Anda di halaman 1dari 26

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kontrak Konstruksi

Berdasarkan UU No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi

adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara Pengguna

Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Menurut Sijabat (2015) dalam Jurnal Febrian Fitriono (2016) memberikan pengertian

bahwa kontrak konstruksi merupakan kontrak yang dikenal sebagai pelaksanaan suatu

bangunan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah atau oleh swasta, dalam hal ini suatu

kontrak konstruksi mengatur hubungan antara pihak pemilik bangunan (owner) dan

pihak pelaksana bangunan baik itu kontraktor pelaksana, konsultan pengawas dan

stakehoulder yang terkait dalam kegiatan konstruksi.

Menurut Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK) dalam Maulana (2017) menyatakan

“kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan

hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan

konstruksi”.

2.2 Bentuk-Bentuk Kontrak

Dalam Jurnal Dzulqarnain (2017) menyampaikan ada empat aspek atau sisi pandang

bentuk kontrak konstruksi, yaitu:

1. Aspek perhitungan biaya

a. Fixed lmp sum priceI

b. Unit price

II-1
Bab II Tinjauan Pustaka

2. Aspek perhitungan jasa

a. Biaya tanpa jasa (Cost without fee)

b. Biaya ditambah jasa (Cost plus fee)

c. Biaya ditambah jasa pasti (Cost plus fixed fee)

3. Aspek cara pembayaran

a. Cara pembayaran bulanan (Monthly payment)

b. Cara pembayaran atas prestasi (Stage payment)

c. Pra pendanaan penuh dari penyedia jasa (Contractor’s full pre-financed)

4. Aspek pembagian tugas

a. Bentuk kontrak konvensional

b. Bentuk kontrak spesialis

c. Bentuk kontrak rancang bangun (design construction/built, turn-key)

d. Bentuk kontrak engineering, procurement dan construction (EPC)

e. Bentuk kontrak BOT/BLT

f. Bentuk swakelola (Force account)

2.2.1 Kontrak Berdasarkan Cara Pembayaran

Mengacu pada Perpes No.54 Tahun 2010 pasal 50 ayat (30) diklasifikasikan jenis

kontrak dengan cara pembayaran pembayaran dibagi menjadi lima, yaitu:

II-2
Bab II Tinjauan Pustaka

a. Kontrak Lump Sum

Menurut Perpes No. 29 Tahun 2000 pasal 21 ayat (1) menjelaskan bahwa kontrak lump

sum merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu

tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua resiko yang mungkin

terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuhnya diitanggung oleh

penyedia jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.

b. Kontrak Unit Price

Menurut Perpes No. 29 Tahun 2000 pasal 21 ayat (2) menjelaskan bahwa kontrak harga

satuan merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu

tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur

pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya didasarkan pada

hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan

oleh penyedia jasa.Menurut Perpes No. 29 Tahun 2000 pasal 21 ayat (2) menjelaskan

bahwa kontrak harga satuan merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh

pekerjaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap

untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume

pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang

benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia jasa.

c. Kontrak Gabungan Lump sum dan Unit Price

Menurut Perpes No. 29 Tahun 2000 pasal 21 ayat (4) menjelaskan bahwa kontrak

gabungan lump sum dan harga satuan merupakan gabungan lumpsum dan atau harga

II-3
Bab II Tinjauan Pustaka

satuan dan atau imbalan jasa dalam 1 (satu) pekerjaan yang dijanjikan sejauh yang

disepakati para pihak dalam kontrak kerja konstruksi.

d. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)

Menurut Perpes No. 54 Tahun 2010 pasal 51 ayat (5) menyebutkan ketentuan dari

kontrak terima jadi (turnkey) sebagai berikut:

a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan.

b. Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama sesuai dengan

kriteria kinerja yang telah ditetapkan

e. Kontrak Persentase

Menurut Perpes No. 54 Tahun 2010 pasal 51 ayat (4) menyebutkan ketentuan dari

kontrak presentase sebagai berikut:

a. Penyedia jasa konsultasi/jasa lainnya menerima imbalan berdasarkan presentase

dari nilai pekerjaan tertentu.

c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan dengan

isi kontrak.

2.2.2 Kontrak Berdasarkan Aspek Perhitungan Jasa

Menurut Hansen, 2017 menjelaskan bahwa, kontrak berdasarkan asek perhitungan jasa

dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Biaya Tanpa Jasa (Cost without fee)

Pada jenis kontrak ini, penyedia jasa hanya dibayar sejumlah total biaya pekerjaan tanpa

memperoleh imbalan jasa. Kontrak jenis ini biasanya untuk proyek-proyek

pembangunan tempat ibadah, yayasan sosial, dll.

II-4
Bab II Tinjauan Pustaka

b. Biaya Ditambah Jasa (Cost plus fee)

Pada kontrak ini, kontraktor akan menerima pembayaran atas pengeluarannya, ditambah

dengan biaya overhead dan keuntungan. Besarnya biaya overhead dan keuntungan

umumnya didasarkan atas presentase biaya yang dikeluarkan kontraktor. Kontrak jenis

ini umunya digunakan jika aktual proyek belum bias diestimasi secara akurat, karena

perencanaan belum selesai, proyek tidak dapat digambarkan secara akurat, proyek harus

diselesaikan dalam waktu singkat sementara rencana dan spesifikasi belum dapat

diselesaikan. Kekurangan dari kontrak ini adalah pemilik tidak dapat mengetahui biaya

aktual proyek yang akan dilaksanakan.

c. Biaya Ditambah Jasa Pasti (Cost plus fixed fee)

Pada jenis kontrak ini imbala/jasa bervariasi tergatung besarnya biaya dan jumlah fee

yang sudah ditetapkan. Kontrak ini berisiko bagi pengguna jasa karena tudak ada

batasan biaya yang diperlukan.

2.2.3 Kontrak Berdasarkan Aspek Cara Pembayaran

Menurut Hansen, 2017 menjelaskan bahwa jenis kontrak ini dapat dibagi menjadi tiga,

yaitu:

a. Cara Pembayaran Bulanan (Monthly payment)

Yaitu prestasi pekerjaan kontraktor dihitung setiap bulan dan dibayar setiap bulan.

Kelemahan cara pembayaran ini adalah berapapun kecilnya prestasi penyedia jasa pada

suatu bulan tertentu tetaplah harus dibayar. Untuk menutupi kelemahan cara

pembayaran ini sering dimodifikasi dengan mempersyaratkan jumlah pembayaran

minimum yang harus dicapai untuk setiap bulan diselaraskan dengan prestasi yang

harus dicapai sesuai jadwal. Seringkali penyedia jasa mengkompensasi kurangnya

II-5
Bab II Tinjauan Pustaka

prestasi kerja dengan prestasi bahan dengan cara menimbun bahan dilapangan. Untuk

mengatasinya bias dipersyaratkan bahwa bahan yang ada dilapangan tidak dihitung

sebagai prestasi, kecuali pekerjaan yang betul-betul selesai/terpasang atau bias juga

barang-barang setengah jadi.

b. Cara Pembayaran Bertahap (Stage payment)

Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan prestasi. Besarnya prestasi

dinyatakan dalam presentase. Seringkali prestasi yang diakui penyedia jasa bukan saja

prestasi fisik (pekerjaan selesai) tetapi termasuk pula prestasi bahan mentah dan

setengah jadi, walaupun barang-barang tersebut sudah berada dilapangan (front end

loading).

c. Pra Pendanaan Penuh Dari Penyedia Jasa (Contractor’s full pre-financed)

Penyedia jasa mendanai terlebih dahulu sampai pekerjaan selesai 100% diterima baik

oleh pengguna jasa, lalu kemudian dibayar oleh penyedia jasa. Pengguna jasa memberi

jaminan kepada penyedia jasa berupa jaminan Bank Kontrak, bentuk ini biasanya

bernilai lebih tinggi.

2.2.4 Kontrak Berdasarkan Aspek Pembagian Tugas

Menurut Hansen, 2017 menjelaskan bahwa jenis kontrak ini dapat dibagi menjadi enam,

yaitu:

a. Bentuk Kontrak Konvensional

Pengguna jasa menugaskan penyedia jasa untuk melaksanakan salah satu aspek

pembangunan saja. Setiap aspek satu penyedia jasa dimana perencanaan, pengawasan,

pelaksanaan dilakukan penyedia jasa yang berbeda. Oleh karena itu pengawas pekerjaan

secara khusus diperlukan untuk mengawasi pekerjaan.

II-6
Bab II Tinjauan Pustaka

b. Bentuk Kontrak Spesialis

Pengguna jasa menandatangani kontrak dengan beberapa perusahaan spesialis untuk

masing-masing keahlian. Keuntungan dari kontrak ini adalah:

1. Mutu pekerjaan lebih handal

2. Penghematan waktu, dan

3. Keleluasaan dan kemudahan mengganti penyedia jasa

c. Bentuk Kontrak Rancang Bangun (design construction/built, turn-key)

Dalam bentuk kontrak ini, penyedia jasa bertugas membuat perencanaan yang lengkap

dan melaksanakannya dalam suatu kontrak konstruksi. Perbedaan antara design

construction/built, dan turn-key adalah dari sistem pembayarannya, dimana pada design

construction/built pembayarannya secara term ijin sesuai pekerjaan selesai.

d. Bentuk Kontrak Engineering, Procurement, dan Construction (EPC)

Pada bentuk kontrak ini proses mulai dari perencanaan, pengadaan peralatan dan

pemasangan pengerjaan menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Pengguna jasa hanya

memberikan TOR atau pokok-pokok acuan tugas. Kontrak ini biasa dipakai untuk

pembayaran pekerjaan-pekerjaan dalam industri.

e. Bentuk Kontrak BOT

Pada jenis kontrak ini, investor membangun lahan pemilik (build). Setelah itu investor

mengelola selama kurun waktu tertentu (operate) dan setelah masa pengoperasian

selesai fasilitas tersebut dikembalikan kepada pemilik (transfer).

II-7
Bab II Tinjauan Pustaka

f. Bentuk Swakelola (Force account)

Yaitu suatu tindakan pemilik proyek yang melibatkan diri dan bertanggung jawab

secara langsung dalam pelaksanaan proyek tersebut.

2.3 Perubahan Kontrak/Addendum Kontrak

Amandemen Kontrak adalah perubahan Kontrak atas dasar kesepakatan kedua belah

Pihak yaitu Kontraktor dan Pengguna Jasa dan harus mengikuti peraturan perundangan

yang berlaku. Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada sebenarnya CCO (Contract

Change Order), Addendum dan Amandemen Kontrak adalah istilah yang sama, hanya

Addendum dan Amandemen Kontrak merupakan produk lanjutan dari CCO (Contract

Change Order). Jika terjadi CCO berarti akan terjadi Addendum atau Amandemen

Kontrak, sedangkan jika terjadi Addendum atau Amandemen belum tentu telah terjadi

CCO (Maulana, 2016).

Menurut I Gusti Ngurah Anom (2015), menyatakan pengertian amandemen/perubahan

kontrak adalah perubahan resmi dokumen resmi atau catatan tertentu, terutama

untuk memperbagusnya. Perubahan ini dapat berupa penambahan atau juga

penghapusan catatan yang salah, tidak sesuai lagi. Kata ini umumnya digunakan untuk

merujuk kepada perubahan pada konstitusi sebuah negara (amandemen konstitusional).

Konstitusional merupakan prinsip-prinsip dasar politik serta hukum yang mencakup

struktur, prosedur serta kewenangan/hak serta kewajiban. Karena itu, konstitusional

sangat berhubungan erat dengan amandemen karena bertujuan untuk memperbaiki suatu

catatan/dokumen penting suatu negara yang mencangkup bentuk, struktur, prosedur,

agar lebih baik dari sebelumnya.


3
Menurut Rizal (2015), perubahan pekerjaan dapat berupa penambahan, pengurangan,

bahkan penggantian lingkup pekerjaan yang telah disepakatai bersama dalam kontrak

II-8
Bab II Tinjauan Pustaka

kerja awal. Perubahan yang terjadi selama proses konstruksi, diantaranya perubahan

desain, perubahan jadwal, penggantian material, dan modifikasi terhadap metoda

konstruksi. Perubahan selama masa pelaksanaan proyek sering terjadi karena adanya

keinginan dari pemilik yang timbul selama pelaksanaan proyek konstruksi, hal ini

disebabkan antara lain karena adanya perubahan lingkup kerja, perubahan spesifikasi,

perubahan jenis material, perubahan perencanaan arsitektural, perubahan metode kerja,

dan percepatan pelaksanaan pekerjaan.

2.3.1 Ketentuan Perubahan Kontrak


Berdasarkan Peraturan Presiden No.70 tahun 2012 pasal 87 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah, yaitu:

(1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan,

dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen

Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan pada

Kontrak yang meliputi:

a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam

Kontrak.

b. Menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan.

c. Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.

d. Mengubah jadwal pelaksanaan.

(1a) Perubahan Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku untuk pekerjaan

yang menggunakan Kontrak Harga Satuan atau bagian pekerjaan yang

menggunakan harga satuan dari Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan.

(2) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan

ketentuan:
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka

a. Tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam

perjanjian/Kontrak awal.

b. Tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.

(3) Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama

berdasarkan Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali

sebagian pekerjaan utama kepada Penyedia Barang/Jasa spesialis.

(4) Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia

Barang/Jasa dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai

dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Dokumen Kontrak.

(5) Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan

sepanjang disepakati kedua belah pihak.

2.3.2 Jenis – Jenis Perubahan Kontrak


Perubahan kontrak dapat dilakukan dengan Addendum Kontrak. Artinya segala sesuatu

perubahan pada kontrak dilakukan melalui Addendum Kontrak. Menurut Maulana

(2016), jenis – jenis Addendum Kontrak adalah:

1. Addendum akibat perubahan lingkup pekerjaan (CCO) atau sering disebut

Addendum Tambah/Kurang, yang terbagi menjadi 4 (empat) jenis perlakuan,

yaitu:

a. Addendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap.

b. Addendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah.

c. Addendum Tambah/Kurang, nilai kontrak tetap, target/sasaran berubah.

d. Addendum Tambah/Kurang, nilai kontrak bertambah, target/sasaran

berubah.

