Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Yusfita Chrisnawati, S.Pd.T., M. Sc.
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Jalan Kereta Api pada
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tidar dan disusun bedasarkan
literatur-literatur yang menjadi referensi penyusun.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Yusfita
Chrisnawati, S.Pd.T., M. Sc. selaku dosen pengasuh mata kuliah Jalan Kereta Api.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2. 1 Wesel Jalan Kereta Api................................................................................3
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
3. 1 Kesimpulan.................................................................................................13
3. 2 Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan rel kereta api atau biasa disebut dengan rel kereta api, merupakan prasarana
utama dalam perkereta apian dan menjadi ciri khas moda transportasi kereta api. Pada
jalur rel terdapat jalur yang dilakukan melalui peralayan khusus yang dikenal sebagai
wesel.
Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah berdasarkan studi
literatur yang berhubungan dengan pembahasan dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Wesel mempunyai komponen yang dapat bergerak yang disebut dengan lidah. Lidah
mempunyai bagian pangkal disebut Akar Lidah. Terdapat dua jenis lidah, yaitu:
a. Lidah berputar. Pada jenis ini lidah mempunyai engsel di akar lidahnya.
b. Lidah berpegas. Pada jenis ini akar lidah dijepit sehingga dapat melentur.
Lidah berputar dibuat dari rel tudung, termasuk konstruksi lama tetapi sekarang
sudah tidak dibuat lagi. Konstruksi baru sekarang memakai lidah berpegas. Kalau pada
konstruksi lama lidahnya berputar terhadap sebuah pusat berupa sebuah baut pada akar
lidahnya, lidah berpegas dijepit kuat-kuat pada akarnya. Supaya tidak terlalu kaku, kaki
rel lidah berpegas di muka akar dihilangkan. Rel lidah bergesr di atas pelat-pelat geser.
Jadi, jelas bahwa rel lidah itu hanya dijepit pada akarnya dan tidak ditambat pada pelat
gesernya dan mudah bergerak ke arah horizontal. Untuk menghindari bergeraknya rel
itu jika diinjak kereta api, dipasang besi-besi penahan diantara rel lidah dan rel lantak.
besi-besi penahan itu juga menjaga supaya rel lidah dalam keadaan terbuka jangan
merapat pada rel lantak, sehingga masih tetap ada alur cukup lebar untuk berjalannya
flens roda.
Rel lidah baru menahan tekanan roda jika lebarnya sudah 20 sampai 30 milimeter.
Bagian pertama dari ujungnya belum kuat menahan beban (karena belum cukup lebar)
dan hanya bertugas sebagai pengantar. Bentuknya dibuat sedemikian rupa, sehingga di
mana saja terdapat pembulatan sesuai dengan bentuk flens roda. Selanjutnya, untuk
menjaga jangan sampai ada renggang antara ujung lidah dan rel lantak dalam keadaan
lidah tetutup, yang dapat menyebabkan keluarnya roda dari rel, ujung lidah diberi alat
penjamin berupa sebuah cakar. Kedua rel lidah pada ujungnya dihubungkan sesamanya
dengan sebatang besi. Pada batang penghubung itu, dengan perantara sebuah baut di
tengah-tengah batangnya, digandengkan batang wesel, yang menghubungkan kedua rel
lidah dengan pembalik weselnya.
Untuk memberikan kemungkinan flens roda kereta api berjalan melalui perpotongan
rel-dalam wesel dipasang jarum beserta sayapnya. Jarum disini sebaiknya terbuat dari
besi tuang. Akan tetapi, bisa juga dibuat dari rel biasa yang dilas agar didapat biaya
yang lebih murah. Rel sayap terletak disabelah jarum, yang berfungsi untuk membantu
jarum mendukung roda dan mengarahkan flens roda pada posisi yang tepat sehingga
kereta api tetap aman bergerak pada arah yang benar. Konstruksi selengkapnya ialah
satu buah jarum dan dua buah sayap (seperti gambar di bawah ini). Sudut lancip jarum
(a) yang besarnya sama dengan sudut yang dibentuk oleh sepur lurus dan sepur belok
disebut Sudut Simpang Arah. Sambungan antara jarum dengan kedua rel dalam atau
sisi belakang jarum disebut Akhir Wesel. Agar supaya flens roda dapat lewat maka rel
di depan ujung jarum harus terputus. Kemungkinan turunnya roda ke arah bawah pada
saat roda berada di atas terputusnya rel tersebut di cegah oleh sayap. Dengan adanya
sayap ini maka roda saat berada di atas celah tempat terputusnya rel disangga oleh, baru
apabila lebar jarum sudah 30 mm roda akan disangga oleh jarum. Kemungkinan
tertabraknya ujung jarum oleh flens roda kereta api diatasi dengan :
a. Ujung jarum dibuat lebih rendah 8 mm dibandingkan dengan permukaan rel
b. Menetapkan jarak antara rel paksa dengan jarum.
Jenis-jenis jarum :
a. Jarum kaku dibaut (boited rigid frogs) Terbuat dari potongan-potongan rel yang
dibaut.
b. Jarum rel pegas (spring rail frogs)
c. Jarum baja mangan cor (cast manganese steel frogs)
Dipakai untuk lintas dengan tonase beban yang berat atau lintas yang frekuensi
keretanya tinggi.
d. jarum keras terpusat (hard centered frogs)
3 Rel lantak
Rel lantak adalah rel induk yang tetap, yang berfungsi sabagai sandaran lidah. Agar
supaya wesel dapat mengarahkan kereta api pada jalan rel yang dikehendaki maka lidah
harus menempel dan menekan rel lantak. Kira-kira 100 cm di depan ujung lidah, rel-rel
lantak disambung dengan penyambung sebagai Awal Wesel. Apabila lidah wesel yang
satu menyambung maka yang lain memperlihatkan suatu lubang sebagai tempat
lewatnya flens roda.
4. Rel paksa
Rel paksa dipasang berhadapan/berseberangan dengan jarum (dan sayapnya). Pada
saat roda berada di ujung jarum, di atas terputusnya rel, kemungkinan keluarnya roda
ke arah mendatar dicegah dengan rel paksa. Dengan demikian nama “rel paksa” lebih
mengarah pada kemampuan rel dimaksud untuk memaksa roda kereta api tidak ke arah
mendatar. Karena kegunaan rel paksa yang seperti tersebut di atas maka letak rel paksa
ialah berhadapan dengan ujung jarum tempat terputusnya rel berada. Selain itu fungsi
rel paksa ini untuk melindungi rel jarum.
5. Penggerak wesel
Gerakan menggeser lidah dilakukan dengan menggunakan batang penarik. Kedua
lidah bergerak di atas Pelat Gelincir atau Balok Gelincir yang dipasang secara kuat di
atas bantalan-bantalan wesel.
R’ (m) 150 200 250 300 400 500 600 800 1000 1200 1300
1800 2000 2500
Vt (km/jam) 20 40 45 50 55 65 70 80 90 100 105 115 125
140
2. Panjang jarum
Panjang jarum pada wesel tergantung pada lebar kepal rel, lebar kaki rel, besarnya
celah antara jarum dan rel dan sudut simpang arah
3. Panjang Lidah
Penentuan panjang lidah tergantung pada jenis lidah. Telah diuraikan di depan bahwa
pada wesel terdapat jenis lidah, yaitu lidah berputar dan lidah berpegas. Pada lidah
berputar, panjang lidah tergantung pada besarnya sudut tumpu, lebar kepala rel dan
jarak antara akar lidah dan rel lantak.
4. Jari-jari lengkung
Terdapat dua jari-jari pada lengkung wesel, yaitu jari-jari lengkung luar dan jari-jari
lengkung dalam. Besarnya jari-jari lengkung luar dipengaruhi oleh lebar sepur, sudut
tumpu, sudut simpang arah, panjang lidah dan panjang jarum.
2.6 Persilangan
Apabila dua jalan rel dari dua arah yang terletak pada satu bidang saling berpotongan,
di tempat perpotongan tersebut harus dibuat suatu konstruksi yang memungkinkan roda
(dan flensnya) dapat lewat ke kedua arah dimaksud, konstruksi dimaksud disebut
dengan Persilangan. Berdasarkan atas sudut perpotongannya, terdapat dua jenis
persilangan, yaitu :
2. Persilangan tumpul, yaitu apabila sudut perpotongannya lebih dari 40°. Pembagian
persilangan tersebut di atas berhubungan dengan konstruksinya seperti yang diuraikan
berikut.
a. Persilangan Tajam
Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk persilangan tajam. Pada persilangan tajam
terdapat dua jarum dan dua jantung. Jantung terdiri atas :
Persilangan antara jalan rel dan jalan raya dikenal pula dengan istilah perlintasan.
Uraian yang akan disampaikan pada sub-bab ini ialah yang berkaitan dengan
persilangan sebidang antara jalan rel dan jalan raya. Terdapat dua kelompok jenis
persilangan dengan jalan raya, yaitu:
Wesel Inggris adalah kombinasi antara suatu persilangan dengan sebuah wesel. Pada
suatu persilangan kereta api hanya dapat berjalan pada sepur lurus yaitu A ke B atau
sebaliknya, atau Cke D atau sebaliknya. Dengan lidah-lidah dapat dibuat sepur belok,
sehingga memungkinkan kereta api berjalan juga dari A ke D atau sebaliknya, atau B
ke C atau sebaliknya. Konstruksi tersebut disebut Wesel Inggris.
Sesuai dengan fungsi dan kemampuannya sebagai persilangan dan wesel untuk
perpindahan jalur, terdapat 2 jenis wesel:
3.1 Kesimpulan
Wesel dalah konstruksi rel kereta api yang bercabang (bersimpangan) tempat
memindahkan jurusan jalan kereta api. Wesel terdiri dari sepasang rel yang ujungnya
diruncingkan sehingga dapat melancarkan perpindahan kereta api dari jalur yang satu
ke jalur yang lain dengan menggeser bagian rel yang runcing.
Kereta api berjalan mengikuti rel, sehingga apabila relnya digeser maka kereta api
juga mengikutinya. Untuk memindahkan rel, digunakan wesel yang digerakkan secara
manual ataupun dengan menggunakan motor listrik.Pada kereta api kecepatan
tinggi dibutuhkan transisi yang lebih panjang sehingga dibutuhkan lidah yang lebih
panjang daripada lintasan untuk kereta api kecepatan rendah.
3.2 Saran
Karena pentingnya wesel kereta api ini , maka sebaikya perancangan dan
perawatan dari wesel ini benar-benar diperhatikan, agar tidak mengalami kekurangan
dan kecacatan dalam pengerjaan serta pelaksanaannya.