5180911325_Bagus Puguh R
5190911037 M Fais Al Afiq
5180911094 Hanifah Aprilia
Semua produk arsitektur yang dihasilkan di daerah beriklim tropis dengan tujuan dan
mampu memenuhi syarat kenyamanan pengguna bangunan tersebut. Sehingga pengguna
bangunan dapat menggunakan bangunan tersebut dengan rasa nyaman maka dapat dikatakan
sebagai arsitektur tropis (L.M.F Purwanto, 2006). Disisi lain Ahmad Nidlon (2001)
berpendapat bahwa masyarakat pada zaman dahulu menyesuaikan kondisi iklim dalam upaya
mendesain rumah agar mendapatkan desain rumah yang nyaman dan aman.
Karakter arsitektur tropis yang perlu dijadikan sebagai parameter keberhasilan penerapan
arsitektur tropis adalah sebagai berikut (Karyono, 2016):
1. Orientasi
Bangunan perlu memperhatikan orientasi bangunan diarahkan agar radiasi dan sinar
matahari tidak terlalu banyak menerpa dinding atau perlubangan dinding, sehingga ruang
dalam bangunan tidak panas.
2. Isolasi
Bangunan perlu pembatasan terhadap panas langsung, hujan, dan partikel yang dibawa
angin.
3. Shading
Pembayangan perlu distrategikan agar terbentuk sehingga mampu mengurangi sinar
matahri langsung pada bangunan.
4. High Cross Ventilation
Pengaturan aliran udara sangat penting diperhatikan baik diluar bangunan maupun dalam
bangunan sehingga dapat menetralisir kelembaban udara pada bangunan.
5. Pemanfaatan Tanaman
Tanaman penting untuk diletakkan dan pemilihan jenis yang tepat sehingga mampu
menjadi barrier (penghalang), pemecah udara, pengarah udara, maupun menghambat
debu.
6. Roof Ventilation
Panas sepanjang hari yang diterpa atap bangunan sebaiknya dapat dinetralisir sebelum
masuk bangunan dengan adanya ventilasi pada atap.
7. Material Bangunan
Material bangunan berpengaruh terhadap kondisi termal di dalam bangunan. Jenis
material, ketebalan dan warna material akan berpengaruh terhadap pertukaran panas
secara radiasi dan konduksi terhadap lingkungan disekitar bangunan.
Untuk itu, perancang perlu memikirkan hal-hal seperti paparan sinar matahari dan
sirkulasi udara untuk memastikan suhu di dalam ruangan tetap nyaman bagi penghuni.
Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan memperhatikan letak dan ukuran jendela, arah
rumah, rancangan atap, material, hingga penataan eksterior.
Curah hujan yang tinggi tak menutup kemungkinan ada genangan air pada saat-saat
tertentu. Seolah tahu risiko ini mungkin saja terjadi, nenek moyang kita tampaknya sudah
mengantisipasinya dengan bentuk rumah panggung. Tak hanya dapat melindungi dari air
banjir saat musim hujan, ketika musim kemarau, rumah arsitektur tropis dengan kolong akan
memberi ruang untuk angin bergerak, membuat rumah lebih adem.
b. Bentuk atap pada Bangunan tropis
Bentuk atap miring paling pas untuk arsitektur tropis di daerah dengan curah hujan tinggi.
Semakin miring bidang atap, semakin cepat air hujan turun melewati permukaan atap. Jika
bentuknya datar, kemungkinan akan menggenang atau membebani atap. Tak hanya itu, atap
yang miring juga akan memberi ruang lebih luas di bagian dalam rumah sehingga bangunan
terasa lebih tinggi dan lebih banyak sirkulasi udara.
Langit-langit rumah yang tinggi, seperti bisa kita lihat pada rumah bergaya kolonial.
Memang bukan gaya rumah tradisional Indonesia, namun ini juga salah satu kunci untuk
membuat gaya rumah dengan arsitektur tropis tercapai.
Untuk bangunan dengan arsitektur tropis, tritisan yang datar kurang cocok, melainkan
yang lebar dan miring lebih disarankan. Saat cuaca sangat cerah, tritisan akan melindungi
rumah dari sinar matahari langsung dan meredam panas matahari yang membuat rumah
menjadi panas. Meski melindungi tapi ia tidak menutupi seluruh cahaya yang masuk,
sehingga bagian dalam rumah masih tetap terang, tanpa menyalakan lampu. Sementara di saat
hujan, tritisan berfungsi menyalurkan air dari atap ke tanah, sekaligus mencegah tampias dan
melindungi jendela dan pintu dari air hujan.
Jendela lebar pada arsitektur tropis memberi jalan bagi sinar matahari ke dalam bangunan.
Dengan adanya jendela ini, penerangan alami dapat masuk ke dalam rumah di siang hari
tanpa perlu menyalakan lampu. Dengan menambahkan kanopi, panasnya teredam sehingga
rumah tetap sejuk. Jadi Anda bisa hemat lampu sekaligus AC.
Bagian atap dan dinding bangunan dengan konsep arsitektur tropis yang memiliki
permukaan paling lebar dari hunian, sebaiknya dibuat menghadap selatan dan utara. Dengan
begitu, panas yang diserap permukaan rumah dapat diminimalisir.
g. Teras bangunan tropis
Keberadaan teras pada arsitektur tropis adalah untuk memberikan perlindungan sehingga
panas tidak langsung masuk ke dalam bangunan. Selain itu, juga bisa untuk bersantai
menikmati pagi dan sore, bahkan siang hari dengan nyaman.
Bangunan arsitektur tropis menggunakan material, seperti kayu dan batu pada lantai dan
dinding, serta ijuk pada atap. Memang ijuk membuat rumah terasa lebih nyaman karena dapat
meredam aliran panas yang diterima. Selain itu, penggunaan material seperti kayu dan batu
tak hanya membuat sebuah hunian secara tampilan terlihat dan identik dengan daerah tropis.
Untuk membuat bangunan yang sejuk, aliran udara dalam rumah harus betul-betul
diperhatikan. Rumah dengan konsep arsitektur tropis, memiliki dua jenis ventilasi. Pertama,
ventilasi yang selalu terbuka, berbentuk kecil-kecil. Kedua, ventilasi yang dapat dibuka dan
ditutup sesuai kebutuhan. Agar sirkulasi udara di rumah tetap lancar, ingat prinsipnya, udara
mengalir jika ada perbedaan suhu dan tinggi. Karena itu buatlah ventilasi dengan ketinggian
berbeda. Jadi, tanpa AC sekalipun, rumah tetap sejuk.