DISUSUN OLEH:
ERIC / 15201002
NUR ALIYAH / 15201013
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembelajaran teori pencahayaan alami dengan desain pasif yaitu:
1. Mengetahui cara kerja dari pencahayaan dengan desain pasif
2. Mengetahui bentuk penyinaran alami pada bangunan
3. Menerapkan desain pasif dalam Arsitektur
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam sebuah teori, pencahayaan alami merupakan hasil dari sinar matahari atau
cahaya langit. Cahaya matahari juga sangat bervariasi pada intensitas cahayanya,
dikarenakan setiap waktu, musim, dan tempat memiliki intensitas yang berbeda-beda.
Menurut Lechner (1991) sebuah desain yang sering digunakan arsitek yaitu
menggunakan bukaan pada sisi samping dan bukaan atas (Skylight) untuk memenuhi
kebutuhan pencahayaan alami dalam ruang. Bukaan pada sisi atas (Skylight) sangat
efisien digunakan untuk mendistribusikan cahaya alami karena dapat menyebar ke
seluruh ruangan, sedangkan bukaan samping lebih condong terhadap satu sisi bangunan
(kecuali diberi bukaan di kedua sisi).
Menurut Dora, P. E. dan Nilasari, P. F. (2011) pencahayaan alami adalah suatu
cahaya yang berasal dari benda penerang dari alam seperti matahari, bulan, dan bintang
sebagai sumber pencahayaan alami. Karena penerang tersebut berasal dari alam, maka
cahaya dapat berubah dikarenakan musim, iklim, dan cuaca yang bersifat tidak menentu.
Dalam hal penerangan, dari seluruh sumber cahaya alami, matahari memiliki sinar yang
paling kuat dan besar sehingga matahari sangat bermanfaat sebagai penerangan dalam
ruang.
Dalam teori Georg Lippsmeier (1994) ada dua cara untuk menentukan titik matahari
yaitu:
1. Azimut : Deklinasi matahari utara, dapat diukur dengan derajat dari utara ke
timur, kemudian ke selatan, barat dan kembali lagi ke utara (sesuai dengan jarum
jam). Ini tercantum pada skala lingkaran diagram paling luar.
2. Tinggi matahari: Sudut horizontal antara matahari dapat dicantumkan dalam skala
sudut 0°-90° pada sumbu U-S pada diagram.
Pencahayaan (iluminasi) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya yang mengenai
suatu permukaan (Partty et.al, 1967). Cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda
dalam spektrum yang tampak (cahaya tampak), yaitu kira-kira 380-780. Sebenarnya tidak ada
batasan yang tepat dari spektrum cahaya tampak. Mata normal manusia dapat menerima
spektrum cahaya tampak dengan panjang gelomvbang sekitar 400-700mm. Spektrum tampak
mencakup warna :
Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke beberapa sumber
cahaya utama yang dapat dimanfaatkan :
Memasukkan cahaya merupakan bagian paling utama pada desain pencahayaan alami
(daylighting design). Upaya ini kelihatannya sangat mudah, meski kenyataannya tidaklah
sesederhana yang terlihat. Memasukkan cahaya tidak semata-mata membuat akses cahaya dari
ruang luar ke ruang dalam. Cahaya alami dibutuhkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
visual semata. Faktor kesehatan dan kenyamanan menjadi pertimbangan dalam memasukkan
cahaya alami. Adapun pendekatan yang diperlukan agar mendapat desain yang mendukung yaitu
dengan cara ;
1. Orientasi bangunan
2. Bentuk Bangunan
3. Memasukkan Cahaya
4. Mendistribusikan Cahaya
5. Mengontrol Cahaya
Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif
(Egan & Olgyay, 1983):
A. Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan panas
yang berlebihan karena terkena cahaya langsung.
B. Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ke tempat-tempat yang
diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti dari
pencahayaan yang baik.
C. Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam ruang sesuai
dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak memasukkan
cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk visual tidaklah penting atau ruangan
tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan cahaya tersebut (contoh : rumah
kaca).
D. Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denah membentuk ruang dalam sedemikian rupa
sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat
disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang
diperlukan.
E. Integrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut. Karena
jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan dalam arsitektur
bangunan tersebut, bukan itu cenderung akan ditutupi dengan tirai atau penutup lainnya
dan akan kehilangan fungsinya.
B. Studi Preseden
1. Bangunan Iklim Tropis
a. Villa Isola, Bandung
Bangunan ini bercirikan arap kaca yang luas dan tinggi yang
didesain untuk mengurangi kebisingan dan sebagai bukaan, dengan tetap
menjaga hygrothermal yang diperlukan saat musim dingin.
Sistem fasad untuk melapisi lima lantai rawat inap juga telah
dirancang untuk meningkatkan kenyamanan di dalam gedung.
Menggunakan sistem fasad "kulit ganda" dengan celah udara berventilasi
mekanis memungkinkan untuk mencapai insulasi suara tingkat tinggi dan
mengurangi dispersi panas selama musim dingin, dan juga beban panas
dari matahari di musim panas, dengan konsekuensi berkurangnya
penggunaan sistem mekanis .
Fasad kaca yang menutupi sisi utara dan selatan bangunan pada
dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama fasad kaca
struktural: yang disebut tipe "aktif", dengan kinerja suara panas yang
sangat baik, cocok untuk memastikan kenyamanan di bangsal, di struktur
perawatan dan pengobatan dan di kantor dokter; dan tipe “pasif” yang
berbeda, cocok untuk digunakan di area di mana orang berhenti untuk
waktu yang singkat atau di area transit, seperti aula, lift, dan area tempat
duduk. Apa yang disebut fasad “aktif” dicapai melalui kombinasi paket
fasad kaca berkinerja tinggi dengan integrasi komponen sistem teknis
melalui pemasukan dan pertukaran udara kontrol iklim, untuk mencegah
pembentukan udara stasioner yang lambat laun akan menjadi terlalu panas
dan menghantarkan panas secara konveksi ke ruang interior.
Daftar Pustaka
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124128-S-5265-Kajian%20pencahayaan-Literatur.pdf
https://www.researchgate.net/publication/332077384_KAJIAN_PENCAHAYAAN_ALAMI_RUAN
G_BACA_PERPUSTAKAAN_UNIVERSITAS_INDONESIA
https://www.scribd.com/doc/274161470/Pencahayaan-Alami-Dalam-Arsitektur#
https://www.researchgate.net/publication/363863504_KAJIAN_KENYAMANANAN_VISUAL_ME
LALUI_PENCAHAYAAN_PADA_RUANG_KERJA
https://www.archdaily.com/883157/louvre-abu-dhabi-atelier-jean-nouvel?ad_source=search&ad
_medium=projects_tab
https://www.archdaily.com/409841/k11-art-mall-shanghai-kokaistudios?ad_source=search&ad_
medium=projects_tab
https://www.archdaily.com/499796/tele2-arena-white-arkitekter?ad_source=search&ad_medium
=projects_tab
https://www.greenroofs.com/projects/venice-mestre-hospital-ospedale-dellangelo-mestre-angel-
hospital/
https://www.neliti.com/publications/221041/kajian-pencahayaan-alami-pada-bangunan-villa-isola
-bandung
https://www.archdaily.com/363164/parkroyal-on-pickering-woha-2
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
01 PENCAHAYAAN
ALAMI SISTEM
PASIF
ERIC / 15201002
NUR ALIYAH / 15201013
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
Table of
02 1. PENDAHULUAN
2. PEMBAHASAN
Pendahuluan
Sebagai sistem pencahayaan pasif itu sendiri, ada tiga aspek
03 penting perancangan yang harus dipertimbangkan, yaitu sistem
shading, sistem redirection, dan sistem bukaan (desain jendela dan
skylight). Sistem bukaan sebagai aspek utama dari perancangan
sistem pencahayaan pasif bangunan digunakan sebagai fokus dalam
studi ini, di mana studi ini berkonsentrasi terhadap konfigurasi
dimensi dan penempatan bukaan pada area bangunan yang
membutuhkan cukup pencahayaan dan ventilasi, tetapi memiliki
akses terbatas terhadap sumber cahaya alami.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
Pencahayaan (iluminasi) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya yang mengenai suatu permukaan (Partty et.al,
1967). Cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda dalam spektrum yang tampak (cahaya tampak),
yaitu kira-kira 380-780. Sebenarnya tidak ada batasan yang tepat dari spektrum cahaya tampak. Mata normal
manusia dapat menerima spektrum cahaya tampak dengan panjang gelomvbang sekitar 400-700mm. Spektrum
tampak mencakup warna :
05
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif (Egan & Olgyay, 1983):
1. Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan panas yang berlebihan karena
terkena cahaya langsung.
2. Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ke tempat-tempat yang diperlukan. Pembagian
cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti dari pencahayaan yang baik.
08 3. Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam ruang sesuai dengan kebutuhan dan pada
waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk
visual tidaklah penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan cahaya tersebut
(contoh : rumah kaca).
4. Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denah membentuk ruang dalam sedemikian rupa sehingga terintegrasi
dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi
jumlah cahaya masuk yang diperlukan.
5. Integrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut. Karena jika bukan untuk
masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan dalam arsitektur bangunan tersebut, bukan itu cenderung
akan ditutupi dengan tirai atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
09
Studi Preseden
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
Villa Isola adalah bangunan yang terletak dalam kawasan kampus UPI (Universitas Pendidikan
Indonesia) di Utara Kota Bandung. Dalam meletakkan massa villa Isola, Schoemaker
menggunakan sumbu imajiner Utara-Selatan, dengan arah utara menghadap gunung tangkuban
perahu. Selain itu sisi utama bangunan Villa Isola yang menghadap Utara-Selatan bertujuan
10 agar paparan sinar matahari yang masuk tidak berlebihan.
Kualitas warna yang didapatkan pada interior Villa Isola belum semuanya menunjukkan hasil
yang cukup baik, namun pada beberapa sisi seperti sisi timur dan barat, beberapa ruangannya
menunjukkan spektrum yang cukup terang. Warna interior bangunan Villa Isola umumnya
berwarna krem, dan plafon berwarna putih.Warna putih sendiri dapat memantulkan cahaya
antara 70% - 80%, sedangkan warna muda dapat memantulkan cahaya antara 40% - 60%,
sehingga pemantulan cahaya di dalam ruangan bangunan Villa Isola dapat cukup optimal.
Lantai pada bangunan Villa Isola menggunakan marmer, serta dinding permukaannya dibuat
halus, sehingga pemantulan cahaya dari permukaan interior cukup baik, dikarenakan marmer
putih memiliki daya pantul sebesar 45%.
Jarak vegetasi yang ada di sekitar bangunan Villa Isola, pada arah utara dan selatan relatif
cukup jauh, sedangkan pada arah timur dan barat relatif cukup dekat. Sehingga pola vegetasi
pada arah timur dan barat dapat mengurangi tingkat intensitas cahaya matahari yang
berlebihan.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
ParkRoyal menarik perhatian dengan vegetasi yang mengelilingi gedung yang berlapis - lapis.
Bangunan dianugerahi Green Mark Platinum pada tahun 2012 oleh Building and Construction
Authority (BCA) Singapura karena desain konservasi air dan energinya, termasuk sensor
pencahayaan, llorong dengan ventilasi amali, mesin daur ulang, sistem pendinginan ruang yang
11 hemat energi, sistem ventilasi, penggunaan lampu LED dan neon, penggunaan cahaya matahari
yang maksimal, atap sel surya , dan kaca berteknologi tinggi yang mengurangi paparan sinar
matahari dan menggunakan teknologi Cobiax.
Bangunan ini berbentuk huruf E sehingga terdapat ruang untuk memasukkan cahaya, sehingga
cahaya merata keseluruh tubuh bangunan. Semua kamar menghadap ke arah utara yaitu ke
taman dan kolam, serta terdapat koridor di sebelah selatan. Karena terdapat penggunaan
taman sebagai pembatas tower hotel maka kamar-kamar tersebut terlindung dari sinar
matahari pagi dan sore hari. Kamar sepenuhnya dilapisi kaca (kaca dengan emisivitas rendah)
tanpa perangkat skrining eksternal.
