Anda di halaman 1dari 4

PEMANFAATAN BAMBU PADA KONSTRUKSI BANGUNAN

ABSTRAK
Bamboo merupakan tanaman yang banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1250 jenis bamboo
yang ada di dunia, 11%-nya merupakan jenis dari Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah
terbiasa menggunakan material bamboo untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk furniture
rumah, konstruksi rumah, kerajinan, pertanian, alat music, bahkan makanan. Dalam bidang
konstruksi, bamboo sering digunakan sebagai material pengganti kayu, dikarenakan bamboo
memiliki karakter yang lentur namun kuat. Bamboo merupakan material kuat dan ringan serta
dapat digunakan tanpa pengolahan atau finishing. Konstruksi bamboo tahan terhadap gaya
gempa dan mudah diperbaiki apabila terjadi kerusakan. Namun,dalam rangka pemanfaatan
potensi tanaman bamboo sebagai material konstruksi perlu ada upaya pelestarian sehingga
tanaman bamboo tidak cepat habis. Pemanfaatan lahan yang kurang produktif merupakan solusi
yang baik untuk pelestarian tanaman bambu. Dengan pemanfaatan bambu yang luas dibidang
struktur bangunan, maka sirkulasi keberadaan bambu dapat mendukung perekonomian rakyat
serta memberikan dampak positip yang besar terhadap lingkungan.

Kata kunci : bamboo, konstruksi bangunan, tahan gempa.

Introduction
Citra tanaman bamboo selalu dikaitkan dengan konteks negara asia dan tropis. Hal ini berlaku
juga bagi negara Indonesia. Kita dapat menjumpai tanaman bamboo hamper diseluruh wilayah
Indonesia. Hal tersebut didukung oleh fakta bahwa dari 1250 spesies bamboo di dunia 11%-nya
adalah tanaman bamboo asli dari Indonesia. Nilai kelokalan bamboo semakin kental karena
banyak dari masyarakat Indonesia menggunakan bamboo untuk kebutuhan sehari-hari, seperti
furniture rumah, pertanian, kerajinan, alat music konstruksi rumah, bahkan untuk dimakan.
Bamboo sering digunakan untuk konstruksi bangunan karena sifat yang rinagn dan elastis
membuat konstruksi bamboo tahan terhadap gaya gempa dan mudah diperbaiki apabila ada
kerusakan.
Beberapa nilai kebaikan tanaman bamboo diantaranya sebagai berikut :
1. Pertumbuhan tercepat diantara tanaman lain, bamboo mampu tumbuh 30 sampai 90 cm
dalan satu hari.
2. Sifat ketahanan dari bamboo yang lebih kuat daripada kayu.
3. Pencapaian kekuatan maksimal yang mampu dicapai saat bamboo baru berusia 3 sampai
5 tahun.
4. Waktu panen yang lebih cepat disbanding kayu ( bamboo dapat dipanen tiga kali dalam
10 tahun)
5. Pemrosesan minimal saat setelah dipanen.
6. Tanaman yang dapat digunakan untuk control terhadap erosi tanah.
7. Tanaman bamboo dapat menyerap polusi karbon.
8. Material yang dapat diperbaharui.
9. Perawatan minimal.
10. Penghasil biomassa tujuh kali lebih banyak dari hutan pepohonan biasa.
Namun, dari kelebihan diatas, bamboo juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya :
1. Dari segi daya tahan : bamboo rentan terhadap serangan jamur dan serangga. Jika tidak
segera ditangani, maka bamboo hanya dapat bertahan tidak lebih dari 5 tahun.
2. Konstruksi sambungan : efisiensi strukturnya rendah.
3. Mudah terbakar.
Banyak jenis bamboo yang terdapat di Indonesia, kurang lebih terdapat 75 jenis bamboo asli
Indonesia. Namun, dari banyak jenis bamboo di Indonesia, hanya sekitar 10 jenis bamboo yang
memiliki nilai ekonomis. Jenis-jenis bamboo yang sering digunakan sebagai material konstruksi
bangunan di Indonesia, antara lain bamboo wulung, bamboo legi, bamboo petung, bamboo
ampel. Dibawah ini merupakan gambar dari beberapa jenis bamboo yang memiliki nilai
ekonomis.
gambar

METODE
Metode penelitian yang digunakan merupakan metode kualiatif yang bersifat deskriptif dan
menggunakan analisis sesuai dengan data yang ada. Teknik pengamatan data dilakukan melalui
proses pengamatan. Selain itu, dilakukan juga proses pencarian data secara online melalui
sumber dan referensi terpercaya terkait topik penelitian.

