SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH :
DINDA MAULIDDINA
18.01.074
BEKASI
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas berkat rahmat dan
karunia nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Perencanaan Angkutan Sekolah SMP Di Kabupaten Parigi Moutong” tepat pada
waktunya.
1. Bapak Ahmad Yani, ATD, MT. selaku Direktur Politeknik Transportasi Darat
Indonesia – STTD.
2. Ibu Dessy Angga Afrianti, S.SiT., M.Sc, M.T. selaku Kepala Program Studi
Sarjana Terapan Transportasi Darat.
3. Bapak Bobby Agung Hermawan, S.ST, M.T. selaku Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan arahannya selama proses
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Yanuar Dwi Herdiyatno, S.Pd, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak memeberikan bantuan, bimbingan dan arahannya selama proses
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Parigi Moutong beserta staff.
6. Kepada Kedua Orang Tua dan Seluruh Keluarga yang telah banyak
memberikan kontribusi baik dari dukungan, motivasi, dan doa untuk
kelancaran selama pendidikan dan dalam penyusunan skripsi ini.
ii
7. Seluruh Dosen beserta Civitas Akademika Politeknik Transportasi Darat
Indonesia – STTD.
8. Rekan – rekan Taruna/i Program Diploma IV Transportasi Darat Sarjana
Terapan angkatan XL.
9. Seluruh Taruna/i Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD serta pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skiripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan
dan akan penulis terima dengan senang hati.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Penulis,
DINDA MAULIDDINA
Notar : 18.01.074
iii
ABSTRAK
Angkutan sekolah merupakan pelayanan untuk mengantar dan menjemput siswa
sekolah. Penelitian ini dilakukan di 7 lokasi Sekolah Menengah Pertama di wilayah
kecamatan Parigi dan Parigi Selatan. Serta banyaknya para pelajar yang sudah
banyak menggunakan kendaraan pribadi ke sekolah yang menyebabkan menjadi
tingginya angka kecelakaan di Kabupaten Parigi Moutong yang disebabkan oleh
para pelajar. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey wawancara yang
dilakukan secara online. Analisis yang dilakukan guna untuk mengetahui
permintaan masyarakat terhadap pelayanan angkutan sekolah, jenis armada,
rute, pola operasi, biaya operasi kendaraan, dan tarif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rute angkutan sekolah dibuat dalam 3 rencana alternatif
pilihan rute dan untuk jenis armada yang digunakan adalah bus kecil dengan
kapasitas 19 seat. Dan diketahui bahwa tarif untuk rute 1 sebesar Rp. 5.169,00,
untuk rute 2 sebesar Rp. 4.125,00, dan untuk rute 3 sebesar Rp. 5.506,00.
iv
ABSTRACT
School transportation is a service to deliver and pick up school students. This
research was conducted in 7 locations of junior high schools in the districts of
Parigi and South Parigi. As well as the number of students who have used a lot of
private vehicles to school which has led to the high number of accidents in Parigi
Moutong Regency caused by students. This research was conducted using an
online survey interview method. The analysis is carried out in order to determine
the community's demand for school transportation services, types of fleets,
routes, operating patterns, vehicle operating costs, and tariffs. The results
showed that the school transportation route was made in 3 alternative plans for
route choices and for the type of fleet used was a small bus with a capacity of 19
seats. And it is known that the fare for route 1 is Rp. 5,169.00, for route 2 Rp.
4.125.00, and for route 3 Rp. 5,506.00.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................... v
vi
4.2 Sumber Data ...................................................................... 31
vii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Daftar Sekolah yang Menjadi Kajian ............................................... 17
Tabel III.1 Penentuan Jenis Kendaraan Berdasarkan Daya Angkut ................... 23
Tabel III.2 Jenis Angkutan Berdasarkan Jumlah Penumpang Minimum ............. 24
Tabel IV.1 Jadwal Penelitian ......................................................................... 40
Tabel V.1 Jumlah Sampel Survei Wawancara Tiap Sekolah .............................. 42
Tabel V.2 Wilayah Tiap Zona ........................................................................ 45
Tabel V.3 Matriks Sampel Asal Tujuan Pelajar Sekolah .................................... 46
Tabel V.4 Matriks Populasi Asal Tujuan Pelajar Sekolah ................................... 47
Tabel V.5 Faktor Ekspansi Tiap Sekolah Kajian ............................................... 48
Tabel V.6 Matriks Sampel Asal Tujuan Pelajar ................................................ 49
Tabel V.7 Matriks Populasi Asal Tujuan Pelajar ............................................... 50
Tabel V.8 Demad Populasi Siswa yang Menggunakan Angkutan Umum ............ 54
Tabel V.9 Demand Populasi Siswa Yang Bersedia Menggunakan Angkutan
Sekolah....................................................................................................... 55
Tabel V.10 Matriks OD Pengguna Angkutan Umum Yang Mau Berpindah .......... 56
Tabel V.11 Matriks OD Permintaan Pelayanan Angkutan Sekolah ..................... 57
Tabel V.12 OD Matriks Siswa Yang Berjalan Kaki ............................................ 59
Tabel V.13 Usulan Rute Pejalan Kaki ............................................................. 61
Tabel V.14 OD Matriks Siswa Yang Menggunakan Sepeda ............................... 62
Tabel V.17 Usulan Rute Pesepeda ................................................................. 64
Tabel V.18 OD Matriks Siswa Pengguna Angkutan Umum................................ 65
Tabel V.19 Usulan Rute Angkutan Sekolah ..................................................... 70
Tabel V.20 Penentuan Jenis Angkutan Berdasarkan Jumlah ............................. 75
Tabel V.21 Jenis Angkutan dan Daya Angkut.................................................. 77
Tabel V.22 Waktu Operasi Angkutan Sekolah ................................................. 79
Tabel V.23 Waktu Tempuh Angkutan Sekolah Tiap Rute ................................. 81
Tabel V.24 Waktu Sirkulasi Tiap Rute Angkutan Sekolah ................................. 82
Tabel V.25 Jumlah Rit Kendaraan Pada Masing - Masing Shift......................... 83
Tabel V.26 Headway Angkutan Sekolah Tiap Rute .......................................... 84
Tabel V.27 Frekuensi Kendaraan Tiap Rute .................................................... 84
Tabel V.28 Jumlah Armada yang Dibutuhkan di Tiap Rute ............................... 85
viii
Tabel V.29 Penjadwalan Rute 1 Untuk Permintaan Pelayanan Angkutan Sekolah
.................................................................................................................. 86
Tabel V.30 Penjadwalan Rute 2 Untuk Permintaan Pelayanan Angkutan Sekolah
.................................................................................................................. 87
Tabel V.31 Penjadwalan Rute 3 Untuk Permintaan Pelayanan Angkutan Sekolah
.................................................................................................................. 90
Tabel V.32 Asumsi Perhitungan BOK ............................................................. 92
Tabel V.33 Harga Komponen Kendaraan ........................................................ 93
Tabel V.34 Produksi Kendaraan Masing-Masing Rute....................................... 93
Tabel V.35 Rekapilutasi BOK ......................................................................... 98
Tabel V.36 Tarif Pokok Per Trayek............................................................... 100
Tabel V.37 Tarif Per Trayek ........................................................................ 100
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Peta Status Jaringan Jalan Kabupaten Parigi Moutong ................... 7
Gambar II.2 Visualisasi Angkutan Umum di Kabupaten Parigi Moutong.............. 9
Gambar II.3 Peta Jaringan Trayek Angkutan Pedesaan di Kabupaten Parigi
Moutong ..................................................................................................... 10
Gambar II.4 Peta Prasarana Angkutan Pedesaan di Kabupaten Parigi Moutong . 12
Gambar II.5 Peta Tata Guna Lahan ............................................................... 15
Gambar II.6 Titik Lokasi Sekolah Yang Menjadi Kajian .................................... 17
Gambar IV.1 Bagan Alir Penelitian ................................................................. 29
Gambar IV.2 Bagan Alir Penelitian (Lanjutan) ................................................. 30
Gambar V.1 Persentase Hasil Wawancara Pelajar Berdasarkan Jenis Kelamin .... 43
Gambar V.2 Peta Zona Wilayah Kajian ........................................................... 44
Gambar V.3 Persentase Berdasarkan Jenis Moda Yang Digunakan ................... 51
Gambar V.4 Persentase Berdasarkan Alasan Memilih Moda.............................. 51
Gambar V.5 Persentase Berdasarkan Kondisi Angkutan Umum Saat Ini ............ 52
Gambar V.6 Persentase Berdasarkan Biaya Perjalanan .................................... 52
Gambar V.7 Ilustrasi Skema RASS Untuk Pejalan Kaki ..................................... 58
Gambar V.8 Peta Rute Pejalan Kaki ............................................................... 60
Gambar V.9 Peta Rute Pejalan Kaki (Lanjutan) ............................................... 60
Gambar V.10 Ilustrasi Skema RASS Untuk Pesepeda ....................................... 61
Gambar V.11 Peta Rute Pesepeda ................................................................. 63
Gambar V.12 Peta Rute Pesepeda (Lanjutan) ................................................. 63
Gambar V.13 Ilustrasi Skema RASS untuk Angkutan Umum ............................. 64
Gambar V.14 Network Pembebanan OD Permintaan Angkutan Sekolah ............ 68
Gambar V.15 Peta Usulan Rute 1 Angkutan Sekolah ....................................... 71
Gambar V.16 Peta Usulan Rute 2 Angkutan Sekolah ....................................... 72
Gambar V.17 Peta Usulan Rute 3 Angkutan Sekolah ....................................... 73
Gambar V.18 Peta Usulan Seluruh Rute Angkutan Sekolah di Kabupaten Parigi
Moutong ..................................................................................................... 74
Gambar V.19 Jenis Armada Yang Diusulkan Berdasarkan Permintaan ............... 78
Gambar V.20 Visualisasi Jenis Armada ........................................................... 78
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan angkutan umum dikarenakan pelayanan angkutan umum di Kabupaten
Parigi Moutong yang belum efektif dan efisien.
Dari hasil survei wawancara Home Interview yang dilaksanakan oleh tim
PKL Kabupaten Parigi Moutong, didapatkan maksud melakukan perjalanan
dengan maksud belajar sebesar 26 % yang sebagian besar menggunakan
sepeda motor. Serta menurut data Satlantas Polres Parigi Moutong tingkat
kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Parigi Moutong berdasarkan usia pada tahun
2020, usia antara 16-30 tahun memiliki tingkat kecelakaan tertinggi, sebanyak 79
kecelakaan, dan kecelakaan berdasarkan profesi korban yang paling tinggi yaitu
pelajar SMP dengan jumlah 79 orang pada tahun 2020. Dikarenakan pada usia
tersebut merupakan usia yang produktif. Hal ini mengkhawatirkan bagi para
pelajar yang banyak menggunakan kendaraan sepeda motor. Penggunaan
sepeda motor oleh pelajar terdapat menimbulkan pengunaan tingkat kecelakaan
yang tinggi di kalangan usia sekolah dan perilaku dalam penggunaan sepeda
motor masih kurang mengutamakan keselamatan, dan semakin bertambah atau
meningkatnya pertumbuhan kendaraan pribadi tiap tahunnya.
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada di Kabupaten Parigi Moutong, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Pelayanan angkutan umum yang masih kurang optimal yang dibuktikan
dari umur kendaraan sudah mencapai 20 tahun, time headway yang
mencapai 30 menit, dan cakupan pelayanan angkutan umum yang belum
tersebar di Kabupaten Parigi Moutong, yang mengakibatkan tidak
optimalnya pelayanan angkutan umum di Kabupaten Parigi Moutong.
2. Penggunaan angkutan umum di Kabupaten Parigi Moutong diantaranya
7% Bekerja, 19% Belajar, 18% Belanja, 19% Sosial, dan 37% Pulang.
Sebanyak 19% pengguna angkutan pedesaan adalah penumpang dibawah
usia 17 tahun atau pelajar, hal ini menyebabkan beberapa pelajar masih
banyak yang menggunakan angkutan umum ke sekolah.
3. Berdasarkan data survei wawancara Home Interview didapatkan dengan
maksud perjalanan belajar sebesar 26% yang sebagian besar
menggunakan sepeda motor, oleh karena itu masih banyaknya pelajar
yang menggunakan sepeda motor ke sekolah.
4. Angka kecelakaan usia 16-30 mencapai 79 kecelakaan dari jumlah 207
kecelakaan yang terbagi menjadi 6 kategori usia pada tahun 2020 di
Kabupaten Parigi Moutong dimana usia tersebut menujukkan usia produktif
yang ada pelajar sekolah termasuk didalamnya, hal ini menyababkan
meningkatnya angka kecelakaan yang dialami oleh pelajar.
5. Angka kecelakaan berdasarkan profesi paling tertinggi yaitu terjadi pada
pelajar SMP dengan jumlah 79 orang pada tahun 2020, hal ini diakibatkan
oleh banyaknya pelajar SMP yang menggunakan sepeda motor ke sekolah
dikarenakan mereka belum memiliki SIM dan masih dibawah umur.
6. Semakin meningkatnya pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi di
Kabupaten Parigi Moutong, dengan rata-rata peningkatan kendaraan tiap
tahunnya sebesar 0,69%. Sedangkan untuk peningkatan kendaraan
tertinggi kendaraan terjadi pada tahun 2018 sebesar 4,78%.
3
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Berapa jumlah permintaan masyarakat terhadap rencana pengoperasian
angkutan sekolah di Kabupaten Parigi Moutong?
2. Bagaimana rute angkutan sekolah yang akan dioperasikan di Kabupaten
Parigi Moutong?
3. Bagaimana Pola Operasi angkutan sekolah di Kabupaten Parigi Moutong?
4. Berapa Biaya Operasional Kendaraan (BOK) serta tarif yang diperlukan
pada rencana pengoperasian angkutan sekolah di Kabupaten Parigi
Moutong?
4
1.5 Ruang lingkup
Dalam pembahasan yang nantinya akan diteliti tentunya agar tidak
menyimpang dari sasaran yang dituju, maka perlu adanya pembatasan atau
ruang lingkup penelitian. Adapun batasan masalah dari penelitian yang dilakukan
adalah:
1. Penelitian dibatasi untuk pelajar SMP (Sekolah Menengah Pertama).
2. Daerah studi meliputi titik lokasi sekolah SMP yaitu 7 titik sekolah SMP yang
ada di kecamatan Parigi dan Parigi Selatan.
3. Melakukan kajian terkait dengan penentuan rute angkutan sekolah.
4. Melakukan kajian terkait Kinerja Operasional angkutan sekolah.
5. Menentukan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan Tarif angkutan sekolah.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Kondisi Transportasi
6
Sumber: Laporan Umum Kabupaten Parigi Moutong 2021
7
2.1.2 Sarana Jalan
Karakteristik masyarakat Kabupaten Parigi Moutong yang lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum serta minimnya
angkutan umum menyebabkan kendaraan pribadi menjadi sarana transportasi
yang sering digunakan oleh masyarakat setempat untuk bepergian guna
memenuhi kebutuhan sehari – hari.
Dikarenakan Kabupaten Parigi Moutong dilalui oleh jalan Trans Sulawesi
atau jalan yang menghubungkan dua Provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah
dengan Provinsi Gorontalo, sehingga jalan di wilayah studi juga dilalui oleh
kendaraan berat seperti truk kecil, truk sedang, dan truk besar.
8
Angkutan perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong yang beroperasi
sebanyak 6 trayek yaitu sebagai berikut :
1. Trayek Parigi – Tolai
2. Trayek Tolai – Sausu
3. Trayek Parigi – Kasimbar
4. Trayek Kasimbar – Tinombo
5. Trayek Tinombo – Mepanga
6. Trayek Mepanga - Moutong
9
Sumber : Laporan Umum Kabupaten Parigi Moutong 2021
Gambar II. 3 Peta Jaringan Trayek Angkutan Pedesaan di Kabupaten Parigi Moutong
10
2.1.4 Prasarana Angkutan Umum
11
Sumber : Laporan Umum Kabupaten Parigi Moutong 2021
12
2.2 Kondisi Wilayah Kajian
13
2.2.1 Karakteristik Tata Guna Lahan
Dapat terlihat pada peta tata guna lahan di bawah ini bahwa kawasan
pemukiman belum merata di seluruh Kabupaten Parigi Moutong , dengan melihat
kondisi tata guna lahan sangat mempengaruhi sistem transportasi di suatu
kota/kabupaten, karena hal tersebut berhubungan dengan aksesbilitas atau
kemudahan masyarakat dalam melakukan perjalanan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Berikut merupakan peta tata guna lahan Kabupaten Parigi Moutong.
14
Sumber: Laporan Umum Kabupaten Parigi Moutong
15
2.2.2 Kondisi Pendidikan
Kabupaten Parigi Moutong ini memiliki kawasan pendidikan yang menyebar di
setiap kecamatan yang ada. Jenjang pendidikan sekolah yang terdapat di Kabupaten
Parigi Moutong yakni terdiri dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
Pada penelitian ini penulis akan memfokuskan pada pelajar SMP yang ada di
kecamatan Parigi dan Kecamatan Parigi Selatan dikarenakan lokasi sekolah yang
berdekatan dengan jalan arteri, titik sekolah yang berdekatan serta berada di
kawasan pendidikan. Sekolah yang menjadi kajian adalah SMP Negeri 1 Parigi, SMP
Negeri 3 Olaya, SMP Negeri 2 Parigi, SMP Negeri 1 Parigi Selatan, SMP Nurul
Amanah, SMP Satap 2 Parigi Selatan, dan SMPN 1 Satap Parigi Selatan. Berikut
merupakan uraian jumlah siswa dari masing-masing sekolah:
16
Tabel II. 1 Daftar Sekolah yang Menjadi Kajian
17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Tamin (Tamin, Ofyar 2000), Transportasi adalah suatu sistem yang
terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan adanya
pergerakan keseluruh wilayah sehingga terakomodasinya mobilitas penduduk,
dimungkinkan adanya pergerakan barang, dan dimungkinkannya akses kesemua
wilayah. Sedangkan fungsi trasportasi menurut Morlok (1984) adalah untuk
menggerakan atau memindahkan orang dan/ atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan system tertentu.
