Anda di halaman 1dari 23

PERANCANGAN ARSITEKTUR VI

PERANCANGAN HOTEL BINTANG 4


DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Sri Astuti, Dra., MSA

NAMA MAHASISWA :
Rina Mayasari - 10415035
DEFINISI
A. Definisi Hotel tercapainya mutu pelayanan yang baik.
• Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang yang sedang melakukan
perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (perjanjian membeli barang yang disertai D. Pembagian Area Hotel.
dengan perundingan sebelumnya). (Sulatiyono.1999:5) Secara fungsional, hotel dapat dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu area tamu, area publik, front of the house dan back of the house dikutip dari The Architects Handbook oleh
• Hotel ialah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa Quentin Pickard (Quentin P., 2002). Adapun area FOH dan BOH meliputi ruang (Monica B., 2012) :
lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil. (Keputusan Menteri Parpostel no Km94/HK103/MPPT 1987). 1. Front of The House adalah area karyawan yang berhadapan langsung dengan tamu, yang termasuk area front of the house adalah :
• Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pem- • Front desk & Concierge.
bayaran. (Lawson, 1976:27). • Area reservasi dan kasir.
• Room service.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian hotel adalah suatu bangunan atau perusahaan yang menyediakan jasa penginapan serta menyediakan makanan, minu- • Area lift.
man dan fasilitas lainnya untuk tamu yang datang, yang mana seluruh diperuntukkan bagi seluruh masyarakat umum yang datang untuk menginap. • Retail.
• Restoran.
B. Jenis-jenis Hotel. • Function Room.
1. Jenis hotel berdasarkan lokasinya yaitu sebagai berikut : 2. Back of The House adalah area karyawan yang berada di area servis dan terpisah dengan area tamu. Yang termasuk kedalam back of the house adalah :
• City Hotel atau Hotel kota yaitu hotel yang lokasinya berada di perkotaan, biasanya hotel ini ditujukan untuk masyarakat yang bertujuan untuk tinggal sementara atau tinggal • Dapur dan gudang.
dalam jangka waktu yang relatif pendek, city hotel juga disebut sebagai transit hotel sebab sering dihuni oleh pelaku bisnis. • Area bongkar muat.
• Residential Hotel yaitu hotel yang lokasinya berada di daerah pinggiran perkotaan yang jauh dari keramaian, akan tetapi cukup mudah untuk dapat mencapai berbagai tempat • Area pegawai.
kegiatan usaha. Residential hotel ini biasanya berlokasi di daerah yang tenang sebab ditujukan untuk masyarakat yang ingin menginap dalam jangka waktu yang relatif lama. • Lundry dan housekeeping.
• Resort Hotel yaitu hotel yang lokasinya berada di daerah pegunungan atau tepi pantai dan lain-lain. Resort hotel ini ditujukan untuk masyarakat yang ingin menginap atau ber- • Mekanikal dan elektrikal.
istirahat pada hari libur dan bagi yang ingin berwisata.
• Motel yaitu singkatan dari Motor Hotel yang lokasinya berada di pinggiran atau sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota besar lainnya ataupun dengan Berdasarkan TOR Perancangan Arsitektur VI bahwa mahasiswa diharuskan membuat rancangan hotel bintang 4, maka berikut ini merupakan klasifikasi lebih detail mengenai hotel
lokasi lainnya, bisa juga di pinggir jalan raya dekat dengan batas kota besar. Motel ditujukan sebagai tempat istirahat sementara bagi orang yang melakukan perjalanan cukup bintang 4 berdasarkan buku Hotel Management (Komar, 2014) :
jauh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Karena itu motel selalu menyediakan garasi untuk kendaraan pribadi. 1. Lokasi
2. Jenis hotel berdasarkan sistem penetapan kamar atau room mate : Memenuhi persyaratan dinas tata kota atau pekerjaan umum dan mudah dicapai melalui kendaraan umum atau pribadi. Hotel harus menghindarkan pencemaran yang diakibat-
• Full American Plan (FAP), merupakan jenis hotel yang menggunakan sistem harga kamar sudah termasuk 3 kali makan. kan gangguan luar yang berasal dari suara bsing, bau tidak enak, debu, asap dan serangga atau binatang mengerat lainnya.
• Modified American Plan(MAP), merupakan hotel yang menggunakan sistem harga kamar sudah termasuk 2 kali makan. 2. Taman
• European Plan (EP), merupakan hotel yang menggunakan sistem dimana harga kamar tidak termasuk makan. Hotel mmiliki taman yang terletak didalam atau diluar bangunan serta taman harus terpelihara, bersih dan rapi. Juga taman harus memiliki kolam hhias berisi ikan.
• Continental Plan (CP), merupakan hotel yang menggunakan sistem harga kamar sudah termasuk makan pagi, sistem ini masih sering digunakan karena dinilai menguntungkan. 3. Tempat Parkir
3. Jenis hotel berdasarkan tipe tamu : Tersedianya tempat parkir kendaraan tamu hotel dengan kapasitas satu tempat parkir setiap 6 (enam) kamar hotel. Memiliki rambu lalu lintas satu arah in-out. Tersedianya pos
• Family Hotel, merupakan hotel yang tamu menginapnya sebagian besar terdiri atas keluarga. jaga atau ruang tunggu dengan ruang duduk. Serta tidak becek atau tersedianya saluran air dengan baik.
• Business Hotel, merupakan hotel yang sebagian besar adalah orang-orang yang sedang melakukan perjalanan bisnis atau usaha. 4. Olahraga dan Rekreasi
• Transit Hotel, merupakan hotel yang sebagian besar dari tamunya adalah orang-orang yang melanjutkan perjalanan yang cukup jauh (hotel ini hanya untuk tempat persinggahan Hotel menyediakan sarana kolam renang untuk dewasa dan anak-anak. Kolam renang untuk dewasa dan anak-anak dipisah atau bisa digabung dengan dilengkapi pengaman. Me-
sementara saja saat melakukan perjalanan). menuhi fasilitas penunjang kolam renang dan menyediakan dua sarana olahraga dan rekreasi lain yang merupakan pilihan berupa fitness center, SPA, squash, game room, bowling
• Tourist Hotel, merupakan hotel yang tamunya wisatawan. ataupun tenis.
• Cure Hotel, merupakan hotel yang sebagian besar tamunya adalah mereka dengan tujuan pengobatan. 5. Bangunan
Bangunan hotel harus memiliki persyaratan perizinan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Keadaan bangunan harus bersih dan terawat dengan baik. Pengaturan ruang
C. Klasifikasi Hotel hotel ditata sesuai dengan fungsinya sehingga memudahkan arus tamu, karyawan dan barang. Memunculkan unsur dekorasi Indonesia yang harus tercermin pada ruang lobby,
Klasifikasi hotel berdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata No.14/U/II/1988, tentang usaha dan pengelolaan hotel menjelaskan bahwa klasifikasi hotel menggunakan sistem bintang. restoran, kamar tidur dan function room. Tersedianya peralatan teknis bangunan yang terdiri atas :
Dari kelas yang terendah diberi bintang satu, sampai kelas tertinggi adalah hotel bintang lima. Sedangkan hotel-hotel yang tidak memenuhi standar kelima kelas tersebut atau yang a. Transportasi mekanis/lift/elevator dengan ketentuan setiap bangunan dengan 4 lantai keatas harus dilengkapi lift/elevator. Lift tamu dipisahkan dengan lift servis. Lift
dibawah standar minimum yang ditentukan disebut hotel non bintang. Pernyataan penentuan kelas hotel ini dinyatakan oleh Dirjen Pariwisata dengan sertifikat yang dikeluarkan dan memiliki kapasitas minimal 6 orang/bebab 450 kg.
dilakukan tiga tahun sekali dengan tata cara pelaksanaan ditentukan oleh Dirjen Pariwisata. Dasar penilaian yang digunakan antara lain mencakup : b. Utilitas air mencukupi dengan memenuhi persyaratan (PERMENKES No.01 tahun 1975). Kapasitas air minimal 750 L/kamar/hari serta tersedianya instalasi sentral. Selain
• Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel dan kondisi bangunan. air, utilitas listrik harus memenuhi persyaratan pemerintah (PUIL 1977) dan tersedia listrik cadangan dengan kapasitas minimal 50% dari kapasitas PLN. Untuk tata udara AC
• Jumlah kamar yang tersedia. harus memiliki ventilasi dengan baik. Tersedianya ruang mekanik dan workshop.
• Bentuk pelayanan yang diberikan. c. Tersedianya komunikasi untuk kebutuhan tamu. Seperti saluran tellepon yang harus ada pada tiap kamar.
• Kualifikasi tenaga kerja, meliuti pendidikan dan kesejahteraan karyawan. d. Pencegah bahaya kebakaran harus ada pada setiap ruang. Tersedia petunjuk penyelamatan diri pada koridor. Memiliki pintu dan tangga darurat yang jelas serta hotel yang
• Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti kolam renang, lapangan tenis dan diskotik. memiliki jumlah lantai dari 4 kamarnya harus dilengkapi dengan pintu tahan api.
e. Harus memiliki ruang jaga sesuai pintu keluar masuk dalam segi keamanan.
Klasifikasi hotel berbintang tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut : f. Pembuangan limbah hotel harus memiliki tempat penampungan sampah sementara yang tertutup, sebelum diangkut ke tempat pembuangan. Tersedia saluran pembuan-
1. Hotel Bintang Satu. gan air kotoran/air buangan yang memenuhi perundangan berlaku.
• Jumlah kamar standar minimal 15 kamar dan semua dilengkapi kamar mandi dalam. 6. Kamar Tamu
• Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20 m2 untuk kamar double dan 18 m2 untuk kamar single. Jumlah kamar minimal memiliki 150 kamar standar termasuk 3 kamar suite. Semua kamar dilengkapi kamar mandi dalam. Luas minimal kamar standart 24 m2 dan kamar suite 48
• Luas ruang publik 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri atas lobby, ruang makan (>30 m2) dan bar. m2. Tinggi minimal 2,60 m. Interior kamar menunjukkan kesan suasana Indonesia.
• Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga. 7. Ruang Makan
2. Hotel Bintang Dua. Hotel menyediakan minimal tiga buah yang berbeda jenisnya, misalnya coffee shop, satu masakan khas (grill, chinese, japanese, dsb) serta masakan khas lainnya. Jumlah tempat
• Jumlah kamar standar minimal 20 kamar (termasuk minimal 1 suite room, 44 m2). duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m2 per tempat duduk. Tinggi restoran tidak boleh lebih rendah dari tinggi kamar tamu. Letak restoran berhubungan
• Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20 m2 untuk kamar double dan 18 m2 untuk kamar single. langsung dengan dapur (induk/tambahan) dilengkapi dengan pintu untuk masuk dan keluar yang berbeda/dipisahkan (satu arah). Serta restoran yang letaknya berdamppingan
• Ruang publik luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdir atas lobby, ruang makan (>75 m2) dan bar. dengan lobby dilengkapi dengan toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanita (WC, urinoir dan kamar mandi).
• Pelayanan akomodasi berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput. 8. Function Room
3. Hotel Bintang Tiga. Hotel menyediakan function room minimal satu buah dengan pintu masuk terpisah dari lobby. Function room tidak terletak satu lantai dengan lobby harus dilengkapi dengan toilet
• Jumlah kamar 30 kamar (termasuk 2 suite room, 48 m2). umum yang terpisah untuk pria dan wanita, serta tersedianya pre function room.
• Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 22 m2 untuk kamar single dan 26 m2 untuk kamar double. 9. Area Publik
• Ruang publik luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri atas lobby, ruang makan (>75 m2) dan bar. a. Lobby hotel harus mempunyai luas minimal 100 m2. Tersedia sofa dan meja. Serta mempunyai petunjuk lokasi sarana hotel.
• Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal servide dan antar jemput. b. Lounge dengan menyediakan meja dan kursi.
4. Hotel Bintang Empat. c. Telepon umum di lobby dan tiap-tiap kamar tamu.
• Jumlah kamar minimal 50 kamar (termasuk minimal 3 suite room, 48 m2). d. Toilet umum hotel terletak di lobby dengan toilet pria dan wanita terpisah. Dilengkapi fasilitas minimal untuk toilet pria urinoir 4 buah, WC 2 buah, sedangkan toilet wanita
• Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 24 m2 untuk kamar single dan 28 m2 untuk kamar double. WC tiga buah.
• Ruang publik dengan luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri atas kamar mandi, ruang makan (>100 m2) dan bar (45 m2). e. Koridor hotel memiliki lebar minimal 1,8 m. Tersedia stop kontak untuk setiap 12 m.
• Pelayanan akomodasi berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput. f. Ruangan yang disewakan hotel untuk kepentingan lain hotel. Minimal tiga ruangan kegiatan berbeda seperti drugstore, bank/money changer, travel agent, airline agent,
• Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5 m2 x jumlah kamar), ruang laundry (>40 m2), dry cleaning (>20 m2), dapur (60% dari seluruh luas lantai ruang makan). toko souvenir, perkantoran, butik dan salon kecantikan.
• Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas olahraga dan sauna. g. Adanya polliklinik dalam hotel dengan memenuhi persyaratan Departmen Kesehatan.
5. Hotel Bintang Lima. 10. Dapur
• Jumlah kamar minimal 100 kamar (termasuk minimal 4 suite room, 58 m2). Luas dapur hotel sekurang-kurangnya 40% dari luas restoran. Ruang dapur terdiri atas ruang persiapan, ruang pengolahan, ruang penyimpanan bahan makan, ruang administrasi,
• Ukuran kamar minimum termasuk kamar mansi 26 m2 untuk kamar single dan 52 m2 untuk kamar double. ruang pencucian dan tempat penyimpanan bahan bakar gas.
• Ruang publik dengan luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, menimal terdiri atas lobby, ruang makan (>135 m2) dan bar (>75 m2). 11. Area Administrasi
• Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput. a. Front Office
• Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5 m2 x jumlah kamar), ruang laundry (>40 m2), dry cleaning (>30 m2), dapur (>60% dari seluruh luas lantai ruang makan). Tersedia ruang penerimaan tamu, ruang informasi, tempat kasir, ruang penitipan barang-barang berharga (safety deposit room), ruang penitipan barang tamu (luggage room),
• Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas olahraga dan sauna. ruang pemesanan kamar hotel (hotel reservation), ruang pimpinan Front Office dan ruang operator telepon.
b. Kantor Pengelolaan Hotel
Dengan adanya klasifikasi hotel tersebut dapat melindungi konsumen dalam memperoleh fasilitas yang sesuai dengan keinginan. Memberikan bimbingan pada pengusaha hotel serta Memiliki ruang kantor bagi General manager, Resident Manager, Food and Baverage Manager, Marketting Manager, Personnel Manager, Purchasing Manager dan Accounting
DEFINISI
Manager. Penempatan toilet bagi pengelola hotel yang terpisah dari tamu hotel.
11. Area Tata Graha
a. Tersedia uniform room yang dilengkapi dengan penyimpanan pakaian seragam.
b. Ruangan lena dengan luas minimal 50 m2.
c. Tersedia ruang menjahit pakaian tamu dan karyawan lengkap dengan peralatannya.
d. Roomboy station minimal satu buah untuk setiap 40 kamar. Dan bagi hotel bertingkat tiap lantai minimal satu roomboy station.
e. Area lost found dengan minimal 10 m2 dilengkapi dengan rak/lemari terkunci.
12. Ruang Binatu
Ruang binatu harus memiliki luas minimal 100 m2. Tersedia saluran pembuangan air limbah cucian.
13. Area dan Ruang Operator
a. Tersedia gudang untuk penyimpanan bahan makanan dan minuman, peralatan dan perlengkapan, gudang untuk engineering, gudang botol kosong dan gudang barang-ba-
rang bekas.
b. Ruang penerimaan dengan daya tampung minimal satu truk. Terdapat kantor penerimaan barang, serta letak ruang yang berdekatan dengan gudang dan tidak menggang-
gu tamu.
c. Ruang karyawan yang terpisah dari ruang utama hotel.
14. Tipe Kamar Denah Kamar Tamu Tipe Mini Suite
Jenis kamar hotel menurut Komar (2014) bisa beragam berkisar single sampai luxurious suite of rooms. Tipe dan jenisnya sebagai berikut : (Sumber : Komar, 2014; 216)
a. Single, sebuah kamar yang ditempati oleh satu orang. Kamar ini bisa memiliki satu tempat tidur atau lebih. j. Suite, sebuah ruang tamu yang dihubungkan dengan satu atau lebih kamar tidur yang berukuran fullsized.
b. Double, sebuah kamar yang ditempati oleh dua orang. Kamar ini bisa memiliki satu tempat tidur atau lebih.

Denah Kamar Tamu Tipe Double


(Sumber : Komar, 2014; 125)
c. Queen, sebuah ruangan dengan sebuah tempat tidur berukuran queen. Kamar ini bisa ditempati oleh satu orang atau dua orang.
d. King, sebuah ruangan dengan sebuah tempat tidur berukuran king. Kamar ini bisa ditempati oleh satu atau dua orang. Denah Kamar Tamu Tipe Suite
e. Triple, sebuah kamar yang ditempati oleh tiga orang. Kamar ini bisa mempunyai satu double bed dan satu roll away atau dua tempat tidur dan satu roll away. (Sumber : Komar, 2014; 216)
f. Quad atau Quadruple, sebuah kamar yang ditempati oleh empat orang. k. Twin, kamar dengan dua tempat tidur berukuran sama. Kamar ini dapat ditempati oleh satu atau dua orang.
g. Twin Double atau Double-Double, sebuah kamar dengan dua double bed. Kadang mempunyai dua tempat tidur queen. Kamar ini bisa ditempati oleh satu tempat tidur l. Connecting Room, dua kamar atau lebih dengan beberapa pintu masuk dari luar sebuah pintu yang berada diantara kamar tersebut dimana para tamu dapat keluar tanpa
atau lebih. harus meninggalkan ruang utama.
m. Adjoining Room, kamar-kamar tidak memiliki pintu-pintu penghubung yang berada dekat diantara kamar-kamar tersebut.

Peruntukan hotel untuk individu ataupun kelompok mempengaruhi pemilihan tipe kamar yang akan digunakan. Tipe kamar single, double (memiliki satu tempat tidur atau lebih),
Qqueen dan triple (ditempati 3 orang atau lebih) ataupun quad ( ditempati 4 orang). Tipe-tipe kamar diperbanyak untuk mempermudah para tamu untuk memilih tipe kamar
sesuai kebutuhannya.

Denah Kamar Tamu Tipe Twin Double


(Sumber : Komar, 2014; 214)
h. Studio, sebuah ruangan dengan studio bed, yaitu sebuah sofa uang bisa dialihfungsikan sebagai tempat tidur. Kamar ini juga bisa mempunyai tempat tidur lain

Denah Kamar Tamu Tipe Studio


(Sumber : Komar, 2014; 1274)
i. Mini Suite atau Junior Suite, kamar single dengan tempat tidur dan tempat duduk. Kadang kamar jenis ini memiliki sebuah kamar tidur kecil terpisah yang dihubungkan
dengan ruang tamu.
DEFINISI
• Menurut Permen PU No. 18/PRT/M/2010, revitalisasi adalah upaya untuk meningkatkan nilai lahan/kawasan melalui pembangunan kembali dalam suatu kawasan
yang dapat meningkatkan fungsi kawasan sebelumnya.
• Sidharta (1989) mengemukakan bahwa revitalisasi adalah merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai. Yang dimaksud yang lebih
sesuai adalah kegunaan yang dak menuntut perubahan drass, atau yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal. Revitalisasi dak terbatas pada kondisi fisik,
namun juga memperhakan suasana sosialnya. Mempertahankan sektor unggulan yang dimiliki kawasan kota perlu diupayakan dengan memadukan kegiatan
konservasi dan revitalisasi kawasan. Kegiatan konservasi dan revitalisasi mempunyai dua ciri yang paling menguntungkan, yaitu sebagai suatu strategi untuk
perlindungan bangunan kuno dan memacu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
• Fuady dalam Sinta (2006) menambahkan revitalisasi kawasan kota dapat diarkan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali keunggulan yang pernah dimiliki
oleh suatu kawasan tertentu namun telah pudar seiring dengan berjalannya waktu dan pembangunan.
• Shidarta dan Budihardjo (1989) mengemukakan revitalisasi adalah merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai. Sedangkan makna
sesuai fungsinya adalah kegunaan yang dak menuntut perubahan drass, atau yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal. Jadi mudah dipahami, dari
beragamnya pengeran revitalisasi yang mengemuka pada tataran implementasi tetap memerlukan suatu lingkungan, kawasan, atau kota sebagai obyek.
• Shidarta dan Budihardjo (1989) mengemukakan revitalisasi adalah merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai. Sedangkan makna
sesuai fungsinya adalah kegunaan yang dak menuntut perubahan drass, atau yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal. Jadi mudah dipahami, dari
beragamnya pengeran revitalisasi yang mengemuka pada tataran implementasi tetap memerlukan suatu lingkungan, kawasan, atau kota sebagai obyek.
• Marbun (1990), ’lingkungan’ sedaknya menampilkan empat sokoguru pembagian ruang kehidupan yakni : Wisma (home); Karya (work); Marga (circulaon); Suka
(recreaon).

Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi terjadi melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta melipu hal - hal sebagai
berikut :
1. Intervensi fisik Mengingat citra kawasan sangat erat kaitannya dengan kondisi visual kawasan khususnya dalam menarik kegiatan dan pengunjung, intervensi
fisik ini perlu dilakukan. Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan secara bertahap, melipu perbaikan dan peningkatan kualitas dan
kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, system tanda/reklame dan ruang terbuka kawasan (urban realm). Isu lingkungan (environmental
sustainability) pun menjadi penng, sehingga intervensi fisik pun sudah semesnya memperhakan konteks lingkungan. Perencanaan fisik tetap harus dilan-
dasi pemikiran jangka panjang.
2. Rehabilitasi ekonomi, perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek, diharapkan bisa mengakomodasi kegiatan ekonomi informal dan formal (lo-
cal economic development), sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi kawasan kota (P. Hall/U. Pfeiffer, 2001). Revitalisasi yang diawali dengan proses
peremajaan artefak urban harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi. Dalam konteks revitalisasi perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa
mendorong terjadinya akvitas ekonomi dan sosial (vitalitas baru).
3. Revitalisasi sosial/instusional Revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik (interesng), jadi bukan seke-
dar membuat beauful place. Kegiatan tersebut harus berdampak posif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat/warga (public
realms). Kegiatan perancangan dan pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berja diri (place making) dan hal ini pun selanjutnya perlu
didukung oleh suatu pengembangan instusi yang baik.

Dengan demikian bila diperluas maka lingkup revitaliasi juga akan menyentuh keluasan seperti :
1. Satuan areal, yakni satuan dalam kota yang dapat berwujud sub wilayah kota (bahkan keseluruhan kota sebagai suatu sistem kehidupan). Ini dapat terjadi pada
bagian kota yang dipandang mempunyai ciri-ciri atau nilai khas kota bersangkutan atau bahkan daerah dimana kota itu berada.
2. Satuan pandangan / visual / landscape, adalah satuan yang mempunyai ar dan peran yang penng bagi suatu kota. Satuan ini berupa aspek visual, yakni memberi
bayangan mental atau image yang khas tentang suatu lingkungan kota. Dalam satuan ini menurut Urban Design dalam The Architecture Of Towns & Cies (1982)
ada lima unsur pokok penng, yaitu : * Jalur (path); * Tepian (edges); * Kawasan (district); * Pemusatan (nodes); * Tengeran (landmark). Termasuk ke dalam
golongan ini adalah jaringan fungsional rute bersejarah atau jalur angkutan tradisional.
3. Satuan Fisik, adalah satuan yang berwujud bangunan, kelompok atau deretan bangunanbangunan., rangkaian bangunan yang membentuk ruang umum atau
dinding jalan, bila diperinci lebih jauh lagi, sampai kepada unsur-unsur bangunan, baik unsur fungsional, struktur atau entesis ornamental. Sedangkan secara
umum bentuk konservasi melipu kota dan desa, distrik, lingkungan perumahan, garis cakrawala wajah jalan dan bangunan.
DEFINISI
City Hotel merupakan hotel yang berada di pusat kota, dimana sebagian besar tamunya yang menginap adalah para pebisnis yang memiliki kegiatan berbisnis di kota terse- 3. Pelayanan Sistem, pelayanan hotel yang diberikan kepada pengunjung tamu hotel seperti: kecepatan, keramahtamahan, juga waktu pelayanan yang diberikan (24 jam).
but. 4. Kesan, bagaimana suatu hotel itu menampilkan kesannya kepada pengunjung tamu hotel ataupun masyarakat lokal dan bagaimana pengunjung tamu hotel ataupun masyarakat
A. Prinsip Perancangan Ruang-Ruang City Hotel menangkap gambaran tersebut. Hal ini dibentuk antara lain oleh kesan bangunan, nama hotel, siapa tamunya, suasana ruang kamar maupun ruangan lainnya, imajinasi yang
1. Entrance ditimbulkan, dan sebagainya.
Entrance utama harus jelas ditampilkan, mudah ditemukan, memberikan pemandangan yang baik dari sisi dalamnya dan mengarah langsung ke front desk. Dilengkapi den- 5. Tarif, bagi pengunjung suatu hotel, kepuasan dari empat unsur di atas tadi harus seimbang dengan harga yang harus dibayarnya dengan fasilitas yang diberikan, dimana pihak
gan kanopi agar terlindung dari panas dan hujan. Entrance harus sesuai dengan skala dan karakter bangunan. Entrance untuk staff pelayanan, pengiriman barang dan tamu harus investor hotel mendapatkan keuntungan dengan modal yang ditanamkan pada hotel tersebut.
dipisahkan namun masih dalam pengawasan dan jaminan keamanan.
2. Lobby
Lobby harus mudah diakses dari area parkir. Lobby mewadahi sirkulasi umum dan ruang tunggu (lobby lounge), mengarah pada front desk. Lobby berhubungan langsung E. Kegiatan dalam City Hotel
dengan Entrance utama dan meja penerima tamu terlihat dari pintu masuk. Desain lobby akan menghasilkan ketakjuban dibanding dengan ruang lainnya. Aspek fisik yang dapat dijadikan pedoman dalam merancang hotel adalah jenis kegiatan yang terjadi pada hotel yaitu:
3. Kamar Tidur 1. Kegiatan menginap, kegiatan ini merupakan kegiatan utama yang pasti dilakukan oleh para tamu hotel yang meliputi tidur, makan dan minum.
Kamar hotel bertaraf internasional biasanya memiliki balkon. Perlu memperhatikan layout perabot dan posisi kamar mandi. Pada banyak hotel pendekatan dalam merancang 2. Kegiatan makan dan minum, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tamu hotel menginap ataupun yang tidak menginap yang meliputi restoran, lounge, bar dan coffe shop.
kamar tidur tamu adalah memberikan potensi view yang ada secara maksimal. 3. Kegiatan rekreasi atau relaks, kegiatan ini dilakukan oleh semua tamu hotel yang menginap maupun masyarakat lokal. Kegiatan rekreasi ini dapat dilakukan di dalam maupun di
4. Restoran dan bar luar lingkungan sekitar hotel.
Desain restoran perlu memperhatikan ciri-ciri ruang dan view keluar. Restoran berhubungan dengan dapur utama maupun tambahan dan dilengkapi dengan pintu yang 4. Kegiatan khusus, kegiatan yang diadakan oleh seseorang atau badan yang menggunakan fasilitas hotel sebagai aktivitas seperti rapat, travel atau tour, seminar, shopping arcade,
terpisah untuk masuk dan keluar dari dapur. Tinggi plafon umumnya 2,75m. Restoran yang letaknya jauh dari lobby harusnya dilengkapi toilet umum. bussines office dan lainnya
5. Ruang Pertemuan 5. Kegiatan pengelola dan karyawan, kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan citra hotel, dengan melibatkan seluruh pengelola dan karyawan hotel.
Lebih sering digunakan oleh tamu dari luar dibanding tamu yang menginap. Terpisah dari kamar tamu untuk menghindari kebisingan. Akses langsung dari lobby tanpa banyak 6. Kegiatan pelayanan, kegiatan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tamu hotel, seperti makanan dan minuman, cuci pakaian dan lainnya.
melewati area resepsionis. 7. Kegiatan penunjang hotel, kegiatan atau fasilitas ini disediakan oleh perusahaan lain diluar hotel yang bekerja sama dengan pihak hotel, seperti agen perjalan, bank, souvenir
6. Koridor dan Tangga dan lainnya.
Jalur sirkulasi atau koridor diusahakan melewati area umum yang digunakan. Koridor yang baik panjangnya kurang dari 30 m, jika lebih maka perlu menciptakan variasi uku-
ran agar tidak monoton. F. Struktur Organisasi City Hotel
7. Sirkulasi
Layout dari sirkulasi harus tepat, efisien dan menyediakan jalur terpisah antara tamu dengan staff dan petugas pelayanan. General Manager
8. Elevator
Elevator utama harus terlihat jelas dari pintu masuk. Letak elevator harus strategis dan mudah dilihat. Mengelompokkan elevator akan memberikan servis yang lebih baik,
sistem instalasi yang ekonomis dan pemeliharaan yang relatif lebih mudah. Elevator tamu dengan pelayanan terpisah. Umumnya multifungsi (untuk bisnis, pesta, seminar dan lain-
nya).
Front Office Manager Food and Beverage Executive Housekeeping
B. Jenis-jenis Kamar City Hotel Manager
Jenis-jenis kamar hotel secara internasional dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria, sebagai berikut :
1. Single Room, kamar untuk satu orang tamu dengan satu tempat tidur (single bed).
2. Double Room, kamar untuk dua orang tamu dengan satu tempat tidur (double bed).
3. Twin Room, kamar untuk dua tamu hotel dengan menyediakan dua tempat tidur (tunggal) twin bed yang mempunyai ukuran yang besar.
4. Triple Room, kamar untuk dua orang dengan dua tempat tidur ukuran double, dan ditambah extra bed. Front Desk Attendant Waiter Room Attendant
5. Junior Suite Room, satu kamar besar yang terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu.
6. Suite Room, kamar yang mempunyai ukuran yang luas dan dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti ruang makan, ruang duduk, dapur kecil, serta minibar. Tempat tidur pada
umumnya adalah double bed, meskipun kadang-kadang juga dengan twin bed.
7. Presidential Room, Kamar yang lebih luas dan terdiri dari berbagai ruang yang besar untuk ruang tidur, ruang tidur tamu, ruang tamu, ruang kerja, ruang makan, dapur kecil dan
mini bar. Tempat tidur yang ada di dalamnya umumnya adalah double bed dengan ukuran king bed.
Trainee
Selain jumlah tempat tidur, jenis kamar juga dapat dibedakan menurut tingkat fasilitas yang ada di dalam kamar tersebut. Pengelompokan jenis ini yang paling banyak digu-
nakan pada hotel internasional adalah makin mewah kelengkapan fasilitas yang tersedia, semakin baik kelas kamar tersebut dan makin tinggi pula tarif persewaan kamar tersebut.
Jenis kamar ini dibagi menjadi:
1. Standard Room
2. Superior Room
Struktur organisasi suatu hotel bermacam-macam tergantung ukuran dan kecil besarnya suatu hotel yang dibangun, namun secara umum struktur organisasi tersebut dibagi
3. Deluxe Room
menjadi dua, yaitu: organisasi front office dan organisasi back office. Organisasi front office berhubungan dan bersentuhan secara langsung dengan para tamu hotel dan menjadi
4. Suite Room
aset utama kegiatan pokok hotel.
Sedangkan struktur organisasi back office tidak berkaitan langsung dengan para tamu hotel tetapi menjadi pendukung kegiatan yang juga sangat diperlukan di dalam hotel
Jenis kamar juga dapat dikelompokkan dari letaknya juga, antara lain:
tersebut, seperti: pembelian, bagian akuntansi, teknik dan keamanan, gudang, dan sebagainya.
1. Connecting Room : Dua kamar yang bersebelahan satu dengan yang lainnya, yang dihubungkan dengan oleh pintu penghubung, kamar seperti ini digunakan oleh tamu yang
datang bersama keluarga. Pintu penghubung ini dapat digunakan untuk memudahkan masuknya antar anggota keluarga tanpa harus keluar kamar.
2. Adjoining Room : Dua kamar yang bersebelahan atau saling berdekatan satu sama yang lain tanpa ada pembatas atau pintu penghubung.
3. Adjacent Room : Dua kamar yang berada pada lantai yang sama dan berhadapan satu dengan yang lain.
4. Duplex Room : Dua kamar yang berada diatas dan dibawah yang dihubungkan dengan tangga penghubung (Stair case).
5. Cabana Room : Kamar yang menghadap ke pantai atau kolam renang. Biasanya lokasi kamar terpisah dengan gedung utama.

C. Maksud Pengunjung yang Menginap di City Hotel


Berdasarkan maksud kunjungan dan lamanya tinggal tamu hotel, pengelompokan pengunjung hotel sebagai berikut:
1. Pengunjung dengan maksud bisnis atau perdagangan.
Sejumlah pengunjung terbesar dari hotel-hotel dalam kota, kebanyakan mereka membutuhkan single room. Termasuk juga pengunjung yang singgah dari pelabuhan udara, stasiun
ataupun terminal.
2. Pengunjung dengan maksud konferensi
Pengunjung jenis ini memerlukan sebuah ruang untuk seminar atau ruang besar yang dapat dipakai untuk fungsi-fungsi yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu. Umumnya
mereka sudah memesan tempat dan memberitahukan fasilitas yang mereka perlukan untuk kegiatannya tersebut.
3. Pengunjung dengan maksud berlibur
Kelompok wisatawan atau keluarga. Dimana fasilitas rekreasi sangat dibutuhkan untuk anak-anak dan dewasa tidaknya hanya menikmati liburannya diluar hotel namun juga di hotel
tersebut.
4. Pengunjung yang tinggal untuk waktu lama
Membutuhkan fasilitas penginapan yang cukup lengkap, baik ruangan-ruangan umum maupun khusus. Biasanya mereka mengontrak untuk jangka waktu tertentu untuk suatu ke-
giatan dan diantara kedua belah pihak telah mengadakan perjanjian khusus.
5. Pengunjung sehari-hari
Merupakan pengunjung masyarakat yang tidak menetap, hanya menggunakan ruang-ruang publik saja seperti restoran, ballroom atau diskotik.

D. Faktor Keberhasilan City Hotel


Ada 5 unsur yang menentukan keberhasilan suatu hotel menurut Ni Wayan Suwithi (2008), yaitu:
1. Lokasi, tempat hotel dihubungkan dengan kegiatan seperti fasilitas transportasi, lingkungan di sekelilingnya, jarak pencapaian, gangguan suara dan sebagainya.
2. Fasilitas, segala sarana yang dapat digunakan oleh para pengunjung tamu hotel meliputi, ruang tidur, restoran dan bar, kolam renang, makanan dan minuman, ruang pertemuan
dan lain-lainnya, yang dikaitkan dengan kualitas dan fleksibilitas penggunaanya.
STUDI BANDING

HOTEL SAVOY HOMANN, BANDUNG HOTEL GRAND PREANGER, BANDUNG


No ASPEK
DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

1 LOKASI Jl. Asia Afrika No.112, Cikawao, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Jl. Asia Afrika No.81, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung,
Barat 40261 Jawa Barat 40111

2 AKSESBILITAS Akses yang mudah di capai oleh pengunjung baik dari luar kawasan Akses yang mudah di capai oleh pengunjung baik dari luar kawasan
maupun saat berada dalam kawasan Jl Asia Afrika, karena letaknya maupun saat berada dalam kawasan Jl Asia Afrika, karena letaknya
yang strategis berada di pusat kota Bandung. Sehingga dapat mu- yang strategis berada di pusat kota Bandung. Sehingga dapat mu-
dah di akses darimana saja. dah di akses darimana saja.
Titik akses diambil dari Universitas Komputer Indonesia menuju Ho- Titik akses diambil dari Universitas Komputer Indonesia menuju Ho-
tel Savoy Homann. tel Prama Grand Preanger.

3 ENTRANCE Entrance pada hotel Savoy Homann berorientasi kearah Jl Asia Afri- Entrance pada hotel Grand Preanger berorientasi kearah Jl Tam-
ka. Selain itu, terdapat tangga untuk mencapai bagian entrance ho- blong. Selain itu, terdapat tangga untuk mencapai bagian entrance
tel yang berfungsi sebagai hierarki antara bangunan hotel dengan hotel yang berfungsi sebagai hierarki antara bangunan hotel den-
area parkir tamu. gan area parkir tamu.

4 SISTEM PELAYANAN Sistem pelayanan pada hotel Savoy Homann sama halnya seperti Sistem pelayanan pada hotel Grand Preanger sama halnya seperti
sistem pelayanan pada bangunan hotel lainnya, yaitu mengisi daft- sistem pelayanan pada bangunan hotel lainnya, yaitu mengisi daft-
ar tamu pada bagian Administrasi dan informasi. ar tamu pada bagian Administrasi dan informasi.
STUDI BANDING

HOTEL SAVOY HOMANN, BANDUNG HOTEL GRAND PREANGER, BANDUNG


No ASPEK
DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

5 POLUSI Polusi udara tertinggi yaitu terdapat pada bagian depan bangunan Polusi udara tertinggi yaitu terdapat pada bagian depan bangunan
gedung hotel Savoy Homann. Karena merupakan akses jalan utama gedung hotel Grand Preanger. Karena merupakan akses jalan utama
kendaraan. kendaraan.

6 ZONING Zona pada hotel Mercure ini terdiri atas : Zona pada hotel Mercure ini terdiri atas :
1. Zona publik 1. Zona publik
2. Zona Private 2. Zona Private
3. Zona service 3. Zona service

7 VEGETASI Terdapat vegetasi yang di olah pada area bangunan sehingga men- Terdapat vegetasi yang di olah pada area bangunan sehingga men-
jadi elemen estetika. Selain itu di fungsikan juga sebagai buffer jadi elemen estetika. Selain itu di fungsikan juga sebagai buffer
polusi pada bagian area parkir tamu. polusi pada bagian area parkir tamu.

8 AREA PARKIR Hotel Savoy Homann hanya memiliki satu lahan parkir yaitu pada Hotel Prama Grand Preanger memiliki dua area parkir. Pertama
area depan hotel, sehingga butuh tempat lebih apabila sedang ra- terdapat dibagian front lobby khusus untuk tamu. Sedangkan yang
mai pengunjung. kedua terdapat dibagian semibasement yang diperuntuhkan untuk
pengunjung yang menginap dihotel tersebut.
STUDI BANDING

HOTEL SAVOY HOMANN, BANDUNG HOTEL GRAND PREANGER, BANDUNG


No ASPEK
DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

9 LINGKUNGAN SEKITAR Jika dilihat dari orientasi arah mata angin, yaitu lingkungan sekitar Jika dilihat dari orientasi arah mata angin, yaitu lingkungan sekitar
pada bagian arah : pada bagian arah :
• UTARA : Jl. Asia Afrika • UTARA : Jl. Naripan
U • SELATAN : Jl.Daem Kaum U • SELATAN : Jl.Asia Afrika
• TIMUR : Gedung Keuangan Negara • TIMUR : Jl. Tamblong
• BARAT : Jl. Homan • BARAT : Dinas Bina Marga Jawa Barat

B T B T

S S

10 DIMENSI KAMAR Luas dan Tipe Kamar Pengunjung : Luas dan Tipe Kamar pengunjung :
Deluxe Twin Tower Wing : 29,60 m² Superior Room : 32 m²
Deluxe Room Millenium Wing : 24.57 m² Deluxe Room : 32 m²
Executive Room Asia Africa Wing : 46,98 m² Executive Room : 55 m²
Executive Room Garden Wing : 33,40 m² Naripan Wing Bedroom : 77 m²
Junior Suite : 52,54m² Naripan Wing Two Bedroom : 130 m²
Suite : 57,96m² Malabar Suite : 135 m²
Homann Suite : 135,40 m² Pandawa Suite : 167 m²

11 ORIENTASI BANGUNAN Orientasi pada bangunan hotel Savoy Homann yaitu berhadapan Orientasi pada bangunan hotel Prama Grand Ppreanger yaitu berh-
langsung ke arah Jalan Asia Afrika. Jika dilihat dari orientasi arah adapan langsung ke arah Jalan Tamblong. Jika dilihat dari orientasi
mata angin, bangunan memiliki sumbu dengan arah Barat-Timur. arah mata angin, bangunan memiliki sumbu dengan arah Utara-Se-
U latan.

B T

12 HIERARKI Hotel Savoy Homann memiliki hierarki ditunjukan dengan peleta- Hotel Grand Preanger memiliki hierarki ditunjukan dengan peleta-
kan zonasi ruang-ruang. Pada bagian bawah zona untuk area ser- kan zonasi ruang-ruang. Pada bagian bawah zona untuk area ser-
PUBLIK vice, kemudian zona private ditunjukan pada ruang-ruang kamar PUBLIK vice, kemudian zona private ditunjukan pada ruangruang kamar
pengunjung, serta terakhir zona area publik diletakkan pada bagian pengunjung, serta terakhir zona area publik diletakkan pada bagian
rooftop hotel. rooftop hotel.

PRIVAT PRIVAT

SERVIS SERVIS
STUDI BANDING

HOTEL SAVOY HOMANN, BANDUNG HOTEL GRAND PREANGER, BANDUNG


No ASPEK
DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

11 MATERIAL Jenis material yang digunakan pada bangunan hotel Savoy Homann Jenis material yang digunakan pada bangunan hotel Prama Grand
adalah dominan menggunakan jenis material kaca dan beton se- Preanger adalah dominan menggunakan jenis material kaca dan
bagai pembentuk fasade. beton sebagai pembentuk fasade.

14 FASILITAS Pada hotel Mercure memiliki beberapa fasilitas yang dapat diguna- Hotel Prama Grand Preanger memiliki beberapa fasilitas berupa :
kan oleh pengguna seperti : 1. Club Arena Spa & Fitness Center
1. Kolam Renang 2. Swimming Pool
2. Bisnis Center 3. Museum Preanger
3. Fitness Center 4. Restoran
4. Ruang Bermain 5. Cafe & Lounge
5. Tulip Spa 6. Pool Bar
6. Palace International Karaoke

15 IKLIM Lokasi hotel Savoy Homann terletak pada kawasan perkotaan den- Lokasi hotel Grand Preanger terletak pada kawasan perkotaan den-
gan kondisi iklim tropis yang cenderung lembab dan basah. gan kondisi iklim tropis yang cenderung lembab dan basah.

16 KEBISINGAN Kebisingan tertinggi pada hotel Savoy Homann ini terdapat pada Kebisingan tertinggi pada hotel Grand Preanger ini terdapat pada
bagian area parkir dan entrance hotel. Karena letaknya dekat den- bagian area parkir dan entrance hotel. Karena letak hotel ini beada
gan jalanan utama. diperempatan jalan dengan kepadatan yang cukup tinggi pada jam
tertentu.
STUDI BANDING

HOTEL SAVOY HOMANN, BANDUNG HOTEL GRAND PREANGER, BANDUNG


No ASPEK
DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

17 UTILITAS Terdapat Sistem utilitas berupa : Terdapat Sistem utilitas berupa :


1. Ruang ME 1. Ruang ME
2. Sistem pengelolaan limbah 2. Sistem pengelolaan limbah
3. AC dan sistem pembuangan 3. AC dan sistem pembuangan
4. Sistem Kebakaran (Sprinkler, smoke detector, fire extinguisher, 4. Sistem Kebakaran (Sprinkler, smoke detector, fire extinguisher,
hydrant box dan hydrant pilar) hydrant box dan hydrant pilar)
5. Lift pengunjung dan service 5. Lift pengunjung dan service
6. Escalator dan sistem sensor pada escalator 6. Escalator dan sistem sensor pada escalator
7. Shaft 7. Shaft
8. Plumbing 8. Plumbing
STUDI PRESEDEN

NO ASSPEK SAVOY HOMANN, BANDUNG GRAND HOTEL PREANGER, BANDUNG MALMAISON HOTEL, OXFORD
Jl. Asia Afrika No.112, Cikawao, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40261 Jl. Asia Afrika No.81, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111 Oxford Castle, 3 New Rd, Oxford OX1 1AY, United Kingdom

1 LAND USE

• RTRW : Terdapat pada zona jasa • RTRW : Terdapat pada zona jasa Disekitar tapak terdapat zonasi seperti :
• RDTR : Perdagangan dan jasa • RDTR : Perdagangan dan jasa a. Pendidikan
• Disekitar tapak terdapat zonasi seperti : • Disekitar tapak terdapat zonasi seperti : b. Perdagangan dan jasa
a. Perdagangan dan jasa a. Perdagangan dan jasa c. Wisata
b. Kantor Pemerintahan b. Kantor Pemerintahan

2 BUILDING FORM & MASS-


ING

Bangunan pada area hotel cenderun gmemiliki ketinggian yang sama. Bangunan pada Bangunan pada area hotel cenderun gmemiliki ketinggian yang sama. Bangunan pada Bangunan pada area hotel cenderun gmemiliki ketinggian yang sama. Bangunan pada
area ini diantaranya memiliki fungsi sebagai perdagangan, jasa dan kantor pemerintah. area ini diantaranya memiliki fungsi sebagai perdagangan, jasa dan kantor pemerintah. area ini diantaranya memiliki fungsi sebagai perdagangan, jasa dan wisata.

3 CIRCULATION & PARKING

Hotel Savoy Homann memiliki lahan parkir diluar dan didalam gedung. Jalan yang digunakan Akses utama untuk masuk kedalam gedung dapat melewati Jalan Tamblong. Jalan Tamblong ini Akses yang bisa digunakan untuk masuk kedalam gedung hanya melalui jalan New (New Rd)
sebagai akses utama masuk gedung yaitu Jalan Asia Afrika yang memiliki satu lajur. hanya memiliki satu jalur. Hotel Grand Preanger memiliki parkir diluar dan didalam gedung. kemudian masuk melewati area Oxford Castle. Mailmaison Hotel memiliki parkir diluar gedung.

Sirkulasi dalam gedung dan parkir Sirkulasi dalam gedung dan parkir Sirkulasi dalam gedung dan parkir

Sirkulasi jalan utama Sirkulasi jalan utama Sirkulasi jalan utama


STUDI PRESEDEN

NO ASSPEK SAVOY HOMANN, BANDUNG GRAND HOTEL PREANGER, BANDUNG MALMAISON HOTEL, OXFORD
Jl. Asia Afrika No.112, Cikawao, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40261 Jl. Asia Afrika No.81, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111 Oxford Castle, 3 New Rd, Oxford OX1 1AY, United Kingdom

4 OPEN SPACE

Elemen terbuka menurut Shirvani : Elemen terbuka menurut Shirvani : Elemen terbuka menurut Shirvani :
• Element Softscapes : • Element Softscapes : • Element Softscapes :
a. Terdapat pohon pengarah yang diolah menjadi tumbuhan eksisting kawasan. a. Terdapat pohon pengarah yang diolah menjadi tumbuhan eksisting kawasan. a. Terdapat pohon pengarah yang diolah menjadi tumbuhan eksisting kawasan
• Element Hardscapes : • Element Hardscapes : • Element Hardscapes :
a. Terdapat perkerasan yaitu berupa jalur pedestrian dengan menggunakan material pavling a. Terdapat perkerasan yaitu berupa jalur pedestrian dengan menggunakan material pavling a. Terdapat perkerasan yaitu berupa jalur pedestrian dengan menggunakan material pavling
block. block. block
b. Terdapat trotoar disepanjang koridor Jl. Asia Afrika. b. Terdapat trotoar disepanjang koridor Jl. Asia Afrika dan Jl. Tamblong. • Street Furniture :
• Street Furniture : • Street Furniture : a. Terdapat papan penanda jalan
a. Terdapat papan penanda jalan. a. Terdapat papan penanda jalan.
b. Terdapat PJU disepanjang Jl. Asia Afrika. b. Terdapat PJU disepanjang Jl. Asia Afrika dan Jl. Tamblong.

5 PEDESTRIAN

Terdapat fasilitas pedestrian untuk pejalan kaki disepanjang bahu Jl. Asia Afrika. Pedestrian pada Terdapat fasilitas pedestrian untuk pejalan kaki disepanjang bahu Jl. Asia Afrika dan Jl. Tamblong. Terdapat fasilitas pedestrian untuk pejalan kaki disepanjang bahu Jl. New (New Rd). Pedestrian
Jl. Asia Afrika dan memiliki lebar sekitar 4m. Pedestrian pada Jl. Asia Afrika dan Jl. Tamblong memiliki lebar sekitar 4m. pada Jl. New (New Rd) memiliki lebar sekitar 2m.

6 ACTIVITY SUPPORT Terdapat aktivitas pendukung yaitu berupa daya tarik :


• Museum Konferensi Asia Afrika
Terdapat aktivitas pendukung yaitu berupa daya tarik :
• Museum Konferensi Asia Afrika
Terdapat aktivitas pendukung yaitu berupa daya tarik :
• Oxford Castle & Prison
• Gedung Merdeka • Gedung Merdeka
• Bioskop Majestic • Bioskop Majestic
• Alun-alun Bandung • Alun-alun Bandung
• Masjid Raya Bandung • Masjid Raya Bandung
• Jalan Braga • Jalan Braga
STUDI PRESEDEN

NO ASSPEK SAVOY HOMANN, BANDUNG GRAND HOTEL PREANGER, BANDUNG MALMAISON HOTEL, OXFORD
Jl. Asia Afrika No.112, Cikawao, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40261 Jl. Asia Afrika No.81, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111 Oxford Castle, 3 New Rd, Oxford OX1 1AY, United Kingdom

7 SIGNAGE

• Terdapat markah jalan sebagai penunjuk arah. • Terdapat markah jalan sebagai penunjuk arah. • Terdapat markah jalan sebagai penunjuk arah.
• Terdapat papan iklan di depan hotel • Terdapat papan iklan di depan hotel • Terdapat papan iklan di depan hotel

8 PRESERVATION Lokasi hotel berada pada kawasan : Lokasi hotel berada pada kawasan : Lokasi hotel berada pada kawasan :
• Perdagangan dan jasa. • Perdagangan dan jasa. • Pendidikan
• Kantor Pemerintah. • Kantor Pemerintah. • Bangunan Heritage.
• Bangunan Heritage. • Bangunan Heritage.

9 FACILITY Berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Savoy Homann Bidakara Hotel Band- Hotel Prama Grand Preanger memiliki total 187 kamar, yang terbagi menjadi superior rooms, busi-
ness deluxe rooms, 5 grand deluxe rooms, 44 executive rooms, 5 suites dan 1 presidential suites.
Berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Malmaison Hotel Oxford antara lain:
ung antara lain: 1. Fasilitas Kamar:
1. Fasilitas Kamar: Fasilitas lainnya yaitu : • House of Correction double
• Savoy Homann Bidakara Hotel memiliki gedung yang terdiri atas : • General facilities : • Standard double
a. Lobby area
a. Asia Afrika Wing = 45 kamar • Superior king or twin
b. Swimming pools
b. Garden Wing = 16 kamar • Cell double
c. Counter pools
c. Tower Wing = 86 kamar d. Lift • Cell superior double
d. Millenium Wing = 38 kamar e. Safe deposit box • Junior suites
• Serta 185 kamar tamu yang terdiri dari : f. 24-hour reception • Duplex Suites
a. 86 kamar Deluxe g. Wheelchair access • Executive suite
b. 38 kamar Deluxe h. ATM/Cash machine 2. Fasilitas lainnya :
c. 2 kamar Deluxe i. No pets allowed • Brasseries & Bars
d. 16 kamar Executive j. Wi-Fi • Boutique Weddings
e. 25 kamar Executive k. Parking area • Meetings
f. 15 kamar Suite l. Preanger Museum • Malmaison Spa
m. Garuda Airlines Office
g. 3 kamar Homann Suite
• Eat & Drink :
2. Fasilitas Hotel
a. Preanger Brasserie
Fasilitas hotel yang terdapat pada Hotel Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung terdiri b. Preanger La Patisserie
dari kabel TV, swimming pool, fitness centre, sauna, spa, massage service, karaoke room, c. Business Centre
BEC (Bidakara Executive Club), business centre, games room, taxi/car rental, free shuttle d. Preanger Lounge
facilities (on request), safe deposit box, WiFi-internet high speed access, In House Doc-
tor, drugstore, laundry and dry clean, golf arrangement, anjungan tunai mandiri (ATM),
mushola, koperasi, dan tempat parkir.
MAPING HOTEL BINTANG 4 DI BANDUNG

The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Resort *4

Asmila Boutique Hotel *4


Banana Inn *4 Grand Serela Setiabudi Bandung *4

Galery Ciumbuleuit Hotel *4


Grand Setiabudi Hotel *4 Harris Hotel & Convention Ciumbuleuit Bandung *4

Sensa Hotel Bandung *4 Grand Tjokro Bandung *4


de Java Hotel *4
Aston Pasteur *4
Holiday Inn Bandung Pasteur *4 Four Points by Sheraton Bandung *4
The Luxton Hotel Bandung *4
Aston Tropicana *4 The 101 Bandung Dago *4
Novotel Bandung *4 Best Western Premier La Grande *4
El Royale Hotel Bnadung *4 De Paviljoen Bandung *
Arion Swiss-Belhotel Bandung *4
Noor Hotel Bandung *4
Gino Feruci Hotel *4
Aston Braga Hotel *4 Amaroossa Hotel Bandung *4

Grand Tebu Hotel Bandung *4

Mercure Bandung City Centre *=


Prama Grand Preanger *4
Hotel Savoy Homann*4
Golden Flower Hotel Bandung *4
Grand Pasundan Convention Hotel *4

Harris Hotel And Convention Festival Citylink *4


LOKASI PERENCANAAN TAPAK

INDONESIA JAWA BARAT KOTA BANDUNG


Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa. Indonesia terle- Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 °C di Puncak Gunung Pangrango dan 34 .
tak di garis 6° LU (Lintang Utara) – 11° LS (Lintang Selatan) dan antara 95° BT (Bujur Timur) °C di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah
– 141° BT (Bujur Timur). Sehingga memiliki iklim tropis yaitu 2 musim. pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.

Nama proyek : Perancangan Hotel Bintang 4


Lokasi site : Jl. Asia Afrika No.39, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111
Jenis : Bangunan vertikal
Luas site : 12.000m2

Tabel Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang :


NAMA JALAN ZONA ARTERI SEKUNDER KOLEKTOR SEKUNDER KDB KLB GSB KDH

Jl. Asia Afrika Perdagangan dan Jasa V 70% 3.6 15m 20%

Jl. Alkateri Perdagangan dan Jasa V 70% 3.6 10m 20%

Zona Perdagangan dan Jasa Linier


• GSB minimum = ½ x lebar rumija:
a. Jalan Arteri : Minimum 15 meter, yang dipergunakan sebagai RTNH (plaza). Luas lantai maksimum 10.000 m2.
b. Jalan Kolektor : Minimum 10 meter, yang dipergunakan sebagai RTNH (plaza) atau parkir. Luas lantai maksimum 2.500 m2.
c. Jalan Lokal/ Lingkungan : Luas lantai maksimum 400 m2.
• GSB samping dan belakang diatur berdasarkan pertimbangan keselamatan, estetika atau karakter kawasan yang ingin dibentuk, minimum 4 meter.
MAPPING FASILITAS DISEKITAR KAWASAN TAPAK

PASAR ANTIK DAN ELEKTRONIK


CIKAPUNDUNG

KANTOR POS BANDUNG

BRI TOWER BANDUNG

GOLDEN FLOWER HOTEL *4

MASJID RAYA BANDUNG


ALUN-ALUN BANDUNG
ANALISIS TAPAK

No ASPEK DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

1 LOKASI

• Data RDTR kota Bandung : Lokasi yang menguntungkan terdapat pada wilayah urban yang art- Terdapat pada lokasi yang merupakan dominan dipenuhi oleh ak- Meskipun terdapat pada lokasi yang merupakan dominan dipenu-
Secara administratif, lokasi tapak berada pada jaringan jalan arteri inya banyak fasilitas penunjang sebagai daya akomodasi kegiatan tivitas perkotaan. hi oleh aktivitas perkotaan, hal tersebut dapat dimanfaatkan dan
sekunder pada lokasi tapak. menjadi nilai lebih sebagai acuan target pemasaran.
• Data RTRW kota Bandung :
Terdapat pada zona jasa

2 AKSESBILITAS

• Lokasi tapak dapat diakses oleh kendaraan maupun pejalan kaki Lokasi tapak berada tepat disamping perempatan jalan yaitu Jl. Asia Karena lokasi tapak berada tepat disamping pertigaan jalan, sehing- Menciptakan akses alternatif jika terjadi kemacetan yaitu dapat
melalui : Jl. Asia Afrika dan Jl. Alkateri Afrika dan Jl. Alkateri, sehingga akses sangat berpotensi mudah un- ga dijam-jam tertentu lokasi tersebut terkadang terjadi kemacetan berupa peletakan terhadap letak entrance pada tapak.
• Kemudahan dalam pencapaian karena letaknya yang berada di tuk dicapai dari arah mana saja. arus lalu lintas.
samping pertigaan jalan, sehingga dapat diakses dari berbagai
arah.

3 ENTRANCE

Terdapat entrance eksisting pada lokasi tapak yang dapat diakses Entrance pada tapak merupakan entrance eksisting yang dapat di- Entrance hanya dapat diakses oleh pejalan kaki karena harus mel- Menciptakan entrance baru sebagai alternatif akses ke lokasi site.
melalui Jl. Asia Afrika. akses melalui Jl. Asia Afrika. alui bangunan eksisting. Dengan fungsi :
a. Entrance utama hotel
b. Loading dock
ANALISIS TAPAK

No ASPEK DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

4 TAUTAN LINGKUNGAN

Tautan lingkungan merupakan wilayah : Merupakan kawasan dengan aktivitas dominan berupa perdagan- Tapak terdapat pada kawasan heritage sehingga mengharuskan Menerapkan langgam Art Deco pada bangunan hotel. Memanfaat-
Data RDTR kota Bandung disekitar tapak terdapat zonasi seperti : gan, jasa, pelayanan umum, kantor pemerintahan, pertahanan dan bangunan mengikuti langgam yang ada disekitarnya. Terdapat ban- kan bangunan eksisting sebagai wajah hotel.
a. Perdagangan dan jasa keamanan. Sehingga menjadi keuntungan bahwa lokasi tapak dapat gunan eksisting yang terbengkalai. Bangunan ini hanya tersisa bagi-
b. Kantor pemerintahan dikatakan strategis sesuai target pemasaran bagi penggunanya. an fasad depannya.
c. Pelayanan umum
d. Pertahanan & keamanan
e. Perlindungan setempat
f. Ruang terbuka hijau

5 SIRKULASI

Terdapat sirkulasi berupa : Sistem sirkulasi pada lokasi site merupakan sistem sirkulasi yang Kurangnya perawatan terhadap fasilitas pedestrian menyebabkan Menciptakan fasilitas pedestrian yang nyaman, aman untuk pejalan
Sirkulasi pejalan kaki teratur. Dimana terdapat sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kurangnya rasa kenyamanan. kaki serta khusus pengguna difabel agar lebih terarah dan teratur.
Untuk sirkulasi pejalan kaki terdapat pada bagian sepan- kaki. Sehingga jika dilihat dari segi keamanan dapat dikatakan baik. Sebagai salah satu contoh yaitu dibuatkannya ramp.
jang pedestrian di pinggir Jl. Asia Afrika dan Jl. Alkateri.
Sirkulasi kendaraan
Lokasi tersebut memiliki sistem sirkulasi kendaraan
pada Jl. Asia Afrika dan Jl. Alkateri dengan arus searah
kendaraan.

6 VIEW
ANALISIS TAPAK

No ASPEK DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

View lokasi tapak terhadap lingkungan sekitar : View terpusat pada kegiatan lalu lintas jalan raya. Kurangnya keuntungan terhadap view karena lokasi tapak berada di Menciptakan ruang-ruang terbuka (plaza,taman, dll) agar terbentuk
Terdapat fasilitas komersil dan pelayanan umum daerah urban dimana hanya terdapat view berupa aktivitas kota. sebuah view baru pada lokasi tapak tersebut.

View lingkungan sekitar terhadap lokasi tapak :


Terdapat fasilitas komersil dan pelayanan umum

7 BATAS-BATAS
U

B T

Utara : Terdapat pelayanan jasa Lokasi yang terletak disamping pertigaan jalan memungkinkan dap- Karena letaknya tepat berada disamping perempatan jalan dapat Karena lokasi tapak berada disamping perempatan jalan yang dapat
Selatan : Jl. Asia Afrika at diakses dari arah mana saja. Terlebih terdapat banyaknya ameni- menyebabkan kemacetan dijam-jam tertentu. menyebabkan kemacetan dijam-jam tertentu, hal tersebut dapat
Barat : Jl. Alkateri ties sebagai penunjang kegiatan terhadap lokasi tapak. diatasi dengan memisahkan entrance hotel dan exit hotel.
Timur : Terdapat pelayanan jasa

8 KEISTIMEWAAN

• Keistimewaan alami : Keistimewaan alami maupun buatan yang telah tercipta dapat Keistimewaan buatan: Menciptakan fasilitas pedestrian yang nyaman, aman untuk pejalan
Terdapat berbagai jenis vegetasi eksisting yang masih dipertahan- dimanfaatkan sebagai akomodasi pendukung terhadap lokasi tapak. Kuragnya perawatan terhadap jalur pedestrian menyebabkan kaki serta khusus pengguna difabel agar lebih terarah dan teratur.
kan serta beberapa vegetasi yang diolah sebagai vegetasi kawasan menurunnya tingkat kenyamanan terhadap pejalan kaki. Dengan begitu akan terciptanya sebuah keistimewaan buatan da-
• Keistimewaan buatan : Keistimewaan alami: lam bentuk fasilitas umum. Sebagai contoh dibuatkannya jalur pe-
Terdapat fasilitas berupa pedestrian Kurangnya vegetasi membuat area site terasa gersang. destrian dengan menggunakan material ramah lingkungan, terdap-
at ramp untuk difabel, adanya tumbuhan pengarah dan peneduh
serta terdapat street furniture.
ANALISIS TAPAK

No ASPEK DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

9 ORIENTASI TAPAK

B T

Orientasi tapak memiliki arah mata angin dengan sumbu barat- Orientasi tapak yaitu menghadap ke arah Jl. Asia Afrika yang bera- Karena orientasi berhadapan langsung dengan jalanan utama, ter- Menciptakan sebuah ruang terbuka (plaza) sebagai dari alternatif
timur. da tepat di depan lokasi tapak. Sehingga menjadi nilai lebih karena dapat beberapa kendala seperti view dan kebisingan. view, dan penggunaan material akustik terhadap fasad bangunan,
dapat diakses dengan mudah oleh kendaraan serta ketika tamu ho- serta penanaman pohon sebagai buffer (dari kebisingan, polusi
tel akan menginap, mereka tidak akan kesulitan untuk menemukan- udara dan pemecah angin).
nya.

10 ORIENTASI MATAHARI
U

B T
B T

Orientasi tapak memiliki arah mata angin dengan sumbu utara-se- Pada bagian barat-timur bangunan akan mendapatkan sinar mata- Meskipun ada bagian bangunan yang berhadapan bagian timur-
latan sehingga hanya bagian Timur – Barat yang terkena paparan si- hari berlebih sehingga akan menyebabkan panas pada jam-jam barat dan menyebabkan panas pada jam-jam tertentu, hal tersebut
nar matahari secara langsung. Orientasi mataharipun dimanfaatkan matahari diatas bangunan hingga terbenam. dapat diatasi dengan pembuatan shadding pada bangunan seperti
sebagai pencahayaan alami pada bangunan disekitarnya. Potensi kanopi atau bisa menggunakan alternatif lain dengan mengguna-
yang ada dapat dimanfaatkan dengan cara : kan secondaryskin.
• Timur (sinar ultra violet), Memaksimalkan bukaan baik untuk
membunuh bakteri dalam ruangan.
• Barat (infra red) Intensitas radiasi tertinggi bukaan harus di-
hindari.

11 ARAH ANGIN
U

B T

S
ANALISIS TAPAK

No ASPEK DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

Arah dan kecepatan angin yang tidak menentu dapat berpengaruh Solusi agar struktur bangunan tetap stabil dari pengaruh gaya lat-
menjadi beban lateral terhadap struktur bangunan eral yaitu dapat berupa pemanfaatan struktur rangka kaku seperti
core pada struktur bangunan. Dapat juga ditambahkan outrigger
(belt) struktur agar bangunan tetap stabil dari beban angin.

12 IKLIM

Lokasi terletak pada kawasan perkotaan dengan kondisi iklim tropis Dengan kondisi iklim tropis, maka ketika musim penghujan air dapat Pemilihan jenis material pada bangunan harus diperhatikan dengan Karena memiliki iklim tropis, maka setiap bangunan perlu memiliki
yang cenderung lembab dan basah. dimanfaatkan secara maksimal untuk persedian dimusim kemarau. baik. Karea untuk menentukaan daya rentan serta kekuatan terh- sistem utilitas yang baik agar air cepat turun dari atap pada musim
adap iklim tropis. hujan. Sehingga tidak ada air yang menggenang. Seperti talang air
atau berupa water treatment lainnya yang kemudian dapat diolah
kembali sebagai pemanfaatan penggunaan terhadap air.

13 TOPOGRAFI

Topografi pada lokasi tapak relatif datar. Dengan jenis tanah yang relatif datar, maka untuk segi desain hanya Lahan tersebut memiliki jenis tanah yang relatif datar, artinya jika Menciptakan jaringan utilitas seperti drainase untuk mengalirkan
sedikit menemukan masalah untuk diselesaikan. terjadi hujan air akan menggenang dibeberapa titik. Karena air tidak air ketika terjadi hujan
dapat mengalir dari daerah ketinggian ke bagian daerah terendah.
ANALISIS TAPAK

No ASPEK DATA POTENSI KENDALA SOLUSI

14 UTILITAS

Terdapat jaringan utilitas seperti : Utilitas yang sudah tersedia dapat menjadi elemen pendukung Meskipun sistem utilitas sudah tersedia, namun untuk segi pera- Kendala sistem utilitas pada lokasi tersebut dapat diatasi dengan cara :
pada lokasi tapak. watan dan pemanfaatan masih kurang. Sehingga terlihat tidak ter- • Jaringan listrik : meggunakan sistem panel surya. Saat siang menyer-
Drainase atur. ap cahaya matahari, dan saat malam akan menyala. Serta diatur se-
Jaringan listrik cara automatic system yang dapat peka terhadap perpindahan waktu
PJU (Penerangan Jalanan Umum) siang ke malam.
• Sistem watertreatment : dapat berupa pembuatan sumur biopori
yang dibuat dibeberapa titik. Selain sebagai solusi dari banjir, namun
menjadi solusi sebagai cadangan air.

15 KEBISINGAN

• Kebisingan tertinggi : Kebisingan yang terdapat pada jalanan utama menjadikan sebuah Kebisingan menyebabkan kurangnya rasa kenyamanan terhadap in- Perlu adanya peredam suara yaitu dapat berupa :
Terdapat pada pertigaan Jl. Asia Afrika dan Jl. Alkateri. potensi bahwa di kawasan tersebut ramai dipadati oleh berbagai dra pendengaran. • Penggunaan material akustik pada dinding bangunan
• Kebisingan terendah : jenis aktivitas. • Penanaman pepohonan pada lokasi tapak. Keuntungannya adalah se-
Terdapat pada area bagian utara dan timur. Karena berupa peruma- lain buffer kebisingan dan pemecah angin, tapi dapat menjadi sebagai
elemen estetika serta vegetasi kawasan.
han penduduk
DIANTARA
REVIVE
01. Introduction 01. Introduction
Ÿ Memberikan kekuatan atau energi baru “Diantara” merupakan konsep dimana menggabungkakan lebih
Ÿ Memperbaiki kondisi dari satu fungsi yang saling terpaut dengan lingkungan sekitar.
Tujuannya untuk membagi fungsi yang ada pada tapak dengan
Konsep desain “Revive” yaitu memberikan elemen baru pada lingkungan sekitar. Solusi ini tepat untuk memperbaiki kondisi suatu
eksisting yang sudah ada. Menghidupkan kembali ruang yang tempat yang membutuhkan aktivitas lebih.
sudah ada dan meciptakan suasana yang dapat memberikan
kepuasan kepda pengguna.
Memberikan fasilitas kepada pengunjung yang memiliki berbagai
background.

World Mid- World Mid-


Economy Economy
Class Range Class Range
Service Service
Service Service Service Service

02. Site Overview 02. Site Overview

Lokasi tapak berada dijalan Asia Afrika No. 39, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Lokasi tapak berada dijalan Asia Afrika No. 39, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung,
Jawa Barat 40111. Jawa Barat 40111.

Ÿ Lokasi mudah diakses karena letaknya berada disamping pertigaan jalan, sehingga Ÿ Lokasi mudah diakses karena letaknya berada disamping pertigaan jalan, sehingga
dapat diakses dari beberapa arah. dapat diakses dari beberapa arah.
Ÿ Polusi udara dan suara karena lokasi berada dijalan dengan tingkat kepadatang yang Ÿ Polusi udara dan suara karena lokasi berada dijalan dengan tingkat kepadatang yang
cukup tinggi pada jam tertentu. cukup tinggi pada jam tertentu.
LOKASI Ÿ Berada diarea heritage, dimana desain bangunan baru harus mengikuti langgam yang LOKASI Ÿ Berada diarea heritage, dimana desain bangunan baru harus mengikuti langgam yang
sudah ada. sudah ada.
Ÿ Bangunan eksisting yang harus dipertahankan. Ÿ Bangunan eksisting yang harus dipertahankan.
Ÿ Terdapat beberapa hotel bintang 4. Ÿ Terdapat beberapa hotel bintang 4.

T
03. Problem Statement.
Ÿ Membuat bangunan hotel dengan mempertahankan eksisting yang
sudah ada. Bangunan tersebut merupakan bangunan cagar
budaya yang harus dipertahankan.
Ÿ Desain bangunan harus mengikuti langgam yang sama dengan
1
Strategi 1 : Revive
Ÿ Mempertahankan eksisting.
Ÿ Memperbaiki kondisi.
03. Problem Statement.
Ÿ Membuat bangunan hotel dengan mempertahankan eksisting yang
sudah ada. Bangunan tersebut merupakan bangunan cagar
budaya yang harus dipertahankan.
Ÿ Desain bangunan harus mengikuti langgam yang sama dengan
1
Strategi 1 : Conection
Ÿ
Ÿ
Mempertahankan eksisting.
Memperbaiki kondisi.
E
04. Konsep 04. Konsep

M
bangunan eksisting pada area tapak. bangunan eksisting pada area tapak.
Desain Desain
Ÿ Terdapat beberapa hotel yang sudah berdiri disekitar tapak yang Ÿ Terdapat beberapa hotel yang sudah berdiri disekitar tapak yang
Strategi 2 : Connection Strategi 2 : Link
dapat menjadi saingan. 3 dapat menjadi saingan. 3
Ÿ Menciptakan koneksi dengan Ÿ Menciptakan koneksi dengan
lingkungan sekitar lingkungan sekitar

05. Building Style

Art Deco merupakan langgam dalam seni arsitektur dekoratif yang berasal dari
A
tahun 1920-an dan berkembang menjadi langgam yang banyak diterapkan di
Eropa Barat dan Amerika Serikat selama tahun 1930-an.
Art Deco merupakan langgam yang anti tradisional yang melambangkan
kekayaan dan keanggunan.

Karakteristik Art Deco :


Ÿ Bentuk sederhana
Ÿ Ornamen geometris.
Ÿ Bentuk representasional.

Pengaruh dari Art Deco :


Ÿ Art Nouveau
Ÿ Cubism.
Ÿ Bauhaus. The Bryant Park, New York Empire State, New York Hotel Savoy Homann, Bandung Beberapa contoh ornamen pada Art Deco

06. Preseden

Malmaison Hotel
Hotel ini berada di Oxford Castle, 3 New Rd,
Oxford Ox1 1AY, United Kingdom.
Hotel ini berdiri pada bangunan castle yang
berada di Oxford.

Anda mungkin juga menyukai