7:
Re
nc
an
ak
anl
ah
seb
ua
h
ko
mp
on
en
str
ukt
ur
bal
ok
ker
an
(BJ
37)
dal
am
ga
mb
ar
ber
jik
a
dik
eta
hui
dat
a-
dat
a
seb
ag
ai
ber
iku
t:
Bentang
bangunan =
18 m
K
a
p
a
s
i
t
a
s
k
e
r
a
n
2
0
t
o
n
B
e
r
a
t
s
e
n
d
i
r
i
k
e
r
a
n
1
6
t
o
n
Berat takel
= 7 ton
Berat sendiri
rel
= 30 kg/m
Jarak roda—
roda
= 3,8 m
Jarak antar
kolom = 6
m
Jarak
minimum
lokasi takel
terhadap rel
=1
9.6 LENTUR DUA ARAH 201
e
min = 1 m
18 — 2(0,5) = 17,5 m L
JAWAB:
Menentukan reaksi pada roda—
roda1 m
keran:
p = 20 + 7 = 27 ton
berat keran = 16 ton
111•11111111MMINIIII2111111M11
17,5 ton
R A = 1,6(27 1 6 5 + 16 = 53,5312
ton
RA = 58,88432 ton
Tinjau balok keran bentang 6 m
3,95 m 2,05 m
58,88432 ton
0,95 m 0,95 m
3 m
•
202 BAB 9 TEKUK TORSI LATERAL
R 1 = 58,88432 x 2,0
6 5 = 20,1188 ton
R2 = 58,88432x 3
' 95 = 38,7615 ton
6
Akibat beban hidup:
Momen maksimum akibat beban hidup tercapai jika titik tengah
dari salah satu 1- dengan gaya resultan berada tepat pada
tengah-tengah bentang balok. Dari gambar atas, momen
maksimum akan terjadi di titik a atau di titik b.
Momen maksimum di a = 20,1188(3 — 0,95) =
41,24354 ton.m Momen maksimum di b =
38,7655(2,05 — 1,9) = 5,814825 ton.m
M 1,44 x41,24354 =
f u n 2,0172 ton.m = 20,172
kN.m
"Y
29,4422
Sebagai balok keran dicoba profil WF
400.400A3.21. Selanjutnya profil ini diperiksa
terhadap kondisi batas leleh dan kondisi tekuk
torsi lateral.
i) Pemeriksaan terhadap kondisi batas leleh
M M
= uY
Sx Sy
_ 484,02.10 6 20,172.10 6
3330.103 1120.103
= 163,36 MPa < ( P b f y (= 0,9(240) = 216 MPa)
7c 2•105x8.10 4
x273,18-
xi =7 104x218,7•102
S, 2 3330.103 v 2
= 20633,56 MPa
\2
= C 8043896.16
X2 4
- 4( 0
GI ) wy 22400.10
4
= 3,30374. 10 -4 nurn 4 N2
(
LT • x,
= y A i l 1-F-v1+x 2 (f ) ,-
\ fY
fr)2
= 101 (2063351
A/141+3,30374.101240-70)
2
18983,8 mm
240-70
L (= 5,1504 m ) < L (= 6 m) < Ly(= 18,9838 m) Cek
penampang:
b 400 170
2.t,
= 9,524 < _____(= 10,97)
2x21
h 4 0 0 - 2 ( 2 1 ) 1 6 8 0
= 27,54 < (=
tu, 13 lf; 108,44)
M
n= Ch. m r± ( m \ L,-L1
Lr—Lp
566,1+(864,03-566,1 18983,8-6000 )
18983,8 -5150,4
SOAL—SOAL LATIHAN
P.9.1 — P.9.3
Tentukan besar beban layan terpusat maksimum, yang dapat bekerja di tengah
bentang balok tertumpu sederhana, dalam masing-masing kasus berikut:
Kekangan lateral dipasang pada kedua ujung tumpuan, sedangkan beban layan terc
- 65% beban hidup dan 35% beban mad.
P.9.4 - P.9.6
Tentukan/pilihlah profil WF yang ekonomis untuk digunakan sebagai balok yang rr -rbeban
merata sebagai berikut :
P.9.7 Pilihlah profil WF yang ekonomis untuk digunakan sebagai balok dalam struktur 7 -
ini: (gunakan baja BJ 37)
semsommumesemma
A
Kekangan lateral diberikan pada ujung-ujung balok dan pada lokasi beban terp_
P.9.8 Periksalah apakah profil WF 350.175.7.11 terhadap lentur dan geser jika mutu = .
dipakai BJ 41. Kekangan lateral hanya dipasang pada kedua tumpuan
dan pa dari kantilever.
PO' P
L
qc P D = 10 kN
3m 3m 2,5 m
•
qL= 15 kN/m
Gambar P.9.8
SOAL-SOAL LATIHAN 205
Sebuah penampang tersusun berbentuk I seperti pada Gambar P.9.9,
digunakan sebagai balok tertumpu sederhana sepanjang 15 m.
Hitunglah beban Iayan maksimum, qmaks, yang dapat dipikul oleh
rZLL,LI balok tersebut, jika mutu baja yang digunakan adalah BJ 37, dan
L. perbandingan beban hidup dengan beban mati adalah tiga (LID = 3).
Sokongan lateral dipasang tiap jarak 1/3 L.
300mmx12mm
11111111111111111111M1111111MUM111111
•
Gambar P.9.9
Lt
10
Balok Pelat Berdinding
Penuh (Pelat Girder)
TUJUAN PEMBELAJARAN
SSesudah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat.:
Mernahami perilaku suatu balok pelat berdinding penuh,
termasuk perilaku len= geser, aksi medan tank serta
pengaku vertikalnya
Melakukan analisis dan desain suatu komponen struktur
lemur bentang panianc dengan menggunakan balok pelat
berdinding penuh
Pokok-pokok Pembahasan Bab
1.1 Pendahuluan
1.2 Persyaratan Balok Pelat Berdinding Penuh
1.3 .Kuat Momen Nominal Balok Pelat Berdinding Penuh
1.4 Kuat Geser Nominal
1.5 Kuat Geser Nominal dengan Pengaruh Aksi Medan Tarik
1.6 Interaksi Geser dan Lentur
1.7 Pengaku Vertikal
1.8 Pengaku Penahan Gaya Tumpu
1.9 Desain Balok Pelat Berdinding Penuh
10.1 PENDAHULUAN
Balok pelat berdinding penuh atau yang lebih sering disebut
pelat girder adalah komponen struktur lentur yang tersusun
dari beberapa elemen pelat. Balok pelat be-_ ding penuh pada
dasarnya adalah sebuah balok dengan ukuran penampang
melintang _ besar serta bentang yang panjang. Penampang
melintang yang besar tersebut merur konsekuensi dari
panjangnya bentang balok. Jika profit baja gilas panas yang ter:,
masih kurang cukup untuk memikul beban yang bekerja akibat
panjangnya ber.7_ - maka alternatif pertama yang ditempuh
adalah dengan menambahkan elemen pelat salah satu atau
kedua flens profit. Jika alternatif ini masih belum mampu
membetahanan momen yang mencukupi, maka biasanya dibuat
sebuah balok yang tersusur. _ elemen—elemen pelat yang
disambung satu dengan yang lainnya (balok pelat berdirpenuh).
Jika bentang yang diperlukan sangat panjang, maka tinggi dan
berat balok berdinding penuh akan cukup besar pula, sehingga
alternatif lain adalah dengan : - gunakan struktur rangka
batang.
Beberapa penampang melintang dari balok pelat berdinding
penuh dalam Gambar 10.1. Bentuk penampang yang sering
digunakan terdiri dari sebuah badan (web) dengan dua buah
pelat sayap (flens) yang dihubungkan satu sama lain der _ las
(Gambar 10.1.a). Jenis penampang kotak (Gambar 10.1.b) yang
mempunyai dua 7 _ pelat badan dan dua buah pelat sayap, adalah
bentuk penampang yang mempunyai tar._ torsi cukup baik dan
dapat digunakan untuk panjang bentang tak terkekang yang
10.1 PENDAHULUAN 207
=
A 1680 2550 hlt„„
p
208 BAB 10 BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)
Komponen struktur
dapat dikategorikan
sebagai balok biasa
atau sebagai balok pc
_ berdinding penuh,
tergantung dari rasio
kelangsingan web, hl
t,,,, dengan h adalah
tinz_
bersih bagian web dan
tw adalah tebal dari
web. Jika <25501 J fY maka kompor,-
struktur tersebut dikategorikan sebagai balok biasa, dan jika nilai
h/t. > 2550/ maka dalam perencanaannya harus dikategorikan
sebagai balok pelat berdinding pen__-
Untuk balok hibrida maka ini nilai f diambil
disebabkan karcdari
Y nilai f flens, hal
stabilitas dari web untuk menahan tekuk lentur tergantung pada
regangan yang ten-
dalam Hens.
Batas atas dari kelangsingan web, harus ditetapkan untuk
mencegah terjadinya tek_ vertikal dari Hens. Batas atas dari hit.)
merupakan fungsi dari perbandingan a/h, denL-_-
•
tv„
potongan 1-1
a —
a adalah jarak antar pengaku vertikal, dan h adalah tinggi bersih dari
web.
210 BAB 10 BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)
fr 1 1—V 2)(b/t)2
.fcr
12(1- v1(h/c)
Dengan menyamakan persamaan 10.3 dan 10.5 maka diperoleh:
2
2.61 .Af .E f 7r .E
— 1 1— v Xh/0 2 2
tie")
mengingat bahwa t w .b = Aw , maka persamaan 10.6 dapat diselesaikan untuk h/r .
V
IT2 E it 1
h 24(1— v2) A f e f
ta, Besarnya of harus mencapai tegangan leleh liens fyf dan jika
tegangan residu diperr kan maka:
Ef = (f +9/E
h 1 3 4 5 0 0 VA w / A f
t- ( fyf
Nilai Aw/Af umumnya di bawah 0,5, dan besarnya tegangan residu untuk penampang adalah
115 MPa, sehingga persamaan 10.9 menjadi:
h 95110
+115
ilf)f(fyf )
10
Untuk perencanaan besarnya bltz , maksimum diambil sebesar:
h 95000
c f f f y f + 115 )
10.:
Kuat momen nominal dari komponen struktur balok pelat berdinding penuh, ditentukar. dalam SNI
03-1729-2002 pasal 8.4.1:
M = K.SL 10.13
10.3 KUAT MOMEN NOMINAL BALOK PELAT ... 211
Dengan:
fer adalah tegangan kritis yang besarnya akan ditentukan
kemudian S adalah modulus penampang
K adalah koefi sien balok pelat berdinding penuh
= 1,76 10.15.b
= 4,40 IE 10.15.c
Dengan L adalah panjang bentang tak terkekang, dan 17- adalah jari—jari
girasi daerah pelat sayap ditambah sepertiga bagian web yang
mengalami tekan.
Dengan:
f = < 10.16.d
2
—
De Keruntuhan Tekuk Lokal Flens Tekan
Faktor kelangsingan yang diperhitungkan adalah berdasarkan
perbandingan lobar dengan
tebal Hens tekan.
10.17.a
A = f
2.t f
212 BAB 10 BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)
= 10.: "3
0,38.
k, . 10
E
= 1,35
10.: ■
dengan:
ke I h
1
Jika kG _s kp keruntuhan akan terjadi akibat leleh, sehingga:
fr =4,
Jika X < X _<keruntuhan yang terjadi adalah tekuk lokal flens inelastis:
fr = 1___________ s fy
( P 10.1!
Jika X G >maka keruntuhan yang terjadi adalah tekuk lokal flens elastis,
10.1'!
fr r = f. A
G /
Dengan:
f = f
2
fy
(a)
0,5Cb.ff yy 1 1( A,„11 2
f =1,35
.
A p =0,38. A ,k o—
.E Ap
0,5fy f 7 Ay ‘,2
y
2 \, AG
Cambar 10.6 Batasan Balok Pelat Berdinding Penuh (a) Tekuk Torsi Lateral, (b)Tekuk Lokal Flens
As —4/2/, (b)
10.4 K UAT G ES ER NO MIN A L 213
(/ ) 2
10.22
T
er
214 BAB 10 BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)
7r2
C=________________________________ 1
' -
T Ty. 12f 2
1— V hit —
. 1 1 0 . ■ ■ • ■ • •
n 1111■•■■■■
•
(a)Geser murni dalam elemen
Gambar 10.7 Teori Geser pada Balok Pelat Berdinding Pcnuh
7r2 .E.k
Jika ,• ,
0,8r
12(1—v2XhIt„,)
persamaan 10.26 dibagi dengan ti serta
mengambil nilai
pm
por
sio
nal
maka diperoleh bentuk:
(12 v , _
C= r
10
1. UntuknilaiC=1,makapersamaan10.28dapatdituliskandalambentuk: —= 1,10.
10.30
Jika nilai tidak
melebihi batas
tersebut maka kuat geser nominal balok
pelat berdinding penuh adalah:
—h = 1,37. 10.32
V= k„ . 1
1,10.
E (hlt„,)
penuh adalah:
Gambar 10.8 Tekuk pada Web Balok Pelax Berdinding Penuh Akibat Geser Murni
216 BAB 10 BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)
C, T c/
Ty
Pergeseran regangan, C , > 1
1,0
boleh tanpa B pengaku vertikal perlu
0,8 pengaku J _ very
Pasca tekuk
(pakai pengaku vertikal)
__________________ D
h/t„,
k .E
260
1,10 k'.E 1,37
Gambar 10.11 Tegangan Tank pada Web Akibat Aksi Medan Tank
_____a_____I