Anda di halaman 1dari 9

PROFESI ARSITEK

DEFINISI ARSITEKTUR

OLEH :

I MADE DWI BAYU DARSIKA (1519251004)


PUTU WIRANG BOGANANTA (1519251005)
MADE HARRY PRISCILA DWIPA (1519251017)
A.A RANGGA DWI PRATAMA (1519251021)
I PUTU GDE ARYA TEJA DANANJAYA (1519251072)
MUHAMMAD MUFAKKIR SILMI (1519251078)

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TH.AJARAN 2017
Definisi Arsitek secara umum

Arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli
lingkungan binaan. Istilah arsitek sering kali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang
bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi
konstruksibangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang memengaruhi aspek
bangunantersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah
tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan,
lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional.
Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli
rancang bangun atau lingkungan binaan.

Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana. "Arsitek"
berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi
(ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu).

Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi
tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai
dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan
sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor.
Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan
perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.

Definisi Arsitektur menurut para ahli

Para ahli memiliki pandangan mengenai definisi pada arsitektur dan jenis arsitektur
sebagai berikut :

1. Marcus Pollio Vitruvius (1486)


Kesatuan dari kekuatan/kekokohan (firmitas), keindahan (venustas), dan
kegunaan/fungsi (utilitas)

2. Banhart CL. Dan Jess Stein


Arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk didalamnya segi
perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan;
proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan

3. Van Romondt
Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia. Ruang berarti
menunjuk pada semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh manusia atau juga ruang
yang terjadi karena proses alam seperti gua, naungan pohon dan lain-lain

4. Robert Gutman (1976)


Arsitektur sesungguhnya merupakan kulit ketiga manusia. Arsitektur merupakan
lingkungan buatan yang bukan saja menjembatani antara manusia dengan lingkungan
melainkan sekaligus merupakan wahana ekspresi kultural untuk menata kehidupan
jasmaniah,psikologis dan sosial manusia.

5. Claudil (1979)
Arsitektur adalah sesuatu yang bersifat personal, menyenangkan dan memerlukan
pengalaman. Arsitektur adalah hasil persepsi dan penghargaan manusia terhadap ruang
dan bentuk. Ada tiga pengalaman arsitektur: aspek fisikal, emosional dan kebutuhan
intelektual
6. Francis DK Ching (1979)
Arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik
dan fungsi.

7. Amos Rappoport (1981)


Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi
juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan
sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus memperngaruhi arsitektur.

8. JB. Mangunwijaya (1992)


Arsitektur sebagai vastuvidya (wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam
pengertian wastu terhitung pula tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya,
yana).

9. Auguste Perret (1963)


Arsitektur adalah seni mengorganisasikan ruang (architecture is the art of
organizing space).

10. Walter Gropius, Bruno Taut dan Adolf Behne


Arsitektur adalah suatu ekspresi yang paling tinggi dari alam pikiran sesorang ;
semangatnya, kemanusiaannya, kesetiaannya dan keyakinannya.

11. James Steele


Suistainable Architecture adalah Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini,
tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan
mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu
kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait.

12. Simond (1983)


Lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat
dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap karakter harus menyatu
secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Lanskap
berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu
yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan alami
jika area atau kawasan tersebut memiliki keharmonisan dan kesatuan antar elemen-
elemen pembentuk lanskap sehingga indera manusia memegang peranan yang penting
dalam merasakan suatu lanskap. Simonds (1983) membedakan elemen lanskap menjadi
elemen utama dan penunjang. Elemen utama adalah elemen lanskap yang besar dan
umumnya sulit untuk diubah seperti, gunung, sungai, lembah, hutan belantara, kekuatan
alam, laut dan danau. Elemen penunjang adalah elemen yang relatif kecil dan umumnya
mudah diubah seperti, bukit, anak sungai dan alirannya.

13. Renzo Piano


Konsep green building adalah salah satu respon sebagai respon desain arsitektur
berwawasan lingkungan yang dipelopori oleh Renzo Piano, "Ketika gaya dipaksa untuk
menjadi merek dagang, tanda tangan, karakteristik pribadi, maka itu juga menjadi
sangkar. Upaya untuk dapat dikenali dengan biaya apapun, untuk menaruh tanda pada
hal-hal, membunuh para arsitek dan kebebasan nya untuk berkembang. Tanda pengakuan
terletak pada penerimaan dari tantangan. Dan kemudian, ya, itu tidak menjadi
diidentifikasi, tetapi dengan metode, bukan dengan merek dagang "-.Ar. Renzo Piano.

14. James C. Snyder & Catanese (1981)


Arsitektur adalah ilmu dan seni tentang lingkungan binaan. Arsitektur terutama
berkaitan dengan lingkungan binaan dalam tiga skala: lebih kecil dari bangunan -
bangunan - lebih besar dari bangunan.

Ruang Lingkup

Arsitektur adalah holak, termasuk matematika, sains, seni, teknologi, ilmu sosial, politik,
sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari
ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian karya sebagai
karya seni. Dia menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di musik, astronomi, dan
sebagainya. Filsafat adalah salah satu pendekatan arsitektur utama. Rasionalisme, empirisme,
fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan
dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur.

Teori dan praktik


Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi bahan
bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban untuk pertanyaan itu. Seorang arsitek yang
berpraktik tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar bentuk ia memilih.
Sementara berlatih arsitek yang berteori tanpa mengikuti hanya untuk bayangan dan bukannya
substansi.

Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktek, ia memiliki senjata ganda. Dia
bisa memvalidasi desain dan juga dapat terjadi pada eksekusi. Itu semua tidak lepas dari konsep
ide dasar bahwa kekuatan utama di setiap arsitek terletak pada kekuatan ide.

Analogi Yang Digunakan Dalam Teori Arsitektur

Dalam memandang aresitektur para ahli teori seringkali membuat analogi-analogi dengan
menganggap arsitektur sebagai sesuatu yang organis, arsitektur sebagai bahasa, atau arsitektur
sebagai mesin. Secara singkat analogi-analogi yang seringkali digunakan untuk menjelaskan
arsitektur adalah sebagai berikut :

1. Analogi Matematis
Beberapa ahli teori menganggap bahwa bangunan-bangunan yang dirancang
dengan bentuk-bentuk murni, ilmu hitung dan geometri (seperti golden section) akan
sesuai dengan tatanan alam semesta dan merupakan bentuk yang paling indah. Prinsip-
prinsip ini banyak digunakan pada bangunan jaman Renaissance.

2. Analogi Biologis
Pandangan para ahli teori yang menganalogikan arsitektur sebagai analogi
biologis berpendapat bahwa membangun adalah proses biologisbukan proses estetis.
Analogi biologis terdiri dari dua bentuk yaitu organik (dikembangkan oleh Frank Lloyd
Wright). Bersifat umum ; terpusat pada hubungan antara bagian-bagian bangunan atau
antara bangunan dengan penempatannya/penataannya. dan biomorfik. Lebih bersifat
khusus. ; terpusat pada pertumbuhan proses-proses dan kemampuan gerakan yang
berhubungan dengan organisme.

Arsitektur organik FL Wright mempunyai 4 karakter sifat ;

Berkembang dari dalam ke luar, harmonis terhadap sekitarnya dan tidak dapat dipakai
begitu saja.
b, Pembangunan konstruksinya timbul sesuai dengan bahan-bahan alami, apa adanya
(kayu sebagai kayu, batu sebagai batu, dll).
Elemen-elemen bangunannya bersifat terpusat (integral).
Mencerminkan waktu, massa, tempat dan tujuan.
Secara asli dalam arsitektur istilah organik berarti sebagian untuk keseluruhan
keseluruhan untuk sebagian. Arsitektur Biomorfik kurang terfokus terhadap hubungan
antara bangunan dan lingkungan dari pada terhadap proses-proses dinamik yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perubahan organisme. Biomorfik arsitektur
berkemampuan untuk berkembang dan tumbuh melalui : perluasan, penggandaan,
pemisahan, regenerasi dan perbanyakan. Contoh : kota yang dapat dimakan (Rudolf
Doernach), struktur pnemuatik yang bersel banyak (Fisher, Conolly, Neumark, dll).

3. Analogi Romantik
Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si pengamat.
Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi
(mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah
emosi pengamat) atau melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras,
ukuran, bentuk yang tidak biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir,
kagum dan lain-lain).

4. Analogi Linguistik
Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan
untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara
sebagai berikut :

Model Tata bahasa


Arsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata menurut
aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat dalam suatu
kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkaa apa yang disampaikan oleh
bangunan tersebut. lni akan tercapai jika bahasa yang digunakan adalah bahasa
umum/publik yang dimengerti semua orang (langue).

Model Ekspresionis
Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yanng digunakan arsitek
untuk mengungkapakan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. Dalam hal ini
arsitek menggunakan bahasanya pribadi (parole). Bahasa tersebut mungkin dimengerti
orang lain dan mungkin juga tidak.

Model Semiotik
Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik tentang arsitektur
menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi
mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk
bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu
adalah gereja.

5. Analogi Mekanik
Menurut Le Corbusirr, sebuah rumah adalah mesin untuk berhuni merupakan
contoh analogi mekanik dalam arsitektur. Bangunan seperti halnya dengan mesin hanya
akan menunjukkan apa sesungguhnya mereka, apa yang dilakukan, tidak
menyembunyikan fakta melalui hiasan yang tidak relevan dengan bentuk dan gaya-gaya,
atau dengan kata lain keindahan adalah fungsi yang akan menyatakan apakah mereka itu
dan apa yang mereka lakukan.

6. Analogi Pemecahan Masalah


Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham, dan
lebih banyak pengetahuan faktual daripada semangat (Borgnis, 1823). Pendekatan ini
sering juga disebut dengan pendekatan rasionalis, logis, sistematik, atau parametrik.
Pendekatan ini menganggap bahwa kebutuhan-kebutuhan lingkungan merupakan
masalah yang dapat diselesaikan melalui analisis yang seksama dan prosedur-prosedur
yang khusus dirumuskan untuk itu.
7. Analogi Adhocis
Arsitektur berarti menanggapi kebutuhan langsung dengan menggunakan bahan-
bahan yang mudah diperoleh tanpa membuat rujukan dan cita-cita.

8. Analogi Bahasa Pola


Manusia secara biologis adalah serupa, dan dalam suatu kebudayaan tertentu
terdapat kesepakatan-kesepakatan untuk perilaku dan juga untuk bangunan. Jadi
arsitektur harus mampu mengidentifikasi pola-pola baku kebutuhan-kebutuhan agar dapat
memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Pendekatan tipologis atau pola menganggap
bahwa hubungan lingkungan perilaku dapat dipandang dalam pengertian satuan-satuan
yang digabungkan untuk membangun sebuah bangunan atau suatu rona kota.

9. Analogi Dramaturgi
Kegiatan-kegiatan manusia dinyatakan sebagai teater dimana seluruh dunia adalah
panggungnya, karena itu lingkungan buatan dapat dianggap sebagai pentas panggung.
Manusia memainkan peranan dan bangunan-bangunan merupakan rona panggung dan
perlengkapan yang menunjang pagelaran panggung. Analogi dramaturgi digunakan
dengan dua cara, dari titik pandang para aktor dan dari titik pandang para dramawan.
Dalam hal pertama arsitek menyediakan alat-alat perlengkapan dan rona-rona yang
diperlukan untuk memainkan suatu peranan tertentu. Dari titik pandang para dramawan,
arsitek dapat menyebabkan orang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan
memberikan petunjuk-petunjuk visual. Pemanfaatan analogi dramaturgi ini membuat
sang arsitek yang bertindak hampir seperti dalang, mengatur aksi seraya menunjangnya.

Anda mungkin juga menyukai