Anda di halaman 1dari 36

TUGAS

MATA KULIAH SIMULASI SAINS ARSITEKTUR


PENCAHAYAAN ALAMI SISTEM PASIF

DISUSUN OLEH:
ERIC / 15201002
NUR ALIYAH / 15201013

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Topik bangunan berkelanjutan pada studi beberapa tahun terakhir merupakan
topik seputar penghematan dan konservasi energi. Berdasarkan sebuah studi yang
dilakukan pada tahun 2011 , bangunan berkontribusi 40% dari total konsumsi energi di
Indonesia, di mana 21%-nya merupakan bangunan residensi dan 18%-nya adalah
bangunan komersil termasuk bangunan perkantoran. Studi ini juga menyatakan bahwa
salah satu konsumsi energi sebuah bangunan komersil (28%) berasal dari sistem
pencahayaan. Berdasarkan Pedoman Perancangan Bangunan Hijau oleh GBCI (Green
Building Council Indonesia), 30% area bangunan hijau harus disinari oleh sumber cahaya
alami pada siang hari . Strategi perancangan yang berupa optimalisasi sistem radisional
bangunan seperti sistem pencahayaan pasif dianggap sebagai salah satu solusi yang
efektif.
Sebagai sistem pencahayaan pasif itu sendiri, ada tiga aspek penting perancangan
yang harus dipertimbangkan, yaitu sistem shading, sistem redirection, dan sistem bukaan
(desain jendela dan skylight) . Sistem bukaan sebagai aspek utama dari perancangan
sistem pencahayaan pasif bangunan digunakan sebagai fokus dalam studi ini, di mana
studi ini berkonsentrasi terhadap konfigurasi dimensi dan penempatan bukaan pada area
bangunan yang membutuhkan cukup pencahayaan dan ventilasi, tetapi memiliki akses
terbatas terhadap sumber cahaya alami.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembelajaran teori pencahayaan alami dengan desain pasif yaitu:
1. Mengetahui cara kerja dari pencahayaan dengan desain pasif
2. Mengetahui bentuk penyinaran alami pada bangunan
3. Menerapkan desain pasif dalam Arsitektur
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam sebuah teori, pencahayaan alami merupakan hasil dari sinar matahari atau
cahaya langit. Cahaya matahari juga sangat bervariasi pada intensitas cahayanya,
dikarenakan setiap waktu, musim, dan tempat memiliki intensitas yang berbeda-beda.
Menurut Lechner (1991) sebuah desain yang sering digunakan arsitek yaitu
menggunakan bukaan pada sisi samping dan bukaan atas (Skylight) untuk memenuhi
kebutuhan pencahayaan alami dalam ruang. Bukaan pada sisi atas (Skylight) sangat
efisien digunakan untuk mendistribusikan cahaya alami karena dapat menyebar ke
seluruh ruangan, sedangkan bukaan samping lebih condong terhadap satu sisi bangunan
(kecuali diberi bukaan di kedua sisi).
Menurut Dora, P. E. dan Nilasari, P. F. (2011) pencahayaan alami adalah suatu
cahaya yang berasal dari benda penerang dari alam seperti matahari, bulan, dan bintang
sebagai sumber pencahayaan alami. Karena penerang tersebut berasal dari alam, maka
cahaya dapat berubah dikarenakan musim, iklim, dan cuaca yang bersifat tidak menentu.
Dalam hal penerangan, dari seluruh sumber cahaya alami, matahari memiliki sinar yang
paling kuat dan besar sehingga matahari sangat bermanfaat sebagai penerangan dalam
ruang.
Dalam teori Georg Lippsmeier (1994) ada dua cara untuk menentukan titik matahari
yaitu:
1. Azimut : Deklinasi matahari utara, dapat diukur dengan derajat dari utara ke
timur, kemudian ke selatan, barat dan kembali lagi ke utara (sesuai dengan jarum
jam). Ini tercantum pada skala lingkaran diagram paling luar.

2. Tinggi matahari: Sudut horizontal antara matahari dapat dicantumkan dalam skala
sudut 0°-90° pada sumbu U-S pada diagram.
Pencahayaan (iluminasi) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya yang mengenai
suatu permukaan (Partty et.al, 1967). Cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda
dalam spektrum yang tampak (cahaya tampak), yaitu kira-kira 380-780. Sebenarnya tidak ada
batasan yang tepat dari spektrum cahaya tampak. Mata normal manusia dapat menerima
spektrum cahaya tampak dengan panjang gelomvbang sekitar 400-700mm. Spektrum tampak
mencakup warna :

Ungu 380 - 450 mm

Biru 450 - 495 mm

Hijau 495 - 570 mm

Kuning 570 - 590 mm

Jingga 590 - 620 mm

Merah 620 - 750 mm

Cahaya tampak seperti yang dilihat pada spektrum elektromagnetik, menyatakan


gelombang yang sempit diantara cahaya ultraviolet (UV) dan energi inframerah (panas).
Gelombang cahaya tersebut mampu merangsang retina mata, yang menghasilkan sensasi
penglihatan yang disebut pandangan. Oleh karena itu, penglihatan memerlukan mata yang
berfungsi dan cahaya yang tampak.
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar
alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh
kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela
yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya ⅙ daripada luas lantai. Sumber
pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan
buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas
terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami
mendapat keuntungan, yaitu :
1) Variasi intensitas cahaya matahari
2) Distribusi dari terangnya cahaya
3) Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
4) Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung

Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke beberapa sumber
cahaya utama yang dapat dimanfaatkan :

1. Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya tinggi.


2. Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar di langit dan tingkat cahayanya rendah.
3. Reflected light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.

Memasukkan cahaya merupakan bagian paling utama pada desain pencahayaan alami
(daylighting design). Upaya ini kelihatannya sangat mudah, meski kenyataannya tidaklah
sesederhana yang terlihat. Memasukkan cahaya tidak semata-mata membuat akses cahaya dari
ruang luar ke ruang dalam. Cahaya alami dibutuhkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
visual semata. Faktor kesehatan dan kenyamanan menjadi pertimbangan dalam memasukkan
cahaya alami. Adapun pendekatan yang diperlukan agar mendapat desain yang mendukung yaitu
dengan cara ;

1. Orientasi bangunan
2. Bentuk Bangunan
3. Memasukkan Cahaya
4. Mendistribusikan Cahaya
5. Mengontrol Cahaya

Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif
(Egan & Olgyay, 1983):

A. Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan panas
yang berlebihan karena terkena cahaya langsung.
B. Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ke tempat-tempat yang
diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti dari
pencahayaan yang baik.
C. Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam ruang sesuai
dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak memasukkan
cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk visual tidaklah penting atau ruangan
tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan cahaya tersebut (contoh : rumah
kaca).
D. Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denah membentuk ruang dalam sedemikian rupa
sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat
disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang
diperlukan.
E. Integrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut. Karena
jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan dalam arsitektur
bangunan tersebut, bukan itu cenderung akan ditutupi dengan tirai atau penutup lainnya
dan akan kehilangan fungsinya.

B. Studi Preseden
1. Bangunan Iklim Tropis
a. Villa Isola, Bandung

Gambar : Tampak DepanVilla Isola


Sumber : www.google.com
Villa Isola adalah bangunan yang terletak dalam kawasan kampus
UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) di Utara Kota Bandung. Berlokasi
di dataran tinggi, di sisi kiri jalan menuju Lembang, gedung ini dipakai
oleh IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung, yang
sekarang menjadi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Bangunan ini
dirancang pada masa kolonial oleh C. P. W. Schoemaker.

Gambar : Orientasi Bangunan


Sumber : www.neliti.com
Dalam meletakkan massa villa Isola, Schoemaker menggunakan
sumbu imajiner Utara-Selatan, dengan arah utara menghadap gunung
tangkuban perahu. Selain itu sisi utama bangunan Villa Isola yang
menghadap Utara-Selatan bertujuan agar paparan sinar matahari yang
masuk tidak berlebihan.

Gambar : Analisi Colour Rendering


Sumber : www.neliti.com
Kualitas warna yang didapatkan pada interior Villa Isola belum
semuanya menunjukkan hasil yang cukup baik, namun pada beberapa sisi
seperti sisi timur dan barat, beberapa ruangannya menunjukkan spektrum
yang cukup terang.
Warna interior bangunan Villa Isola umumnya berwarna krem,
dan plafon berwarna putih.Warna putih sendiri dapat memantulkan
cahaya antara 70% - 80%, sedangkan warna muda dapat memantulkan
cahaya antara 40% - 60%, sehingga pemantulan cahaya di dalam
ruangan bangunan Villa Isola dapat cukup optimal. Lantai pada bangunan
Villa Isola menggunakan marmer, serta dinding permukaannya dibuat
halus, sehingga pemantulan cahaya dari permukaan interior cukup baik,
dikarenakan marmer putih memiliki daya pantul sebesar 45%.

Gambar : Interior Villa Isola


Sumber : www.Neliti.com
Jarak vegetasi yang ada di sekitar bangunan Villa Isola, pada arah
utara dan selatan relatif cukup jauh, sedangkan pada arah timur dan
barat relatif cukup dekat. Sehingga pola vegetasi pada arah timur dan
barat dapat mengurangi tingkat intensitas cahaya matahari yang
berlebihan.

Gambar :Vegetasi di Sekitar Villa Isola


Sumber : www.Neliti.com
b. ParkRoyal on Pickering, Singapore

Bangunan The Parkroyal on Pickering merupakan bangunan


dengan fungsi kantor dan hotel dengan gara baroque dan ultra modern,
yang di desain oleh WOHA Architect pada tahun 2013.

Gambar : Tampak Depan Parkroyal on Pickering


Sumber :www.archdaily.com

ParkRoyal menarik perhatian dengan vegetasi yang mengelilingi


gedung yang berlapis - lapis. Bangunan dianugerahi Green Mark Platinum
pada tahun 2012 oleh Building and Construction Authority (BCA)
Singapura karena desain konservasi air dan energinya, termasuk sensor
pencahayaan, llorong dengan ventilasi amali, mesin daur ulang, sistem
pendinginan ruang yang hemat energi, sistem ventilasi, penggunaan lampu
LED dan neon, penggunaan cahaya matahari yang maksimal, atap sel
surya , dan kaca berteknologi tinggi yang mengurangi paparan sinar
matahari dan menggunakan teknologi Cobiax.
Gambar : Denah Parkroyal on Pickering
Sumber :www.archdaily.com

Bangunan ini berbentuk huruf E sehingga terdapat ruang untuk


memasukkan cahaya, sehingga cahaya merata keseluruh tubuh bangunan.
Semua kamar menghadap ke arah utara yaitu ke taman dan kolam, serta
terdapat koridor di sebelah selatan. Karena terdapat penggunaan taman
sebagai pembatas tower hotel maka kamar-kamar tersebut terlindung dari
sinar matahari pagi dan sore hari. Kamar sepenuhnya dilapisi kaca (kaca
dengan emisivitas rendah) tanpa perangkat skrining eksternal.

Gambar : Interior dan Eksterior Parkroyal on Pickering


Sumber :www.archdaily.com
Material bangunan bertexture mengkilap dan warna interior yang
terang dapat membantu memantulkan cahaya ke seluruh ruang.
Penggunaan vegetasi juga memberikan pembayangan dan mengurangi
panas di dalam bangunan sehingga kondisi termal bangunan menjadi
nyaman.

c. Museum Abu Dhabi Louvre, United Arab Emirates


Jean Nouvel melakukan pendekatan metafora yang
menggambarkan museum seperti ruang di dalam hutan. Secara eksterior
museum ini tidak terlihat seperti hutan, akan tetapi bila masuk ke
dalamnya ruang yang tercipta di dalamnya sangat puitis. Skylight yang
dirancang memasukkan sinar matahari alami menembus ruangan dan
memberikan kesan seperti di dalam hutan. Ini memberikan terobosan baru
dalam perancangan museum. Dimana bila sebelumnya, penekanan
museum lebih ditekankan pada aspek sirkulasi ataupun penataan barang
yang akan di-display, Jean Nouvel membuat sebuah terobosan baru
dengan menciptakan ruang yang metaforis dan puitis agar tercipta suasana
yang “khusyuk” dalam menikmati kunjungan di dalam museum.

Gambar : Interior Museum Abu Dhabi Louvre, United Arab Emirates


Sumber : www.archdaily.com

Banyak dari kita sebagai manusia menyukai iklim dari kebalikan


yang ada. Misalnya, lebih menyukai hangat saat dingin. Lebih menyukai
dingin di daerah tropis. Orang tidak tahan terhadap sengatan panas dengan
baik. Begitu pula karya seni. Pengamatan dasar semacam itu telah
memengaruhi Louvre Abu Dhabi. Jean Nouvel ingin menciptakan dunia
yang ramah yang menggabungkan cahaya dan bayangan, refleksi dan
ketenangan.
New Louvre Abu Dhabi menjadi tujuan akhir dari kawasan pejalan
kaki perkotaan, taman di pantai, surga yang sejuk, tempat berlindung
cahaya di siang dan malam hari, estetika yang konsisten dengan perannya
sebagai tempat perlindungan bagi karya seni yang paling berharga.

Gambar : Museum Abu Dhabi Louvre, United Arab Emirates


Sumber : www.archdaily.com

Sebuah kubah besar, ber diameter 180 meter, menutupi sebagian


besar museum kota. Pola kompleks dome adalah hasil dari desain
geometris. Ini melibatkan kolaborasi erat antara tim desain arsitektur di
Ateliers Jean Nouvel dan insinyur struktur di Buro Happold Engineering.
Pola ini berulang pada berbagai ukuran dan sudut dalam delapan lapisan
yang ditumpangkan. Setiap sinar cahaya harus menembus delapan lapisan
sebelum muncul kemudian menghilang. Hasilnya adalah efek sinematik
seiring pergerakan matahari sepanjang hari. Pada malam hari, ia
membentuk 7.850 bintang yang terlihat baik dari dalam maupun luar.
Dinamakan 'hujan cahaya', efek ini telah menjadi subjek banyak model
dan mock-up selama bertahun-tahun dan merupakan salah satu elemen
yang memperkuat dari konsep bangunan.

Gambar : Skylight Museum Abu Dhabi Louvre, United Arab Emirates


Sumber : www.archdaily.com
2. Bangunan di Negara 4 Musim
a. K11 Art Mall Shanghai, Cina
Konsep surya pasif tentang pemanasan pada bangunan K11 Art
Mall Shanghai ini mengambil keuntungan matahari langsung dan tidak
langsung yang direalisasikan pada kaca yang berada diatas atrium bawah
bagian tengah antar bangunan dan pada kaca yang berada disekitar dinding
bangunan. Sehingga bangunan cukup untuk mendapatkan panas dari
matahari dan juga tidak berlebih dikarenakan ada bagian tanaman yang
disediakan di antara kaca dan menggunakan kayu dibalik kaca atrium yang
dapat menyerap panas matahari.

Gambar : Bagian skylight K11 Art Mall Shanghai, China


Sumber : www.archdaily.com

Di Dalam prinsip konsep surya pasif adalah disaat sinar matahari


menyorotkan sinarnya pada sebuah bangunan maka material bangunan
tersebut akan menerima respon yang dapat menyerap, memancarkan, dan
memantulkan sinar matahari tersebut. pada bangunan K11 Art Mall
Shanghai ini memiliki dinding kaca yang dapat memantulkan matahari
dan juga dapat menyerap sinar yang memasukkannya ke dalam ruang.
Memberikan tanaman disekitar bangunan yang berada di atap yang
memaksudkan matahari bisa terserap dan tidak langsung mengenai bagian
terluar bangunan, sehingga suhu dalam ruangan dapat terkontrol dengan
baik yang dapat membedakan antara suhu luar dan dalam bangunan.
Gambar : Daya serap dan pantulan sinar K11 Art Mall Shanghai, China
Sumber : www.archdaily.com

Konsep surya pasif sebagai desain bangunan yang berdasarkan


respon terhadap energi matahari. Dengan desain yang dibuat oleh
perancang dengan memberikan bukaan menghadap utara yang cukup
besar. Bukaan dank aca yang cukup besar itu menunjukan bentuk respon
terhadap sinar matahari agar dapat masuk kedalam ruangan dan pada
bangunan ini memiliki kanopi yang ditanami tumbuhan sebagai bentuk
kontrol sinar matahari yang masuk kedalam bangunan.

Gambar : Tampak Depan K11 Art Mall Shanghai, China


Sumber : www.archdaily.com

Sistem Pencahayaan (penerangan dan visual) Arsitektur Surya


Pasif pada K11 Art Mall Shanghai. Dalam surya pasif pencahayaan pada
sinar matahari adalah bentuk pemanfaatan dalam mendesain sebuah
bangunan dimana akan memberikan penerangan alami dan efek pada
ruang yang dipantulkan sinar tersebut pada bagian bangunan yang
didesain khusus. Untuk mendapatkan penerangan dan efek sinar matahari
dapat dilakukan oleh bukaan yang di desain dengan memperhatikan arah
bangunan berdasarkan pertimbangan kondisi yang ada pada site.
Pencahayaan yang dimiliki oleh K11 Art Mall Shanghai pada siang hari
memanfaatkan bukaan kaca yang cukup banyak dan toplighting yang
berada di atas atrium mall dan pada top lighting ini memberikan efek
menarik pada saat dipantulkan sinar matahari.
Gambar : Efek sinar matahari untuk penerangan, toplighting
Sumber : www.archdaily.com

b. Tele2 Arena, Swedia


Stadion ini dirancang dan dicirikan oleh bentuknya yang asimetris,
transparansi yang merespons cahaya dan musiman Nordik (negara salju).
Stadion ini juga dirancang dengan konsep modern dan berkelanjutan,
tujuan keberlanjutan juga mencakup kedekatan dengan rute angkutan
umum; penyediaan tempat parkir sepeda; peningkatan jalan setapak dari
stasiun terdekat; dan spesifikasi bahan konstruksi Swedia yang
meminimalkan transportasi untuk mengurangi dampak lingkungan dari
pembangunan.

Gambar : Stadion Tele2 Arena, Swedia


Sumber : www.archdaily.com

Di bagian luar, arena dibalut dengan fasad transparan yang terdiri


dari lembaran aluminium yang dilipat dan dilubangi serta dipoles dengan
ketebalan 3 mm. Fasad lembaran logam berada di atas struktur pendukung
dari baja primer dan sekunder. Cangkangnya memiliki bentuk melengkung
ganda dengan tepi tajam di setengah tingginya. Di belakang casing
lembaran logam terdapat dinding luar itu sendiri, yang terdiri dari bagian
kaca dan elemen sandwich vertikal prefabrikasi . Tujuannya adalah agar
pengunjung dapat melihat sekeliling melalui bagian kaca dan kelongsong
lembaran logam. Untuk desain eksterior arena. Selain penerangan arena
itu sendiri, fasilitas tersebut dilengkapi dengan instalasi lampu yang akan
mempercantik bentuk dan karakter bangunan. Di malam hari, fasad dapat
menyala dalam berbagai warna. Interior Tele2 Arena bercirikan
permukaan cerah dan terbuka yang dirancang dalam tradisi desain Swedia
di mana interiornya didominasi oleh kayu ringan. Lapisan permukaan dan
desain interior dilakukan dalam tradisi bangunan Nordik dengan bahan
yang sederhana, kuat.

Gambar : Sun Shading Stadion Tele2 Arena, Swedia


Sumber : www.archdaily.com

c. Rumah Sakit Venice-Mestre (Ospedale dell'Angelo Mestre), Italy


Dianggap sebagai fasilitas kesehatan paling berteknologi maju di
Italia dan terdepan dalam perawatan kesehatan di Eropa, kampus Rumah
Sakit Venice-Mestre seluas 152.000 m2 (Ospedale dell'Angelo Mestre,
Rumah Sakit Angel) adalah rumah sakit perawatan umum dengan 680
tempat tidur perawatan pasien dengan tujuh lantai di atas permukaan tanah
ditambah dua lantai bawah tanah.

Gambar : Tampak Depan Rumah Sakit Venice-Mestre


Sumber :www.greenroofs.com

Area platform menjalankan fungsi utama rumah sakit, menampung


area teknologi (basement), ruang operasi dan area diagnosis dan perawatan
(lantai dasar) dan area pengunjung (lantai satu). Area yang digunakan
sebagai kamar pasien menempati enam lantai, dimulai dengan struktur
teknologi, dan terutama digunakan untuk bangsal yang menampung pasien
yang menerima perawatan rutin.

Ciri khas yang menghubungkan kedua bagian ini adalah struktur


kaca besar berbentuk layar dengan ketinggian yang sama dengan
bangunan, yang membentang di sepanjang bangunan dan menutupi aula
masuk yang luas dan terang yang terhubung ke semua fasilitas rumah sakit
dan area kontak.

Gambar : Lansekap dan Eksterior Rumah Sakit Venice-Mestre


Sumber :www.greenroofs.com

Permukaan kaca yang luas yang membentang di sepanjang bagian


depan, yang menghubungkan blok layanan teknis rumah sakit, ditutupi
dengan tanaman hijau, dengan area rawat inap, untuk meningkatkan
kenyamanan lingkungan dan menyaring kebisingan kereta api terdekat.
kemudian teras di sisi barat daya, dengan lantai yang menjorok untuk
menciptakan bayangan dan mengurangi efek sinar matahari yang kuat, dan
terakhir danau-danau kecil di taman, yang selain menjadi ciri taman itu
sendiri, merupakan reservoir air jika terjadi kebakaran dan mampu
mengatur ketinggian air.

Bangunan ini bercirikan arap kaca yang luas dan tinggi yang
didesain untuk mengurangi kebisingan dan sebagai bukaan, dengan tetap
menjaga hygrothermal yang diperlukan saat musim dingin.

Sistem fasad untuk melapisi lima lantai rawat inap juga telah
dirancang untuk meningkatkan kenyamanan di dalam gedung.
Menggunakan sistem fasad "kulit ganda" dengan celah udara berventilasi
mekanis memungkinkan untuk mencapai insulasi suara tingkat tinggi dan
mengurangi dispersi panas selama musim dingin, dan juga beban panas
dari matahari di musim panas, dengan konsekuensi berkurangnya
penggunaan sistem mekanis .

Gambar : Rumah Sakit Venice-Mestre


Sumber :www.greenroofs.com

Fasad kaca yang menutupi sisi utara dan selatan bangunan pada
dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama fasad kaca
struktural: yang disebut tipe "aktif", dengan kinerja suara panas yang
sangat baik, cocok untuk memastikan kenyamanan di bangsal, di struktur
perawatan dan pengobatan dan di kantor dokter; dan tipe “pasif” yang
berbeda, cocok untuk digunakan di area di mana orang berhenti untuk
waktu yang singkat atau di area transit, seperti aula, lift, dan area tempat
duduk. Apa yang disebut fasad “aktif” dicapai melalui kombinasi paket
fasad kaca berkinerja tinggi dengan integrasi komponen sistem teknis
melalui pemasukan dan pertukaran udara kontrol iklim, untuk mencegah
pembentukan udara stasioner yang lambat laun akan menjadi terlalu panas
dan menghantarkan panas secara konveksi ke ruang interior.
Daftar Pustaka
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124128-S-5265-Kajian%20pencahayaan-Literatur.pdf

https://www.researchgate.net/publication/332077384_KAJIAN_PENCAHAYAAN_ALAMI_RUAN
G_BACA_PERPUSTAKAAN_UNIVERSITAS_INDONESIA

https://www.scribd.com/doc/274161470/Pencahayaan-Alami-Dalam-Arsitektur#

https://www.researchgate.net/publication/363863504_KAJIAN_KENYAMANANAN_VISUAL_ME
LALUI_PENCAHAYAAN_PADA_RUANG_KERJA

https://www.archdaily.com/883157/louvre-abu-dhabi-atelier-jean-nouvel?ad_source=search&ad
_medium=projects_tab

https://www.archdaily.com/409841/k11-art-mall-shanghai-kokaistudios?ad_source=search&ad_
medium=projects_tab

https://www.archdaily.com/499796/tele2-arena-white-arkitekter?ad_source=search&ad_medium
=projects_tab

https://www.greenroofs.com/projects/venice-mestre-hospital-ospedale-dellangelo-mestre-angel-
hospital/

https://www.neliti.com/publications/221041/kajian-pencahayaan-alami-pada-bangunan-villa-isola
-bandung

https://www.archdaily.com/363164/parkroyal-on-pickering-woha-2
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

01 PENCAHAYAAN
ALAMI SISTEM
PASIF
ERIC / 15201002
NUR ALIYAH / 15201013
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Table of
02 1. PENDAHULUAN
2. PEMBAHASAN

Contents 3. STUDI PRESEDEN


4. DAFTAR PUSTAKA
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Pendahuluan
Sebagai sistem pencahayaan pasif itu sendiri, ada tiga aspek
03 penting perancangan yang harus dipertimbangkan, yaitu sistem
shading, sistem redirection, dan sistem bukaan (desain jendela dan
skylight). Sistem bukaan sebagai aspek utama dari perancangan
sistem pencahayaan pasif bangunan digunakan sebagai fokus dalam
studi ini, di mana studi ini berkonsentrasi terhadap konfigurasi
dimensi dan penempatan bukaan pada area bangunan yang
membutuhkan cukup pencahayaan dan ventilasi, tetapi memiliki
akses terbatas terhadap sumber cahaya alami.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Pembahasan Menurut Lechner (1991) sebuah desain


yang sering digunakan arsitek yaitu
menggunakan bukaan pada sisi samping
Pencahayaan Alami dan bukaan atas (Skylight) untuk
memenuhi kebutuhan pencahayaan
Menurut Dora, P. E. dan Nilasari, P. F. (2011)
04 alami dalam ruang. Bukaan pada sisi
pencahayaan alami adalah suatu cahaya yang atas (Skylight) sangat efisien digunakan
berasal dari benda penerang dari alam seperti untuk mendistribusikan cahaya alami
matahari, bulan, dan bintang sebagai sumber karena dapat menyebar ke seluruh
pencahayaan alami. Karena penerang tersebut ruangan, sedangkan bukaan samping
berasal dari alam, maka cahaya dapat berubah lebih condong terhadap satu sisi
dikarenakan musim, iklim, dan cuaca yang bangunan (kecuali diberi bukaan di
bersifat tidak menentu. Dalam hal penerangan, kedua sisi).
dari seluruh sumber cahaya alami, matahari
memiliki sinar yang paling kuat dan besar
sehingga matahari sangat bermanfaat sebagai
penerangan dalam ruang.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Pencahayaan (iluminasi) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya yang mengenai suatu permukaan (Partty et.al,
1967). Cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda dalam spektrum yang tampak (cahaya tampak),
yaitu kira-kira 380-780. Sebenarnya tidak ada batasan yang tepat dari spektrum cahaya tampak. Mata normal
manusia dapat menerima spektrum cahaya tampak dengan panjang gelomvbang sekitar 400-700mm. Spektrum
tampak mencakup warna :
05
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal


dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak
keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat
membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami
pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar
06 ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya ⅙ daripada luas
lantai. Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif
dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain
karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami
menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan, yaitu :
1. Variasi intensitas cahaya matahari
2. Distribusi dari terangnya cahaya
3. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
4. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Memasukkan cahaya merupakan bagian paling utama


pada desain pencahayaan alami (daylighting design).
Upaya ini kelihatannya sangat mudah, meski
kenyataannya tidaklah sesederhana yang terlihat.
Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif,
07 Memasukkan cahaya tidak semata-mata membuat akses
perlu dikenali ke beberapa sumber cahaya utama yang
cahaya dari ruang luar ke ruang dalam. Cahaya alami
dapat dimanfaatkan :
dibutuhkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
1. Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat
visual semata. Faktor kesehatan dan kenyamanan
cahayanya tinggi.
menjadi pertimbangan dalam memasukkan cahaya alami.
2. Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar di
Adapun pendekatan yang diperlukan agar mendapat
langit dan tingkat cahayanya rendah.
desain yang mendukung yaitu dengan cara ;
3. Reflected light, cahaya matahari yang sudah
1. Orientasi bangunan
dipantulkan.
2. Bentuk Bangunan
3. Memasukkan Cahaya
4. Mendistribusikan Cahaya
5. Mengontrol Cahaya
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif (Egan & Olgyay, 1983):
1. Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan panas yang berlebihan karena
terkena cahaya langsung.
2. Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ke tempat-tempat yang diperlukan. Pembagian
cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti dari pencahayaan yang baik.
08 3. Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam ruang sesuai dengan kebutuhan dan pada
waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk
visual tidaklah penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan cahaya tersebut
(contoh : rumah kaca).
4. Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denah membentuk ruang dalam sedemikian rupa sehingga terintegrasi
dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi
jumlah cahaya masuk yang diperlukan.
5. Integrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut. Karena jika bukan untuk
masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan dalam arsitektur bangunan tersebut, bukan itu cenderung
akan ditutupi dengan tirai atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

09

Studi Preseden
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Bangunan Iklim Tropis


1. Villa Isola, Bandung

Villa Isola adalah bangunan yang terletak dalam kawasan kampus UPI (Universitas Pendidikan
Indonesia) di Utara Kota Bandung. Dalam meletakkan massa villa Isola, Schoemaker
menggunakan sumbu imajiner Utara-Selatan, dengan arah utara menghadap gunung tangkuban
perahu. Selain itu sisi utama bangunan Villa Isola yang menghadap Utara-Selatan bertujuan
10 agar paparan sinar matahari yang masuk tidak berlebihan.

Kualitas warna yang didapatkan pada interior Villa Isola belum semuanya menunjukkan hasil
yang cukup baik, namun pada beberapa sisi seperti sisi timur dan barat, beberapa ruangannya
menunjukkan spektrum yang cukup terang. Warna interior bangunan Villa Isola umumnya
berwarna krem, dan plafon berwarna putih.Warna putih sendiri dapat memantulkan cahaya
antara 70% - 80%, sedangkan warna muda dapat memantulkan cahaya antara 40% - 60%,
sehingga pemantulan cahaya di dalam ruangan bangunan Villa Isola dapat cukup optimal.
Lantai pada bangunan Villa Isola menggunakan marmer, serta dinding permukaannya dibuat
halus, sehingga pemantulan cahaya dari permukaan interior cukup baik, dikarenakan marmer
putih memiliki daya pantul sebesar 45%.

Jarak vegetasi yang ada di sekitar bangunan Villa Isola, pada arah utara dan selatan relatif
cukup jauh, sedangkan pada arah timur dan barat relatif cukup dekat. Sehingga pola vegetasi
pada arah timur dan barat dapat mengurangi tingkat intensitas cahaya matahari yang
berlebihan.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Bangunan Iklim Tropis


2. ParkRoyal on Pickering, Singapore

ParkRoyal menarik perhatian dengan vegetasi yang mengelilingi gedung yang berlapis - lapis.
Bangunan dianugerahi Green Mark Platinum pada tahun 2012 oleh Building and Construction
Authority (BCA) Singapura karena desain konservasi air dan energinya, termasuk sensor
pencahayaan, llorong dengan ventilasi amali, mesin daur ulang, sistem pendinginan ruang yang
11 hemat energi, sistem ventilasi, penggunaan lampu LED dan neon, penggunaan cahaya matahari
yang maksimal, atap sel surya , dan kaca berteknologi tinggi yang mengurangi paparan sinar
matahari dan menggunakan teknologi Cobiax.

Bangunan ini berbentuk huruf E sehingga terdapat ruang untuk memasukkan cahaya, sehingga
cahaya merata keseluruh tubuh bangunan. Semua kamar menghadap ke arah utara yaitu ke
taman dan kolam, serta terdapat koridor di sebelah selatan. Karena terdapat penggunaan
taman sebagai pembatas tower hotel maka kamar-kamar tersebut terlindung dari sinar
matahari pagi dan sore hari. Kamar sepenuhnya dilapisi kaca (kaca dengan emisivitas rendah)
tanpa perangkat skrining eksternal.

Material bangunan bertexture mengkilap dan warna interior yang terang dapat membantu
memantulkan cahaya ke seluruh ruang. Penggunaan vegetasi juga memberikan pembayangan
dan mengurangi panas di dalam bangunan sehingga kondisi termal bangunan menjadi nyaman
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Bangunan Iklim Tropis


3. Museum Abu Dhabi Louvre, United Arab Emirates

Pendekatan metafora yang menggambarkan museum seperti ruang di dalam hutan. Secara
eksterior museum ini tidak terlihat seperti hutan, akan tetapi bila masuk ke dalamnya ruang
yang tercipta di dalamnya sangat puitis. Skylight yang dirancang memasukkan sinar matahari
alami menembus ruangan dan memberikan kesan seperti di dalam hutan.
12
Sebuah kubah besar, ber diameter 180 meter, menutupi sebagian besar museum kota. Pola
kompleks dome adalah hasil dari desain geometris.

Pola ini berulang pada berbagai ukuran dan sudut dalam delapan lapisan yang ditumpangkan.
Setiap sinar cahaya harus menembus delapan lapisan sebelum muncul kemudian menghilang.
Hasilnya adalah efek sinematik seiring pergerakan matahari sepanjang hari. Pada malam hari,
ia membentuk 7.850 bintang yang terlihat baik dari dalam maupun luar. Dinamakan 'hujan
cahaya', efek ini telah menjadi subjek banyak model dan mock-up selama bertahun-tahun dan
merupakan salah satu elemen yang memperkuat dari konsep bangunan
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Bangunan Iklim Subtropis


1. K11 Art Mall Shanghai, Cina

Konsep surya pasif tentang pemanasan pada bangunan K11 Art Mall Shanghai ini mengambil
keuntungan matahari langsung dan tidak langsung yang direalisasikan pada kaca yang berada
diatas atrium bawah bagian tengah antar bangunan dan pada kaca yang berada disekitar
dinding bangunan. Sehingga bangunan cukup untuk mendapatkan panas dari matahari dan juga
tidak berlebih dikarenakan ada bagian tanaman yang disediakan di antara kaca dan
13 menggunakan kayu dibalik kaca atrium yang dapat menyerap panas matahari, material
bangunan tersebut akan menerima respon yang dapat menyerap, memancarkan, dan
memantulkan sinar matahari tersebut. pada bangunan K11 Art Mall Shanghai ini memiliki
dinding kaca yang dapat memantulkan matahari dan juga dapat menyerap sinar yang
memasukkannya ke dalam ruang. Memberikan tanaman disekitar bangunan yang berada di
atap yang memaksudkan matahari bisa terserap dan tidak langsung mengenai bagian terluar
bangunan, sehingga suhu dalam ruangan dapat terkontrol dengan baik yang dapat
membedakan antara suhu luar dan dalam bangunan.

Sistem Pencahayaan (penerangan dan visual) Arsitektur Surya Pasif pada K11 Art Mall
Shanghai. Dalam surya pasif pencahayaan pada sinar matahari adalah bentuk pemanfaatan
dalam mendesain sebuah bangunan dimana akan memberikan penerangan alami dan efek pada
ruang yang dipantulkan sinar tersebut pada bagian bangunan yang didesain khusus. Untuk
mendapatkan penerangan dan efek sinar matahari dapat dilakukan oleh bukaan yang di desain
dengan memperhatikan arah bangunan berdasarkan pertimbangan kondisi yang ada pada site.
Pencahayaan yang dimiliki oleh K11 Art Mall Shanghai pada siang hari memanfaatkan bukaan
kaca yang cukup banyak dan toplighting yang berada di atas atrium mall dan pada top lighting
ini memberikan efek menarik pada saat dipantulkan sinar matahari.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Bangunan Iklim Subtropis


2. Tele2 Arena, Swedia

Stadion ini dirancang dan dicirikan oleh bentuknya yang asimetris, transparansi yang
merespons cahaya dan musiman Nordik (negara salju). Stadion ini juga dirancang dengan
konsep modern dan berkelanjutan, tujuan keberlanjutan juga mencakup kedekatan dengan
rute angkutan umum; penyediaan tempat parkir sepeda; peningkatan jalan setapak dari stasiun
terdekat; dan spesifikasi bahan konstruksi Swedia yang meminimalkan transportasi untuk
14 mengurangi dampak lingkungan dari pembangunan.

Di bagian luar, arena dibalut dengan fasad transparan yang terdiri dari lembaran aluminium
yang dilipat dan dilubangi serta dipoles dengan ketebalan 3 mm. Fasad lembaran logam berada
di atas struktur pendukung dari baja primer dan sekunder. Cangkangnya memiliki bentuk
melengkung ganda dengan tepi tajam di setengah tingginya. Di belakang casing lembaran
logam terdapat dinding luar itu sendiri, yang terdiri dari bagian kaca dan elemen sandwich
vertikal prefabrikasi . Tujuannya adalah agar pengunjung dapat melihat sekeliling melalui
bagian kaca dan kelongsong lembaran logam. Untuk desain eksterior arena. Selain penerangan
arena itu sendiri, fasilitas tersebut dilengkapi dengan instalasi lampu yang akan mempercantik
bentuk dan karakter bangunan. Di malam hari, fasad dapat menyala dalam berbagai warna.
Interior Tele2 Arena bercirikan permukaan cerah dan terbuka yang dirancang dalam tradisi
desain Swedia di mana interiornya didominasi oleh kayu ringan. Lapisan permukaan dan desain
interior dilakukan dalam tradisi bangunan Nordik dengan bahan yang sederhana, kuat.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

Bangunan Iklim Subtropis


3. Rumah Sakit Venice-Mestre (Ospedale dell'Angelo Mestre), Italy

Ciri khas yang menghubungkan kedua bagian ini adalah struktur kaca besar berbentuk layar
dengan ketinggian yang sama dengan bangunan, yang membentang di sepanjang bangunan dan
menutupi aula masuk yang luas dan terang yang terhubung ke semua fasilitas rumah sakit dan
area kontak.

15 Permukaan kaca yang luas yang membentang di sepanjang bagian depan, yang
menghubungkan blok layanan teknis rumah sakit, ditutupi dengan tanaman hijau, dengan area
rawat inap, untuk meningkatkan kenyamanan lingkungan dan menyaring kebisingan kereta api
terdekat. kemudian teras di sisi barat daya, dengan lantai yang menjorok untuk menciptakan
bayangan dan mengurangi efek sinar matahari yang kuat, dan terakhir danau-danau kecil di
taman, yang selain menjadi ciri taman itu sendiri, merupakan reservoir air jika terjadi
kebakaran dan mampu mengatur ketinggian air.

Bangunan ini bercirikan arap kaca yang luas dan tinggi yang didesain untuk mengurangi
kebisingan dan sebagai bukaan, dengan tetap menjaga hygrothermal yang diperlukan saat
musim dingin. Sistem fasad untuk melapisi lima lantai rawat inap juga telah dirancang untuk
meningkatkan kenyamanan di dalam gedung.

Menggunakan sistem fasad "kulit ganda" dengan celah udara berventilasi mekanis
memungkinkan untuk mencapai insulasi suara tingkat tinggi dan mengurangi dispersi panas
selama musim dingin, dan juga beban panas dari matahari di musim panas, dengan
konsekuensi berkurangnya penggunaan sistem mekanis. Fasad kaca yang menutupi sisi utara
dan selatan bangunan.
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

DAFTAR PUSTAKA
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124128-S-5265-Kajian%20pencahayaan-Literatur.pdf

https://www.researchgate.net/publication/332077384_KAJIAN_PENCAHAYAAN_ALAMI_RUANG_BACA_PERPUSTAKAAN_UNIVERSITAS_INDONESIA

16 https://www.scribd.com/doc/274161470/Pencahayaan-Alami-Dalam-Arsitektur#

https://www.researchgate.net/publication/363863504_KAJIAN_KENYAMANANAN_VISUAL_MELALUI_PENCAHAYAAN_PADA_RUANG_KERJA

https://www.archdaily.com/883157/louvre-abu-dhabi-atelier-jean-nouvel?ad_source=search&ad_medium=projects_tab

https://www.archdaily.com/409841/k11-art-mall-shanghai-kokaistudios?ad_source=search&ad_medium=projects_tab

https://www.archdaily.com/499796/tele2-arena-white-arkitekter?ad_source=search&ad_medium=projects_tab

https://www.greenroofs.com/projects/venice-mestre-hospital-ospedale-dellangelo-mestre-angel-hospital/

https://www.neliti.com/publications/221041/kajian-pencahayaan-alami-pada-bangunan-villa-isola-bandung

https://www.archdaily.com/363164/parkroyal-on-pickering-woha-2
d SIMULASI SANIS ARSITEKTUR

17

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai