CORRIDOR
i
HUMAN ASPECT IN STREET
CORRIDOR
Penulis :
Penerbit
Pekanbaru
2021
ii
HUMAN ASPECT IN STREET CORRIDOR
Penulis:
Adelia Marshanda & DKK
Jurusan Arsitektur
Universitas Riau
2021
Desain Cover:
Selma Khalida
Layout:
Cetakan I:
Penerbit
iii
KATA PENGANTAR
v
wawasan mengenai pemanfaatan, solusi dan
rancangan desain yang berguna bagi koridor jalan
dan penggunanya. Semoga buku ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca, masyarakat,
dan lingkungan hidup khususnya bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Tim Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
4.4 Pasar Pagi ………………………………... 20
4.5 Pasar Kodim ……………………………... 23
4.6 Pedestrian Tuan Kadi ……………………. 27
4.7 RTH Kaca Mayang ……………………… 30
4.8 RTH Rumah Walikota …………………… 34
4.9 RTH Sungai Siak ………………………… 37
4.10 Jalan Sumatra ………………………… 40
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penggunaan koridor jalan tersebut tidak
berjalan maksimal. Fungsi tersebut
dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang
kurangnya pemahaman tentang penggunaan
koridor jalan yang semestinya digunakan.
Kebiasaan atau perilaku yang banyak
digunakan sehingga penggunaan koridor jalan
menjadi berubah ialah berdagang, tempat
parkir roda dua, dan lain-lain. Oleh karena itu,
sebaiknya penggunaan koridor jalan tetap
sesuai dengan fungsi utamanya yaitu sebagai
tempat pejalan kaki. Dengan penerapan teknik
Sequential Perspective - Serial Vision, kita
dapat melakukan analisa terhadap koridor
jalan. Untuk itu, penulis melakukan analisa
dan pertimbangan desain pada beberapa
koridor jalan di Kota Pekanbaru, Provinsi
Riau. Sehingga dapat menjadikan
pertimbangan bagi tata kota di Kota
Pekanbaru nantinya.
2
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas, dapat ditemukan
beberapa pertanyaan, sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Sequential
Perspective – Serial Vision?
2. Bagaimana hubungan antara perilaku
dengan Sequential Perspective – Serial
Vision?
3. Bagaimana contoh rancangan dari
Sequential Perspective – Serial Vision?
4. Bagaimana hasil survey, analisa dan
usulan rancangan terhadap penggunaan
koridor jalan di beberapa tempat di Kota
Pekanbaru?
1.3 Tujuan
Tujuan dari analisa tersebut yaitu :
1. Memahami penggunaan teknik Sequential
Perspective – Serial Vision dalam
mengamati dan menganalisa perilaku
manusia terhadap suatu ruang atau tempat.
3
2. Dapat mengembangkan desain baru yang
merupakan hasil analisa yang telah
dilakukan.
3. Dapat mengedepankan fungsi utama pada
suatu ruang atau tempat.
4. Dapat mengembangkan fungsi tambahan
tanpa mengubah fungsi utama suatu ruang
atau tempat.
4
BAB II
LITERATURE REVIEW
5
penemuan dan drama. Sebaliknya, Cullen
menulis,'Jalan lurus yang panjang memiliki
dampak yang kecil karena pandangan awal
akan segera dicerna dan menjadi monoton.'
(Cullen 1961, hlm. 11 dikutip dalam Roberts).
6
BAB III
METODE
7
BAB IV
8
lebih jelas, maka akan dibahas hasil survey dan
analisa masing-masing lokasi.
9
Jembatan Jembatan Lecton 3,
Lecton 3, Siang Hari
Pagi Hari
10
Jembatan Lecton 3, Sore
Hari
11
koridor jalan sebagai akses jogging.
Tidak ditemukan penggunaan lainnya.
Dari ketiga analisa tersebut,
penggunaan koridor jalan tetap sebagai
tempat pejalan kaki. Permasalahan yang
juga terkait terhadap koridor jalan di
jembatan lecton 3 ini adalah dekatnya
jarak pejalan kaki dengan kendaraan
yang berada di samping pedestrian,
sehingga tingkat kenyamanan dan
keamanan kurang bagi pejalan kaki.
12
13
Jembatan Jembatan siak 4,
siak 4, pagi siang hari
hari
Jembatan siak 4,
sore hari
14
Siang : penggunaan koridor jalan
tergolong sangat rendah, dikarenakan
suhu pada siang hari sangat tinggi. Tidak
terdapat fungsi selain pedestrian dan
jalur sepeda.
Sore : penggunaan koridor jalan
tergolong sedang, dikarenakan lumayan
banyaknya pejalan kaki yang menikmati
waktu sore hingga menjelang matahari
tenggelam.
Dari ketiga analisa tersebut
penggunaan koridor jalan sesuai dengan
fungsi nya yaitu pejalan kaki dan
bersebelahan dengan jalur pesepeda.
Untuk meningkatkan kualitas dari
koridor jalan pada jembatan, hendaknya
memperhatikan keamanan bagi
pengguna pedestrian khususnya di tepi
jembatan. Penggunaan batasan tepi dan
pedestrian harus lebih ekstra demi
keselamatan semua usia, terutama anak-
anak.
15
4.3 Mall Pekanbaru
16
Mal Pekanbaru, Mal Pekanbaru,
Pagi Hari Siang Hari
17
Mal Pekanbaru,
Sore Hari
18
sebagai tempat jualan bagi pedangang
kaki lima. Pada waktu ini, PKL semakin
ramai dan membuat akses pedestrian
mulai tertutup sebagian sebagai tempat
duduk pengunjung dagangan PKL
tersebut.
Sore : penggunaan koridor jalan
tergolong tinggi, dikarenakan banyaknya
pengujung Mall Pekanbaru dan toko-
toko di sekitarnya. Ditemukan
banyaknya pengujung dagangan PKL
dan kendaraan yang parkir di tepi jalan
sehingga menutupi penghlihatan pejalan
kaki terhadap pintu masuk mall dan
toko.
Dari ketiga analisa tersebut
penggunaan koridor jalan sudah
memiliki banyak fungsi yang
mengakibatkan salah satu dari
banyaknya fungsi tersebut menjadi
hilang.
19
4.4 Pasar Pagi
20
Pasar Pagi, Pagi Pasar Pagi, Siang
Hari Hari
21
Pasar Pagi, Sore
Hari
22
Sore : penggunaan koridor jalan
tergolong rendah, dikarenakan tidak
terlalu banyaknya akses pejalan kaki
yang sudah dijadikan sebagai tempat
parkir roda dua.
Dari ketiga analisa tersebut
penggunaan koridor jalan bagi pejalan
kaki sangat minim di siang dan sore hari
karena tertutup dengan penggunaan
sebagai tempat parkir roda dua oleh
beberapa toko.
23
24
Pasar Kodim, Pasar Kodim,
Pagi Hari Siang Hari
Pasar Kodim,
Sore Hari
25
sekolah tertutup oleh dagangan yang ada
dan mengakibatkan pejalan kaki tidak
dapat mengakses pedestrian secara baik.
Siang : penggunaan koridor jalan
tergolong sedang, dikarenakan
pedestrian masih digunakan oleh
pedagang pasar untuk berjualan. Namun
pada waktu ini, pedagang perlahan-lahan
sudah berhenti berjualan dikarenakan
kawasan tersebut masih terhitung
sebagai sekolah, keributan penjual akan
mengganggu aktivitas yang ada di
sekolah. Sehingga pejalan kaki, perlahan
bisa menggunakan pedestrian.
Sore : penggunaan koridor jalan
tergolong rendah, dikarenakan pedagang
sudah tidak berjualan di pedestrian
sehingga pejalan kaki dapat
menggunakan pedestrian dengan penuh.
Dari ketiga analisa tersebut
penggunaan koridor jalan untuk pejalan
kaki tidak dapat digunakan di pagi dan
siang hari. Walaupun pedestrian tersebut
26
masih termasuk daerah pasar, disarankan
lebih diutamakan sebagai pedestrian
kawasan sekolah. Mengingat keamanan
bagi siswa dan warga sekolah.
4.6 Pedestrian Tuan Kadi
27
Pedestrian Tuan Kadi, Pagi Hari
28
Pedestrian Tuan
Kadi, Siang Hari
29
dan tidak ditemukan penggunaan
lainnya.
Siang : penggunaan koridor jalan
tergolong sangat rendah, keadaan tetap
sama dengan keadaan di pagi hari.
Sore : penggunaan koridor jalan
tergolong sangat rendah, keadaan tetap
sama dengan keadaan di pagi dan siang
hari.
Dari ketiga analisa tersebut
penggunaan koridor jalan tidak terlalu
menonjol walaupun berada di dekat
taman dan wisata budaya rumah
tradisional melayu.
4.7 RTH Kaca Mayang
30
31
RTH Kaca RTH Kaca
Mayang, Pagi Mayang, Siang
Hari Hari
RTH Kaca
Mayang, Sore
Hari
32
Sehingga penggunaan utama dari
pedestriannya menjadi hilang. Pejalan
kaki tidak dapat menggunakan
pedestrian tersebut dengan maksimal
karna keadaan yang ramai dan sempit.
Siang : penggunaan koridor jalan
tergolong sangat tinggi, dikarenakan
bertambahnya pedagang keliling yang
berjualan, baik di tepi ataupun di atas
pedestrian. Pejalan kaki akan merasa
susah untuk melewati koridor karena
harus berdempetan dengan dagangan dan
orang lain.
Sore : penggunaan koridor jalan
tergolong rendah, dikarenakan pedagang
telah mulai bubar dan pedestrian kembali
ke ukuran dan suasana awal.
Dari ketiga analisa tersebut,
kebiasaan pedagang yang berjualan tidak
teratur, mengakibatkan kurang
nyamannya pengguna pedestrian pada
taman ini.
33
4.8 RTH Rumah Walikota
34
RTH Rumah RTH Rumah
Walikota, Pagi Walikota, Siang
Hari Hari
RTH Rumah
Walikota, Sore Hari
35
ditemukanya fungsi berdagang di
pedestrian.
Siang : penggunaan koridor jalan
tergolong rendah, dikarenakan hanya
beberapa orang yang melewati koridor
jalan dan ditemukannya pedagang yang
berjualan di pedestrian.
Sore : penggunaan koridor jalan
tergolong rendah, dikarenakan hanya
beberapa orang yang melewati koridor
jalan, dan ditemukannya pedagang yang
berjualan di pedestrian.
Dari ketiga analisa tersebut,
penggunaan koridor jalan sangat rendah
karena terletak di pertigaan jalan, namun
pedagang kaki lima sangat sering
dijumpai pada kawasan ini.
36
4.9 RTH Sungai Siak
37
RTH Sungai Siak,
Pagi Hari
38
RTH Sungai Siak,
Sore Hari
39
yang berjualan secara tidak teratur dan
memakan ruas koridor jalan bagi pejalan
kaki.
40
41
Jalan Sumatra, Jalan Sumatra,
Pagi Hari Siang Hari
Jalan Sumatra,
Sore Hari
42
lebih banyak ditemukan berjualan di tepi
jalan dan akses pedestrian tertutupi oleh
dagangan.
Siang : penggunaan koridor jalan
tergolong sedang, dikarenakan semakin
banyaknya pedagang yang berjualan di
tepi jalan dan menutupi ruas pedestrian.
Sore : penggunaan koridor jalan
tergolong tinggi, dikarenakan banyaknya
pedagang, baik keliling dan pedagang
tetap yang berjualan di tepi jalan dan
menutupi seluruh ruas pedestrian.
Dari ketiga analisa tersebut,
penggunaan koridor jalan lebih banyak
digunakan sebagai tempat berdagang,
sehingga menutupi ruas pedestrian.
43
BAB V
USULAN RANCANGAN
Area Pesepeda
Jalan
Penggunaan
barricade pada
pedestrian
Penggunaan
simbol
pesepeda
pada sisi jalan
44
5.2 Jembatan Siak 4
Pedestrian
Jalur Sepeda
Jalan Utama
Pedestrian
Jalur Sepeda
45
5.3 Mall Pekanbaru
Area
Pejalan
Kaki
Jalan Vegetasi
Batasan
bagi PKL
Vegetasi
Area
Pejalan
Kaki
Batasan
bagi PKL
46
5.4 Pasar Pagi
Area Pertokoan
Pedestrian
Area Parkir
roda 2 dan 4
Jalan Utama
Area Pertokoan
Area Parkir
roda 2 dan 4
Pedestrian
47
5.5 Pasar Kodim
Pedestrian
Area Pedagang
Jalan
Pedestrian
Pembatas
Area Pedagang
48
5.6 Pedestrian Tuan Kadi
Lampu
Vegetasi
Pedestrian
Jalan
49
5.7 RTH Kaca Mayang
Kolam
Pedestrian sekitar
kolam
Parkiran
Pedestrian
Kolam
Pelebaran pedestrian
Pelebaran utama
50
5.8 RTH Rumah Walikota
Pedestrian
Pedagang
Penambahan
Vegetasi
bagi
pedestrian
Pedagang
51
5.9 RTH Sungai Siak
Pepohonan
Tanaman
sebagai pagar
Pedestrian
Parit kecil
Tanaman
sebagai pagar
52
5.10 Jalan Sumatra
Area Parkir
Jalan Sumatra
Pedestrian
Area Pedagang
Area Pedagang
Pedestrian
53
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan adalah
untuk melakukan analisa terhadap perilaku
manusia dalam penggunaan ruang terbuka,
kita dapat menggukan teknik Sequential
Perspective – Serial Vision yang merupakan
pengamatan ber seri atau per bagian terhadap
pandangan sang pengamat di lapangan.
Dengan adanya teknik ini, maka kita dapat
mengetahui secara langsung perilaku
pengguna ruang di tiap waktunya.
6.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah
setiap ruang yang ada memiliki beragam
penggunaan sesuai dengan perilaku
penggunanya. Untuk dapat mendapatkan
fungsi utama pada ruang tersebut, maka
hendaknya kita sebagai mahasiswa ataupun
calon arsitek, dapat menganalisa,
54
menyelesaikan permasalahan, dan
mengusulkan suatu desain untuk dapat
memajukan fungsi dari ruang tersebut dengan
mempertimbangkan perilaku-perilaku yang
ada.
55
DAFTAR PUSTAKA
56