Beragam gaya arsitektur mewabah di Indonesia belakangan ini, bangunan tradisional Indonesiapun mulai ditinggalkan seiring masuknya badai globalisasi, dan kebanyakan yang masuk adalah produk-produk barat. Secara tidak disadari gaya arsitektur timur yang asli perlahan mulai menghilang. Hal yang terpenting dalam membangun sebuah rumah adalah penyesuaian gaya arsitektur dengan iklim, cuaca dan lingkungan di sekitarnya. Secara umum iklim di timur adalah tropis, dengan tingginya curah hujan sehingga kawasan timur memiliki banyak hutan tropis yang ditumbuhi beragam pepohonan. Masyarakat tradisional timur sudah sejak lama hidup beradaptasi dengan alam sekitar, namun hal ini perlahan mulai berubah seiring dominasi arsitektur gaya barat yang menjamur dan banyak didirikan hanya sekedar menjadi sekedar fungsional, gaya hidup, rasionalis dan standarisasi ekonomi. Idiom bahwa negara-negara barat lebih maju dalam segala hal telah menggeser nilai-nilai budaya timur yang tinggi, termasuk dalam hal arsitektur. Faktor ekonomi adalah yang paling utama memacu hal-hal tersebut, di Indonesia tingkat kemapanan seseorang dilihat dari rumah megah, mewah dengan gaya arsitektur barat yang sedang tenar, dengan tidak memperhatikan faktor iklim, lingkungan dan keseragaman kawasan, mereka lebih cenderung ingin memperlihatkan perbedaan secara ekstrim. Padahal jelas, jika melihat iklim antara barat dan timur ada beberapa perbedaan hingga mempengaruhi pada gaya arsitektur pada barat dan timur. Pola fikir masyarakat yang lebih mentasbihkan negara-negara barat sebagai pusat segalanya adalah faktor lain yang mempengaruhi hilangnya budaya timur dalam arsitektur. Pemilihan gaya arsitektur dari barat sering di aplikasikan pada perumahan kawasan tropis hanya untuk mengejar keuntungan semata atau untuk mengapresiasikan keinginan masyarakat modern. Sebenarnya bukan masalah ketika gaya arsitektur barat ingin diterapkan di Indonesia yang beriklim tropis, konsekuensinya harus ada penambahan-penambahan bahan guna mengantisipasi kekurang sesuaian gaya arsitektur barat pada iklim tropis. Dengan memperhatikan keadaan alam sekitar, seharusnya dalam menentukan gaya bangunan perlu memperhatikan beberapa aspek di bawah ini : Suhu di sekitar kawasan yang ingin dijadikan lahan untuk bangunan Curah hujan Radiasi matahari Arah dan kecepatan angina Pemahaman seperti ini perlu diberikan oleh kontraktor ataupun arsitektur, karena akan
berpengaruh pada daya tahan bangunan, kenyamanan penghuni rumah dan tentunya keseimbangan ekologi alam di sekitarnya.
Sumber: http://www.imagebali.net/detail-artikel/187-fenomena-arsitektur-di-indonesia.php
Komentar: Di Indonesia memiliki iklim tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi.iklim ini memiliki gaya bangunan yang menyesuakan dengan iklim tropis ini.yang merupakan menjadi tolak ukur dalam membangun suatu bangunan di Indonesia.namun dengan majunya perkembangan dalam pembangunan gaya bangunan modern yang minimalis lebih di pilih karena lebih ekonomis dalam harga dan simple dalam bentuk.namun dalam aspek penyesuaian dengan iklim bangunan ini kurang sesuai d Indonesia karena bentuk yang tidak sesuai dengan iklim tropis di Indonesia.sehingga kurng efektif jika bentuk bangunan seperti ini di bangunan Indonesia.sehingga perlu adanya pemilihan bahan yang dapat menyesuaikan pada pembangunannya.dan sebaiknya penerapaan bangunan di Indonesia harus di sesuaikan dengan iklim d Indonesia bukannya melihat dari sisi gaya kebarat2n ,karena daya tahan bangunannya kurang lama serta juga dalam hal perawatan bangunan modern lebih susah d banding bangunan yang menyesuaikan dengan iklim di Indonesia.
Rumah Minimalis - Fasad atau tampak bangunan merupakan bagian utama bangunan yg paling banyak dilihat orang. Dgn tampak sebagai elemen utama yg dominan, akan membantu dalam membentuk citra dan karakter penghuni. Namun di sisi lain, sebagai bagian terluar dari arsitektur bangunan, tampak eksterior akan menjadi bagian terdahulu yg paling kritis serta rentan terhadap perubahan cuaca yg ekstrem dan cepat. Ancaman terbesar yg dihadapi oleh bangunan yg berada di iklim tropis adalh: Panas matahari yg bersinar sepanjang tahun Kelembapan udara yg tinggi Terpaan air hujan Ketiga hal tersebut bakal mengakibatkan kerusakan pada bangunan, seperti fasad berlumut, bangunan yg retak-retak kecil pada dinding, dan warna bangunan menjadi mudah pudar baik pada dinding, cat, maupun kusen-kusennya. Berikut Tip pemilihan material, yg sebaiknya Anda gunakan pada fasad rumah minimalis. Pintu dan jendela Bentuk kusen dan pintu lurus serta memanjang, baik vertikal maupun horizontal, serta menghindari bentuk bujur sangkar karena biasanya kusen jendela merupakan bagian dari bidang dinding yg dicoak/dilubangi baik di tengah, di pinggir, ataupun di salah satu sisi ruangan.
Kusen UPVC atau aluminium Memakai material logam pada tampak bangunan, juga dimungkinkan untuk kusen dan pintupintunya. UPVC dan aluminium tidak perlu dilapis lagi karena finishing-nya sudah menyatu dan dilakukan di pabrik. Memakai kayu Untuk finishing kayu di luar, sebaiknya Memakai Ultran lasur ataupun finishing yg Memakai waterbase sehingga lebih awet dan tahan lama. Material kayu yg digunakan sebaiknya kayu jati, ulin, atau merbau yg relatif lebih tahan terhadap cuaca. Balkon Pagar balkon bisa Memakai material kaca yg dijepit dgn stainless steel atau besi. Dapat pula Memakai railing besi atau kayu dgn pola garis horizontal ataupun vertikal. Atau, dikombinasikan dgn pagar beton yg dikolaborasikan Memakai tekstur material yg berbeda. Atap Untuk atap, dapat dipilih bentuk atap datar, atap pelana, atau atap limas. Sebaiknya atap tidak terlihat dominan karena gaya minimalis lebih menekankan pada bentuk- bentuk dasar, yaitu kubus dan kotak. Kalaupun memakai bentuk atap pelana atau piramida/limas, bentuk yg menonjol pada bagian muka adalh dindingnya. Material yg saat ini umum dipakai yakni genting beton ataupun genteng keramik berbentuk datar. Sementara untuk warnanya dapat dipilih yg berwarna hitam atau abuabu gelap. Dinding bangunan Bentuk dan dinding bangunan minimalis modern merupakan bagian yg sangat menonjol pada tampak bangunan. Pada bangunan rumah minimalis, biasanya berupa bidang-bidang datar yg utuh dan dikombinasikan dgn lubang-lubang ataupun coakan pada bidang yg utuh tersebut. Pembedanya dilakukan dgn Memakai tekstur ataupun material yg berlainan di antara bidang dinding.
Sumber: sumber: lifestyle.okezone.com
Komentar: Gaya bangunan tropis harurlah memperhatikan bahan bangunan ,penyesuaian bahan bangunan dapat meminimkan terjadinya dampak pada bangunan yang berada pada iklim tropis d Indonesia,dan juga pemilihan bentuk atap perlu pertimbangan lebih di karenakan pada zaman karang gaya minimlais lebih dominan,dengan bentuk atap yang datar dan bangunan yang berbentuk kotak,sehingga perlu ppertimbangan dalam pemilihan bahan nya.
hujan yang mencurahi atap. Inilah salah satu kegunaan atap lebar pada bangunan tropis yakni untuk menyesuaikan dengan kondisi musim di daerah tropis itu sendiri. 3. Model atap yang mencirikan suatu daerah atau bangunan tertentu Atap lebar pada bangunan tropis ternyata saat ini telah mengalami banyak inovasi dari kalangan arsitek. Fungsi utama sebuah atap sebagai alat melindungi bangunan yang dibawahnya telah banyak dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pembentukan karakter sebuah tempat atau lokasi. Bentuk-bentuk atap seperti joglo, limas, dan aneke bentuk-bentuk unik yang dirancang sedemikian rupa oleh para arsitek terkadang memang terkesan cukup akrobatik dan sedikit memaksakan bentuk, namun dari situ lah sebuah inovasi akan muncul. Bahwa atap tak lagi identik dengan posisi dan bentuk miring, namun telah mampu dihadirkan dalam beragam bentuk sesuai dengan tempat dan kondisi, seperti misalnya di sebuah bandara yang memiliki model atap khusus.
Sumber: http://www.imagebali.net/detail-artikel/62-atap-lebar-pada-bangunan-tropis.php
Komentar: Berbagai jenis atap di Indonesia bias di pakai menjadi cirri khas suatu daerah,selain itu juga berbagai bentuk atap d indinesia juga merupakan penyesuakan dari iklim tropis di Indonesia ,seperti lancip dan datar.namun pada atap datar harus lah memperhatikan luasnya agar dapat di sesuakan dengan iklim tropis di Indonesia.agar tidak mempengaruhi pada bangunan itu sendiri