2019
TRAINING AND EDUCATION IR. H. DJUANDA (E-LEARNING)
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
Peraturan Perundang-Undangan Terkait Konstruksi Jalan Rel di Indonesia yaitu :
1. Peraturan Dinas No. 10 Th. 2008 Tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel dan
Penjelasan
2. Peraturan Pemerintah Perhubungan No. PM 60 Tahun 2012
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
4. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian
5. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 93 Tahun 2010 tentang Tenaga
Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian
6. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 95 Tahun 2010 tentang Tenaga
Perawatan Prasarana Perkeretaapian
Jalan kereta api beserta semua perlengkapannya harus selalu terpelihara, sehingga tiap-tiap
bagiannya dapat dengan aman dan nyaman dilalui dengan kecepatan yang diijinkan
Gambar 3.
Penampang Melintang Jalan
Rel pada Lengkung
Gambar 5
Penampang Melintang Jalur Rel pada Lengkungan Jalur Ganda
Tebal tanah dasar yang harus memnuhi harga CBR tersebut minimum 30 cm
Tanah dasar harus mempunyai daya dukung yang cukup. Menurut percobaan CBR (ASTM D. 1883)
kekuatan minimum adalah 8 % untuk tanah dasar.
Tebal tanah dasar yang harus memnuhi harga CBR tersebut minimum 30 cm
Tanah dasar (sub grade) dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan
yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi (dengan semen, kapur dan lain lain).
Ditinjau dari muka tanah asli, maka tanah dasar dibedakan atas :
a. Tanah dasar, tanah galian.
b. Tanah dasar, tanah urugan.
c. Tanah dasar, tanah asli
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung
tanah dasar.
FUNGSI :
1. Menyerap gaya – gaya rel dengan elastis dan menyalurkan ke bantalan. Daya jepit
vertical pada rel harus tetap kuat dalam segala kondisi, walaupun dalam keadaan aus,
dalam tahanan longitudinal untuk membatasi pemuaian pada RPM, dan untuk
menahan rel merayap.
2. Meredam sebanyak mungkin getaran dan pukulan akibat gerakan sarana.
3. Menahan lebar spoor dan kemiringan rel pada batas tertentu.
4. Mengisolasi aliran listrik dari rel ke bantalan terutama pada bantalan beton dan
besi.
Untuk berbagai kecepatan rencana besar jari-jari minimum yang diijinkan sebagai
tercantum pada daftar berikut.
o Pada lengkungan elevasi rel luar dibuat lebih tinggi dari pada rel dalam untuk
mengimbangi gaya sentrifugal yang dialami oleh rangkaian kereta.
o Peninggian rel dicapai dengan menempatkan rel dalam pada tinggi semestinya
dan rel luar lebih tinggi.
o Pada lengkung peralihan peninggian diatur berangsur dari 0 s.d. peninggian
yang disyaratkan.
o Peninggian maksimum ditetapkan = 110 mm
o Peninggian normal (hn) ditetapkan dengan rumus sebagai berikut :