Anda di halaman 1dari 11

SCALE ISSN: 2338 - 7912

Volume 1, No. 1, Agustus 2013

TINJAUAN TENTANG APLIKASI SOLATUBE SEBAGAI


PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH TINGGAL
Fanny Siahaan
Jurusan Arsitektur, Universitas Kristen Indonesia
Kampus UKI, Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta, Indonesia
siahaanfanny@yahoo.com

ABSTRAK
Kebutuhan untuk hunian yang nyaman namun tetap memanfaatkan potensi
alam menjadi solusi yang layak dicoba sebagai langkah efisiensi terhadap sumber
energi. Salah satunya adalah dengan menggunakan matahari sebagai pencahayaan
alami pada siang hari dengan menggunakan metode solatube. Pada dasarnya metode
ini menggunakan prinsip tabung cahaya dimana cahaya matahari dari luar bangunan
ditangkap untuk kemudian dialirkan ke dalam bangunan menggunakan tabung yang
dihubungkan dengan diffuser yang terpasang pada plafon sebagai outlet cahaya.
Metode ini sangat cocok untuk diterapkan pada rumah tinggal karena mudah
diaplikasikan.

Kata kunci: Aplikasi, solatube, pencahayaan alami, rumah.

ABSTRACT
The need for comfortable residence yet make use of natural potential of
becoming a solution worth to try in order to energy efficiency. One of them is by
making use of the Sun's light as natural lighting during the day by using the
method of solatube. This method uses the principle of Light Tube where the Sun's
light from the outside the building streamed into the room using a tube with
diffuser mounted in the ceiling as the outlet of the light. This method is
particularly suitable to apply at home or residence because it is easy to apply.

Keyword: Application, solatube, daylighting, home.

1. PENDAHULUAN
Kebutuhan akan hunian yang nyaman menjadi idaman semua orang. Hunian
yang nyaman namun tetap memperhatikan efisiensi terhadap pemanfaatan energi
dengan semaksimal mungkin memanfaatkan potensi alam merupakan cara bijak dalam
menyikapi kondisi alam akhir-akhir ini.
Cahaya matahari sebagai salah satu potensi alam yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber penerangan alami terutama di siang hari. Selain sebagai penerangan
alami, cahaya matahari ini juga baik dari segi kesehatan serta meminimalkan
penggunaan listrik untuk penerangan sehingga meminimalkan karbon yang dihasilkan.
Pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan alami terutama pada
interior rumah tinggal dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya dengan
menggunakan metode solatube. Metode ini merupakan aplikasi dari prinsip Light tubes,
yaitu: memasukkan cahaya matahari kedalam ruangan dengan menggunakan pipa atau
tabung yang menangkap cahaya matahari dari luar bangunan untuk kemudian dialirkan
ke dalam bangunan (Lihat gambar 1)

59
SCALE ISSN: 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

Gambar 1. Light Tube (Sumber: Wikipedia)

Ruang lingkup pembahasan kali ini dibatasi pada aplikasi solatube pada rumah
tinggal atau hunian, dimana aplikasi ini lebih sederhana dibanding dari bangunan dengan
fungsi lainnya, seperti kantor, rumah sakit, dan lain - lain.

2. TINJAUAN TENTANG PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH TINGGAL


2.1. Definisi Pencahayaan Alami
Pencahayaan adalah proses, cara, perbuatan memberi cahaya (Sumber: Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Cahaya adalah prasyarat untuk penglihatan manusia terutama
dalam mengenali lingkungan dan menjalankan aktifitasnya (Oktavia, 2010).
Pada dasarnya objek yang kita lihat adalah pantulan cahaya dari objek tersebut,
karenanya bagaimana kita melihat dan merespon sekeliling kita sangat tergantung dari jenis
pencahayaan yang digunakan.
Pencahayaan alami adalah pemanfaatan cahaya yang berasal dari benda penerang
alam seperti matahari, bulan, dan bintang sebagai penerang ruang. Karena berasal dari
alam, cahaya alami bersifat tidak menentu, tergantung pada iklim, musim, dan cuaca.
Diantara seluruh sumber cahaya alami, matahari memiliki kuat sinar yang paling besar
sehingga keberadaanya sangat bermanfaat untuk penerangan dalam ruang. Cahaya
matahari yang digunakan untuk penerangan interior disebut dengan daylight.
Daylight memiliki fungsi yang sangat penting dalam karya arsitektur. Distribusi
cahaya alami yang baik dalam ruang berkaitan langsung dengan konfigurasi arsitektural
bangunan, orientasi bangunan, kedalaman, dan volume ruang. Oleh sebab itu daylight hams
disebarkan merata dalam ruangan.
Menurut Sir John Soane, daylight dapat memberikan suasana ruang dalam yang
lebih hangat. Sir John berhasil membuktikan bahwa daylight apabila dikelola dengan baik
akan menimbulkan dampak suasana yang menyenangkan.

2.2. Kriteria Pencahayaaan Alami


Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma dalam merencanakan pencahayaan
yang baik, ada lima kriteria yang hams diperhatikan, yaitu:
Kuantitas cahaya (lighting level) atau tingkat kuat penerangan
Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution)
Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan (limitation of glare)
Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (light directionality and shadows)
Kondisi dan iklim ruang
Warna cahaya dan refleksi warna (light colour and colour rendering)
Pencahayaan yang kurang dapat membuat kita kesulitan merespon sekitar,
sedangkan pencahayaan berlebihan dapat mengakibatkan silau (glare) sehingga pengguna
tidak nyaman.

60
SCALE ISSN: 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

Menurut SNI, pencahayaan alami pada siang hari dapat dikatakan baik apabila pada
pk 08.00-16.00 waktu setempat terdapat cukup banyak sinar matahari yang masuk ke dalam
ruangan. Selain itu, distribusi cahaya dalam ruangan harus merata sehingga tidak
menimbulkan kontras yang mengganggu.
Pencahayaan memiliki tiga fungsi utama yaitu menjamin keselamatan penggunan
interior, memfasilitasi performa visual, dan memperbaiki atmosfer lingkungan visual.
Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memenuhi tiga kebutuhan dasar manusia
yaitu kenyamanan visual, performa visual, dan keamanan.
Berikut adalah standar penerangan ruang dalam rumah menurut Standar Nasional
Indonesia (SNI) guna mendukung fungsi ruang dan mengukur kecukupan cahaya dalam
ruang (Lihat tabel 1):

Tabel 1. Tingkat Pencahayaan yang Direkomendasikan


(Sumber: SNI-03-6197-2000 Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan)

Ketajaman warna suatu benda dipengaruhi oleh spektrum cahaya yang


mengenainya. Semakin panjang spektrumnya, maka benda yang dikenai cahaya ini akan
semakin mendekati warna alami. Warna alami dinyatakan dengan indeks Ra (colour
rendering) 100% yang mewakili cahaya matahari (Lihat tabel 2.). Dan sampai saat ini, belum
ada pencahayaan buatan yang dapat mencapai Ra 100%.

Tabel 2. Tingkat Indeks Ra (Sumber: SNI-03-6197-2000


Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan)

2.3. Aplikasi Pencahayaan Alami Pada Rumah Tinggal


Dalam merencanakan pencahayaan alami pada bangunan rumah tinggal,
diperlukan pertimbangan atas beberapa faktor yang antara lain sebagai berikut:
Letak geografis rumah, kondisi tapak, lingkungan tapak & arah angin
Kebutuhan pencahayaan masing - masing ruang dalam rumah yang terkait dengan jenis
kegiatan yang terjadi.
Luasan ruang, disain ruang & jumlah lantai.
Penempatan opening serta disain dari opening tersebut.
Faktor fisik bangunan, seperti material, konstruksi, dan lain - lain.
Dalam aplikasinya, pencahayaan alami pada rumah tinggal dapat diperoleh
membuat bukaan atau opening sebagai jalan cahaya masuk ke dalam ruangan, seperti:
Jendela & Bouvenlight

61
SCALE ISSN: 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

Skylight
Clerestory
Light tube
Dan lain - lain.

Gambar 2. Jendela & Skylight (Sumber: Wikipedia)

Gambar 3. Clerestory (Sumber: www.interiordesignideas.com)

Pada aplikasi di rumah tinggal, umumnya luas bukaan jendela adalah 1/6 - 1/8
luas lantai ditambah bovenlist sedikitnya 1/3 kali luas bidang jendela. Secara
keseluruhan bukaan ideal mencapai 40 80% luas keseluruhan dinding atau 10 20%
luas keseluruhan lantai.
3. TINJAUAN TENTANG SOLATUBE
3.1. Pengertian Solatube
Solatube atau yang dikenal dengan Tabular Daylighting Devices merupakan
teknologi yang menyalurkan cahaya melalui dinding atau atap dengan menggunakan
tabung (Wikipedia). Tabular Daylighting Device diciptakan oleh sebuah perusahaan yang
bernama Solatube International pada tahun 1993. Tabung yang digunakan pada sistem
ini bersifat pasif, yang dapat mengalirkan sinar matahari dari luar ruangan (Exterior)
sampai ke dalam ruangan (Interior).

62
SCALE ISSN: 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

3.2. Manfaat & Kelemahan Solatube


Solatube memberi alternatif lain bagi hunian untuk memperoleh pencahayaan alami,
selain metode - metode yang telah sering digunakan sebelumnya, seperti: skylight,
clerestory, windows, sawtooth roof, dan sebagainya. Inovasi ini memberi manfaat langsung
dari cahaya matahari terutama sebagai penerangan alami di siang hah.
Adapun terdapat beberapa manfaat dari aplikasi solatube, yaitu antara lain:
Mengurangi pemakaian daya listrik untuk penerangan atau lampu, sehingga dapat
mengurangi operational cost bangunan.
Mengalirkan cahaya matahari ke dalam ruangan.
Tidak memakan banyak space karena menggunakan tabung yang terhubung dengan
diffuser pada plafon. Diffuser ini dapat diaplikasikan menyerupai lampu dan memiliki
bentuk serta ukuranyang bervariasi.
Dalam aplikasinya, mudah diintegrasikan dengan sistem yang ada di plafon, seperti:
diffuser AC, spinkler, dan lain - lain.
Dapat diaplikasikan dengan perangkat penerangan lainnya, seperti dimmer, sehingga
tinggkat keterangan atau iluminasinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Mudah diaplikasikan serta tidak merubah sistem struktur atap.
Selain manfaat yang disebutkan diatas, penggunaan sistem ini juga memiliki
beberapa kelamahan, yaitu antara lain:
Umumnya diaplikasikan pada bangunan bertingkat rendah.
Karena sifatnya yang mengalirkan cahaya matahari secara langsung, sehingga sangat
tergantung dengan cuaca.

3.3. Kinerja Solatube


Solatube menangkap cahaya melalui dome atap atau atap bangunan &
menyalurkannya kebawah melalui internal reflective system. Tabung yang digunakan jauh
lebih efisien dari pada tradisional skylight, yang dapat kehilangan lebih dari setengah dari
cahaya potensial.Tabung ini dipasang diantara kasau di install dengan cara yang mudah
tanpa perubahan struktur atap. Pada level plafon, terdapat sebuah diffuser yang menyerupai
lampu tersembunyi berfungsi untuk menyebarkan cahaya merata ke sepanjang ruangan.
Sistem Solatube menyediakan difusi cahaya yang lebih baik jika dibanding dengan
skylight karena bukan hanya memberi pencahayaan di bawah ruang langsung namun sistem
ini juga menggunakan optik untuk menyebarkan cahaya ke seluruh ruangan.
Pada gambar 4 dijelaskan bahwa kinerja dari solatube melalui tiga tahap, yaitu
sebagai berikut:
a. Capture Zone
Tahap ini merupakan tahap awal mekanisme kinerja dari solatube dimana diawali
dengan menangkap cahaya alami.
b. Transfer Zone
Kemudian cahaya yang ditangkap tersebut ditransfer melalui sebuah tabung .
c. Delivery Zone
Pada tahap akhir, cahaya yang dialirkan pada tabung tersebut dipancarkan
keseluruh ruangan dengan menggunakan diffuser yang terpasang pada plafon.

63
SCALE ISSN: 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

Gambar 5. Aplikasi Dimmer Pada Solatube (Sumber: Architectural Idea Book, Solatube

Gambar 4. Kinerja dari Solatube (Sumber: Architectural Idea Book, Solatube International Inc.,
2012)

International Inc., 2012)

Dalam aplikasi solatube sebagai penerangan alami dalam ruangan, intensitas


cahaya yang masuk kedalam ruang dapat disesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan
dimmer, seperti yang sering digunakan pada lampu (Lihat gambar 5.), sehingga diperoleh
kenyamanan visual sesuai dengan yang dinginkan penghuni.

3.4. Aplikasi Solatube Pada Bangunan


Aplikasi Solatube tidak terbatas hanya pada bangunan hunian atau rumah tinggal
semata melainkan dapat diaplikasikan pada banguan dengan fungsi - fungsi lainnya (Lihat
gambar 6 - 10), seperti:
Bangunan Rumah Tinggal
Bangunan Pendidikan
Bangunan Perkantoran
Bangunan Retail
Bangunan Rumah Sakit
Bangunan Gymnasium
Bangunan Warehouse & Industrial (Gudang & Pabrik)
Umumnya terdapat perbedaan maupun variasi dalam aplikasi solatube pada
bangunan dengan fungsi yang berbeda. Jika diaplikasikan pada bangunan bentang lebar
namun hanya terdiri dari satu lantai, seperti gymnasium, pabrik, dan sebagainya, maka
aplikasinya lebih sederhana walaupun tentunya dengan jumlah yang lebih banyak.
Sedangkan jika diaplikasikan pada high rise building, maka akan menerapkan
metode light pipe atau pipa cahaya yang terdistribusi secara vertikal & horisontal.

64
SCALE ISSN: 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

Gambar 6. Aplikasi pada Bangunan Pendidikan (Sumber: Ontario Christian Elementary, Ontario)

Gambar 7. Aplikasi pada Bangunan Perkantoran (Sumber: Southern Sandoval County Food
Control Authority, Rio Rancho)

Gambar 8. Aplikasi pada Bangunan Retail (Sumber: REI, Boulder)

Gambar 9. Aplikasi pada Bangunan Gymnasium (Sumber: Beijing Science & Technology
University Gymnasium, Beijing)

65
SCALE ISSN: 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

Gambar 10. Aplikasi pada Bangunan Warehouse & Industrial (Sumber: Polyseco SA, Aspropyrgos
- Attica, Greece)

Gambar 11. Integrasi solatube dengan sistem AC Central Pada Sebuah Bangunan Perkantoran
(Sumber: Architectural Concept, San Diego)

4. APLIKASI SOLATUBE PADA RUMAH TINGGAL


Aplikasi solatube telah merambah ke berbagai fungsi bangunan, khususnya
pada banguan rumah tinggal, penerapan sistem solatube ini merupakan salah satu
upaya mewujudkan hunian yang ramah lingkungan karena mampu memanfaatkan
potensi alam, yaitu cahaya matahari sebagai penerangan di siang hari.
Dalam aplikasinya pada rumah tinggal solatube dapat ditempatkan pada setiap
ruangan menyerupai lampu (Lihat gambar 12-13) serta iluminitasnya dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan dengan menggunakan dimmer.
Diffuser sebagai titik oulet cahaya yang ditempatkan pada level plafon memiliki
disain serta ukuran yang bervariasi sehingga dapat disesuaikan dengan disain rumah
yang dikehendaki serta dapat diintegrasikan dengan perangkat lainnya pada plafon
seperti: lampu, exhaust, dan lain - lain.

Solatube
diaplikasikan
dengan
exhaust.

66
SCALE ISSN: 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

Gambar 12. Aplikasi Solatube Pada Area Kamar Mandi (Sumber: Richmond American Homes,
Colorado, United States)

Gambar 13. Aplikasi Solatube Pada Hunian (Sumber: The city of Aurora, Illinois,USA)

Gambar 14. Aplikasi Solatube Pada Konstruksi Rangka Atap Rumah Tinggal (Sumber: Solatube
International, Inc.)

67
SCALE ISSN : 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

Gambar 15. Lubang Aplikasi Solatube Pada Plafon Sebelum Dipasang Diffuser (Sumber: Solatube
International, Inc.)

Gambar 16. Diffuser (Sumber: Solatube International, Inc.)

5. KESIMPULAN
Solatube merupakan salah satu sistem penerangan alami yang digunakan
sebagai bagaian dari gerakan sustainability dalam rangka Eco-friendly Building yang
juga dikenal sebagai Green Building.
Dalam aplikasinya pada rumah tinggal solatube dapat ditempatkan pada setiap
ruangan menyerupai lampu serta iluminitasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
dengan menggunakan dimmer.
Diffuser sebagai titik oulet cahaya yang ditempatkan pada level plafon memiliki
disain serta ukuran yang bervariasi sehingga dapat disesuaikan dengan disain rumah
yang dikehendaki serta dapat diintegrasikan dengan perangkat lainnya pada plafon
seperti: lampu, exhaust, dan lain - lain.

68
SCALE ISSN : 2338 - 7912
Volume 1, No. 1, Agustus 2013

DAFTAR PUSTAKA

Butterworth Heinemann (2002), Code for Lighting. Oxford

Darmastiawan, Christian, Lestari Puspakesuma (1991),Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu, Jilid:
Pengetahuan Dasar, Grasindo , Jakarta

Honggowidjaja, Stephanus P. (2003), Pengaruh Signifikan Tata Cahaya Pada Desain Interior, Dimensi
Interior Vol.1, p.1-15

Purnama Esa Dora, Poppy Firtatwentyna Nilasari, Jurnal Pemanfaatan Pencahayaan Alami Pada Rumah
Tinggal Tipe Town House di Surabaya, Univ. Kristen Petra, Surabaya

Solatube International, Inc., Architectural Idea Book, Part No. 951305 v3.2 Copyright 2012 Solatube
International, Inc. All rights reserved.

SNI-03-6197-2000 (2000), Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan, Badan Standarisasi Nasional.

69

Anda mungkin juga menyukai