PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ruang personal merupakan bagian dari individu begitu juga privasi, setiap
individu manusia pasti memiliki ruang personal dan privasi yang berbeda. Perbedaan
ruang personal dan privasi ini dipengaruhi beberapa faktor seperti, faktor budaya, tipe
kepribadian,umur ,dan jenis kelamin. Setiap individu pasti menginginkan interaksi yang
nyaman dimana itu dipengaruhi oleh ruang personal dan privasi itu sendiri.Ruang
personal dan privasi ini masih bersifat subjektif yang keakuratan datanya masih subjektif
juga.
Dengan kata lain hubungan dengan arsitektur ialah khususnya bagi arsitek yang
mendesain dan merencananakan suatu bangunan bisa mengasah kepekaan yang
dipengaruhi oleh ruang personal dan privasi itu sendiri.
Jadi, ruang personal ibarat balon atau tabung sebuah balon yang menyelubungi kita
membatasi orang lain dan tabung tersebut dapat membesar maupun mengecil tergantung
dengan siapa kita berhadapan.
Sama seperti manusia, binatang juga dapat membatasi ruang personal yang
mereka miliki terhadap yang lainnya. Namun, lain halnya dengan binatang yang
melakukan reaksi terhadap sesuatu yang dirasa menggangunya berdasarkan naluri
(instinct), manusia melakukan reaksi berdasarkan rasio atau pemikiran dalam mengontrol
prilakunya.
1. Jenis kelamin
Heska dan Nelson (1972) mengatakan bahwa salah satu penentu perbedaan yang
bergantung pada diri individu itu sendiri adalah jenis kelamin. Wanita ataupun
pria sama-sama membuat jarak dengan lawan bicara. Semakin akrab
hubungannya dengan lawan bicaranya maka semakin kecil jarak ruang
personalnya.
Gifford (1982), pada pria keakraban sesama jenis tidak berpengaruh pada
ruang personalnya. Pada umumnya, hubungan pria dengan pria mempunyai jarak
ruang personal yang terbesar, diikuti hubungan antara wanita dan wanita, dengan
ruang personal terbesar adalah antara lawan jenis. Altman (1975) mengemukakan
bahwa salah satu kemungkinan perbedaan besarnya ruang personal dalam kaitan
dengan jenis kelamin ini lebih disebabkan oleh perbedaan dalam sosialisai antara
pria dan wanita daripada karena perbedaan biologis.
2. Umur
Pada umumya, semakin bertambah umur seseorang, semakin besar jarak ruang
personal yang akan dikenakannya pada orang-orang tertentu (Hayduk,1983).
Ruang personal pertama kali akan muncul pada usia remaja. Usia 12 tahun
merupakan usia yang menyerurapi ruang personal orang dewasa.
3. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian berpengaruh pada ruang personal, orang dengan kepribadian
eksternal (merasa bahwa segala sesuatu lebih ditentukan oleh hal di luar dirinya.)
memerlukan ruang personal lebih dibandingkan dengan orang bertipe internal (
merasa bahwa segala sesuatu ditentukan oleh hal di dalam dirinya). Orang dengan
kepribadian introver (tidak mudah berteman dan pemalu) memerlukan ruang
personal lebih besar. Sedangkan ekstrover ( orang yang budah berteman )
memerlukan ruang personal lebih kecil.
4. Latar Belakang Budaya
1. Faktor Personal
Marshall mengatakan bahwa perbedaan dalam latar belakang pribadi akan
berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Dalam penelitiannya bahwa anak-
anak yang tumbuh dalam suasana rumah yang sesak akan lebih memilih keadaan
yang anonym dan reserve saat ia dewasa. Sedangkan orang yang menghabiskan
sebagian besar waktunya di kota akan lebih memilih keadaan anonym dan
intimacy. Selain itu Walden dkk menemukan adanya perbedaan jenis kelamin
dalam privasi.
2. Faktor Situasional
Kepuasan terhadap kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa
besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk menyendiri.
Peneliti Marshall tentang privasi dalam rumah tinggal, menemukan bahwa tinggi
rendahnya privasi di dalam rumah antara lain disebabkan oleh seting rumah.
3. Faktor Budaya
Setiap budaya tidak ditemukanadanya perbedaan dalam banyaknya privasi yang
diinginkan, tetapi sangat berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan
privasi. Tidak ada keraguan bahwa perbedaan masyarakat menunjukan variasi
yang besar dalam jumlahprivasi yang dimilki anggotanya.
Privasi sendiri merupakan kegiatan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk
tidak diganggu kesendiriannya, dorongan untuk melindungi ego seseorang dari
Orang yang
menggunakan
baju biru ini lebih
memilih untuk
menyendiri di
area publik
dengan cara
memakai headset
agar dia tetap
mendapatkan
privasinya.
Gambar 3.2.Perilaku personal
1. Faktor personal, Marshall mengatakan bahwa perbedaan dalam latar belakang
pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Pada suasana di
pantai doublesix ini telihat latar belakang individu yang berkunjung disini
berbeda beda, ada yang memang ingin menghabiskan waktu dengan keluarga
untuk bercakap-cakap, ada yang ingin menikmati keindahan alam, adayang
ingin bermain, ada yang ingin menyendiri, dll. Disini privasi terjadi karena
adanya perbedaan latar belakang. Seperti pada gambar, orang yang memakai
baju biru itu lebih memilih untuk menyendiri saat sekelompok orang lainnya
asik berkegiatan. Ini menunjukan perbedaan latar belakang yang ada, mungkin
saja orang itu mengunjungi pantai Double Six (pantai 66) menang untuk
menghilangkan waktu sendiri, jadi iya memilih untuk menyendiri dan
membetuk ruang privasinya sendiri.
Menurut Holand (1982) jenis-jenis privasi dibedakan menjadi enam jenis privasi
yang dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan pertama yang tidak ingin
dinganggu secara fisik dan golongan kedua keingginan untuk menjaga rahasia diri
sendiri.
Golongan 1
Keinginan menyendiri (solitude). Terlihat dalam gambar diatas tidak ada
yang termasuk dalam jenis privasi (solitude), karena tidak ada pembatas
fisik yang membatasi ruang gerak dalam mendapatkan privasi. Objek yang
diamati merupakan ruang terbuka luas, memberikan keleluasaan untuk
umum.
Keinginan menjauh (seclusion). Dari hasil observasi yang dilakkukan,
keinginan untuk menjauh dari gangguan sekitar tidak terlihat. Pengunjung
pantai menikmati kunjungan mereka bersama-sama tanpa merasa
terganggu ataupun mengganggu.
Keinginan untuk dekat dengan orang-orang (intimacy). Jenis privasi ini
maksudnya, privasi itu dibangun ditengah kegiatan. Dalam cakupan objek
pantai doublesix ini banyak jenis privasi intimacy, seperti pada pasangan
kekasih yang membangun privasi diantara keduanya. Privasi yang
didapatkan merupakan dari kegiatan percakapan mereka.
Golongan 2
Keinginan merahasiakan diri sendiri (anonimity). Privasi yang diperoleh
ketika berada di antara sesama, di daerah orang lain sehingga seorang
bebas berprilaku berbeda dengan yang biasa dilakukannya, tapi tidak ingin
diketahui identitasnya. Terdapat beberapa individu yang menyendiri
dipantai, namun hal tersebut tidak dapat dipastikan termasuk ingin
merahasiakan diri, karena mereka datang bersama teman maupun keluarga
dekat. Kerahasiaan diri tersebut tidak didapatkan secara pasti.
4.1 KESIMPULAN
Dari ke 2 hal teresebut semua saling berhubungan semua ini adalah contoh yang
ada dalam setiap diri masing masing individu ke 2 hal ini membentuk karakter individu
dan mempengaruhi prilaku seseorang yang menjadi ke arah positif maupun negatif semua
tergantung bagaimana individu menyikapinya, antara privasi maupun ruang personal. Hal
ini juga dapat menggambarkan hubungan antara individu dengan dunia luar, bagaimana
cara dia berinteraksi dengan orang lain dan dapat menjalani hubungan baik. Dari 2 hal ini
karakter setiap individu akan terlihat secara natural karena secara tidak langsung mereka
menceritakan hal apa saja yang di bagikan kepada publik dan yang tidak, bagaimana
ruang gerak mereka dalam ruang personalnya. Jadi, ruang personal sebagai media
penghubung antar individu yang sekaligus menjadi batas tak nyata, sedangkan ruang
privasi adalah keinginan dari individu itu sendiri yang ingin membatasi individu antara
individu atau sekelompok orang untuk membatasi diri dari lingkungan sekitar.
Dari hasil studi objek mengenai hubungan privasi terhadap prilaku individu pada
lingkungan pantai doublesix didapatkan bahwa banyak pengunjung yang nyaman dengan
privasi masing-masing disaat berkunjung bersama kerabat mereka. Dimana saat
kunjungan wisatawan dapat menentukan privasi tersendiri, seperti pada keingiinan untuk
bersepeda dengan tujuan untuk mendapatkan barrier privasi yang nyaman. Privasi dalam
bermain bersama keluarga masing-masing, maupun kunjungan bersama teman dekat.
4.2 SARAN
Dari penjabaran materi diatas, dapat disimpulkan ruang personal dan privasi
sangat penting dalam mendesain sebuah lingkungan yang berarsitektur. Seorang
arsitektur yang professional setidaknya dapat mewadahi suatu ruang personal sesuai
prilaku manusia umumnya. Dari hal teersebutlah seorang arsitek dapat memberikan rasa
nyaman pada pengguna ruang tersebut. Privasi seseorang dapat dijadikan panduan khusus
untuk membangun lingkungan yang sesuai, mendesain bangunan yang dapat memenuhi
kaidah arsitektur dan prilaku.
Arsitektur dan Prilaku 21
DAFTAR PUSTAKA
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_34502_Inf_Policy_Privacy.pdf
http://yulierizkiutami.blogspot.co.id/2011/04/privasi-ruang-personal-personal-
space.html