Di Susun Oleh:
BENAZIR FIRDAUS
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
Beberapa analogi yang digunakan para ahli teori untuk menjelaskan arsitektur:
1. Analogi matematis
2. Analogi Biologis
3. Analogi Romantik
4. Analogi Linguistik
5. Analogi Mekanik
7. Analogi Adhocis
Menurut Benjamin Handler: Arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan struktur
secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri.
Menurut Banhart CL. Dan Jess Stein: Arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan
termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau
bentuk bangunan; proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan.
Menurut Van Romondt : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia.
Ruang berarti menunjuk pada semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh manusia atau juga
ruang yang terjadi karena proses alam seperti gua, naungan pohon dan lain-lain
GRC : GRC (Glass Reinforced Concrete) merupakan lembaran papan yang terbuat dari
bahan fiber semen dan dijual dalam ukuran 1,2m X 2,4m. Papan ini digunakan
pada ceiling (plafon) atau panel eksterior.
GSB (Garis Sempadan Bangunan) : Garis batas yang tidak boleh dilampaui oleh
bangunan kearah GSJ yang ditetapkan dalam
rencana kota.
GSJ (Garis Sempadan Jalan) : Garis rencana jalan yang ditetapkan dalam rencana
kota.
HOMEY : Kata lain dari homelike, homely, dan homy. suasana rumah yang terasa
nyaman bagi para pengunjungnya.
IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) : Perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
kepada Pemilik bangunan gedung untuk
membangun baru, mengubah,memperluas,
dan/atau mengurangi bangunan gedung sesuai
dengan persyaratan administratif dan teknis yang
berlaku.
KAYU ALBASIAH : Nama lain dari kayu sengon. nama lainnya lagi adalah jeunjing,
jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau
sengon sabrang (jawa). Kayu sengon digunakan untuk tiang
bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah
tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan
lain-lainnya.
LANSEKAP : Pemandangan alam atau taman.
LAY OUT RUANG : Tata letak atau komposisi ruang dalam rumah.
LOUNGE : Ruang sebagai tempat untuk beristirahat.
MEZANIN : Lantai tambahan yang berada di antara 2 lantai/ antara lantai dengan atap
sebagai alternatif penambahan ruang.
MORTAR : adukan yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat,
kapur, semen portland) dan air. Fungsi mortar adalah sebagai matrik
pengikat bagian penyusun suatu konstruksi baik yang bersifat
struktural maupun non struktural. Penggunaan mortar untuk konstruksi
yang bersifat struktural misalnya mortar pasangan batu belah untuk
struktur pondasi, sedangkan yang bersifat non struktural misalnya mortar
pasangan batu bata untuk dinding pengisi.
ORIENTAL : Sebuah gaya yang mengadaptasi budaya Timur.
PANTRY : Sebuah ruang istilah lain untuk dapur bersih. Fungsinya adalah ntuk
menyimpan berbagai peralatan memasak dan bahan-bahan makanan.
RAILING : Susunan atau pagar pelindung/pegangan pada tangga.
RAMP : Suatu bidang miring yang menghubungkan dua ketinggian yang berbeda
dengan sudut kemiringan tertentu (lebih landai dari kemiringan tangga).
ROOSTER : Lubang pada dinding pembatas yang berfungsi sebagai tempat untu
sirkulasi udara di dalam ruangan sehingga udara dalam ruangan tetap segar.
RUSTIC : Sebuah konsep desain yang menimbulkan suasana gelap-terang pada tembok
dan memberi kesan natural atau alami pada rumah.
STEP NOSING : Material antislip yang bisa berupa alumunium/lempengan karet
bergerigi yang dipasang pada tepian anak tangga.
WATER CURTAIN : Air yang mengalir seperti tirai.
Warna, kita sudah tidak asing lagi mendengar ataupun melihatnya. Karena semua
yang ada di alam semesta ini mempunyai warna. Warna adalah sesuatu yang berhubungan
dengan emosi manusia dan dapat menimbulkan pengaruh psikologis. Sebagai contoh, kita
dapat merasa nyaman dengan adanya warna. Kita dapat merasakan sesuatu seperti
ketenangan, bebas, bahkan kita bisa merasakan panas atau tertekan sesuai dengan karakter
warna itu sendiri.
Dalam dunia Arsitektur, warnapun berperan penting. Sebagai contoh, untuk pewarnaan
tembok bangunan ataupun furniture yang ada di bangunan tersebut, sang arsitek harus
memikirkan matang-matang warna apa yang cocok untuk bangunan yang ia bangun. Apakah
warna yang dipakai sesuai dengan fungsi bangunan tersebut atau apakah menyamankan bagi
pengguna bangunan tersebut. Seperti warna bangunan rumah sakit tentu tidak sama dengan
warna untuk bangunan Sekolah Taman Kanak-kanak.
Dan kepintaran sang arsitek dalam mengkombinasikan antara satu warna dengan yang lain.
Untuk itu sang arsitek harus memahami akan karakter dari warna yang akan dipakai. Untuk
mengetahui karakter dari warna, tentunya kita harus memahami pengertian dari warna.
Dengan ilmu alam, warna adalah gelombang cahaya, yang dasar-dasar teorinya dikemukakan
oleh Newton. Menurut Newton, warna merupakan bagian sinar dalam spektrum yang
tergantung pada gelombang cahayanya.
Kita ingat akan teori Newton tentang spektrum warna akibat berkas cahaya matahari yang
melalui sebuah prisma. Urutan warna dalam spectrum warna terdiri dari warna merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu kemudian lebih dikenal sebagai lingkaran warna.
Disamping warna-warna murni dikenal juga warna-warna kutub yang sebenarnya bukan
merupakan warna, yaitu putih dan hitam. Pencampuran sutau warna murni dengan warna
putih atau hitam akan menghasilkan skala warna lain yang disebut warna-warna pastel. Jadi
warna murni dicampur putih akan menjadi warna muda (tint). Warna murni dicampur hitam
akan menghasilkan warna tua (shade). Sedang warna murni dicampur warna abu-abu akan
menghasilkan warna tanggung (tone).
Karakter Warna
Hue : adalah corak atau nada warna, yaitu kesan pertama terhadap suatu warna dengan
mengabaikan value dan intensitas warna. Contoh Hijau daun.
Value : adalah nilai terang gelap warna, diukur terhadap hitam dan putih dengan
mengabaikan hue dan intensitas warna. Contoh warna kuning jeruk.
Intensitas : adalah kuat dan lemahnya warna diukur terhadap warna abu-abu yang netral.
Kekuatannya akan bertambah ke arah paling terang. Intensitas menunjukan
jumlah hue yang bebas dari unsur putih.
* Temperatur
Temperatur suatu warna tidak mempunyai landasan fisik, tetapi ada pembagian warna :
1) Panas, yaitu warna-warna yang terang, merangsang bila digunakan untuk mewarnai objek
dan objek akan nampak lebih besar.
Contoh : warna merah sampai kuning dalam lingkaran warna
2) Dingin, yaitu warna-warna yang dapat memberi kesan dingin dan sejuk serta akan
mempersempit atau memperkecil objek.
Contoh : Hijau sampai violet dalam lingkaran warna
3) Netral, yaitu warna di tengah-tengah dalam lingkaran warna, sering digunakan sebagai
aksen atau penekanan objek : misalnya warna coklat
Warna memiliki karakter tertentu yang dapat memberikan kesan tertentu seperti :
Lingkaran warna yang terbagi atas merah, kuning, dan biru merupakan pembagian
warna secara tradisional. Pada tahun 1966 Sir Isaac Newton merupakan orang yang pertama
kali mengembangkan diagram warna. Dari pencobaannya, Newton menyimpulkan bahwa
apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari, akan ditemukan warna-
warna yang beraneka ragam meliputi merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu warna-
warna ini sering disebut dengan MeJiKuHiBiNiU.
Diagram Lingkaran Warna oleh Herbert Ives
Warna-warna primer.
Pada teori warna tradisional, terdapat 3 pigmen warna yang tidak dapat dicampur atau
dibentuk dari kombinasi warna lain. Sedangkan warna lain dapat terbentuk dari 3 warna
primer ini, yaitu Biru, merah, dan kuning
Warna-warna sekunder.
Warna-warna yang didapat dari mencampur dua warna primer.
Warna-warna tersier.
Warna yang diperoleh dengan mencampur warna sekunder dan warna disebelahnya
pada lingkaran warna.
Kuning+orange = kuning orange (golden yellow)
Merah+orange = merah orange (burnt orange)
Warna merupakan salah satu elemen penting dalam arsitektur. Sebuah objek yang
serupa tapi diberi sentuhan warna yang berbeda akan menimbulkan kesan yang berbeda pula.
Tiap-tiap warna dan karakternya mampu memberi efek secara psikologis tersendiri bagi
orang yang melihat. Karakter-karakter tersebut antara lain:
Putih
Memberi arti keaslian, kesan ringan, polos dan murni. Bila terlalu banyak, menimbulkan
perasaan dingin, steril, dan terisolasi.
Merah Muda
Melambangkan kasih sayang dan perasaan romantis, kesan lembut serta sosok orang muda
bahkan anak-anak.
Merah
Memberi kesan dinamis, enerjik, komunikatif, aktif, bersemangat, sensual, mewah, dan
bersifat menstimulasi. Bila terlalu banyak, bisa merangsang perilaku agresif.
Oranye
Menggambarkan sosialisasi yang bersahabat, percaya diri, ramah dan kesan penuh harapan,
kreativitas serta vitalitas. Bila terlalu banyak, bisa merangsang perilaku hiperaktif.
Kuning
Mampu memancarkan kehangatan, cahaya dan cerah, memberi inspirasi, mendorong ekspresi
diri maupun kemampuan intelektual.
Ungu
Dekat dengan aura spiritualitas, magis, misterius, menarik perhatian, memancarkan kekuatan,
menambah imajinasi, sensitivitas dan obsesif.
Biru
Menghadirkan kesan teduh, dingin, hening, damai, tentram, harmonis, dan merangsang
kemampuan intuitif. Namun, bila terlau banyak, bisa menimbulkan kelesuan.
Hijau
Menyiratkan kesan alamiah, segar, tenang, sejuk, mendorong perasaan empati, meredakan
stress dan menyembuhkan. Tapi bila terlalu banyak bisa menimbulkan kesan terperangkap.
Cokelat
Berkesan natural, membumi, stabil, menghadirkan kenyamanan, keyakinan, keamanan, kesan
elegan dan akrab. Bila terlalu banyak bisa berkesan berat atau kaku.
Hitam
Mengandung kekuatan, penuh percaya diri, kesan maskulin, dramatis, penuh perlindungan,
klasik dan megah. Bila terlalu banyak bisa menimbulkan perasaan tertekan.
Abu-abu
Menggambarkan kesan serius, damai, independen, dan luas. Bila terlalu banyak, bisa
memberi kesan tidak komunikatif.
Agar tidak monoton, warna-warna tersebut dapat dikombinasikan satu sama lain dalam
beberapa cara. Yang pertama adalah kombinasi kontras atau komplementer, contohnya warna
merah-hijau. Kombinasi seperti ini mampu menimbulkan kesan dinamis, dominan, atau kuat.
Yang kedua adalah kombinasi analog, yaitu kombinasi antara warna-warna yang memiliki
karakter serupa, misalnya kuning-oranye. Kesan harmonislah yang dimunculkan oleh
kombinasi macam ini.
Terakhir adalah kombinasi kompleks yang memadukan warna apa saja. Kunci dari kombinasi
ini adalah kuantitas warna yang dipakai. Untuk menghindari kesan monoton, gunakan satu
warna yang dominan dan yang lain hanya sebagai aksen.