Anda di halaman 1dari 19

ARSITEKTUR NUSANTARA

& TRADISIONAL
Arsitektur, architectura (Latin),arkhitekton (Yunani Kuno), yang secara harfiah
berarti “chief builder” atau pembangun utama.

Nusantara, dalam KBBI berarti sebutan (nama) bagi seluruh wilayah


Kepulauan Indonesia.

Tradisional, berasal dari bahasa Latin “traditio” adalah kata benda dari kata
kerja tradere atau traderer, yang bermakna "menyampaikan, menyerahkan
untuk mengamankan, atau mentransmisikan", atau dengan kata lain, tradisi
adalah "sesuatu yang ditransmisikan."
ARSITEKTUR
NUSANTARA

Arsitektur Nusantara dibangun sebagai sebuah pengetahuan


yang berlandaskan dan dipangkalkan dari filsafat, ilmu dan
pengetahuan arsitektur..” Prijotomo (2004)
FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI

1. KEPULAUAN

Kepulauan Di Indonesia menyebabkan adanya aktifitas berlayar untuk memenuhi kebutuhan


manusia (berdagang), sehingga dalam arsitektur nusantara terkandung pengetahuan kontruksi yang
digunakan di pelayaran, contohnya:

Desa Rebo, Manggarai terdapat bangunan berkonstruksi ikat yang memiliki tinggi sampai 5 m
dan lantai dasarnya dapat menampung >100 orang.
Menggunakan konstruksi ikat dalam mensatukan antar struktur
2. KELEMBABAN DAN ANGIN

Dalam Arsitektur Nusantara perancangan bangunan disesuaikan


dengan kondisi kelembapan di Nusantara, sehingga terdapat sebuah
beranda, serambi (teras) kolong untuk memungkinkan adanya aliran angin.

Pola pengaliran
angin/ udara.
Rumah Adat Lombok Rumah Adat Batak Toba

Contoh Rumah Adat yang menerapkan hal tersebut ( Rumah Adat Jambi dan
Tongkonan, Rumah adat Toraja).
3.IKLIM

Iklim tropis (kemarau dan hujan) menyebabkan terbentuknya


element utama dalam arsitektur nusantara yaitu atap dengan struktur,
tiang-tiang penyangga atap tersebut sebagai tiang-tiang utama.

Rumah Gadang(Sumatera Barat) Uma Bokulu (Sumba, NTT)


4. GEMPA

Pemakaian paku dalam mengkonstruksi bangunan juga memperlihatkan perbedaan yang besar dari konstruksi yang tanpa
paku.

Bangunan yang tidak menggunakan paku akan menghasilkan konstruksi yang masih bisa bergoyang-goyang. Kemungkinan
bergoyang ini ditopang pula dengan penggunaan alat yang belum memungkinkan untuk menghasilkan presisi yang tinggi, misalnya:

pada sambungan antara tiang dengan balok. Lubang pada tiang yang akan dimasuki oleh purus balok bisa saja satu
atau dua sentimeter lebih longgar dari ukuran purus balok.
Secara keseluruhan, konstruksi yang digunakan di arsitektur Nusantara menghasilkan
bangunan yang bisa bergoyang-goyang. Bahkan, keadaan yang paling stabil dan kokoh dari
bangunan di Nusantara itu akan dicapai bila bangunannya sedikit miring, tidak tegak lurus
terhadap tempatnya berdiri.

Kontruksi tahan gempa: kontruksi cathokan, purus, lobang, pondasi umpak,tumpang sari, dll

Umpak Kayu Umpak Kayu (Rumah


Mbaru Niang)
Tumpang Sari (Rumah
Joglo, Jawa Tengah)

Sistem sambungan kayu


C O N T O H
RUMAH TAHAN GEMPA

Salah satu rumah adat yang tahan gempa. Seberarnya tidak


tahan gempa, karena berkesan menentang alam. Rumah ini
mengikuti goyangan yang disebabkan oleh gempa. Rumah Adat
Nias
ARSITEKTUR
TRADISIONAL

Arsitektur yang berasal dari tradisi atau adat istiadat yang berlaku
di masing-masing wilayah.

Objek studi bagi domain sejarah maupun antropologi karena


mempelajari bagaimana manusia manusia di sebuah wilayah
berinteraksi.
C O N T O H

Tatanan Susunan Rumah Tradisional Goglo.


Rumah tradisional ini memiliki pakem pakem tersendiri dalam
enyusunannya.

Pendapa, difungsikan sebagai tempat melakukan aktivitas yang sifatnya


formal  (pertemuan, upacara, pagelaran seni dan sebagainya.

Pringgitan, lorong penghubung (connection hall) antara pendapa dengan


omah njero.

Omah njero, kadang disebut juga sebagai omah-mburi, dalem ageng


atau omah.
Gandhok, bangunan tambahan yang mengitari sisi samping dan belakang
bangunan inti.Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoë keuë.
Tatanan Susunan Rumah Tradisional Aceh.
(serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë
likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh
dapu (rumah dapur).
KESIMPULAN

Arsitektur Nusantara mendasarkan pemahamannya atas arsitektur


anakbangsa Nusantara pada pertama, kenyataan geoklimatik (kepulauan
dan tropik lembab) serta yang kedua adalah kenyataan tradisi
tanpatulisan. Di sini ihwal adat hingga upacara dan artefak menjadi
rekaman-rekaman pengetahuan arsitektur.

Arsitektur Tradisional mendasarkan pemahamannya pada arsitektur


sebagai cerminan budaya/kebudayaan, sebuah dasar yang tanpa disadari
ternyata adalah ranah kajian budaya dan antropologi
DAFTAR PUSTAKA
Prijotomo, Josef. 2004.Arsitektur Nusantara Menuju Keniscayaan
. Bandung: Wastu Lanas Grafika

https://bandanaku.wordpress.com/2014/02/07/membangun-mbaru-niang-rumah-
tadisional-wae-rebo/. (5 Oktober 2017)

http://www.rumahperumahan.com/2016/08/desain-bentuk-rumah-adat-lombok-dan.html
( 5 Oktober 2017)

http://rumah-yusing.blogspot.co.id/2010/07/arsitektur-nusantara-arsitektur-naungan.html
(5 Oktober 2017)

Handinoto.1998.Portofolio Dimensi Arsitektur Vol.26 “Arsitektur Gaya Indo Eropa


Th.1920 an Di Indonesia”.Surabaya:Universitas Petra

 
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai