Disusun Oleh:
Adelia Marshanda (1907111251)
Arsitektur A
Material Konstruksi
Fakultas Teknik
Universitas Riau
1
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………………1
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Selulosa
Selulosa merupakan setengah dari zat penyusun kayu dan sebagai
komponen struktur utama pada dinding sel tumbuhan. Bahan dasar
selulosa ialah glukosa. Selulosa merupakan bahan dasar yang penting
bagi industri-industri yang memakai selulosa sebagai bahan baku,
misalnya: pabrik kertas, sutera tiruan dan lain sebagainya.
4
b. Poliosa (Hemiselulosa)
Terdapat perbedaan Hemiselulosa pada kayu keras dan lunak.
Hal ini disebabkan karena dalam kayu keras dan tanaman tahunan yang
dominan adalah jenis pentose (terutama xilan), sedangkan dalam
hemiselulosa kayu lunak yang dominan adalah jenis hexosa mudah
diisolasi dari kayu dan lebih muda dihidrolisis.
Dalam pulp kertas atau dalam kertas, hemiselulosa berperan
sebagai perekat alami dan memperkuat ikatan antara serat ke serat.
Kebanyakan, hemiselulosa berfungsi sebagai bahan pendukung dalam
dinding sel.
c. Lignin
Lignin adalah komponen makromelekuler dinding sel ketiga.
Lignin adalah suatu polimer yang kompleks dengan berat molekul tinggi,
tersusun atas unit-unit fenilpropan. Lignin terdapat di antara sel-sel dan
di dalam dinding sel. Lignin berfungsi sebagai perekat untuk mengikat
sel-sel bersama-sama. Lignin juga berpengaruh dalam mempertinggi sifat
racun kayu yang membuat kayu tahan terhadap serangan cendawan dan
serangga.
5
2.5 Konstruksi Material Kayu
Bahan kayu ini digunakan pada rangka, atap, latai, tiang penyangga, kuda-
kuda, dinding, pintu, dan jendela. Beberapa penggunaaan konstruksi kayu :
• Kontruksi balok, pada bangunan gedung, struktur balok dapat digunakan pada
balok atap maupun gording. Struktur kayu dapat berupa kayu solid gergajian,
kayu laminasi, dan bentuk kayu buatan lainnya.
• Konstruksi rangka batang kayu, Konstruksi rangka batang kayu umumnya
digunakan pada bangunan rumah tinggal, perkantoran, pertokoan, hingga
jembatan. Rangka batang merupakan struktur rangka yang disusun oleh batang
yang membentuk segitiga dengan sambungan kayu dan dapat menerima beban
struktur.
• Konstruksi kayu juga sering digunakan pada pintu ataupun jendela.
Adapun beberapa jenis kayu untuk konstruksi bangunan : kayu jati, kayu
merbau, kayu kamper, kayu bangkirai, kayu meranti, kayu ulin.
6
untuk menjaga adanya air tertangkap pada kaki kolom tersebut. Terlebih jika kolom
tersebut berada diluar bangunan yang dapat terekspose dengan hujan dan/atau
kelembaban yang berlebihan.Kaki kolom sederhana dengan penahan hanya di dua
sisi seperti pada di bawah ini sangat disarankan untuk memungkinkan adanya
drainase pada kaki kolom.
Batang struktur kolom dapat menerima beban dari balok, balok loteng,
maupun beban rangka atap. Untuk dapat menahan beban di atasnya dan terhindar
dari tekuk sangat disarankan dan sebisa mungkin menghindari pengurangan
tampang efektif kolom. Sambungan gigi umumnya mengurangi tampang efektif
kolom yang relatif besar sehingga tidak disarankan penggunaannya. Penggunaan
klos sambung mungkin akan cukup baik, namun akan menjadi mahal
karenamenambah volume kayu yang tidak sedikit. Penyelenggaraan sambungan
yang mendekati ideal dapat menggunakan pelat sambung seperti yang ditunjukkan
pada di bawah ini. Dengan penggunaaan alat sambung kolom dengan balok tersebut,
pengurangan tampang kolom yang terjadi hanya akibat lubang baut.
Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng balok atap,
maupun gording.Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu
laminasi, atau bentuk kayu buatan lainnya.Untuk penyambungan, batang balok
7
dengan balok perlu menghindari sambungan yang menerima momen yang relatif
besar. Karenanya sambungan balok umumnya dilakukan tepat di atas struktur
dudukan atau mendekati titik dudukan.Dengan begitu momen yang terjadi pada
sambungan relatif kecil.
8
diperolehlah struktur yang relatif ringan dan kuat pada 15 bentangan yang lebih
panjang. Pemakaian rangka batang untuk struktur kayu memungkinkan
terbentuknya ruang terbuka yang luas dan partisi/penyekat ruang dapat dirubah
tanpa harus mempertimbangkan integritas struktural dari bangunan. Alasan
penyelenggaaran rangka batang antara lain: (1) Sangat bervariasibentuknya, (2)
Dapat menampilkan keindahan khusus, (3) dapat melayani bentang relatif panjang,
(4) memungkinkan kemudahan penyelenggaraan sistem instalasi layanan bangunan,
misal listrik, plumbing, maupun langitlangit, (5) kompatibel terhadap elemen
struktur lain, misal beton, pasangan maupun baja.
9
b. Kayu Merbau
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau memiliki tekstur serat
garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga
terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan
kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu ini sangat cocok dijadikan
penyangga dan tiang atap rumah.
c. Kayu Bengkire/Bangkirai
Kayu Bengkire/Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan
kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat
kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul
retak rambut dipermukaan. Pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole.
Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler.
Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu
sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi
berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap
cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan /
eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll.
d. Kayu Kamper
Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang
harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat
bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering
menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela.
Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga
besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu
lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I.
Kayu ini tahan bubuk tapi tidak tahan rayap.
10
e. Kayu Rasamala/Damar
Warnanya merah/coklat kehitam-hitaman. Termasuk dalam kelas kuat II,
kelas keawetan II dan kelas pemakaian II. Banyak digunakan untuk rangka atap,
balok, loteng, tiang-tiang dan sebagainya. Kelebihannya : tahan terhadap rayap
dan jika terlindungi iklim maka tidak tidak menyebabkan banyak perubahan
kadar lengas tahan terhadap bubuk. Kekurangan : jika pengembangan dan
penyusutan yang berlebihan maka kadar legas nya akan cepat dan besar
sehingga menyebabkan kayu memilin.
f. Kayu Meranti
Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda
tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain
bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap
cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV.
g. Kayu Merawan
Kayu ini warnanya coklat muda yang lama kelamaan menjadi coklat tua.
Termasuk dalam kelas kuat II, Kelas Keawetan II dan kelas pemakaian II.
Banyak digunakan untuk bangunan rumah dan perlengkapan perabot rumah
tangga. Kembang susutnya kecil dan mudah diperoleh dalam ukuran yang besar.
Banyak terdapat di sumatera dan Kalimantan
h. Kayu ulin
Kayu ulin yang disebut juga dengan bulian atau kayu besi adalah
tanaman khas Kalimantan yang sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,
seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan perkapalan. Kayu ulin
11
termasuk jenis pohon besar yang tingginya bisa mencapai 50 meter dan diameter
mencapai 120cm.
Karena ketahanannya terhadap perubahan suhu, kelembapan dan
pengaruh air laut, kayu ulin memiliki sifat sangat berat dan keras. Maka, kayu
ini juga sering disebut sebagai kayu besi karena sangat kuat dan tahan banting.
Kayu ulin termasuk kelas kuat I dan kelas keawetan I. Kayu ini banyak terdapat
didaerah kalimantan.
12
Daftar Mutu Kayu
13
f. Apabila proses pengeringan kurang baik akan menimbulkan serangan
cendawan/jamur, dan serangga
g. Cacat pada kayu mengakibatkan kekurangan atau kesulitan pada penggunaan
dan pengerjaan kayu.
h. Cacat di awal pertumbuhan, akan menjadi cacat pada kayu setelah pohon
ditebang
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16