Anda di halaman 1dari 6

Sejarah dan PerkembanganKebudayaan Suku Tidore

Mohamad Irwanto Ibrahim/ T1115019

Program Studi Tehnik Arsitektur, Universitas Ichsan Gorontalo

Jl. Kasim Ponigoro, Kab Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Abstrak

Dalam kebudayaan manusia, Arsitektur merupakan bagian penting dari seluruh peradaban
manusia. Tidak bisa di sepelehkan bahwa konsep rumah dalam kebudayaan masyarakat di
Indonesia sangat beraneka ragam di sesuaikan dengan ciri wilayah tersebut. Di Maluku Utara
khsusnya di Tidore Kepulauan, juga memiliki keunikan tersendiri dalam konstruksi rumah
tradisional atau arsitektur tradisional. Fola Sowohi tentun merupakan ciri tersendiri dari
rumah tradisional masyarakat Tidore Kepulauan yang kini hanya tersisa di wilayah
Gurabunga. Konsep rumah fola sowohi adalah menggambarkan kosmologi orang-orang
Tidoe Kepulauan yang senantian menunjuk pada orientasi laut dan darat serta kiri dan kanan.
Selain konsep nilai yang menunjuk pada angka genap dan ganjil tentu unsur perempuan dan
laki-laki yang merepresentasi unsur kehidupan manusia sangat tergambar jelas dalam
kontruksi Fola Sowohi Arsitektur tradisional di Tidore Kepulauan .

Kata Kunci; Sejarah dan Arsitektur Suku Tidore


Pendahuluan berbagai pertimbangan yang bersifat
ideologis, sosiologis, praktis dan memiliki
Provinsi Maluku Utara yang baru makna simbol yang bersifat religius-magis.
dimekarkan dari provinsi Maluku (1999),
memiliki ribuan pulau, etnis, budaya, dan Arsitektur tradisional di Kabupaten Tidore
bahasa, namun secara historis adalah Kepulauan, pada saat ini masih ditemukan
merupakan satu kesatuan wilayah budaya dibeberapa tempat atau desa, namun
atau culture area. Dengan berbagai hasil apabila tidak dirawat secara baik lama
karya budaya baik fisik maupun non-fisik, kelamaan mengalami kepunahannya.
di dalamnya terdapat arsitektur bangunan Masuk dan berkembangnya pengaruh
tradisional, baik sebagai tempat hunian, budaya dari luar dan kemajuan ilmu
tempat ibadah dan tempat musyawarah. pengetahuan dan teknologi yang serba
Juga termasuk didalamnya upacara- cepat, telah pula mengaburkan kaidah-
upacara ritual, pada saat pendirian kaidah arsitektur tradisional di Maluku .
bangunan maupun selesai bangunan
didirikan, serta ragam hias dan simbol- Sebagai masyarakat kepulauan, maka di
simbol berupa flora, fauna dan alam Maluku arsitektur bangunan ataupun
sekitarnya, yang memiliki nilai jati diri, ragam hiasnya seringkali melambangkan
suatu kelompok etnis tertentu sudah tentu perahu. Unsur perahu muncul dengan
tidak dapat dipisahkan dari suku-suku sangat jelas pada bangunan tradisional di
yang lain di wilayah Maluku, karena Halmahera dan kepulauan Maluku
memiliki persamaan atau kemiripan dari Tenggara.
segi bangunan yang didirikan atas dasar
pada bangunan –bangunan komunal di didasarkan pada norma-norma yang
Maluku Tengah (Seram dan Lease mengandung falsafah bagi pembentukan
).Dilihat dari segi ragam hias pada karakter dan kepribadian yang
bangunan maka secara umum mengisyaratkan nilai-nilai aturan,
menampakan matahari, flora dan fauna dan tatakrama antar keluarga, hubungan sosial
simbol-simbol yang berhubungan dengan antar masyarakat, saling menghargai dan
kesuburan serta pemujaan terhadap arwah menghormati bagi tercipta kerukunan dan
leluhur. keharmonisan hidup atas dasar
kebersamaan . ( Joseph & Rijoli, 2005
Secara fisik bentuk keaslian arsitektur :49).
yang khas dapat memotivasikan nilai-nilai
jati diri dari suatu kelompok etnis tentang Rumah tempat musyawarah Fola Sowohi
latar belakang sejarah budayanya. Hal ini digunakan sebagai pusat upacara adat,
tersebut dapat dilihat dari arsitekstur tempat menyelesaikan adat, tempat
bagian luar bangunan yang mengandung pengobatan supranatural dan juga pada
gaya tipologi dengan penampilan karakter acara keagamaan lainya. Kosmologi orang
bentuk ciri-ciri khusus yang menonjolkan Tidore di Gurabunga, berpangkal dari
simbol-simbol identitas suatu kelompok rumah adat dimaksud. Secara fisik Fola
etnis. Dari segi fungsinya, bangunan Sowohi dibangun dengan sistem kontruksi
tradisional Fola Sowohi, mempunyai tata rangka bahan
ruang yang berfungsi sebagai wadah yang
seorang raja di Fola Sowohi sendiri. Kata
lain yang sama adalah batangan, yang
Pembahasan sebenarnya adalah bangunan yang terdapat
Tidore adalah salah satu pulau dibawah atap. Dalam hal Fola Sowohi,
yang berada di gugusan utara Kepulauan istilah sabuah dalam bahasa Melayu
Maluku. Pulau Tidore bersebelahan Maluku bisa berarti rumah dengan atap
dengan pulau Ternate dan Halmahera. dari rumbia yang konstruksi bangunannya
Tidore memiliki suku yang berdiri sendiri melambangkan kekayaan budaya
yakni Suku Tidore(Karna memiliki jenis komunitas tertentu ( Marsadi 1980 :386).
induk linguistik yang sama), Suku Tidore Masyarakat di desa Gurabunga di
berasal dari pulau Tidore. Suku tidore Kecamatan Gurabunga menyebut rumah
dahulu mendiami wilayah Pulau Tidore, tempat musyawarah mereka dengan nama
Pesisir pantai Halmahera bagian barat, “Fola Sowohi artinya rumah yang besar
Pulau Mare, Pesisir Moti, dan Maitara. dalam desa atau sabua. Karena rumah adat
Suku Tidore lebih dominan hidup sebagai Fola Sowohi merepresentasi kumpulan
Nelayan dan minoritasnya adalah petani. dari lima marga pembentuk Tidore.
Kaum nelayan hidup di pesisir, sedang Sedangkan masyarakat di desa-desa
petani hidup di pedalaman dan di puncak lainnya menyebut semua rumah yang ada
perbukitan. Masyarakat hidup dari mata dalam desa sebagai Fola. Dapat
pencaharian yang disesuaikan dengan disimpulkan bahwa Fola Sowohi adalah
tempat hidupnya. Sistim kepemipinan rumah pertama dari semua rumah yang
pribumi Tidore masih menggunakan dibangun pada suatu lokasi perkampungan.
kepemimpinan kelompok (klasik) yang Dalam perkembangan selanjutnya, Fola itu
dipimpin oleh orang yang terkuat dari menjadi tempat berkumpulnya semua
komunitasnya. Orang ini diberikan keluarga di dalam kampung untuk
kehormatan dengan julukan “Momole”. bermusyawarah. Walaupun mereka berasal
Rumah adat tidore dari pedalaman namun Foila Sowohi
Kata Fola asal dari bahasa Tidore, yang menyimbolkan sebuah arsitektur utama
diterjemahkan dalam bahasa Gurabunga6 yang ada di Tidore. Ini tampak jelas dalam
berarti rumah, dan Sowohi : tuan rumah.7 susunan dan fungsi bangunan (Joseph &
Dalam tradisi masyarakat Tidore rumah Rijoli 2005 ). Ada lima rumah adat di
selalu menunjuk pada angka ganjil dan Tidore:
angka genap dalam kosmologi masyarakat
Tidore. 8 Istilah lain untuk rumah a) Fola Sowohi, berarti rumah pemimpin
musyawarah di Tidore adalah langkie jiku adat Tidore,
sorabi, yang berarti rumah dengan empat b) Fola Tosofu, berarti rumah pemimpin
tiang utama. Istilah tersebut dipakai untuk yang menguasai Tasawuf,
menekankan oposisi kosmologi antara c) Fola Toduho, berarti rumah pemimpin
langkie yang dimaksud di sini adalah lima yang menguasai laut,
marga pembentuk Tidore dan jiku sorabi d) Fola Mahifa, berarti rumah pemimpin
atau empat jiku (sudut) yang yang mengenal Marifat,
melambangkan sebuah pemerintahan adat e) Fola Tosofu Makene, berarti rumah
yang akan di bangun dan di perintah oleh pemimpin yang menguasai ilmu Fiqh.
kosmos akan selalu menampilkan
konfigurasi yang bermakna filosofis bagi
kebudayaan masyarakat Tidore pada
khusunya dan Maluku Utara pada
Umumnya

Konstruksi Bangunan Bawah Fola Sowohi


Bagian bawah
Fola Sowohi memiliki lantai dasar yang
terdiri dari timbunan tanah yang
dipadatkan. Agar tanah tidak berserakan ke
luar, maka pinggiran tanah ditahan oleh
susunan batu kali membentuk sudut 8.
Timbunan lantai dasar ini lebih tinggi kira-
kira 30-40 cm dari halaman luar bangunan
Filosopi Fola Sowohi yang disebut “bangir”. Pada bangir
Kebudayaan akan selalu menjadi bagian diletakan dasar-dasar tumpuan tiang batu
terpenting dari karakter manusia di mana yang tertanam separuhnya pada dasar
beradaptasi dengan lingkungan. Konsep lantai yang terdiri dari 8 buah dasar tiang
hidup ini kemudian menjadi kesepakatan induk “Belo”, 12 tumpuan tiang samping
yang memiliki nila dominan dalam luar .
masyarakat. Bagi masyarakat Tidore Konstruksi Bangunan Tengah
mengartikan rumah Fola Sowohi dalam Fungsi Fola Sowohi sebagai tempat
pendekatan mikro kosmos (dunia kecil) musyawarah meggunakan dinding dari
masyarakat, dimana seluruh aktivitas akan bambu. Tiang-tiang tidak ditanam dalam
bertumpuh dalam rumah. Perspektif ini tanah tetapi dialas dengan batu. Tiang-
kemudian menjadi kolabarasi kebudayaan tiang tersebut antara lain adalah :
yang hampir ada dalam tradisi membagun Konstruksi Bangunan Atas
rumah di Maluku. Aspek membagun Pada umumnya Fola Sowohi berloteng
rumah Fola Sowohi dalam pendekatan dan seluruh ruangan konstrusi atas
tertutup. Pada konstruksi bagian atas Tidore. Melalui bentuk arstitektur makna
terdapat 1 buah tiang raja yang menopang rumah musyawarah, dapat dipelajari
empat balok yang mengeratkan satu eksistensi, pandangan hidup dan sistem
dengan yang lain. Sistem dan gaya Fola nilai budaya orang Gurabunga sebagai
Sowohi adalah dengan meggunakan pen suatu masyarakat adat.
yan terbuat dari bambu. Sehingga boleh
dikatakan hampir semua konstruksi Fola Dilihat keberadaan “Fola Sowohi secara
Sowohi menggunakan bambu sebagai fisik mengalami perubahan terutama pada
kelengkapan pembuataan rumah adat Fola bagian pondasi rumah. ada pergantian dari
Sowohi. Pada konstruksi pemasangan atap tumpukan tanah dengan endapan semen.
selalu didekatkan pada kosmos masyarakat Pada upacara-upacara adat masa kini “Fola
yang mengharuskan pemasangan atap Sowohi sering dilakukan ritual
selalu di mulai dari kanan ke kiri penyembahan kepada leluhur dan
Ada tiga jenis pemasangan atap pada Fola kekuatan-kekuatan supernatural. Namun
Sowohi : pada saat tertentu, masih ada pemanggilan
(1) Atap samping utara dan selatan atau terhadap roh-roh leluhur untuk menjaga
muka dan belakang terdiri dari 4 susunan anak cucu atau keturunana mereka di mana
lembaran atap yang disebut yang ditutup saja mereka berada dan juga sebagai
mulai dari kiri ke kanan teritis, berjumlah alternatif dalam menentukan masa depan
5 sambungan. Susunan ini berjumlah tetap melalui ramalan supranatural
tersusun sampai ke atas bubungan.(2) penyembuhan supranatural juga di
Susunan atap samping timur dan barat laksanakan di “Fola Sowohi.
dimulai dari teritis dimulai dari 4 susunan,
tiap baris naik sampai ke atas manumata Konsepsi “Fola Sowohi dalam kebudayaan
dan seterusnya menyudut ke puncak masyarakt Tidore mewakili representasi
bungan-bungan timur dan barat disebut.(3) kebudayaan secara keseluruhan kosmologi
Susunan atap pada ke-4 sudut rumah yang orang-orang Tidore. Filososfis “Fola
terpancang dimulai dari teritis menuju ke Sowohi yang menggambarkan seorang
atas. manusia dengan susunan anatomi yang
lengkap tentu membuat “Fola Sowohi akan
kaya akan fungsi secara tradisonal bagi
kehidupan masyarakat. Keterpaduan unsur
kearifan lokal dalam arsitektur tradisional
“Fola Sowohi secara konstruksi rancang
bangun mewakili unsur manusia dan
hewan.

Di tempat tersebut dapat dihadirkan


Kesimpulan leluhur apabila dibutuhkan untuk
keperluan upacara-upacara tertentu. Angka
Rumah musyawarah “Fola Sowohi genap dan angka ganjil melengkapi
merupakan salah satu bentuk budaya orang konstruksi “Fola Sowohi karena tradisi
Gurabunga yang menggambarkan masyarakat selalu berangapan bahwa
kosmologi dari keseluruhan budaya orang angka ganjil mewakili unsur perempuan
dan genap mewakili unsur laki-laki.
Dengan pandangan dalam penekanan
kosmologi di perlihatkan bahwa unsur
perempuan diasosiasikan dengan darat dan
unsur laki-laki dilekatkan pada laut.
Konsepsi ini sekaligus melengkapi gaya
bagunan arsitektur “Fola Sowohi.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai