Anda di halaman 1dari 28

STRATEGI

PENGENDALIAN
KENYAMANAN TERMAL
STRATEGI PENGENDALIAN TERMAL
UNTUK WILAYAH IKLIM TROPIS-LEMBAB
-----------------------------------------------------------------------------

Shade & Filter


Thermal insulation
Zone
Green
Cooling effect
Secondary skin
SHADE & FILTER

SHADE SUN SHADER FILTER SUN FILTER


strategi pengendalian Sun shader adalah strategi pengendalian Sun filter adalah komponen
termal menggunakan sun komponen dari fasad termal menggunakan dari fasad bangunan yang
shader bangunan yang berfungsi sun filter berfungsi sebagai penyaring
sebagai pembayang sinar sinar matahari. Sun filter
matahari, bersifat massif berlubang dan/atau bersifat
dan tanpa lubang sehingga transpararan sehingga masih
tidak ada sinar matahari ada radiasi panas yang
yang masih dapat masuk ke dalam ruang
ditransmisikan/diteruskan. bangunan
STRATEGI SHADE & FILTER

Shading devices
Recessed sun spaces
Transitional spaces
Secondary skin
Double glass
Absorbing & reflective glass
Low-e glass
Pemilihan kaca
Shading devices
(peneduh)

Sirip penangkal matahari Atap lebar

Bidang dinding Kisi-kisi (louvre)

Atap balkon Kerai otomatis (automated blind)


SIRIP PENANGKAL SINAR MATAHARI (SPSM)
Sirip penangkal matahari berupa sirip pada fasad yang
terintegrasi dengan design bukaan cahaya. Pada sebuah
bukaan cahaya, jumlah sirip ada yang tunggal dan ada
yang ganda (bersusun/berjajar).

VERTICAL DEVICES

TIPE-TIPE SPSM
SPSM horizontal (horizontal devices)
SPSM vertikal (vertical devices)
SPSM gabungan (egg-crate devices)
HORIZONTAL DEVICES EGG-CRATE DEVICES
LOUVRE ATAP BALKON
Kisi-kisi (louvre) adalah sirip-sirip pendek yang Adanya balkon pada
disusun rapat dengan sudut kemiringan tertentu gedung akan memberi
secara horizontal atau vertikal, sehingga dapat pembayangan pada
memfilter penerimaan radiasi panas matahari fasad dibawahnya.
sudah kecil (saat sore hari), pembayangan dapat
dibantu oleh screen/ tirai.

BIDANG DINDING
Bidang dinding dapat
berupa dinding
tambahan pada bidang
fasad atau diding
bentuk substract yang
ATAP LEBAR KERAI OTOMATIS
mengelilingi bukaan
Atap lebar cukup memberi pembayangan pada Kerai otomatis (automated blinds) adalah
cahaya.
fasad di bawahnya.Udara pada ruang ekterior louvre yang bersifat flesibel dimana sudut
yang dinaungi atap menjadi lebih sejuk, kemiringan sirip-siripnya dapat diubah
sehingga dapat dioptimalkan untuk menggunakan motor penggerak sesuai
penghawaan alami. dengan sudut jatuh sinar matahari
KEBUTUHAN PEMBAYANGAN
PERTIMBANGAN Pembayangan terkait sudut jatuh sinar matahar

DIMENSI SHADING
DEVICES KEBUTUHAN VIEW
Makin besar dimensi shading devices atau makin
rapat komponen sirip/ louvre/blind maka view
makin terbatas.

KEBUTUHAN ESTETIKA
Dimensi shading devices harus proportional
terhadap dimensi fasad.
RECESSED SUN SPACES
Recessed sun spaces adalah substract
pada suatu lantai bangunan, sehingga
diperoleh pembayangan terhadap radiasi
panas matahari. Bentuknya dapat
berupa balkon pada tiap lantai. Suhu
udara yang terbayang akan menjadi
sejuk, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai penghawaan alami.
KEBUTUHAN PEMBAYANGAN
PERTIMBANGAN Pembayangan terkait sudut jatuh sinar matahar

DIMENSI RECESSED
SUN SPACES KEBUTUHAN VIEW
Makin dalam substract maka view makin terbatas.

