Anda di halaman 1dari 97

E Learning

TRAINING AND EDUCATION IR. H. DJUANDA (E-LEARNING)


PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
pengoprasian KA rangkaian panjang

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Pengoprasian kereta api rangkaian panjang 4

Spesifikasi Teknis lok dan gerbong KKBW 9

Pengoperasian lokomotif 14

Menghidupkan Lokomotif 35

Lokomotif cc.202 dirangkai multiple unit. 43

Gerbong KKBW – INKA 53

Instruksi khusus operasi kereta api batubara rangkaian panjang 59

Merangkai lokomotif dengan gerbong kkbw. Batubara 71

Trouble shooting penanggulangan gangguan dilintas lokomotif cc.202 87

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Djoko Wijono
Januari 2014

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

KOMPETENSI AWAK SARANA PERKERETAAPIAN


I. STANDAR KOMPETENSI AWAK SARANA PERKERETAAPIAN, TERDIRI ATAS :

• Mengetahui dan memahami peraturan perundang - undangan atau Instruksi khusus terkait
dengan pengoperasian KA.rangkaian panjang;
• Mampu menilai sarana perkeretaapian siap untuk dioperasikan;
• Mengetahui dan memahami tata cara pengoperasian lokomotif dengan Multiple
Unit;Mengetahui, memahami prosedur penyusunan rangkaian KA.rangkaian panjang;
• Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur teknis dan administrasi
perjalanan kereta api;
• Mengetahui, memahami dan menguasai wilayah/lintas yang dilalui oleh KA.rangkaian
panjang.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) :

• Setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ini, peserta diharapkan dapat memahami
dan mengerti peraturan, prosedur dan tata cara mengoperasikan KA. rangkaian panjang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

III. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK) :

• Setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ini, peserta diharapkan mampu,
mengoperasikan KA.rangkaian panjang, dengan tepat dan benar sebagai awak sarana
perkeretaapian, sesuai ketentuan yang berlaku

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Pengoperasian KA.Rangkaian panjang


KEBERHASILAN PENGOPERASIAN KA.RANGKAIAN PANJANG SANGAT DIPENGARUHI
OLEH BEBERAPA FAKTOR DIANTARANYA ADALAH :

I. SUMBER DAYA MANUSIA


a.Kompetensi dan Tugas Pokok Awak Sarana
b.Pengetahuan Teknis Sarana Lokomotif dan Sarana Gerbong.
1. Lokomotif CC.202 ; Lokomotif CC.203/204; Lokomotif CC.205;
2. Gerbong KKBW 50 ton/GGW.30 ton.

II. PENGOPERASIAN KA. RANGKAIAN PANJANG.


a.Pemeriksaan pendahuluan Lokomotif CC.202
b.Pengendalian Mula Gerak (anzet); jalan taktis; dan Pengendalian pengereman

III. PRASARANA (JALAN REL)


a. Lereng Penentu (tanjakan, turunan, dan lengkungan)
b. Taspat (pembatas kecepatan)

IV. PERATURAN DINAS/INSTRUKSI KHUSUS OPERASI KERETA API BATUBARA


RANGKAIAN PANJANG.

V. LINGKUNGAN
a. Pemukiman
b. Persimpangan jalan sebidang
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

AWAK SARANA PERKERETAAPIAN

Adalah pegawai yang terdiri dari masinis dan asisten masinis.

MASINIS ASISTEN MASINIS

PD16A JILID.I BAB.1 PS.1 AYAT 10


PD16A JILID.I BAB.1 PS.1 AYAT 10
PD.19/I BAB.II. PS.7 AYAT 2.4
PD.19/I BAB.II. PS.7 AYAT 2.4

Adalah pegawai yang bertugas Adalah pegawai yang bertugas membantu


mengoperasikan kereta api dan langsiran masinis dalam mengoperasikan kereta api
serta sebagai pemimpin selama dalam dan langsiran.
perjalanan kereta api.
(PD 16 A / Jilid I Bab II Ps 6 Ayat 10)

Tugas masinis sebagai pemimpin meliputi :


 Memimpin awak sarana kereta api dan bertanggung jawab terhadap seluruh
rangkaian kereta api yang dibawanya.
 Mengerjakan pengisian LAPKA ( Laporan Kereta Api ).
 Mengawasi pemasangan & pencabutan semboyan yang diwajibkan pada kereta
api.
 Selalu berkomunikasi dengan PPKP ( Pengendali Perjalanan Kereta Api Pusat ).
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

SIKLUS WAKTU PEREDARAN


KA.BABARANJANG
WPI TLS WPK

RCD STOCK FILE


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

A. Dimensi
CC 202 D. Traksi motor dan Generator
1. Jumlah traksi motor 6
1. Lebar sepur (track 1067 mm
gauge) 2. Tipe motor traksi D.29
2. Panjang Body 17.67 mm 3. Gear ratio 63 : 14
3. Jarak antara alat 18.942 4. Tipe generator AR6QAD
perangkai mm -D14A
4. Lebar badan (body) 2.692 mm E. Performansi
5. Tinggi maksimuim 3.684 mm 1. Kecepatan maksimum 80
6. Jarak gandar 3.304 mm km/jam
2. Gaya tarik maksimum 17.640
7. Jarak antar pivot 11.582
(adhesi) kgf
mm
3. V min kontinyu 18
8. Diameter roda 1020 mm Pabrik : General km/jam
penggerak
9. Tinggi alat perangkai 775 mm
Motors 4. Jari – jari lengkung 150 m
terkecil
B. Berat Tahun : F. Kapasitas
1. Berat kosong 104 ton
1987/1990/2001 1. Bahan Bakar (HSD) 3.800 lt
2. Berat siap 108 ton
2. Minyak Pelumas 920 lt
3. Berat adhesi 108 ton Jumlah : 47 unit 3. Air pendingin 832 lt
C. Motor Diesel
4. Pasir 0,34 m3
1. Tipe 645E-16V
G. Lain – lain
2. Jenis 2 Langkah
1. Sistim rem Udara
– Engine
tekan,
Blower
dinamik,
parkir
3. Daya mesin 2.200 HP
2. Tipe kompresor Gardner
4. Daya ke generator / 2.000 HP Denver
converter WBO
10
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

A. Dimensi
CC 204 D. Traksi motor dan Generator

1. Lebar sepur (track 1067 mm 1. Jumlah traksi motor 6


gauge) 2. Tipe motor traksi 5 GE 761 A
9
2. Panjang Body 14.135
mm 3. Gear ratio 90:21
3. Jarak antara alat 15.214 4. Tipe generator GT 581
perangkai mm
E. Performansi
4. Lebar badan (body) 2.642 mm
1. Kecepatan maksimum 120
5. Tinggi maksimuim 3.637 mm km/jam
6. Jarak gandar 3.304 mm 2. Gaya tarik maksimum 14.500
(adhesi) kgf
7. Jarak antar pivot 7.680 mm
3. V min kontinyu 24
8. Diameter roda 914 mm Pabrik : General Electric km/jam
penggerak
4. Jari – jari lengkung 56,7m
9. Tinggi alat perangkai 775 mm Tahun : 2003/2011/2012 terkecil
B. Berat F. Kapasitas
Jumlah : 30 unit
1. Berat kosong 78 ton 1. Bahan Bakar (HSD) 3.028 lt
2. Berat siap 84 ton 2. Minyak Pelumas 984 lt
3. Berat adhesi 84 ton 3. Air pendingin 681 lt
C. Motor Diesel 4. Pasir 510 lt
1. Tipe GE 7 FDL G. Lain – lain
8
1. Sistim rem Udara
2. Jenis 4 langkah, tekan,
turbochar dinamik,
ger parkir

3. Daya mesin 2.150 HP


2. Tipe kompresor Gardner
4. Daya ke generator / 2.000 HP Denver
converter WBO
11
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

A. Dimensi
CC 205
1. Lebar sepur (track 1067 mm
gauge)
2. Panjang Body mm
3. Jarak antara alat 18.942 mm
perangkai
4. Lebar badan (body) 2740 mm
5. Tinggi maksimuim 3676 mm
6. Jarak gandar 3870 mm
7. Jarak antar pivot 10.575 mm

8. Diameter roda 1067 mm Pabrik : General Motors


penggerak
9. Tinggi alat perangkai 775 mm Tahun : 2011/2013
B. Berat
Jumlah : 50 unit
1. Berat kosong 100 ton
2. Berat siap 106.4 ton
3. Berat adhesi ton
C. Motor Diesel

1. Tipe 8-710G3B-
ES-T2

2. Jenis 2 langkah,
turbocharge
r
3. Daya mesin 2.200 HP
4. Daya ke generator / 2.000 HP
12
converter
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang
D. Traksi motor dan Generator
CC 205 1. Jumlah traksi motor 6
2. Tipe motor traksi A2916-8B
3 phase AC- parellel per Truck

3. Gear ratio 90:17


4. Tipe generator TA 12TBEB
Maks Potensial 2600 VDC.
Continous Current 860A

E. Performansi
1. Kecepatan maksimum 80 km/jam

2. Gaya tarik maksimum (adhesi) 578 kN/


Pabrik : General Motors 130.000
pounds
Tahun : 2011/2013 3. V min kontinyu km/jam
4. Jari – jari lengkung terkecil 56,7m
Jumlah : 50 unit
F. Kapasitas
1. Bahan Bakar (HSD) 3.800 lt
2. Minyak Pelumas 636 lt
3. Air pendingin 908 lt
4. Pasir 283 lt
G. Lain – lain
1. Sistim rem
Udara tekan, Dynamic, parkir

2. Tipe kompresor Gardner


Denver
WBO
13
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

Pengoperasian Lokomotif Diesel Elektrik

Sebelum melakukan pengoperasian lokomotif seorang masinis harus


mengetahui dan menguasai dengan benar mengenai :
• Nama peralatan/komponen lokomotif
• Letak dan fungsi komponen
• Cara memeriksa tingkat kecukupan pelumasan komponen, fluida
pendingin, dan bahan bakar
• Nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur yang ada di lokomotif
• Informasi yang diperlihatkan oleh indikator gangguan
• Posisi handel, skalar, switch, circuit braker, kran, dll. Dalam keadaan
normal dan atau darurat.
• Kelengkapan go-no-go item.
• Kelengkapan inventaris lokomotif

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Pengoperasian Lokomotif CC.202


• Lokomotif Diesel Electric General Motors Model G26 MC-2 seri CC.202, meng-gunakan
Mesin Diesel type 645E, 16 silinder, untuk menggerakkan Generator Utama dan
dilengkapai dengan Blower Engine.
 Tenaga listrik dari Generator Utama tersebut dialirkan ke Motor Traksi, melalui ruang
kontrol tegangan tinggi.
• Setiap dari 6 Motor Traksi menggerakkan langsung sepasang roda penggerak,
perbandingan roda gigi antara Motor Traksi dengan roda gigi pada poros roda
menentukan Kecepatan Maksimum Lokomotif.
• Lokomotif ini dirancang dan dilengkapi peralatan sedemikian rupa dimana bagian
ujung pendek ( Ruang Operator) disebut bagian depan
• Lokomotif ini tetap dapat dioperasikan pada 2 arah yang sama baiknya untuk operasi,
sebagai Lokomotif Tunggal maupun Ganda.
• Kepekaan terhadap reaksi Throttle sangat penting bagi masinis didalam meng-
operasikan KA.pada saat menghadapi jalan turunan atau tanjakan.
• Lokomotif ini digunakan untuk menarik Rangkaian KA.Batu Bara Rangkaian Panjang
(Babaranjang), yang beroperasi dengan kondisi “ SLOW SPEED DRUG SERVICE “,
memerlukan daya tarik yang tinggi.
• Dalam hal ini Masinis harus terbiasa dan terlatih terhadap reaksi Throtlle (gagang
Tenaga) pada saat Lokomotif beroperasi menarik rangkaian Kereta Api

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Pengoperasian Lokomotif CC.202

• Jika Masinis tidak mengetahui reaksi Lokomotif dengan gerakan throtlle,


maka akan terjadi kesalahan didalam pengoperasian Kereta Api. (
Rangkaian anjlok, lepas atau alat perangkai putus, dan kerusakan pada
Motor Traksi).

• Jika Lokomotif beroperasi secara Ganda (Multiple Unit), maka semua


peralatan dikontrol secara serentak melalui sambungan kabel ( Cable Jumper
) dari ruang Kontrol Lokomotif Penggerak ( Lokomotif yang dilayani ).

• Cara yang paling menguntungkan untuk memperlambat kecepatan KA,


adalah dengan menggunakan pengereman Dinamik (Dynamic Brake), dan
diikuti dengan penggunaan pengereman Udara Tekan (Air Brake), secara
kombinasi sehingga menghasilkan “ BALANCE SPEED “ atau “ KECEPATAN
KONSTAN “

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Bogie/Truck
Pemeriksaan
Perlu diperhatikan Tangki BBM
Rangka
beberapa hal sebelum Alat Tolak Tarik
Bawah
mengoperasikan Mekanik
lokomotif sesuai Pengereman
dengan peraturan
railroad. Pemeriksaan 1. Ruang Masinis
Rangka Atas 2. Ruang Motor
Diesel
3. Ruang Radiator/
Kompresor
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

Pemeriksaan volume bahan bakar Drain Fuel Tank Condensate

Membuang air Kondensasi

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Silinder Rem Mekanik Pengereman

Alat Tolak Tarik dan Slang Air Brake

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PEMERIKSAAN RANGKA ATAS

1. Pemeriksaan di Ruang Masinis

Peralatan pada ruang Masinis


Elektrical dan Kontrol

Electric Moduls
1. Modul AN.11 (Annunciator Modul)
2. Modul DP.11 (Dynamic Brake Protection
Modul)
3. Modul EL.11 (Excit limit Modul)
4. Modul WS.11 (Wheel Slip Modul)
5. Modul TH.13 (Throttle Modul)
6. Modul VR.14 (Voltage Regulator Modul)
7. Modul GX
8. Modul GV
9. Modul FP
10. Modul SE

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Meja pelayan Masinis ( Operator Control Stand )

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Komponen Pengendalian Stand Control (Meja Pelayanan)


Operator/ Masinis

1. Dual Ported Cut-out Cock 19. Throttle Handle


2. Katup Pengatur Tekanan Udara barisan 20. Directional (Reverser) Handle
kereta (Trainline Air Pessure 21. Attendent Call Push-button
Adjustment Valve Switch
3. Gagang Katup Rem Otomatis 22. Control dan Operating
(Automatic Brake Valve Handle) Switches
4. Cut-off Pilot Valve 23. Load Indicating Meter
5. Independent Brake Valve Handle (Ammeter)
6. Utility Radio Transceiver Control Unit 24. Dynamic brake Control Circuit
7. Dispatch Radio Transceiver Control Unit Breaker
8. Pace Setter Slow Speed Train Control 25. Class Lights Switch (depan)
Unit 26. Headlights Switch (depan)
9. Air Horn Control Valve (depan) 27. Speed Indikator
10. Air Horn Control Valve (belakang) 28. Gauge Lights Dimmer
11. Sanding Control Lever Switch Rheostat
12. Bell Ringer Valve 29. Vigilance Control “Reset” Foot
13. Indicating Light Panel Switch
14. Walkway & Gauge Lights Switches
15. Class Lights Switch (belakang)
16. Headlights Switch (belakang)
17. Duplex Air Pressure Gauges
18. Dynamic brake Handle

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PENGENDALI (CONTROLLER)
GAGANG REM DINAMIK
Mempunyai 2 kedudukan OFF & SET UP.
dengan rentang kendali dari kedudukan throttle
1 s/d 8 (full)

GAGANG TENAGA
Gagang tenaga mempunyai 9 kedudukan yaitu :
Idle, kedudukan 1 hingga 8 ditambah kedudukan
Stop, yg.cara mengerjakannya dgn. Menarik keluar
dan mengeser gagang tenaga kekanan, diluar
kedudukan Idle untuk mematikan semua Motor
Diesel Lokomotif yang terangkai dlm. Multiple Unit
atau Lokomotif sendirian.
GAGANG PEMBELIK ARAH
Gagang Pembalik Arah mempunyai 3 kedudukan yaitu
: Left (kiri), Neutral (tengah) dan Right (kanan). Jika
gagang berada pada posisi Neutral maka mekanik
akan mengunci dan mencegah pergerakan Gagang
Rem Dinamik dan Gagang Throttle.
Dalam kondisi seperti ini tidak ada aliran listrik dari
Generator ke Traksi Motor

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Panel Circuit Breaker Skakelar Batt & Fuse

1. Saklar Aux.Gen
2. Fuse Start 800 A
3. Saklar Utama Baterai
4. Peralatan Uji Fuse

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Panel Kontrol Motor Diesel (Engine Control Panel)


• Engine Control 1. Lampu uji
2. Lampu Ground Relay
3. Lampu Hot Engine
4. Lampu Governor Down
5. Lampu No Power/Charge
6. Lampu TMR Cut-Out
7. Outlet Teg.24VDC
8. Ammeter battery Charging
9. Saklar Lampu Ruang Mesin
10. Saklar Dynamic Brake Cut-Out
11. Saklar Ground Relay
12. Saklar Pemutus Otomatis Traksi
Motor
13. Saklar Emergency Fuel Cut-Off &
Engine Stop
14. Saklar Pemisah (Isolation Switch)
2 kedudukan : RUN dan START/
STOP/ISOLATE

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

wiper
GO NO GO ITEM Lampu kabin
headlight

Radio lok Deadman pedal


PA & stopblok
speedometer
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

2. Pemeriksaan di ruang Motor Diesel


PEMERIKSAAN VOLUME MINYAK PELUMAS GOVERNOR MOTOR DIESEL

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

FUEL SYSTEM

3 Months
60 psi Relief valve
Check
5 psi Check valve Every
Month

Drain water

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PEMERIKSAAN VOLUME MINYAK PELUMAS MOTOR DIESEL

Peringatan :

Jangan membuka tutup rumah Strainer


sewaktu mesin dalam keadaan hidup
Karena minyak panas dan bertekanan yang berasal
dari lubang-lubang tersebut dapat mengakibatkan
kecelakaan

Permukaan minyak pelumas harus dijaga antara


tanda Full dan Low pada dipstick sewaktu mesin
dalam keadaan hidup (putaran idle)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

OIL BATH FILTER


OIL SYSTEM

OilOil
Lube Filter
FilterPressure

Tinggi permukaan minyak pelumas


• Replace Filter Elements At: setelah 30 menit MD dimatikan, tinggi
345 kPa (50 psi) Throttle 8 permukaan minyak pelumas, harus
(Most Reliable) berada ditengah garis duga
105 kPa (15 psi) Idle

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Low Water Pressure Detector


(1 Month)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang
3. Pemeriksaan di Ruang Radiator/Kompresor
Pressure Cap akan membuka pd.tek. 48
kPa. (7 Psi), untuk membebaskan
tek.berlebih dan mencegah kerusakan
pd. Kom-ponen sistem pendingin

Water Level

Tanda ini dipasang


berdekatan dengan Gelas
duga air pendingin yang
menunjukkan minimum
dan maksimum
permukaan air pendingin
pada saat mesin bekerja
atau mati

• Pressurized System = Higher Boiling Point Permukaan air ini


• Pressure Cap Must Be Installed tidak boleh berada
• Water Loss Should Be Minimal dibawah Tanda Low
pada saat mesin mati.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

TEMPERATURE SWITCH
OPERATION
(ONE YEAR)
Hot Engine (Mesin Panas)
Mengingatkan kpd.masinis
bahwa air pendingin mesin
telah mencapai suhu yang
berlebihan, apabila
beroperasi pd.throtle 7/8,
alarm akan berbunyi dan
secara otomatis putaran
mesin dan beban turun
pd.putaran nocth 5/6

TA: 174°F (79°C) 159°F (71°C)


TB: 190°F (88°C) 175°F (79°C)
ETS: 208°F (98°C) 198°F (92°C) = Throttle Limit & HOT ENGINE Light

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang
Air Compressor

Air Compressor Gardner


Denver
Model : WBO Type : 2 Stage
Jumlah Silinder : 3, Pen-
dingin air
Kapasitas pd.900rpm
7.19m3/min (253 Ft3 /min)
Kapasitas Minyak Pelumas : 13
liter

Saklar kontrol kompresor

Check Operation of Compressor


Check Oil Level (1 Month) Control Switch (CCS)
Change Oil (6 Months)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

ENGINE Isolation Switch = Start


CONTROL Select TM = Motor All In
Skakelar Ground = Tertutup

FUSE & SWITCH Skakelar Baterai = Tertutup


ENGINE PANEL Fuse = Berfungsi & Baik
START

MAIN Black Board = On


White Board = On, tergantung
Motor Start tdk.diijinkan CIRCUIT BREAKER kepentingan
Memutar MD.> 20 detik
Bila gagal tunggu selama
120 detik Skakelar Control & Fuel Pump = On
Skakelar ER & Gen.Field = Off
OPERATOR’S Skakelar DMP = On
CONTROL STAND Throttle Handle = Idle
Reverser = Netral
Automatic Brake = Release
Independent Brake = Full
Application
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

ENGINE CONTROL MAIN


CIRCUIT BREAKER
ENGINE START

Fuel Rack

OPERATOR’S
CONTROL STAND FUSE & SWITCH PANEL

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Fuel Primary Engine Start Switch

1. Kedudukan Fuel
Prime
2. Kedudukan Engine
Start
3. Kedudukan Tengah
(OFF)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Pengukur Beban Arus Listrik


Perhatian
Perhatikan Instruksi pemakaian Pembatas Waktu
Singkat yang berkaitan dgn.putaran rendah
pd.kedudukan Gagang Throttle 8

Pengukur Beban arus ini mendeteksi besarnya arus


listrik dari MG. yang digunakan oleh TM.
Pembacaan pd.Beban Arus Listrik hrs.dikalikan
dgn.faktor pengali tsb.adalah 6 untuk menentukan
besarnya arus listrik yang dikeluarkan oleh MG.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PENGUKUR UDARA TEKAN

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

BRAKE HANDLE

Fungsi : Sebagai alat bagi masinis untuk


menggerakkan brake valve

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

POSISI AUTOMATIC BRAKE HANDLE


CUT OFF PILOT VALVE

OUT

FRT
FRT

PASS

Dual Ported
Fungsi ; Sebagai pemutus Cutout Cock
hubungan aliran udara antara
bake valve dan brake pipe
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

TRAKSI GANDA DENGAN MU


KERETA API YG DILAYANI OLEH DUA LOKOMOTIF ATAU LEBIH,
DIRANGKAI BERURUTAN, DGN PERLENGKAPAN YG SEJENIS
DIRANGKAI JADI “ 1 ” DAN DIOPERASIKAN OLEH 1 ORANG
MASINIS, DILOKOMOTIF DEPAN

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

LOKOMOTIF CC.202
DIRANGKAI MULTIPLE UNIT.

PERHATIKAN : SAMBUNGAN SELANG AIRBRAKE MENYILANG


KARENA UJUNG PENDEK DIRANGKAI DENGAN UJUNG PANJANG

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PERSIAPAN MERANGKAI LOKOMOTIF MULTIPLE UNIT

Lokomotif Lokomotif
B A

Bilamana merangkai Lokomotif secara Multiple Unit prosedur yang harus dilakukan sbb:
1. Gandengkan lokomotif dan rentangkan alat perangkai untuk meyakinkan alat perangkai telah terkunci
dengan benar.
2. Pasang kabel kontrol antar Unit/Lokomotif,
3. Hubungkan plat jembatan antar Lokomotif bila dilengkapi dan hubungkan rantai pengaman,
4. Lakukan pemeriksaan awal sesuai prosedur.
5. Hubungkan selang udara, tekan untuk :
a. Tangki Induk (Main Reservoir)
b. Tangki penyama (Equalizing Reservoir)
c. Pipa udara Act (Acuating pipe)
d. Pipa udara tekan (Brake pipe).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Persiapan Merangkai Lokomotifpengoprasian
SecaraKA rangkaian panjang
Multiple Unit

“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.

6. Peralatan pada Kabin Masinis


“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.

• Handel Rem Otomatis Handel posisi Running Handel dilepas


• Handel Rem Independent Handel posisi Running Handel dilepas
• Katub Cut-Off In Out
• Dead Engine Device Cock Tertutup Tertutup
• MU2A Valve Terbuka (Lead/Dead) Tertutup (In Trail)
• Console Switches On On
• Isolation Switch Run Run
• Overspeed Cutout Cock Terbuka Terbuka
• Deadman Cutout Cock Terbuka Terbuka
• Pembalik Arah Maju/mundur Dicabut/lepas.
• Skakelar Baterai Tertutup Tertutup

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Persiapan Merangkai Lokomotifpengoprasian
SecaraKA rangkaian panjang
Traksi Ganda

“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.

Didalam melakukan pengoperasian lokomotif traksi ganda, pada lokomotif


Bagian belakang dilakukan :

1. Pengosongan tekanan udara pada pipa rem, dengan handel rem otomatik dan
menempatkan kran cut-out pilot valve pada posisi out
2. Kembalikan handel rem otomatik dan independet keposisi release
3. Tempatkan kran multiple unit (dual ported cutout cock)pada posisi lead,
penggunaan handel throtle secara normal, tetapi rem otomatik dikontrol
Dari lokomotif depan.
Pengerjaan rem otomatis dalam keadaan darurat dapat dilakukan dari
Rem otomatik lokomotif belakang.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Persiapan Merangkai Lokomotifpengoprasian
SecaraKA rangkaian panjang
Traksi Ganda

“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.

4. Peralatan pada Kabin Masinis


“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.
• Handel Rem Otomatis Handel posisi Running Handel posisi Running
• Handel Rem IndependenT Handel posisi Running Handel posisi Running
• Katub Cut-Off In Out
• Dead Engine Device Cock Tertutup Tertutup
• MU2A Valve Terbuka (Lead/Dead). Terbuka (Lead/Dead)
• Console Switches On On
• Isolation Switch Run Run
• Overspeed Cutout Cock Terbuka Terbuka
• Deadman Cutout Cock Terbuka Terbuka
• Pembalik Arah Maju/mundur Disesuaikan dgn arah
Lok depan
• Skakelar Baterai Tertutup Tertutup
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasianUNIT
PINDAH MEJA PELAYANAN LOKOMOTIF MULTIPLE KA rangkaian panjang

“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.

Jika lokomotif digandeng secara multiple unit terdiri dari dua lokomtif atau lebih untuk pindah
pelayanan lakukan prosedur sebagai berikut :

1. Lokomotif yang di cut-out ( lokomotif depan)


a. Tempatkan handel rem otomatik pada posisi service dan lakukan sampai terjadi penurunan
tekanan udara hingga 20 psi.
B. Setelah saluran udara keluar dari rem berhenti pindahkan cut-off pilot valve pada kedudukan
off.
C. Tempatkan handel rem independent pada posisi full release.
D. Tempatkan multiple unit valve (dual ported cutout cock) pada posisi trail
E. Handel rem otomatik dalan posisi lepas (handle off).
F. Handel rem dinamik pada posisi off dan handel throtle pada posisi idle.
G. Handel pembalik arah pada posisi netral dan dicabut
H. Tempatkan semua skakelar pada posisi off, skakelar-skakelar : control, gen-field, engine run,
pada posisi off.
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian
PINDAH MEJA PELAYANAN LOKOMOTIF MULTIPLE KA rangkaian panjang
UNIT

“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.

I. Pada panel kontrol motor, tempatkan skakelar lampu sorot pada kedudukan yang sesuai
Untuk dioperasikan sebagai lokomotif belakang
J. Setelah semua langkah persiapan selesai dilakukan, pindah kabin pada lokomotif yang
Sebelumnya sebagai lokomotif belakang dan akan difungsikan sebagai lokomotif depan yang
Dilayani oleh masinis dapat dilaksanakan.
K. Handel pembalik arah pada posisi netral dan dicabut
L. Tempatkan semua skakelar pada posisi off, skakelar-skakelar : control. Gen-field, engine run
Pada posisi off.
M. Pada panel kontrol motor, tempatkan skakelar lampu sorot pada kedudukan yang sesuai
untuk dioperasikan sebagai lokomotif belakang

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang
PINDAH MEJA PELAYANAN LOKOMOTIF MULTIPLE UNIT

“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.

Jika lokomotif digandeng secara multiple unit terdiri dari dua lokomtif atau lebih untuk pindah
Pelayanan lakukan prosedur sebagai berikut :

2. Lokomotif yang di cut- in ( lokomotif belakang )


a. Pastikan dimeja pelayan bahwa gen-field pada posisi off
b. Masukan handel pembalik arah dan tempatkan pada posisi netral
C. Tempatkan handel rem otomatik pada posisi suppresion
d. Pasang handel rem independent jka sebelumnya dilepas dan gerakkan handel keposisi full -
application.
E. Tempat cut-off pilot valve pada posisi in, pada lokomotif yang dilengkapi kran cut off pilot
Valve tiga kedudukan tempatkan valve tsb.Pada kedudukan frt, pass, tergantung pada rangkai
An yang dibawa.
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang
PINDAH MEJA PELAYANAN LOKOMOTIF MULTIPLE UNIT

“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.

F. Tempatkan multiple unit valve ( dual ported cutout cock ) pada posisi lead.
G. Pada panel kontrol motor, tempatkan skakelar kontrol lampu sorot pada kedudukan yang
sesuai arah lokomotif dan skakelar lainnya pada kedudukan on sesuai dengan yang
Diinginkan
H. Tempatkan skakelar engine run, control & fuel pump, gen-field pada posisi on, skakelar
lainnya
pada kedudukan on sesuai dengan yang diinginkan

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang
Persiapan Merangkai Lokomotif dingin Secara Traksi Ganda

“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif pengikut.


JIKA LOKOMOTIF YANG DILENGKAPI DENGAN UDARA TEKAN DITEMPATKAN DIDALAM RANGKAIAN DAN HARUS
DITARIK, PENGATURAN PERALATAN PENGEREMAN UDARA DAN KONTROL HARUS DILAKUKAN :
BUKA CUT-IN ENGINE FEATURE DEGAN MEMUTAR CUTOUT-COCK PADA POSISI OPEN (DENGAN SUDUT 90º
DARI PIPA). KRAN DEAD ENGINE COCK TERLETAK DI RAK PERALATAN PENGEREMAN

Peralatan pada Kabin Masinis


“ A “ Lokomotif yg.dilayani. “ B “ Lokomotif dingin.

• Handel Katub Rem Otomatis Handel posisi Running Handel dicabut


• Handel Katub Rem Independen Handel posisi Running Handel dicabut
• Katub Cut-Off In Out
• Dead Engine Device Cock Tertutup Terbuka
• MU2A Valve Terbuka (Lead/Dead). Tertutup (In Trail)
• Console Switches On On
• Isolation Switch Run Isolate
• Overspeed Cutout Cock Terbuka Tertutup
• Deadman Cutout Cock Terbuka Tertutup
• Pembalik Arah Maju/mundur Dicabut
• Skakelar Baterai Tertutup Terbuka
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

SPESIFIKASI TEKNIK GERBONG KKBW


KAPASITAS
Kuat muat maksinum 55.000 kg
Volumetrik 78 m3
Berat kosong 18 – 20 ton
Beban gandar 18 ton

DIMENSI
Panjang antar ujung 14.062 mm
gerbong
Panjang antar alat 14.862 mm
perangkai
Lebar 3.000 mm
Tinggi dari kepala rel 3.016 mm
Fix Coupler dan Rotary
Tinggi alat perangkai 770+15/-0 mm Alat tolak-tarik Coupler atau Double
Rotary Coupler
Jarak antar pusat bogie 10.830 mm Tanpa dilengkapi Rantai
Jarak sumbu roda bogie 1.067 mm Pengaman
Diameter roda 850 mm
Bogie Dilengkapi dengan
PERFORMANSI Empty Load Device
Kecepatan 80 km/jam

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

SPESIFIKASI TEKNIK GERBONG KKBW


BOGIE
Jenis Barber S2-HD
Jenis roda Solid Roiled Steel
Wheel Class C
Gandar Baja tempa pejal
(grade F)
Diameter center 305 mm
plate
Bolster Dilengkapi dgn dead
lever bracket
Bantalan rol Catridge type
tapered roller
bearing 2x10” ARR.
Spring 4 outer load coil
3 inner load coil
2 outer load coil
B.432
Block Shoe 8 bh
Tinggi side frame 150 mm
pd kop rel
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

GERBONG KKBW GERBONG KKBW


MASING-MASING MEMPUNYAI ALAT
MASING-MASING MEMPUNYAI ALAT PERANGKAI PUTAR ( ROTARY
PERANGKAI PUTAR ( ROTARY COUPLER ) DAN ALAT PERANGKAI TETAP (FIX
COUPLER ) COUPLER)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Menyusun Rangkaian Kereta Api Barang Yang Memakai Alat


Perangkai Putar
1. Untuk keperluan membongkar muatan batu bara pada instalasi penumpahan putar
(Rotary Car Dumper), kereta api batu bara rangkaian panjang (Babaranjang) harus
terdiri dari gerbong batu bara yang dilengkapi alat perangkai putar (Rotary Automatic
Coupler).
2. Susunan rangkaian kereta api angkutan batu bara dengan alat perangkai putar adalah
sebagai berikut :
a. Rangkaian kereta api harus terdiri dari :
1) gerbong KKBW yang menggunakan alat perangkai putar tunggal (Single Rotary
Automatic Coupler), yaitu gerbong KKBW yang salah satu ujung dari gerbong
tersebut dilengkapi dengan alat perangkai yang bisa berputar dan pada ujung
yang lainnya dilengkapi dengan alat perangkai tetap (Fixed Automatic
Coupler), dan ;
2) salah satu diantaranya menggunakan gerbong KKBW dengan alat perangkai
putar ganda (Double Rotary Automatic Coupler), yaitu gerbong KKBW yang
kedua ujungnya dilengkapi dengan alat perangkai putar.
b. Penempatan gerbong KKBW dengan alat perangkai putar ganda pada susunan
rangkaian kereta api, tergantung kepada susunan gerbong KKBW dengan alat
perangkai putar tunggal (lihat gambar).
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PERATURAN OPERASIONAL
KA.BATUBARA RANGKAIAN PANJANG

INSTRUKSI KHUSUS OPERASI KERETA API BATUBARA


RANGKAIAN PANJANG
DI
DIVRE III SUMATERA SELATAN

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

INSTRUKSI KHUSUS OPERASI


KERETA API BATU BARA RANGKAIAN PANJANG
• Maksud : 1. Melengkapi R.19
2. Juklak Operasi KA
3. Dasar untuk melaksanakan tugas

• Tujuan : AMAN, TEPAT dan LANCAR, Sehingga


- WP Tidak dilampaui
- Tidak mengganggu Ops. KA Lain
- Jadwal Pemuatan / Pembongkaran tidak dilampaui.

• Lingkup Berlakunya
Dari Tambang Bukit AsaM, (Tanjungenim) Ke Pelabuhan Batu Bara di Tarahan
PP.

• Dasar Peraturan
- R. 19, R. 8
- Maklumat – maklumat Kaperjanka
- Maklumat Khusus Kaperjanka
- Sumbangan Pikiran dari CPCS

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

• Arti

1. Kereta Api Batu Bara Rangkaian Panjang adalah :


Kereta Api Batu Bara antara Tanjungenim ke Tarahan pp. dengan rangkaian :
40KKBW + 1KABUS ditarik 2 Lok MU
panjang rangkaian : 500 s/d 650 meter, berat rangkaian : 1600 s/d 2900 ton.

2. Stasiun Emplasemen panjang adalah Stasiun dengan panjang sepur kereta api
800 m atau lebih.

3. Lingkar Tambang ( mine loop ) adalah jalan kereta api melingkar yang terletak
di tambang batubara Bukit Asam, dimulai dari wesel pertama arah masuk
tambang sampai ke wesel pertama lagi.

4. Sepur penghubung ( mine lead) : adalah jalan kereta api yang terletak diantara
wesel masuk kearah tambang dari sepur raya di km.8,7 Muaraenim –
Tanjungenim
5. Kabus : adalah Gerbong untuk tempat Kondektur dan Pelayan KA yang
ditempatkan diakhir rangkaian.

6. Multiple Unit : adalah dua Lokomotif atau lebih yang dioperasikan secara
bersama dan dilayani oleh seorang masinis.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PERATURAN KHUSUS RANGKAIAN KERETA API


NO POKOK KA.BARANG BIASA KA.BABARANJANG
(INSTRUKSI KHUSUS)
1 PRIORITAS KA. KA.Barang dibawah Sama dengan KA “Sriwijaya”
KA.Penumpang (Insus Bab.III butir 1 )
(R.19/1.Bab.IV Pasal 35)

2 RANTAI Harus digandengkan Tidak dilengkapi


PENGAMAN ( Instruksi Direkka (Insus Bab.III butir 2 )
no.4/78 tgl.27/11/1978 )

3 JUMLAH GANDAR Maksimum 160 gandar 140 s/d 164 gandar


(R.8 Bab.IV Pasal 4 ayat ( Insus Bab.III butir 3)
A,B) (Inopsus : 06/OP/KP3/85 )

4 BERAT MUAT (BM) BM : 30 TON BM : 52 TON


KM : BM+5% = 31,6 TON KM :BM+5% = 64.5 TON
(Inopsus : 08/OP/KP3/85)

5 BERAT KA. 750 S/D 900 TON 1600 s/d 2800 TON
R.8 Bab.IV pasal 5 ayat 1 (Insus Bab.III butir 5 )
(Inopsus :07/OP/KP3/85 )

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PERATURAN KHUSUS RANGKAIAN KERETA API


NO POKOK KA.BARANG BIASA KA.BABARANJANG
(INSTRUKSI KHUSUS)

6 PANJANG 200 S/D 400 Meter 500 S/D 650 Meter


RANGKAIAN R.8 Bab.III Pasal 2 ayat 2 (Insus Bab.III butir 6 )
Panjang Gerbong 13 Panjang Gerbong 15 Meter
Meter

7 PEMINDAHAN Paling jauh sampai Dapat melampaui peralihan


PERSILANGAN peralihan kawat B. kawat B.
( R19.1 Bab.IV Pasal 37 (Inopsus :03/OP/KP3/1985 )
ayat 2A )

8 STASIUN Dalam Gapeka dengan Stasiun Emplasemen Panjang


PEMERIKSA garis bawah tebal. (Inopsus :05/OP/KP3/1985)
( R.19/1 Bab.I Pasal 5
Huruf A )

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

TATA CARA PERCOBAAN REM UDARA TEKAN


NO R.16A BAB.X NO INSTRUKSI OPERASIONAL
PASAL.83 AYAT 3 KHUSUS
NO.09/OP/KP3/1985

1 PEG. PUG.MEMASANG MANOMETER 1 PEG. PUG.MEMASANG MANOMETER


TEK.UDARA DIAKHIR RANGKAIAN & TEK.UDARA DIAKHIR RANGKAIAN &
DICATAT. DICATAT.
2 PEG. PUG.MEMBERI TANDA DGN. 2 PEG. PUG.MEMANGGIL MASINIS DGN.
BENDERA KUNING(MALAM HARI PSWT. HT. MASINIS MENJAWAB.
DGN.LISAN)
3 MASINIS MEMBERI TANDA DGN. 3 PEG.PUG.MEMBERITAHUKAN
SULING LOK, MULAI PERCOBA- DIMULAINNYA PERCOBAAN
AN PENGEREMAN. PENGEREMAN. MELALUI
PESAWAT HT.
4 PEG. PUG..MENCATAT LAGI TEK. UDARA 4 MASINIS MENJAWAB DGN. SULING LOK,
DIAKHIR RANGKAIAN. MULAI PERCOBAAN PENGEREMAN
5 PEG. PUG. MEMERIKSA SEMUA REM 5 PEG. PUG..MENCATAT LAGI TEK.UDARA
BLOK DIAKHIR RANGKAIAN
6 KALAU HASILNYA BAIK, PEG.PUG. 6 PEG.PUG.MEMERIKSA SEMUA REM
MEMBERI TANDA DGN.BENDERA BLOK.
KEDUA (MALAMHARI SECARA LISAN)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

NO R.16A BAB.X NO INSTRUKSI OPERASIONAL


PASAL.83 AYAT 3 KHUSUS
NO.09/OP/KP3/1985

7 MASINIS HARUS MELIHAT TANDA 7 KALAU HASILNYA BAIK PEG.


BENDERA/PEMBERI TAHUAN SECARA PUG.MEMANGGIL MASINIS & MASINIS
LISAN. MENJAWAB

8 PEG.PUG. MELEPAS MANOMETER. 8 PEG..PUG..MEMBERITAHU-KAN HASILNYA.

9 PERCOBAANPENGEREMAN DISAKSIKAN 9 MASINIS MENJAWAB MENGERTI DAN


OLEH PPKA.& KP. DAN DICATAT SUDAH DICATAT.
DLM.LAPKA.

10 PEG.PUG. MELEPAS MANOMETER.

11 SEMUA PEMBICARAAN DIDENGAR OLEH


PPKA. DAN KP. & DICATAT DLM.LAPKA.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

TATA CARA MEMBERANGKATKAN KERETA API


NO R.19 JILID I BAB.III NO INSTRUKSI OPERASIONAL
PASAL 21 AYAT 5, 6, 7, 8 KHUSUS
NO.01/OP/KP3/1985
1 PPKA.MEMPERLIHATKAN S.40 KPD. MENGGUNAKAN PESAWAT HT./RADIO.
KONDEKTUR PEMIMPIN (KP).
2 KP. MEMBERI PERINTAH BERANGKAT 1 - PPKA. MEMANGGIL KP.
DENGAN SULING MULUT ( S. 41 ) - KP. MENJAWAB.
- PPKA MEMBERI IJIN BERANGKAT
- KP.MENJAWAB.
3 MASINIS MEMBERANGKATKAN KA. SETELAH 2 - KP. MEMANGGIL MASINIS
MENDENGAR SULING MULUT (S.41) DARI - MASINIS MENJAWAB
KP. & MELIHAT S.40 DARI PPKA. - KP. MEMERINTAHKAN BERANGKAT
- MASINIS MENJAWAB
4 MASINIS MEMBUNYIKAN SEMBOYAN 35 3 -- PPKA.MENUTUP PEMBICARAAN
SEBAGAI TANDA MENGERTI -- MASINIS MEMBUNYIKAN SEMBOYAN 35

5 MASINIS MEMBERANGKATKAN KA. 4 -MASINIS MEMBERANGKATKAN KA.

SETIAP MENGAKHIRI PEMBICARAAN HARUS DITUTUP


DALAM HAL RADIO KOMUNIKASI TIDAK DAPAT DGN.KATA “ GANTI “, SEBAGAI TANDA MEMPERSILAH –
BEKERJA, TATACARA MEMBERANGKATKAN KERETA KAN LAWAN BICARANYA UNTUK
API KEMBALI PADA KETENTUAN YANG TERMAKSUD MENJAWAB,
DALAM R.19/I BAB.III PS.21. DAN SEBAGAI PENUTUP DARI SUATU PERTUKARAN
BERITA HARUS DIUCAPKAN KATA “ SELESAI “

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang
TATA CARA MEMBERIKAN BENTUK PTP
( PEMINDAHAN TEMPAT PERSILANGAN )
NO R.19 JILID I BAB.IV. NO INSTRUKSI OPERASIONAL KHUSUS
PASAL 37 AYAT 1 S/D 14 NO.04/OP/KP3/1985

1 PPKA. MENULIS PTP. RANGKAP 3 1 PTP. DITULIS OLEH PPKA, MASINIS DAN KP.
-. ASLI UNTUK MASINIS
-. DWILIPAT UNTUK KP.
-. TRILIPAT UNTUK ARSIP
2 2 PPKA. MEMERINTAHKAN PENULISAN PTP,
MELALUI PESAWAT HT.

3 3 -. PPKA.MEMANGGIL KP & MAS.


-. MAS. MENJAWAB
-. KP. MENJAWAB.
4 4 -. PPKA. MEMBACAKAN ISI PTP
-. MAS. MEMBACAKAN ULANG
-. KP. MEMBACA ULANG

5 5 . PPKA. MEMBERI TANDA


MENGERTI DAN MENUTUP PEMBICARAAN

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

TATA CARA MEMASUKAN KERETA API


(MEMBERI WARTA MASUK)
NO R.19 JILID I BAB.III. NO INSTRUKSI OPERASIONAL
PASAL 18, AYAT 30 KHUSUS
NO.02/OP/KP3/1985
1 PPKA. MELIHAT KA. TELAH 1 MENGGUNAKAN PESAWAT HT.
MASUK DAN MEMBAWA MENANYAKAN TENTANG
SEMBOYAN 21 SEMBOYAN 21 KEPADA KP.

2 SINYAL MASUK TELAH 2 -. PPKA. MEMANGGIL KP.


DINORMALKAN -. KP. MENJAWAB
-. PPKA. MENANYAKAN S21
-. KP. MENJAWAB
-. PPKA. MENJAWAB DAN
MENUTUP PEMBICARAAN.
3 KA. TIDAK MEMBAWA 3 -. KA. TIDAK MEMBAWA S.31
SEMBOYAN 31 ATAU ATAU MEMBUNYIKAN S.39
MEMBUNYIKAN SEMBOYAN 39
-

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

MERANGKAI LOKOMOTIF DENGAN GERBONG KKBW.


BATUBARA
Lokomotif yang digandengkan ke
rangkaian harus dilakukan
pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan dilakukan untuk
melihat apakah alat perangkai
telah terkunci, dengan mere-
gangkan alat perangkai.
2. Hubungkan slang air brake
3. Buka kran pipa pengereman pada
lokomotif secara perlahan (untuk
mencegah terjadinya kejutan yang
mengakibatkan terjadinya
pengereman darurat) dan buka
kran pipa udara pada rangkaian.
4. Lakukan pengisian udara tekan
pada rangkaian dengan prosedur
sebagai berikut :

a. Tempatkan Skalar Gen-Field pada posisi OFF.


b. Tempatkan Gagang Pembalik Arah pada posisi Netral
c. Gerakan Gagang Throttle pada kedudukan yang lebih tinggi, sesuai kebutuhan untuk
menaikkan putaran Motor Diesel yang akhirnya juga akan menaikkan output udara
kompresor.
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

Sebelum menjalankan lokomotif dengan tenaga sendiri hal-hal yang perlu


Diperhatikan adalah sbb :
1.1. Yakinkan bahwa tekanan udara pada tangki induk dalam keadaan
normal.
1.2. Periksa bekerjanya rem lokomotif dan melepasnya rem berlangsung
Dengan semestinya
1.3. Lepas rem tangan lokomotif dan ganjal roda bila ada.

Mula gerak ka.Rangkaian panjang

Mula gerak didalam pengoperasian ka.Rangkaian panjang tergantung dari


beberapa faktor yang disesuaikan dengan daya tarik lokomotif diantaranya :

 Berat dan panjang rangkaian ka.


 Cuaca
 Lereng penentu (tanjakan/turunan)
 Lengkungan
 Kondisi jalan ka
 Jumlah kelonggaran alat perangkai

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

MULA GERAK KA.BATU BARA RANGKAIAN PANJANG

Prosedur yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :


1. Tempatkan Skakelar Pemisah (Isolation Switch) pada posisi RUN.
2. Pindahkan Gagang Pembalik Arah pada posisi yang diinginkan, yaitu MAJU
atau MUNDUR
3. Tempatkan Skakelar Engine Run dan Lapang Generator pada posisi ON
4. Lepaskan ( Release ) kedua Gagang Rem Automatic & Independent Brake
5. Tekan Deadman Pedal, jika dilengkapi
6. Gerakan throttle satu tingkat setiap beberapa detik (bertahap), pembebanan
dapat terbaca pada petunjuk meteran beban ( Load Indicating Meter).
7. Kurangi throttle satu tingkat atau lebih, bilamana percepatannya terlalu cepat.
8. Setelah rangkaian KA.tertarik, lanjutkan penggunaan throttle sesuai dengan
yang diinginkan.

Setelah Lokomotif bergerak dengan kecepatan yang diinginkan sesuai tabel


kereta api, maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Selalu memperhatikan Load Meter dan kedudukan GagangThrottle pada saat
menarik beban rangkaian.
2. Selalu memperhatikan semboyan tetap atau rambu-rambu yang
terpasangdijalur KA, sesuai catatan pada laporan harian masinis.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

3. Selalu memperhatikan meteran-meteran pada manometer udara tekan, dan


pengisian baterai, serta isyarat yang ditampilkan oleh alat pengaman.
4. Gerakan Gagang Throttle pada kedudukan 1, 2, 3, dan seterusnya sesuai
dengan yang diinginkan untuk menggerakkan lokomotif sesuai kecepatan
yang diijnkan, dan harus pada kedudukan idle sebelum sampai pada tempat
penghentian
5. Gagang Pembalik Arah hanya boleh dipindahkan untuk mengubah arah
Lokomotif jika benar-benar telah berhenti.

• Sistim pengereman listrik ini hanya digunakan untuk mengerjakan rem pada
Lokomotifnya sendiri, dengan cara merubah rangkaian listrik pada motor traksi,
yang pada awalnya merupakan motor listrik diubah menjadi terpisah antara rotor
dan field.
• Rotor diputar roda sedangkan field dihubung seri selanjutnya mendapat arus
dari generator, motor traksi berubah menjadi generator sehingga memerlukan
tenaga untuk berputar dan tenaga untuk berputar diambilkan dari putaran roda.
• Karena putaran roda diambil untuk memutar motor traksi yang sudah berubah
fungsi dan harus melawan medan magnit yang ditimbulkan oleh field yang
sudah terpisah tadi, maka putaran roda makin lama akan menjadi pelan, yang
merupakan pengereman

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PROSEDUR PENGEREMAN DINAMIK


1. Gagang Pembalik Arah pada posisi arah lokomotif bergerak.
2. Gagang Throttle dikembalikan ke posisi Idle, tunggu selama 10 detik, sebelum
melakukan pengereman dinamik.
Catatan :
Tenggang waktu 10 detik harus dilakukan, sebelum Gagang Rem
dinamik dipindahkan ke posisi SET-UP, tenggang waktu pengereman
terjadi secara otomatis.
3. Pindahkan Gagang Rem Dinamik ke posisi SET-UP. Posisi ini menetapkan sirkuit-
sirkuit pada pengereman dinamik, hal ini perlu diketahui, bahwa usaha
pengereman dinamik akan terjadi dari tenaga pengereman, seperti ditunjukan
oleh arus beban pada load meter.

4. Setelah bagian rangkaian KA. yang renggang merapat, gagang Rem Dinamik
dipindahkan dari posisi SET-UP ke posisi 1 dan seterusnya secara bertahap untuk
mengontrol pengereman, dan perlu diperhatikan bahwa putaran motor diesel
secara otomatis meningkat.

5. Usaha pengereman dapat ditingkatkan secara bertahap, jika diinginkan dengan


memajukan Gagang Rem Dinamik ke posisi FULL 8.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

PROSEDUR PENGEREMAN DINAMIK

6. Arus pengereman maksimum dapat terjadi pada kedudukan gagang rem


Dinamik teratas (8), dengan rentang kedudukan yang lebar memungkinkan
kekuatan pengereman akan naik sesuai dengan bertambahnya kecepatan kereta
api. Kecenderungan ini akan mempertahankan kecepatan kereta api dalam
kecepatan konstan dengan menetapkan gagang pengereman dinamik pada
kedudukan tertentu, jika kondisi yang diperoleh kurang dari arus maksimum
yang diijinkan.

7. Jika diperlukan Rem Otomatis juga dapat digunakan secara bersamaan dengan
Rem Dinamik, tetapi Rem Lokomotif harus dijaga dalam keadaan terlepas
penuh, pada saat rem dinamik dipergunakan. Jika kecepatan KA. Turun dibawah
16 km/jam, rem dinamik menjadi kurang efektif dan jika kecepatan KA.terus
berkurang, maka Gagang Rem Dinamik dikembalikan ke posisi OFF, bersamaan
dengan pemakaian Rem Lokomotif, untuk mencegah terjadinya sentakan pada
alat perangkai yang dapat menyebabkan rangkaian KA keluar rel.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Setelah Lokomotif bergerak dengan kecepatan yang diinginkan sesuai tabel KA. maka
hal-hal yang perlu dilakukan pada saat menghadapi jalan tanjakan adalah sebagaiberikut
:
1. Selalu memperhatikan marka kelandaian (semboyan 10J) dijalur KA, sesuai
catatanpada laporan harian masinis.
2. Sebelum melewati semboyan 10J, masinis berusaha menambah tenaga lokomotif
dengan Selalu memperhatikan Load Meter dan kedudukan GagangThrottle pada
saat menarik beban rangkaian.
3. Mempertahankan kecepatan KA.agar tidak terjadi sentakan pada alat perangkai, bila
roda lokomotif terjadi slip, turunkan gagang Throttle dan gunakan pemasir
4. Selalu memperhatikan meteran-meteran pada manometer udara tekan, dan
pengisian baterai, serta isyarat yang ditampilkan oleh alat pengaman.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Setelah Lokomotif bergerak dengan kecepatan yang diinginkan sesuai tabel KA. maka
hal-hal yang perlu dilakukan pada saat menghadapi jalan tanjakan adalah sebagai
berikut :
1. Selalu memperhatikan Marka Kelandaian (semboyan 10J) dijalur KA, sesuai
catatanpada laporan harian masinis.
2. Sebelum melewati semboyan 10J, masinis berusaha mengurangi kecepatan KA.
dengan melakukan pengereman rangkaian dan menurunkan tenaga lokomotif
dengan Selalu memperhatikan Load Meter dan kedudukan GagangThrottle pada
saat menarik beban rangkaian.
3. Mempertahankan kecepatan KA. dengan menggunakan pengereman dinamik, agar
tidak terjadi sentakan pada alat perangkai, akibat dorongan berat rangkaian
4. Selalu memperhatikan meteran-meteran pada manometer udara tekan, dan
pengisian baterai, serta isyarat yang ditampilkan oleh alat pengaman.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Simulasi Untuk Kereta Api Dengan Panjang Rangkaian 300 meter

NORMAL 20 40
Keterangan
C – D : Daerah yang dilindungi
A : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 40
km/jam
B : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 20
km/jam
A-C : Minimum 300 meter, tergantung situasi dan kondisi jalur yang terkait dengan
pemenuhan jarak tampak Masinis ke semboyan 2A minimal 600 meter.
B-C : minimum 100 meter, tergantung dari lereng.

Untuk kereta api dengan panjang rangkaian hingga 300 meter


B - E : Kecepatan KA harus dipertahankan tidak melebihi 20 km/jam
D - E : 300 m
E : Batas kereta api diperbolehkan mulai kecepatan normal
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

Simulasi Untuk Kereta Api Dengan Panjang Rangkaian 750 meter

NORMAL 20 40
Keterangan
C – D : Daerah yang dilindungi
A : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 40
km/jam
B : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 20
km/jam
A-C : Minimum 300 meter, tergantung situasi dan kondisi jalur yang terkait
dengan pemenuhan jarak tampak Masinis ke semboyan 2A minimal 600 meter.
B-C : minimum 100 meter, tergantung dari lereng.

Untuk kereta api dengan panjang rangkaian hingga 750 meter


B - F : Kecepatan KA harus dipertahankan tidak melebihi 20 km/jam
D - F : 750 m
F : Batas kereta api diperbolehkan mulai kecepatan normal
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

Simulasi Untuk Kereta Api Dengan Panjang Rangkaian 1000 meter

NORMAL 20 40

Keterangan :
C - D : Daerah yang dilindungi
A : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 40
km/jam
B : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 20
km/jam
A-C : Minimum 300 meter, tergantung situasi dan kondisi jalur yang terkait dengan
pemenuhan jarak tampak Masinis ke semboyan 2A minimal 600 meter.
B-C : minimum 100 meter, tergantung dari lereng.

Untuk kereta api dengan panjang rangkaian hingga 1000 meter


B - G : Kecepatan KA harus dipertahankan tidak melebihi 20 km/jam
D - G : 1000 m
G : Batas kereta api diperbolehkan mulai kecepatan normal
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

(Apabila Semboyan 2A tidak


terlihat oleh masinis dari
jarak 600 meter )

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

(Apabila
Semboyan 2A tidak terlihat
oleh masinis dari jarak 600 m)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Apabila Semboyan 2A
tidak terlihat oleh masinis
dari jarak 600 meter

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Apabila Semboyan 3
tidak terlihat oleh masinis
dari jarak 600 meter

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

TROUBLE SHOOTING
PENANGGULANGAN GANGGUAN DILINTAS
LOKOMOTIF CC.202

Bagian ini meliputi permasalahan operasional yang mungkin


terjadi, perjalanan dan menyarankan tindakan yangdapat dilakukan
oleh masinis/teknisi untuk mengatasi masalah tersebut.

Alat pengaman secara otomatis melindungi peralatan, jika terjadi


penyimpangan atau kegagalan fungsi yang dapat terjadi hampir
pada setiap komponen.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Penanggulangan Gangguan Lokomotif


CC.202
Tidak ada tindakan kecuali jika
1.1. Kondisi alarm terus berbunyi,
1. periksa Motor Fan Rad.
sesaat 2. periksa tinggi permukaan
1.2. Tinggi per- air pendingin
mukaan air -Perhatian :
pendingin Jika diperlukan matikan MD.bila
1. Lampu HOT rendah. tinggi permukaan air pendingin
ENGINE Loko- 1.3. Motor rendah atau terdapat bocoran.
motif depan Blower -- Jika Motor Blower Fan
menyala Radiator Rad. Tdk.bekerja, Fuse
200A pd.panel AC
tdk.bekerja mungkin terbuka/putus
--. Lokomotif hrs.dimatikan
jika Motor Blower
tdk.bekerja/mengalami
kerusakan operator

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Penanggulangan Gangguan Lokomotif CC.202


2.1.1. Lokomotif dapat berjalan
terus.
2.1.2. Laporkan pd.kesempatan perta-
ma ke Petugas Pemeliharaan.
2.1. Filter
2. Lampu 3.1.1. Jika Lok dilengkapi dgn.
Udara
Annunciator Automatic Ground Relay
MD.
ENGINE AIR Reset, relay tsb.akan mereset
buntu
FAULT tdk.mau secara otomatis dlm.10 detik,
/kotor.
kembali normal. kecuali jumlah kejadian ground
berlebihan.
3.1. Lampu 3.1.2. Jika Ground Relay bekerja di-
3. Lampu HIGH
Ground sebabkan oleh TM.Flashover/
VOLTAGE
Relay melemahnya Isolator pd.TM.
GROUND/ FAULT .Lok dpt. dioperasikan terus
Lok depan
menyala, alarm menerus dgn. memotong TM.
berbunyi menyala
3.1.3. Lok hrs.dipisah dan dimatikan
jika > dari 3 x terjadi Ground
dl.waktu 30 detik atau jika
peralatan Gorund Relay
otomatis mengunci.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Penanggulangan Gangguan Lokomotif CC.202


4.1.1. Jika kedua lampu HOT ENGINE
dan GOVERNOR SHUT DOWN
menyala, Lok hrs.dipisahkan.
Jangan mencoba menghidupkan
MD. Laporkan ke petugas
pemeliharaan.
4.1.2. Jika tombol pendeteksi tekanan
4. Lampu dlm.Crancase terlihat normal,
GOVERNOR tetapi tombol pendeteksi air
4.1. Tombol
SHUT DOWN rendah dan Plunyer tek.rendah
pendekteksi Governor menonjol, langkah
Lok depan air rendah pemeriksaa sbb:
menyala dan bekerja a.Tinggi permukaan air pendingin apakah
alarm berbunyi, telah sesuai ?
MD. mati b. Temperatur air pendingin apakah telah
sesuai ?
c. Apakah terdapat kebocoran pelumas atau
air ?
d. Tinggi permukaan minyak Governor
apakah sesuai ?
e. Tinggi permukaan pelumas MD. Apakah
sesuai ?
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

Penanggulangan Gangguan Lokomotif CC.202

4.1.3.Jika semua butir Normal,


MD.dpt.dihisupkan kembali dan
diposisikan pd.rangkaian.
setelah mengembalikan saklar
pendeteksi air rendah dan
plunyer tekanan pelumas
4.1. Minyak Governor rendah governor.
panas atau Jika lampu GOV-SHUTDOWN menyala lagi,
Pelumas Rendah.. lokomoltif harus dipisahkan dan dimatikan.

4.2. Pendeteksi Tekan- 4.2.1. Jika tombol pendeteksi air


an dlm.Crankcase rendah dan tombol tekanan
dlm.Crankcase dlm.keadaan
bekerja
Normal, tetapi plunyer tekanan
rendah Governor menonjol,
jangan mencoba menghidupkan
MD. Pisahkan Lokomotif dan
beritahu kpd.petugas
pemeliharaan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Penanggulangan Gangguan Lokomotif CC.202

PERINGATAN :
4.3. Pendeteksi
Tekanan Jika pendeteksi tekanan
dalam Crankcase trip, jangan
dalam. melakukan pemeriksaan ke
Crankcase ruang MD. Dan jangan
bekerja mencoba untuk
menghidupkan MD.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Penanggulangan Gangguan Lokomotif CC.202

5.1.1. Tidak perlu melakukan


tindakan apapun.
Jangan mengurangi
5.1. Lakukan kedudukan gagang
5. Lampu WHEEL koreksi Throtle, kecuali jika
SLIP menyala normal roda terjadi nya roda slip
berkedip.2. slip dlm. dpt.menimbulkan
berbagai bahaya.
6. Lampu WHEEL kondisi
6.1.1. Periksa semua roda
SLIP sering pd.Lokomotif
menyala. 6.1. Terdapat
dpt.berputar bebas.
Roda macet Jangan mengoperasi-
yang tergeser kan Lokomotif, kecuali
kalau semua roda
dpt.berputar bebas.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Penanggulangan Gangguan Lokomotif CC.202


7.1.1. Ikuti peraturan yang
berlaku setelah
penggunaan pengereman
darurat .
7.1. 7.2.1. untuk membangkitkan
Penggunaan tenaga kembali, pindahkan
pengereman gagang Throtle ke Idle dan
7. Lampu PCS penuh. gagang rem otomatis
OPEN nyala keposisi SUPPRESION
7.2. kemudian ke posisi
Penggunaan RELEASE.
pengereman
darurat 7.2.2. Tempatkan gagang Throtle
ke posisi Idle, gagang rem
otomatis ke posisi rem
darurat., tunggu 45 detik
kemudian gerakan gagang
rem otomatis ke posisi
release.
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


pengoprasian KA rangkaian panjang

Penanggulangan Gangguan Lokomotif CC.202


9.

9.1. Lokomotif
belakang terjadi 9.1.1. Lihat Bab
MD.panas. . Lokomotif depan
terjadi HOT
9.2. Lokomotif ENGINE.
9. Pada
belakang terjadi
Lokomotif
tombol pendetek 9.2.1. lihat Bab
depan Alarm
- si tinggi permu- Lokomotif depan
Bel
kaan air tendah terjadi GOV
berbunyi,
bekerja atau trip -SHUT DOWN.
tdk.ada
lampu
9.3.Lokomotif 9.3.1. Lihat Bab
menyala.
belakang terjadi Lokomotif depan
minyak pelumas terjadi GOV
panas atau -SHUT DOWN.
minyak Governor
rendah..

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda

Anda mungkin juga menyukai