Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan Arsitektur Tradisi Nusantara

Nama : Wiki Pamudji Nugroho

NIM : 19043000022

1. Kondisi geoklimatik Indonesia yang mempengaruhi pembentukan arsitektur tradisional


nusantara adalah kondisi iklim di Indonesia yang berada di iklim tropis.hal ini akan
mempengaruhi kelembapan materialnya yang Sebagian besar umumnya menggunakan material
yang berasal dari alam,salah satu nya yaitu kayu,selain iu,kondisi angin juga akan berpengaruh
terhadap ketahanan konstruksi bangunan arsitektur nusantara.kondisi lain yang mempengaruhi
yaitu,nusantara adalah Kawasan yang di lalui oleh jalur gunung berapi dunia yang di kenal sebagi
ring of fire yang merupakan Kawasan rawan gempa,hal ini disebabkan oleh aktivitas gunung
berapi tersebut.kondisi inilah yang menyebabkan atau mempengaruhi pembentukan arsitektur
tradisional nusantara mulai dari sistim struktur,konstruksi,bahan yang di pakai,serta tampilan
bangunan secara keseluruhan

2. Arsitektur di nusantara cenderung menjadikan bangunan sebagai bangunan pernaungan,karena


di nusantara sendiri mempunyai iklim tropis atau 2 musim,sedangkan di arsitektur eopa
cenderung manjadikan bangunan sebagai objek perlindungan untuk melindungi diri dari cuaca
extreme yang disebabkan karena di daerah benua eropa memiliki iklim sub tropis atau 4 musim.
Pada bangunan arsitektur nusantara yang memiliki iklim tropis, di perlukan bukaan/ventilasi
serta kanopi yang Panjang.hal tersebut sangat di perlukan karena kelembapan udara di daerah
nusantara sangat tinggi,sehingga bukaan/ventilasi sangat berperan penting dalam mengatasi
kondisi tersebut,sementara itu, kanopi di perlukan untuk menghalau sinar matahari serta
menghalau air hujan agar tidak masuk ke dalam bangunan.untuk arsitektur eropa yang memiliki
kondisi iklim sub tropis,di perlukan bangunan yang dapat menaikan suhu untuk melindungi dari
cuaca dingin,dengan menggunakan dinding yang lebih tebal.pada umumnya bangunan
arsitektur eropa memiliki cerobong perapian yang berfungsi sebagai penghangat pada saat
musim dingin.atap juga di buat lebih miring guna mencegah salju yang menumpuk di atap
sehingga mencagah bangunan agar tidak roboh.
3. Bangunan yang berada di Sumatra khususnya berada di Sumatra barat(Rumah Gadang).
Rumah gadang ini di bangun melalui ritual adat yang ketat yang meliputi beberapa tahapan
yaitu,musyawarah mufakat,mengumpulkan bahan,mancetak tiang tuo(mencetak tiang
utama),mendirikan tiang utama (tiang tuo),tahap akhir,menaiki rumah gadang.
a. Denah
Dari segi denah,rumah adat Minangkabau menggunakan konsep denah yang
sederhana serta simple.di tengah bangunan terdapat sebuah tiang besar yang di
sebut tonggak/tiang tuo.
b. Fasad
Bentuk fasad dari rumah gadang cukup unik,dimana bentuk atapnya yang
menyerupai tanduk kerbau atau biasanya masyarakat minang menyebutnya
atap bagonjong .bentuk atap yang dulunya di peroleh dari peristiwa adu kerbau
antara suku koto piliang dan bodi caniago yang kemudian di namakan sebagai
Minangkabau,minang yang artinya suku minang,kabau yang artinya kerbau

c. Struktur konstruksi
Pada struktur konstruksi rumah gadang menggunakan tiang utama(tiang tuo) di
tengah bangunan yang menjadi beban utama pada bangunan rumah
gadang.selain itu,bangunan rumah gadang berbentuk rumah panggung yang
pondasi nya bertumpu pada batu.material yang di gunakan pada rumah gadang
menggunakan material yang di peroleh dari alam di antaranya
yaitu,kayu.sementara itu,di bagian penutup atap menggunakan material
ijuk/daun kelapa kering.

Anda mungkin juga menyukai