II-10
Bab II Tinjauan Pustaka

2. Addendum akibat perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan atau sering disebut

Adddendum Waktu.

3. Addendum akibat penyesuaian harga/eskalasi atau sering disebut sebagai

Addendum Penyesuaian Harga/Eskalasi atau sering disebut Addendum

Harga/Nilai Kontrak. Basanya addendum jenis ini untuk kontrak tahun jamak

(multi years contract) atau terdapat kenaikan harga bahan bakar minyak.

2.4 Contract Change Order

Menurut Febrian Fitriono (2016) menyatakan “Contract Change Order pada proyek

konstruksi adalah sebuah peristiwa dimana kontrak dengan pekerjaan yang telah

terdesain mengalami perubahan karena terdapat perbedaan dengan kondisi dilapangan

yang mana perubahan tersebut disepakati oleh pemilik pekerjaan dan penyedia jasa.

Menurut M. Rizal dalam Fauji (2016) menyatakan “pengertian Contract Change Order

(CCO) berasal dari permasalahan-permasalahan dalam proses pelaksanaan konstruksi

dengan terjadinya perubahan-perubahan pada awal, pertengahan, dan akhir proyek yang

menyebabkan perencanaan harus diubah karena kondisi lapangan tidak memungkinkan

sehingga terjadi perubahan desain atau Contract Change Order. Contract Change

Order ini meliputi penambahan atau pengurangan jenis pekerjaan, mengubah spesifikasi

teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan atau mengubah jadwal pelaksanaan

konstruksi. Sedangkan Contract Change Orde (CCO) adalah surat kesepakatan dan

ikatan kontrak kerja berupa perjanjian tertulis yang ditanda tangani antara pemilik dan

kontraktor setelah setuju dan tanpa paksanaan untuk menegaskan adanya perubahan dan

jumlah kompensasi biaya dan waktu pelaksanaan kepada pelaksanan konstruksi yang

II-11
Bab II Tinjauan Pustaka

terjadi pada tahap proses pelaksanaan proyek, setelah penandatanganan kontrak kerja

antara pemilik dan pelaksanan konstruksi”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Contract Change Order (CCO) adalah

perubahan-perubahan dalam proses pelaksanaan konstruksi yang dalam awal

perencanaan pelaksanaannya memiliki kesepakatan perjanjian konstruksi dalam

pelaksanaan konstruksi. Dalam Contract Change Order (CCO) perubahan-perubahan

konstruksi harus dalam kaidah-kaidah pelaksanaan konstruksi sesuai dengan dokumen

kontrak kerja seperti pada fungsi dan system perubahan terhadap pelaksanaan

kosntruksi.

2.4.1 Jenis-jenis Change Order

Menurut Widhiawati (2016) change order dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu Perubahan

Informal (Constructive Changes) dan Perubahan Formal (Directive Changes).

1. Perubahan Informal (Constructive Changes)

Construtive change adalah tindakan informal untuk memerintahkan suatu

modifikasi kontrak di lapangan yang terjadi karena permintaan pemilik,

perencana, atau kontraktor. Construtive change juga dijelaskan sebagai suatu

kesepakatan perubahan antara pemilik dan kontraktor dalam biaya dan waktu.

Perubahan konstruksi sering kali menjadi penyebab utama dari terjadinya

perselisihan antara pemilik dan kontraktor karena pelaksanaan pekerjaan di luar

dari dokumen kontrak.

II-12
Bab II Tinjauan Pustaka

2. Perubahan Formal (Directive Changes)

Directive Change adalah perubahan yang diajukan dalam bentuk tertulis, yang

diusulkan oleh kontraktor kepada pemilik untuk merubah lingkup kerja, waktu

pelaksanaan, biaya-biaya, atau hal-hal lain yang berbeda dengan yang telah

dispesifikasikan dalam dokumen kontrak. Ketentuan tersebut biasanya

memberikan kebebasan sepihak pada pemilik untuk merubah lingkup kerja dan

mengharuskan kontraktor untuk mengikuti perubahan-perubahan tersebut.

Perubahan formal umumnya diketahui sebelum pekerjaan dilakukan.

2.4.2 Tahapan Proses Contract Change Order (CCO)

Menurut Soeharto dalam Charis (2016) menjelaskan bahwa, prosedur untuk melakukan

proses Contract Change Order (CCO) adalah sebagai berikut:

 Evaluasi mendalam tentang perlunya perubahan lingkup kerja.

 Mengkaji dampak yang diakibatkan oleh adanya perubahan lingkup kerja dalam

aspek jadwal dan biaya.

 Mengajukan persetujuan kepada pimpinan proyek atau pemilik proyek bila lingkup

perubahan cukup besar.

 Mengadakan kegiatan tindak lanjut berupa pengawasan dan laporan khusus untuk

meyakinkan bahwa perubahan lingkup kerja dijalankan sebaik-baiknya.

2.4.3 Tujuan Change Order

Sebagaimana disebutkan oleh Rizal (2015), change order memiliki beberapa tujuan,

diantaranya adalah :

1. Untuk mengubah rencana kontrak dengan adanya metoda khusus dalam

pembayaran.

II-13
Bab II Tinjauan Pustaka

2. Untuk tujuan administrasi, dalam menetapkan metoda pembayaran kerja ekstra

maupun penambahannya.

3. Untuk mengikuti penyesuaian terhadap harga satuan kontrak bila ada perubahan

spesifikasi.

4. Untuk pengajuan pengurangan biaya insentif proposal ada perubahan proposal

value engineering.

5. Untuk menyesuaikan skedul proyek akibat perubahan.

6. Untuk menghindari perselisihan antara pihak kontraktor dan owner.

2.4.4 Faktor Penyebab Contract Change Order (CCO)

Menurut Fakhrizal, 2013, menjabarkan beberapa faktor penyebab terjadinya Change

Order, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan dalam perencanaan dan desain

2. Kesalahan dalam perhitungan estimasi volume

3. Kontrak yang tidak lengkap

4. Ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi lapangan

5. Kutipan dari spesifikasi yang tidak lengkap

6. Investasi yang tidak cukup saat perencanaan

7. Pertimbangan keselamatan kerja dilapangan

8. Perubahan metode kerja

2.4.5 Pengaruh Change Order

Menurut Barrie (1992) dalam Jurnal Dewantoro (2017), Pengaruh change order pada

pelaksanaan proyek dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:

II-14
Bab II Tinjauan Pustaka

1. Biaya langsung

Semua beban tenaga kerja dan overhead, material kontrak dan sementara,

peralatan konstrruksi waktu-waktu pengawas dan staf merupakan biaya langsung.

2. Perpanjangan waktu

Jika perubahan memperlambat tanggal penyelesaian proyek, maka para pihak

yang terlibat dalam kontrak akan mengadakan pengeluaran biaya tambahan dalam

memperkerjakan staf pendukung untuk waktu extra.

3. Biaya Dampak

Biaya dampak terdiri dari:

a. Percepatan misalnya kerja bergilir, kerja lembur penambahan regu kerja.

b. Irama pekerjaan misalnya kerugian satu hari dapat menyebabkan

keterlambatan selama satu seminggu.

c. Moral, misalnya keraguraguan terhadap kemampuaan atau ketegasan

pekerjaan, sadar atau tidak pasti akan mengurangi motivasi, memperlambat

produksi dan memperbesar biaya.

2.4.6 Dampak Contract Change Order (CCO)

Menurut Barrie et al. sebagaimana dikutip Widhiawati (2016), besar dampak yang

terjadi dari change order tergantung dari besarnya change order yang dilakukan dari

kontrak awal.

1. Bilamana perubahan merupakan skala kecil dalam kontrak yaitu kurang dari 10 %

maka perubahan tersebut masih bisa ditoleransi dan hanya ada penyesuaian

terhadap waktu saja


II-15
Bab II Tinjauan Pustaka

2. Ketika change order sudah mencapai 15 % dari nilai kontrak awal, maka akan

berdampak terhadap waktu dan biaya sangat relatif, tergantung keahlian dari

manajemen kontraktor untuk mengelola perubahan tersebut

3. Ketika change order mencapai 20 % dari kontrak awal, maka hal ini akan sangat

mempengaruhi performance kontraktor.

II-16
Bab II Tinjauan Pustaka

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Tahun Judul Penulis Kata Kunci Tujuan Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian
- Menentukan faktor-faktor Faktor-faktor penyebab
penyebab change order yang change order adalah
berpengaruh terhadap perubahan desain
kinerja biaya gambar, kurangnya
pengetahuan tentang
Analisis Faktor-Faktor - Menentukan seberapa
karakter material,
Penyebab Change Order besar pengaruh faktor-faktor
kondisi bawah tanah,
Dan Pengaruhnya Yang Sri Dewi penyebab change order
Konstruksi, cuaca dan kejadian alam
Dominan Terhadap Kinerja Nurlaela, tersebut terhadap kinerja
1 2013 Kinerja Biaya, Metode kuantitatif lainnya, keterlambatan
Biaya Pelaksanaan Proyek R. J. M. biaya
Change Order owner dalam menyetujui
Konstruksi Di Lingkungan Mandagi
gambar, deain kontrak
Pemerintah Provinsi Maluku - Menentukan faktor
dan klasifikasi,
Utara penyebab change order
keterlambatan pemasokan
yang paling dominan
tenaga kerja, material
berpengaruh terhadap yang tidak tersedia di
kinerja biaya proyek pasar dan rendahnya
konstruksi
keahlian pekerja
-Persentase biaya Change
-Meneliti factor-factor Order yaitu 10% telah
penyebab terjadinya Change mengakibatkan terjadinya
Order, meneliti jenis penambahan maupun
Kajian Pengaruh Change Change Order, pengurangan biaya pada
M Rizal, pekerjaan, meninjau
Order Pada Kinerja biaya, waktu beberapa item pekerjaan.
Abdullah, persentase biaya Change
2 2015 Pelaksanaan Proyek pelaksanaan, Metode kuantitatif
Moch. Order dan meninjau dampak -Besarnya penambahan
Infrastruktur Gedung perjanjian
Afifuddin Change Order terhadap anggaran biaya yang
Pemerintah kontrak
waktu konstruksi proyek terjadi tidak tergantung
infrastruktur rumah komplek dari banyaknya item
Meuligoe Wali Nanggroe. pekerjaan yang di
Change Order.

II-17
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Tahun Judul Penulis Kata Kunci Tujuan Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian
- Kerja kurang pada
pekerjaan pondasi
Identifikasi Dan Analisis - Change Order tidak
Penyebab Dan Akibat Ningsih, Untuk mengetahui sebab- Wawancara,
mempengaruhi time
Contract Change Order Ir. Contract sebab terjadinya Contract Hasil laporan,
schedule pelaksanaan
3 2015 Terhadap Biaya Dan Waktu Syahrudin, Change Order, Change Order dan dampak Studi literatur,
pekerjaan
Pada Proyek Konstruksi Nurul Addendum perubahan tersebut terhadap Data publikasi
Wardhani biaya dan waktu lainnya - Biaya akhir
penyelesaian pekerjaan
keseluruhan tetap sesuai
dengan kontrak awal
- Pola penyelesaian
sengketa
amandemen/addendum
kontrak pemborong
umumnya dilakukan
Addendum Kontrak Amandemen sesuai dengan
-Mengetahui pola
Pemborongan Perspektif I Gusti kontrak,
penyelesaian sengketa yang ketentuan dalam
Hukum Perjanjian di Ngurah prinsip-prinsip
4 2015
Anom, SH, dasar kontrak,
terjadi setelah Metode kuantitatif kontrak awal sebelum
Indonesia amandemen/addendum dilakukan
MH Kontrak
kontrak pemborong amandemen/addendum
Pemborong
yaitu melakukan
musyawarah, mediasi,
arbitrasi, konsiliasi
ataupun melalui
pengadilan.

II-18
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Tahun Judul Penulis Kata Kunci Tujuan Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian
-Menganalisis Faktor-Faktor
Proyek penyebab terjadinya
Konstruksi, Contract Change Order
Faktor Penyebab Terjadinya (CCO) pada proyek Penyebab perubahan nilai
Amandemen,
Contract Change Order pembangunan Bendung X kontrak :
Penyesuaian
(Cco) Dan Pengaruhnya Aceng Metode Influence 1. Perubahan desain
5 2016 Harga, -Mengetahui dampak atau
Terhadap Pelaksanaan Maulana Diagram 2. Eskalasi
Perubahan akibat dari faktor-faktor
Proyek Kontruksi 3. Perhitungan Mutual Check
Waktu, tersebut terhadap cost
Pembangunan Bendung (MC)
Penyelesaian variant (perbedaan biaya)
Kontrak dan time variant (perbedaan
waktu)
- penyebab terjadinya
change order sebagai
berikut:
-Menganalisa dampak yang
ditimbulkan akibat adanya 1. Kesalahan dalam
Contract Change Order perencanaan dan desain.
(CCO) pada proyek 2. Kesalahan dalam
Kajian Contract Change pembangunan Gedung SMA
Order Pada Proyek
perhitungan estimasi
Febrian Contract Keberkatan Olahraga di
6 2016 Pembangunan Gedung SMA Metode kuantitatif biaya
Fitriono Change Order Minahasa.
Keberkatan Olahraga di 3. Kontrak yang tidak
Minahasa -Mengidentifikasi penyebab lengkap.
terjadinya Contract Change
Order (CCO) pada Gedung
4. Ketidaksesuaian
SMA Keberkatan Olahraga antara gambar dan
di Minahasa. kondisi lapangan.
5. Kutipan dari
spesifikasi yang tidak
lengkap.

II-19
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Tahun Judul Penulis Kata Kunci Tujuan Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian
- Faktor penyebab
Change Order adalah
faktor campur tangan
owner, faktor kesalahan
Analisis Faktor Penyebab dalam planning dan
Dan Akibat Contract Change Order, Untuk mengetahui faktor design, dan faktor cuaca
Change Order Terhadap Faktor, Biaya, penyebab terjadinya CO dan Kuesioner, Data
7 2017 Dzulqarnain - Sebagian kontrak
Biaya Dan Waktu Pada Waktu, akibatnya terhadap biaya RAB Proyek
mengalami perubahan
Proyek Konstruksi Jalan Di Kontraktor dan waktu pada proyek
nilai kontrak dari RAB
Sulawesi Selatan
- Sebagian kontrak
mengalami keterlambatan
progress akbiat change
order

Lingkup pekerjaan
Contract MEP paling banyak
Identifikasi Penyebab, Adi
Change OrderI, terpengaruh oleh
Dampak, Serta Analisis Nugroho
Pengguna Jasa, Mengidentifikasi factor- aktivitas change order.
Faktor-faktor Risiko Change Hudiono, Diagram alir,
8 2016 Perubahan faktor penyebab Change Hal tersebut
Order Pada Proyek Wisata AndreasF.V wawancara
desain dan Order dikarenakan adanya
Edukasi Akuarium di Roy, Adrian
Perubahan
Jakarta Firdaus efek beruntun akibat
lingkup kerja
satu perubahan
keperubahan lainnya.

II-20
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No Tahun Judul Penulis Kata Kunci Tujuan Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian

Change Order,
Mengidentifikasi penyebab Secara deskriptif, faktor
Faktor
Analisis Change Order Pada utama CO dan kemudian Mixed methods yang paling
Didik Muh. Penyebab,
9 2017 Proyek Konstruksi menentukan faktor paling (Kualitatif dan mempengaruhi frekuensi
NS Konstruksi
Bangunan Air penting yang perlu kuantitatif) CO adalah faktor
Bangunan Air,
diantisipasi “kondisi fisik lapangan”
Analisis Jalur

Adapun penyebab
CCO adalah sebagai
-Mengetahui penyebab berikut :
contract change order pada a. Ketidaksesuaian
kegiatan peningkatan Jalan antara gambar dan
Pasar Panas-Bentot 2 kondisi di lapangan
(Multiyears), b. Kesalahan dalam
Penyebab dan Pengaruh Contract
Contract Change Order Dewantoro, Change Order, -Mengetahui proses contract menghitung estimasi
Pada Proyek Peningkatan Lendra, dan penyebab, change order pada kegiatan Wawancara volume
10 2017 peningkatan Jalan Pasar c. Penambahan ataupun
Jalan (Studi Kasus Paket Abriyan proses, langsung
Kegiatan Jalan Pasar Panas- Prayudi pengaruh, Panas-Bentot 2 (Multiyears) pengurangan item
Bentot 2 Multiyears) proyek jalan pekerjaan
-Mengetahui pengaruh d. Perubahan desain
contract change order pada
dan spesifikasi
kegiatan peningkatan Jalan
Pasar Panas-Bentot 2
e. Perubahan item
(Multiyears) pekerjaan
f. Prioritas penanganan
yang lebih
diutamakan
Sumber : Olahan Penulis, 2018

II-21
Bab II Tinjauan Pustaka

2.6 Research Gap

Tabel 2.2 Research Gap

VARIABEL PENELITIAN

NO JUDUL PENAMBAHAN PENGURANGAN KETERLAMBAT CUACA/


PENULIS TH. KONDISI KESALAHAN PERUBAHAN PERMINTAAN PERUBAHAN
SCOPE SCOPE AN DARI KEJADIAN
LAPANGAN DESAIN DESAIN OWNER SPEK
PEKERJAAN PEKERJAAN KONTRAKTOR ALAM

Analisis Faktor-Faktor
Penyebab Change Order Dan Sri Dewi
Pengaruhnya Yang Dominan Nurlaela, 2013 √ √ √
1 Terhadap Kinerja Biaya R. J. M.
Pelaksanaan Proyek Konstruksi Mandagi
Di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Maluku Utara
Kajian Pengaruh Change Order M Rizal,
Pada Kinerja Pelaksanaan Abdullah, 2015 √ √
2 Moch.
Proyek Infrastruktur Gedung
Pemerintah Afifuddin
Identifikasi Dan Analisis Ningsih, Ir.
Penyebab Dan Akibat Contract Syahrudin, 2015 √ √ √ √
3 Change Order Terhadap Biaya Nurul
Dan Waktu Pada Proyek Wardhani
Konstruksi)
I Gusti
Addendum Kontrak Ngurah 2015
4 Pemborongan Perspektif Anom, SH,
Hukum Perjanjian di Indonesia MH

II-22
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.2 Research Gap

VARIABEL PENELITIAN
NO JUDUL PENAMBAHAN PENGURANGAN KETERLAMBAT CUACA/
KONDISI KESALAHAN PERUBAHAN PERMINTAAN PERUBAHAN
PENULIS TH. SCOPE SCOPE AN DARI KEJADIAN
LAPANGAN DESAIN DESAIN OWNER SPEK
PEKERJAAN PEKERJAAN KONTRAKTOR ALAM

Faktor Penyebab Terjadinya


Contract Change Order (Cco) Aceng 2016 √ √
5 Dan Pengaruhnya Terhadap Maulana
Pelaksanaan Proyek Kontruksi
Pembangunan Bendung
Kajian Contract Change Order
Pada Proyek Pembangunan Febrian 2016 √ √
6 Gedung SMA Keberkatan Fitriono
Olahraga di Minahasa
Analisis Faktor Penyebab Dan
Akibat Contract Change Order
Dzulqarnain 2017 √ √ √
7 Terhadap Biaya Dan Waktu
Pada Proyek Konstruksi Jalan
Di Sulawesi Selatan
Adi
Identifikasi Penyebab, Dampak,
Nugroho
Serta Analisis Faktor-faktor
Risiko Change Order Pada
Hudiono, 2017 √ √
8 AndreasF.V
Proyek Wisata Edukasi
Roy, Adrian
Akuarium di Jakarta
Firdaus

II-23
Bab II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.2 Research Gap

VARIABEL PENELITIAN
NO JUDUL PENAMBAHAN PENGURANGAN KETERLAMBAT CUACA/
KONDISI KESALAHAN PERUBAHAN PERMINTAAN PERUBAHAN
PENULIS TH. SCOPE SCOPE AN DARI KEJADIAN
LAPANGAN DESAIN DESAIN OWNER SPEK
PEKERJAAN PEKERJAAN KONTRAKTOR ALAM

Analisis Change Order Pada


Didik Muh. 2017 √ √ √ √ √ √
9 Proyek Konstruksi Bangunan
NS
Air Di Jawa Barat
Penyebab dan Pengaruh
Contract Change Order Pada Dewantoro,
Proyek Peningkatan Jalan (Studi Lendra, dan 2017 √ √ √ √ √ √
10 Abriyan
Kasus Paket Kegiatan Jalan
Pasar Panas-Bentot 2 Prayudi
Multiyears)
Analisis Pengaruh Contract
Change Order (CCO) Terhadap
Fitra Sani 2018 √ √ √ √ √
11 Biaya dan Waktu Pada Proyek
Tambunan
Gardu Induk PT. PLN (Persero)
Bontang Kalimantan Timur
Sumber : Olahan Penulis, 2018

II-24
Bab II Tinjauan Pustaka

2.7 Kerangka Berpikir

Identifikasi Masalah
1. Kondisi lapangan tidak sesuai dengan kontrak awal
2. Perubahan layout gambar dari gambar di kontrak awal
3. Keinginan dari pengguna jasa yang timbul selama masa konstruksi

Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya Contract Change Order
(CCO) dilihat dari segi biaya dan waktu?
2. Apa saja yang menjadi penyebab dominan yang mempengaruhi Contract
Change Order (CCO) dilihat dari segi biaya dan waktu?
3. Bagaimana pengaruh dari penyebab dominan terhadap kinerja proyek dari
segi biaya dan waktu

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Contract Change Order (CCO)
dilihat dari segi biaya dan waktu.
2. Untuk mengetahui penyebab dominan yang mempengaruhi Contract
Change Order (CCO) dilihat dari segi biaya dan waktu.
3. Untuk mengetahui pengaruh dari penyebab dominan terhadap kinerja
proyek dari segi biaya dan waktu

Studi Literatur

Analisis data dengan metode :


1. Metode Kualitatif
2. Metode Kuantitatif

1. Jurnal 1. Program SPSS 1. Kuesioner


2. Kuesioner 2. Wawancara pakar

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Berpikir


(Sumber : Olahan Penulis, 2018)

II-25
Bab II Tinjauan Pustaka

2.8 Hipotesa Penelitian

Akibat adanya Contract Change Order (CCO) pada pelaksanaan proyek Gardu Induk

Pt. PLN (Persero) Bontang Kalimantan Timur akan menyebabkan terjadinya perubahan

nilai kontrak, sehingga mempengaruhi volume Item Pekerjaan tersebut.

II-26

Anda mungkin juga menyukai