REL
SAMBUNGAN REL
WESEL
REL
Rel merupakan tempat dimana kereta berjalan
Rel Vignola (ditemukan pertama kali oleh Charles Vignoles di tahun 1836)
merupakan rel yang umum digunakan pada jalan rel, termasuk di
Indonesia.
Oleh karenanya, uraian yang selanjutnya hanya akan membahas
tentang rel bentuk Vignola
REL
Tipe rel
•R. 42
•R. 50
•R. 54
•R. 60
REL
R. 42
Profil Rel R.42 dan R.50
REL
R. 50
REL
R. 54
REL
c. Komposisi Pembuatan Rel
Komposisi pembuatan rel antara lain adalah:
1) C ( carbon) : 0,6 %-0,8 %
2) Si ( silikon) : 0,15 %-0,35 %
3) Mn Mangan) : 0,9%-1,1%
4) P (Pospor) : max 0,035 %
5) S Sulf at) : max 0, 025 %
d. Pengetesan Rel
Macam-macam pengetesan rel antara lain:
1) Uji Kuat Tarik Rel
Kedua ujung rel ditarik sehingga memuai panjang atau patah
2) Uji Tekan Rel
Kepala rel diberikan beban berat sehingga rel menjadi lendut
3) Ultrasonic Test
Untuk mengecek kondisi rel apabila terkena zat-zat kimia.
4) Uji Kekerasan Rel (Brinell Hardness Test)
SAMBUNGAN REL
2. Sambungan Rel
Konstruksi yang mengikat dua ujung rel dengan menggunakan pelat
sambung, baut serta mur sedemikian rupa sehingga operasi KA tetap
aman dan nyaman. Dengan celah sambungan rel 16 mm.
Pada sambungan rel, terdapat pelat sambung yang harus memenuhi
persyaratan bahwa kuat tarik bahan penyambung tidak boleh kurang dari
58kg/mm2 dengan perpanjangan minimum 15%.
Untuk pelat sambung untuk jenis rel R.42, R.50, R.54 terdapat 4 titik
lubang untuk pemasangan baut dan mur. Pelat sambung memiliki
panjang ± 560 mm, dengan tebal pelat 20 mm dan diameter lubang
24 mm. Sedangkan tinggi pelat sambung tergantung pada tinggi
badan rel (jenis rel)
Untuk pelat sambung untuk jenis rel R.60, terdapat 6 lubang untuk
memasang baut dan mur dengan diameter lubang 25 mm, tebal pelat 20
mm, dan panjang pelat sambung ± 820 mm
SAMBUNGAN REL
Jenis dari sambungan terdiri dari:
1) Sambungan melayang
Antara kedua bantalan ujung berjarak 30 cm, jarak dari sumbu ke
sumbu bantalan ujung 52 cm.
2) Sambung an rel menumpu
4) Rel Lantak
Penampang melintang rel lantak dan lidah (tongue)
WESEL
c. Komponen Wesel
5) Penggerak Wesel
Dimana:
P : panjang jarum
B : lebar kepala rel
C : lebar kaki rel
α : sudut simpang arah
d : celah antara jarum dan Ujung rel
Panjang jarum tergantung pada lebar kepala rel, lebar kaki rel
sudut simpang arah dan celah antara jarum dan rel.
WESEL
Panjang lidah pada lidah berputar
tergantung pada besarnya sudut tumpu lebar kepala rel dan jarak antara
akar lidah dan rel lantak
Dimana :
t : panjang lidah,
B : lebar kepala rel,
Y : jarak antara akar lidah dan rel lantak,
Β : sudut tumpu.
WESEL
Panjang lidah pada lidah berpegas
Dimana:
t : panjang lidah
B : lebar kepala rel
β : sudut tumpu
WESEL
Dimana :
R = V2 / 7,8
Dimana: