Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI DALAM BANGUNAN

DISUSUN OLEH :
Abd. Wahab Hamdani
D051211057

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITEAS HASANUDDIN
2022
Pendahuluan
Cahaya adalah syarat mutlak bagi manusia untuk melihat dunia. Tanpa cahaya, maka dunia
akan gelap, hitam, dan mengerikan. Keindahan tidak akan tampak dan dapat dinikmati.
Manusia membutuhkan cahaya untuk beraktivitas dengan sehat, nyaman, dan
menyenangkan.
Matahari sebagai sumber cahaya alami utama bagi bumi mempunyai peran penting dalam
sejarah kehidupan manusia. Terbit di pagi hari dari timur dan terbenam sore hari di barat,
begitulah siklus harian perjumpaan manusia dan matahari.
Saat ini, Ketika energi fosil semakin mahal dan langka, kita perlu lebih serius
mempertimbangkan apa yang diberikan matahari secara gratis. Para arsitek hendaknya tidak
lagi mengabaikan potensi matahari. Desain yang mengharuskan kita menghidupkan lampu
yang bebas energi di dalam ruangan, sementara di luar cahaya terang benderang haruslah
dihindari.
Didaerah katulistiwa yang beriklim lembab seperti Indonesia, matahari hadir dalam suasana
yang mendua. Matahari dicintai karena memberikan energi (panas dan cahaya) berlimpah,
namun juga dibenci karena menyebabkan ketidaknyamanan. Dalam banyak kesempatan
matahari lebih dilihat sebagai gangguan. Oleh karena itu dalam arsitektur pun masyarakat
Indonesia memberikan perhatian khusus pada atap yang berfungsi sebagai pelindung
terhadap sengatan panas matahari. Matahari dianggap sebagai gangguan yang harus
diminimalkan.
Dengan anggapan seperti itu maka arsitek harus mengingat Kembali bahwa bagaimanapun
matahari adalah sumber energi yang sangat besar dan gratis. Oleh karena itu kecerdikanlah
yang akhirnya akan menentukan apakah energi dahsyat ini akan menjadi gangguan atau
berkah. Rancangan arsitektur bangunan menjadi sangat penting untuk mengubah potensi
negative energi surya menjadi potensi positif dan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Bukaan bangunan berupa jendela, boven, karawang dan bahan kaca perlu diatur sedmikian
rupa agar ruang dapat terterangi sesuai dengan fungsinya. Ruang yang terlalu terang
tersinari matahari tentu tidak akan nyaman digunakan, yang terlalu gelap-pun juga tidak
akan efektif digunakan. Mengatur segala bukaan bangunan agar dapat merespon sinar
matahari juga membutuhkan pertimbangan akan dampak panas matahari yang berbeda di
saat pagi dan sore. Perbedaan ini juga terjadi karena persilangan perjalanan matahari
melintasi kathulistiwa di sisi Utara dan Selatan.
Definisi Cahaya
Definisi cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang dapat dideteksi mata
manusia. Cahaya dapat merambat tanpa medium, mempunyai panjang gelombang antara
400 nm (inframerah) sampai 700 nm (ultra ungu).

Ket. Spektrum gelombang elektromagnetis

Sifat Sifat Cahaya


Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai
benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda ke mata
sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda
yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah
matahari, lampu, senter, dan bintang. Cahaya memiliki sifat :
• Cahaya merambat lurus
• Menembus benda bening
• Dapat dipantulkan
Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang diperoleh dari sinar matahari langsung,
dimana cahaya ini didapat pada pagi hingga sore hari.Beberapa kelebihan cahaya dan sinar
matahari antara lain adalah sebagai berikut:
• Bersifat alami (natural). Manusia pada dasarnya tidak ingin dicabut dari alam
danselalu ingin berada di dalam atau dekat dengan alam. Cahaya alami matahari
memilikinilai-nilai (baik fisik maupun spiritual) yang tak tergantikan oleh cahaya
buatan.
• Tersedia berlimpah
• Tersedia secara gratis
• Terbarukan
Kelemahan cahaya matahari untuk dipergunakan mencahayai rauangan yaitu :
• Pada banguna berlantai banyak dan gemuk (berdenah rumit) sulit untuk
memanfaatkan cahaya alami matahari.
• Intensitasnya tidak mudah diatur, dapat sangat menyilaukan atau sangat redup
• Pada malam hari tidak tersedia
• Sering membawa serta panas masuk ke dalam ruangan
• Dapat memudarkan warna

Tingkat Pencahayaan alami dalam Ruang


Tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan ditentukan oleh tingkat pencahayaan langit
pada bidang datar dilapangan terbuka pada waktu yang sama. Perbandingan tingkat
pencahayaan alami didalam ruangan dan pencahayaan alami ditentukan oleh :
• Hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya
• Ukuran dan posisi lubang cahaya
• Distribusi terang langit
• Bagian langit yang dapat dilihat dari titik ukur
Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari
Factor pencahayaan alami siang hari terdiri dari tiga komponen yaitu :
• Komponen langit (factor langit) yaitu pencahayaan langsung dari cahaya langit.
• Komponen refleksi luar yaitu komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi
benda-benda yang berada disekitar bangunan yang bersangkutan.
• Komponen refleksi dalam yakni komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi
permukaan permukaan dalam ruangan, dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan
akibat refleksi bendabenda di luar ruangan maupun dari cahaya langit.
Ket. Tiga komponen cahaya langit yang sampai pada suatu titik di bidang

Strategi Merancang Untuk Pencahayaan Efektif


Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif (Egan
& Olgyay, 1983):
• Naungan (shade), naungi bukaan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan
panas yang berlebihan karena terkena cahaya langsung.
• Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ketempat-tempat yang
diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti
dari pencahayaan yang baik.
• Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam ruang sesuai
dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak
memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk visual tidaklah
penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan cahaya
tersebut (contoh : rumah kaca).
• Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denag membentuk ruang dalam sedemikian
rupa sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan material yang
dapat disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk
yang diperlukan.
• Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut.
Karena jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan
dalam arsitektur bangunan tersebut, nukan itu cenderung akan ditutupi dengan tirai
atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.

REFERENSI
Riadi Muchlisin.(2013).Sistem Pencahayaan Alami.Diakses pada 2 September 2022.
Sistem Pencahayaan Alami (kajianpustaka.com)

Arif Putro Wicaksono.(2015)Sistem Pencahayaan dan Kebisingan.diakses pada 3 September


2022. (78) Sistem Pencahayaan | Putro Arif Wicaksono - Academia.edu

Satwiko Prasato.(2008)Fisika Bangunan.diakses pada 3 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai