Anda di halaman 1dari 36

DESAIN GEDUNG PENGUJIAN BARU DAN TATA LETAK

ALAT UJI UNTUK PENGEMBANGAN PENGUJIAN


KENDARAAN BERMOTOR DINAS PERHUBUNGAN KOTA
SEMARANG

PROPOSAL KERTAS KERJA WAJIB

DIAJUKAN OLEH :

NI NENGAH DHEANITA PUSPITA DHYANI


2001017

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT BALI


PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI OTOMOTIF
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL KERTAS KERJA WAJIB

DESAIN GEDUNG PENGUJIAN BARU DAN TATA LETAK


ALAT UJI UNTUK PENGEMBANGAN PENGUJIAN
KENDARAAN BERMOTOR DINAS PERHUBUNGAN KOTA
SEMARANG

Disusun Oleh :
NI NENGAH DHEANITA PUSPITA DHYANI
2001017

Disetujui untuk diajukan pada


Seminar Proposal
Program Studi Diploma III Teknologi Otomotif

Menyetujui,

DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II

Rahmat Ahmad, S.Pd., M.T. Dinda One Mulyaningtyas, S.T., M.Si.


NIP. 19851111 201902 1 002 NIP. 19880808 200912 2 003
Tanggal : 24 Juni 2023 Tanggal : 24 Juni 2023

Ditetapkan di : Tabanan

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-NYA, sehingga Kertas Kerja Wajib yang
berjudul “DESAIN GEDUNG PENGUJIAN BARU DAN TATA LETAK ALAT
UJI UNTUK PENGEMBANGAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
DINAS PERHUBUNGAN KOTA SEMARANG” dapat diselesaikan. Dengan
segala kerendahan hati, pada kesempatan yang sangat baik ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Orang tua dan Keluarga yang selalu ada untuk mendukung.
2. Dr. Ir. Efendhi Prih Raharjo, S.T., S.Si.T., M.T selaku Direktur Politeknik
Transportasi Darat Bali.
3. Rahmat Ahmad, S.Pd., M.T dan Dinda One Mulyaningtyas, S.T., M.Si
sebagai dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan dan arahan
langsung terhadap penulisan Proposal Kertas Kerja Wajib ini.
4. Dosen-dosen Program Studi Diploma III Teknologi Otomotif yang telah
memberikan bimbingan selama Pendidikan.
5. Rekan Taruna Politeknik Transportasi Darat Bali Angkatan I.
Penulis menyadari Kertas Kerja Wajib ini banyak kekurangan, saran dan
masukan sangat diharapkan bagi kesempurnaan penulisan. Semoga bermanfaat
bagi kita semua, khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan bidang
Transportasi Darat dan dapat diterapkan untuk membantu pembangunan
transportasi di Indonesia pada umumnya serta Kota Semarang.

Semarang, 20 Juni 2023


Penulis,

NI NENGAH DHEANITA PUSPITA DHYANI


2001017

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ............................................................................................ 4
1.6 Kondisi Wilayah/Objek ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 7
2.1.1 Desain ..................................................................................................... 7
2.1.2 Tata Letak ............................................................................................... 7
2.1.3 Pengujian Kendaraan Bermotor .............................................................. 8
2.1.4 Pengujian Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor .............................. 9
2.1.5 Pengujian Laik Jalan Kendaraan Bermotor .......................................... 11
2.1.6 Fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor ............................................. 13
2.1.7 Kapasitas Pengujian Kendaraan Bermotor ........................................... 16
2.2 Penelitian Terdahulu/Keaslian Penelitian.................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 23
3.1 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 23
3.2 Metode Analisis Data .................................................................................. 24
3.3 Bagan Alir Penelitian .................................................................................. 25
3.4 Timeline Kegiatan ....................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu............................................................................. 18


Tabel 3.4 Timeline Kegiatan ................................................................................ 26

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota


Semarang ................................................................................................................. 5
Gambar 2. Kondisi Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan
Kota Semarang ........................................................................................................ 5
Gambar 3. Antrian Kendaraan Yang Akan Melaksanakan Pengujian .................. 6
Gambar 4. Diagram Alir ...................................................................................... 25

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi merupakan suatu kegiatan perpindahan baik orang, barang
dan/atau jasa dari satu tempat ke tempat lain yang keberadaannya sangat vital
dan strategis dalam menunjang kelancaran ekonomi dan pembangunan
nasional. Seiring dengan perkembangan ilmu teknologi di bidang otomotif
secara tidak langsung menghasilkan peningkatan berbagai varian pada produk
otomotif mengakibatkan kenaikan pertumbuhan kendaraan yang beroperasi
setiap tahunnya. Dengan adanya pertumbuhan kendaraan tersebut tentunya
akan meningkatkan juga potensi terjadinya kecelakaan di jalan raya. Untuk
mencegah kecelakaan itu terjadi, maka dapat dilakukan pengawasan terhadap
kendaraan sehingga dapat menjamin keselamatan berkendara dan peran
pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat khususnya pada aspek keselamatan berkendara.
Dinas Perhubungan Kota Semarang merupakan satuan pelayanan publik
yang ada di daerah yang mempunyai tujuan memberikan pelayanan umum
kepada masyarakat. Salah satu pelayanan yang diberikan adalah pengujian
kendaraan bermotor. Pengujian Kendaraan Bermotor memegang peranan
penting dalam mengontrol kendaraan agar tetap memenuhi persyaratan teknis
dan laik jalan saat dioperasikan di jalan. Pengujian Kendaraan Bermotor di
lakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor di
Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk menunjang pelayanan pengujian
kendaraan bermotor yang baik, maka harus dapat memberikan hasil yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pemeriksaan persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam melakukan pengujian
kendaraan bermotor. Menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, 2009) pemeriksaan
persyaratan teknis adalah persyaratan tentang susunan, peralatan,

1
perlengkapan, ukuran, bentuk, karoseri, pembuatan, rancangan teknis
kendaraan sesuai dengan peruntukannya, emisi gas buang, penggunaan,
penggandengan, dan penempelan kendaraan bermotor. Sedangkan laik jalan
adalah persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar
terjamin keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan
kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan. Dengan aturan yang
telah ditetapkan pelaksana pengujian kendaraan bermotor dapat berjalan
apabila memenuhi beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti Sumber
Daya Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana serta Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang dapat menunjang kegiatan pengujian kendaraan
bermotor.
Pada Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota
Semarang terdapat 3 jalur yang digunakan untuk kegiatan pelaksanaan
pengujian kendaraan bermotor. Berdasarkan data dari tahun 2017 s.d 2022,
rata-rata Kendaraan Bermotor Wajib Uji (KBWU) yang melakukan pengujian
perhari adalah sebanyak 293 kendaraan dalam 3 jalur. Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang memiliki kapasitas kendaraan
perhari yang mampu dilayani adalah 61 kendaraan dalam 1 jalur. Menurut
(Kresna & Susilo, 2021) menyebutkan bahwa berdasarkan jumlah Kendaraan
Bermotor Wajib Uji (KBWU) sebanyak 32.788 kendaraan yang belum
terlayani oleh 4 UPPKB yang berada di DKI Jakarta terjadi antrian kendaraan
dalam kondisi ideal kapasitas perhari adalah 70 kendaraan dan pada kondisi
eksisting melayani 110 kendaraan, maka dari itu perlu dilakukan pembangunan
jalur uji baru. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa permasalahan yang ada
adalah rata-rata jumlah kendaraan yang diuji perhari melebihi kapasitas
kendaraan yang bisa dilayani sehingga Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Semarang perlu menambah atau membangun Unit
Pengujian Kendaraan Bermotor baru dan perlu dilakukan desain tata letak alat
uji. Dengan demikian, dalam rangka penyusunan Kertas Kerja Wajib penulis
mengangkat judul “DESAIN GEDUNG PENGUJIAN BARU DAN TATA
LETAK ALAT UJI UNTUK PENGEMBANGAN PENGUJIAN

2
KENDARAAN BERMOTOR DI DINAS PERHUBUNGAN KOTA
SEMARANG”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang disampaikan diatas, maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penyusunan kertas kerja wajib ini
meliputi:
1. Bagaimanakah pengembangan yang dilakukan pada Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang untuk mengakomodir
kendaraan yang melakukan pengujian perharinya?
2. Bagaimanakah desain gedung pengujian baru dan tata letak alat uji yang
diusulkan pada Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota
Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengembangan yang dilakukan pada Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang untuk mengakomodir
kendaraan yang melakukan pengujian perharinya.
2. Mengetahui desain gedung pengujian baru dan tata letak alat uji yang
diusulkan di Pengujian Kendaraan Bermotor Kota Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai pengujian kendaraan
bermotor khususnya tentang desain gedung pengujian kendaraan bermotor.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Taruna Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai
pengujian kendaraan bermotor yang dipelajari di kampus khususnya
pada pengembangan pengujian kendaraan bermotor.

3
b. Bagi Politeknik Transportasi Darat Bali Penelitian ini diharapkan
menjadi tambahan referensi di perpustakaan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas Pendidikan serta dijadikan referensi untuk
pembuatan tugas akhir kedepannya.
c. Bagi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang
sebagai bahan perbandingan atau masukan terhadap pengembangan
pengujian kendaraan bermotor.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah sangat diperlukan karena dengan adanya batasan
masalah dapat membatasi pembahasan yang akan dibahas oleh penulis agar
fokus dan tidak terlalu melebar, maka penulis membatasi masalah pada:
1. Lokasi penelitian ini dilakukan di Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Semarang.
2. Penelitian difokuskan pada desain gedung pengujian baru dan tata letak
alat uji.
3. Hasil desain akan dituangkan dalam bentuk gambar dengan menggunakan
software sketchup.

1.6 Kondisi Wilayah/Objek


Penulis melakukan penelitian pada Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas Perhubungan Kota Semarang yang berlokasi di Jl. Tambak Aji Raya No.
5, Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah,
Kode Pos 50185.

4
(Sumber: Google Maps)
Gambar 1. Peta Lokasi Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang

Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang


terdapat 3 jalur yang digunakan, yaitu :
1. Jalur 1 digunakan untuk kendaraan dengan JBB maksimal 5 ton
2. Jalur 2 digunakan untuk kendaraan dengan JBB diatas 10 ton
3. Jalur 3 digunakan untuk kendaraan dengan JBB dibawah 10 ton

(Sumber: Penulis)
Gambar 2. Kondisi Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota
Semarang

Dalam pelaksanaan dilapangan, kendaraan yang melakukan pengujian


perharinya adalah 293 kendaraan dan dapat dikatakan telah melebihi kapasitas
yang mampu dilayani perharinya. Oleh karena itu, pengembangan pengujian
kendaraan bermotor dengan menambah unit pengujian baru sangat diperlukan.

5
(Sumber: Penulis)
Gambar 3. Antrian Kendaraan Yang Akan Melaksanakan Pengujian

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Desain
Desain merupakan terjemahan fisik tentang aspek ekonomi, tata
hidup manusia, sosial serta pencerminan budaya pada zamannya.
Desain adalah salah satu manifestasi dari kebudayaan yang berwujud
dan juga merupakan produk dari nilai-nilai yang ada pada kurun waktu
tertentu. (Naira, 2020)
Jenis-jenis desain yang ada, sebagai berikut:
- Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah desain yang digunakan untuk
menyampaikan informasi dan pesan yang efektif.
- Desain Interior
Desain interior adalah desain yang digunakan untuk mencari solusi
efisien sebuah ruangan.
- Desain Arsitektur
Desain arsitektur adalah desain yang digunakan untuk merancang
bangunan dan struktur
- Desain Produk
Desain produk adalah desain yang digunakan untuk memperbaiki
fungsionalitas dan bentuk benda yang digunakan dalam kehidupan
sehari hari.
- Desain Busana
Desain busana adalah desain yang digunakan untuk menyatukan
keindahan estetika dalam busana dan aksesori.
2.1.2 Tata Letak
Tata letak merupakan salah satu cara untuk menentukan efisiensi
atau tidaknya sebuah perusahaan dalam kurun waktu yang panjang.
Organisasi atau perusahaan akan mencapai strategi yang mendukung

7
harga, respon dan perbedaan apabila tata letak yang dimiliki efektif.
Tata letak juga merupakan sebuah peralatan dalam menciptakan area
kerja yang aman, ergonomis, dan efisien. Pengaturan area kerja
berdasarkan tata letak yang memiliki desain yang baik tingkat efisiensi
dan produktivitas karyawan yang tinggi akan tercapai. (Hamali et al.,
2019)
Terdapat 2 jenis tata letak, yaitu tata letak berdasarkan proses dan
tata letak berdasarkan produk.
a. Tata Letak Berdasarkan Proses
Tata letak berdasarkan proses merupakan metode pengaturan dan
penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipe
yang sama dalam sebuah departemen. Penyusunan tata letakpabrik
tipe ini adalah berdasarkan proses pengerjaan yang sama, dimana
mesin-mesin atau peralatan yang sama terletak pada suatu daerah,
misalnya mesin bor dipasang pada antar ruang tersebut. Demikian
juga dengan mesin-mesin dan peralatan lainnya. Tata letak
berdasarkan proses sering kali disebut dengan function layout.
b. Tata Letak Berdasarkan Produk
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan urutan proses
produksi, dimana mesin-mesin atau peralatan disusun menurut
urutan proses, dengan demikian suatu pengerjaan akan diikuti oleh
pengerjaan berikutnya, sesuai dengan urutan -urutan prosesnya.
Untuk industri / perusahaan yang membuat produk secara massal
dalam waktu relatif panjang (terus menerus) dan tidak tergantung
pesanan, maka jenis tata letak yang sesuai adalah product layout.
Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak
produk.

2.1.3 Pengujian Kendaraan Bermotor


Berdasarkan (Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012
Tentang Kendaraan, 2012) disebutkan bahwa Pengujian Kendaraan

8
Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa
bagian atau komponen Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan
Kereta Tempelan dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis
dan laik jalan. Pengujian Kendaraan Bermotor yang dimaksud, yaitu
pendaftaran kendaraan wajib uji, uji berkala pertama, dan uji berkala
perpanjangan masa berlaku. Uji berkala dilakukan setiap 6 (enam)
bulan sekali oleh pemilik kendaraan bermotor wajib uji dan dilakukan
pengujian pada Dinas Perhubungan yang ada di daerah setempat.
Tercantum dalam (Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor, 2021) Pengujian Kendaraan Bermotor memiliki 3 tujuan
yang menjadi landasan untuk dilakukannya pengujian tersebut, adapun
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap
penggunaan kendaraan bermotor wajib uji berkala di jalan;
2. Mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dari kemungkinan
pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor
wajib uji berkala di jalan; dan
3. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
Pada unit pelaksana teknis daerah pengujian kendaraan bermotor
terbagi menjadi 2 (dua) tahapan kegiatan, yaitu pengujian persyaratan
teknis dan pengujian persyaratan laik jalan.

2.1.4 Pengujian Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor


Berdasarkan (Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor, 2021) Pemeriksaan Persyaratan Teknis adalah
sebagai berikut:
1. Pengujian persyaratan teknis merupakan kegiatan pengujian dengan
atau tanpa peralatan uji untuk memastikan pemenuhan terhadap
ketentuan persyaratan teknis kendaraan bermotor;

9
2. Pengujian persyaratan teknis, meliputi:
a. Susunan
b. Perlengkapan
c. Ukuran
d. Rumah-rumah
e. Rancangan teknis kendaraan bermotor sesuai dengan
peruntukannya.
3. Pengujian persyaratan teknis dengan atau tanpa peralatan uji dapat
dilakukan secara:
a. Visual
b. Manual
4. Pengujian secara visual paling sedikit meliputi:
a. Nomor dan kondisi rangka kendaraan bermotor
b. Nomor dan tipe motor penggerak
c. Kondisi tangki bahan bakar, corong pengisi bahan bakar, pipa
saluran bahan bakar
d. Kondisi sistem converter kit bagi kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar bertekanan
e. Kondisi sistem baterai, untuk kendaraan bermotor menggunakan
energi penggerak listrik
f. Kondisi dan posisi pipa pembuangan, kecuali kendaraan
bermotor listrik baterai
g. Ukuran roda dan ban serta kondisi ban
h. Kondisi sistem suspensi
i. Kondisi sistem rem utama
j. Kondisi penutup lampu dan alat pemantul cahaya
k. Kondisi panes instrument pada dashboard kendaraan
l. Kondisi kaca spion
m. Kondisi spakbor
n. Bentuk bumper
o. Keberadaan dan kondisi perlengkapan kendaraan

10
p. Rancangan teknis kendaraan sesuai peruntukannya
q. Keberadaan dan kondisi fasilitas tanggap darurat khusus untuk
mobil bus
r. Kondisi badan kendaraan, kaca, engsel, tempat duduk, perisai
kolong, pengarah angin untuk mobil barang bak muatan tertutup.
5. Pengujian secara manual paling sedikit meliputi:
a. Kondisi penerus daya
b. Sudut bebas kemudi
c. Kondisi rem parker
d. Fungsi lampu dan alat pemantul cahaya
e. Fungsi penghapus kaca
f. Tingkat kegelapan kaca
g. Fungsi klakson
h. Kondisi dan fungsi sabuk keselamatan
i. Ukuran kendaraan
j. Ukuran tempat duduk, bagian dalam kendaraan dan akses keluar
darurat khusus untuk mobil bus.
6. Dalam hal pengujian persyaratan teknis dilakukan terhadap kereta
gandengan dan kereta tempelan paling sedikit meliputi:
a. Pengukuran berat
b. Pengukuran dimensi
c. Pemeriksaan alat penggandeng (kopling)
d. Pemeriksaan sambungan listrik dan sambungan tekanan udara
atau hidrolik dari mobil penarik ke kereta gandengan atau kereta
tempelan
e. Pemeriksaan konstruksi.

2.1.5 Pengujian Laik Jalan Kendaraan Bermotor


Pengujian persyaratan laik jalan adalah pengujian yang dilakukan
dengan pengukuran kinerja minimal kendaraan bermotor berdasarkan
ambang batas laik jalan yang pengukurannya menggunakan peralatan

11
uji. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2021 Pasal 12 Ayat (3) Pengujian paling sedikit
meliputi:
a. Emisi gas buang termasuk ketebalan asap gas buang, kecuali untuk
kendaraan bermotor listrik baterai
b. Tingkat kebisingan suara klakson dan atau knalpot
c. Kemampuan rem utama
d. Kemampuan rem parker
e. Kincup roda depan
f. Kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama
g. Akurasi alat penunjuk kecepatan
h. Kedalaman alur ban
i. Daya tembus cahaya pada kaca.
Dalam upaya pemenuhan pemeriksaan laik jalan kendaraan
bermotor menggunakan peralatan, yang dimana terbagi atas peralatan
utama dan peralatan penunjang. Peralatan utama dapat berupa peralatan
yang dipasang secara tetap atau yang dapat dipindahkan mengikuti
perkembangan teknologi kendaraan bermotor. Sesuai dengan Pasal 49
Ayat (2) Peralatan utama paling sedikit meliputi:
a. Alat uji emisi gas buang
b. Alat uji ketebalan asap gas buang
c. Alat uji kebisingan suara klakson dan/atau knalpot
d. Alat uji rem
e. Alat uji lampu
f. Alat uji kincup roda depan
g. Alat uji penunjuk kecepatan
h. Alat pengukur kedalaman alur ban
i. Alat pengukur berat
j. Alat pengukur dimensi
k. Alat uji daya tembus cahaya pada kaca
l. Alat untuk menguji kendaraan bermotor listrik

12
Peralatan penunjang yang diatur dalam Pasal 49 Ayat (3) meliputi:
a. Kompresor udara
b. Generator set
c. Peralatan bantu, antara lain:
1. Palu
2. Senter
3. Alat bantu uji dimensi
4. Alat untuk pengambilan foto berwarna kendaraan bermotor wajib
uji
5. Alat untuk mengisi, membaca, mengubah dan menghapus hasil
uji pada kartu uji
6. Alat untuk mengumpulkan dan menyimpan data hasil uji secara
digital
7. Peralatan untuk mengukur tekanan udara ban
8. Alat untuk memeriksa kebocoran udara dan/atau cairan
9. Alat untuk mengukur kandungan air pada minyak rem
10. Alat untuk memeriksa daya pantul alat pemantul cahaya (retro
reflectometen)
11. Alat pelindung diri untuk penguji berkala kendaraan bermotor
listrik
12. Toolkit.

2.1.6 Fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor


Berdasarkan (Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor, 2021) Pasal 47 Ayat 1 menyatakan bahwa Unit Pelaksana Uji
Berkala Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
harus dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan Uji Berkala. Fasilitas
Uji Berkala Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal
47 berupa:
a. Fasilitas yang dipasang secara tetap, dan/atau

13
b. Fasilitas yang dapat dipindahkan.
Pada Pasal 48 Ayat 2 dimana disebutkan bahwa fasilitas Uji Berkala
Kendaraan Bermotor yang dipasang secara tetap terdiri atas :
a. bangunan gedung pengujian
b. bangunan gedung untuk generator set, kompresor, dan gudang,
c. jalan keluar-masuk,
d. lapangan parkir,
e. bangunan gedung administrasi,
f. pagar,
g. fasilitas penunjang untuk umum,
h. fasilitas listrik,
i. lampu penerangan, dan
j. pompa air dan menara air.
Berdasarkan Sesuai (Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan
Darat Nomor: A.1080.UM.107/2/1991 Tanggal 31 Oktober 1991
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan
Bermotor, 1991), maka ukuran dan konstruksi dari fasilitas tersebut di
atas diatur sebagai berikut:
1) Luas tanah untuk satu unit Pengujian Kendaraan Bermotor
sekurang-kurangnya 4000 m²;
2) Bangunan Pengujian Kendaraan Bermotor terdiri dari :
a. Bangunan Load Kerja;
b. Bangunan gedung generator - set, kompresor dan gudang;
c. Jalan keluar / masuk;
d. Lapangan parkir;
e. Bangunan gedung Administrasi;
f. Pagar;
g. Listrik PLN;
h. Lain – lain.
3) Bangunan Load Kerja :
a. Luas bangunan : 60 m x 8 m = 480 m²;

14
b. Tinggi : tinggi lantai ke plafon = 6 m;
c. Kontruksi : baja dengan memperhitungkan getaran - getaran
yang ditimbulkan oleh peralatan uji maupun kendaraan
bermotor yang diuji;
d. Pondasi : dirancang dan dibuat dengan memperhitungkan
beban-beban dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh
peralatan maupun kendaraan bermotor yang diuji;
e. Pintu : terbuat dari besi yang dapat dikunci dengan baik dan
pada waktu pintu tersebut dalam keadaan terbuka tidak
mengganggu kelancaran kegiatan PKB.
4) Bangunan gedung Generator - set, kompresor dan gudang :
a. Luas bangunan / gedung generator - set, kompresor dan
gudang 66 m²;
b. Konstruksi dengan pondasi harus memperhitungkan getaran
yang ditimbulkan oleh generator - set dan kompresor yang
dioperasikan didalamnya;
c. Ventilasinya harus cukup memadai (1m dari peermukaan
tanah);
d. Bangunan gedung generator - set, kompresor dan gudang harus
dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci.
5) Jalan keluar / masuk :
a. Ukuran perkerasan jalan keluar / masuk 106 m x 6 m;
b. Hotmixed, konstruksinya memperhitungkan berat sumbu
kendaraan bermotor terberat yang diuji.
6) Lapangan Parkir :
a. Luas lapangan parkir sekurang - kurangnya 1.300 m²;
b. Hotmixed, kontruksinya memperhitungkan berat sumbu
kendaraan bermotor terberat yang diuji.
7) Bangunan Gedung Administrasi :
a. Luas bangunan gedung Administrasi 204 m²;

15
b. Pondasi dan konstruksinya harus memperhitungkan getaran
yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
butir 3, 4, 5 dan 6 diatas;
c. Dilengkapi dengan fasilitas ibadah, ruang tunggu, kantin,
kamar mandi / WC, kamar ganti pakaian dan lain sebagainya.
8) Pagar :
a. Pagar depan dengan pintu keluar / masuk terbuat dari besi;
b. Pagar samping dan belakang terbuat dari tembok;
c. Panjang pagar disesuaikan dengan ukuran keliling tanah yang
tersedia.
9) Listrik PLN : Penyambungan daya listrik dari PLN sebesar 40
KVA untuk keperluan pengoperasian seluruh peralatan PKB,
penerangan dengan alat bantu lainnya.
10) Lain-lain : Disediakan pembuangan air hujan, dilengkapi dengan
lampu penerangan untuk jalan keluar / masuk dan halaman parkir
secukupnya dengan tinggi lampu sekurang - kurangnya 6 m,
menggunakan lampu mercury.
Bangunan Unit Pengujian Kendaraan Bermotor dikategorikan sebagai
bangunan khusus, oleh karena itu desainnya harus mendapatkan
persetujuan dari Dirjen Perhubungan Darat.

2.1.7 Kapasitas Pengujian Kendaraan Bermotor


Menurut (Adisasmita, 2010) kapasitas Pengujian Kendaraan
Bermotor merupakan kemampuan alat yang terdapat di rangkaian unit
pengujian per satuan waktu. Kapasitas tersebut adalah jumlah
kendaraan yang dapat dilakukan pengujian per satuan waktu. Dengan
asumsi bahwa kegiatan proses administrasi berjalan paralel, kapasitas
pengujian kendaraan bermotor dapat dihitung dengan membagi waktu
kerja efektif yang ada dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
menguji 1 (satu) kendaraan.

16
Berikut ini merupakan rumus dalam menentukan kapasitas
pengujian.
𝑇ℎ − 𝑇𝑘
K= +1
𝑇𝑟
Keterangan :
K = Kapasitas Pengujian Unit Pengujian Kendaraan Bermotor
Th = Waktu Kerja Efektif Unit Pengujian Kendaraan Bermotor Dalam
1 Hari (Menit)
Tk = Waktu Yang Dibutuhkan Kendaraan Dalam Melakukan Proses
Pengujian (Menit)
Tr = Rata-Rata Waktu Tiap Kendaraan Keluar dari Gedung Pengujian
(Menit)

17
2.2 Penelitian Terdahulu/Keaslian Penelitian
Penelitian terdahulu merupakan suatu penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan dan dianggap mempunyai keterkaitan
dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari pengulangan penelitian dengan pokok permasalahan
yang sama berguna untuk mencari persamaan dan perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian penulis. Berikut
merupakan penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian penulis yang berjudul “Desain Gedung Pengujian Baru Dan Tata
Letak Alat Uji Untuk Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor Di Dinas Perhubungan Kota Semarang”.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Penulis Tahun Judul Jenis Hasil Analisa


1 Priyambodo 2014 “Pengembangan Jurnal Penelitian ini Penelitian ini bertujuan untuk
Sarana dan Prasarana menunjukkan bahwa mengembangkan sarana dan
Pengujian Kendaraan sarana PKB prasarana yang akan dilakukan
Bermotor di Kota Kota Kediri sudah di PKB Kota Kediri.
Kediri” cukup memenuhi Pengembangan yang dilakukan
persyaratan. Hanya adalah terkait dengan prasarana
perlu menambah yang berupa penambahan jalur
prasarana, yaitu pengujian, yang dimana pada
menambah 1 lajur penelitian ini belum membahas
jalan untuk keluar mengenai desain jalur yang
masuk kendaraan akan ditambahkan pada PKB

18
No Penulis Tahun Judul Jenis Hasil Analisa
karena jumlah Kota Kediri. Oleh karena itu,
kendaraan yang wajib hal inilah yang membedakan
uji dari tahun ke tahun penelitian terdahulu dengan
terus meningkat. penelitian penulis.
(Priyambodo, 2014)
2 Rilanda 2016 “Desain Tata Letak Kertas Penelitian ini memiliki tujuan
Penelitian ini
Herdiaswara Alat Uji Untuk Kerja untuk mendesain ulang tata
menunjukkan bahwa
Meningkatkan Wajib letak alat uji agar menjadi lebih
belum tersedianya alat
Efektivitas Pelayanan efektif, akan tetapi desain yang
uji Speedometer Tester
Pengujian Pada UPTD dibuat belum membahas
sehingga diperlukan
PKB Kota Kediri” mengenai pertimbangan jarak
desain tata letak alat
peletakan antar alat uji
uji dengan
berdasarkan dimensi kendaraan
penambahan alat uji
terpanjang. Oleh karena itu, hal
Speedometer Tester.
inilah yang membedakan
(Herdiaswara, 2016)
dengan penelitian penulis.

19
No Penulis Tahun Judul Jenis Hasil Analisa
3 Eny 2019 “Desain Tata Letak Kertas Penelitian ini Penelitian ini memiliki tujuan
Yudiastuti Alat Uji Pengujian Kerja menunjukkan bahwa untuk mengetahui tata letak alat
Filiatri Kendaraan Bermotor Wajib kurang efektifnya uji dan mendesain ulang tata
Untuk Meningkatkan pengujian yang letak alat uji agar bisa
Efektivitas dan dilakukan di gedung mendukung alur pengujian
Keselamatan (Studi uji akibat dari untuk meningkatkan efektivitas
Kasus : Seksi penempatan dan keselamatan. Hasil
Pengelola Sarana perangkat alat uji pada penelitian ini berupa desain tata
Transportasi Dinas gedung uji yang letak alat uji dengan
Perhubungan Kota kurang efektif. penambahan boogie roller dan
Semarang)” (Filiatri, 2019) alat uji speedometer tester, serta
desain pemodelan lorong uji
dengan akses keluar masuk
terletak di samping, maka hal
inilah yang membedakan
dengan penelitian penulis.
4 Rudias 2021 “Kajian Perencanaan Jurnal Hasil penelitian ini Penelitian ini memiliki tujuan
Kresna dan Pengembangan menunjukkan bahwa untuk mengidentifikasi kondisi

20
No Penulis Tahun Judul Jenis Hasil Analisa
Budi Gedung Uji Berkala pada UPPKB bangunan gedung uji,
Hartanto Kendaraan Bermotor Pulogadung perlu menganalisis permasalahan
Susilo (Studi Pada UP PKB diadakan yang terkait gedung uji dan
Pulogadung Dinas pengembangan gedung menentukan solusi alternatif
Perhubungan Provinsi pengujian. (Kresna & pembangunan gedung uji.
DKI Jakarta)” Susilo, 2021) Didapatkan hasil dari penelitian
ini adalah perlunya
pengembangan gedung uji,
yang dimana pada penelitian ini
membahas mengenai desain
dari gedung pengujian akan
tetapi belum terdapat desain
mengenai tata letak alat uji di
dalam gedung pengujian, maka
hal inilah yang membedakan
dengan penelitian penulis.

21
No Penulis Tahun Judul Jenis Hasil Analisa
5 I Kadek 2022 “Desain Tata Letak Kertas Hasil penelitian ini Peneliti ini memiliki tujuan
Dendi (Layout) Pemeriksaan Kerja menunjukkan bahwa untuk membuat desain usulan
Prayoga Persyaratan Teknis Wajib terdapat hambatan mengenai tata letak alat uji
Dan Laik Jalan Untuk yang terjadi akibat dari untuk menjadi lebih efektif dan
Meningkatkan tata letak yang tidak efisien, akan tetapi penelitian
Efisiensi Waktu Dan efektif, maka dari itu ini belum membahas mengenai
Keselamatan Kerja disesuaikan dengan desain agar tidak terjadi
(Studi Kasus pembuatan desain tata penumpukan kendaraan di atas
Pengujian Kendaraan letak usulan. (Prayoga, alat uji. Oleh karena itu, hal
Bermotor Kota 2022) inilah yang membedakan
Denpasar)” dengan penelitian penulis.
(Sumber: Penulis)

22
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


Sumber dan teknik pengumpulan data merupakan aspek yang berperan
penting dalam keberhasilan menganalisis tugas akhir dengan baik serta
didukung oleh data dan informasi yang lengkap. Adapun sumber data yang
diperoleh serta teknik pengumpulannya, yaitu:
1. Data Primer
Menurut (Hasan, 2002) data primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer
didapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini adalah
catatan hasil wawancara, hasil observasi lapangan dan data-data
mengenai informan. Data ini dapat diperoleh dengan menggunakan
beberapa teknik, seperti:
a. Wawancara
Teknik wawancara merupakan cara sistematis untuk memperoleh
informasi-informasi dalam bentuk pernyataan-pernyataan lisan
mengenai suatu obyek atau peristiwa pada masa lalu, kini, dan akan
datang. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara
langsung dengan tenaga penguji dan masyarakat mengenai
pengembangan pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan di
Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang.
b. Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengamatan yang dilakukan secara
langsung pada Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan
Kota Semarang. Kegiatan yang dilakukan, yaitu pengamatan
pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor.

23
2. Data Sekunder
Menurut (Hasan, 2002) mengatakan bahwa data sekunder adalah data
yang didapatkan peneliti melalui sumber-sumber yang sudah ada.
Misalnya bisa dengan kajian literatur, buku, ataupun jurnal dari
penelitian yang terdahulu. Data sekunder yang dipakai pada penulisan
Proposal Kertas Kerja Wajib, yaitu :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan
b. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 19 Tahun 2021 Tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
c. Buku materi perkuliahan
d. Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
A.1080.UM.107/2/1991 tanggal 31 Oktober 1991 Tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
e. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang
f. Jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji (KBWU) Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang

3.2 Metode Analisis Data


Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan kualitatif. Data-
data dari penelitian ini dikumpulkan lalu diolah dan di analisis. (Moleong,
2006) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah. Penelitian ini hanya bersifat sebagai pengungkap
fakta. Penelitian ditekankan untuk memberikan gambaran secara obyektif
tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti. Jenis penelitian
deskriptif kualitatif dimaksudkan dalam penelitian ini untuk memperoleh

24
informasi mengenai desain gedung pengujian baru dan tata letak alat uji
Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang.

3.3 Bagan Alir Penelitian


Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Pengujian Kendaraan
Bermotor Kota Semarang, penulis membuat standar pelaksanaan kerja dalam
bentuk bagan seperti di bawah ini:

(Sumber: Penulis)
Gambar 4. Diagram Alir

25
3.4 Timeline Kegiatan
Tabel 3.4 Timeline Kegiatan

April Mei Juni Juli


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pelaksanaan Magang
II
2 Persiapan Penelitian
3 Pelaksanaan
Observasi Lapangan
4 Pelaksanaan
Wawancara
5 Pengolahan Data
6 Seminar Proposal
7 Penyusunan Laporan
(Sumber: Penulis)

26
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. (2010). Dasar-Dasar Ekonomi Transportasi. Online Public Access


Catalog Perpustakaan Nasional RI.
https://opac.perpusnas.go.id/ResultListOpac.aspx?pDataItem=dasar-dasar
ekonomi transportasi&pType=Title&pLembarkerja=-1&pPilihan=Title
Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
A.1080.UM.107/2/1991 tanggal 31 Oktober 1991 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor, (1991).
Filiatri, E. Y. (2019). Desain Tata Letak Alat Uji Pengujian Kendaraan Bermotor
Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Keselamatan (Studi Kasus : Seksi
Pengelola Sarana Transportasi Dinas Perhubungan Kota Semarang)”.
Hamali, S., Shadrina, A. W. N., Pramesti, A. A., & Handoyo, F. F. (2019). Desain
Tata Letak (Layout Design). Binus University Bissnis School.
https://bbs.binus.ac.id/management/2019/11/desain-tata-letak-layout-design/
Hasan, I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Online Public Access Catalog Perpustakaan Nasional RI.
https://onesearch.id/Record/IOS2893.JABAR000000000012645
Herdiaswara, R. (2016). Desain Tata Letak Alat Uji Untuk Meningkatkan
Efektivitas Pelayanan Pengujian Pada UPTD PKB Kota Kediri.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, (2009).
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2021
Tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, (2021).
Kresna, R., & Susilo, B. H. (2021). Kajian Perencanaan Pengembangan Gedung Uji
Berkala Kendaraan Bermotor (Studi Pada UP PKB Pulogadung Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta). Prosiding Simposium Forum Studi
Transportasi Antar Perguruan Tinggi Ke-24 Universitas Indonesia –
Universitas Pembangunan Jaya.

27
Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Online Public Access
Catalog Perpustakaan Nasional RI.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1133305
Naira, B. (2020). Pengertian Desain: Fungsi, Tujuan, Prinsip, dan Metode.
Written. https://written.id/desain/pengertian-desain/
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan, (2012).
Prayoga, I. K. D. (2022). Desain Tata Letak (Layout) Pemeriksaan Persyaratan
Teknis Dan Laik Jalan Untuk Meningkatkan Efisiensi Waktu Dan
Keselamatan Kerja (Studi Kasus Pengujian Kendaraan Bermotor Kota
Denpasar)”.
Priyambodo. (2014). Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengujian Kendaraan
Bermotor di Kota Kediri.

28
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Penguji Kendaraan Bermotor

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Daftar pertanyaan wawancara berfungsi untuk menjawab rumusan masalah


pada penelitian yang berjudul “Desain Gedung Pengujian Baru Dan Tata Letak
Alat Uji Untuk Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Semarang”. Berikut ini merupakan daftar pertanyaan
wawancara untuk Penguji Kendaraan Bermotor di Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas Perhubungan Kota Semarang.
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah terdapat kendala pada Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Semarang?
2. Apakah yang akan dilakukan untuk mengatasi kendala yang ada pada
Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang?
3. Pengembangan seperti apakah yang akan dilakukan oleh Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang?
4. Apakah desain gedung yang akan dibangun sesuai dengan aturan yang berlaku?
5. Sebagai Penguji Kendaraan Bermotor bagaimanakah layout tata letak alat uji
yang disarankan?

29
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Masyarakat Yang Melakukan
Pengujian Kendaraan Bermotor

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Daftar pertanyaan wawancara berfungsi untuk menjawab rumusan masalah


pada penelitian yang berjudul “Desain Gedung Pengujian Baru Dan Tata Letak
Alat Uji Untuk Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Semarang”. Berikut ini merupakan daftar pertanyaan
wawancara untuk masyarakat yang melakukan Pengujian Kendaraan Bermotor.
Daftar Pertanyaan :
1. Pada saat melakukan pengujian apakah terdapat kendala di Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang?
2. Menurut anda, apakah yang menyebabkan terjadinya kendala tersebut?
3. Apakah yang harus dilakukan Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Semarang untuk mengatasi kendala tersebut?
4. Apakah perlu dilakukan pengembangan terhadap Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas Perhubungan Kota Semarang?
5. Apakah dengan adanya penambahan gedung pengujian baru akan dapat
mengatasi kendala tersebut?

30

Anda mungkin juga menyukai