KEBUTUHAN ESTETIKA
Dimensi sustract harus proportional terhadap
dimensi fasad.
TRANSITIONAL SPACES TRANSITIONAL SPACES
subtract pada bangunan dengan dimensi cukup besar
sebagai pembayang terhadap radiasi panas matahari
dan ruang transisi udara sebelum masuk ke dalam
bangunan sehingga dapat diperoleh iklim mikro

Dengan adanya ruang transisi, ada bagian lantai yang


harus dialihkan menjadi ruang terbuka.
Untuk sirkulasi udara, pada fasad dibuat bukaan
udara dan pintu untuk aksesbilitas ke luar ruangan.
Sementara untuk estetika dan suplai oksigen, ruang
terbuka dapat dioleh menjadi taman (sky court)
SECONDARY SKIN SECONDARY SKIN
Kulit/selubung bangunan kedua (Secondary skin)
berfungsi sebagai filter penerimaan radiasi panas
matahari. Alokasinya tidak sekedar di depan bukaan,
tetapi dapat menutupi keseluruhan fasad bangunan.
DOUBLE GLASS DOUBLE GLASS
Double glass adalah kaca ganda yang digunakan
untuk mentransmisi radiasi panas matahari masuk ke
dalam bangunan.

Keuntungan lainnya yaitu mereduksi bising dari


kemampuan insulasi spacer/rongga udara

Penggunaan double glass mengurangi beban kerja


AC, dengan tebal total souble glass 24mm, energi
listrik dapat direduksi hingga 35,5% dari semula
ABSORBING & REFLECTIVE GLASS

ABSORBING GLASS KEMAMPUAN ABSORBING & REFLECTIVE


Mono tinted glass (kaca tunggal GLASS DITENTUKAN OLEH
dengan sedikit warna dr logam – 1. Ketebalan kaca, 3-12mm. Makin tebal maka
kobalt, besi, selenium), kemampuan serap makin tinggi tapi kemampuan
MAMPU MENYERAP ENERGI transmitan makin rendah.
RADIASI PANAS MATAHARI 2. Warna kaca. Dengan ketebalan kaca yang sama, makin
gelap warna, kemampuan serap makin tinggi dan
kemampuan transmitan makin rendah.
REFLECTIVE GLASS
Mono coated glass (kaca tunggal
dengan lapisan tipis – campuran
oksida logam),
MAMPU MEMANTULKAN ENERGI
RADIASI PANAS MATAHARI
LOW-E GLASS

LOW-EMISSIVITY GLASS
kaca dengan emisivitas rendah
sehingga mampu memfilter
penerimaan radiasi panas
matahari.
SKALA 0 – 1
0 = benda sbg reflektor
1 = benda sbg penyerap energi
panas (hitam)

KUALITAS LOW-E GLASS


DIPENGARUHI
1. Kualitas coating
2. Lokasi coating material
3. Jenis gas pengisi rongga udara
4. Jenis kaca
PEMILIHAN KACA
Pertimbangan pemilihan kaca

KEMAMPUAN KACA PEROLEHAN


MELALUI SELECTIVITY KENYAMANAN TERMAL
Selectivity : light DAN EFEK SILAU
transmittance/solar factor

ENERGI OPERASIONAL VIEW, EKONOMI,


BANGUNAN TERKAIT ESTETIKA DAN
KENYAMANAN TERMAL MAINTENANCE
THERMAL INSULATION
strategi pengendalian termal
memlaui penggunaan material yang
mampu mereduksi perpindahan
panas.

KEMAMPUAN INSULASI TERMAL


1. Konduktivitas panas
2. Kerapatan massa
3. Transmitans panas
4. Kapasitas panas spesifik
STRATEGI INSULASI TERMAL

INSULATIVE WALL THERMAL MASS ROOF THERMAL INSULATION


pengendalian termal menggunakan pengendalian termal menggunakan penggunaan material atap yang dapat
material dinding bangunan dengan material dinding bangunan dengan berfungsi sebagai insulasi termal
konduktivitas panas dan transmitans density tinggi dan specific heat capacity sehingga dapat mereduksi perpindahan
panas yang rendah sehingga memiliki tinggi, sehingga memiliki kemampuan panas ke ruang di bawah atap.
kemampuan menginsulasi panas menghambat perpindahan panas masuk
ke dalam bangunan
ZONE

Strategi pengendalian termal melalui


pengaturan orientasi bangunan (alokasi
bukaan) terkait penerimaan radiasi panas
matahari dan alokasi zona bangunan yang
dapat digunakan sebagai buffer/penahan
radiasi panas matahari (zona servis, zona
core/inti)
BUILDING ORIENTATION PERTIMBANGAN ALOKASI BUKAAN
pengendalian termal dengan cara 1. Sudut jatuh sinar matahari
perencanaan alokasi bukaan cahaya 2. Arah angin untuk penghawaan
(termasuk bukaan udara) yang alami
berpotensi dalam penerimaan radiasi
panas matahari ke dalam bangunan

CORE ZONE PERTIMBANGAN ALOKASI CORE


pengendalian termal dengan cara 1. Arah datang radiasi panas matahari,
perencanaan alokasi core bangunan core di sisi timur atau barat bangunan
agar menjadi buffer/penahan 2. Fungsi, core berisi ruang-ruang servis,
penerimaan radiasi matahari bukan prioritas dalam memperoleh
kenyamanan termal
GREEN
STRATEGI GREEN
Strategi pengendalian termal
mempergunakan vegetasi melalui Landscape
desain lansekap dan pengadaan
vegetasi di bangunan, baik pada atap
maupun dindingnya sehingga diperoleh Green roof & sky court
iklim mikro yang menunjang perolehan
kenyamanan termal.
Green wall
LANDSCAPE

Pemilihan dan penataan vegetasi


pada site.

Pertimbangan pemilihan & penataan


vegetasi pada lansekap, yaitu :
1. Optimasi pembayangan
2. Alokasi vegetasi
GREEN ROOF (ATAP HIJAU)
Strategi pengendalian termal dengan cara
pengadaan vegetasi di atap agar
diperoleh insulasi termal terhadap radiasi
panas matahari dan membentuk iklim
mikro pada bangunan.

SKY COURT
Strategi pengendalian termal dengan
cara pengadaan vegetasi di recessed
sun spaces dan transitional spaces agar
diperoleh passive cooling dan
membentuk iklim mikro pada bangunan
GREEN WALL
Strategi pengendalian termal dengan cara
pengadaan vegetasi di fasad atau dinding
bangunan agar diperoleh insulasi termal
dan passive cooling sehingga membentuk
iklim miko pada bangunan yang diperlukan
untuk penghawaan alami
LIVING WALL
PERTIMBANGAN STRATEGI GREEN WALL
1. Jenis vegetasi
2. Teknis terkait beban vegetasi, media
tanam dan air, sistem waterproof, sistem
irigasi dan sistem drainase

GREEN FACADE
COOLING
EFFECT
strategi pengendalian termal melalui efek
pendinginan, dalam hal ini udara
didinginkan secara pasif tanpa bantuan
alat mekanis oleh proses penguapan air
(passive cooling)
SECONDARY SKIN
lapisan tambahan pada fasad bangunan yang
berfungsi untuk memberikan perlindungan,
estetika

Secondary Skin bukan cladding/pembungkus


bangunan yang langsung menempel pada
dinding, melainkan memiliki jarak
pemasangan tertentu

Pertimbangan dalam desain Secondary Skin:


1. Kenyamaman termal
2. Kemudahan konstruksi
3. Estetika dan kebutuhan view
4. Durability/daya tahan
SECONDARY SKIN TERDIRI DARI
BEBERAPA MATERIAL
1. Kayu (papan/bilah)

2. Bambu (batang)

3. Alumunium (batang)

4. Besi (batang hollow)

5. Baja ringan (batang, bilah)

6. Enamel-finished alumunium

metal (panel)

7. Frosted glass/kaca es (lembar)

8. Vegetasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai