Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
‘SURVEY INVENTARISASI ANGKUTAN UMUM’ ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami menyadari kegiatan survey
merupakan salah satu kewajiban maupun tanggung jawab taruna Sekolah
Tinggi Transportasi Darat dalam memperluas ilmu pengetahuan kami khususnya
dalam menginventarisasi angkutan umum. Laporan survey ini merupakan
salah satu syarat penilaian praktik lapangan dalam mata kuliah
Karakteristik dan Survey Angkutan Umum. Adapun isi laporan survey ini
dibuat untuk mempelajari dan memahami tentang informasi kondisi fisik jalan
perkotaan. Sebelumnya, dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Eddy Gunawan, ATD, M.Eng, Sc selaku Ketua Sekolah Tinggi
Transportasi Darat serta segenap jajarannya yang telah memberikan
kemudahan - kemudahan baik berupa moral maupun material selama
mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Transportasi Darat
2. Bapak Dani Hardianto M.Sc selaku Ketua jurusan D-III Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
3. Ibu Khusnul Khotimah, MT selaku dosen mata kuliah Karakteristik
dan Survey Angkutan Umum yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka
penyelesaian penyusunan makalah ini.
4. Seluruh pihak yang terkait dalam penyelesaian laporan ini.

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan survey ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan survey yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Kami berharap semoga laporan survey ini dapat membantu dan memberi
informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan khususnya taruna
program studi D-III Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Sekolah Tinggi
Transportasi Darat.

Bekasi, Oktober 2019

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................3
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN....................................................................................................4
1.3 RUANG LINGKUP...............................................................................................................5
1.4 HASIL YANG DIHARAPKAN............................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
METODOLOGI SURVEI...............................................................................................................7
2.2 TINJAUAN ASPEK TEKNIS...............................................................................................9
BAB III............................................................................................................................................9
PROFIL WILAYAH STUDI...........................................................................................................9
3.1 KONDISI GEOGRAFIS........................................................................................................9
3.2 KONDISI TRANSPORTASI..............................................................................................11
BAB IV..........................................................................................................................................12
HASIL SURVEI INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA ANGKUTAN UMUM
SERTA STANDAR PELAYANAN MINIMUM.........................................................................12
4.1 Survei Inventarisasi Angkutan Umum................................................................................12
4.2 Analisis Pembahasan...........................................................................................................21
4.3 Survei Inventarisasi Terminal Bekasi.................................................................................22
BAB V...........................................................................................................................................45
PENUTUP....................................................................................................................................45

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Transportasi berasal dari kosakata “transport” yang berarti perpindahan ataupun
pergerakan orang, binatang atau barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Secara umum,
mode transportasi terbagi menjadi mode transportasi darat, laut dan udara.
Transportasi merupakan salah satu hal penting dalam mendukung aktifitas perekonomian,
kesejahteraan sosial dan penghubung antar populasi penduduk. Transportasi mendukung
mobilisasi orang dan sangat penting bagi proses produksi dan distribusi barang hasil produksi.
Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat
untuk melakukan pergerakan serta perpindahan tempat dengan kendaraan bermotor disertai tarif.
Angkutan umum pada umumnya menggunakan kendaraan bermotor sebagai pengganti angkutan
tenaga manusia atau binatang dengan suatu mesin yang didesain untuk melakukan fungsi yang
sama. Hal itu bertujuan agar perjalanan manusia semakin cepat dan lancar. Banyaknya
kendaraan pribadi yang beroperasi di jalan menyebabkan kemacetan yang semakin buruk di
jalan. Hal ini dikarenakan jumlah peningkatan kendaraan pribadi tidak sebanding dengan
peningkatan kapasitas jalan. Semakin banyak masyarakat yang menggunakan angkutan umum,
semakin efektif pula penggunaan jalan raya dan dapat mengurangi kemacetan.
Kebanyakan angkutan umum di kota besar itu terlihat belum baik dari segi prasarana dan
sarana sehingga membuat masyarakat enggan untuk menggunakan angkutan umum dan lebih
memilih angkutan pribadi. Maka dari itu kita melakukan survei inventarisasi ini untuk melihat
baik buruknya prasarana serta sarana angkutan umum yang ada, agar dapat diperbaiki dan
dikembangkan sehingga masyarakat ingin untuk menggunakan angkutan umum.
Survei inventarisasi itu sendiri adalah survei yang dilakukan dengan melakukan
wawancara langsung kepada sopir atau pengemudi sehingga diperoleh data mengenai
karakteristik pelayanan angkutan umum pada suatu trayek serta survei ini juga mengenai

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


pelayanan angkutan umum yang beroperasi di lapangan baik aspek operasional maupun fasilitas
angkutan umumnya serta segi kepengusahaannya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

 MAKSUD
Maksud dilaksanakannya survei ini adalah untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan gambaran pelayanan angkutan umum, meliputi:
1. SK Trayek
2. Peta rute angkutan umum
3. Jenis angkutan umum
4. Jumlah armada dan kapasitas kendaraan
5. Asal dan tujuan trayek serta panjang rute
6. Umur kendaraan
7. Kepemilikan
8. Sistem pemberangkatan
9. Tarif
10. Pejabat pemberi izin

 TUJUAN
Survei ini bertujuan untuk menyusun dan mengumpulkan data mengenai pelayanan
angkutan umum di daerah studi. Dengan cara mencari informasi kinerja pelayanan pada
suatu trayek angkutan yang akan digunakan. Untuk hasil dari pada survei inventarisasi ini
ialah :
1. Kegiatan survei ini dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder yang diperoleh
dari instansi-instansi terkait.
2. Data sekunder yang telah diperoleh dilengkapi dan di cross chek dengan data yang
diperoleh dengan cara pengamatan langsung berupa survei-survei di lapangan untuk
memperoleh data yang belum ada pada data sekunder.

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Survei inventarisasi Angkutan Umum ini perlu diadakan agar taruna/i dapat melatih diri,
lebih memahami materi mengenai karakteristik pelayanan angkutan umum, dapat mengetahui
mengenai standar pelayanan minimum di terminal, mengumpulkan dan menganalisa data yang
berhubungan dengan penawaran dan permintaan pelayanan angkutan umum sehingga dapat
memecahkan masalah transportasi yang ada.

1.3 RUANG LINGKUP

Dalam pembuatan laporan ini kami membatasi masalah atau ruang lingkup penulisan
yaitu hanya pada hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan survei yang telah dilakukan.
Pembatasan ruang lingkup itu sendiri dimaksudkan karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga
para surveyor. Adapun ruang lingkupnya adalah :
 Untuk survei inventarisasi angkutan umum kami mengambil tempat di Terminal Bekasi
sebagai titik awal dan akhir.
 Untuk survei inventarisasi angkutan umum kami mengamati halte, kantong penumpang,
dan terminal bayangan sepanjang trayek satu rit dari Terminal Bekasi-Tarumajaya.
 Untuk survei inventarisasi angkutan umum kami menggunakan data dari Dinas
Perhubungan Kota Bekasi, yang mana nanti akan dicocokkan dan dilengkapi dengan data
yang kami peroleh dengan pengamatan langsung di lapangan.

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


1.4 HASIL YANG DIHARAPKAN

Kami berharap, dengan diadakannya survei ini kami dapat mengetahui permasalahan-
permasalahan yang ada dilapangan sehingga kita dapat mengetahui baik buruknya keadaan
angkutan umum di wilayah yang kita jadikan tempat survei. Selain itu, dengan diadakannya
survei ini kita juga dapat mengetahui apakah terjadi penyimpangan atau tidak dalam trayek
K15A yang kami pilih sebagai obyek survei.
Dalam pelaksanaan survei ini kami berharap baik pelaksanaan ataupun pembuatan laporan
berjalan dengan lancar sesuai rencana. Selain itu pencapaian target pengumpulan data menjadi
tujuan utama yang kami harapkan dalam pelaksanaannya survei ini. Setelah itu kami dapat
melakukan analisa terhadap data yang kami dapatkan sebagai pedoman untuk mengetahui kinerja
dari angkot K15A. Setelah data dianalisa tentunya akan muncul masalah mengenai
pengoperasian angkot K15A sehingga diharapkan dapat menemukan solusi atas masalah
tersebut.

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


BAB II
METODOLOGI SURVEI

Dalam pelaksanaan survei ini dilakukan inventarisasi terhadap angkutan perkotaan K15A trayek
terminal Terminal Bekasi - Tarumajaya. Selanjutnya, data yang telah didapatkan dimasukkan ke
dalam formulir yang telah dibuat sebelumnya. Terakhir, data tersebut diolah dan dipaparkan
dalam bentuk laporan. Sebelum melaksanakan survei, koordinator melaksanakan survei
pendahuluan untuk mengetahui kondisi daerah studi serta mendapatkan data sekunder mengenai
trayek angkutan umum di instansi terkait, yaitu Dinas Perhubungan Kota Bekasi.

2.1 METODOLOGI
Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah :
I. Pengorganisasian :
Survey ini dilaksanakan oleh 24 taruna dengan 2 kordinator yaitu dengan 1
koordinator Taruna dan 1 koordinator Taruni yang membagi dalam 4 kelompok
masing-masing terdiri dari 6 orang dan dibagi kedalam 6 trayek, dimana dalam 1
kelompok itu dibagi menjadi 1 trayek.

II. Alat-alat yang dibutuhkan :


-Alat Tulis
- Clipboard
- Formulir
- Kamera

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


III. Waktu dan pelaksanaan survey :
1) Hari, tanggal : Kamis, 31 Oktober 2019
2) Waktu : 09.30 – 21.00 WIB
3) Lokasi : K15A (Terminal Bekasi-Tarumajaya)
4) Dosen Pembimbing : Khusnul Khotimah, MT
5) Pimpro : Muhammad Azwar Berliana/Virani Aji Cahyarini

2.2 TINJAUAN ASPEK TEKNIS


Melakukan pendataan untuk semua pelayanan angkutan umum dengan rute tetap dan
teratur yang beroperasi di wilayah penelitian, beserta jumlah armada yang sesuai izin dan jumlah
armada yang beroperasi.
 Informasi yang dikumpulkan untuk survei sarana angkutan umum sebagai berikut:
 SK Trayek
 Jenis angkutan umum
 Jumlah armada dan kapasitas kendaraan
 Asal dan tujuan trayek serta panjang rute
 Umur kendaraan
 Kepemilikan
 Sistem pemberangkatan
 Tarif
 Pejabat pemberi izin
 Peta rute angkutan umum

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


BAB III

PROFIL WILAYAH STUDI

3.1 KONDISI GEOGRAFIS

10

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Luas Wilayah dan Letak Geografis
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota Bekasi
adalah:
• Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi
• Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok
• Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta
• Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi
Letak geografis :106o48’28’’ – 107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’ – 6o30’6’’ Lintang
Selatan.

Topografi
Kondisi Topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0 – 2 % dan terletak pada ketinggian
antara 11 m – 81 m di atas permukaan air laut.
• Ketinggian >25 m : Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan
Pondok Gede
• Ketinggian 25 – 100 m : Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, Jatiasih

Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak
genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur,
Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.

Geologi dan Jenis Tanah


Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies namun
terdapat dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya yaitu:
• Bekasi Utara : Struktur Aluvium
• Bekasi Timur : Struktur Miocene Sedimentary Facies
Di Bekasi Selatan terdapat sumur gas JNG-A (106o 55’ 8,687” BT; 06o 20’54,051”) dan Sumur
JNGB (106o 55’ 21,155” BT; 06o 21’ 10,498”)

Permukiman

Jumlah Penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,2 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan,
yaitu Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Jati Asih, Tarumajaya, Bekasi Timur, Rawa
Lumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria, Bekasi Utara, Mustika Jaya, Pondok Melati.

11

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


3.2 KONDISI TRANSPORTASI
Kondisi transportasi di Kota Bekasi tidak berbeda jauh dengan kota-kota besar lain yaitu
padat dan sering terjadi kemacetan. Kendaraan yang melintasi wilayah ini sangat banyak dan
bervariasi jenisnya serta dalam frekuensi yang besar. Di samping kanan dan kiri jalan banyak
ditemui pertokoan dan pusat perbelanjaan, serta terdapat pula pasar yang membuat lahan parkir
menjadi berkurang dan tepi jalan pun banyak dimanfaatkan sebagai ruang parkir on street yang
illegal serta mengganggu arus lalu lintas.

Permasalahan-permasalahan tersebut pasti dialami juga oleh salah satu trayek yang terdapat di
Kota Bekasi yaitu trayek K15A. Trayek K15A merupakan angkutan umum yang melayani rute
pulang pergi (PP) dari Terminal Bekasi-Tarumajaya dengan panjang trayek 19,6 km yang
dapat ditempuh dengan waktu sekitar 55 menit tergantung kondisi lalu lintas di daerah tersebut
yang terkadang dapat memakan waktu lebih lama atau lebih cepat dari waktu tersebut
dikarenakan kondisi arus lalu lintas yang pada saat-saat tertentu terjadi kemacetan. Angkutan
umum trayek K15A beroperasi setiap harinya sesuai dengan kebutuhan penumpang yang
dibutuhkan.

12

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


BAB IV
HASIL SURVEI INVENTARISASI SARANA DAN
PRASARANA ANGKUTAN UMUM SERTA STANDAR
PELAYANAN MINIMUM

4.1 Survei Inventarisasi Angkutan Umum


 DATA PRIMER

  SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT TABEL DATA
INVENTARISASI
  TIM SURVEI INVENTARISASI ANGKUTAN UMUM
ANGKUTAN
  PROGRAM DIPLOMA III LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KOTA
  TAHUN AKADEMIK 2018/2019
DATA INVENTARISASI ANGKUTAN KOTA

   

Nama Trayek : K15A  

Tipe Kendaraan : Mini Bus    

Kapasitas : 10    

Kepemilikan : P.O    

Umur Rata-Rata : 10 Tahun    

Awal : Terminal Bekasi  

Jurusan Akhir : Tarumajaya    


Jumlah armada beroperasi : 150

diizinkan : 21

Panjang Rute : 19.6 KM    

Prosedur Pemberangkatan : TIDAK TERJADWAL  

Jauh : Rp5.000,- s.d. Rp10.000,-    

Tarif Dekat : Rp3.000,- s.d. Rp5.000,-    

Pejabat Pemberi Izin : DINAS PERHUBUNGAN

13

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Warna : Merah Bata

 
: Terminal bekasi–
Rute Angkutan
  Tarumajaya                
Travel Time : 45 menit
Kecepatan rata - rata : 16,7 km/jam

  SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT TABEL DATA
INVENTARISAS
  TIM SURVEI INVENTARISASI ANGKUTAN UMUM
I ANGKUTAN
  PROGRAM DIPLOMA III LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KOTA
  TAHUN AKADEMIK 2018/2019
DATA INVENTARISASI ANGKUTAN KOTA

   

Nama Trayek : K15A


 
Tipe Kendaraan : Mini Bus    

Kapasitas : 14    

Kepemilikan : P.O    

Umur Rata-Rata : 13 Tahun    

Awal : Terminal Bekasi  

Jurusan Akhir : Tarumajaya    

Panjang Rute : 19,6 KM    

Prosedur Pemberangkatan : TIDAK TERJADWAL  


: Rp5.000,- s.d.
Jauh Rp10.000,-    

Tarif Dekat : Rp3.000,- s.d. Rp5.000,-    

Pejabat Pemberi Izin : DINAS PERHUBUNGAN  


 Rute Angkutan   : Terminal – Tarumajaya                
Travel Time : Merah Bata
Warna

14

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


  SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT TABEL DATA
INVENTARISASI
  TIM SURVEI INVENTARISASI ANGKUTAN UMUM
ANGKUTAN
  PROGRAM DIPLOMA III LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KOTA
  TAHUN AKADEMIK 2018/2019
DATA INVENTARISASI ANGKUTAN KOTA

   

Nama Trayek : K15A  

Tipe Kendaraan : Mini Bus    

Kapasitas : 14    

Kepemilikan : P.O    

Umur Rata-Rata : 15 Tahun    

Awal : Terminal Bekasi  

Jurusan Akhir : Tarumajaya    

Panjang Rute : 19.6 KM    

Prosedur Pemberangkatan : TIDAK TERJADWAL  

Jauh : Rp4.000,- s.d. Rp9.000,-'    

Tarif Dekat : Rp3.000,- s.d. Rp6.000,-    

Pejabat Pemberi Izin : DINAS PERHUBUNGAN  


: Terminal Bekasi –
Rute Angkutan   Tarumajaya                
Travel Time : 55 menit

15

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


16

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


  SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT TABEL DATA
INVENTARISASI
  TIM SURVEI INVENTARISASI ANGKUTAN UMUM
ANGKUTAN
  PROGRAM DIPLOMA III LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KOTA
  TAHUN AKADEMIK 2018/2019
DATA INVENTARISASI ANGKUTAN KOTA

   

Nama Trayek : K15A  

Tipe Kendaraan : Mini Bus    

Kapasitas : 14    

Kepemilikan : P.O    

Umur Rata-Rata : 16 Tahun    

Awal : Terminal Bekasi  

Jurusan Akhir : Tarumajaya    

Panjang Rute : 19,6 KM    

Prosedur Pemberangkatan : TIDAK TERJADWAL  

Jauh : Rp4.000,- s.d. Rp9.000,-    

Tarif Dekat : Rp2.000,- s.d. Rp6.000,-    

Pejabat Pemberi Izin : DINAS PERHUBUNGAN  


: Terminal Bekasi –
 Rute Angkutan   Tarumajaya                
Travel Time : 55 menit

Warna : Merah Bata

17

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


 DATA SEKUNDER

18

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


19

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


20

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


 Jaringan Trayek
SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT
TIM SURVEI INVENTARISASI ANGKUTAN UMUM PETA JARINGAN
TRAEK
PROGRAM DIPLOMA III LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
TAHUN AKADEMIK 2018-2019

Rute trayek K15A ini dimulai dari Terminal Bekasi dan berakhir di Jalan Tarumajaya.
Panjang rute trayek tesebut sekitar 19.6 km yang dapat ditempuh dengan waktu 55 menit. Pada
rute trayek yang dilewati angkot K15A kondisi jalannya berada pada bidang datar dengan
kemiringan yang tidak signifikan. Kondisi jalan yang dilewati layak dalam artian masih bisa
diakses dengan normal.

21

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Titik pemberhentian Angkutan Kota K15A tidak terdapat halte maupun shelter bus yang
disediakan. Angkutan Kota K15A akan berhenti apabila terdapat penumpang yang akan naik
ataupun turun.

4.2 Analisis Pembahasan

o Kode trayek K – 15A


o Rute trayek Terminal Bekasi - Tarumajaya
o Jenis angkutan : Suzuki Carry dan Grand Mac
o Warna mobil : hanya 1 varian warna yaitu merah bata
o Kapasitas :
Dari data primer yang kami dapatkan bahwasannya untuk satu angkot penuh berjumlah 10
penumpang tetapi berdasarkan data sekunder yang kami terima untuk kapasitas angkot ada
14 orang
o Panjang rute : angkutan umum trayek K – 15A memiliki rute perjalanan terminal bekasi
hingga Tarumajaya dengan panjang rute yang ditempuh 19,6 km
o Tarif :
Tarif rata –rata yg dikenakan untuk sampai ke Tarumajaya adalah Rp. 5000 – 10.000 untuk
jarak jauh; dan Rp. 3000 – 5000 untuk jarak dekat.
o Kepemilikan
Kepemilikan angkot K – 15A rata – rata adalah kepemilikan Pribadi / Perseorangan.
Sebagian pemilik angkot adalah supir angkot itu sendiri, mereka memilih tidak berbadan
hukum. Karena sebagian dari mereka merasa dirugikan apabila bergabung dengan badan
hukum.
o Jumlah armada
Berdasarkan data sekunder yang kami dapatkan terdapat 21 armada yang diizinkan
sedangkan data hasil survei yang di dapatkan terdapat 150 armada yang beroperasi di Kota
Bekasi. Armada tidak dijinkan beroperasi oleh dinas perhubungan kota bekasi karena usia
kendaraan yang sudah tua dan harus diremajakan, akan tetapi pemilik tidak kunjung

22

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


meremajakan kendaraan tersebut. Selain karena itu, kendaraan tersebut juga banyak yang
ditarik leasing karena tidak membayar cicilan.
o Umur Angkutan Umum
Data yg kami dapatkan di lapangan, ada yg berumur 10 – 17 Tahun. Sedangkan kriteria
untuk umur AU adalah 5 - 15 tahun. Maksimal umur kendaraan AU adalah 15 tahun. Jika
sudah melebihi umur tersebut kendaraan harus segera diremajakan, apabila tidak kunjung
diremajakan akan dicabut ijin beroperasinya apabila ketahuan.
o Sistem keberangkatan
Sopir menggunakan sistem ngetem (mengisi tempat duduk terisi semua) dan tidak terjadwal
o Berdasarkan hasil survei kami, sebagian besar pengemudi memiliki surat kendaraan
meskipun diantaranya tidak mempunyai identitas dengan alasan di pegang perusahaan.
o Jam operasi dari angkutan umum K15A adalah dari pukul 05.00 – 21.00 WIB

4.3 Survei Inventarisasi Terminal Bekasi


Pada survey yang telah dilaksanakan pada tanggal Kamis, 31 Oktober 2019 dengan cara
pengamatan langsung di lingkungan Terminal Bekasi untuk mendata prasarana yang berada di
Terminal Bekasi dengan dibantu data sekunder berupa denah Terminal Bekasi dan daftar
Angkutan Kota yang beroperasi di Terminal Bekasi yang didapatkan dari kantor terminal. Dan
saat ini Kota Bekasi memiliki satu buah terminal induk dan tiga sub terminal. Terminal induk
Kota Bekasi yang ada saat ini merupakan terminal dengan tipe C (secara kapasitas luas &
fasilitas standar), tetapi cenderung dipaksakan beroperasi sebagai terminal tipe A secara realita
yang terdapat di lapangan. Karena mencakup pelayanan antar kota antar provinsi, antar kota
dalam provinsi, serta angkutan dalam kota. Ditambah dengan kondisi fisik fasilitas yang sudah
tidak memadai. Dengan melihat dari beberapa faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kota
Bekasi memerlukan sarana terminal bus induk baru dengan tipe A dengan kapasitas lebih besar
dan mampu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi penggunanya.

Pada beberapa tahun terakhir, pemerintah Kota Bekasi memang sudah merencanakan
untuk membangun sebuah terminal induk baru. Menurut Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031, pembangunan terminal tipe A di Kota Bekasi

23

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


akan dibangun di Kecamatan Jatiasih yang memiliki akses dengan jalan tol Jakarta Outer Ring
Road (JORR) 1 dan 2.

Kajian diawali dengan mempelajari tinjauan umum tentang Terminal Tipe A serta studi
banding beberapa terminal bus dengan klasifikasi Tipe A yang ada di Indonesia. Dilakukan juga
tinjauan mengenai kondisi eksisting Terminal Bus Tipe A di Kota Bekasi serta peraturan daerah
setempat yang mendukung kajian ini. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan
konsep Arsitektur Modern. Selain itu dilakukan pendekatan aspek fungsional, kontekstual,
teknis, dan kinerja.

Saat ini Kota Bekasi memiliki satu buah terminal induk dan tiga sub terminal. Terminal
induk kota Bekasi merupakan terminal regional yang menyatu dengan terminal lokal. Terminal
Bekasi yang ada saat ini merupakan terminal tipe C (tipe C secara kapasitas luas standar, tipe B
menurut SK penetapan terminal, dan tipe A secara de facto lapangan) dengan luas 1,3 Ha, dan
kapasitas 523 bus. Skala pelayanan terminal ini mencakup pelayanan antar kota antar propinsi,
antar kota dalam propinsi, serta angkutan dalam kota. Kondisi fasilitas yang ada di terminal ini
sudah tidak memadai lagi, banyak yang rusak dan kurang terawat. Kondisi perparkiran terminal
juga sangat semrawut serta konstruksi perkerasaan banyak lubang lubang dan tidak rata sehingga
sangat mengganggu kinerja terminal. Untuk melakukan pengembangan terminal Bekasi pada
lokasi yang sama sangat tidak memungkinkan, karena sekitar lokasi sudah banyak terdapat
bangunan; seperti: sekolah, kantor, dan lain sebagainya. Selain itu, Jalan Cut Mutia merupakan
salah satu ruas jalan Jalur Pantura Jawa, sehingga lalu lintas di jalan ini cukup tinggi dan
kendaraan yang lewat juga dari berbagai jenis, sedangkan kondisi lalu lintas pada Jalan Juanda
juga sangat semrawut. Penyebab utama kesemrawutan lalu lintas di Jalan Juanda adalah
banyaknya angkutan umum non bis yang berhenti dan mengambil penumpang sesukanya, serta
banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di jalan tersebut. Dengan latar belakang seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Kota Bekasi memerlukan terminal
induk baru tipe A dengan kapasitas lebih besar dan mampu memberikan pelayanan yang lebih
baik. Beberapa tahun terakhir ini Kota Bekasi memang berencana membangun Terminal
Regional Kota Bekasi (Terminal Tipe A Kota Bekasi). Dari Badan Perencanaan Dan
Pembangunan Daerah Kota Bekasi sendiri melalui hasil kajian dalam kegiatan Review Rencana

24

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Pembangunan Terminal Tipe A Kota Bekasi, telah menunjuk Kecamatan Jatiasih, tepatnya di
Kampung Kebantenan, sebelah utara Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), untuk dijadikan
lokasi pembangunan terminal. secara luasan, lokasi tersebut telah memenuhi luasan minimal
yang dibutuhkan terminal tipe A, yaitu seluas 5 Ha (menurut Kepmenhub KM No. 31 Tahun
1995 tentang terminal transportasi jalan). Diharapkan pembangunan terminal tersebut dapat
memperbaiki sarana dan prasarana transportasi di Kota Bekasi pada kemudian hari.

TERMINA KEBERADAA
L KONDISI
N
FASILITAS KETERANGA
UTAMA Tidak N
Sesua
Ada Tidak Sesua
i
i
Jalur
pemberangkatan dan
kedatangan.

V V

Parkir V V Hanya
disediakan
khusus parkir
bus, apabila ada
tempat parkir
motor dan mobil
berarti itu parkir
25

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


illegal.
Kantor Terminal

V V

Menara Pengawas

V V

Loket Karcis Sesuai dengan


PO BUS.

V V

Rambu

V V

Papan Informasi V V

Peralatan Parkir V

26

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


TERMIN KEBERADA
KONDISI
AL AN
FASILITAS Tida KETERANG
PENUNJANG Sesu k AN
Ada Tidak
ai Sesu
ai
Taman

Banyak toilet
Toilet
laik pakai,
hanya saja
V tingkat
kebersihan
yang berbeda-
beda.
Kantin

Masjid/mushola

27

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


KEBERAD
KONDISI PEMANFAATAN
AAN
TIDA
K
ADA
N Ruang
JENIS PELAYANAN SESUA
O Pengobatan KURA Sesuai TIDAK
dengan
AD I KETERA
BAIK NG SESUAI
A
BAIK PO BUS.
FUNGS
FUNGSI
NGAN
I

V
1.
a. Lajur Pejalan Kaki Pergerakan
pejalan
kaki tidak
teratur dan
Tempat pengisian Milik swasta bergerak
v
daya (membayar sendiri
sesuai
v 2000) kehendak
Tempat Penitipan karena
v tidak ada
Barang
fasilitas
Ruang Informasi lajur
dan Pengaduan pejalan
kaki.
Dilengkapi
b. Fasilitas
pos polisi.
Keselamatan Jalan v

c. Jalaur Evakuasi

d. Alat Pemadam Hampir


Kebakaran di
setiap
sudut
ruangan
28 terdapat
v APAR.
LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM
ANALISIS PRASARANA SPM TERMINAL BEKASI :
Peningkatan pertumbuhan perekonomian akan meningkatkan peran sektor transportasi
dalam menunjang pencapaian sasaran pembangunan dan hal lain yang terkait. Peningkatan sektor
transportasi juga akan merangsang peningkatan pembangunan ekonomi. Karena fungsi sektor
transportasi dan pembangunan ekonomi memiliki hubungan yang saling timbal balik. Hal
tersebut terjadi pada Kota Bekasi, sebuah kota di sebelah timur provinsi DKI Jakarta.

Saat ini Kota Bekasi memiliki satu buah terminal induk dan tiga sub terminal. Terminal
induk Kota Bekasi yang ada saat ini merupakan terminal dengan tipe C (secara kapasitas luas &
fasilitas standar), tetapi cenderung dipaksakan beroperasi sebagai terminal tipe A secara realita
yang terdapat di lapangan. Karena mencakup pelayanan antar kota antar provinsi, antar kota
dalam provinsi, serta angkutan dalam kota. Ditambah dengan kondisi fisik fasilitas yang sudah
tidak memadai.

Dengan melihat dari beberapa faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kota Bekasi
memerlukan sarana terminal bus induk baru dengan tipe A dengan kapasitas lebih besar dan
mampu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi penggunanya.

Pada beberapa tahun terakhir, pemerintah Kota Bekasi memang sudah merencanakan
untuk membangun sebuah terminal induk baru. Menurut Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031, pembangunan terminal tipe A di Kota Bekasi
akan dibangun di Kecamatan Jatiasih yang memiliki akses dengan jalan tol Jakarta Outer Ring
Road (JORR) 1 dan 2.Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Prasarana Terminal, Terminal
Bekasi belum memenuhi syarat. Sebagian prasarana yang seharusnya tersedia di terminal tidak
ditemukan di Terminal Bekasi.

Fasilitas pelayan keselamatan di terminal ini sangat kurang. Tidak adanya jalur evakuasi,
alat pemadam kebakaran, pos fasilitas dan petugas kesehatan. Fasilita pemeriksa kelaikan dan
perbaikan ringan kendaraan umum juga tidak tersedia. Hal ini akan berdampak pada angkutan
umum di terminal . Kelaikannya jadi tidak jelas dan angkutan umum tidak bisa melakukuan
perbaikan-perbaikan ringan.

1. SECARA KESELAMATAN

29

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Secara keseluruhan sesuai dengan SPM yang berlaku, hanya saja ada fasilitas jalur evakuasi dan
fasilitas pemeriksaan kelaikan kendaraan, serta tidak adanya lajur pejalan kaki, dikarenakan
lahan di terminal bekasi sudah penuh.

2. secara keamanan Secara keseluruhan keamanan di terminal bekasi sudah memadai dan sesuai
dengan SPM yang berlaku, contohnya adanya pos polisi dan petugas kepolisian yang siap
melayani apabila ada gangguan keamanan.

3. secara kehandalan dan keteraturan

Secara keteraturan dan kehandalan semua sudah baik dan sesuai dengan SPM yang berlaku
contohnya telah disediakan loket tiket sesuai PO BUS jadi memudahkan penumpang untuk
mencari tujuan dan jadwal.

4. secara kenyamanan

Secara keseluruhan sudah baik sesuai dengan SPM yang berlaku sehingga memberikan
kenyamanan bagi penumpang agar tidak jenuh saat menunggu datangnya bus, contoh adanya
ruang hijau, hotspot area, area khusus merokok dan ruang menyusui. Namun ada beberapa toilet
yang kebersihannya kurang etrjaga.

5. kemudahan dan keterjangkauan

Secara keseluruhan sudah memenuhui SPM yang berlakum contohnya tersedianya jalur
keberangkatan dan kedatangan bus yang memudahkan penumpang agar tidak bingung, namun
tidak dilengkapi dengan tempat penitipan barang.

6. kesetaraan

Secara keseluruhan sudah memenuhi SPM contohnya ruang menyusui namun tidak dilengkapi
dengan fasilitas difabel.

KESIMPULAN

1. FASILITAS UTAMA dan PENUNJANG sudah baik dan terpenuhi sesuai SPM.

2. Kendaraan pribadi baik motor maupun mobil masih masuk dan melintasi di dalam area
terminal, padahal sudah tertera rambu larangan kendaraan pribadi dilarang masuk.

3. tidak ada fasilitas parker kendaraan pribadi, apabila ada itu termaksud parker illegal.

SARAN :

30

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


1. petugas lebih tegas terhadap kendaraan pribadi yang masuk ke terminal.

2. lebih meningkatkan fasilitas yang sudah ada.

3. membangun fasilitas-fasilitas yang terpenuhi.

Halte Sepanjang jalur trayek K15A


Titik pemberhentian angkutan trayek K15A tidak terdapat halte dan supir angkutan kota
menaikan dan menurunkan sesuai permintaan penumpang tersebut.

4.4Analisis dan Kondisi Eksisting Angkot K15A

 Angkot K15A
Yang pertama mengenai hal keamanan, rata-rata dari angkot yang diamati telah
memenuhi standar laik jalan.Hal ini dibuktikan dengan adanya identitas kendaraan berupa
sticker yang tertempel disamping angkot, identitas awak kendaraan yang lengkap meliputi
(SIM, STNK, dan Uji KIR).

31

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Setelah itu, lampu penerangan, kaca film, dan lampu isyarat dalam keadaan yang baik.
Hal tersebut sangat penting diperhatikan untuk mematuhi peraturan lalu lintas maupun
standard laik jalan dan pelayanan minimum

32

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Kedua, pada segi keselamatan, angkot K15A sangat minim akan alat keselamatan untuk
para penumpang. Hal ini dikarenakan tidak adanya fasilitas kesehatan, informasi tanggap
darurat, dan fasilitas pegangan penumpang.Hal tersebut dapat membahayakan peumpang
apabila terjadi hal yang tidak dinginkan.Alat pemecah palu pun tidak tersedia di sudut-sudut
tempat duduk penumpang.
Ketiga, dari segi kenyamanan, angkot K15A sangatlah memprihatinkan baik dari
kenyamanan penumpang maupun supir.Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya fasilitas
pengatur suhu ruangan sehingga hanya mengandalkan ventilasi udara pada jendela
mobil.Kondisi angkot kumuh dan kotor.Dan masih banyak jok mobil yang tidak rapih.
Banyak kursi tambahan yang digunakan karena keadaan kursi yang sudah rusak. di depan
pintu masuk juga terdapat roda cadangan yang mengganggu penumpang masuk dan terkesan
tidak rapi dan teratur. Selain itu, kondisi angkot yang sudah termakan usia membuat banyak
sok beaker pada roda tidak berfungsi dengan baik.Hal tersebut dapat mengurangi nilai
pandangan penumpang terhadap perawatan untuk kenyamanan penumpang yang seharusnya
menjadi hal yang harus diutamakan.

Keempat, angkot K15A tidak menyediakan tempat khusus bagi para penyandang cacat
maupun lansia.Karena tidak tersedianya tempat duduk prioritas bagi penumpang yang cacat
dan lansia.Hal tersebut membuat tidak setaranya antara penumpang umum dengan
penyandang cacat yang seharusnya fasilitas penunjang tersebut disediakan.

33

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


Kelima, angkot K15A kebanyakan sudah menaati aturan untuk pemenuhan surat-surat
(surat penyelenggaraan izin angkutan, surat izin usaha angkutan) namun, K15A juga
melangar aturan untuk trayek yang di lalui, seharusnya mereka melewati rute trayek yang
telah ditentukan yaitu Terminal Bekasi – Tarumajaya, namun terkadang ada beberapa angkot
yang menyimpang tidak melewati trayek yang telah ditentukan. Mereka melakukan itu
dengan alasasan jalur yang seharusnya mereka lewati macet. Sehingga mereka mencari jalan
alternatif yang lancar.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Melalui survei dan analisis mengenai angkutan umum K-15A, maka ada beberapa hal
yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Adanya sebagian armada yang tidak mempunyai izin beroperasi dari Dinas Perhubungan
setempat.
2) Kendaraan trayek K-15A memiliki rute : Terminal Bekasi – Tarumajaya
3) Sebagian besar dari armada yang beroperasi adalah kepemilikan koperasi usaha bersama.
4) Sistem pemberangkatan yang tidak terjadwal menyebabkan headway yang tidak teratur.
5) Waktu beroperasi trayek K-15A yaitu pada pukul 05.00 s/d 21.00.
34

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


6) Banyaknya angkutan K-15A yang kurang layak untuk beroperasi terkait dengan standar
kenyamanan
7) Permasalahan transportasi berupa kemacetan, penyimpangan serta penumpukan armada yang
besar sehingga mengakibatkan tingkat pendapatan supir menurun.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan terhadap operasional trayek K-15A adalah sebagai
berikut :
1) Penyimpangan trayek harus dapat dicegah oleh pihak yang berwenang sehingga keluhan-
keluhan masyarakat pengguna transportasi dapat terselesaikan.
2) Penertiban Izin trayek yang belum mendapatkan izin operasi supaya mendapatkan izin
operasi.
3) Menyeimbangkan supply dan demand akan kebutuhan angkutan umum di sepanjang rute
trayek K-15A
4) Mengatur jadwal pemberangkatan yang efektif sehingga headway menjadi teratur.
5) Penetapan tarif sesuai fasilitas yang dibutuhkan.
6) Penggantian kendaraan yang sudah tidak layak digunakan, dengan kendaraan baru agar
penumpang merasa aman dan nyaman.
7) Penyediaan halte dikawasan kantong-kantong penumpang, agar tidak terjadi naik-turunnya
penumpang disembarang tempat, untuk meminimalisir kecelakaan.

35

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


LAMPIRAN

36

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM


37

LAPORAN SURVEY ANGKUTAN UMUM

Anda mungkin juga menyukai