Disusun Oleh:
Dosen Pengampu :
Ria Miftakhul Jannah, S.T., M.T.
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah Rekayasa
Lalu Lintas ini.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas pada
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tidar dan disusun bedasarkan
literatur-literatur yang menjadi referensi penyusun.
Pada kesempatan ini Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ria
Miftakhul Jannah, S.T., M.T. selaku dosen pengasuh mata kuliah Rekayasa Lalu
Lintas.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2. 1 Identifikasi Parkir...................................................................................................3
2. 2 Penanganan Masalah Parkir.................................................................................10
2. 3 Kebijakan Parkir..................................................................................................10
2. 4 Metode Menentukan Kebutuhan Parkir................................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................13
3. 1 Kesimpulan..........................................................................................................13
3. 2 Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1. Bangimana cara mengidentifikasi masalah parkir ?
1.1.2. Bagaimana penanganan masalah parkir ?
1.1.3. Bagaimana cara penentuan kebijakan parkir ?
1.1.4. Bagaimana metode menentukan kebutuhan parkir ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 3 Identifikasi Parkir
Parkir adalah suatu keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara dengan pengemudi meninggalkannya atau berhenti cukup lama
untuk menaikkan dan menurunkan muatan (Pedoman Parkir Tahun 1998).
Berdasarkan letaknya dikenal parkir di badan jalan (on street parking) dan parkir
diluar badan jalan (off street parking). Parkir di badan jalan (on street parking)
adalah fasilitas parkir yang menggunakan badan jalan sebagai lahan parkir.
Sedangkan parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah fasilitas parkir
yang sengaja dibuat di luar jalan sebagai penunjang kegiatan yang berupa tempat
parkir dan/atau gedung parkir.
Parkir di luar badan jalan sangat perlu memberikan keamanan dan
kenyamanan dibandingkan dengan parkir di badan jalan agar dapat menarik
pengguna parkir. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan pengguna parkir. Keinginan dari pelaku lalu lintas individu
(pengguna parkir) adalah sarana parkir yang bebas serta mudah mencapai tujuan,
aman dan nyaman, serta bebas dari gangguan internal maupun eksternal. Lahan
parkir yang sempit dan berliku-liku tentunya mempersulit pengguna parkir
sehingga pada akhirnya pengguna cenderung lebih memilih parkir di badan jalan
(on street).
3
Kp = jumlah kendaraan yang parkir (kendaraan/jam)
t = waktu tinggal kendaraan di lokasi parkir (jam)
∑no = beban parkir sebelumnya (kendaraan)
∑n(masuk) = jumlah kendaraan masuk (kendaraan)
Parkiran Mobil
∑n(keluar) = jumlah kendaraan keluar (kendaraan)
c. Durasi parkir
Durasi parkir adalah rentang waktu parkir sebuah kendaraan di suatu
tempat dalam satu satuan waktu. Durasi parkir rata-rata dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:
4
PTO = tingkat penggunaan parkir (kendaraan/petak parkir/jam)
Kp = jumlah kendaraan parkir (kendaraan)
∑PP = jumlah petak parkir (petak parkir)
e. Indeks parkir
Indeks parkir adalah presentase jumlah kendaraan parkir menempati area
parkir. Karakteristik ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui tingkat
kebutuhan parkir. Indeks parkir dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
5
Np = kebutuhan parkir (petak)
Kp = jumlah kendaraan parkir (kendaraan/jam)
PTO = parking turn over (kendaraan/petak parkir/jam)
6
Tabel 2. 1 Penentuan satuan ruang parkir (SRP)
7
- Parkir kendaraan beroda 2 (dua), misalkan sepeda dan sepeda motor.
2.1.3 Kriteria dari sudut perancangannya (desain)
Prinsip tempat parkir secara garis besar harus memperlihatkan faktor berikut :
Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir.
Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat
parkir.
Ukuran dan jenis kendaraan yang akan ditampung.
Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas pancaran
sinar matahari.
Cukup penerangan cahaya di malam hari.
Tersedianya sarana penunjang parkir, misal tempat tunggu sopir, tempat
sampah Bentuk Tempat Parkir.
Bentuk tempat parkir kendaraan mempunyai beberapa jenis, yakni :
a. Parkir tegak lurus (Perpandicular)
8
Gambar 2. 3 Parkir Sudut (Angle)
9
Lahan terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai parker yang terus
berkurang dan jumlah kendaraan bermotor baik beroda dua, empat atau bahkan
lebih. Maka lahan parker menjadi permasalahan yang komplek ketika mempunyai
kendaraan bermotor. Hal tersebut dapat diatasi dengan langkah sebagai berikut:
a. Pengaturan ruas-ruas jalan yang boleh untuk parkir, yang mencakup lokasi
dan pola parkirnya sehingga menghasilkan gangguan terhadap kelancaran
arus lalu lintas minimum.
b. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas parkir yang telah ada.
c. Penyediaan fasilitas parkir diluar badan jalan khususnya pada kawasan
perdagangan, jasa dan perkantoran serta tempat hiburan/rekreasi
d. Penambahan item persyaratan dalam pengusulan IMB mengenai
penyediaan fasilitas parkir minimum.
Tahap Jangka Pendek
Pembangunan pusat kegiatan baru, pada pengusulan IMB harus disertai
persyaratan penyediaan fasilitas parkir yang memadai dan Pola parkir yang ada
pada fasilitas parkir di badan jalan tetap dipertahankan, khususnya pola parallel
Tahap Jangka Menengah/Panjang
Penyediaan fasilitas parker diluar badan jalan pada kawasan-kawasan pembangkit
parker
2. 3 Kebijakan Parkir
Kebijakan parkir adalah peraturan yang dibuat oleh Dinas Perhubungan
atau Pemerintah Daerah setempat untuk menentukan peraturan yang berkaitan
dengan parkir. Berikut adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan saat membuat
kebijakan parkir
a. Menemukan suatu kompromi antara banyaknya ruang kereb yang
diperuntukkan bagi kendaraan yang bergerak.
b. Membuat persediaan untuk parkir kendaraan pengantar barang, parkir singkat
dan lama
c. Mendesain pelataran parkir dan jalan masuk sedemikian rupa sehingga lalu
lintas jalan tidak diperburuk oleh kendaraan yang masuk dan keluar.
d. Memastikan bahwa kepentingan satuan satuan bisnis disepanjang jalan tersebut
diperbaiki oleh susunan parkir yang bagus.
e. Memastikan bahwa kebijakan parkir dan kebijakan transit umum saling
melengkapi, misalnya, fasilitas parkir mobil yang berdekatan dengan rute bus
cepatakan memperbaiki tingkat-tumpangan bus.
10
f. Memelihara karakter lingkungan sekitar dengan membatasi parkir dan
menegakkan pengendalian tata-guna lahan.
g. Mengendalikan penyediaan dan kebutuhan parkir melalui mekanisme pajak;
mendorong parkir singkat dan mempersulit parkir lama dapat berfungsi untuk
memperbaiki kawasan perdagangan utama(CBD).
11
menanyakan tujuan perjalanan, lokasi asal dan tujuan, lama parkir dengan
mengisi kartu pos yang terselip diisi permobil dan dikirimkan kembali.
e. Survey motor polisi kendaraan, yaitu untuk mengetahui pergantian parkir
dan pemanfaatan space ( Space occupany ) dengan secara periodic dilihat
nomor polisi kendaraan parkir.
f. Studi rute utama, yaitu untuk menentukan tanda larangan parkir pada jam
sibuk.
g. Studi daerah perumahan.
h. Specific generator study, yaitu untuk menentukan parkirng generator dari
tata guna tanah dengan perhitungan akumulasi sederhana.
12
BAB III
PENUTUP
3. 4 Kesimpulan
Sistem transportasi merupakan salah satu komponen atau aspek tak
terpisahkan dalam kebutuhan transportasi yang akan dijalankan, karena dalam
setiap sistem yang berjalan akan saling berpengaruh. Demikian juga parkir karena
setiap perjalanan dengan kendaraan pribadi umumnya selalu diawali dan diakhiri
di tempat parkir.
Parkir adalah suatu keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara dengan pengemudi meninggalkannya atau berhenti cukup lama
untuk menaikkan dan menurunkan muatan (Pedoman Parkir Tahun 1998).
3. 4 Saran
Fasilitas parkir hendaknya harus mempunyai persyaratan seperti berlokasi
yang straregis, aman, mudah digunakan, terlihat secara nyata, disukai, terlindung.
Disarankan bahwa fasilitas parkir harus ditempatkan sedekat mungkin
dengan pintu masuk, dimaksudkan untuk melayani agar kenyamanan dan
keamanan dapat dimaksimalkan serta dalam pandangan yang jelas.
Stand parkir ditempatkan dalam lorong gelap atau di belakang tidak akan
menarik karena, dalam hal keamanan dan kenyamanan tidak mungkin tercapai.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan penelitian yang berkaitan
pada jumlah kendaran setiap satuan luas, dan perhitungan menyangkut biaya
secara ekonomis
13
DAFTAR PUSTAKA
14