Anda di halaman 1dari 10

ARSITEKTUR TROPIS DAN KEPULAUAN

BANGUNAN WISMA DHARMALA SAKTI


JAKARTA

Disusun Oleh:

Abd. Wahab Hamdani


(D051211057)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
Latar Belakang

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang dapat mempengaruhi kenyamanan


manusia beraktivitas di dalam sebuah bangunan, baik bangunan yang difungsikan untuk
berhuni maupun fungsi lainnya. Kenyamanan akan dirasakan ketika bangunan tersebut
dirancang dengan menerapkan arsitektur tropis sebagai solusi dari permasalahan bangunan
akibat faktor alam maupun sebagai penyesuaian terhadap fitrah alamiah Indonesia yang
beriklim tropis. Sebaliknya, jika bangunan di Indonesia tidak dirancang menyesuaikan dengan
iklim tropis, akan berpengaruh terhadap produktivitas manusia. Misalnya, pada kondisi udara
yang tidak nyaman, produktivitas manusia cenderung menurun atau rendah disebabkan
udaranya terlalu dingin atau terlalu panas (Karyono, 2010). Oleh sebab itu, penulis mencoba
melakukan penelitian terhadap bangunan kantor sewa yang dianggap merepresentasikan
arsitektur tropis, yaitu bangunan gedung Wisma Dharmala Sakti Jakarta.
Penerapan arsitektur tropis pada bangunan kantor sewa menjadi penting, terutama
mengingat bahwa orang yang bekerja di perkantoran menghabiskan waktu kerja minimal 8 jam
per hari. Oleh karena itu, kondisi kantor harus menciptakan kenyamanan kerja dan hidup yang
berkualitas. Selain itu, kebanyakan kantor sewa yang dibangun di Indonesia masih belum
menyesuaikan dengan iklim yang ada. Perhatian utamanya baru terfokus pada optimalisasi
fungsi dan efisiensi, sehingga secara visual hanya terlihat bangunan vertikal tinggi yang
diselimuti material kaca yang tertutup rapat (Purnama, 2017). Sebagai contoh, di Jalan
Sudirman, termasuk koridor Duku Atas – Semanggi, merupakan brand image tempat banyak
berdirinya bangunan tinggi yang memiliki beragam konsep arsitektur, sebagian besar berfasad
minimalis yang tidak menyesuaikan dengan iklim tropis (Dananjaya, 2013).
Penerapan arsitektur tropis pada bangunan kantor sewa di Indonesia menjadi sebuah
keharusan karena hal tersebut merupakan salah satu syarat bangunan yang kontekstual, sesuai
dengan tempat di mana bangunan tersebut didirikan. Jadi, apapun konsep arsitekturnya, prinsip
konsep arsitektur tropis harus diterapkan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang
Indonesia terdahulu pada rumah-rumah adat tradisionalnya. Setiap pulau memiliki bentuk yang
berbeda sebagai ciri khas kepulauannya, namun prinsip konsep arsitektur tropis tetap
diterapkan, seperti kemiringan atap yang curam, teritisan yang lebar, bukaan udara yang
menyilang, dan sebagainya.
ARSITEKTUR TROPIS

Arsitektur tropis adalah gaya arsitektur yang dirancang khusus untuk mengakomodasi
kondisi iklim tropis, yang umumnya ditandai oleh suhu tinggi, kelembaban, dan curah hujan
yang cukup tinggi. Arsitektur tropis cenderung menggunakan desain yang memaksimalkan
ventilasi alami, perlindungan dari sinar matahari yang berlebihan, dan penggunaan material
yang tahan terhadap cuaca tropis. Ruang terbuka, ventilasi silang, dan jendela-jendela besar
digunakan untuk memastikan sirkulasi udara yang baik dan pendinginan alami. Atap atap
cenderung tinggi dengan ventilasi di bagian atas untuk memungkinkan panas naik dan keluar,
menciptakan efek tata udara. Selain itu, banyak bangunan tropis memiliki serangkaian atap
bertingkat atau atap yang melengkung untuk meredam panas matahari.
Material bangunan biasanya dipilih dengan pertimbangan iklim, seperti penggunaan
kayu yang tahan terhadap serangan rayap dan tahan terhadap kelembaban. Selain itu,
pencahayaan alami diperhatikan dengan pemilihan jendela besar dan pintu geser untuk
memaksimalkan masuknya cahaya matahari. Arsitektur tropis juga sering menggabungkan
elemen-elemen alam setempat dan pemandangan sekitar, menciptakan hubungan yang
harmonis antara bangunan dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, arsitektur tropis tidak
hanya memperhatikan aspek fungsional, tetapi juga estetika yang sesuai dengan kondisi iklim
dan budaya setempat.
A. WISMA DHARMALA SAKTI JAKARTA

a. Lokasi

Wisma Dharmala Sakti merupakan Gedung kantor sewa di Jakarta. Lokasi


bangunan ini berada di Jl. K.H. Mas Mansyur No.32, RT.5/RW.2, Kuningan, Karet
Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220.

b. Denah
Bangunan kantor sewa yang menerapkan konsep arsitektur tropis dirancang secara seni
dan teknis untuk merespons potensi dan masalah daerah beriklim tropis dengan baik, sehingga
mempengaruhi kualitas bangunan, kenyamanan pengguna, dan kenyamanan lingkungan
sekitar. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam desain bangunan kantor sewa berkonsep
arsitektur tropis melibatkan respons terhadap arah sinar matahari dengan menghadap
utara/selatan, pengurangan intensitas radiasi matahari menggunakan double facade, sun
shading (kanopi), dan penempatan vegetasi. Selain itu, tanggapan terhadap curah hujan tinggi
diimplementasikan dengan menggunakan atap yang miring dan teritisan yang lebar. Adapun
respons terhadap angin dicapai dengan penggunaan bukaan (penghawaan) yang menyilang,
sementara respons terhadap perubahan suhu udara siang dan malam dilakukan dengan
penggunaan material bangunan yang tahan terhadap cuaca ekstrim, seperti beton, keramik, dan
genteng tanah liat (Lippsmeier, 1997).

1. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan di daerah beriklim tropis harus mempertimbangkan pergerakan
matahari untuk menghindari panasnya radiasi sinar matahari yang langsung masuk ke dalam
bangunan, terutama dari arah barat dan timur. Orientasi terbaik adalah menghadap ke utara dan
selatan agar cahaya yang masuk merupakan cahaya tidak langsung. Sebagai contoh, Gedung
Wisma Dharmala Sakti di Jakarta diorientasikan ke arah Tenggara, sehingga sinar matahari dari
arah timur dan barat tidak menerjang secara langsung bagian depan bangunan. Selain
mempertimbangkan pergerakan matahari, orientasi bangunan ini juga dipengaruhi oleh posisi
jalan utama di kawasan situs, yaitu Jl. Raya Jend. Sudirman.
2. Pelindung Dari Radiasi Sinar Matahari
Pelindung dari radiasi sinar matahari langsung dapat diimplementasikan melalui beberapa
alternatif, seperti menggunakan double façade, sun shading, dan penempatan vegetasi.
Contohnya, Gedung Wisma Dharmala Sakti di Jakarta menggunakan elemen kanopi beton
berbentuk segi tiga dengan lapisan keramik putih pada setiap lantai. Kanopi ini menaungi setiap
bukaan kaca sebagai perlindungan dari radiasi sinar matahari langsung yang dapat
memengaruhi bangunan. Dengan demikian, cahaya yang masuk ke dalam ruangan menjadi
cahaya bayangan yang tidak menimbulkan efek panas pada ruangan. Selain menerapkan
kanopi, bangunan ini juga memanfaatkan penempatan pohon (vegetasi) di sekelilingnya, baik
di sisi kiri maupun kanan bangunan, untuk memberikan tambahan perlindungan dari sinar
matahari langsung.

3. Pelindug Dari Curah Hujan Tinggi


Pelindung dari tingginya curah hujan dapat diaplikasikan melalui kemiringan atap yang
curam dan teritisan yang lebar, sehingga dapat mencegah kebocoran atap dan menjaga agar
air tidak masuk ke dalam bangunan. Gedung Wisma Dharmala Sakti di Jakarta
menggunakan elemen kanopi beton berbentuk segi tiga dengan lapisan keramik putih pada
setiap lantai. Kanopi ini berfungsi sebagai pelindung dari derasnya air hujan, dan air dapat
dialirkan dengan cepat ke bawah, sehingga menghindarkan bangunan dari genangan air
yang umumnya terjadi pada atap atau kanopi berbentuk datar.
4. Penghawaan Secara Menyilang
Penghawaan yang menyilang bertujuan untuk mengalirkan udara agar dapat mengalir
dengan lancar dari luar bangunan, masuk ke dalam bangunan, dan kemudian keluar lagi
dengan cepat, sehingga proses pergantian udara dapat berjalan dengan efisien.
Gedung Wisma Dharmala Sakti Jakarta menerapkan konsep ini dengan menggunakan
bukaan berupa elemen jendela di sisi bangunan dan elemen void di tengah-tengah
bangunan. Bukaan jendela pada sisi bangunan memiliki kaca dengan kusen aluminium
yang dapat dibuka dan ditutup. Sebelum udara yang berasal dari luar melewati jendela
dengan kecepatan tinggi, ia disaring terlebih dahulu oleh balkon-balkon dan kanopi beton
pada setiap lantai. Udara tersebut kemudian diteruskan melalui bukaan jendela di sisi luar,
masuk ke dalam bangunan, dan selanjutnya keluar melalui bukaan jendela di sisi dalam
(void) atau sebaliknya. Dengan demikian, udara dapat mengalir secara menyilang pada
setiap sudut ruang yang memiliki bukaan, memastikan sirkulasi udara yang optimal di
dalam bangunan.

5. Penggunaan Material yang Tahan Cuaca Iklim Tropis


Gedung Wisma Dharmala Sakti Jakarta menggunakan beton finish keramik sebagai
material untuk struktur kolom, balok, penutup atap, dan kanopi. Selain itu, keramik juga
digunakan sebagai material finishing untuk dinding tembok. Untuk elemen bukaan cahaya
dan udara, gedung ini menggunakan kaca dan alumunium sebagai materialnya.
No. Prinsip-Prinsip Arsitektur Tropis Gedung Dharmala Sakti Jakarta
1 Orientasi Bangunan(Utara/Selatan) Menghadap Tenggara-Selatan
2 Pelindung dari Radiasi Sinar Matahari Kanopi dan Pohon
3 Pelindung dari Curah Hujan Tinggi Atap dan Kanopi Miring Curam
4 Penghawaan yang Menyilang Bukaan empat sisi dan void
5 Penggunaan material Beton, keramik, kaca, dan aluminium

Hasil analisis data pada Tabel di atas menunjukkan bahwa prinsip arsitektur tropis poin orientasi
bangunan di Wisma Dharmala Jakarta menghadap ke Tenggara-Selatan. Selain itu, prinsip arsitektur
tropis poin pelindung dari radiasi sinar matahari pada gedung tersebut diterapkan menggunakan elemen
kanopi dan pohon. Adapun prinsip arsitektur tropis poin pelindung dari curah hujan tinggi di Gedung
Wisma Dharmala Jakarta diimplementasikan melalui elemen atap dan kanopi miring yang curam.
Selanjutnya, prinsip arsitektur tropis poin penghawaan yang menyilang diterapkan pada Wisma
Dharmala Sakti Jakarta. Terakhir, prinsip arsitektur tropis poin penggunaan material selubung bangunan
yang tahan terhadap cuaca ekstrim, seperti perbedaan suhu antara malam dan siang, diimplementasikan
dengan menggunakan material beton yang dilapisi keramik, kaca, dan alumunium pada gedung Wisma
Dharmala Jakarta.
KESIMPULAN

Penerapan arsitektur tropis pada bangunan kantor sewa merupakan solusi bagi permasalahan
dan potensi yang dimiliki daerah beriklim tropis, bertujuan untuk meningkatkan kualitas bangunan.
Untuk menciptakan bangunan kantor sewa yang berkualitas secara visual maupun fungsional di daerah
beriklim tropis, prinsip-prinsip arsitektur tropis harus diterapkan.
Penerapan arsitektur tropis pada bangunan kantor sewa yang menjadi objek studi kasus dalam
penelitian ini diterapkan pada orientasi dan elemen-elemen bangunan sebagai berikut: Untuk
menghindari radiasi sinar matahari langsung dari arah barat dan timur, orientasi bangunan dihadapkan
ke arah selatan atau utara. Untuk menyaring radiasi sinar matahari yang berlebih, diterapkan elemen
kanopi atau double façade, serta pohon pada setiap posisi bukaan. Untuk melindungi dari curah hujan
tinggi, digunakan atap dan kanopi yang miring, serta teritisan yang lebar. Sistem penghawaan yang
menyilang diimplementasikan dengan bukaan pada keempat sisi bangunan dan void di tengah
bangunan. Kekuatan selubung bangunan dicapai dengan menggunakan material seperti beton, keramik,
genteng tanah, kusen alumunium, dan kaca.
DAFTAR PUSTAKA

Diana Sosilowati, F. W. (2014). KAJIAN PENGARUH PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS


TERHADAP KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN PUBLIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ECOTECH.
Jurnal Desain Konstruksi, 23.

Hardiman, G. (2012). PERTIMBANGAN IKLIM TROPIS LEMBAB DALAM KONSEP ARSITEKTUR


BANGUNAN MODERN. Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, 79.

Karyono, T. H. (2010). KENYAMANAN TERMAL DALAM ARSITEKTUR TROPIS. researchgate.net,


2

Wulandari, E. (2016, November 9). Tugas Kritik Arsitektur. Kritik Arsitektur terhadap Gedung
Wisma Dharmala dan Seques center dengan metode Kritik Normatif dengan Metode Typical, p. 1.

Anda mungkin juga menyukai