Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
‘SURVEY INVENTARISASI ANGKUTAN UMUM’ ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami menyadari kegiatan survey
merupakan salah satu kewajiban maupun tanggung jawab taruna Sekolah
Tinggi Transportasi Darat dalam memperluas ilmu pengetahuan kami khususnya
dalam menginventarisasi angkutan umum. Laporan survey ini merupakan
salah satu syarat penilaian praktik lapangan dalam mata kuliah
Karakteristik dan Survey Angkutan Umum. Adapun isi laporan survey ini
dibuat untuk mempelajari dan memahami tentang informasi kondisi fisik jalan
perkotaan. Sebelumnya, dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Eddy Gunawan, ATD, M.Eng, Sc selaku Ketua Sekolah Tinggi
Transportasi Darat serta segenap jajarannya yang telah memberikan
kemudahan - kemudahan baik berupa moral maupun material selama
mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Transportasi Darat
2. Bapak Dani Hardianto M.Sc selaku Ketua jurusan D-III Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
3. Ibu Khusnul Khotimah, MT selaku dosen mata kuliah Karakteristik
dan Survey Angkutan Umum yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka
penyelesaian penyusunan makalah ini.
4. Seluruh pihak yang terkait dalam penyelesaian laporan ini.
PENDAHULUAN
MAKSUD
Maksud dilaksanakannya survei ini adalah untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan gambaran pelayanan angkutan umum, meliputi:
1. SK Trayek
2. Peta rute angkutan umum
3. Jenis angkutan umum
4. Jumlah armada dan kapasitas kendaraan
5. Asal dan tujuan trayek serta panjang rute
6. Umur kendaraan
7. Kepemilikan
8. Sistem pemberangkatan
9. Tarif
10. Pejabat pemberi izin
TUJUAN
Survei ini bertujuan untuk menyusun dan mengumpulkan data mengenai pelayanan
angkutan umum di daerah studi. Dengan cara mencari informasi kinerja pelayanan pada
suatu trayek angkutan yang akan digunakan. Untuk hasil dari pada survei inventarisasi ini
ialah :
1. Kegiatan survei ini dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder yang diperoleh
dari instansi-instansi terkait.
2. Data sekunder yang telah diperoleh dilengkapi dan di cross chek dengan data yang
diperoleh dengan cara pengamatan langsung berupa survei-survei di lapangan untuk
memperoleh data yang belum ada pada data sekunder.
Dalam pembuatan laporan ini kami membatasi masalah atau ruang lingkup penulisan
yaitu hanya pada hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan survei yang telah dilakukan.
Pembatasan ruang lingkup itu sendiri dimaksudkan karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga
para surveyor. Adapun ruang lingkupnya adalah :
Untuk survei inventarisasi angkutan umum kami mengambil tempat di Terminal Bekasi
sebagai titik awal dan akhir.
Untuk survei inventarisasi angkutan umum kami mengamati halte, kantong penumpang,
dan terminal bayangan sepanjang trayek satu rit dari Terminal Bekasi-Tarumajaya.
Untuk survei inventarisasi angkutan umum kami menggunakan data dari Dinas
Perhubungan Kota Bekasi, yang mana nanti akan dicocokkan dan dilengkapi dengan data
yang kami peroleh dengan pengamatan langsung di lapangan.
Kami berharap, dengan diadakannya survei ini kami dapat mengetahui permasalahan-
permasalahan yang ada dilapangan sehingga kita dapat mengetahui baik buruknya keadaan
angkutan umum di wilayah yang kita jadikan tempat survei. Selain itu, dengan diadakannya
survei ini kita juga dapat mengetahui apakah terjadi penyimpangan atau tidak dalam trayek
K15A yang kami pilih sebagai obyek survei.
Dalam pelaksanaan survei ini kami berharap baik pelaksanaan ataupun pembuatan laporan
berjalan dengan lancar sesuai rencana. Selain itu pencapaian target pengumpulan data menjadi
tujuan utama yang kami harapkan dalam pelaksanaannya survei ini. Setelah itu kami dapat
melakukan analisa terhadap data yang kami dapatkan sebagai pedoman untuk mengetahui kinerja
dari angkot K15A. Setelah data dianalisa tentunya akan muncul masalah mengenai
pengoperasian angkot K15A sehingga diharapkan dapat menemukan solusi atas masalah
tersebut.
Dalam pelaksanaan survei ini dilakukan inventarisasi terhadap angkutan perkotaan K15A trayek
terminal Terminal Bekasi - Tarumajaya. Selanjutnya, data yang telah didapatkan dimasukkan ke
dalam formulir yang telah dibuat sebelumnya. Terakhir, data tersebut diolah dan dipaparkan
dalam bentuk laporan. Sebelum melaksanakan survei, koordinator melaksanakan survei
pendahuluan untuk mengetahui kondisi daerah studi serta mendapatkan data sekunder mengenai
trayek angkutan umum di instansi terkait, yaitu Dinas Perhubungan Kota Bekasi.
2.1 METODOLOGI
Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah :
I. Pengorganisasian :
Survey ini dilaksanakan oleh 24 taruna dengan 2 kordinator yaitu dengan 1
koordinator Taruna dan 1 koordinator Taruni yang membagi dalam 4 kelompok
masing-masing terdiri dari 6 orang dan dibagi kedalam 6 trayek, dimana dalam 1
kelompok itu dibagi menjadi 1 trayek.
10
Topografi
Kondisi Topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0 – 2 % dan terletak pada ketinggian
antara 11 m – 81 m di atas permukaan air laut.
• Ketinggian >25 m : Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan
Pondok Gede
• Ketinggian 25 – 100 m : Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, Jatiasih
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak
genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur,
Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.
Permukiman
Jumlah Penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,2 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan,
yaitu Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Jati Asih, Tarumajaya, Bekasi Timur, Rawa
Lumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria, Bekasi Utara, Mustika Jaya, Pondok Melati.
11
Permasalahan-permasalahan tersebut pasti dialami juga oleh salah satu trayek yang terdapat di
Kota Bekasi yaitu trayek K15A. Trayek K15A merupakan angkutan umum yang melayani rute
pulang pergi (PP) dari Terminal Bekasi-Tarumajaya dengan panjang trayek 19,6 km yang
dapat ditempuh dengan waktu sekitar 55 menit tergantung kondisi lalu lintas di daerah tersebut
yang terkadang dapat memakan waktu lebih lama atau lebih cepat dari waktu tersebut
dikarenakan kondisi arus lalu lintas yang pada saat-saat tertentu terjadi kemacetan. Angkutan
umum trayek K15A beroperasi setiap harinya sesuai dengan kebutuhan penumpang yang
dibutuhkan.
12
Kapasitas : 10
Kepemilikan : P.O
diizinkan : 21
13
: Terminal bekasi–
Rute Angkutan
Tarumajaya
Travel Time : 45 menit
Kecepatan rata - rata : 16,7 km/jam
Kapasitas : 14
Kepemilikan : P.O
14
Kapasitas : 14
Kepemilikan : P.O
15
Kapasitas : 14
Kepemilikan : P.O
17
18
Rute trayek K15A ini dimulai dari Terminal Bekasi dan berakhir di Jalan Tarumajaya.
Panjang rute trayek tesebut sekitar 19.6 km yang dapat ditempuh dengan waktu 55 menit. Pada
rute trayek yang dilewati angkot K15A kondisi jalannya berada pada bidang datar dengan
kemiringan yang tidak signifikan. Kondisi jalan yang dilewati layak dalam artian masih bisa
diakses dengan normal.
21
22
Pada beberapa tahun terakhir, pemerintah Kota Bekasi memang sudah merencanakan
untuk membangun sebuah terminal induk baru. Menurut Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031, pembangunan terminal tipe A di Kota Bekasi
23
Kajian diawali dengan mempelajari tinjauan umum tentang Terminal Tipe A serta studi
banding beberapa terminal bus dengan klasifikasi Tipe A yang ada di Indonesia. Dilakukan juga
tinjauan mengenai kondisi eksisting Terminal Bus Tipe A di Kota Bekasi serta peraturan daerah
setempat yang mendukung kajian ini. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan
konsep Arsitektur Modern. Selain itu dilakukan pendekatan aspek fungsional, kontekstual,
teknis, dan kinerja.
Saat ini Kota Bekasi memiliki satu buah terminal induk dan tiga sub terminal. Terminal
induk kota Bekasi merupakan terminal regional yang menyatu dengan terminal lokal. Terminal
Bekasi yang ada saat ini merupakan terminal tipe C (tipe C secara kapasitas luas standar, tipe B
menurut SK penetapan terminal, dan tipe A secara de facto lapangan) dengan luas 1,3 Ha, dan
kapasitas 523 bus. Skala pelayanan terminal ini mencakup pelayanan antar kota antar propinsi,
antar kota dalam propinsi, serta angkutan dalam kota. Kondisi fasilitas yang ada di terminal ini
sudah tidak memadai lagi, banyak yang rusak dan kurang terawat. Kondisi perparkiran terminal
juga sangat semrawut serta konstruksi perkerasaan banyak lubang lubang dan tidak rata sehingga
sangat mengganggu kinerja terminal. Untuk melakukan pengembangan terminal Bekasi pada
lokasi yang sama sangat tidak memungkinkan, karena sekitar lokasi sudah banyak terdapat
bangunan; seperti: sekolah, kantor, dan lain sebagainya. Selain itu, Jalan Cut Mutia merupakan
salah satu ruas jalan Jalur Pantura Jawa, sehingga lalu lintas di jalan ini cukup tinggi dan
kendaraan yang lewat juga dari berbagai jenis, sedangkan kondisi lalu lintas pada Jalan Juanda
juga sangat semrawut. Penyebab utama kesemrawutan lalu lintas di Jalan Juanda adalah
banyaknya angkutan umum non bis yang berhenti dan mengambil penumpang sesukanya, serta
banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di jalan tersebut. Dengan latar belakang seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Kota Bekasi memerlukan terminal
induk baru tipe A dengan kapasitas lebih besar dan mampu memberikan pelayanan yang lebih
baik. Beberapa tahun terakhir ini Kota Bekasi memang berencana membangun Terminal
Regional Kota Bekasi (Terminal Tipe A Kota Bekasi). Dari Badan Perencanaan Dan
Pembangunan Daerah Kota Bekasi sendiri melalui hasil kajian dalam kegiatan Review Rencana
24
TERMINA KEBERADAA
L KONDISI
N
FASILITAS KETERANGA
UTAMA Tidak N
Sesua
Ada Tidak Sesua
i
i
Jalur
pemberangkatan dan
kedatangan.
V V
Parkir V V Hanya
disediakan
khusus parkir
bus, apabila ada
tempat parkir
motor dan mobil
berarti itu parkir
25
V V
Menara Pengawas
V V
V V
Rambu
V V
Papan Informasi V V
Peralatan Parkir V
26
Banyak toilet
Toilet
laik pakai,
hanya saja
V tingkat
kebersihan
yang berbeda-
beda.
Kantin
Masjid/mushola
27
V
1.
a. Lajur Pejalan Kaki Pergerakan
pejalan
kaki tidak
teratur dan
Tempat pengisian Milik swasta bergerak
v
daya (membayar sendiri
sesuai
v 2000) kehendak
Tempat Penitipan karena
v tidak ada
Barang
fasilitas
Ruang Informasi lajur
dan Pengaduan pejalan
kaki.
Dilengkapi
b. Fasilitas
pos polisi.
Keselamatan Jalan v
c. Jalaur Evakuasi
Saat ini Kota Bekasi memiliki satu buah terminal induk dan tiga sub terminal. Terminal
induk Kota Bekasi yang ada saat ini merupakan terminal dengan tipe C (secara kapasitas luas &
fasilitas standar), tetapi cenderung dipaksakan beroperasi sebagai terminal tipe A secara realita
yang terdapat di lapangan. Karena mencakup pelayanan antar kota antar provinsi, antar kota
dalam provinsi, serta angkutan dalam kota. Ditambah dengan kondisi fisik fasilitas yang sudah
tidak memadai.
Dengan melihat dari beberapa faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kota Bekasi
memerlukan sarana terminal bus induk baru dengan tipe A dengan kapasitas lebih besar dan
mampu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi penggunanya.
Pada beberapa tahun terakhir, pemerintah Kota Bekasi memang sudah merencanakan
untuk membangun sebuah terminal induk baru. Menurut Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031, pembangunan terminal tipe A di Kota Bekasi
akan dibangun di Kecamatan Jatiasih yang memiliki akses dengan jalan tol Jakarta Outer Ring
Road (JORR) 1 dan 2.Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Prasarana Terminal, Terminal
Bekasi belum memenuhi syarat. Sebagian prasarana yang seharusnya tersedia di terminal tidak
ditemukan di Terminal Bekasi.
Fasilitas pelayan keselamatan di terminal ini sangat kurang. Tidak adanya jalur evakuasi,
alat pemadam kebakaran, pos fasilitas dan petugas kesehatan. Fasilita pemeriksa kelaikan dan
perbaikan ringan kendaraan umum juga tidak tersedia. Hal ini akan berdampak pada angkutan
umum di terminal . Kelaikannya jadi tidak jelas dan angkutan umum tidak bisa melakukuan
perbaikan-perbaikan ringan.
1. SECARA KESELAMATAN
29
2. secara keamanan Secara keseluruhan keamanan di terminal bekasi sudah memadai dan sesuai
dengan SPM yang berlaku, contohnya adanya pos polisi dan petugas kepolisian yang siap
melayani apabila ada gangguan keamanan.
Secara keteraturan dan kehandalan semua sudah baik dan sesuai dengan SPM yang berlaku
contohnya telah disediakan loket tiket sesuai PO BUS jadi memudahkan penumpang untuk
mencari tujuan dan jadwal.
4. secara kenyamanan
Secara keseluruhan sudah baik sesuai dengan SPM yang berlaku sehingga memberikan
kenyamanan bagi penumpang agar tidak jenuh saat menunggu datangnya bus, contoh adanya
ruang hijau, hotspot area, area khusus merokok dan ruang menyusui. Namun ada beberapa toilet
yang kebersihannya kurang etrjaga.
Secara keseluruhan sudah memenuhui SPM yang berlakum contohnya tersedianya jalur
keberangkatan dan kedatangan bus yang memudahkan penumpang agar tidak bingung, namun
tidak dilengkapi dengan tempat penitipan barang.
6. kesetaraan
Secara keseluruhan sudah memenuhi SPM contohnya ruang menyusui namun tidak dilengkapi
dengan fasilitas difabel.
KESIMPULAN
1. FASILITAS UTAMA dan PENUNJANG sudah baik dan terpenuhi sesuai SPM.
2. Kendaraan pribadi baik motor maupun mobil masih masuk dan melintasi di dalam area
terminal, padahal sudah tertera rambu larangan kendaraan pribadi dilarang masuk.
3. tidak ada fasilitas parker kendaraan pribadi, apabila ada itu termaksud parker illegal.
SARAN :
30
Angkot K15A
Yang pertama mengenai hal keamanan, rata-rata dari angkot yang diamati telah
memenuhi standar laik jalan.Hal ini dibuktikan dengan adanya identitas kendaraan berupa
sticker yang tertempel disamping angkot, identitas awak kendaraan yang lengkap meliputi
(SIM, STNK, dan Uji KIR).
31
32
Keempat, angkot K15A tidak menyediakan tempat khusus bagi para penyandang cacat
maupun lansia.Karena tidak tersedianya tempat duduk prioritas bagi penumpang yang cacat
dan lansia.Hal tersebut membuat tidak setaranya antara penumpang umum dengan
penyandang cacat yang seharusnya fasilitas penunjang tersebut disediakan.
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Melalui survei dan analisis mengenai angkutan umum K-15A, maka ada beberapa hal
yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Adanya sebagian armada yang tidak mempunyai izin beroperasi dari Dinas Perhubungan
setempat.
2) Kendaraan trayek K-15A memiliki rute : Terminal Bekasi – Tarumajaya
3) Sebagian besar dari armada yang beroperasi adalah kepemilikan koperasi usaha bersama.
4) Sistem pemberangkatan yang tidak terjadwal menyebabkan headway yang tidak teratur.
5) Waktu beroperasi trayek K-15A yaitu pada pukul 05.00 s/d 21.00.
34
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan terhadap operasional trayek K-15A adalah sebagai
berikut :
1) Penyimpangan trayek harus dapat dicegah oleh pihak yang berwenang sehingga keluhan-
keluhan masyarakat pengguna transportasi dapat terselesaikan.
2) Penertiban Izin trayek yang belum mendapatkan izin operasi supaya mendapatkan izin
operasi.
3) Menyeimbangkan supply dan demand akan kebutuhan angkutan umum di sepanjang rute
trayek K-15A
4) Mengatur jadwal pemberangkatan yang efektif sehingga headway menjadi teratur.
5) Penetapan tarif sesuai fasilitas yang dibutuhkan.
6) Penggantian kendaraan yang sudah tidak layak digunakan, dengan kendaraan baru agar
penumpang merasa aman dan nyaman.
7) Penyediaan halte dikawasan kantong-kantong penumpang, agar tidak terjadi naik-turunnya
penumpang disembarang tempat, untuk meminimalisir kecelakaan.
35
36