2017/2018
Disusun oleh:
SEMARANG
Arus globalisasi
Arsitektur Nusantara dalam menghadapi arus globalisasi, tantangan terhadap teknologi yang semakin
sophisticated, dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Nilai-nilai dalam Arsitektur
Nusantara merupakan sebuah kekuatan untuk dijadikan dasar dan pedoman dalam pengembangannya
ketika harus berhadapan dengan kondisi terkini.
(Seminar Rumah Tradisional 2014 – Transformasi Nilai-nilai Tradisional dalam Arsitektur Masa
Kini) Maria I Hidayatun1 (Universitas Kristen Petra, Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Josef
Prijotomo, dan Murni Rachmawati (Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
ARSITEKTUR NUSANTARA
DIERA GLOBALISASI
Arsitektur yang berkembang saat ini membuat keberadaan arsitektur Nusantara menjadi langka dan
tersisihkan. Merujuk dari pemikiran “globalisasi adalah kesempatan untuk mengglobalkan
arsitektur Nusantara” upaya dalam mewujudkan hal tersebut memerlukan suatu konsep dan metode
transformasi.
ARSITEKTUR NUSANTARA YANG MENGKINI
Arsitektur nusantara memiliki keragaman yang tinggi karena seluruh etnik memiliki corak berbeda-
beda. Perkembangan arsitektur nusantara mengkini dapat dilakukan pada satu etnik dengan
mengeksplorasi elemen yang apa adanya. Pengambilan sesuatu yang baru dapat dilakukan dengan
mengambil semua atau sebagian dari etnik tertentu. Letakkanlah arsitektur masa lalu sebagai sumber
inspirasi pengetahuan arsitektur, bukan mengulang dan menduplikasinya. Itu hakekat Arsitektur
Nusantara.
(Djuara; Palembang, 15 April 2014)
3. Omah Gunungan
4. Rumah Panjang/Betang,Kalimantan Barat
Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru
Kalimantan, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak.
Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima
meter dari tanah.
Merepresentasikan pesona alam dan budaya Alor, Nusa Tenggara Timur, ke dalam rancang
bangun Bandar Udara Mali
KONSEP PERANCANGAN
Konsep yang diaplikasikan tersebut dapat mengarahkan arsitek dalam merancang arsitektur
dengan karakteristik yang Nusantara dalam bentuk dan rupa yang mengkini, antara lain :
CONTOH:
rumah adat Niang di Wae Rebo, Kabupaten Manggarai, Propinsi NTT dan konsep ikonik
dipakai sebagai pemandu arah rancangan agar menghasilkan output yang berkarakter rumah Niang.
METODE PERANCANGAN
Metode perancangan yang digunakan yaitu metode proses desain Cyclic, dengan urutan
tahapan antara lain:
1. tahap analisa
2. tahap sintesa
3. tahap evaluasi
Data yang didapat dari tahap analisa ini bersifat diskriptif kualitatif. sedangkan untuk teknik
perancangannya menggunakan teknik komposisi geometri Rob Krier, antara lain:
1. pengerutan
2. penekukan dan pelipatan
3. pematahan dan pemotongan
4. segmen atau pemotongan beberapa bagian dari bidang
https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/membangun-mbaru-niang-rumah-tadisional-
wae-rebo/. (5 Oktober 2017)
Prijotomo, Josef. 2004.Arsitektur Nusantara Menuju Keniscayaan.
http://www.rumahperumahan.com/2016/08/desain-bentuk-rumah-adat.html ( 10 September
2016)