Anda di halaman 1dari 17

Arsitektur Nusantara

Lamban Pesagi - Desa Kenali, Kota Liwa, Provinsi Lampung

Annisa Nur R (050) - Husna Fadhila C (060) - Windyandini P (070)


Pokok Bahasan

1) Struktur Bangunan
a. Konfigurasi elemen horizontal dan vertikal
b. Formasi elemen perteduhan (Konsep Tiang dan Pernaungan)
c. Cara di-diri-kan
2) Material yang digunakan, deskripsi karakteristik
3) Joinery / Sambungan
4) Transformasi dan perubahan skala dalam penyandingan rumah
dan lumbung yang dimilikinya
Lamban Pesagi secara vertikal dibagi menjadi
3 (tiga) lapisan yaitu lapis bawah (kolong
rumah), lapis tengah (wadah aktivitas) dan
lapis atas (atap).

STRUKTUR
Sementara secara horizontal terbentuk dari 3
(tiga) bangun yaitu bangun inti tertutup atap
utama yang berbentuk piramid dan bangun

BANGUNAN
tambahan di sisi belakang dan samping kiri.

Konfigurasi elemen
horizontal dan vertikal
Lapis atas

Struktur rangka atap adalah sistem bidang, pembebanannya merupakan pelengkung tiga sendi. Sedangkan
prinsip kesatuan hubungannya adalah konstruksi payung dengan elemen-elemen pokok pembentuk konstruksi
terpusat ke tengah.
Lapis tengah
1. alang kanan
2. alang tengah
3. alang kiri
4. alang pembangkok
5. tihang (tiang).
6. tihang rangkok (tiang pintu)
7. palijulang (lompatan pintu)
8. gagading lunas.
9. gagading (tempat dinding dipasang).
10. skur (siku-siku).

Bagian tengah bangunan/kerangka bangunan


diusahakan dapat berdiri secara serentak sebab satu
dengan yang lain saling topang menopang, saling
kunci mengunci dengan menggunakan puting dan
lubang pada keseluruhan rangka.
Lapis bawah Kecuali mesjid / masigi yang pada saat ini
sudah tidak memakai tipe panggung, semua
jenis bangunan tradisional di Lampung
adalah berbentuk panggung.

1
2.b
2.a
3 4
5

1. Atung hanyuk 5. Penyesuk ari


2. a. Jaryau nebak 6. Penyesuk ari
2. b. Atung bangkok 7. Ari (tiang)
3. Atung kalabai 8. Umpak batu
4. Tanang
Formasi elemen perteduhan (Konsep Tiang dan Pernaungan)

Kaki atau kolom yang menjadi


tumpangan struktur di atasnya
memberikan efek fleksibelitas pada
bangunan secara keseluruhan. Hal ini
adaptif sekali tehadap kondisi daerah
rawan gempa.

Sehingga kolom atau kaki pada


bangunan tradisional Kenali terkesan
terpisah dari badan dan kepala.
Cara didirikan
Tahap-tahap pendirian bangunan.

1 ). Pemasangan ari (tiang) memang sejak semula adalah tugas tukang kayu dengan
pembantunya.

2). Andar (atung manjang) dan penyesuk ari langsung dipasang untuk menahan ari supaya
tidak jatuh rubuh. Pada atung manjang dan nebak telah diatur dan dibuat lobanglobang
(pahak an) di mana tiang akan dipasang.

3). Jariau nebak (penyangga lantai) yang dipasang dengan susunan yang dikehendaki tentang
jarang dan rapatnya. Untuk memudahkan bekerja, maka dipasang papan-papan yang bersifat
sementara di atas jaijau. Papan-papan ini memang disiapkan untuk lantai..
Kesemua tahap-tahap a, b, c dikerjakan tukang kayu dan pembantunya.
4). Mendirikan bagian samping kiri dan kanan rumah (tengah rumah). Bagian ini memang
sehari sebelum acara upacara pendirian rumah (Lampung = butegak/betegei) memang sudah
disetel oleh tukang dalam keadaan ditidurkan di atas bangunan. Para pembantu batok/aber
mengangkat dan menegakkannya bersama-sama.

5). Setelah selesai bagian kiri dan kanan maka dipasanglah bagian yang melintang (bangkok).
Hal ini dikerjakan bersama-sama, sebab tinggal memasang saja karena sudah disetel dan dicoba
lebih dahulu oleh tukang.

6). Tahap selanjutnya ialah menggelarkan jarjau-jarjau untuk pelapon (panggar), langsung
dipasang papan-papan yang bersifat sementara. Barulah seluruh bahan bagian atas dipasang
satu persatu, yaitu:
● tiang bubung dan sekur tiang bubung.
● dipasang tulang bubung, disusul pemasangan kasau, selesai pemasangan kasau ini
diadakan upacara penaburan air dan penaburan kue-kue.

7). Biasanya pemasangan reng dan genteng/atap ijuk adalah hari berikutnya, penyelenggaraan
pemasangan genteng dikehendaki untuk rnenghindari hujan yang akan rnenyebabkan
bangunan rnenjadi lapuk.
MATERIAL

Kayu.
Batu.
Ijuk.
Material
Material untuk hampir keseluruhan Lamban Pesagi
menggunakan beberapa kayu dari daerah Lampung,
salah satunya seperti : kayu merbau, nangi dll

Seiring berjalannya waktu, material


pada atap Lamban Pesagi berubah,
Material umpak
dari menggunakan material ijuk
batu (Kaki
hingga kini menggunakan atap seng.
rumah) dari batu.
SAMBUNGAN
(JOINERY)
Kaki Lamban Pesagi
1) Tihang Pemapah/Penglekok sesai (tiang penyangga dinding).
2) Gagading lunas (tempat melekatnya dinding di bagian bawah).
3) Gagading lunas.
4) Pengapit sesai (Papan yang menjepit dinding)
5) Atung bangkok (Ander bagian melintang).
6) Jarjau (Kayu penyangga lantai).
7) Atung sambut (Kayu yang menyangga gagading supaya datar).
8) Atung hanyuk (Ander yang membujur).
9) Ari/tihang gelanggang (tiang pokok dari deretan sekian banyak tiang, sebab tiang ini letaknya di
sudut).
Adanya bagian andar yang bertumpang tindih, nampak seperti tidak efisien, tetapi keseluruhan kayu
ini mempunyai fungsi yang menentukan dalam ketahanan bagian bawah (penyangga).

Pada bentuk rumah tradisional Kenali sambungan terdapat pada pertemuan


umpak-kolom-balok segi delapan yang bersifat sendi, dan balok lantai-kolom
dinding-balok dinding-atap yang bersifat jepit terbatas.

Tangga

Terlihat pada konstruksi antara anak tangga dan badan


tangga dengan menggunakan sistem purus dan dikunci
dengan menggunakan pasak kayu.
Kolom Dinding

kolom dinding memiliki purus berbentuk tabung (sambungan tekan) yang


menembus dua balok lantai berpenampang segi empat yang terpasang
melintang dan membujur. Kolom dinding tersebut juga menjepit dan tertumpu
pada kedua balok tersebut. Sedangkan kedua balok tersebut saling tarik
berdasarkan sifat pembalokkannya, sehingga terlihat jelas bahwa system
tumpu, jepit, tekan dan tarik pada sistem sambungannya menjadi kesatuan
yang rigid namun tetap dapat menimbulkan friksi antar elemen-elemen
konstruksi.

Lantai

sistem sambungan konstruksi lantai rumah ini yang saling menjepit dan saling
tarik antara balok-balok yang terpasang membujur dengan balok-balok yang
terpasang melintang. Balok-balok lantai tersebut menjadi satu kesatuan yang
rigid yang ditumpukan langsung terhadap balok berpenampang segi delapan
lapis kedua yang langsung diteruskan terhadap kolom utama bangunan.
Namun pada gambar tersebut terlihat terjadi kesalahan rekonstruksi yang
seharusnya balok segi delapan besar tidak ditumpukan pada balok kecil di
bawahnya
TRANSFORMASI
DAN PERUBAHAN
SKALA
Transformasi dan perubahan skala dalam penyandingan rumah
dan lumbung yang dimilikinya.

Bangunan tempat menyimpan yang dikenal di


Lampung dan oleh orang Lampung disebut balai atau
walai. Lumbung ini digunakan sebagai penyimpanan
padi, damar dan kopi.
8 Detail dan teknik pembuatan lumbung (walai/balai)
di sini andar yang melintang yang menjadi tumpuan
kekuatan memikul kayu penyangga lantai (Lampung
= jaryau).
DAFTAR PUSTAKA

Rusdi, Umar, Rizqi Arifin dkk. 1986. Arsitektur Tradisional Daerah Lampung.
Jakarta: Proyek Investarisasi dan Dokumen Kebudayaan Daerah.

Iwan Muraman Ibnu. 2017. Kajian Geometri Hunian Masa Lampau.

Ibrahim, William dan Nandang. 2011. Arsitektur Tradisional Kenali Salah


Satu Kearifan Lokal Daerah Lampung. Bandar Lampung: Universitas
Lampung

Harsono, Dibyo T., 2017, Rumah Tradisional Lamban Pesagi Lampung Barat.
Patrawidya. Vol. 2

Anda mungkin juga menyukai