18
1. Bangkitan dan Tarikan Perjalanan
Bangkitan pergerakan adalah jumlah pergerakan yang berasal dari suatu
tata guna lahan atau zona pergerakan lalu lintas yang menuju atau tiba ke
suatu lokasi. Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang
menghasilkan pergerakan lalu lintas suatu lokasi dan lalu lintas yang menuju
atau tiba ke suatu lokasi. Dengan adanya analisis ini kita dapat dengan
mudah menghitung jumlah orang atau kendaraan yang masuk atau keluar
dari suatu luas tanah tertentu dalam satu hari (atau 1 jam) untuk
mendapatakan bangkitandan tarikan pergerakan.
2. Sebaran Pergerakan
Tahapan ini adalah tahap lanjutan dari bangkitan perjalanan dimana pada
tahapan ini menghubungkan interaksi antara tata guna lahan, jaringan
transportasi, dan arus lalu lintas. Sebaran pergerakan menunjukkan ke mana
dan dari mana lalu lintastersebut.
3. Pemilihan Moda Transportasi
Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di suatu kota, seseorang
akan memutuskan bagaimana interaksi tersebut harus dilakukan. Dalam
kebanyakan kasus, pilihan pertama adalah dengan menggunakan telepon
atau pos. karena hal ini akan dapat menghindari terjadinya perjalanan. Akan
tetapi sering interaksi mengharuskan terjadinya perjalanan. Dalam kasus ini,
keputusan harus ditentukan dalam hal pemilihan moda. Secara sederhana
moda berkaitan dengan jenis transportasi yang digunakan.
4. Pemilihan rute
Semua yang telah diterangkan dalam pemilihan moda juga dapat digunakan
untuk pemilihan rute. Untuk angkutan umum, rute yang ditentukan
berdasarkan moda transportasi (bus dan kereta api mempunyai rute yang
tetap). Dalam kasus ini, pemilihan moda harus dilakukan bersama – sama.
19
3.2 Perencanaan Angkutan Sekolah
20
mengangkut anak sekolah sekolah, berhenti pada halte yang telah
ditentukan dan menggunakan mobil bus.
b. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan kota/pedesaan anak sekolah
harus memenuhi persyaratan teknik dan laik jalan dan dilengkapi
dengan persyaratan:
21
3.2.3 Permintaan Perjalanan Angkutan Sekolah
1. Jarak perjalanan
Jarak perjalanan mempengaruhi seseorang dalam menentukan pemilihan
moda. Makin dekat tujuan seseorang, biasanya seseorang akan cenderung
memilih moda yang paling praktis.
2. Tujuan perjalanan
Tujuan perjalanan saling berkaitan dengan keinginan masing- masing
orang dalam pemilihan moda yang diinginkan.
22
3.2.6 Jenis Moda Angkutan Yang Digunakan
DAYA ANGKUT
JENIS ANGKUTAN
Duduk Berdiri Total
Mobil Penumpang Umum 8 0 8
Bus Kecil 19 0 19
Bus Sedang 24 6 30
Bus Besar 49 30 79
Bus Tingkat 52 - 118
Bus Maxi 32 - 69
23
Tabel III. 2 Jenis Angkutan Berdasarkan Jumlah Penumpang Minimum
Jumlah Jumlah
Jenis Jumlah Penumpang
Armada Penumpang
Armada Minimum/Hari/Kendaraan
Minimum Minimum
MPU 20 250 5000
Bus
20 500 10000
Sedang
Bus Besar 50 1000 50000
Sumber: SK DIRJEN HUBDAT No. 687 Tahun 2002
24
3.3 Manajemen Operasional
Keterangan:
25
5. Waktu Antar Kendaraan (Headway)
Waktu antar kendaraan adalah selang waktu antara satu kendaran dengan
kendaraan lainnya yang berada di depan atau belakangnya. Bus sekolah
memiliki jam operasi hanya pada saat berangkat dan pulang sekolah
dengan waktu tempuh pelayanan paling lama adalah 1,5 jam tiap satu
shift.
6. Frekuensi Kendaraan
Frekuensi kendaraan adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu ruas
jalan yang menjadi rute trayek tersebut dalam kurun waktu tertentu.
26
3. Penggunaan periode waktu yang standart, artinya jadwal kedatangan
dan keberangkatan bus sekolah, putaran waktunya mudah diingat dengan
cara menggunakan angka standar misalnya setiap 10 menit atau setiap 15
menit.
Biaya operasional kendaraan terdiri dari 2 (dua) biaya, yaitu biaya langsung
dan biaya tidak langsung (Sumber : SK. Dirjen No.687/AJ.206/DRJD/2002).
1. Penyusutan Kendaraan;
2. Bunga Modal;
3. Gaji dan Tunjangan Awak Kendaran;
4. Bahan Bakar Minyak (BBM);
5. Biaya Ban;
6. Servis kecil;
7. Servis besar;
8. Overhaul mesin;
9. Cuci angkutan;
10. Retriangkutani terminal;
11. STNK/Pajak kendaraan;
12. Kir;
13. Asuransi kendaraan dan asuransi awak kendaraan.
27
b. Komponen Biaya Tidak Langsung
3.5 Tarif
Tarif adalah besarnya biaya yang dikenakan kepada setiap penumpang
kendaraan angkutan penumpang umum yang dinyatakan dalam rupiah. Tarif
angkutan umum merupakan tarif yang ditetapkan pemerintah secara politis dan
ekonomis dengan mempertimbangkan usulan dari operator dan pengguna jasa
angkutan umum. Terdapat dua jenis tarif yang ditawarkan untuk perencanaan
pelayanan transportasi bus sekolah yaitu:
1. Tarif Asli
28
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Identifikasi Awal6.
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
1. Data Kependudukan.
1. Data survei wawancara 2. Data Jaringan Trayek.
pelajar. 3. Data Jaringan Jalan.
4. Data Tata Guna Lahan.
5. Data Sekolah dan Jumlah Siswa.
6. Data Survei Home Interview.
Analisis Data
29
A
Analisis Data
Rekomendasi
Selesai
Untuk data sekunder sendiri dapat diperoleh dari dinas – dinas terkait, seperti:
31
bagaimana karakteristik masyarakat Kabupaten Parigi Moutong dalam
memilih moda transportasi.
32
a. Data Kependudukan
b. Jaringan Jalan
Data jaringan jalan ini diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Parigi Moutong, data ini berisi mengenai informasi seluruh jaringan jalan
yang ada di Kabupaten Parigi Moutong.
c. Jaringan Trayek
Data jaringan trayek ini biasanya diperoleh dari Dinas Paerhubungan, data
ini berisi menampilkan informasi terkait rute angkutan umum.
Data ini diperoleh dari dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Parigi Moutong, data ini untuk memberikan
informasi mengenai penggunaan lahan yang ada dan dikembangkan di
masa yang akan datang.
e. Data Sekolah
Data ini diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Parigi Moutong, data
ini untuk memberikan informasi terkait dengan jumlah siswa di setiap
sekolah yang ada di Kabupaten Parigi Moutong.
33
f. Survei Wawancara Rumah Tangga (Home Interview)
34
4.3.2 Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara melakukan survei atau pengamatan secara langsung di lapangan
mengenai kondisi yang ada saat ini. Data primer tersebut didapatkan dengan
melaksanakan survei sebagai berikut :
Dalam melakukan survei wawancara ini agar mendapatkan hasil yang terbaik
adalah dengan “studi populasi” yang artinya seluruh anggota populasi diteliti.
Namun, dikarenakan adanya keterbatasan waktu, tenang, dan biaya. Dalam
35
penelitian ini populasi merupakan pelajar sekolah untuk itu dilakukan teknik
pengambilan sampel pada beberapa sekolah. Data berupa perjalanan siswa tersebut
dapat dijadikan permintaan atau demand untuk merencanakan rute pelayanan
angkutan sekolah yang ideal. Dalam analisis permintaan ini, dapat digunakan
metode sampel dengan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan :
N= Jumlah Populasi
e = error tolerance
n = Jumlah Sampel
36
sesuai dengan SK DIRJENHUBDAT NO: SK.967/AJ.202/DRJD/2007, tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Sekolah.
37
4.4.4 Analisis Operasional Angkutan Sekolah
Kinerja operasional angkutan sekolah merupakan tahapan segala yang
dibutuhkan dalam kegiatan pengoperasian kendaraan angkutan sekolah. Berikut ini
adalah kinerja operasional kendaraan angkuan sekolah:
a. Waktu operasi angkutan sekolah.
b. Waktu tempuh angkutan sekolah.
c. Frekuensi kendaraan.
d. Jumlah kebutuhan armada.
e. Penjadwalan angkutan sekolah.
38
4.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi penelitian diakukan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Kabupaten Parigi Moutong.
Berikut dibawah ini merupakan jadwal pelaksanaan penelitian:
39
Tabel IV. 1 Jadwal Penelitian
2 Penyusunan Proposal
3 Bimbingan Proposal
4 Seminar Proposal
5 Penyusunan Skripsi
6 Bimbingan Skripsi
7 Seminar Progress
8 Penyusan Skripsi
9 Bimbingan Skripsi
10 Seminar Hasil
40
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMECAHAN MASALAH
Data yang telah diambil harus dapat mewakili karakteristik populasi. Dari
perhitungan dengan rumus slovin taraf signifikan/tingkat kesalahan yang
digunakan adalah α = 10%, dengan maksud data sampel sejumlah perhitungan
tersebut 95% mendekati benar dan dapat mewaklili populasi pelajar.
Perhitungan jumlah sampel diambil dari total jumlah pelajar yang sekolah yang
dikaji di Kabupaten Parigi Moutong.
Jumlah seluruh pelajar dari sekolah yang dijadikan objek penelitian adalah
1.571 pelajar, sehingga dapat ditentukan contoh perhitungan sampel untuk SMP
N 1 Parigi dengan jumlah siswa sebesar 516 siswa, dengan perhitungan sebagai
berikut:
41
pelajar
Berikut ini merupakan hasil perhitungan sampel yang harus diambil pada
masing – masing sekolah yang dijadikan objek penelitian:
42
5.1.2 Karakteristik Perjalanan Pelajar
1. Persentase Jenis Kelamin
Dari hasil survai wawancara 7 sekolah diperoleh data awal mengenai
responden berupa persentase jenis kelamin. Para pelajar yang
bersekolah di kawasan pendidikan ini didominasi oleh siswa laki-laki
dengan jumlah 56%.
Jenis Kelamin
56% PEREMPUAN
43
Dari hasil survei wawancara siswa di tiap sekolah, maka diketahui
data asal tujuan siswa yang didapatkan pada tabel matriks zona asal
tujuan (OD), sebagai berikut:
44
Tabel V. 2 Wilayah Tiap Zona
POPULASI JUMLAH KK
ZONA KECAMATAN KELURAHAN/DESA
KELURAHAN KELURAHA
A VOLUA 1.209 3
TOBOLI 2.084 6
8 PARIGI UTARA TOBOLI BA RA T 1.396 3
PA NGI 1.925 5
SA KINA H JA YA 459 1
TA NA LA NTO 2.206 6
TORUE 3.810 1.1
A STINA 1.614 5
9 TORUE PURWOSA RI 2.601 8
TOLA I BA RA T 1.705 5
TOLA I TIMUR 1.586 5
MA LA KOSA 2.413 7
BA LINGGI JA TI 3.664 1.1
BA LINGGI 2.309 7
SULI 2.082 6
11 BALINGGI SULI INDA H 2.389 7
BERA BA N 1.136 3
ZONA KHUSUS LEBA GU
ALASAN 1.588 4
TUMPA PA INDA H 859 2
11 SMP N 1 PARIGI CA TUR KA RYA 1.263 4
12 SMP N 2 PARIGI
Untuk mengetahui
13 SMP N 3 PARIGI
pergerakan orang keluar
14 SMP N 1 PARIGI SELATAN
masuk ke wilayah sekolah
15 SMP NURUL AMANAH
yang dikaji.
16 SMP SATAP N 1 PARIGI SELATAN
17 SMP SATAP 2 PARIGI SELATAN
Dalam menentukan zona ini ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut:
45
Tabel V. 3 Matriks Sampel Asal Tujuan Pelajar Sekolah
MATRIKS SAMPEL
ZON O/D PERJALANAN
A 11 12 13 14 15 16 17 Tj
SMP N 1 SMP N 2 SMP N 3 SMP N 1 PARIGI SMP NURUL SMP SATAP N 1 PARIGI SMP SATAP 2 PARIGI
PARIGI PARIGI PARIGI SELATAN AMANAH SELATAN SELATAN
1 25 21 14 0 0 0 0 60
2 41 34 17 0 0 0 0 92
3 18 20 17 5 0 0 0 60
4 0 8 12 21 10 17 0 68
5 0 0 4 19 12 16 19 70
6 0 0 0 12 7 5 4 28
7 0 0 0 12 0 0 11 23
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 5 5
10 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
Aj 84 83 64 69 29 38 39 406
Matriks ini di dapat dari hasil survei secara online yang telah di lakukan selama masa penelitian dan di dapatkan bahwa
perjalanan terbesar terjadi dari zona 2 ke zona 11 dengan tujuan sekolah SMP N 1 Parigi dengan 41 perjalanan.
46
Tabel V. 4 Matriks Populasi Asal Tujuan Pelajar Sekolah
MATRIKS POPULASI
47
Matriks di atas merupakan matriks populasi yang di dapat dari hasil
perkalian faktor ekspansi setiap zona, contoh perhitungan faktor ekspansi adalah
sebagai berikut:
48
Tabel V. 6 Matriks Sampel Asal Tujuan Pelajar
GABUNGAN
ZONA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tj
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 21 14 0 0 0 0 60
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41 34 17 0 0 0 0 92
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 20 17 5 0 0 0 60
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 12 21 10 17 0 68
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 19 12 16 19 70
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 7 5 4 28
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 11 23
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Aj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 84 83 64 69 29 38 39 406
Dari tabel matriks sampel asal tujuan diatas, maka matriks tersebut dapat
dikalikan dengan faktor ekspansi setiap sekolah, untuk memperoleh matriks
populasi asal tujuan pelajar sebagai berikut:
49
Tabel V. 7 Matriks Populasi Asal Tujuan Pelajar
GABUNGAN
ZONA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tj
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 154 123 39 0 0 0 0 316
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 252 200 47 0 0 0 0 499
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 111 118 47 16 0 0 0 292
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 47 33 68 14 27 0 190
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 62 17 26 31 147
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 39 10 8 6 63
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 39 0 0 18 57
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 8
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Aj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 516 488 178 224 41 61 63 1571
Dengan jumlah seluruh asal tujuan perjalanan siswa sebanyak 1571 perjalanan.
50
3. Jenis Moda Yang Digunakan Pelajar
MOBIL
22%
ANGKUTAN
5% 66% PEDESAAN
SEPEDA
Dari Gambar V.3 dapat dilihat bahwa jenis moda yang paling banyak
digunakan pelajar untuk menuju kesekolah adalah dengan menggunakan
sepeda motor, yaitu dengan nilai persentase sebesar 66% hal ini dapat
disebabkan cepat untuk melakukan perjalanan ke sekolah dan juga dapat
disebabkan pelayanan angkutan umum yang dianggap kurang memuaskan
seperti waktu tunggu yang lama.
4. Alasan Pemilihan Moda
CEPAT
9%
NYAMAN
20%
50%
MURAH
21%
TIDAK ADA
PILIHAN
51
Pada Gambar V.4 dapat dilihat alasan pemilihan moda yang paling besar
dikarenakan alasan cepat 50%. Kemudian alasan terbesar kedua merupakan
alasan nyaman sebesar 21%.
5. Kondisi Angkutan Umum Saat Ini
Dari data hasil wawancara diketahui bahwa kondisi angkutan umum yang
ada di Kabupaten Parigi Moutong saat ini yaitu dengan persentase 53% karena
waktu tunggu lama, diikuti dengan waktu perjalanan lama dengan persentase
26%, selanjutnya dikarenakan supir ugal-ugalan dengan persentase 17% serta
biaya yang mahal dilihat dari presentasenya sebesar 4%.
6. Biaya Perjalanan
Biaya Transportasi
7% 0%
<Rp 5.000
Rp 5.000 - Rp
43%
10.000
50% Rp 10.000 - Rp
15.000
>Rp 15.000
52
Pada Gambar V.6 diatas bisa dilihat bahwasanya presentase biaya
transportasi terbesar adalah Rp5.000 – Rp.10.000 sebesar 50% dan untuk
presentase biaya perjalanan terendah adalah >Rp15.000 sebesar 0%.
53
Tabel V. 8 Demad Populasi Siswa yang Menggunakan Angkutan Umum
Matriks ini di dapat dari hasil perkalian dari matriks populasi dengan persentase pelajar yang menggunakan angkutan umum
di masing masing sekolah.
54
Tabel V. 9 Demand Populasi Siswa Yang Bersedia Menggunakan Angkutan Sekolah
GABUNGAN
ZONA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tj
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 28 12 0 0 0 0 69
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 46 14 0 0 0 0 108
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 27 14 4 0 0 0 66
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 10 16 3 9 0 48
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 14 4 8 5 34
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 2 3 1 14
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 3 12
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Aj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 99 112 53 52 8 20 10 353
56
Tabel V. 11 Matriks OD Permintaan Pelayanan Angkutan Sekolah
GABUNGAN
ZONA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tj
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 171 122 34 0 0 0 0 327
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 245 169 45 0 0 0 0 459
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 89 127 33 10 0 0 0 259
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 32 51 10 25 0 159
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 47 13 28 29 126
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 12 6 6 55
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 0 0 13 44
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 6
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Aj 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 505 459 153 172 35 58 54 1436
57
5.2 Analisis Penentuan Rute
Dalam menentukan desain rute rencana pengoperasian angkutan sekolah
hal utama yang dilakukan adalah dengan mempertimbangkan titik asal
perjalanan dan titik tujuan perjalanan (sekolah) yang akan dituju. Ini dilakukan
dengan mempertimbangkan zona asal dan tujuan siswa yang memiliki demand
paling banyak pada zona asal disesuaikan dengan jaringan jalannya, dengan
mempertimbangkan jarak perjalanan kendaraan dan kelas jalan yang sesuai
dengan jenis kendaraan yang digunakan, titik awal kendaraan dimulai dari
centroid masing – masing zona.
a. Berjalan Kaki
Disarankan untuk berjalan kaki bagi siswa yang memiliki radius jarak
paling jauh dari rumah menuju ke sekolah adalah 1 km dari lokasi
sekolah.
Maksimal 1 KM
58
Tabel V. 12 OD Matriks Siswa Yang Berjalan Kaki
Untuk zona asal bagi siswa yang berjalan kaki dengan responden terbesar terdapat pada zona 1 menuju zona 12 yaitu Smp N
2 Parigi yaitu sebanyak 12 siswa.
59
Gambar V. 8 Peta Rute Pejalan Kaki
RADIUS 1 KM
DILAYANI RUTE PEJALAN KAKI
ZONA NAMA JALAN
(METER)
11 JL. TRANS SULAWESI 21 560
12 JL. TRANS SULAWESI 20 410
13 JL. MANGGAU JANGGO 700
14 JL. TRANS SULAWESI 23 490
15 JL. TRANS SULAWESI 26 710
16 JL. MANGGAU JANGGO 690
17 JL. TRANS SULAWESI 29 700
b. Bersepeda
Maksimal 5 KM
61
Tabel V. 14 OD Matriks Siswa Yang Menggunakan Sepeda
Untuk zona asal bagi siswa yang menggunakan sepeda dengan responden terbesar terdapat pada zona 1 menuju zona 12
yaitu SMP N 2 Parigi, sebanyak 12 siswa, dan zona 2 menuju zona 12 yaitu SMP N 2 Parigi yaitu sebanyak 12 siswa.
62
Gambar V. 11 Peta Rute Pesepeda
RADIUS 5 KM
DILAYANI RUTE PESEPEDA
ZONA NAMA JALAN
(METER)
11 JL. PACUAN KUDA 3500
12 JL. TRANS SULAWESI 20 2200
13 JL. MANGGAU JANGGO 3750
14 JL. TRANS SULAWESI 23 2200
15 JL. TRANS SULAWESI 26 3210
16 JL. MANGGAU JANGGO 2540
17 JL. TRANS SULAWESI 29 2800
64
Tabel V. 16 OD Matriks Siswa Pengguna Angkutan Umum
Untuk zona asal bagi siswa yang menggunakan angkutan umum dengan responden terbesar terdapat pada zona 2 menuju
zona 11 yaitu SMP N 1 Parigi yaitu sebanyak 48 siswa.
65
Tetapi pada penelitian ini hanya menentukan rute untuk angkutan sekolah
saja dengan menggunakan angkutan umum, sehingga ada beberapa hal yang
dapat menjadi pertimbangan dalam penetepan rute angkutan sekolah dengan
menggunakan angkutan umum, diantaranya yaitu:
1. Pola tata guna lahan wilayah studi.
2. Lokasi sekolah objek penelitian.
3. Demand terhadap angkutan sekolah.
4. Asal tujuan siswa yang akan menggunakan angkutan sekolah.
5. Titik awal perjalanan.
Penentuan rute dapat dilakukan dengan bantuan pembebanan
software Visum 2021 dengan jumlah permintaan yang dimasukkan adalah
jumlah perjalanan pelajar sekolah di Kawasan Pendidikan Kabupaten Parigi
Moutong yang bersedia berpindah moda dari pengguna kendaraan pribadi
menjadi angkutan sekolah (Demand Permintaan Pelayanan Angkutan Sekolah).
Sehingga didapat rute angkutan sekolah dengan demand paling optimal yang
akan digunakan sebagai rute. Selain itu sebelum menentukan rute yang akan
dilewati maka perlu diperhitungkan kondisi prasarana jalur dengan melihat hasil
dari inventarisasi jalan.
B. Konektor
Konektor adalah penghubung antara zona dan jaringan jalan.
Konektor ditambahkan dengan menghubungkan centroid zona menuju
nodes.
C. Matriks
Langkah berikutnya adalah memasukkan matrix ke dalam perangkat
vissum. Matrik yang digunakan adalah matriks permintaan pelayanan
angkutan sekolah.
67
Berikut ini merupakan gambar hasil pembebanan dengan bantuan software
Vissum 2021 :
Berdasarkan hasil plotting demand untuk tiap –tiap ruas pada peta jaringan
jalan, selanjutnya didapat demand pada tiap-tiap ruas tersebut lalu dapat
direncanakan rute angkutan sekolah dengan mempertimbangkan ketentuan
tersebut yaitu ditentukan ruas jalan mana saja dengan jumlah demand
permintaan penumpang yang tinggi. Berdasarkan hasil pembebanan tersebut
maka terdapat ruas jalan mana saja yang memiliki jumlah permintaan orang
perhari yang cukup tinggi sehingga dapat menjadi acuan dalam menentukan
usulan rute angkutan sekolah. Berdasarkan hasil plotting dari permintaan
pelayanan angkutan sekolah untuk tiap tiap ruas pada peta jaringan jalan,
selanjutnya permintaan pada ruas tersebut dihubungkan sehingga membentuk
beberapa jaringan rute yang dibuat sebagai rute alternatif untuk rencana
pelayanan angkutan sekolah. Diambil tiga rencana rute usulan dalam
perencanaan pengoperasian angkutan sekolah. Masing-masing rute memiliki
cakupan wilayah tersendiri dan mewakili permintaan perjalanan berdasarkan
hasil pembebanan perjalananan siswa sekolah pada kondisi awal serta
mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh agar pelajar tidak telat sampai ke
68
sekolah. Keseluruhan dari perencanaan rute tersebut telah disesuaikan dengan
pertimbangan - pertimbangan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Rute ini memiliki panjang 9 km, dengan tata guna lahan yang merupakan
permukiman, perkatoran, dan pendidikan. Zona yang dilewati meliputi zona 1,
zona 2, dan zona 12.
69
Tabel V. 17 Usulan Rute Angkutan Sekolah
70
Gambar V. 15 Peta Usulan Rute 1 Angkutan Sekolah
71
Gambar V. 16 Peta Usulan Rute 2 Angkutan Sekolah
72
Gambar V. 17 Peta Usulan Rute 3 Angkutan Sekolah
73
Gambar V. 18 Peta Usulan Seluruh Rute Angkutan Sekolah di Kabupaten Parigi Moutong
74
5.3 Penentuan Jenis Armada
Dalam penentuan jenis armada yang digunakan tidak dapat ditentukan hanya
berdasarkan satu kriteria saja banyak pertimbangan yang perlu dipertimbangkan
seperti kesesuaian antara demand dan supply. Berikut pertimbangan yang diambil
berdasarkan ketentuan yang berlaku:
Tabel V. 18 Penentuan Jenis Angkutan Berdasarkan Jumlah
Jumlah
Jumlah
No Jenis Penumpang Min
Armada
Kendaraan Per hari Bus
Minimum
(Pmin)
1 Bus Besar 50 625
2 Bus Sedang 20 500
3 Bus Kecil 20 400
Sumber : SK DIRJENHUBDAT No. 687/AJ.206/DRJD/2002
75
𝐷
= 𝑚𝑖
Keterangan :
N = Jumlah perkiraan kebutuhan armada
76
Dari kesimpulan diatas jenis kendaraan yang lebih efektif digunakan sebagai
angkutan sekolah adalah jenis kendaraan Bus Kecil, sebab hasil perhitungan jumlah
minimal kendaraan yang ditentukan. Selain itu hasil didukung juga dengan jumlah
penumpang minimal rata-rata yaitu 400 orang.
DAYA ANGKUT
JENIS ANGKUTAN
Duduk Berdiri Total
Mobil Penumpang Umum 8 0 8
Bus Kecil 19 0 19
Bus Sedang 24 6 30
Bus Besar 49 30 79
Bus Tingkat 52 - 118
Bus Maxi 32 - 69
Sumber: Peraturan Menteri No 98 Tahun 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jenis kendaraan yang sesuai dengan
jumlah penumpang minimum/hari/kendaraan di sekolah adalah jenis kendaraan Bus
Kecil. Bus Kecil 19 seat dinilai tepat untuk digunakan karena pada Peraturan Menteri
No 98 Th 2013 tentang SPM Angkutan Umum, Bus Kecil memiliki 19 seat untuk
tempat duduk penumpang.
77
Berikut kendaraan/armada yang diusulkan dalam pengoperasian angkutan
sekolah:
78
5.4 Pola Operasi Angkutan Sekolah
1. Waktu Operasi
05.00-07.00
12.00-14.00
3 SMP N 3 PARIGI 7:00 12:00
4 SMP N 1 PARIGI SELATAN 7:00 12:00
5 SMP NURUL AMANAH 7:00 12:00
6 SMP SATAP 2 PARIGI SELATAN 7:00 12:00
7 SMP SATAP N 1 PARIGI SELATAN 7:00 12:00
79
ditetapkan kecepatan rencana angkutan sekolah di Kawasan Pendidikan
Kabupaten Parigi Moutong adalah 40 km/jam.
3. Faktor Muat Kendaraan (Load Factor)
Keterangan:
80
WT = Waktu Tempuh (menit)
PR = Panjang Rute (km)
KR = Kecepatan Rencana (km/jam)
Contoh Perhitungan:
Waktu tempuh rute 1 :
Panjang Rute (PR) =9
Km Kecepatan Rencana (KR) = 40
Keterangan:
81
CTBA = waktu sirkulasi dari A ke B, kembali lagi ke A
6. Jumlah RIT
Jumlah rit adalah jumlah perjalanan pulang pergi yang mampu
ditempuh oleh bus sekolah dalam satu rute trayek pada selang waktu operasi
kendaraan. Perhitungan jumlah rit untuk rencana pengoperasian bus sekolah
di Kabupaten Parigi Moutong dalam satu hari adalah jumlah rit antara shift 1
untuk pagi hari dan shift 2 untuk siang hari.
Penggunaan rumus per shift berbeda, hal tersebut terjadi karena
pada shift 1 ketepatan waktu merupakan salah satu faktor terpenting dalam
pengoperasian angkutan sekolah. Adapun jumlah rit untuk shift 2 sama
dengan rit pada shift 1. Dengan asumsi bahwa semua kendaraan yang
beroperasi pada shift 1 juga beroperasi pada shift 2 maka dapat diperoleh
82
jumlah rit pada shift 1 sama dengan jumlah rit pada shift 2. Waktu operasi
pada shift pagi adalah 120 menit. Sedangkan untuk waktu operasi pada shift
siang sama seperti waktu operasi pada shift pagi. Dari waktu operasi tersebut
dapat ditentukan jumlah rit bus sekolah untuk masing – masing shift.
Contoh perhitungan jumlah rit:
Rute 1
𝑖 𝑚
𝑚 𝑖
𝑖 𝑖
=
JUMLAH RIT
Keterangan:
H = Waktu antara (menit)
WO = Waktu Operasi
T AB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B (menit)
C = Kapasitas Kendaraan
Lf = Faktor Muat, 100%
P = Jumlah Penumpang per hari
83
Tabel V. 24 Headway Angkutan Sekolah Tiap Rute
1 4
2 3
3 8
8. Frekuensi
Frekuensi kendaraan adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu
ruas jalan yang menjadi rute bus sekolah tersebut selama satu jam operasi.
Contoh perhitungan frekuensi kendaraan rute 1
Keterangan:
WT = Waktu Tempuh
F = Frekuensi
H = Headway
10 kend/jam
RUTE FREKUENSI
1 10
2 17
3 6
84
waktu antar kendaraan (headway) juga digunakan sebagai penentuan jumlah
kebutuhan armada yang akan dioperasikan nantinya.
Keterangan:
WS = waktu siklus
H = headway
1 7
2 10
3 5
10. Penjadwalan
Penjadwalan angkutan sekolah merupakan hasil akhir dari analisis
manajemen operasi angkutan yang telah dilakukan. Tujuan utama dari
penjadwalan ini adalah membuat semua rencana perjalanan agar dapat
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meminimalkan jumlah angkutan
yang akan dioperasikan nantinya. Informasi yang diperlukan dalam
menetapkan penjadwalan antara lain:
1. Waktu perjalanan
85
2. Waktu Sirkulasi
3. Headway (waktu antara)
4. Kecepatan
a. Penjadwalan Permintaan Pelayanan Angkutan Sekolah
Penjadwalan angkutan untuk permintaan pelayanan Angkutan
Sekolah dapat dilihat pada tabel berikut:
86
Jadwal Bus Rute Usulan 1 (Shift Siang)
Titik A Titik B Titik A
No Armada
Berangkat Tiba Berangkat Tiba
1 12:00:00 AM 12:14:00 AM 12:15:35 AM 12:29:35 AM
2 12:04:00 AM 12:18:00 AM 12:19:35 AM 12:33:35 AM
3 12:08:00 AM 12:22:00 AM 12:23:35 AM 12:37:35 AM
4 12:12:00 AM 12:26:00 AM 12:27:35 AM 12:41:35 AM
5 12:16:00 AM 12:30:00 AM 12:31:35 AM 12:45:35 AM
6 12:20:00 AM 12:34:00 AM 12:35:35 AM 12:49:35 AM
7 12:24:00 AM 12:38:00 AM 12:39:35 AM 12:53:35 AM
1 12:29:35 AM 12:43:35 AM 12:45:10 AM 12:59:10 AM
2 12:33:35 AM 12:47:35 AM 12:49:10 AM 1:03:10 PM
3 12:37:35 AM 12:51:35 AM 12:53:10 AM 1:07:10 PM
4 12:41:35 AM 12:55:35 AM 12:57:10 AM 1:11:10 PM
5 12:45:35 AM 12:59:35 AM 1:01:10 PM 1:15:10 PM
6 12:49:35 AM 1:03:35 PM 1:05:10 PM 1:19:10 PM
7 12:53:35 AM 1:07:35 PM 1:09:10 PM 1:23:10 PM
1 12:59:10 AM 1:13:10 PM 1:14:45 PM 1:28:45 PM
2 1:03:10 PM 1:17:10 PM 1:18:45 PM 1:32:45 PM
3 1:07:10 PM 1:21:10 PM 1:22:45 PM 1:36:45 PM
4 1:11:10 PM 1:25:10 PM 1:26:45 PM 1:40:45 PM
5 1:15:10 PM 1:29:10 PM 1:30:45 PM 1:44:45 PM
6 1:19:10 PM 1:33:10 PM 1:34:45 PM 1:48:45 PM
7 1:23:10 PM 1:37:10 PM 1:38:45 PM 1:52:45 PM
87
Jadwal Bus Rute Usulan 2 (Shift Pagi)
Titik A Titik B Titik A
No Armada
Berangkat Tiba Berangkat Tiba
7 5:18:00 AM 5:30:00 AM 5:31:23 AM 5:43:23 AM
8 5:21:00 AM 5:33:00 AM 5:34:23 AM 5:46:23 AM
9 5:24:00 AM 5:36:00 AM 5:37:23 AM 5:49:23 AM
10 5:27:00 AM 5:39:00 AM 5:40:23 AM 5:52:23 AM
1 5:25:23 AM 5:37:23 AM 5:38:46 AM 5:50:46 AM
2 5:28:23 AM 5:40:23 AM 5:41:46 AM 5:53:46 AM
3 5:31:23 AM 5:43:23 AM 5:44:46 AM 5:56:46 AM
4 5:34:23 AM 5:46:23 AM 5:47:46 AM 5:59:46 AM
5 5:37:23 AM 5:49:23 AM 5:50:46 AM 6:02:46 AM
6 5:40:23 AM 5:52:23 AM 5:53:46 AM 6:05:46 AM
7 5:43:23 AM 5:55:23 AM 5:56:46 AM 6:08:46 AM
8 5:46:23 AM 5:58:23 AM 5:59:46 AM 6:11:46 AM
9 5:49:23 AM 6:01:23 AM 6:02:46 AM 6:14:46 AM
10 5:52:23 AM 6:04:23 AM 6:05:46 AM 6:17:46 AM
1 5:50:46 AM 6:02:46 AM 6:04:09 AM 6:16:09 AM
2 5:53:46 AM 6:05:46 AM 6:07:09 AM 6:19:09 AM
3 5:56:46 AM 6:08:46 AM 6:10:09 AM 6:22:09 AM
4 5:59:46 AM 6:11:46 AM 6:13:09 AM 6:25:09 AM
5 6:02:46 AM 6:14:46 AM 6:16:09 AM 6:28:09 AM
6 6:05:46 AM 6:17:46 AM 6:19:09 AM 6:31:09 AM
7 6:08:46 AM 6:20:46 AM 6:22:09 AM 6:34:09 AM
8 6:11:46 AM 6:23:46 AM 6:25:09 AM 6:37:09 AM
9 6:14:46 AM 6:26:46 AM 6:28:09 AM 6:40:09 AM
10 6:17:46 AM 6:29:46 AM 6:31:09 AM 6:43:09 AM
1 6:16:09 AM 6:28:09 AM 6:29:32 AM 6:41:32 AM
2 6:19:09 AM 6:31:09 AM 6:32:32 AM 6:44:32 AM
3 6:22:09 AM 6:34:09 AM 6:35:32 AM 6:47:32 AM
4 6:25:09 AM 6:37:09 AM 6:38:32 AM 6:50:32 AM
5 6:28:09 AM 6:40:09 AM 6:41:32 AM 6:53:32 AM
6 6:31:09 AM 6:43:09 AM 6:44:32 AM 6:56:32 AM
7 6:34:09 AM 6:46:09 AM 6:47:32 AM 6:59:32 AM
8 6:37:09 AM 6:49:09 AM 6:50:32 AM 7:02:32 AM
9 6:40:09 AM 6:52:09 AM 6:53:32 AM 7:05:32 AM
10 6:43:09 AM 6:55:09 AM 6:56:32 AM 7:08:32 AM
88
Jadwal Bus Rute Usulan 2 (Shift Siang)
Titik A Titik B Titik A
No Armada
Berangkat Tiba Berangkat Tiba
1 12:00:00 AM 12:12:00 AM 12:13:23 AM 12:25:23 AM
2 12:03:00 AM 12:15:00 AM 12:16:23 AM 12:28:23 AM
3 12:06:00 AM 12:18:00 AM 12:19:23 AM 12:31:23 AM
4 12:09:00 AM 12:21:00 AM 12:22:23 AM 12:34:23 AM
5 12:12:00 AM 12:24:00 AM 12:25:23 AM 12:37:23 AM
6 12:15:00 AM 12:27:00 AM 12:28:23 AM 12:40:23 AM
7 12:18:00 AM 12:30:00 AM 12:31:23 AM 12:43:23 AM
8 12:21:00 AM 12:33:00 AM 12:34:23 AM 12:46:23 AM
9 12:24:00 AM 12:36:00 AM 12:37:23 AM 12:49:23 AM
10 12:27:00 AM 12:39:00 AM 12:40:23 AM 12:52:23 AM
1 12:25:23 AM 12:37:23 AM 12:38:46 AM 12:50:46 AM
2 12:28:23 AM 12:40:23 AM 12:41:46 AM 12:53:46 AM
3 12:31:23 AM 12:43:23 AM 12:44:46 AM 12:56:46 AM
4 12:34:23 AM 12:46:23 AM 12:47:46 AM 12:59:46 AM
5 12:37:23 AM 12:49:23 AM 12:50:46 AM 1:02:46 PM
6 12:40:23 AM 12:52:23 AM 12:53:46 AM 1:05:46 PM
7 12:43:23 AM 12:55:23 AM 12:56:46 AM 1:08:46 PM
8 12:46:23 AM 12:58:23 AM 12:59:46 AM 1:11:46 PM
9 12:49:23 AM 1:01:23 PM 1:02:46 PM 1:14:46 PM
10 12:52:23 AM 1:04:23 PM 1:05:46 PM 1:17:46 PM
1 12:50:46 AM 1:02:46 PM 1:04:09 PM 1:16:09 PM
2 12:53:46 AM 1:05:46 PM 1:07:09 PM 1:19:09 PM
3 12:56:46 AM 1:08:46 PM 1:10:09 PM 1:22:09 PM
4 12:59:46 AM 1:11:46 PM 1:13:09 PM 1:25:09 PM
5 1:02:46 PM 1:14:46 PM 1:16:09 PM 1:28:09 PM
6 1:05:46 PM 1:17:46 PM 1:19:09 PM 1:31:09 PM
7 1:08:46 PM 1:20:46 PM 1:22:09 PM 1:34:09 PM
8 1:11:46 PM 1:23:46 PM 1:25:09 PM 1:37:09 PM
9 1:14:46 PM 1:26:46 PM 1:28:09 PM 1:40:09 PM
10 1:17:46 PM 1:29:46 PM 1:31:09 PM 1:43:09 PM
1 1:16:09 PM 1:28:09 PM 1:29:32 PM 1:41:32 PM
2 1:19:09 PM 1:31:09 PM 1:32:32 PM 1:44:32 PM
3 1:22:09 PM 1:34:09 PM 1:35:32 PM 1:47:32 PM
4 1:25:09 PM 1:37:09 PM 1:38:32 PM 1:50:32 PM
5 1:28:09 PM 1:40:09 PM 1:41:32 PM 1:53:32 PM
89
Jadwal Bus Rute Usulan 2 (Shift Siang)
Titik A Titik B Titik A
No Armada
Berangkat Tiba Berangkat Tiba
6 1:31:09 PM 1:43:09 PM 1:44:32 PM 1:56:32 PM
7 1:34:09 PM 1:46:09 PM 1:47:32 PM 1:59:32 PM
8 1:37:09 PM 1:49:09 PM 1:50:32 PM 2:02:32 PM
9 1:40:09 PM 1:52:09 PM 1:53:32 PM 2:05:32 PM
10 1:43:09 PM 1:55:09 PM 1:56:32 PM 2:08:32 PM
90
Jadwal Bus Rute Usulan 3 (Shift Siang)
Titik A Titik B Titik A
No Armada
Berangkat Tiba Berangkat Tiba
3 12:14:00 AM 12:31:00 AM 12:33:05 AM 12:50:05 AM
4 12:21:00 AM 12:38:00 AM 12:40:05 AM 12:57:05 AM
5 12:28:00 AM 12:45:00 AM 12:47:05 AM 1:04:05 AM
1 12:36:05 AM 12:53:05 AM 12:55:10 AM 1:12:10 AM
2 12:43:05 AM 1:00:05 AM 1:02:10 AM 1:19:10 AM
3 12:50:05 AM 1:07:05 AM 1:09:10 AM 1:26:10 AM
4 12:57:05 AM 1:14:05 AM 1:16:10 AM 1:33:10 AM
5 1:04:05 AM 1:21:05 AM 1:23:10 AM 1:40:10 AM
1 1:12:10 AM 1:29:10 AM 1:31:15 AM 1:48:15 AM
2 1:19:10 AM 1:36:10 AM 1:38:15 AM 1:55:15 AM
3 1:26:10 AM 1:43:10 AM 1:45:15 AM 2:02:15 AM
4 1:33:10 AM 1:50:10 AM 1:52:15 AM 2:09:15 AM
5 1:40:10 AM 1:57:10 AM 1:59:15 AM 2:16:15 AM
Kedua kelompok biaya tersebut, baik biaya langsung maupun biaya tidak
langsung masing-masing terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
91
Tabel V. 30 Asumsi Perhitungan BOK
KENDARAAN
92
Tabel V. 31 Harga Komponen Kendaraan
Rute
No Keterangan Satuan
1 2 3
1 Panjang Trayek 9 8.2 11 km
2 Km-tempuh/rit 18 16.4 22 km
3 Frekuensi/hari 6 8 6 rit
4 Km tempuh/hari 111.24 135.14 135.96 km
5 Hari operasi/bulan 24 24 24 hari
6 Hari operasi/tahun 288 288 288 hari
7 Km tempuh/bulan 2669.76 3243.26 3263.04 km
8 Km tempuh/tahun 32037.12 38919.17 39156.48 km
93
Contoh Perhitungan BOK Pada Rute 1 Angkutan Sekolah:
1. Karakeristik Kendaraan
a. Tipe : Bus Kecil
b. Jenis Pelayanan : Angkutan Sekolah
c. Kapasitas : 19
2. Produksi Per Bus
a. Panjang Trayek : 9 km
b. Km-tempuh / rit : 18 km
c. Km-tempuh / hari : 111,24 km
d. Frekuensi / hari : 6 rit
e. Hari operasi / bulan : 24 hari
f. Hari operasi / tahun : 288 hari
g. Km tempuh / bulan : 2669,76 km
h. Km tempuh / tahun :32037,12 km
3. Biaya Operasi
a. Biaya Langsung
1. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan dihitung menggunakan rumus
Keterangan:
NR : Nilai Residu (20% x HK)
PST : km tempuh per tahun
MS : Masa Susut (5 tahun)
94
2. Biaya Bunga Modal
𝑖
Keterangan:
HK = Harga Kendaraan
I = Tingkat Bunga Per Tahun (18%)
N = Masa Pinjaman (5 tahun)
95
=
96
10. STNK
Biaya yang dikeluarkan untuk STNK per tahun adalah 1% dari
harga bus yaitu:
1% x Rp. 349.700.000 = Rp. 3.497.000
Jadi biaya STNK per bus-km adalah Rp. 109,15
11. KIR
Frekuensi KIR tiap tahun adalah 2 kali, biaya untuk bus kecil
tiap kali KIR di Kabupaten Parigi Moutong adalah Rp. 75.000,
biaya KIR per tahun adalah Rp. 150.000 maka biaya KIR per
bus-km dalam setahun adalah Rp. 4,68
12. Asuransi
Asuransi yang dibayarkan mencakup asuransi kendaraan dan
asuransi penumpang sebesar Rp. 8.742.500 (2,5% dari harga
kendaraan). maka biaya asuransi tiap km adalah Rp. 272,89.
b. Biaya Tidak Langsung
1. Biaya Pengelolaan
Biaya pengeloaan antara lain:
a. Biaya ijin usaha = Rp.-
b. Biaya ijin trayek = Rp.5.000.000
97
Berikut merupakan Rekapilutasi biaya operasi kendaraan angkutan sekolah
pada tiap rute berdasarkan perhitungan:
1.Biaya Langsung(Rp)
a.Penyusutan Rp1,833.80 Rp1,509.53 Rp1,500.38
b.Bunga Modal Rp1,178.87 Rp970.41 Rp964.53
c.Biaya Awak Kendaraan Rp916.17 Rp754.16 Rp749.59
d.Biaya BBM Rp515.00 Rp515.00 Rp515.00
e.Biaya Ban Rp168.16 Rp160.00 Rp160.00
f.Biaya Pemeliharaan Kendaraan Rp1,790.03 Rp1,726.80 Rp1,718.67
g.Biaya Teminal 0 0 0
h.Biaya PKB(STNK) Rp109.15 Rp89.85 Rp89.31
Kir Rp4.68 Rp3.34 Rp3.32
J.Ansuransi Rp272.89 Rp224.63 Rp223.27
Jumlah Rp6,788.75 Rp5,953.73 Rp5,924.07
2.Rekapitulasi Biaya Tidak
Rp156.07 Rp128.47 Rp127.69
Langsung(Rp)
3.BOK bus per km Rp6,945 Rp6,082 Rp6,052
98
5.5.2 Tarif
Tarif ditetapkan berdasarkan biaya operasional kendaraan yang telah
didapatkan sebelumnya. Tarif tersebut didapatkan dengan perhitungan dari
besarnya biaya operasional kendaraan pada load factor 70% dikalikan dengan jarak
rata-rata perjalanan dan ditambah 10%, dengan rumusan:
Keterangan:
𝑚
𝑖
𝑖
= Rp. 4.699
Setelah kita mendapatkan hasil dari tarif pokok per penumpang maka kita
dapat menghitung tarif per penumpang untuk angkutan umum.
99
Tabel V. 34 Tarif Pokok Per Trayek
TARIF POKOK
Rute Panjang Rute (km) Tarif (Rp)
1 9.0 Rp 4,699
2 8.2 Rp 3,750
3 11.0 Rp 5,005
Agar mendapatkan keuntungan maka tarif yang telah ada di tambah 10%
untuk jasa keuntungan. Berikut ini adalah tarif untuk rute 1:
=Rp. 5.169
TARIF POKOK+10%
1 9.0 Rp 5,169
2 8.2 Rp 4,125
3 11.0 Rp 5,506
100
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Hasil analisis yang telah didapatkan, dapat disimpulkan hasil Perencanaan
Angkutan Sekolah di Kabupaten Parigi Moutong adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil survei wawancara kepada para pelajar yang telah dilakukan
secara online, diketahui jumlah permintaan untuk pelayanan Angkutan Sekolah
adalah 1436.
2. Dalam perencanaan rute trayek angkutan sekolah di Kabupaten Parigi
Moutong ini menggunakan hasil dari aplikasi visum. Dengan mempertimbang
beberapa hal, seperti zona asal dan zona tujuan pelajar yaitu potensi demand
yang paling banyak pada zona asal dan disesuaikan dengan jaringan jalan
yang ada.
Untuk rute trayek direncanakan terdapat 3 rute trayek, yang direncanakan
terhadap pengoperasian angkutan sekolah yaitu:
a. Rute 1 dengan trayek Jalan Trans Sulawesi – Jalan Rekreasi dengan
panjang rute 9 km.
b. Rute 2 dengan trayek Jalan Pacuan Kuda – Jalan Maggau Janggo
dengan panjang taryek 8,2 km.
c. Rute 3 dengan trayek Jalan Pelabuhan – Jalan Trans Sulawesi dengan
trayek 11 km.
3. Berdasarkan hasil survei wawancara dan demand, dapat diketahui bahwa
pengoperasian jenis armada angkutan sekolah di Kabupaten Parigi Moutong
adalah bus kecil dengan kapasitas 19 seat. Berdasarkan perhitungan jumlah
armada yang akan beroperasi dengan melihat permintaan pelayanan angkutan
sekolah maka dapat diketahui dibutuhkan 22 kendaraan.
4. Berdasarkan perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), dapat diketahui
bahwa tarif dari rute 1 sebesar Rp. 5.169,00, untuk rute 2 sebesar Rp.
4.125,00, dan untuk rute 3 sebesar Rp. 5.506,00.
101
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan pengoperasian terhadap angkutan sekolah alangkah lebih
baiknya untuk diadakannya kegiatan sosialisasi terhadap kalangan pelajar di
sekolah, sehingga semua para pelajar mengetahui bahwa telah adanya
angkutan sekolah yang dapat mendukung para pelajar yang ada di Kabupaten
Parigi Moutong dalam melakukan aktivitas pulang dan pergi dari/ke sekolah.
2. Dengan dioperasikannya angkutan sekolah diharapkan dapat menekan dan
mengurangi tingkat kecelakaan yang dialami oleh pelajar pengguna sepeda
motor, hal ini dapat di dukung oleh pemerintah dan yang terpenting peran dari
guru yang ada di tiap sekolah serta orang tua dari maisng-masing pelajar agar
tidak mengizinkan anaknya menggunakan kendaraan bermotor.
3. Untuk meningkatkan operasional sekolah agar dapat terselenggara dan
terealisasi dengan baik dalam pengoperasiaanya, maka perlu diadakannya
subsidi dari pemerintah Kabupaten Parigi Moutong.
102
DAFTAR PUSTAKA
. 2009. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Kementrian Perhubungan RI. Jakarta
103
Presiden Republik Indonesia. 2009. “UU No.22 Tahun 2009.Pdf.” 203.
104
LAMPIRAN
A. Formulir Survei Wawancara Pelajar
105
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD
KARTU ASISTENSI
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
Dosen Pembimbing,
1
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD
KARTU ASISTENSI
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
Dosen Pembimbing,
KARTU ASISTENSI
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
1. Cek spasi jarak antar komponen di 1. Spasi dan jarak antar komponen di
cover. cover telah dirubah menjadi 1 spasi.
2. Cek spasi dan jarak judul dan subbab 2. Spasi dan jarak judul dan subbab
3. Tambahkan ulasan tiap poin telah dirubah sesuai dengan
pembahasannya. pedoman yaitu 4 spasi.
4. Lampirkan formulir survei 3. Telah ditambahkan ulasan di setiap
paragraf terakhir poin pembahasan.
4. Telah dilampirkan formulis survei
pada lampiran.
Dosen Pembimbing,
KARTU ASISTENSI
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
Dosen Pembimbing,
KARTU ASISTENSI
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
Dosen Pembimbing,
1. Buat sekolah jadi zona sendiri. 1. Sekolah telah dibuat menjadi zona
sendiri.
2. Keterangan wilayah tiap zona.
2. Pada draft telah ditambahkan
3. Tidak ada istilah permintaan potensial
keterangan wilayah tiap zona.
dan pribadi.
3. Telah dirubah menjadi permintaan
4. Judul Sub bab 5.2.1 kepanjangan.
pelayanan angkutan sekolah.
4. Telah dirubah menjadi 5.2.1
5. Ganti judul sub bab 5.4 menjadi pola
pengembangan jaringan.
operasi.
5. Telah dirubah menjadi 5.4 Pola
Operasi Angkutan Sekolah.
Dosen Pembimbing,
Asistensi Ke- 1
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
Dosen Pembimbing,
Asistensi Ke-2
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
1. Paparan terkait dengan bab 1. 1. Hasil dari paparan draf untuk lebih
2. Pengumpulan file proposal ke google memperdalam pengetahuan
classroom. terkait dengan penelitian yang
dilakukan .
2. File proposal telah dikumpulkan di
google classroom.
Dosen Pembimbing,
Asistensi Ke-3
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
Dosen Pembimbing,
Asistensi Ke- 4
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
Dosen Pembimbing,
Asistensi Ke-5
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
Dosen Pembimbing,
Asistensi Ke-6
No Evaluasi Revisi
1 Halaman : Telah dirubah menjadi
Dosen Pembimbing,