Fasade,Desain Roof,Agritecture
1.Buiding Envelope
Untuk bangunan bertingkat rendah di mana atap menjadi bagian yang lebih luas
daripada dinding, panas yang masuk dari atap mungkin menjadi faktor penentu
beban pendinginan secara keseluruhan. Selain itu, jendela dan skylight akan
menentukan besarnya cahaya yang dapat masuk ke dalam bangunan. Dengan
mengoptimalkan desain komponen tembus cahaya, konsumsi energi untuk
pencahayaan buatan dapat dikurangi secara signifikan dengan tetap menghindari
masuknya panas yang berlebihan ke dalam bangunan.
1.2.1Tren Konstruksi
Berdasarkan karakteristik termalnya, konstruksi selubung bangunan dapat
dikelompokkan dalam dua kategori utama: konstruksi dinding tirai (curtain wall)
dan konstruksi dinding bata-jendela. Konstruksi dinding tirai, apakah sepenuhnya
kaca atau kombinasi kaca dan panel (misalnya panel komposit aluminium) sangat
umum diterapakan pada bangunan kantor dan apartemen. Jenis bangunan lainnya,
terutama bangunan tingkat rendah, cenderung menggunakan konstruksi dinding
bata-jendela.
Ada sejumlah prinsip desain yang dapat diterapkan untuk mengurangi perolehan
panas melalui selubung bangunan: • Merancang bentuk dan orientasi bangunan
untuk meminimalkan paparan selubung bangunan dari radiasi matahari timur dan
barat.
Karena pergerakan harian dan tahunan dari matahari, radiasi matahari yang
diterima selubung bangunan bervariasi untuk setiap orientasi. Untuk Jakarta dan
lokasi lainnya pada lintang yang sama, dinding vertikal pada arah Barat menerima
radiasi matahari rata-rata sebesar 303 W/m2 perhari, sedangkan timur, utara dan
selatan masing-masing menerima radiasi matahai rata-rata sebesar 268 W/m2, 207
W/m2, dan 165 W/m2 per hari. Permukaan horisontal (atap) menerima radiasi
matahari rata-rata sebesar 527 W/m2 per hari. Untuk menghindari perolehan
panas radiasi matahari yang berlebihan, permukaan utama selubung bangunan
dengan jendela sedapat mungkin diorientasikan ke utara dan selatan. Ini
memungkinkan jendela mendapatkan pencahayaan alami dari kubah langit dengan
tetap meminimalkan perolehan panas dari radiasi matahari secara langsung.
Ruang-ruang servis dan tangga dengan dinding masif dapat diletakkan di sisi
Barat dan Timur, sehingga dapat berfungsi sebagai thermal buffer zones.
1.5.1Peneduh Eksternal
2.Green Wall
Green wall adalah dinding yang dipenuhi oleh hijauan, sehingga terlihat
alami, menambah suplai oksigen serta memperindah struktur bangunan. Green
Wall sangat cocok untuk digalakkan di daerah perkotaan, yang notabene lahan
(tanah) sudah sangat terbatas, dan polusi yang memerlukan penyerapan oleh
tumbuh-tumbuhan. Dengan green wall, intensitas ruang hijau dapat diperluas,
tidak terbatas hanya di taman-taman atau menanam tanaman di pot di lahan
mendatar, namun di setiap dinding, pagar, di luar maupun dalam ruangan dapat
menjadi area hijau yang menyejukkan pandangan serta menyegarkan pernafasan.
Green Wall yang lazim dilakukan di sekitar kita adalah dengan menanam tanaman
rambat, dan membuat rangka sedemikian rupa agar tanaman merambat menyusuri
tembok atau bidang yang diinginkan. Green Wall model ini cukup mudah dibuat,
namun memerlukan waktu lama sampai dinding dipenuhi hijauan, serta pilihan
tanaman terbatas pada tanaman merambat.
Green Wall model lain adalah dengan "menempelkan" media tanam ke dinding,
sehingga kita menanam tanaman secara vertikal. Secara alami, fenomena ini bisa
terlihat di tebing-tebing. Tanaman tetap dapat tumbuh meskipun tidak ditanam di
media dengan penempatan horizontal. Green Wall dapat hijau penuh secara
instan, dengan menyelipkan tanaman-tanaman yang telah disiapkan sebelumnya
dipot atau di polibeg ke struktur dinding yang telah dibuat.Green Wall model
"menanam di dinding" dapat dibuat dengan membeli modul-modul yang sudah
jadi (yang saya tahu sekarang masih impor) dengan biaya kira-kira > 1 juta/m2
atau membuat sendiri dengan terlebih dahulu memahami konsep pembuatannya.
Bahan-bahan yang dijelaskan di situs luar kadang tidak tersedia/sulit didapatkan
di Indonesia. Jadi akan perlu penyesuaian bila kita ingin membuat sendiri baik
untuk memperindah ruangan ataupun berupaya memperbanyak suplai oksigen di
sekitar kita dengan memanfaatkan ruang vertikal.
Berikut ini empat hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat taman vertikal:
Media Tanam
Karena dipasang di bidang vertikal, hal terpenting adalah pemilihan media
tanam. Beberapa media tanam yang kerap digunakan pada taman vertikal
adalah cocopeat, sekam, pumice, perlite, rumput laut, dan lain-lain.Media
tanam yang ringan sangat disarankan, karena tidak membebani struktur
dinding, seperti campuran peatmoss (gambut) dan cocopeat. Gambut
mengandung nutrisi untuk pertumbuhan dan cocopeat baik untuk
menyimpan air.
Jenis Tanaman
Tanaman yang banyak dipilih untuk taman vertikal adalah yang dapat
merambat atau tumbuh menjuntai ke bawah. Contoh: adiantum (suplir), lili
paris, phytonia, bromelia, kadaka, tanduk menjangan, sirih gading, pakis
boston, dan lain-lain.
Komposisi Tanaman
Agar tampil cantik, taman vertikal menggunakan lebih dari satu jenis
tanaman dengan komposisi dan warna yang beragam. Tanaman juga harus
disesuaikan dengan penempatan: indoor atau outdoor. Untuk aplikasi di
dalam ruangan, taman harus dibantu dengan lampu artifisial sebagai
sumber cahaya untuk proses fotosintesis.
Penyiraman Tanaman
Apabila taman vertikal tidak terlalu tinggi (maksimal 2,5 meter),
penyiraman dapat dilakukan secara manual menggunakan selang.
Sedangkan pemupukan dapat menggunakan penyemprot (sprayer).Bila
ukurannya besar, harus digunakan sistem penyiraman mekanis dengan
pompa dan pemupukan dengan infus atau dosing unit. Agar tidak
merepotkan, dapat digunakan pengatur waktu (timer) yang akan mengatur
secara otomatis waktu-waktu penyiraman dan pemupukan.
3.Desain Fasade
Memiliki karakter atap bangunan yang sama. Bentuk atap bangunan yang
dominan adalah berbentuk perisai atau pelana yang terpatah menjadi dua
kemiringan atau dikombinasi dengan bentuk atap lain. Kemiringan atap antara
30°-60° sesuai dengan bentuk atap tropis dengan kemiringan yang dominan
digunakan adalah 30°. Material atap terbuat dari tanah liat dengan warna abu-abu
gelap atau warna terakota.
3.3.1 Geometri
3.3.2 Simetri
3.3.3 Irama