Disusun Oleh:
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
Latar Belakang
Arsitektur tropis adalah gaya arsitektur yang dirancang khusus untuk mengakomodasi
kondisi iklim tropis, yang umumnya ditandai oleh suhu tinggi, kelembaban, dan curah hujan
yang cukup tinggi. Arsitektur tropis cenderung menggunakan desain yang memaksimalkan
ventilasi alami, perlindungan dari sinar matahari yang berlebihan, dan penggunaan material
yang tahan terhadap cuaca tropis. Ruang terbuka, ventilasi silang, dan jendela-jendela besar
digunakan untuk memastikan sirkulasi udara yang baik dan pendinginan alami. Atap atap
cenderung tinggi dengan ventilasi di bagian atas untuk memungkinkan panas naik dan keluar,
menciptakan efek tata udara. Selain itu, banyak bangunan tropis memiliki serangkaian atap
bertingkat atau atap yang melengkung untuk meredam panas matahari.
Material bangunan biasanya dipilih dengan pertimbangan iklim, seperti penggunaan
kayu yang tahan terhadap serangan rayap dan tahan terhadap kelembaban. Selain itu,
pencahayaan alami diperhatikan dengan pemilihan jendela besar dan pintu geser untuk
memaksimalkan masuknya cahaya matahari. Arsitektur tropis juga sering menggabungkan
elemen-elemen alam setempat dan pemandangan sekitar, menciptakan hubungan yang
harmonis antara bangunan dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, arsitektur tropis tidak
hanya memperhatikan aspek fungsional, tetapi juga estetika yang sesuai dengan kondisi iklim
dan budaya setempat.
A. WISMA DHARMALA SAKTI JAKARTA
a. Lokasi
b. Denah
Bangunan kantor sewa yang menerapkan konsep arsitektur tropis dirancang secara seni
dan teknis untuk merespons potensi dan masalah daerah beriklim tropis dengan baik, sehingga
mempengaruhi kualitas bangunan, kenyamanan pengguna, dan kenyamanan lingkungan
sekitar. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam desain bangunan kantor sewa berkonsep
arsitektur tropis melibatkan respons terhadap arah sinar matahari dengan menghadap
utara/selatan, pengurangan intensitas radiasi matahari menggunakan double facade, sun
shading (kanopi), dan penempatan vegetasi. Selain itu, tanggapan terhadap curah hujan tinggi
diimplementasikan dengan menggunakan atap yang miring dan teritisan yang lebar. Adapun
respons terhadap angin dicapai dengan penggunaan bukaan (penghawaan) yang menyilang,
sementara respons terhadap perubahan suhu udara siang dan malam dilakukan dengan
penggunaan material bangunan yang tahan terhadap cuaca ekstrim, seperti beton, keramik, dan
genteng tanah liat (Lippsmeier, 1997).
1. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan di daerah beriklim tropis harus mempertimbangkan pergerakan
matahari untuk menghindari panasnya radiasi sinar matahari yang langsung masuk ke dalam
bangunan, terutama dari arah barat dan timur. Orientasi terbaik adalah menghadap ke utara dan
selatan agar cahaya yang masuk merupakan cahaya tidak langsung. Sebagai contoh, Gedung
Wisma Dharmala Sakti di Jakarta diorientasikan ke arah Tenggara, sehingga sinar matahari dari
arah timur dan barat tidak menerjang secara langsung bagian depan bangunan. Selain
mempertimbangkan pergerakan matahari, orientasi bangunan ini juga dipengaruhi oleh posisi
jalan utama di kawasan situs, yaitu Jl. Raya Jend. Sudirman.
2. Pelindung Dari Radiasi Sinar Matahari
Pelindung dari radiasi sinar matahari langsung dapat diimplementasikan melalui beberapa
alternatif, seperti menggunakan double façade, sun shading, dan penempatan vegetasi.
Contohnya, Gedung Wisma Dharmala Sakti di Jakarta menggunakan elemen kanopi beton
berbentuk segi tiga dengan lapisan keramik putih pada setiap lantai. Kanopi ini menaungi setiap
bukaan kaca sebagai perlindungan dari radiasi sinar matahari langsung yang dapat
memengaruhi bangunan. Dengan demikian, cahaya yang masuk ke dalam ruangan menjadi
cahaya bayangan yang tidak menimbulkan efek panas pada ruangan. Selain menerapkan
kanopi, bangunan ini juga memanfaatkan penempatan pohon (vegetasi) di sekelilingnya, baik
di sisi kiri maupun kanan bangunan, untuk memberikan tambahan perlindungan dari sinar
matahari langsung.
Hasil analisis data pada Tabel di atas menunjukkan bahwa prinsip arsitektur tropis poin orientasi
bangunan di Wisma Dharmala Jakarta menghadap ke Tenggara-Selatan. Selain itu, prinsip arsitektur
tropis poin pelindung dari radiasi sinar matahari pada gedung tersebut diterapkan menggunakan elemen
kanopi dan pohon. Adapun prinsip arsitektur tropis poin pelindung dari curah hujan tinggi di Gedung
Wisma Dharmala Jakarta diimplementasikan melalui elemen atap dan kanopi miring yang curam.
Selanjutnya, prinsip arsitektur tropis poin penghawaan yang menyilang diterapkan pada Wisma
Dharmala Sakti Jakarta. Terakhir, prinsip arsitektur tropis poin penggunaan material selubung bangunan
yang tahan terhadap cuaca ekstrim, seperti perbedaan suhu antara malam dan siang, diimplementasikan
dengan menggunakan material beton yang dilapisi keramik, kaca, dan alumunium pada gedung Wisma
Dharmala Jakarta.
KESIMPULAN
Penerapan arsitektur tropis pada bangunan kantor sewa merupakan solusi bagi permasalahan
dan potensi yang dimiliki daerah beriklim tropis, bertujuan untuk meningkatkan kualitas bangunan.
Untuk menciptakan bangunan kantor sewa yang berkualitas secara visual maupun fungsional di daerah
beriklim tropis, prinsip-prinsip arsitektur tropis harus diterapkan.
Penerapan arsitektur tropis pada bangunan kantor sewa yang menjadi objek studi kasus dalam
penelitian ini diterapkan pada orientasi dan elemen-elemen bangunan sebagai berikut: Untuk
menghindari radiasi sinar matahari langsung dari arah barat dan timur, orientasi bangunan dihadapkan
ke arah selatan atau utara. Untuk menyaring radiasi sinar matahari yang berlebih, diterapkan elemen
kanopi atau double façade, serta pohon pada setiap posisi bukaan. Untuk melindungi dari curah hujan
tinggi, digunakan atap dan kanopi yang miring, serta teritisan yang lebar. Sistem penghawaan yang
menyilang diimplementasikan dengan bukaan pada keempat sisi bangunan dan void di tengah
bangunan. Kekuatan selubung bangunan dicapai dengan menggunakan material seperti beton, keramik,
genteng tanah, kusen alumunium, dan kaca.
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, E. (2016, November 9). Tugas Kritik Arsitektur. Kritik Arsitektur terhadap Gedung
Wisma Dharmala dan Seques center dengan metode Kritik Normatif dengan Metode Typical, p. 1.