Material bangunan bertexture mengkilap dan warna interior yang terang dapat membantu
memantulkan cahaya ke seluruh ruang. Penggunaan vegetasi juga memberikan pembayangan
dan mengurangi panas di dalam bangunan sehingga kondisi termal bangunan menjadi nyaman
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
Pendekatan metafora yang menggambarkan museum seperti ruang di dalam hutan. Secara
eksterior museum ini tidak terlihat seperti hutan, akan tetapi bila masuk ke dalamnya ruang
yang tercipta di dalamnya sangat puitis. Skylight yang dirancang memasukkan sinar matahari
alami menembus ruangan dan memberikan kesan seperti di dalam hutan.
12
Sebuah kubah besar, ber diameter 180 meter, menutupi sebagian besar museum kota. Pola
kompleks dome adalah hasil dari desain geometris.
Pola ini berulang pada berbagai ukuran dan sudut dalam delapan lapisan yang ditumpangkan.
Setiap sinar cahaya harus menembus delapan lapisan sebelum muncul kemudian menghilang.
Hasilnya adalah efek sinematik seiring pergerakan matahari sepanjang hari. Pada malam hari,
ia membentuk 7.850 bintang yang terlihat baik dari dalam maupun luar. Dinamakan 'hujan
cahaya', efek ini telah menjadi subjek banyak model dan mock-up selama bertahun-tahun dan
merupakan salah satu elemen yang memperkuat dari konsep bangunan
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
Konsep surya pasif tentang pemanasan pada bangunan K11 Art Mall Shanghai ini mengambil
keuntungan matahari langsung dan tidak langsung yang direalisasikan pada kaca yang berada
diatas atrium bawah bagian tengah antar bangunan dan pada kaca yang berada disekitar
dinding bangunan. Sehingga bangunan cukup untuk mendapatkan panas dari matahari dan juga
tidak berlebih dikarenakan ada bagian tanaman yang disediakan di antara kaca dan
13 menggunakan kayu dibalik kaca atrium yang dapat menyerap panas matahari, material
bangunan tersebut akan menerima respon yang dapat menyerap, memancarkan, dan
memantulkan sinar matahari tersebut. pada bangunan K11 Art Mall Shanghai ini memiliki
dinding kaca yang dapat memantulkan matahari dan juga dapat menyerap sinar yang
memasukkannya ke dalam ruang. Memberikan tanaman disekitar bangunan yang berada di
atap yang memaksudkan matahari bisa terserap dan tidak langsung mengenai bagian terluar
bangunan, sehingga suhu dalam ruangan dapat terkontrol dengan baik yang dapat
membedakan antara suhu luar dan dalam bangunan.
Sistem Pencahayaan (penerangan dan visual) Arsitektur Surya Pasif pada K11 Art Mall
Shanghai. Dalam surya pasif pencahayaan pada sinar matahari adalah bentuk pemanfaatan
dalam mendesain sebuah bangunan dimana akan memberikan penerangan alami dan efek pada
ruang yang dipantulkan sinar tersebut pada bagian bangunan yang didesain khusus. Untuk
mendapatkan penerangan dan efek sinar matahari dapat dilakukan oleh bukaan yang di desain
dengan memperhatikan arah bangunan berdasarkan pertimbangan kondisi yang ada pada site.
Pencahayaan yang dimiliki oleh K11 Art Mall Shanghai pada siang hari memanfaatkan bukaan
kaca yang cukup banyak dan toplighting yang berada di atas atrium mall dan pada top lighting
ini memberikan efek menarik pada saat dipantulkan sinar matahari.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
Stadion ini dirancang dan dicirikan oleh bentuknya yang asimetris, transparansi yang
merespons cahaya dan musiman Nordik (negara salju). Stadion ini juga dirancang dengan
konsep modern dan berkelanjutan, tujuan keberlanjutan juga mencakup kedekatan dengan
rute angkutan umum; penyediaan tempat parkir sepeda; peningkatan jalan setapak dari stasiun
terdekat; dan spesifikasi bahan konstruksi Swedia yang meminimalkan transportasi untuk
14 mengurangi dampak lingkungan dari pembangunan.
Di bagian luar, arena dibalut dengan fasad transparan yang terdiri dari lembaran aluminium
yang dilipat dan dilubangi serta dipoles dengan ketebalan 3 mm. Fasad lembaran logam berada
di atas struktur pendukung dari baja primer dan sekunder. Cangkangnya memiliki bentuk
melengkung ganda dengan tepi tajam di setengah tingginya. Di belakang casing lembaran
logam terdapat dinding luar itu sendiri, yang terdiri dari bagian kaca dan elemen sandwich
vertikal prefabrikasi . Tujuannya adalah agar pengunjung dapat melihat sekeliling melalui
bagian kaca dan kelongsong lembaran logam. Untuk desain eksterior arena. Selain penerangan
arena itu sendiri, fasilitas tersebut dilengkapi dengan instalasi lampu yang akan mempercantik
bentuk dan karakter bangunan. Di malam hari, fasad dapat menyala dalam berbagai warna.
Interior Tele2 Arena bercirikan permukaan cerah dan terbuka yang dirancang dalam tradisi
desain Swedia di mana interiornya didominasi oleh kayu ringan. Lapisan permukaan dan desain
interior dilakukan dalam tradisi bangunan Nordik dengan bahan yang sederhana, kuat.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
Ciri khas yang menghubungkan kedua bagian ini adalah struktur kaca besar berbentuk layar
dengan ketinggian yang sama dengan bangunan, yang membentang di sepanjang bangunan dan
menutupi aula masuk yang luas dan terang yang terhubung ke semua fasilitas rumah sakit dan
area kontak.
15 Permukaan kaca yang luas yang membentang di sepanjang bagian depan, yang
menghubungkan blok layanan teknis rumah sakit, ditutupi dengan tanaman hijau, dengan area
rawat inap, untuk meningkatkan kenyamanan lingkungan dan menyaring kebisingan kereta api
terdekat. kemudian teras di sisi barat daya, dengan lantai yang menjorok untuk menciptakan
bayangan dan mengurangi efek sinar matahari yang kuat, dan terakhir danau-danau kecil di
taman, yang selain menjadi ciri taman itu sendiri, merupakan reservoir air jika terjadi
kebakaran dan mampu mengatur ketinggian air.
Bangunan ini bercirikan arap kaca yang luas dan tinggi yang didesain untuk mengurangi
kebisingan dan sebagai bukaan, dengan tetap menjaga hygrothermal yang diperlukan saat
musim dingin. Sistem fasad untuk melapisi lima lantai rawat inap juga telah dirancang untuk
meningkatkan kenyamanan di dalam gedung.
Menggunakan sistem fasad "kulit ganda" dengan celah udara berventilasi mekanis
memungkinkan untuk mencapai insulasi suara tingkat tinggi dan mengurangi dispersi panas
selama musim dingin, dan juga beban panas dari matahari di musim panas, dengan
konsekuensi berkurangnya penggunaan sistem mekanis. Fasad kaca yang menutupi sisi utara
dan selatan bangunan.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
DAFTAR PUSTAKA
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124128-S-5265-Kajian%20pencahayaan-Literatur.pdf
https://www.researchgate.net/publication/332077384_KAJIAN_PENCAHAYAAN_ALAMI_RUANG_BACA_PERPUSTAKAAN_UNIVERSITAS_INDONESIA
16 https://www.scribd.com/doc/274161470/Pencahayaan-Alami-Dalam-Arsitektur#
https://www.researchgate.net/publication/363863504_KAJIAN_KENYAMANANAN_VISUAL_MELALUI_PENCAHAYAAN_PADA_RUANG_KERJA
https://www.archdaily.com/883157/louvre-abu-dhabi-atelier-jean-nouvel?ad_source=search&ad_medium=projects_tab
https://www.archdaily.com/409841/k11-art-mall-shanghai-kokaistudios?ad_source=search&ad_medium=projects_tab
https://www.archdaily.com/499796/tele2-arena-white-arkitekter?ad_source=search&ad_medium=projects_tab
https://www.greenroofs.com/projects/venice-mestre-hospital-ospedale-dellangelo-mestre-angel-hospital/
https://www.neliti.com/publications/221041/kajian-pencahayaan-alami-pada-bangunan-villa-isola-bandung
https://www.archdaily.com/363164/parkroyal-on-pickering-woha-2
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR
17
TERIMA KASIH