Anda di halaman 1dari 19

DRAINASE SUBSURFACE

1 Analisis Kondisi Eksisting


Berikut adalah peta yang menunjukkan tempat-tempat borelog:

Berikut adalah tampak potongan melintang dari potongan-potongan berwarna hijau


yang terdapat pada peta di atas:

Gambar 0-1 Profil muka air tanah potongan 1-1


Gambar 0-2 Profil muka air tanah potongan 2-2

Gambar 0-3 Profil muka air tanah potongan 3-3

Gambar 0-4 Profil muka air tanah potongan 4-4

Gambar 0-5 Profil muka air tanah potongan 5-5


Gambar 0-6 Profil muka air tanah potongan 6-6

Gambar 0-7 Profil muka air tanah potongan 7-7

Berikut adalah tabel ringkasan ketinggian muka air hasil dari borelog:

kedalaman muka air tanah


No (meter di bawah tanah)
tinggi rendah
BH 3 3.5 9
BH 4 1 3.5
BH 5 1 2
BH 6 3.5 9
BH 7 1 7
BH 8 3.5 9
BH 9 1 4.5
BH 10 1.5 6.5
BH 11 3 7.5
Berikut adalah tabel yang menunjukkan jenis tanah dan koefisien permeabilitas
tanah pada masing-masing borehole
BH 3
Depth (m) desc k (m/s)
0 3.5 silty clay 1.39E-07
3.5 4 silty clay 1.39E-07
4 5 boulder 0.005
5 6.5 silty clay 1.39E-07
6.5 8 silty clay 1.39E-07
8 10 silty clay 1.39E-07
10 16 clay 8.33E-08
16 18.5 boulder 0.005
18.5 24 clay 8.33E-08
24 24.5 boulder 0.005
24.5 26.45 clay 8.33E-08

BH 4
Depth (m) desc k (m/s)
0 1 silty clay 1.39E-07
1 4 silty clay 1.39E-07
4 5.5 silty clay 1.39E-07
5.5 6.5 boulder 0.005
6.5 8.5 boulder 0.005
8.5 11.5 silty clay 1.39E-07
11.5 13.5 boulder 0.005
13.5 18 clay 8.33E-08
18 20.45 clay 8.33E-08

BH 5
Depth (m) desc k (m/s)
0 1 silty clay 1.39E-07
1 4 silty clay 1.39E-07
4 6 silty clay 1.39E-07
6 6.5 clay 8.33E-08
6.5 10 clay 8.33E-08
10 20.45 clay 8.33E-08

BH 6
Depth (m) desc k (m/s)
0 2 silty clay 1.39E-07
2 3.5 boulder 0.005
3.5 6.5 silty clay 1.39E-07
6.5 10.5 silty clay 1.39E-07
10.5 11 boulder 0.005
11 15.5 clay 8.33E-08
15.5 26.45 sandstone 5.79E-10

BH 7
Depth (m) desc k (m/s)
0 1 silty clay 1.39E-07
1 2 silty clay 1.39E-07
2 6.5 clay 8.33E-08
6.5 13 clay 8.33E-08
13 14 clay 8.33E-08
14 15 boulder 0.005
gravelly
15 16 0.00005
clay
16 17.5 clay 8.33E-08
17.5 30.45 clay 8.33E-08

BH 8
Depth (m) desc k (m/s)
0 2.5 silty clay 1.39E-07
2.5 3.5 boulder 0.005
3.5 5 silty clay 1.39E-07
5 6 boulder 0.005
6 6.5 clay 8.33E-08
6.5 7 clay 8.33E-08
7 7.5 boulder 0.005
7.5 12 clay 8.33E-08
12 23 clay 8.33E-08
23 30.45 clay 8.33E-08

BH 9
Depth (m) desc k (m/s)
0 1 sandy silt 1E-08
1 2 sandy silt 1E-08
2 4 sandy clay 1.67E-07
4 5 sandy clay 1.67E-07
5 6.5 sandy clay 1.67E-07
6.5 7 sandy clay 1.67E-07
7 14 silty clay 1.39E-07
14 20 clay 8.33E-08
20 28.5 sandstone 5.79E-10
28.5 30.45 clay 8.33E-08

BH 10
Depth (m) desc k (m/s)
0 1.5 silty clay 1.39E-07
1.5 2 silty clay 1.39E-07
2 4.5 silty clay 1.39E-07
4.5 6 silty clay 1.39E-07
6 6.5 silty clay 1.39E-07
6.5 11 silty clay 1.39E-07
11 15 clay 8.33E-08
15 26.45 clay 8.33E-08

BH 11
Depth (m) desc k (m/s)
0 3 silty clay 1.39E-07
3 6 silty clay 1.39E-07
6 6.5 silty clay 1.39E-07
6.5 8 silty clay 1.39E-07
8 8.5 boulder 0.005
8.5 10 silty clay 1.39E-07
10 10.5 boulder 0.005
10.5 14 clay 8.33E-08
14 26.45 clay 8.33E-08

2 Perhitungan aliran air bawah tanah

Ketika dipasang pipa subdrain di bawah muka air tanah seperti pada gambar di atas,
maka air akan masuk ke dalam pipa dengan debit per meter lari adalah:
𝜋×𝑘×𝐻
𝑞=
2𝑅
2 × ln ( 𝑟 )

Dimana:
k : koefisien permeabilitas tanah (m/s)
H : penurunan muka air tanah (m)
R : radius pengaruh (m)
r : jari-jari pipa subdrain (m)
Sedangkan radius pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya pipa subdrain dapat
diperkirakan dengan rumus Sichardt (1930) berikut:
𝑅 = 3000 × 𝐻 × √𝑘
Dimana:
R : radius pengaruh (m)
H : penurunan muka air tanah (m)
K : koefisien permeabilitas tanah (m/s)

Koefisien permeabilitas tanah, k, yang dipakai untuk desain adalah k ekivalen yang
dicari dengan pembobotan berdasarkan kedalaman sebagai berikut
∑ 𝑘𝑖 × 𝑑𝑖
𝑘𝑒𝑞 =
∑ 𝑑𝑖
Dimana:
𝑘𝑖 : koefisien permeabilitas pada lapisan ke-i
𝑑𝑖 : kedalaman lapisan ke-i
Dengan menggunakan rumus di atas, berikut adalah tabel yang menunjukkan k
ekivalen pada setiap borehole:
No k eq (m/s)
BH 3 0.0007562
BH 4 0.0012226
BH 5 9.963E-08
BH 6 0.0003781
BH 7 0.0001659
BH 8 0.0004106
BH 9 8.187E-08
BH 10 1.064E-07
BH 11 0.0001891
Rerata 0.000347
Maka k ekivalen yang digunakan untuk desain adalah sebesar 𝑘𝑒𝑞 = 0.000347 m/s.

Karena muka air tanah paling tinggi berada pada kedalaman 1 m dari tanah, nilai
ini dianggap sebagai muka air tanah asli untuk desain. Muka air tanah efektif setelah
diturunkan dengan pipa subdrain adalah sebesar 80% dari H sebagaimana
ditunjukkan pada gambar berikut:

Untuk menurunkan muka air tanah efektif sebesar 1 m, maka dibutuhkan H sebesar:
0.2𝐻 = 1 𝑚
→ 𝐻 = 5𝑚
Maka pipa subdrain akan dipasang pada kedalaman 5 m + 1 m = 6 m di bawah
permukaan tanah.
𝑅 = 3000 × 𝐻 × √𝑘
𝑅 = 3000 × 5 × √0.000347
𝑅 = 279.4 𝑚
Untuk lebih memastikan agar proses pengeringan berjalan dengan baik, diambil
𝑅 = 250 𝑚.
Diameter pipa subdrain yang digunakan adalah 20 cm (0.2 m) atau jari-jari 10 cm
(0.1 m). Diameter dibuat tidak terlalu besar untuk memudahkan proses instalasi.
Maka dapat dicari besarnya debit per meter lari air yang masuk ke pipa subdrain:
𝜋×𝑘×𝐻
𝑞=
2𝑅
2 × ln ( 𝑟 )
𝜋 × 0.000347 × 5
𝑞=
2 × 250
2 × ln ( 0.1 )

𝑚3
𝑞 = 0.00032
𝑠. 𝑚

3 Spacing Pipa Subdrain


Untuk menentukan spacing antara pipa subdrain, digunakan rumus Donnan (1946)
sebagai berikut:
𝑘 (0.8𝐻)2 ℎ × 𝐻1
𝐵2 < ( + )
𝑞0 0.16 0.1
Dimana:
B : spacing antara pipa subdrain (m)
k : koefisien permeabilitas tanah (m/s)
H : penurunan muka air tanah efektif (m)
h : kedalaman pipa subdrain (m)
𝐻1 : jarak dari pipa subdrain ke lapisan kedap air (m)
𝑞0 : debit aliran air tanah per m2 permukaan horizontal

Apabila lapisan kedap air sulit ditentukan maka H1 diambil sama dengan 2h (Sutton,
1960).
Besarnya 𝑞0 ditentukan dengan menganggap air mengalir dengan gradient tekanan
yang sama dengan kemiringan rata-rata lereng. Dari peta kontur dapat diketahui
bahkwa kemiringan lereng pada lahan perumahan Habiture adalah sebesar 0.195.
Maka besarnya 𝑞0 adalah:
𝑞0 = 𝑣 × 𝐴
𝑞0 = 𝑘. 𝑖. 𝐴
𝑞0 = 0.000347 × 0.195 × 12
𝑚3
6.7665 × 10−5 𝑠
𝑞0 =
𝑚2
Maka spacing antar pipa subdrain, B, dapat ditentukan sebagai berikut:
𝑘 (0.8𝐻)2 ℎ × 𝐻1
𝐵2 < ( + )
𝑞0 0.16 0.1
0.000347 0.8 × 5 6 × 2 × 6
𝐵2 < × ( + )
6.7665 × 10−5 0.16 0.1
𝐵 2 < 3820.5
𝐵 < 61.8 𝑚
Untuk desain diambil jarak B = 50 m

Namun pada kenyataannya, apabila proses pengeringan berlangsung terus menerus


maka muka air tanah akan berada pada kedalaman yang sama dengan pipa subdrain.
Untuk menghindari peristiwa overdrain ini, maka di ujung pipa overdrain akan
dipasang katup untuk mengatur muka air tanah pada kedalaman yang diinginkan.

Resume:
- Pipa subdrain berdiameter 0.2 m (20 cm)
- Pipa subdrain dipasang pada kedalaman 6 m di bawah permukaan tanah
- Pipa subdrain dipasang dengan spacing 50 m
- Pipa subdrain akan menerima beban debit per meter lari sebesar 0.00032
m3/s per meter
- Perlu dipasang katup pada ujung pipa subdrain untuk menghindari
terjadinya overdrain
Kemudian akan didesain pipa subdrain dengan mempertimbangkan kontur yang ada
pada tanah perumahan Habiture.
Berikut adalah layout pipa subdrain:

Terdapat 18 buah pipa subdrain yang saling paralel dan tegak lurus dengan sungai.
Debit yang mengalir pada pipa subdrain adalah sebesar debit per panjang lari dikali
dengan panjang segmen pipa subdrain. Debit maksimum terletak di ujung pipa
subdrain. Karena tidak semua segmen pipa mengalami debit maksimum tersebut,
maka perhitungan debit dikali dengan faktor reduksi sebesar 0,6 sehingga rumus
untuk mencari debit pada pipa subdrain adalah:
𝑄 = 0.6 × 𝑞 × 𝐿
Berikut adalah pengecekan masing-masing pipa subdrain:
Elevasi Surface Elevasi Subdrain v
No L Slope Q D A v Manning R
(m) (m) Manning
(m) Hulu Hilir Hulu Hilir (m3/s) (m) (m2) (m/s) (m) (m/s) Cek
1 170.72 365 317 359 311 0.281162 0.032778 0.2 0.0314 1.04 0.018 0.05 4.00 OK
2 218.83 358 317 352 311 0.18736 0.042015 0.2 0.0314 1.34 0.018 0.05 3.26 OK
3 365.17 370 317 364 311 0.145138 0.070113 0.2 0.0314 2.23 0.018 0.05 2.87 OK
4 436.32 377 317 371 311 0.137514 0.083773 0.2 0.0314 2.67 0.018 0.05 2.80 OK
5 408.78 363.5 311 357.5 305 0.128431 0.078486 0.2 0.0314 2.50 0.018 0.05 2.70 OK
6 376.51 355.5 310 349.5 304 0.120847 0.07229 0.2 0.0314 2.30 0.018 0.05 2.62 OK
7 368.37 354.6 306 348.6 300 0.131933 0.070727 0.2 0.0314 2.25 0.018 0.05 2.74 OK
8 350.28 360 302 354 296 0.165582 0.067254 0.2 0.0314 2.14 0.018 0.05 3.07 OK
9 376.73 351.7 299.6 345.7 293.6 0.138295 0.072332 0.2 0.0314 2.30 0.018 0.05 2.80 OK
10 408.8 344.7 292.6 338.7 286.6 0.127446 0.07849 0.2 0.0314 2.50 0.018 0.05 2.69 OK
11 388.95 336.4 286.53 330.4 280.53 0.128217 0.074678 0.2 0.0314 2.38 0.018 0.05 2.70 OK
12 354.95 332 284.76 326 278.76 0.133089 0.06815 0.2 0.0314 2.17 0.018 0.05 2.75 OK
13 328.19 330.4 282 324.4 276 0.147476 0.063012 0.2 0.0314 2.01 0.018 0.05 2.90 OK
14 307.08 323.8 280.7 317.8 274.7 0.140354 0.058959 0.2 0.0314 1.88 0.018 0.05 2.82 OK
15 282.11 316 279 310 273 0.131155 0.054165 0.2 0.0314 1.72 0.018 0.05 2.73 OK
16 260.44 308 277 302 271 0.119029 0.050004 0.2 0.0314 1.59 0.018 0.05 2.60 OK
17 200.69 309 272.44 303 266.44 0.182172 0.038532 0.2 0.0314 1.23 0.018 0.05 3.22 OK
18 132.38 304 271.47 298 265.47 0.245732 0.025417 0.2 0.0314 0.81 0.018 0.05 3.74 OK
Contoh perhitungan untuk pipa nomor 1
- 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑝𝑎, 𝐿 = 170.72 𝑚
- Elevasi subdrain berada 6 m di bawah permukaan tanah
ℎ𝑢𝑙𝑢 → 365 − 6 = 359
ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟 → 317 − 6 = 311
359−311
- 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 = = 0.281162
170.72
𝑚3
- 𝑄 = 0.6 × 0.00032 × 170.72 = 0.0327 𝑠

- 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 0.2 𝑚
𝐷2 0.22
- Luas penampang basah, 𝐴 = 𝜋 × =𝜋× = 0.0314 𝑚2
4 4
𝑄 0.0327 𝑚
- Kecepatan, 𝑣 = 𝐴 = 0.0314 = 1.04 𝑠
𝐷 0.2
- Jari-jari hidrolis untuk penampang lingkaran, 𝑅 = = = 0.05
4 4

- Koefisien Manning untuk bahan corrugated pipe, 𝑛 = 0.018


- Kecepatan izin dari rumus Manning,
1 2 1
𝑣= × 𝑅3 × 𝑠 2
𝑛
2 1
1
𝑣 = 0.018 × 0.053 × 0.2811622 = 4 m/s

- Karena kecepatan yang terjadi masih di bawah kecepatan izin dari rumus
Manning, maka kapasitas pipa subdrain nomor 1 mencukupi untuk beban
drainase
Perhitungan yang sama dilakukan untuk pipa subdrain nomor 2 sampai 18.

4 Lapisan Gravel
Lapisan gravel dibuat mengelilingi pipa subdrain agar tidak terjadi clogging pada
opening pipa subdrain. Untuk itu maka diameter gravel harus lebih besar daripada
opening pada pipa subdrain. Opening pada pipa subdrain adalah sekitar 1.5 cm.
Maka gravel yang digunakan untuk filter didesain dengan 𝑑50 = 5 𝑐𝑚 dengan
gradasi well graded. Tebal lapisan filter adalah 10 cm karena mempertimbangkan
kemudahan proses jacking.
ANALISIS POMPA
1 Perhitungan Debit Pompa
Debit yang mengalir ke sumur secara radial dapat diperkirakan dengan rumus
berikut:
𝜋 𝑘 (𝐻 2 − ℎ2 )
𝑄=
𝑅
ln ( 𝑟 )

Dimana simbol-simbol yang dimaksud ditunjukkan pada gambar berikut:

 Koefisien permeabilitas yang digunakan untuk desain adalah 𝑘𝑒𝑞 =


0.000347 𝑚/𝑠 seperti yang sudah dihitung pada penjelasan Drainase
Subsurface.
 Dari hasil borelog, rata-rata titik menunjukkan lapisan yang memiliki k <
10-8 (impervious) pada kedalaman 30 m, maka H=30 m.
 Besarnya R bervariasi terhadap penurunan muka air tanah
𝑅 = 3000 × (𝐻 − ℎ) × √𝑘
 Diameter sumur yang didesain adalah 1 m, maka 𝑟 = 0,5 𝑚.
Besarnya debit pompa yang harus dipakai akan bervariasi terhadap besarnya
penurunan muka air tanah (H-h). Berikut akan dihitung besarnya debit pompa untuk
beberapa nilai penurunan muka air tanah:
H-h h R r Q
(m) (m) (m) (m) (m3/s) (L/s) (m3/hari)
1 29 55.88 0.5 0.0136 13.64 1178.24
2 28 111.77 0.5 0.0234 23.38 2019.71
3 27 167.65 0.5 0.0321 32.06 2769.73
4 26 223.54 0.5 0.0400 40.01 3457.15
5 25 279.42 0.5 0.0474 47.39 4094.55

2 Tata Letak Pompa


Tata letak pompa ditentukan berdasarkan radius pengaruh, R, yang terjadi akibat
adanya penurunan muka air tanah karena pompa. Besarnya R bervariasi tergantung
besarnya penurunan muka air tanah (drawdown) seperti ditunjukkan pada tabel di
atas.
Perlu dipertimbangkan spacing yang optimal agar jumlah pompa tidak terlalu
banyak. Dipilih drawdown yang digunakan adalah sebesar 3 m, sehingga radius
pengaruh yang terjadi adalah sebesar 167.65 m.
Muka air tanah efektif setelah diturunkan adalah sebesar 0.8H. Jarak dari sumur
sampai dengan ketika ketinggian air sebesar 0.8d dapat diperkirakan sebesar
𝑥 ≈ 0.5 𝑅.

Jarak spacing sumur agar semua daerah memiliki penurunan minimal 0.2H adalah
sebesar:
𝑠 = √2 𝑥 = 1.4142 𝑥
Jadi,
𝑥 = 0.5 × 167.65 = 83 𝑚
𝑠 = √2 × 83 𝑚 = 118.54 𝑚
Diambil 𝑠 = 100 𝑚 untuk desain.
Letak pompa memiliki spacing 100 m namun peletakannya disesuaikan dengan
layout kapling perumahan yang sudah ada. Berikut adalah layout pompa rencana
pada perumahan Habiture:
Berikut adalah koordinat masing-masing pompa
No Easting Northing
1 710370.228 9270674.067
2 710288.85 9270695.947
3 710208.981 9270761.427
4 710129.317 9270805.653
5 709982.599 9270840.312
6 709941.124 9270904.962
7 709877.093 9270979.702
8 709789.853 9271030.547
9 710401.57 9270734.931
10 710336.167 9270779.048
11 710221.536 9270816.285
12 710164.156 9270888.929
13 710083.6 9270931.691
14 710007.33 9270975.131
15 709904.526 9271036.155
16 709824.76 9271130.838
17 710403.67 9270819.867
18 710377.554 9270880.541
19 710299.912 9270922.648
20 710205.13 9270978.932
21 710122.793 9271029.143
22 710037.678 9271064.872
23 709936.657 9271113.052
24 710466.825 9270900.259
25 710438.206 9270958.902
26 710369.032 9271013.067
27 710285.838 9271055.567
28 710165.516 9271094.18
29 710060.34 9271114.603

3 Potongan Melintang Sumur


Sumur memiliki diameter 1 m dan kedalaman harus melebihi elevasi drawdawn
untuk memudahkan air mengalir. Dinding sumur harus diberi dinding yang
permeable (perforated casing).
Berikut adalah gambar potongan melintang sumur.

Anda mungkin juga menyukai