Pengoperasian lokomotif 14
Menghidupkan Lokomotif 35
Djoko Wijono
Januari 2014
• Mengetahui dan memahami peraturan perundang - undangan atau Instruksi khusus terkait
dengan pengoperasian KA.rangkaian panjang;
• Mampu menilai sarana perkeretaapian siap untuk dioperasikan;
• Mengetahui dan memahami tata cara pengoperasian lokomotif dengan Multiple
Unit;Mengetahui, memahami prosedur penyusunan rangkaian KA.rangkaian panjang;
• Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur teknis dan administrasi
perjalanan kereta api;
• Mengetahui, memahami dan menguasai wilayah/lintas yang dilalui oleh KA.rangkaian
panjang.
• Setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ini, peserta diharapkan dapat memahami
dan mengerti peraturan, prosedur dan tata cara mengoperasikan KA. rangkaian panjang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ini, peserta diharapkan mampu,
mengoperasikan KA.rangkaian panjang, dengan tepat dan benar sebagai awak sarana
perkeretaapian, sesuai ketentuan yang berlaku
V. LINGKUNGAN
a. Pemukiman
b. Persimpangan jalan sebidang
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang
A. Dimensi
CC 202 D. Traksi motor dan Generator
1. Jumlah traksi motor 6
1. Lebar sepur (track 1067 mm
gauge) 2. Tipe motor traksi D.29
2. Panjang Body 17.67 mm 3. Gear ratio 63 : 14
3. Jarak antara alat 18.942 4. Tipe generator AR6QAD
perangkai mm -D14A
4. Lebar badan (body) 2.692 mm E. Performansi
5. Tinggi maksimuim 3.684 mm 1. Kecepatan maksimum 80
6. Jarak gandar 3.304 mm km/jam
2. Gaya tarik maksimum 17.640
7. Jarak antar pivot 11.582
(adhesi) kgf
mm
3. V min kontinyu 18
8. Diameter roda 1020 mm Pabrik : General km/jam
penggerak
9. Tinggi alat perangkai 775 mm
Motors 4. Jari – jari lengkung 150 m
terkecil
B. Berat Tahun : F. Kapasitas
1. Berat kosong 104 ton
1987/1990/2001 1. Bahan Bakar (HSD) 3.800 lt
2. Berat siap 108 ton
2. Minyak Pelumas 920 lt
3. Berat adhesi 108 ton Jumlah : 47 unit 3. Air pendingin 832 lt
C. Motor Diesel
4. Pasir 0,34 m3
1. Tipe 645E-16V
G. Lain – lain
2. Jenis 2 Langkah
1. Sistim rem Udara
– Engine
tekan,
Blower
dinamik,
parkir
3. Daya mesin 2.200 HP
2. Tipe kompresor Gardner
4. Daya ke generator / 2.000 HP Denver
converter WBO
10
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang
A. Dimensi
CC 204 D. Traksi motor dan Generator
A. Dimensi
CC 205
1. Lebar sepur (track 1067 mm
gauge)
2. Panjang Body mm
3. Jarak antara alat 18.942 mm
perangkai
4. Lebar badan (body) 2740 mm
5. Tinggi maksimuim 3676 mm
6. Jarak gandar 3870 mm
7. Jarak antar pivot 10.575 mm
1. Tipe 8-710G3B-
ES-T2
2. Jenis 2 langkah,
turbocharge
r
3. Daya mesin 2.200 HP
4. Daya ke generator / 2.000 HP
12
converter
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang
D. Traksi motor dan Generator
CC 205 1. Jumlah traksi motor 6
2. Tipe motor traksi A2916-8B
3 phase AC- parellel per Truck
E. Performansi
1. Kecepatan maksimum 80 km/jam
Bogie/Truck
Pemeriksaan
Perlu diperhatikan Tangki BBM
Rangka
beberapa hal sebelum Alat Tolak Tarik
Bawah
mengoperasikan Mekanik
lokomotif sesuai Pengereman
dengan peraturan
railroad. Pemeriksaan 1. Ruang Masinis
Rangka Atas 2. Ruang Motor
Diesel
3. Ruang Radiator/
Kompresor
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang
Electric Moduls
1. Modul AN.11 (Annunciator Modul)
2. Modul DP.11 (Dynamic Brake Protection
Modul)
3. Modul EL.11 (Excit limit Modul)
4. Modul WS.11 (Wheel Slip Modul)
5. Modul TH.13 (Throttle Modul)
6. Modul VR.14 (Voltage Regulator Modul)
7. Modul GX
8. Modul GV
9. Modul FP
10. Modul SE
PENGENDALI (CONTROLLER)
GAGANG REM DINAMIK
Mempunyai 2 kedudukan OFF & SET UP.
dengan rentang kendali dari kedudukan throttle
1 s/d 8 (full)
GAGANG TENAGA
Gagang tenaga mempunyai 9 kedudukan yaitu :
Idle, kedudukan 1 hingga 8 ditambah kedudukan
Stop, yg.cara mengerjakannya dgn. Menarik keluar
dan mengeser gagang tenaga kekanan, diluar
kedudukan Idle untuk mematikan semua Motor
Diesel Lokomotif yang terangkai dlm. Multiple Unit
atau Lokomotif sendirian.
GAGANG PEMBELIK ARAH
Gagang Pembalik Arah mempunyai 3 kedudukan yaitu
: Left (kiri), Neutral (tengah) dan Right (kanan). Jika
gagang berada pada posisi Neutral maka mekanik
akan mengunci dan mencegah pergerakan Gagang
Rem Dinamik dan Gagang Throttle.
Dalam kondisi seperti ini tidak ada aliran listrik dari
Generator ke Traksi Motor
1. Saklar Aux.Gen
2. Fuse Start 800 A
3. Saklar Utama Baterai
4. Peralatan Uji Fuse
wiper
GO NO GO ITEM Lampu kabin
headlight
FUEL SYSTEM
3 Months
60 psi Relief valve
Check
5 psi Check valve Every
Month
Drain water
Peringatan :
OilOil
Lube Filter
FilterPressure
Water Level
TEMPERATURE SWITCH
OPERATION
(ONE YEAR)
Hot Engine (Mesin Panas)
Mengingatkan kpd.masinis
bahwa air pendingin mesin
telah mencapai suhu yang
berlebihan, apabila
beroperasi pd.throtle 7/8,
alarm akan berbunyi dan
secara otomatis putaran
mesin dan beban turun
pd.putaran nocth 5/6
Fuel Rack
OPERATOR’S
CONTROL STAND FUSE & SWITCH PANEL
1. Kedudukan Fuel
Prime
2. Kedudukan Engine
Start
3. Kedudukan Tengah
(OFF)
Perhatian
Perhatikan Instruksi pemakaian Pembatas Waktu
Singkat yang berkaitan dgn.putaran rendah
pd.kedudukan Gagang Throttle 8
BRAKE HANDLE
OUT
FRT
FRT
PASS
Dual Ported
Fungsi ; Sebagai pemutus Cutout Cock
hubungan aliran udara antara
bake valve dan brake pipe
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
pengoprasian KA rangkaian panjang
LOKOMOTIF CC.202
DIRANGKAI MULTIPLE UNIT.
Lokomotif Lokomotif
B A
Bilamana merangkai Lokomotif secara Multiple Unit prosedur yang harus dilakukan sbb:
1. Gandengkan lokomotif dan rentangkan alat perangkai untuk meyakinkan alat perangkai telah terkunci
dengan benar.
2. Pasang kabel kontrol antar Unit/Lokomotif,
3. Hubungkan plat jembatan antar Lokomotif bila dilengkapi dan hubungkan rantai pengaman,
4. Lakukan pemeriksaan awal sesuai prosedur.
5. Hubungkan selang udara, tekan untuk :
a. Tangki Induk (Main Reservoir)
b. Tangki penyama (Equalizing Reservoir)
c. Pipa udara Act (Acuating pipe)
d. Pipa udara tekan (Brake pipe).
1. Pengosongan tekanan udara pada pipa rem, dengan handel rem otomatik dan
menempatkan kran cut-out pilot valve pada posisi out
2. Kembalikan handel rem otomatik dan independet keposisi release
3. Tempatkan kran multiple unit (dual ported cutout cock)pada posisi lead,
penggunaan handel throtle secara normal, tetapi rem otomatik dikontrol
Dari lokomotif depan.
Pengerjaan rem otomatis dalam keadaan darurat dapat dilakukan dari
Rem otomatik lokomotif belakang.
Jika lokomotif digandeng secara multiple unit terdiri dari dua lokomtif atau lebih untuk pindah
pelayanan lakukan prosedur sebagai berikut :
I. Pada panel kontrol motor, tempatkan skakelar lampu sorot pada kedudukan yang sesuai
Untuk dioperasikan sebagai lokomotif belakang
J. Setelah semua langkah persiapan selesai dilakukan, pindah kabin pada lokomotif yang
Sebelumnya sebagai lokomotif belakang dan akan difungsikan sebagai lokomotif depan yang
Dilayani oleh masinis dapat dilaksanakan.
K. Handel pembalik arah pada posisi netral dan dicabut
L. Tempatkan semua skakelar pada posisi off, skakelar-skakelar : control. Gen-field, engine run
Pada posisi off.
M. Pada panel kontrol motor, tempatkan skakelar lampu sorot pada kedudukan yang sesuai
untuk dioperasikan sebagai lokomotif belakang
Jika lokomotif digandeng secara multiple unit terdiri dari dua lokomtif atau lebih untuk pindah
Pelayanan lakukan prosedur sebagai berikut :
F. Tempatkan multiple unit valve ( dual ported cutout cock ) pada posisi lead.
G. Pada panel kontrol motor, tempatkan skakelar kontrol lampu sorot pada kedudukan yang
sesuai arah lokomotif dan skakelar lainnya pada kedudukan on sesuai dengan yang
Diinginkan
H. Tempatkan skakelar engine run, control & fuel pump, gen-field pada posisi on, skakelar
lainnya
pada kedudukan on sesuai dengan yang diinginkan
DIMENSI
Panjang antar ujung 14.062 mm
gerbong
Panjang antar alat 14.862 mm
perangkai
Lebar 3.000 mm
Tinggi dari kepala rel 3.016 mm
Fix Coupler dan Rotary
Tinggi alat perangkai 770+15/-0 mm Alat tolak-tarik Coupler atau Double
Rotary Coupler
Jarak antar pusat bogie 10.830 mm Tanpa dilengkapi Rantai
Jarak sumbu roda bogie 1.067 mm Pengaman
Diameter roda 850 mm
Bogie Dilengkapi dengan
PERFORMANSI Empty Load Device
Kecepatan 80 km/jam
PERATURAN OPERASIONAL
KA.BATUBARA RANGKAIAN PANJANG
• Lingkup Berlakunya
Dari Tambang Bukit AsaM, (Tanjungenim) Ke Pelabuhan Batu Bara di Tarahan
PP.
• Dasar Peraturan
- R. 19, R. 8
- Maklumat – maklumat Kaperjanka
- Maklumat Khusus Kaperjanka
- Sumbangan Pikiran dari CPCS
• Arti
2. Stasiun Emplasemen panjang adalah Stasiun dengan panjang sepur kereta api
800 m atau lebih.
3. Lingkar Tambang ( mine loop ) adalah jalan kereta api melingkar yang terletak
di tambang batubara Bukit Asam, dimulai dari wesel pertama arah masuk
tambang sampai ke wesel pertama lagi.
4. Sepur penghubung ( mine lead) : adalah jalan kereta api yang terletak diantara
wesel masuk kearah tambang dari sepur raya di km.8,7 Muaraenim –
Tanjungenim
5. Kabus : adalah Gerbong untuk tempat Kondektur dan Pelayan KA yang
ditempatkan diakhir rangkaian.
6. Multiple Unit : adalah dua Lokomotif atau lebih yang dioperasikan secara
bersama dan dilayani oleh seorang masinis.
5 BERAT KA. 750 S/D 900 TON 1600 s/d 2800 TON
R.8 Bab.IV pasal 5 ayat 1 (Insus Bab.III butir 5 )
(Inopsus :07/OP/KP3/85 )
1 PPKA. MENULIS PTP. RANGKAP 3 1 PTP. DITULIS OLEH PPKA, MASINIS DAN KP.
-. ASLI UNTUK MASINIS
-. DWILIPAT UNTUK KP.
-. TRILIPAT UNTUK ARSIP
2 2 PPKA. MEMERINTAHKAN PENULISAN PTP,
MELALUI PESAWAT HT.
• Sistim pengereman listrik ini hanya digunakan untuk mengerjakan rem pada
Lokomotifnya sendiri, dengan cara merubah rangkaian listrik pada motor traksi,
yang pada awalnya merupakan motor listrik diubah menjadi terpisah antara rotor
dan field.
• Rotor diputar roda sedangkan field dihubung seri selanjutnya mendapat arus
dari generator, motor traksi berubah menjadi generator sehingga memerlukan
tenaga untuk berputar dan tenaga untuk berputar diambilkan dari putaran roda.
• Karena putaran roda diambil untuk memutar motor traksi yang sudah berubah
fungsi dan harus melawan medan magnit yang ditimbulkan oleh field yang
sudah terpisah tadi, maka putaran roda makin lama akan menjadi pelan, yang
merupakan pengereman
4. Setelah bagian rangkaian KA. yang renggang merapat, gagang Rem Dinamik
dipindahkan dari posisi SET-UP ke posisi 1 dan seterusnya secara bertahap untuk
mengontrol pengereman, dan perlu diperhatikan bahwa putaran motor diesel
secara otomatis meningkat.
7. Jika diperlukan Rem Otomatis juga dapat digunakan secara bersamaan dengan
Rem Dinamik, tetapi Rem Lokomotif harus dijaga dalam keadaan terlepas
penuh, pada saat rem dinamik dipergunakan. Jika kecepatan KA. Turun dibawah
16 km/jam, rem dinamik menjadi kurang efektif dan jika kecepatan KA.terus
berkurang, maka Gagang Rem Dinamik dikembalikan ke posisi OFF, bersamaan
dengan pemakaian Rem Lokomotif, untuk mencegah terjadinya sentakan pada
alat perangkai yang dapat menyebabkan rangkaian KA keluar rel.
Setelah Lokomotif bergerak dengan kecepatan yang diinginkan sesuai tabel KA. maka
hal-hal yang perlu dilakukan pada saat menghadapi jalan tanjakan adalah sebagaiberikut
:
1. Selalu memperhatikan marka kelandaian (semboyan 10J) dijalur KA, sesuai
catatanpada laporan harian masinis.
2. Sebelum melewati semboyan 10J, masinis berusaha menambah tenaga lokomotif
dengan Selalu memperhatikan Load Meter dan kedudukan GagangThrottle pada
saat menarik beban rangkaian.
3. Mempertahankan kecepatan KA.agar tidak terjadi sentakan pada alat perangkai, bila
roda lokomotif terjadi slip, turunkan gagang Throttle dan gunakan pemasir
4. Selalu memperhatikan meteran-meteran pada manometer udara tekan, dan
pengisian baterai, serta isyarat yang ditampilkan oleh alat pengaman.
Setelah Lokomotif bergerak dengan kecepatan yang diinginkan sesuai tabel KA. maka
hal-hal yang perlu dilakukan pada saat menghadapi jalan tanjakan adalah sebagai
berikut :
1. Selalu memperhatikan Marka Kelandaian (semboyan 10J) dijalur KA, sesuai
catatanpada laporan harian masinis.
2. Sebelum melewati semboyan 10J, masinis berusaha mengurangi kecepatan KA.
dengan melakukan pengereman rangkaian dan menurunkan tenaga lokomotif
dengan Selalu memperhatikan Load Meter dan kedudukan GagangThrottle pada
saat menarik beban rangkaian.
3. Mempertahankan kecepatan KA. dengan menggunakan pengereman dinamik, agar
tidak terjadi sentakan pada alat perangkai, akibat dorongan berat rangkaian
4. Selalu memperhatikan meteran-meteran pada manometer udara tekan, dan
pengisian baterai, serta isyarat yang ditampilkan oleh alat pengaman.
NORMAL 20 40
Keterangan
C – D : Daerah yang dilindungi
A : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 40
km/jam
B : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 20
km/jam
A-C : Minimum 300 meter, tergantung situasi dan kondisi jalur yang terkait dengan
pemenuhan jarak tampak Masinis ke semboyan 2A minimal 600 meter.
B-C : minimum 100 meter, tergantung dari lereng.
NORMAL 20 40
Keterangan
C – D : Daerah yang dilindungi
A : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 40
km/jam
B : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 20
km/jam
A-C : Minimum 300 meter, tergantung situasi dan kondisi jalur yang terkait
dengan pemenuhan jarak tampak Masinis ke semboyan 2A minimal 600 meter.
B-C : minimum 100 meter, tergantung dari lereng.
NORMAL 20 40
Keterangan :
C - D : Daerah yang dilindungi
A : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 40
km/jam
B : Batas awal kereta api berjalan hati-hati dengan kecepatan tidak melebihi 20
km/jam
A-C : Minimum 300 meter, tergantung situasi dan kondisi jalur yang terkait dengan
pemenuhan jarak tampak Masinis ke semboyan 2A minimal 600 meter.
B-C : minimum 100 meter, tergantung dari lereng.
(Apabila
Semboyan 2A tidak terlihat
oleh masinis dari jarak 600 m)
Apabila Semboyan 2A
tidak terlihat oleh masinis
dari jarak 600 meter
Apabila Semboyan 3
tidak terlihat oleh masinis
dari jarak 600 meter
TROUBLE SHOOTING
PENANGGULANGAN GANGGUAN DILINTAS
LOKOMOTIF CC.202
PERINGATAN :
4.3. Pendeteksi
Tekanan Jika pendeteksi tekanan
dalam Crankcase trip, jangan
dalam. melakukan pemeriksaan ke
Crankcase ruang MD. Dan jangan
bekerja mencoba untuk
menghidupkan MD.
9.1. Lokomotif
belakang terjadi 9.1.1. Lihat Bab
MD.panas. . Lokomotif depan
terjadi HOT
9.2. Lokomotif ENGINE.
9. Pada
belakang terjadi
Lokomotif
tombol pendetek 9.2.1. lihat Bab
depan Alarm
- si tinggi permu- Lokomotif depan
Bel
kaan air tendah terjadi GOV
berbunyi,
bekerja atau trip -SHUT DOWN.
tdk.ada
lampu
9.3.Lokomotif 9.3.1. Lihat Bab
menyala.
belakang terjadi Lokomotif depan
minyak pelumas terjadi GOV
panas atau -SHUT DOWN.
minyak Governor
rendah..