Anda di halaman 1dari 27

Struktur

Bangungan Tahan
Gempa Dari
Material Bambu
A D EW I YA SU M A ( 2 2 9 14 0 3 8 )
Sejarah Penemuan Bambu

Bambu memiliki sejarah panjang dan mapan sebagai


bahan bangunan di seluruh dunia baik di daerah tropis
maupun sub-tropis. Menurut Sharma (1987) di dunia
tercatat lebih dari 75 negara dan 1250 spesies bambu,
bambu juga tumbuh melimpah di seluruh kepulauan
Indonesia, dan telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
Pertumbuhan bambu yang cepat membuat bambu sebagai
sumber daya yang dapat berkelanjutan.
Bambu Sebagai Bahan Bangunan

Bambu adalah material ringan yang berongga. Banyak


orang mengira bahwa rongga tengah bambu merupakan
kelemahan bagi bambu, padahal hal ini tidak benar.
Bambu memang berongga, dan rongga tengah pada
bambu sebenarnya merupakan ciri khas kekuatan bambu
dan berfungsi sebagai bracer.Bracer dapat memperkuat
bambu dan membuat elemen yang biasa digunakan
sebagai struktur menjadi lebih ringan dan tidak kaku.
Bambu juga memiliki karakter elastis dan tidak mudah
pecah sehingga struktur bambu menjadi lebih dapat
diandalkan.
Dimensi Bambu

Menurut Prawiroatmodjo (1976), perubahan dimensi bambu tidak


sama dari ketiga arah stuktur radial, tangensial dan longitudinal
sehingga kayu atau bambu bersifat anisotropis. Kedua jenis
perubahan dimensi mempunyai arti yang sama penting, tetapi
berdasarkan pengalaman praktis yang lebih sering menggunakan
bambu dalam keadaan basah, maka pengerutan bambu menjadi
perhatian yang lebih besar dibanding pengembangannya. Angka
pengerutan total untuk kayu atau bambu normal berkisar antara
4,5% sampai 14% dalam arah radial, 2,1% sampai 8,5% dalam arah
tangensial dan 0,1% sampai 0,2% dalam arah longitudinal.
Sifat Fisik Bambu
Kadar air serbuk bambu dalam kondisi kering angin berkisar antara
11,07% hingga 15,47%. Kadar air tidak terpengaruh oleh faktor posisi
vertikal batang dan umur bambu. Artinya, kadar air pada serbuk bambu
dalam kondisi kering angin tidak banyak bervariasi menurut posisi
vertikal batang maupun menurut umur bambu (Suranto, 1994). Salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan bambu adalah berat
jenis bambu. Berat jenis dinyatakan sebagai perbandingan antara berat
kering tanur suatu benda terhadap berat suatu volume air yang sama
dengan volume benda itu. Berat jenis bambu merupakan ungkapan
banyaknya zat kayu atau sel dinding sel. Bambu yang mempunyai berat
jenis besar berarti mempunyai jumlah zat dinding sel persatuan volume
besar.
Keunggulan Bambu
•Menurut penelitian, bambu lebih kuat dari beton dalam
struktur
•Memiliki sifat fisis dan mekanik yang baik
•Mudah dibelah, dipotong, dan dibentuk
•Seratnya elastis, optimal menahan beban tarik, tekan,
geser, dan tekuk
•Rupanya artistik
•Relatif murah
•Tidak bersifat polutif
•Ramah lingkungan karena memiliki siklus hidup kurang
dari 6 tahun
•Mampu mencegah longsor, erosi, serta banjir
•Ringan
Kelemahan Bambu

• Rentan lapuk, reyot, tidak tahan air hujan dan api


• Rawan terkena hama jamur, lumut, rayap, bubuk,
dan sejenisnya.
• Umurnya relatif pendek
• Dalam pengerjaannya, ada beberapa hal sulit,
seperti teknik penyambungan antar bambu, atau
penyambungan dengan material lain
Jenis-jenis bambu yang digunakan
untuk material bangunan
Bambu Wulung
Jenis bambu ini dapat tumbuh pada dataran yang tinggi maupun dataran rendah. Untuk
itu, bambu wulung bertumbuh secara liar dengan tingkat pertumbuhan yang cukup
cepat. Bambu ini biasanya digunakan untuk membuat anyaman hingga sebagai pagar,
dan tiang rusuk bangunan karena mudah untuk ditekuk dan tidak mudah patah.
Bambu Petung
Memiliki ciri khas yang akan berubah warna ketika tua dari hijau ke kuning. Bambu jenis
ini cenderung memiliki diameter yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis bambu
lainnya. Sifatnya yang mudah ditekuk, menjadikan bambu ini cocok jika dijadikan tiang
pancang untuk pemasangan pengecoran, pondasi hingga tiang untuk rumah tradisional.
Bambu Kuning
Sesuai namanya, bambu ini memiliki warna kuning yang cerah dibandingkan dengan
bambu jenis lainnya. Karena warnanya yang unik dan cenderung mencolok, bambu ini
lebih sering digunakan sebagai tanaman hias karena memiliki estetika yang indah, namun
kekuatannya tidak terlalu bagus jika dibandingkan dengan bambu jenis lain untuk
digunakan sebagai material bangunan.
Bambu Sebagai Elemen Struktur
Bangunan

Bambu dapat digunakan untuk membuat semua komponen bangunan, baik


struktural maupun non structural. Konstruksi bangunan bambu ini ditandai dengan
pendekatan kerangka struktural mirip dengan yang diterapkan dalam konstruksi
kayu. Dalam hal ini, elemen lantai, dinding dan atap saling dihubungkan dan
saling bergantung satu sama lain untuk stabilitas keseluruhan. Ada kebutuhan
untuk mengontrol deformasi lateral dalam beberapa bentuk tradisional bangunan
pada khususnya. Kecukupan dan kesesuaian bangunan untuk hunian juga akan
tergantung pada detail yang baik, misalnya untuk membantu mencegah masuknya
air dan kelembaban, serangan jamur dan kutu kutu.
Bambu Sebagai Elemen Struktur
Bangunan

BAMBU SEBAGAI PONDASI

BAMBU SEBAGAI LANTAI

BAMBU SEBAGAI DINDING

BAMBU SEBAGAI ATAP


Bambu Sebagai Elemen Struktur
Bangunan

A) Bambu sebagai pondasi

Jenis-jenis pondasi dari bambu yang umum digunakan antara


lain bambu kontak tanah secara langsung, bambu di atas
pondasi batu atau beton, bambu dimasukkan ke dalam pondasi
beton (Gambar 1), dan bambu sebagai tulangan beton. Secara
umum, yang terbaik adalah menjaga bambu agar tidak kontak
langsung dengan tanah, karena bambu yang tidak diobati dapat
membusuk sangat cepat jika kontak dengan tanah.

Gambar 1: Skematik bambu untuk pondasi tidak


kontak dengan tanah (Purwito, 1995)
Bambu Sebagai Elemen Struktur
Bangunan

B) Bambu sebagai Lantai


Lantai bangunan bambu mungkin di permukaan tanah, dan
karena itu hanya terdiri dari tanah yang dipadatkan, dengan atau
tanpa perkuatan dari anyaman bambu. Namun, solusi yang
dipilih adalah untuk menaikkan lantai di atas tanah menciptakan
jenis konstruksi panggung. Hal ini meningkatkan kenyamanan
dan kebersihan dan dapat memberikan tempat penyimpanan
tertutup di bawah lantai. Ketika lantai ditinggikan, lantai
menjadi bagian integral dari kerangka struktur bangunan. Lantai
bambu biasanya terdiri dari balok bambu tetap untuk strip
pondasi atau tumpuan ke pondasi. Balok-balok dipasang di
sekeliling bangunan. Balok dan kolom umumnya berdiameter
sekitar 100 mm Gambar 2: Denah Bambu untuk Lantai (Purwito, 1995)
Bambu Sebagai Elemen Struktur
Bangunan
C) Bambu sebagai dinding
Penggunaan yang paling luas dari bambu dalam konstruksi
adalah untuk dinding dan partisi. Elemen utama dari dinding
bambu umumnya merupakan bagian dari kerangka struktural.
Dengan demikian bambu harus mampu untuk menahan beban
bangunan baik berat sendiri maupun beban berguna, cuaca, dan
gempa bumi.
Sebuah pengisi antara anyaman bambu diperlukan untuk
menyelesaikan dinding. Tujuan dari pengisi adalah untuk
melindungi terhadap hujan, angin dan hewan, untuk
memberikan privasi dan memberikan perkuatan untuk
menjamin stabilitas keseluruhan struktur ketika mengalami gaya
horisontal. Pengisi harus didesain untuk memungkinkan cahaya
dan ventilasi. Gambar 3: Konstruksi dinding dengan jaring-jaring
bambu (Jayanetti,dkk., 2002).
Bambu Sebagai Elemen Struktur
Bangunan
D) Bambu sebagai atap
Atap bangunan yang diperlukan untuk memberikan
perlindungan terhadap cuaca ekstrem termasuk hujan, matahari
dan angin, dan untuk memberikan yang jelas, ruang yang dapat
digunakan di bawah kanopi nya. Di atas semua, itu harus cukup
kuat untuk menahan kekuatan yang cukup dihasilkan oleh angin
dan penutup atap. Dalam hal ini bambu sangat ideal sebagai
bahan atap - itu kuat, tangguh, dan ringan.
Struktur bambu untuk atap dapat terdiri dari komponen Rangka
atap (kuda-kuda), Gording atau purlin, kasau dan reng.

Gambar 4: Denah konstruksi atap dengan bambu.


(Purwito,1995).
BANGUNAN TAHAN GEMPA
Belakangan di Indonesia sering terjadi bencana gempa bumi, karena itu sangat
disarankan bagi masyarakat untuk memilih konstruksi bangunan tahan gempa, ketika
akan membangun hunian ataupun bangunan lainnya. Bangunan tahan gempa akan
memperkecil kerugian yang di derita, ketika bencana terjadi dan akan memberikan
keamanan lebih.

Salah satu penyebab besarnya kerusakan yang terjadi setelah bencana gempa adalah
struktur bangunan yang tidak sesuai dengan standar keamanan gempa bumi. Tak hanya
menyebabkan kerugian materiil yang besar, kerusakan bangunan yang terjadi ketika
gempa juga membuat lebih banyak korban jika. Untuk meminimalkan korban dan
kerugian materiil saat terjadinya gempa, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
membangun bangunan tahan gempa. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
membangun bangunan tahan gempa.
KONTRUKSI BANGUNAN TAHAN
GEMPA
Konstruksi bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bisa merespon
gempa, dengan sikap bertahan dari keruntuhan dan bersifat fleksibel untuk meredam
getaran gempat. Bangunan tahan gempa merupakan bangunan yang dirancang dan
diperhitungkan secara analisis, baik kombinasi beban, penggunaan material, dan
penempatan massa strukturnya.
 
Ciri-ciri fisik bangunan tahan gempa adalah memilik struktur sistem penahan gaya
dinakik gempa, memiiki sistem penahan gempa, dan konfigurasi strukturnya
memenuhi standar anti gempa. Jika Ingin membangun bangunan tahan gempa, Anda
harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan perusahaan jasa konstruksi berpengalaman
sehingga hasilnya maksimal.
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika
Membangun Bangunan Tahan Gempa
Dalam membangun bangunan komersil maupun hunian tahan gempa ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dengan baik. Setidaknya ada 3 hal utama yang harus Anda perhatikan, yaitu pondasi, beton, dan
beton bertulang.

Pondasi
Merupakan bagian penting dari struktur sebuah bangunan. Pondasi

1
berada paling bawah dan berfungsi menyalurkan beban ke tanah.
Karena itu, pondasi harus diletakkan ke tanah dengan keras. Kedalaman
minimum untuk pembuatan pondasi adalah 60 hingga 80 cm. Untuk
faktor akurasi dari kedalaman ataupun jenis pondasi, dapat ditempuh
dengan melakukan uji sondir tanah pada lokasi yang akan dibangun
bangunan. Setelah laporan sondir diterbitkan, dilanjutkan dengan proses
perhitungan struktur bangunan oleh ahli sipil/ konstruksi untuk
menentukan kedalaman dan komponen tulangan struktur bangunan.
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika
Membangun Bangunan Tahan Gempa
Beton
Merupakan bagian umum yang dipakai untuk bangunan. Beton dibuat dengan mencampur pasir halus,

2
kerikil, dengan air dan semen. Penggunaan beton pada bangunan sudah umum, tapi dalam bangunan
anti gempa beton harus dibuat kokoh dengan standar baku sehingga lebih aman.
Beton merupakan campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus (pasir), agregat
kasar (kerikil), dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (admixture) membentuk massa
padat. Beton yang banyak digunakan saat ini adalah beton normal. Beton normal adalah beton yang
mempunyai berat isi 2200 – 2500 kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah (SNI 03-2834-
2002). Kelebihan utama beton adalah memiliki kuat tekan yang tinggi tetapi kuat tarik yang
dimilikinya rendah. Untuk mengatasi kelemahannya terhadap tarik maka beton dikombinasikan
dengan baja tulangan, sehingga menjadi beton bertulang, yang mana baja tulangan berfungsi
menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton.
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika
Membangun Bangunan Tahan Gempa
Beton bertulang
Hal satu ini merupakan bagian penting dalam membuat rumah tahan gempa. Dengan menggunakan
besi beton dan diseluti oleh beton (pasir halus, kerikil, dengan air dan semen). Penggunaan alat

3
bantu seperti vibrator atau molen sangat disarankan, untuk menghasilkan beton bertulang kualitas
tinggi.
Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat digunakan pada elemen beton bertulang dibatasi
hanya pada baja tulangan dan kawat baja saja. Baja tulangan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu baja
tulangan polos (BJTP) dan baja tulangan ulir atau deform (BJTD). Tulangan polos biasanya
digunkan untuk tulangan geser/begel/sengkang dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal sebesar
240 MPa sedangan tulangan ulir atau deform digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan
memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal 300 MPa. Baja tulangan hanya diutamakan
untuk menahan beban tarik pada struktur beton bertulang, sedangkan beban tekan yang yang bekerja
cukup ditahan oleh betonnya.
STRUKTUR BAMBU KUAT APA
TIDAK????
Bambu memiliki kekuatan yang dapat dipersaingkan dengan baja. Karena
kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan
bangunan tahan gempa. Sayangnya, selama ini kekuatan bambu belum diimbangi
dengan teknik sambungan yang kuat. Paduan antara kekuatan, kejelian arsitek, dan
keampuhan bahan pengawet menghasilkan konstruksi yang kuat, tahan gempa,
indah, dan awet hingga puluhan tahun.
Dari berbagai penelitian, struktur bambu terbukti memiliki banyak keunggulan.
Seratnya yang liat dan elastis sangat baik dalam menahan beban (baik beban
tekan/tarik, geser, maupun tekuk). kuat tekan bambu (yang berkualitas) sama
dengan kayu, bahkan kuat tariknya lebih baik daripada kayu. Bahkan dengan
kekuatan seperti ini, jenis bambu tertentu bisa menggantikan baja sebagai tulangan
beton.
Cara Sambungan Bambu Yang
Benar!
Cara Sambungan Bambu Yang
Benar!
Macam-macam bangunan dari
bambu
The Temple House di The Stunning Spa di
Bali Bali
Macam-macam bangunan dari
bambu
The Captivating Cacao House di The River House di Bali
Bali
Macam-macam bangunan dari
bambu
The Rising Cane pavilion di China
Ting Xi Bamboo Restaurant di China
Macam-macam bangunan dari
bambu
 Bamboo-woven Hostel di China Hay Hay restaurant and bar di Vietnam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai