Anda di halaman 1dari 30

MENGKAJI KENYAMANAN AKSESBILITAS TERHADAP SIRKULASI

HORIZONTAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS PADA STASION KERETA


API
(STUDI KASUS: STASION KERETA API BANDUNG)
Jl. Stasiun Timur No.25, Kb. Jeruk, Kec. Andir, Kota Bandung
`

Disusun oleh:
Khaerul Lukman
20171210026

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA
KOTA BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puja dan puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan rahmat. Sehingga saya dapat menyelesaikan laporan penelitian seminar
arsitektur yang berjudul “MENGKAJI KENYAMANAN AKSESBILITAS
TERHADAP SIRKULASI HORIZONTAL BAGI PENYANDANG
DISABILITAS PADA STASION KERETA API”.

Penelitian ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang
telah membantu saya dalam melakukan penelitan sebagai program studi arsitekur sebagai
syarat kelulusasn mata kuliah seminar arsitektur.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan laporan penelitian ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya selaku
penyusun dan peneliti menerima segala kritik dan saran yang membangun.

Dengan karya ini saya berharap dapat membantu terhadap terciptanya kenyamanan
aksebilitas dan sirkulasi horizontal bagi penyandang disabilitas pada stasion kereta api.

Demikianlah yang saya bisa sampaikan, semoga penelitian ini dapat menambah ilmu
pengetahuan.

Bandung, 21 Oktober 2021


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................1
1.4 Tujuan Penelitian......................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................2
1.6 Keaslian Penelitian....................................................................................2
1.7 Kerangka Berfikir………………………………………………………3-4
1.8 Sistematika Pembahasan………………………………………………3-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4-5


2.1 Landasan Teori...............................................................................................5
2.2 Kerangka Teori..............................................................................................5
2.3 Hipotesis.........................................................................................................5
BAB III METODA PENELITIAN................................................................5-6
3.1 Metode Penelitian..........................................................................................6
3.2 Jenis Penelitian...............................................................................................6
3.3 Lokasi dan Penelitian.....................................................................................6
3.4 Variable………………………………………………………………………6
3.5 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL.........................................................5-6
4.1 Metode Penelitian..........................................................................................6
4.2 Jenis Penelitian...............................................................................................6
4.3 Lokasi dan Penelitian.....................................................................................6
4.4 Variable………………………………………………………………………6
4.5 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................6
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................5-6
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................6
5.2 Saran..............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri
maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang
bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Stasiun kereta api adalah
tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api yang merupakan prasarana
angkutan yang berfungsi sebagai pelayanan publik, berupa tempat kendaraan umum
menaikkan dan menurunkan penumpang dan/atau barang, bongkar muat barang, tempat
perpindahan penumpang antar moda transportasi yang terjadi akibat adanya arus
pergerakan manusia dan barang untuk efisiensi transportasi. Keberadaan fasilitas publik
tersebut seharusnya dapat menjangkau berbagai kondisi pengunjung, baik yang normal
maupun disabilitas.
Pentingnya aksesibilitas yang baik bagi penyandang disabilitas dalam menjalankan
kegiatan sehari-hari merupakan satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah
bangunan, karena hal tersebut adalah penentu bagi kemudahan dan kenyamaman
mobilitas penyandang disabilitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemudahan
dan kenyamanan penyandang disabilitas dalam mengakses Stasiun Bandung dengan
memperhatikan aspek kenyamanan, kemudahan dan efisiensi. Undang-undang no. 22
tahun 2009 menyebutkan bahwa stasiun adalah pangkalan merupakan komponen penting
dalam sistem transportasi yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan
keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang atau barang, serta perpindahan dari
satu moda ke moda angkutan lain.
Dalam hal ini saya sebagai calon ahli arsitektur harus memperhatikan kenyaman alur
sirkulasi bagi penyandang disabilitas dalam suatu bangunan publik ataupun lingkungan.
Penyediaan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas merupakan suatu keharusan untuk
mewujudkan kesetaraan hak antara penyandang cacat dan masyarakat normal, agar tidak
terjadi kesenjangan sosial. Sehingga tidak ada lagi penghambat bagi kaum difabel dalam
melakukan aktivitas.
1.2 Perumusan Masalah
 Apakah sirkulasi horizontal di Stasion Kereta Api Bandung sudah nyaman bagi
penyandang disabilitas?
 Bagaimana dengan Kondisi fasilitas di Stasion Kereta Api Bandung bagi
penyandang disabilitas agar menunjang kenyaman sirkulasi horizontal di Stasion
Kerata Api Bandung?

1.3 Batasan Masalah

 Menganalisis sirkulasi horizontal dan aksesbilitas untuk keberangkatan dan


kedatangan di stasion kereta api Bandung.
 Komuter keberangkatan dan kedatangan kereta domestik.

1.4 Tujuan Penelitian

 Menganalisis kenyaman aksesbilitas terhadap pola sirkulasi bagi penyandang


disabilitas di Stasion Kereta Api Bandung.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan saya diharapkan dapat memiliki dampak positif


dan berguna baik dalam bidang akademis dan praktisi. Kegunaan – kegunaan
tersebut antara lain :

 Kegunaan akademis : Meningkatkan pemahaman tentang faktor – faktor yang


mempengaruhi dan sudah sejauh mana kualitas kenyaman sirkulasi untuk
penyandang disabilitas di stasion kereta api Bandung dan sebagai masukan atau
refrensi bagi peneliti – peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang
sama.
 Kegunaan praktis : Untuk masukan kepada PT. KAI selaku pengelola stasion
kereta api Bandung guna dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pengguna jasa khususnya penyandang disabilitas.

1.6 Keaslian Penelitian


Keaslian dalam penelitian ini berdasarkan pemikiran peneliti dan teori-
teori peneliti sebelumnya yang membahas “ Pola sirkulasi di Stasion Kereta
Api”
1.7 Kerangka Berfikir

MULAI

STUDI PUSTAKA

SURVEY

PELAKSANAAN SURVEY

PENGUMPULAN DATA

METODE KUALITATIF
OBSERVASI WAWANCARA

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN


1.8 Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penulisan laporan penelitian, peneliti membuat
sistematika penelitian yang bertujuan untuk menghindari kerancuan dan pengulangan
pembahasan. Sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
 Bab ini berisi latar belakang, rumuan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
 Bab ini berisi landasan teori, kerangka teori, serta hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
 Bab ini berisi metode penelitian, jenis penelitian, variable, teknik
pengumpulan data, instrument penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
 Bab ini berisi proses data penelitian dan pembahasan analisis dari
pengumpulan data observasi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
 Bab ini berisi kesimpulan, saran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA `

2.1 LANDASAN TEORI

a. Pengertian pola sirkulasi Pola sirkulasi dapat diartikan sebagai jalur pergerakan yang
terikat dengan elemen penyambung inderawi yang menghubungkan ruang-ruang sebuah
bangunan ruang luar dengan ruang dalam secara bersamaan. Sistem sirkulasi sebagai
elemen-elemen positif yang memperharui pandangan manusia terhadap bentuk dan
ruangan bangunanbangunan.( F.DK Ching, Arsitektur Bentuk Ruang dan tatanan
Erlangga 1996).

b. Macam-macam Sistem Sirkulasi


- Sistem Sirkulasi Manusia Aktivitas yang dilakukan oleh para pelaku di Stasion kereta
api seperti penumpang kereta api baik yang menggunakan fasilitas umum di Stasion
kereta api.
- Sistem Sirkulasi Kendaraan Dimana aktivitas kendaraan pelaku yang mengantarkan
maupun yang menggunakan fasilitas stasion kereta api.

c. Pengertian aksesibilitas menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang


Penyandang Disabilitas Pasal 1 angka 8 menyatakan bahwa : “Aksesibilitas adalah
kemudahan yang disediakan bagi penyandang cacat guna mewujudkan kesamaan
kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan”. Lebih lanjut lagi di dalam
pasal 10 ayat (2) dinyatakan bahwa : “penyediaan aksesibilitas dimaksudkan untuk
menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang penyandang cacat dapat
sepenuhnya hidup bermasyarakat

d. Disabilitas Menurut Marjuki (2012) Penyandang disabilitas atau difabel adalah istilah
yang ditujukan kepada seseorang yang memiliki gangguan atau masalah pada fungsi
tubuh atau strukturnya. Di Kota Bandung sendiri menurut data terakhir tahun 2013, PPID
(Pejabat Pengelola Informasi Data) Kota Bandung mencatat terdapat total 5.701 orang
penyandang disabilitas yang saat ini terdata dan terpantau dengan baik. Meurut Undang –
Undang NO. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, pada Pasal 1 BAB 1
menyatakan penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan
fisik, intelektual, mental, dan/ atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga Negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak Penyandang disabilitas dapat di klasifikasikan ke dalam 7 golongan yaitu :

- Tunanetra : Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan.


- Tunarungu : Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran
baik permanen maupun tidak permanen. 12
- Tunawicara : Tunawicara adalah individu yang memiliki hambatan dalam berbicara
atau bisu.
-Tunadaksa : Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan,
sakit atau akibat kecelakaan, amputasi, polio, dan lumpuh.
-Tunalaras : Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam
mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
-Tunagrahita : Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku
yang muncul dalam masa perkembangan.
-Tunaganda : Tunaganda adalah individu yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua
jenis kelainan atau lebih).

e. Hak Penyandang Disabilitas dalam Pariwisata


Marjuki (2012) mengemukakan bahwa ada tiga kebutuhan untuk penyandang
disabilitas dalam berwisata yaitu, tersedianya aksesibilitas, transportasi dan akomodasi.
Hak penyandang disabilitas menurut Pasal 5 UU No. 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas dapat dilihat berdasarkan : Hidup, bebas dari stigma, privasi,
keadilan dan perlindungan hukum, pendidikan, pekerjaan, kewirausahaan, dan koperasi,
kesehatan, politik, keagamaan, keolahragaan, kebudayaan dan pariwisata, kesejahteraan
sosial, aksesibilitas, pelayanan public, perlindungan dari bencana, habilitasi dan
rehabilitasi, konsesi, pendataan, hidup sedara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat,
berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi, berpindah tempat dan
kewarganegaraan dan bebas dari tindakan diskriminasi, penelantaran, penyiksaan dan
eksploitasi.

Didalam Pasal 16 UU No. 8 Tahun 2016 Bagian 2 juga menyebutkan hak


penyandang disabilitas dalam bidang kebudayaan dan pariwisata didalamnya
menjelaskan bahwa :

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa setiap Penyandang Disabilitas


memiliki hak yang sama dalam dunia pariwisata tidak hanya sebagai wisatawan
namun juga sebagai pelaku usaha wisata. Telah di jelaskan pula pada Pasal 1
Global Code of Ethics for Tourism “Saling Menghormati” yang menyatakan
bahwa “Kontribusi Kepariwisataan untuk membangun saling pengertian dan
saling menghormati antar penduduk dan masyarakat (Tourism's contribution to
mutual understanding and respect between peoples and societies)”. Hal ini dapat
diartikan bahwasanya kegiatan berwisata atau tourism berlaku untuk semua
individu tanpa terkecuali tanpa adanya perbedaan atau diskriminasi.

2.2 KERANGKA TEORI

Kerangka teori dalam penelitian disini yaitu ahli arsitektur memberikan


pemahaman yang lebih mudah yaitu berupa teori – teori sebelumnya. Kerangka teori
yang akan di aplikasikan dalam penelitian ini yaitu bisa Memberikan masukan
untuk melengkapi ,memperbaiki dan menyempurnakan suatu masalah dalam
aksesibilitas.

2.3 HIPOTESIS
Untuk permasalahan yang ada saat ini banyak ahli arsitektur yang mengabaikan
pentingnya kenyamanan aksesbilitas terhadap pola sirkulasi horizontal bagi penyandang
disabilitas di Stasion Kereta Api . Oleh karna itu penelitian ini berguna agar bisa
mengetahui akan pentingnya kenyamanan aksesbilitas terhadap sirkulasi horizontal
khususnya bagi penyandang disabilitas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan metode observasi dan wawancara.
3.2 Jenis Penelitian
Sebelum mendapatkan hipotesis, penelitian ini banyak dimulai dari meninjau dari
banyak hasil penelitian sebelumnya. Sehingga dapat menemukan teorinya lalu dapat
menyimpulkan hipotesis dari penelitaian ini.
3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Stasion Kereta Api Bandung dan waktunya bisa kapan saja.
3.4 Variable
Faktor yang diamati pada penelitian variable independent adalah metode
kualitatif dengan meneliti,mendeskripsi dan mewawancarai narasumber

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitan ini menggunakan metode kualitatif. Untuk itu penulis secara
individu akan langsung terjun ke lapangan guna memperoleh informasi dari informan.
1. Wawancara Metode pengumpulan data adalah dengan cara wawancara, yaitu
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Responden
disini yaitu pelaku bagi penyandang disabilitas.
2. Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-
fenomena yang diselidiki. Dalam fenomena ini diharuskan peneliti mengobservasi
tentang sirkulasi verikal dan horizontal bagi penyandang disabilitas pada saat
keberangkatan dan kedatangan di Stasion Kereta Api Bandung.
3. Dokumentasi yaitu teknik non interaksi yang dilakukan oleh peneliti agar data yang
diperoleh semakin kuat. Untuk memperoleh data ini dengan cara melakukan suatu
pengamatan pada fasilitas penunjang sirkulasi horizontal yang baik terhadap penyandang
disabilitas.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pendekatan permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan


metode kualilatif yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi dari hasil penelitian
diperoleh hasil sebagai berikut:

Metode Analisis Data Dalam menemukan permasalahan kenyamanan di Stasiun


Kereta Api Bandung, analisis data yang dilakukan ialah analisis kualitatif melalui proses
wawancara, observasi dan dokumentasi, hal ini dilakukan untuk menilai kondisi fisik dan
kenyamanan sirkulasi bagi penyandang disabilitas di Stasion Kereta Api Bandung
tersebut. faktor kenyamanan jalur pedestrian yakni :

4.1 OBSERVASI

4.1.1 Alur Kegiatan di dalam Stasiun Kegiatan yang dilakukan di dalam stasiun
dibagi menjadi dua aktivitas umum yaitu, keberangkatan dan kepulangan.
Keberangkatan meliputi kegiatan, antara lain:

a. Mengakses masuk menuju pembelian tiket


b. Menuju peron
c. Di area peron dan menaiki kereta
Kepulangan meliputi kegiatan, antara lain:
a. Turun dari kereta dan berjalan di area peron
b. menuju tempat refund tiket
c. mengakses pintu keluar
Berikut adalah siteplan stasiun Bandung yang digunakan untuk dijadikan
patokan penggambaran aksesbilitas terhadap penyandang disabilitas serta titik
hambatannya.
a. Akses masuk

-GUIDE BLOCK
-GUIDE BLOCK

-RAMP

Terdapat 2 akses masuk menuju stasiun kereta api bandung, pertama melalui Jl. Kebon
Kawung dan akses masuk yang berada di Jl. Stasion Timur No.1 Saya memilih untuk
menganalisis jalur sirkulasi dan aksesbilitas yang berada di Jl. Stasion Timur dikarenakan
jalur tersebut adalah jalur kometer domestik. Pewarnaan kuning pada gambar diatas
adalah sirkulasi yang memberikan kenyaman bagi penyandang disabilitas. JPO memiliki
ramp dan guide block untuk penyandang disabilitas .
Variabel fasilitas penunjang penyandang disabilitas di akses masuk

ADA TAPI TIDAK


NO VARIABEL ADA TIDAK ADA
SESUAI STANDAR

1 Guide Block v
2 Ramp v

b. Menuju Loket Tiket


Sirkulasi dari pintu masuk menuju ticketing tidak terdapat guide block dan ramp.
Sehingga akan menyebabkan ketidaknyaman bagi penyandang disabilitas.

Variabel fasilitas penunjang penyandang disabilitas di akses menuju loket


tiket

ADA TAPI TIDAK


NO VARIABEL ADA TIDAK ADA
SESUAI STANDAR

1 Guide Block v
2 Ramp v

c. Menuju Peron
SITE PLAN
Sirkulasi dari loket tiket menuju peron, pada bagian gate terdapat tangga yang memiliki
ramp tetapi tidak memiliki guiding block sepanjang jalan sirkulasi hingga area masuk ke
kereta api.

Variabel fasilitas penunjang penyandang disabilitas di akses menuju peron

ADA TAPI TIDAK


NO VARIABEL ADA TIDAK ADA
SESUAI STANDAR

1 Guide Block v
2 Railing pada Ramp v
3 Ramp v

d. Area Peron hingga menaiki kereta


Keseluruhan area peron tidak memiliki guiding block yang seharus nya dimiliki oleh
stasion kereta api Bandung ini . Karna fungsi guiding block tersebut adalah untuk
mempermudah sirkulasi penyandang disabilitas.
Variabel fasilitas penunjang penyandang disabilitas di akses peron menuju
kereta

ADA TAPI TIDAK


NO VARIABEL ADA TIDAK ADA
SESUAI STANDAR

1 Guide Block v
2 Railing pada Ramp v
3 Ramp v

e. Dari peron menuju loket refund (Kedatangan)


Selain pada bagian dekat peron yang tidak memiliki guiding block, guiding block di
area gate juga tidak dipasang ke arah loket refund, semuanya mengarah kepada sirkulasi
pintu keluar stasiun.

Variabel fasilitas penunjang penyandang disabilitas di akses peron menuju


loket refun dan pintu keluar
ADA TAPI TIDAK
NO VARIABEL ADA TIDAK ADA
SESUAI STANDAR

1 Guide Block v
2 Railing pada Ramp v
3 Ramp v

4.2 WAWANCARA

4.2.1 Pertanyan peneliti

a. Bagaimana persepsi penyandang disabilitas mengenai kenyamanan


aksesbilitas dan sirkulasi horizontal di Stasion Kereta Api Bandung ?

4.2.2 Tujuan wawancara

a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi penyandang disabilitas mengenai


kenyamanan aksesbilitasnya dan sirkulasi horizontal di Stasion Kereta
Api Bandung.

4.2.3 Pembobotan

Pembobotan ialah proses melakukan penilaian berdasarkan ukuran atau standar


mengenai jalur pedestrian. Untuk mendapatkan hasil pembobotan, beberapa kriteria
jawaban diberikan nilai sehingga mempermudah dalam proses pembobotan. Nilai
pembobotan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

KEADAAN BOBOT
Sangat Baik/Sangat Nyaman 5
Baik/Nyaman 4
Cukup Baik/Cukup Nyaman 3
Tidak Baik/Tidak Nyaman 2
Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Nyaman 1
RUMUS : T X Pn
T : TOTAL JUMLAH RESPONDEN YANG MEMILIH
Pn : PILIHAN ANGKA SKOR LIKERT

CONTOH :
 Responden yang menjawab sangat suka (5) = 8 x 5 = 40
 Responden yang menjawab suka (4) = 14 x 4 = 56
 Responden yang menjawab netral (3) = 21 x 3 = 63
 Responden yang menjawab tidak suka (2) = 31 x 2 = 62
 Responden yang menjawab sangat tidak suka (21) = 26 x 1 = 26
 Semua hasil dijumlahkan, total skor = 247

Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus diketahui skor tertinggi (X)
dan skor terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut:

Y = skor tertinggi likert x jumlah responden


X = skor terendah likert x jumlah responden

Misal :

Sangat suka : 5 x 100 = 500

Sangat tidak suka : 1 x 100 = 100

Rumus Index %  =  Total Skor / Y x 100

Pra Penyelesaian
Sebelum menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval (rentang jarak) dan
interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari Interval skor
persen (I).

Rumus Interval
I = 100 / Jumlah Skor (Likert)
Maka = 100 / 5 = 20
Hasil (I) = 20
(Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi 100%)

Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:


 Angka 0%   – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
 Angka 20% – 39,99%  = Tidak setuju / Kurang baik)
 Angka 40% – 59,99%  = Cukup / Netral
 Angka 60% – 79,99%  = (Setuju/Baik/suka)
 Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)

Penyelesaian Akhir
=  Total skor / Y x 100
= 247 / 500 x 100
= 49.4 %,  berada dalam kategori “Cukup/Netral”

4.2.3 Hasil Wawancara / Kusioner

Hasil wawancara terhadap 20 penyandang disabilitas yang dilakukan peneliti


pada tanggal 30 Desember 2021 di rangkum dalam tabel berikut.

a. Bagaimana persepsi penyandang disabilitas mengenai kenyamanan aksesbilitas


dan sirkulasi horizontal di Stasion Kereta Api Bandung ?

NO NAMA 5 4 3 2 1
1 SAFERI X

2 ERWIN D SANJAYA X

3 NANANG X

4 EVELIA X

5 SATIA MULYA X

6 DODO JULIANTO X

7 HARI GUSTIAWAN X

8 SONI X

9 IGOR PARLINDUNGAN X

10 SATRIA X

11 ROBERT X

12 ALI MUSTAQIM X

13 DENI NUGRAHA X

14 ASEP SUHENDAR X

15 ARDI HERIYANTO X
16 ANDI WIDYA X

17 RINDRA RISMAWANSYAH X

18 AMAK HADI X

19 DEWI X

20 SINTYA X

Sangat Baik/Sangat Nyaman :5

Baik/Nyaman :4

Cukup Baik/Cukup Nyaman :3

Tidak Baik/Tidak Nyaman :2

Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Nyaman : 1

1x5=5

1x4=4

12 x 3 = 36

5 x 2 = 10

1x1=1

56

Y : 20 X 100 = 200

Jumlah = =  Total skor / Y x 100

56/200 x100 = 28 %

Angka 20% – 39,99%  = Tidak setuju / Kurang baik)


FOTO LEMBAR KUISIONER

KESIMPULAN

Setelah dianalisa Sirkulasi dan aksesbilitas Stasion Bandung terhadap kenyaman


penyandang disabilitas saya mendapatkan kesimpulan bahwa beberapa fasilitas di stasiun
kereta api Bandung masih kurang memenuhi standar minimal fasilitas aksesibilitas dan
sirkulasi untuk penyandang disabilitas, terutama persebaran dan kondisi guiding block
yang banyak terputus atau tidak ada dan tipe yang tidak sesuai dengan fungsinya , juga
kendala akses masuk peron bagi penyandang tuna netra karena tidak adanya guiding
block pada akses masuk ke peron menuju ke kereta api yang menyebabkan terganggunya
sirkulasi horizontal terhadap penyandang disabilitas.

SARAN

Seharusnya pembangunan fasilitas publik harus mementingkan kebutuhan penggunanya


terutama bagi penyandang disabilitas, agar semua warga dapat mudah mengakses fasilitas
pelayanan publik tanpa harus kesulitan menggunakannya, menjaga fasilitas publik juga
perlu dilakukan agar tidak terlalu sering melakukan rehabilitasi dan renovasi yang
memakan biaya yang cukup besar. Jika fasilitasnya baik dan terpenuhi maka akan
menjadikan kenyamanan bagi pendanag disabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai