DIAJUKAN OLEH :
Disusun Oleh :
NI NENGAH DHEANITA PUSPITA DHYANI
2001017
Menyetujui,
Ditetapkan di : Tabanan
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-NYA, sehingga Kertas Kerja Wajib yang
berjudul “DESAIN GEDUNG PENGUJIAN BARU DAN TATA LETAK ALAT
UJI UNTUK PENGEMBANGAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
DINAS PERHUBUNGAN KOTA SEMARANG” dapat diselesaikan. Dengan
segala kerendahan hati, pada kesempatan yang sangat baik ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Orang tua dan Keluarga yang selalu ada untuk mendukung.
2. Dr. Ir. Efendhi Prih Raharjo, S.T., S.Si.T., M.T selaku Direktur Politeknik
Transportasi Darat Bali.
3. Rahmat Ahmad, S.Pd., M.T dan Dinda One Mulyaningtyas, S.T., M.Si
sebagai dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan dan arahan
langsung terhadap penulisan Proposal Kertas Kerja Wajib ini.
4. Dosen-dosen Program Studi Diploma III Teknologi Otomotif yang telah
memberikan bimbingan selama Pendidikan.
5. Rekan Taruna Politeknik Transportasi Darat Bali Angkatan I.
Penulis menyadari Kertas Kerja Wajib ini banyak kekurangan, saran dan
masukan sangat diharapkan bagi kesempurnaan penulisan. Semoga bermanfaat
bagi kita semua, khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan bidang
Transportasi Darat dan dapat diterapkan untuk membantu pembangunan
transportasi di Indonesia pada umumnya serta Kota Semarang.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
perlengkapan, ukuran, bentuk, karoseri, pembuatan, rancangan teknis
kendaraan sesuai dengan peruntukannya, emisi gas buang, penggunaan,
penggandengan, dan penempelan kendaraan bermotor. Sedangkan laik jalan
adalah persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar
terjamin keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan
kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan. Dengan aturan yang
telah ditetapkan pelaksana pengujian kendaraan bermotor dapat berjalan
apabila memenuhi beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti Sumber
Daya Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana serta Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang dapat menunjang kegiatan pengujian kendaraan
bermotor.
Pada Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota
Semarang terdapat 3 jalur yang digunakan untuk kegiatan pelaksanaan
pengujian kendaraan bermotor. Berdasarkan data dari tahun 2017 s.d 2022,
rata-rata Kendaraan Bermotor Wajib Uji (KBWU) yang melakukan pengujian
perhari adalah sebanyak 293 kendaraan dalam 3 jalur. Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang memiliki kapasitas kendaraan
perhari yang mampu dilayani adalah 61 kendaraan dalam 1 jalur. Menurut
(Kresna & Susilo, 2021) menyebutkan bahwa berdasarkan jumlah Kendaraan
Bermotor Wajib Uji (KBWU) sebanyak 32.788 kendaraan yang belum
terlayani oleh 4 UPPKB yang berada di DKI Jakarta terjadi antrian kendaraan
dalam kondisi ideal kapasitas perhari adalah 70 kendaraan dan pada kondisi
eksisting melayani 110 kendaraan, maka dari itu perlu dilakukan pembangunan
jalur uji baru. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa permasalahan yang ada
adalah rata-rata jumlah kendaraan yang diuji perhari melebihi kapasitas
kendaraan yang bisa dilayani sehingga Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Semarang perlu menambah atau membangun Unit
Pengujian Kendaraan Bermotor baru dan perlu dilakukan desain tata letak alat
uji. Dengan demikian, dalam rangka penyusunan Kertas Kerja Wajib penulis
mengangkat judul “DESAIN GEDUNG PENGUJIAN BARU DAN TATA
LETAK ALAT UJI UNTUK PENGEMBANGAN PENGUJIAN
2
KENDARAAN BERMOTOR DI DINAS PERHUBUNGAN KOTA
SEMARANG”.
3
b. Bagi Politeknik Transportasi Darat Bali Penelitian ini diharapkan
menjadi tambahan referensi di perpustakaan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas Pendidikan serta dijadikan referensi untuk
pembuatan tugas akhir kedepannya.
c. Bagi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang
sebagai bahan perbandingan atau masukan terhadap pengembangan
pengujian kendaraan bermotor.
4
(Sumber: Google Maps)
Gambar 1. Peta Lokasi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang
(Sumber: Penulis)
Gambar 2. Kondisi Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota
Semarang
5
(Sumber: Penulis)
Gambar 3. Antrian Kendaraan Yang Akan Melaksanakan Pengujian
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
harga, respon dan perbedaan apabila tata letak yang dimiliki efektif.
Tata letak juga merupakan sebuah peralatan dalam menciptakan area
kerja yang aman, ergonomis, dan efisien. Pengaturan area kerja
berdasarkan tata letak yang memiliki desain yang baik tingkat efisiensi
dan produktivitas karyawan yang tinggi akan tercapai. (Hamali et al.,
2019)
Terdapat 2 jenis tata letak, yaitu tata letak berdasarkan proses dan
tata letak berdasarkan produk.
a. Tata Letak Berdasarkan Proses
Tata letak berdasarkan proses merupakan metode pengaturan dan
penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipe
yang sama dalam sebuah departemen. Penyusunan tata letakpabrik
tipe ini adalah berdasarkan proses pengerjaan yang sama, dimana
mesin-mesin atau peralatan yang sama terletak pada suatu daerah,
misalnya mesin bor dipasang pada antar ruang tersebut. Demikian
juga dengan mesin-mesin dan peralatan lainnya. Tata letak
berdasarkan proses sering kali disebut dengan function layout.
b. Tata Letak Berdasarkan Produk
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan urutan proses
produksi, dimana mesin-mesin atau peralatan disusun menurut
urutan proses, dengan demikian suatu pengerjaan akan diikuti oleh
pengerjaan berikutnya, sesuai dengan urutan -urutan prosesnya.
Untuk industri / perusahaan yang membuat produk secara massal
dalam waktu relatif panjang (terus menerus) dan tidak tergantung
pesanan, maka jenis tata letak yang sesuai adalah product layout.
Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak
produk.
8
Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa
bagian atau komponen Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan
Kereta Tempelan dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis
dan laik jalan. Pengujian Kendaraan Bermotor yang dimaksud, yaitu
pendaftaran kendaraan wajib uji, uji berkala pertama, dan uji berkala
perpanjangan masa berlaku. Uji berkala dilakukan setiap 6 (enam)
bulan sekali oleh pemilik kendaraan bermotor wajib uji dan dilakukan
pengujian pada Dinas Perhubungan yang ada di daerah setempat.
Tercantum dalam (Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor, 2021) Pengujian Kendaraan Bermotor memiliki 3 tujuan
yang menjadi landasan untuk dilakukannya pengujian tersebut, adapun
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap
penggunaan kendaraan bermotor wajib uji berkala di jalan;
2. Mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dari kemungkinan
pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor
wajib uji berkala di jalan; dan
3. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
Pada unit pelaksana teknis daerah pengujian kendaraan bermotor
terbagi menjadi 2 (dua) tahapan kegiatan, yaitu pengujian persyaratan
teknis dan pengujian persyaratan laik jalan.
9
2. Pengujian persyaratan teknis, meliputi:
a. Susunan
b. Perlengkapan
c. Ukuran
d. Rumah-rumah
e. Rancangan teknis kendaraan bermotor sesuai dengan
peruntukannya.
3. Pengujian persyaratan teknis dengan atau tanpa peralatan uji dapat
dilakukan secara:
a. Visual
b. Manual
4. Pengujian secara visual paling sedikit meliputi:
a. Nomor dan kondisi rangka kendaraan bermotor
b. Nomor dan tipe motor penggerak
c. Kondisi tangki bahan bakar, corong pengisi bahan bakar, pipa
saluran bahan bakar
d. Kondisi sistem converter kit bagi kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar bertekanan
e. Kondisi sistem baterai, untuk kendaraan bermotor menggunakan
energi penggerak listrik
f. Kondisi dan posisi pipa pembuangan, kecuali kendaraan
bermotor listrik baterai
g. Ukuran roda dan ban serta kondisi ban
h. Kondisi sistem suspensi
i. Kondisi sistem rem utama
j. Kondisi penutup lampu dan alat pemantul cahaya
k. Kondisi panes instrument pada dashboard kendaraan
l. Kondisi kaca spion
m. Kondisi spakbor
n. Bentuk bumper
o. Keberadaan dan kondisi perlengkapan kendaraan
10
p. Rancangan teknis kendaraan sesuai peruntukannya
q. Keberadaan dan kondisi fasilitas tanggap darurat khusus untuk
mobil bus
r. Kondisi badan kendaraan, kaca, engsel, tempat duduk, perisai
kolong, pengarah angin untuk mobil barang bak muatan tertutup.
5. Pengujian secara manual paling sedikit meliputi:
a. Kondisi penerus daya
b. Sudut bebas kemudi
c. Kondisi rem parker
d. Fungsi lampu dan alat pemantul cahaya
e. Fungsi penghapus kaca
f. Tingkat kegelapan kaca
g. Fungsi klakson
h. Kondisi dan fungsi sabuk keselamatan
i. Ukuran kendaraan
j. Ukuran tempat duduk, bagian dalam kendaraan dan akses keluar
darurat khusus untuk mobil bus.
6. Dalam hal pengujian persyaratan teknis dilakukan terhadap kereta
gandengan dan kereta tempelan paling sedikit meliputi:
a. Pengukuran berat
b. Pengukuran dimensi
c. Pemeriksaan alat penggandeng (kopling)
d. Pemeriksaan sambungan listrik dan sambungan tekanan udara
atau hidrolik dari mobil penarik ke kereta gandengan atau kereta
tempelan
e. Pemeriksaan konstruksi.
11
uji. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2021 Pasal 12 Ayat (3) Pengujian paling sedikit
meliputi:
a. Emisi gas buang termasuk ketebalan asap gas buang, kecuali untuk
kendaraan bermotor listrik baterai
b. Tingkat kebisingan suara klakson dan atau knalpot
c. Kemampuan rem utama
d. Kemampuan rem parker
e. Kincup roda depan
f. Kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama
g. Akurasi alat penunjuk kecepatan
h. Kedalaman alur ban
i. Daya tembus cahaya pada kaca.
Dalam upaya pemenuhan pemeriksaan laik jalan kendaraan
bermotor menggunakan peralatan, yang dimana terbagi atas peralatan
utama dan peralatan penunjang. Peralatan utama dapat berupa peralatan
yang dipasang secara tetap atau yang dapat dipindahkan mengikuti
perkembangan teknologi kendaraan bermotor. Sesuai dengan Pasal 49
Ayat (2) Peralatan utama paling sedikit meliputi:
a. Alat uji emisi gas buang
b. Alat uji ketebalan asap gas buang
c. Alat uji kebisingan suara klakson dan/atau knalpot
d. Alat uji rem
e. Alat uji lampu
f. Alat uji kincup roda depan
g. Alat uji penunjuk kecepatan
h. Alat pengukur kedalaman alur ban
i. Alat pengukur berat
j. Alat pengukur dimensi
k. Alat uji daya tembus cahaya pada kaca
l. Alat untuk menguji kendaraan bermotor listrik
12
Peralatan penunjang yang diatur dalam Pasal 49 Ayat (3) meliputi:
a. Kompresor udara
b. Generator set
c. Peralatan bantu, antara lain:
1. Palu
2. Senter
3. Alat bantu uji dimensi
4. Alat untuk pengambilan foto berwarna kendaraan bermotor wajib
uji
5. Alat untuk mengisi, membaca, mengubah dan menghapus hasil
uji pada kartu uji
6. Alat untuk mengumpulkan dan menyimpan data hasil uji secara
digital
7. Peralatan untuk mengukur tekanan udara ban
8. Alat untuk memeriksa kebocoran udara dan/atau cairan
9. Alat untuk mengukur kandungan air pada minyak rem
10. Alat untuk memeriksa daya pantul alat pemantul cahaya (retro
reflectometen)
11. Alat pelindung diri untuk penguji berkala kendaraan bermotor
listrik
12. Toolkit.
13
b. Fasilitas yang dapat dipindahkan.
Pada Pasal 48 Ayat 2 dimana disebutkan bahwa fasilitas Uji Berkala
Kendaraan Bermotor yang dipasang secara tetap terdiri atas :
a. bangunan gedung pengujian
b. bangunan gedung untuk generator set, kompresor, dan gudang,
c. jalan keluar-masuk,
d. lapangan parkir,
e. bangunan gedung administrasi,
f. pagar,
g. fasilitas penunjang untuk umum,
h. fasilitas listrik,
i. lampu penerangan, dan
j. pompa air dan menara air.
Berdasarkan Sesuai (Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan
Darat Nomor: A.1080.UM.107/2/1991 Tanggal 31 Oktober 1991
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan
Bermotor, 1991), maka ukuran dan konstruksi dari fasilitas tersebut di
atas diatur sebagai berikut:
1) Luas tanah untuk satu unit Pengujian Kendaraan Bermotor
sekurang-kurangnya 4000 m²;
2) Bangunan Pengujian Kendaraan Bermotor terdiri dari :
a. Bangunan Load Kerja;
b. Bangunan gedung generator - set, kompresor dan gudang;
c. Jalan keluar / masuk;
d. Lapangan parkir;
e. Bangunan gedung Administrasi;
f. Pagar;
g. Listrik PLN;
h. Lain – lain.
3) Bangunan Load Kerja :
a. Luas bangunan : 60 m x 8 m = 480 m²;
14
b. Tinggi : tinggi lantai ke plafon = 6 m;
c. Kontruksi : baja dengan memperhitungkan getaran - getaran
yang ditimbulkan oleh peralatan uji maupun kendaraan
bermotor yang diuji;
d. Pondasi : dirancang dan dibuat dengan memperhitungkan
beban-beban dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh
peralatan maupun kendaraan bermotor yang diuji;
e. Pintu : terbuat dari besi yang dapat dikunci dengan baik dan
pada waktu pintu tersebut dalam keadaan terbuka tidak
mengganggu kelancaran kegiatan PKB.
4) Bangunan gedung Generator - set, kompresor dan gudang :
a. Luas bangunan / gedung generator - set, kompresor dan
gudang 66 m²;
b. Konstruksi dengan pondasi harus memperhitungkan getaran
yang ditimbulkan oleh generator - set dan kompresor yang
dioperasikan didalamnya;
c. Ventilasinya harus cukup memadai (1m dari peermukaan
tanah);
d. Bangunan gedung generator - set, kompresor dan gudang harus
dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci.
5) Jalan keluar / masuk :
a. Ukuran perkerasan jalan keluar / masuk 106 m x 6 m;
b. Hotmixed, konstruksinya memperhitungkan berat sumbu
kendaraan bermotor terberat yang diuji.
6) Lapangan Parkir :
a. Luas lapangan parkir sekurang - kurangnya 1.300 m²;
b. Hotmixed, kontruksinya memperhitungkan berat sumbu
kendaraan bermotor terberat yang diuji.
7) Bangunan Gedung Administrasi :
a. Luas bangunan gedung Administrasi 204 m²;
15
b. Pondasi dan konstruksinya harus memperhitungkan getaran
yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
butir 3, 4, 5 dan 6 diatas;
c. Dilengkapi dengan fasilitas ibadah, ruang tunggu, kantin,
kamar mandi / WC, kamar ganti pakaian dan lain sebagainya.
8) Pagar :
a. Pagar depan dengan pintu keluar / masuk terbuat dari besi;
b. Pagar samping dan belakang terbuat dari tembok;
c. Panjang pagar disesuaikan dengan ukuran keliling tanah yang
tersedia.
9) Listrik PLN : Penyambungan daya listrik dari PLN sebesar 40
KVA untuk keperluan pengoperasian seluruh peralatan PKB,
penerangan dengan alat bantu lainnya.
10) Lain-lain : Disediakan pembuangan air hujan, dilengkapi dengan
lampu penerangan untuk jalan keluar / masuk dan halaman parkir
secukupnya dengan tinggi lampu sekurang - kurangnya 6 m,
menggunakan lampu mercury.
Bangunan Unit Pengujian Kendaraan Bermotor dikategorikan sebagai
bangunan khusus, oleh karena itu desainnya harus mendapatkan
persetujuan dari Dirjen Perhubungan Darat.
16
Berikut ini merupakan rumus dalam menentukan kapasitas
pengujian.
𝑇ℎ − 𝑇𝑘
K= +1
𝑇𝑟
Keterangan :
K = Kapasitas Pengujian Unit Pengujian Kendaraan Bermotor
Th = Waktu Kerja Efektif Unit Pengujian Kendaraan Bermotor Dalam
1 Hari (Menit)
Tk = Waktu Yang Dibutuhkan Kendaraan Dalam Melakukan Proses
Pengujian (Menit)
Tr = Rata-Rata Waktu Tiap Kendaraan Keluar dari Gedung Pengujian
(Menit)
17
2.2 Penelitian Terdahulu/Keaslian Penelitian
Penelitian terdahulu merupakan suatu penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan dan dianggap mempunyai keterkaitan
dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari pengulangan penelitian dengan pokok permasalahan
yang sama berguna untuk mencari persamaan dan perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian penulis. Berikut
merupakan penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian penulis yang berjudul “Desain Gedung Pengujian Baru Dan Tata
Letak Alat Uji Untuk Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor Di Dinas Perhubungan Kota Semarang”.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
18
No Penulis Tahun Judul Jenis Hasil Analisa
karena jumlah Kota Kediri. Oleh karena itu,
kendaraan yang wajib hal inilah yang membedakan
uji dari tahun ke tahun penelitian terdahulu dengan
terus meningkat. penelitian penulis.
(Priyambodo, 2014)
2 Rilanda 2016 “Desain Tata Letak Kertas Penelitian ini memiliki tujuan
Penelitian ini
Herdiaswara Alat Uji Untuk Kerja untuk mendesain ulang tata
menunjukkan bahwa
Meningkatkan Wajib letak alat uji agar menjadi lebih
belum tersedianya alat
Efektivitas Pelayanan efektif, akan tetapi desain yang
uji Speedometer Tester
Pengujian Pada UPTD dibuat belum membahas
sehingga diperlukan
PKB Kota Kediri” mengenai pertimbangan jarak
desain tata letak alat
peletakan antar alat uji
uji dengan
berdasarkan dimensi kendaraan
penambahan alat uji
terpanjang. Oleh karena itu, hal
Speedometer Tester.
inilah yang membedakan
(Herdiaswara, 2016)
dengan penelitian penulis.
19
No Penulis Tahun Judul Jenis Hasil Analisa
3 Eny 2019 “Desain Tata Letak Kertas Penelitian ini Penelitian ini memiliki tujuan
Yudiastuti Alat Uji Pengujian Kerja menunjukkan bahwa untuk mengetahui tata letak alat
Filiatri Kendaraan Bermotor Wajib kurang efektifnya uji dan mendesain ulang tata
Untuk Meningkatkan pengujian yang letak alat uji agar bisa
Efektivitas dan dilakukan di gedung mendukung alur pengujian
Keselamatan (Studi uji akibat dari untuk meningkatkan efektivitas
Kasus : Seksi penempatan dan keselamatan. Hasil
Pengelola Sarana perangkat alat uji pada penelitian ini berupa desain tata
Transportasi Dinas gedung uji yang letak alat uji dengan
Perhubungan Kota kurang efektif. penambahan boogie roller dan
Semarang)” (Filiatri, 2019) alat uji speedometer tester, serta
desain pemodelan lorong uji
dengan akses keluar masuk
terletak di samping, maka hal
inilah yang membedakan
dengan penelitian penulis.
4 Rudias 2021 “Kajian Perencanaan Jurnal Hasil penelitian ini Penelitian ini memiliki tujuan
Kresna dan Pengembangan menunjukkan bahwa untuk mengidentifikasi kondisi
20
No Penulis Tahun Judul Jenis Hasil Analisa
Budi Gedung Uji Berkala pada UPPKB bangunan gedung uji,
Hartanto Kendaraan Bermotor Pulogadung perlu menganalisis permasalahan
Susilo (Studi Pada UP PKB diadakan yang terkait gedung uji dan
Pulogadung Dinas pengembangan gedung menentukan solusi alternatif
Perhubungan Provinsi pengujian. (Kresna & pembangunan gedung uji.
DKI Jakarta)” Susilo, 2021) Didapatkan hasil dari penelitian
ini adalah perlunya
pengembangan gedung uji,
yang dimana pada penelitian ini
membahas mengenai desain
dari gedung pengujian akan
tetapi belum terdapat desain
mengenai tata letak alat uji di
dalam gedung pengujian, maka
hal inilah yang membedakan
dengan penelitian penulis.
21
No Penulis Tahun Judul Jenis Hasil Analisa
5 I Kadek 2022 “Desain Tata Letak Kertas Hasil penelitian ini Peneliti ini memiliki tujuan
Dendi (Layout) Pemeriksaan Kerja menunjukkan bahwa untuk membuat desain usulan
Prayoga Persyaratan Teknis Wajib terdapat hambatan mengenai tata letak alat uji
Dan Laik Jalan Untuk yang terjadi akibat dari untuk menjadi lebih efektif dan
Meningkatkan tata letak yang tidak efisien, akan tetapi penelitian
Efisiensi Waktu Dan efektif, maka dari itu ini belum membahas mengenai
Keselamatan Kerja disesuaikan dengan desain agar tidak terjadi
(Studi Kasus pembuatan desain tata penumpukan kendaraan di atas
Pengujian Kendaraan letak usulan. (Prayoga, alat uji. Oleh karena itu, hal
Bermotor Kota 2022) inilah yang membedakan
Denpasar)” dengan penelitian penulis.
(Sumber: Penulis)
22
BAB III
METODE PENELITIAN
23
2. Data Sekunder
Menurut (Hasan, 2002) mengatakan bahwa data sekunder adalah data
yang didapatkan peneliti melalui sumber-sumber yang sudah ada.
Misalnya bisa dengan kajian literatur, buku, ataupun jurnal dari
penelitian yang terdahulu. Data sekunder yang dipakai pada penulisan
Proposal Kertas Kerja Wajib, yaitu :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan
b. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 19 Tahun 2021 Tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
c. Buku materi perkuliahan
d. Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
A.1080.UM.107/2/1991 tanggal 31 Oktober 1991 Tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
e. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang
f. Jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji (KBWU) Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang
24
informasi mengenai desain gedung pengujian baru dan tata letak alat uji
Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang.
(Sumber: Penulis)
Gambar 4. Diagram Alir
25
3.4 Timeline Kegiatan
Tabel 3.4 Timeline Kegiatan
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Online Public Access
Catalog Perpustakaan Nasional RI.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1133305
Naira, B. (2020). Pengertian Desain: Fungsi, Tujuan, Prinsip, dan Metode.
Written. https://written.id/desain/pengertian-desain/
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan, (2012).
Prayoga, I. K. D. (2022). Desain Tata Letak (Layout) Pemeriksaan Persyaratan
Teknis Dan Laik Jalan Untuk Meningkatkan Efisiensi Waktu Dan
Keselamatan Kerja (Studi Kasus Pengujian Kendaraan Bermotor Kota
Denpasar)”.
Priyambodo. (2014). Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengujian Kendaraan
Bermotor di Kota Kediri.
28
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Penguji Kendaraan Bermotor
29
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Masyarakat Yang Melakukan
Pengujian Kendaraan Bermotor
30