RESULT AND DISCUSSION


Dalam bidang konstruksi, bamboo digunakan untu membuat semua komponen bangunan, bail
structural maupun non-struktural, antara lain elemen atap, elemen dinding dan lantai.
a. Bambu sebagai pondasi.
Penggunaan bamboo sebagai pondasi, biasanya bamboo diletakan diatas pondasi beton atau
langsung dimasukan kedalam beton. Lebih baik tidak membiarkan bamboo kontak langsung
dengan tanah, karena bamboo dapat cepat membusuk.
b. Bamboo sebagai lantai.
Biasanya bamboo digunakan sebagai lantai apabila bangunan tersebut merupakan bangunan
panggung, jadi bamboo tidak langsung kontak dengan tanah. Hal ini tentu meningkatkan
kenyamanan dan kebersihan dalam bangunan. Lantai bamboo biasanya terdiri dari balok bamboo
yang diletakan diatas balok-balok pondasi.
c. Bamboo sebagai dinding
Masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan bamboo sebagai dinding rumah mereka.
Terutama rumah yang ada di pedesaan. Elemen utama dari dinding bamboo umumnya
merupakan bagian dari kerangka structural. Bamboo sebagai dinding mampu menahan beban
bangunan baik berat sendiri maupun beban dari cuaca dan gempa bumi. Penggunaan bamboo
sebagai dinding memiliki keunggulan tersendiri, seperti cahaya matahari dan angina dapat
menembus masuk melewati celah anyaman.
d. Bamboo sebagai atap.
Atap bangunan berfungsi sebagai pelindung dari cuaca ekstrim termasuk hujan, matahari, dan
angin. Maka dari itu atap harus memiliki struktur yang kuat, tangguh dan ringan.
Struktur bamboo untuk atap dapat terdiri atas komponen rangka atap, gording, kaso dan reng.

Bangunan bamboo sebagai bangunan yang ramah lingkungan. Setiap bangunan dirancang
dengan meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan. Berikut merupakan kategori bahan
:green building”, diantaranya yaitu :
a. Produk yang dibuat dari bahan yang ada di lingkungan sekitar.
b. Produk yang memiliki sedikit dampak negative pada lingkungan selama masa konstruksi.
c. Produk yang mengurangi dampak lingkungan dari operasi bangunan.
d. Produk yang aman untuk area dalam dan luar bangunan.
Bamboo memenuhi syarat sebagai material konstruksi yang ramah bagi lingkungan. Bamboo
saat ini sedang dipandang sebagai alternative material bangunan dengan biaya rendah untuk
masalah besar perumahan yang dihadapi oleh beberapa negara berkembang. Bamboo memiliki
potensi bahan material yang ramah lingkungan, karena :
a. Kekuatan Tarik yang tinggi daripada baja.
b. Membutuhkan energy yang sedikit untuk produksi.
c. Bambu dapat diawetkan dengan bahan tertentu, sehingga dapat memperpanjang umur
bamboo.
d. Bamboo mudah dibentuk.
e. Memiliki kekuatan yang tinggi untuk menahan guncangan.
f. Sangat efisien dalam menyerap karbondioksida dan berkontribusi terhadap pengurangan
efek rumah kaca.

Conclusion
Bamboo dapat digunakan sebagaimaterial konstruksi bangunan sehingga dapat menggatikan
material kayu yang semakin langka. Jika bamboo didesain dan dirawat dengan baik maka dapat
memperpanjang umur bamboo. Dengan upaya pelestarian berupa menaman bamboo di lahan
yang kurang produktif maka akan berdampak positif bagi lingkungan, antara lain udara segar
karena bamboo penyumbang oksigen yang lebih besar disbanding kayu dan dapat menyerap
karbondioksida, pemanfaatan lahan gundul, dan dapat mencegah erosi.

4. Acknowledgement

Penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
penelitian ini.

Referensi
Purwito, (1995). “The Application of Bambu for Earthquake-resistent Houses”, In Ganapati,
P.M., Janssen, J.A., Sastry, C.B., ed., Bambu People and Environment, Proceedings of the Vth
International Bambu Workshop and the IV International Bambu Congress, Bali, 19-22 June
1995.
Sharma, Y.M.L. 1987. Bambus in the AsiaPacific region.: 99-100. In Lessard, G. & Chouinard.
A. (eds) Bambu Research in Asia. IDRC, Canada.
Jayanetti, D.L., & Follet, P.R., (2002), “Bambu in Construction: An Introduction”, INBAR
Technical Report No.16, India.
Morisco and Mardjono, F., (1995), “Strength of Filled Bambu Joint”, In Ganapati, P.M., Janssen,
J.A., Sastry, C.B., ed., Bambu People and Environment, Proceedings of the Vth International
Bambu Workshop and the IV International Bambu Congress, Bali, 19-22 June 1995, p.113
-1120.
Sulistyowati, Any. Pengawetan Bambu. 2005. http://www.elsppat.or.id/
Widyowijatnoko, Andry. Modul Pelatihan Konstruksi Dinding Bambu Plester. 2006.
http://www.bamboocentral.org/
Widyowijatnoko, Andry. Bambu Komposit untuk Aceh. 2000. http://ar.itb.ac.id/
Arce, O.A., (1995), “Bambu Housing in Seismic-prone Areas”, In Ganapati, P.M., Janssen, J.A.,
Sastry, C.B., ed., Bambu People and Environment, Proceedings of the Vth International Bambu
Workshop and the IV International Bambu Congress, Bali, 19-22 June 1995

Anda mungkin juga menyukai