Anda di halaman 1dari 46

BAB V

REL DAN SAMBUNGAN REL


A. Struktur Jalan Rel

• Struktur Bagian Bawah, yaitu bagian fondasi,


terdiri atas balas, subbalas, dan tanah dasar.

Struktur Bagian Atas, bagian atas, terdiri atas rel,
bantalan dan penambat.
MATERI

REL

SAMBUNGAN REL

WESEL
REL
Rel merupakan tempat dimana kereta berjalan

Fungsi rel adalah:

•Menerima beban dari roda dan mendistribusikan beban ini


ke bantalan atau tumpuan.
•Mengarahkan roda ke arah lateral, gaya-gaya horizontal
melintang yang bekerja pada kepala rel disalurkan ke dan
didistribusikan pada bantalan dan tumpuan.
•Menjadi permukaan yang halus untuk dilewati dan
dengan adhesinya rel mendistribusikan gaya-gaya percepatan
dan pengereman.
•Sebagai penghantar arus listrik untuk kereta api bertenaga
listrik.
•Sebagai penghantar arus listrik untuk persinyalan.
REL
a. Bentuk Rel
Terdapat 3 macam bentuk rel

• Rel berkepala dua


• Rel alur (grooved rail)
• Rel Vignola

Rel Vignola (ditemukan pertama kali oleh Charles Vignoles di tahun 1836)
merupakan rel yang umum digunakan pada jalan rel, termasuk di
Indonesia.
Oleh karenanya, uraian yang selanjutnya hanya akan membahas
tentang rel bentuk Vignola
REL
Tipe rel

•R. 42
•R. 50
•R. 54
•R. 60
REL

R. 42
Profil Rel R.42 dan R.50
REL

R. 50
REL

R. 54
REL
c. Komposisi Pembuatan Rel
Komposisi pembuatan rel antara lain adalah:
1) C ( carbon) : 0,6 %-0,8 %
2) Si ( silikon) : 0,15 %-0,35 %
3) Mn Mangan) : 0,9%-1,1%
4) P (Pospor) : max 0,035 %
5) S Sulf at) : max 0, 025 %

d. Pengetesan Rel
Macam-macam pengetesan rel antara lain:
1) Uji Kuat Tarik Rel
Kedua ujung rel ditarik sehingga memuai panjang atau patah
2) Uji Tekan Rel
Kepala rel diberikan beban berat sehingga rel menjadi lendut
3) Ultrasonic Test
Untuk mengecek kondisi rel apabila terkena zat-zat kimia.
4) Uji Kekerasan Rel (Brinell Hardness Test)
SAMBUNGAN REL

2. Sambungan Rel
Konstruksi yang mengikat dua ujung rel dengan menggunakan pelat
sambung, baut serta mur sedemikian rupa sehingga operasi KA tetap
aman dan nyaman. Dengan celah sambungan rel 16 mm.
Pada sambungan rel, terdapat pelat sambung yang harus memenuhi
persyaratan bahwa kuat tarik bahan penyambung tidak boleh kurang dari
58kg/mm2 dengan perpanjangan minimum 15%.
Untuk pelat sambung untuk jenis rel R.42, R.50, R.54 terdapat 4 titik
lubang untuk pemasangan baut dan mur. Pelat sambung memiliki
panjang ± 560 mm, dengan tebal pelat 20 mm dan diameter lubang
24 mm. Sedangkan tinggi pelat sambung tergantung pada tinggi
badan rel (jenis rel)
Untuk pelat sambung untuk jenis rel R.60, terdapat 6 lubang untuk
memasang baut dan mur dengan diameter lubang 25 mm, tebal pelat 20
mm, dan panjang pelat sambung ± 820 mm
SAMBUNGAN REL
Jenis dari sambungan terdiri dari:
1) Sambungan melayang
Antara kedua bantalan ujung berjarak 30 cm, jarak dari sumbu ke
sumbu bantalan ujung 52 cm.
2) Sambung an rel menumpu

Penempatan sambungan di sepur dapat dikategorikan menjadi:


1)Penempatan siku
Pada kondisi ini, kedua sambungan berada pada satu garis
yang tegak lurus terhadap sumbu sepur.
2) Penempatan selang seling
Pada kondisi ini, kedua sambungan rel tidak berada pad a satu
garis yang tegak lurus terhadap sumbu sepur.
Sambungan menggantung/melayang
Sambungan Melayang
Sambungan menumpu
Sambungan Menumpu
Penempatan Sambungan secara siku, dimana kedua
sambungan berada pada satu garis yang tegak lurus
terhadap sumbu sepur.

Keuntungan dan kerugiannya :


• Pemasangan dan penyetelan mudah
• Mudah dalam pergantian rel pendek ke panjang
• Panjang rel harus sama
• Cocok untuk jalur lurus
.
Penempatan Sambungan secara berselang-seling :
dimana kedua sambungan rel tidak berada pada satu garis
yang tegak lurus terhadap sumbu sepur

Keuntungan dan kerugiannya :


• Tidak terpengaruh oleh panjang rel
• Cocok untuk tikungan
SAMBUNGAN REL
WESEL
Wesel adalah penghubung antara dua jalan rel. Wesel ini mempunyai
fungsi untuk mengalihkan/mengantarkan kereta api dari suatu jalur KA
kejalur lainnya
a. Jenis Wesel
Wesel terdiri atas berbagai macam jenis diantaranya adalah sebagai
berikut.
1) Wesel Biasa, terdiri dari:
a)wesel biasa kiri
b)wesel biasa kanan

2) Wesel dalam Lengkung, terdiri dari:


a)wesel searah lengkung
b)wesel berlawanan arah lengkung dan wesel Inggris
WESEL
3) Wesel Tiga Jalan , terdiri dari:
a) wesel tiga jalan searah
b) wesel tiga jalan berlawanan arah
c) wesel tiga jalan searah tergeser
d) wesel tiga jalan berlawanan arah

4) Wesel Inggris, terdiri dari:


a) wesel inggris penuh dan
b) wesel inggris setengah
WESEL
b. Gambar Macam-Macam Wesel
WESEL
b. Gambar Macam-Macam Wesel
WESEL
Perbedaan antara wesel biasa dan inggris
WESEL
WESEL
c. Komponen Wesel

1) Wesel 2 Jalur / Double Line Turnout


a) Rel lantak, Lintas utama / Maintrack
b) Ujung rail lintasan / Stock rail
c) Sambungan Lintasan dari ujung / stock rail yang satu ke ujung yang
lainnya
d) Lidah / tongue rail
e) Tumit atau blok pembagi
f) Rel paksa / guided rail/ Check Rail
g) Sayap / wing rail
h) Penggerak wesel / Switch lever box 9
WESEL
WESEL
c. Komponen Wesel

2) Lidah : Berputar engsel di akar lidah


- Lidah Berpegas (akar lidah dijepit-dapat melentur)
WESEL
c. Komponen Wesel

3) Jarum (Frog), Rel Lantak, Rel Paksa, dan Sayap Wing


Rail
WESEL
c. Komponen Wesel

4) Rel Lantak
Penampang melintang rel lantak dan lidah (tongue)
WESEL
c. Komponen Wesel

5) Penggerak Wesel

Lidah bergerak diatas pelat gelincir/Pelat gelincir dipasang diatas bantalan


Panjang wesel: Awal wesel - akhir wesel (kelipatan dari panjang rel)
Bentalan wesel : Kayu, baja
WESEL
WESEL
d. Rel dan Geometri Wesel
1) Ketentuan teknis
a)Pelebaran dan lengkung wesel sekitar 250 m m di depan ujung lidah
b)Pelebaran ujung lidah 5-10 mm
c)Pelebaran sepur maksimum dalam lengkung 1500 -2500 di depan jarum
bagian lurus
d)Jari-jari lengkung dibuat 150- 230 m

2)Kecepatan rencana dan sudut simpang arah


a)Tangen sudut simpang arah, nomor wesel dan kecepatan izin
WESEL
b) Skema Wesel
M : Titik pusat wesel (titik
potong antara sumbu
track lurus dengan
sumbu track lengkung)
A : Awal wesel (tempat
sambungan rel lantak
dan rel biasa)
B : Akhir wesel
L : Tangen sudut simpang
arah
WESEL
e. Perancangan Wesel

1) Komponen yang diperlukan


Data-data yang diperlukan dalam perencanaan wesel adalah sebagai
berikut:
a) Kecepatan kereta
b) Panjang jarum (frog)
c) Panjang lidah (tongue)
d) Jari-jari lengkung
WESEL
2) Formula perhitungan panjang jarum

Dimana:
P : panjang jarum
B : lebar kepala rel
C : lebar kaki rel
α : sudut simpang arah
d : celah antara jarum dan Ujung rel

Panjang jarum tergantung pada lebar kepala rel, lebar kaki rel
sudut simpang arah dan celah antara jarum dan rel.
WESEL
Panjang lidah pada lidah berputar

tergantung pada besarnya sudut tumpu lebar kepala rel dan jarak antara
akar lidah dan rel lantak

Dimana :
t : panjang lidah,
B : lebar kepala rel,
Y : jarak antara akar lidah dan rel lantak,
Β : sudut tumpu.
WESEL
Panjang lidah pada lidah berpegas

Dimana:
t : panjang lidah
B : lebar kepala rel
β : sudut tumpu
WESEL

Dimana :

Ri : jari-jari lengkung luar,


S : lebar sepur,
t : panjang lidah
P : panjang jarum
Β : sudut tumpu
α : sudut simpang arah
WESEL
Jari-jari lengkung luar tidak boleh lebih besar dari formula dibawah ini:

R = V2 / 7,8

Dimana:

R : Jari-jari lengkung luar


V : Kecepatan rencana wesel (km/jam)
Rd (jari-jari lengkung dalam ) ditentukan berdasarkan RI (jari - jari lengkung
luar) dengan memperhitungkan perlunya pelebaran track
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai