Anda di halaman 1dari 59

E-ELEARNING

TRAINING AND EDUCATION IR. H. DJUANDA (E-LEARNING)


PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
SYARAT-SYARAT MASINIS UNTUK MELAKSANAKAN JALAN TAKTIS

TUGAS MASINIS & ASISTEN MASINIS

SISTEM TUNJUK

KERETA API BERJALAN PADA PERALIHAN JALUR

KERETA API MENGHADAPI JALUR YANG MENURUN

MELALUI TEROWONGAN

PEMAKAIAN SEMBOYAN 35

DALAM KONDISI TIDAK NORMAL (DKTN) MASINIS DILARANG MENGEJA KELAMBATAN

TINDAKAN PADA WAKTU MENGHADAPI SINYAL UTAMA

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


A. PERJALANAN KA : SELAMAT, TEPAT, AMAN, TERATUR, NYAMAN
B. ARMADA YG DIGUNAKAN : EFEKTIF & EFESIEN
C. PENGATURAN PERKA MENJADI TERTIB & TERKENDALI

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


SYARAT-SYARAT MASINIS UNTUK BISA
MELAKSANAKAN JALAN TAKTIS
A. Menguasai / Mengenal medan atau lintas yang
akan dijalani
B. Menguasai Lokomotif
C. Trampil Dalam Melayani atau Mengoperasikan
lokomotif
D. Kepatuhan dan Penguasaan Terhadap Peraturan

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


A. MENGUASAI / MENGENAL MEDAN
ATAU LINTAS YANG AKAN
DIJALANI DENGAN CARA :
1. Membaca tanda-tanda atau kode dalam Grafik (GAPEKA).
2. Mengenal jalan (BV) diantaranya :
a. Dapat menyebutkan :
- letak dan urutan nama setasiun
- Letak dan kedudukan sinyal utama
- Semboyan-semboyan tetap
- Jembatan kurung, terowongan, talang air
- Perlintasan sebidang yang dijaga dan tidak dijaga
- Jalur rel KA simpang, jalur rel KA jalan silang
- Jalan tikungan, tanjakan dan turunan.
b. Berusaha untuk mencari informasi tentang keadaan lintas yang
akan dijalani.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


B. MENGUASAI LOKOMOTIF
1. Mengerti dan memahami peralatan-peralatan lok
serta hafal tempat dan fungsinya.
2. Dapat mengatasi gangguan-gangguan kecil (me-
reset), yang mungkin terjadi dalam perjalanan,
antara lain :
• Ground (hubung singkat)
• PC Open
• Tekanan minyak pelumas rendah (LOP)
• Tekanan air rendah (LWP)
• Selubung engkol tekanan kelebihan (SETK)
• Over speed MD (OS)
• Saringan kertas kotor (EFVS).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


C.TRAMPIL DALAM MELAYANI ATAU
MENGOPERASIKAN LOKOMOTIF
Ketrampilan melayani atau mengoperasikan
lokomotif dapat diketahui dengan cara yaitu :
• Menggerakkan lokomotip dan pengatu ran
tenaga.
• Mengerem lok dan atau rangkaian ka
• Melayani instrumen Go and No Go Item (dead
man pedal, suling lokomotif, wipper, head light,
radio lok, dll)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


a.1).GERAKAN AWAL TIDAK MENGEJUT
(SMOOTH)

- Pelepasan rem lok secara bertahap


- Rasakan bahwa semua alat perang
kai pada rangkaian KA sudah meren
tang, baru menambah tenaga seca
ra bertahap.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


a.2).Kecepatan awal sampai kecepatan
maksimum sebaiknya ditempuh
dengan waktu yang relatif singkat
dengan memperhatikan kondisi lok
Periksa bekerjanya Load meter tidak
melebihi Garis Hijau (skala pada
lingkaran sebelah luar), dan
penambahan TH menunggu Jarum
Load Meter stabil.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


● Jika KA telah mencapai kecepat an
yang telah ditentukan sesuai
O.100, maka harus diusahakan
kecepatannya stabil(PD 16A psl.24
ayat 1 ) kecuali bila ada semboyan
pengurangan kecepatan (Taspat).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


a.3).PERCOBAAN REM DINAMIS PD 16A Pasal 55
(1) Pada saat kereta api berangkat, sebelum meninggalkan emplasemen
masinis harus segera melakukan percobaan rem dinamis dan memas
tikan bahwa pengereman rangkaian bekerja dengan baik. Akan tetapi
bila masinis meragukan daya kerja pengeremannya, kereta api harus
diberhentikan dan rangkaian didorong kembaIi ke stasiun setelah
mendapat perintah dari PPKA/PAP.
(2) Percobaan rem dinamis berikutnya dilakukan setiap setengah jam
tanpa menghentikan kereta api, dan masinis harus memastikan
bahwa rem berfungsi dengan baik serta tekanan udara pengereman
dengan posisi handel rem otomatis dalam kedudukan “lap” (tahan)
yang ditunjukkan oleh manometer tekanan udara tidak turun.
(3) Apabila pada saat percobaan sebagai mana ayat (2) pasal ini,
tekanan udara turun terus yang mengindikasikan adanya bocoran
udara tekan pada saluran pengereman, kereta api tetap dapat
melanjutkan perjalanan dan masinis segera melaporkan keadaan
tersebut kepada PPKP, dan selanjutnya tunggu perintah dari PPKP.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


b). KA
DARI KEADAAN JALAN MENUJU
BERHENTI
Kerjakan pengereman Minimum Reduction
(tekanan abar turun antara 6 – 8 psi) pada saat lok
masih bertenaga (untuk menghindari
hentakan pada alat perangkai), kemudian
tenaga lok diturunkan dengan segera secara
bertahap dan sisakan tenaga lok pada notch1
atau minimum speed.
Atur pengereman sesuai kebutuhan, jika KA harus
berhenti maka handle tenaga (TH) posisikan idle.
(PD16A; psl:52, ayat 4)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


D). KEPATUHAN DAN PENGUASAAN
TERHADAP PERATURAN
1. Mempunyai pengetahuan cukup tentang Undang-
Undang Perkeretaapian dan peraturan pelaksanaan
nya serta peraturan perusahaan yg menyangkut bi
dang tugasnya mematuhi :
a.isyarat, sinyal, tanda dan marka;
b.perintah yang diberikan oleh PPKA/PPKD/
PPKT selama berada di stasiun;
c.perintah dari petugas yang mempunyai wewe
nang untuk memimpin suatu langsiran selama
dinas Iangsir;
d.perintah PPKP selama dalam perjalanan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


2. Memahami dan mentaati :
i. Peraturan-peraturan untuk perjalanan KA dan Langsir
(PD.19, PD.3, PD.16.A, PD.8 dll)
ii. Instruksi – instruksi yang berlaku
iii. Memahami dan taat terhadap tabel atau bentuk bentuk
yang dipergunakan , berkaitan dengan dinasan masinis.
• O.100/tabel KA. O.82/Laporan KA, T.200
• Bentuk 89 (PTP), 90 (BH), 91 (BS), 92 (MS), 93 (Lpt), 94
(Kdlb).
3. Membawa/memakai arloji yg berfungsi baik dan
dicocokan dengan jam induk stasiun.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


CONTOH : Kepatuhan terhadap Regulasi Kewajiban
Masinis Memperhatikan Bagian Belakang Pasal 21
(1) Pada saat rangkaian terakhir kereta api akan melewati wesel terjauh di
stasiun, masinis harus memperhatikan tanda akhiran
kereta api untuk memastikan tidak adanya bagian belakang rangkaian
kereta api tertinggal atau terlepas.
(2)Selama dalam perjalanan, awak kereta api diwajibkan
memperhatikan bagian belakang kereta api untuk
mengetahui ada/tidaknya tanda bahaya atau keadaan
yang dapat membahayakan perjalanan kereta api yang
diperlihatkan oleh petugas kereta api.
(3)Dalam hal tidak memungkinkan masinis dan asisten
masinis memastikan bagian belakang rangkaian
kereta api tidak terlihat, misalnya rangkaian panjang
lengkung, tebing, dan jembatan, masinis dibebas
kan atas tanggung jawab memperhatikan tanda
akhiran kereta api.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


 TUGAS MAS & ASISTEN MAS
(PD 16A, psl: 19)
(1)Selama dalam perjalanan, masinis harus memperhatikan
keadaan jalur dan seluruh semboyan, disamping harus me
ngawasi pekerjaan asisten masinis selaku pembantu yang
berada dibawah perintah masinis.
(2) Masinis harus memastikan bahwa perintahnya dilaksana
kan oleh asisten masinis agar setiap 30 menit sekali mela
kukan pemeriksaan fungsi yang ditunjukkan oleh semua
indikator di kabin masinis.
(3) Masinis bertanggung jawab atas segala kesalahan yang
dilakukan oleh bawahannya yang seharusnya dapat dihin
darkan apabila dilakukan pengawasan dengan baik.
(4) Setiap melewati stasiun, masinis diwajibkan melihat ta
bel kereta api dan Lapka meskipun telah hafaI untuk me
mastikan apakah kereta apinya berjalan langsung/berhen
ti/berhenti luar biasa di stasiun berikutnya.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


• SISTIM TUNJUK
Untuk memberikan kepastian bahwa awak
kereta api telah melihat dan memahami
makna semboyan yang diberikan untuk
kereta apinya, awak kereta api diwajibkan
menunjuk, meneriakkan makna semboyan
tersebut diikuti dengan tindakan yang
sesuai dengan makna semboyan tersebut.
(PD 16 A jld I, psl: 19)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


● masinis wajib meyakinkan waktu
datang, langsung atau berangkat
disetiap setasiun yang dilewati
dengan penunjuk waktu (arloji)
dibandingkan dengan waktu
yang tercatat dlm O.100 (Untuk
meyakinkan bahwa KA-nya
terlambat,tepat atau terlalu
cepat).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


• Apabila terjadi kelambatan, maka
masinis harus berusaha mengurangi
kelambatan dengan mempercepat
jalannya kereta api, tetapi tidak
boleh melebihi batas puncak
kecepatan dan tidak boleh
mengurangi waktu
perjalanan minimum yang telah
ditetapkan dari stasiun ke stasiun
dalam O 100

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


• Apabila masinis melihat orang
atau hewan di jalur yang akan
dilewati, maka masinis “minta
perhatian“ dengan memperde
ngarkan semboyan 35 dan
berusaha menghentikan kereta
apinya. (PD:16A psl.24 ayat 13)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


● Perhatikan semboyan-semboyan yang
diperlihatkan oleh PPKA / PAP di
setasiun, Awas jangan menerima atau
mematuhi sem boyan, tanda, isyarat
yang di perlihatkan oleh PPKA / PAP
atau pegawai lain yang tidak sesuai
dengan atau PD yang berlaku.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


• Untuk mencegah kemungkin
an roda sarana gerak keluar
dari rel pada saat langsir
melewati jalur lurus di wesel
inggris, dilarang melakukan
pengereman. (PD 16A psl:45)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


● Jika disuatu stasiun KA berjalan lang sung,
usahakan pada waktu melalui wesel Trotle
Handle paling tinggi pada notch 3 (lok DE),
hal ini untuk meng hindari terjadinya Flash
Over (loncat an bunga api), Ground pada TM
akibat goncangan keras pada saat roda lok
melewati wesel di setasiun atau sepur
simpang.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


●Perhatikan semboyan tetap
dan semboyan bahaya yang
diperlihatkan serta penunjukan
aspek sinyal, patok / piket km
(sebagai alat bantu untuk
mengetahui posisi KA saat itu.)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


● Dalam perjalanan situasi alat pemantau
kecepatan (Speedo meter) tidak berfungsi,
masinis dapat menggunakan Rumus :
S = V x T -> S= (jarak yang ditempuh)
berpedoman pada patok
Hektometer (piket) =100 m.
T=waktu tempuh dari piket ke
piket dlm detik.
V (km/jam) = S (1000/100) km : T (3600) jam
V = S : T (km/jam)

V =360/T (km/jam)
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
PADA SAAT KERETAAPI BERJALAN PADA
PERALIHAN JALUR:
(PD 16 A psl. 24; ayat 14)
1) DATAR KE TANJAKAN:
masinis harus mengatur tenaga
dengan sebaik baiknya untuk
mencegah perubahan tegangan
pada alat perangkai secara men
dadak;

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


2) MENURUN KE JALUR DATAR
KEMUDIAN KE JALUR TANJAKAN
YANG LEBIH BERAT :
maka sebelum tempat peralihan
dilalui, tenaga lokomotif harus di
perbesar, sehingga tempat
peralihan itu dapat dilalui dengan
alat perangkai dlm keadaan
tertarik.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


3). DATAR KE MENURUN
tenaga lokomotif harus
dikurangi /ditiadakan
sebelum kereta api sampai
pada tempat peralihan
tersebut

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


4).TANJAKAN YANG BERAT AKAN
MENUJU JALUR YANG SANGAT
MENURUN DENGAN MELALUI
JALAN DATAR YANG SANGAT
PENDEK :
maka jika rangkaian kereta api lebih
panjang dari jalur datar tersebut masinis
harus sangat berhati hati dan tenaga lok
harus ditiadakan sebelum lok menginjak
jalur menurun tersebut.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


APABILA KERETAAPI MENGHADA PI
JALUR YANG MENURUN
kereta api hrs dimulai dengan kece patan
rendah dan pengereman rang kaian dalam
posisi ikat sedikit (mini mum reduction);
taktis pengereman disesuaikan dengan
lereng jalan rel.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


• MELALUI TEROWONGAN (PSL:73)
(1)Setiap kereta api memasuki terowongan lampu utama lo
komotif harus dinyalakan dan memperdengarkan suling
lokomotif (semboyan 35).
(2) Apabila kereta api pada waktu memasuki terowongan,
masinis tidak melihat baik cahaya terang di sebelah ujung
lainnya dari terowongan maupun “cahaya lentera” dari pe
tugas terowongan, masinis harus mengurangi kecepatan
kereta apinya dan setelah masinis memastikan kondisi te
rowongan dapat dilewati, masinis dapat melanjutkan per
jalanan dengan kecepatan tidak melebihi 5 km/jam.
Apabila ternyata jalan rel dalam terowongan tersebut ter
halang, kereta api harus segera berjalan mundur kembali
sampai di luar terowongan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


• Apabila KLB yang mengangkut angkutan mele
bihi batas ruang muatan, kereta api harus diber
hentikan dimuka terowongan,kemudian penga
wal dari dinas sarana dan jalan rel beserta
Kondektur memeriksa muatan serta menyatakan
semua dalam keadaan baik, kereta api dapat
meneruskan perjalanan dengan kecepatan tidak
melebihi 5 km/jam
Apabila ternyata muatan bergeser, harus diada
kan perbaikan terlebih dahulu sebelum kereta
api memasuki terowongan. Jika perbaikan tidak
dapat dilakukan setempat, kereta api harus ber
jaIan mundur kembali ke stasiun sebelumnya.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PEMAKAIAN SEMBOYAN 35

PD.16 A / I Bab.IV Ps.31


Masinis wajib membunyikan semboyan suling Iokomotif
“minta perhatian” (semboyan 35) yaitu pada saat :

a. SeteIah menerima semboyan 41 dari kondektur


( di stasiun operasi )
b. SeteIah menerima semboyan 40 dari Ppka
( khusus saat loks )
c. Melihat ada orang di jalur yang akan dilewati;
d. Menghadapi perlintasan sebidang;
e. Akan memasuki terowongan;
f. Mau mendekati suatu stasiun atau tempat perhentian, dari indikasi sinyal atau tanda
wesel kereta apinya akan dimasukkan ke jalur lain dari pada jalur yang biasanya;
g. Di sebelah jalur kereta api terlihat “tanda memperdengarkan semboyan 35”
(semboyan 8K);
h. Kereta api luar biasa yang perjalanannya tidak diumumkan;
i. Pandangan Masinis terhalang karena di daerah pegunungan, tikungan, hujan lebat, kabut,
guntur atau angin, sehingga suatu kereta api tidak dapat terdengar, semboyan 35 sering
kali diperdengarkan;
j. Kereta api menghadapi sinyal masuk yang menunjukkan indikasi “berhenti”, semboyan 35
baru diperdengarkan setelah kereta api berhenti dimuka sinyal yang dihadapi.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Masinis dalam menjalankan ka
diharapkan bisa menggunakan cara-
cara yang tepat, disesuaikan dengan
kondisi lok dan medan serta situasi
dalam perjalanan yang tujuannya
antara lain adalah agar :

KERETAAPI SELAMAT, TEPAT,


AMAN,TERATUR DAN NYAMAN

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


KESELAMATAN
adalah kondisi yang bebas
dari ancaman dan risiko
kecelakaan.
KEAMANAN
adalah kondisi yang bebas dari
ancaman dan risiko kehilangan,
kerusakan, yg berkaitan dengan
aset.
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
KETEPATAN

KA berangkat , datang dan lang sung


distasiun sesuai dengan ja dual
/Grafik atau O.100 yg bisa terlihat
oleh masinis dan jadwal yang telah
diinformasikan kepada penumpang.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


TERATUR

Kecepatan stabil karena


tertib dalam pelayanan
sesuai dengan peraturan
perjalanan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


KENYAMANAN

Penumpang dapat merasa


kan bahwa perjalanan KA
saat berangkat, diperjala
nan dan berhenti tanpa ada
hentakan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


DALAM KONDISI TIDAK NORMAL (DKTN )
MAS DILARANG MENGEJAR KELAMBATAN :
(1)Apabila masinis menerima formulir "berjalan
hati-hati" (perintah BH) dari PPKA, masinis
harus lebih hati-hati dan “dilarang mengejar
kelambatan” pada jalur yang berlaku perintah
BH tsb. (PD 16A psl.24)

(2) Masinis tidak boleh melebihi batas puncak


kecepatan dan tidak boleh mengurangi waktu
perjalanan minimum yang telah ditetapkan
dari stasiun ke stasiun dalam O 100.

(3) Jalan atau petak jalan yang akan dilalui/ dile


wati terdapat taspat

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


YANG DIPERHATIKAN
OLEH MASINIS PADA SAAT
DIBERANGKATKAN
MENDAPAT
MODEL BH (BENTUK 90)

STS - 40
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
PT. KERETA API ( Persero ) Dibuat Oleh : JPOD
( Bila kondisi tertentu oleh
TABEL KERETA API Ppka )
MULAI BERLAKU TANGGAL ............
Kolom 8

Jarak kilometer dimana letaknya


Dinas : SARANA DAOP VI YOGYAKARTA

Setasiun-setasiun dibulatkan
KA ……………….. Vi = Kec. Inleg ( jelajah )

dari suatu setasiun yang


Masuk di sepur buntu

bukan setasiun buntu


Tanggung jawab : ……………………… Vo = Kec. operasi

Batasnya kecepatan
menjadi kilometer

dalam 1 km / jam
Yang membikin : …………………..….
DIPO LOK ……………..

menurut kebiasaan
Waktu berangkat

Batas menjalani
Lamanya jalan
Waktu datang

paling sedikit
Persilangan X begitupun

Jam / menit

Jam / menit
Setasiun – setasiun dijalanan cabang bagi
dan menyusul // dan disusul
oleh = kereta api
tempat – tempat No …….
pemberhentian X

YOGYAKARTA
Kolom 5 =
Persilangan
LEMPUYANGAN
biasa

MAGUWO 70

KALASAN

PRAMBANAN

Bentuk T.100
Bentuk T. 100 Stasiun yg dikurung = Sistim persinyalannya memakai sistim blok / PTP tidak berlaku
(Masinis tidak perlu mengawasi persilangan, kecuali blok
gangguan).
Stasiun yg tdk dikurung = Sistim persinyalannya tidak pakai sistim blok / PTP berlaku
(Masinis harus mengawasi persilangan).
Sts - 41
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
TINDAKAN PADA WAKTU MENGHA
DAPI SINYAL UTAMA PD 16A, psl: 30 (DKTN)
(1)Pada waktu masinis menghadapi sinyal
ma suk atausinyal keluar yang
menunjukkan indi kasi “berhenti”
masinis harus memberhenti kan
keretaapinya di muka sinyal masuk
atau sinyal keluar yang dihadapi dan
dilarang melanggar sinyal tersebut,
kemudian masinis harus
memperdengarkan semboyan “minta
perhatian” (semboyan 35).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


(3)Apabila sinyal masuk atau sinyal keluar
belum dilayani, semboyan "minta perhati
an" diperdengarkan tiap 3 menit.Setelah
sinyal masuk atau sinyal keluar dilayani
menunjukkan indikasi "berjalan", masinis
diperbolehkan melanjutkan perjalanannya
setelah terlebih dahulu memperdengar
kan semboyan 35 sebagai petunjuk bah
wa kereta api siap berjalan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


(4) Apabila sinyal masuk atau sinyal
keluar tetap berindikasi “berhenti”,
masinis segera menghubungi PPKA
baik dengan bantuan PPKP melalui
radio lokomotif atau memerintahkan
kondektur menuju stasiun untuk
meminta penjelasan perihal indikasi
sinyal tsb. Kemudian masinis
menunggu perintah lebih lanjut dari
PPKA stasiun yang bersangkutan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


(5) Apabila masinis ragu-ragu terhadap indikasi
sinyal masuk atau sinyal keluar, masinis harus
mengambil tindakan terberat dengan
memberhentikan kereta apinya di muka sinyal
masuk atau sinyal keluar yang dihadapi dan
memperdengarkan semboyan 35untuk minta
perhatian.
Selanjutnya, masinis segera menghubungi
PPKA baik dengan bantuan PPKP melalui radio
lok atau memerintahkan kondektur menuju
stasiun untuk meminta penjelasan perihal
indikasi sinyal tersebut.
Kemudian masinis menunggu perintah lebih
lanjut dari PPKA stasiun yang bersangkutan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


(6) Apabila pada persinyalan elektrik masinis
menghadapi sinyal masuk padam, masinis
harus mengambil tindakan terberat dengan
memberhentikan kereta apinya di muka
sinyal yang dihadapi dan memperdengarkan
semboyan35 untuk minta perhatian.
Selanjutnya masinis segera menghubungi
PPKA baik dengan bantuan PPKP melalui
radio lokomotif atau memerintahkan
Kondektur menuju stasiun untuk meminta
penjelasan perihal indikasi sinyal tersebut,
kemudian menunggu perintah lebih
lanjut dari PPKA stasiun yang bersangkutan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


(7) Setelah melakukan tindakan sebagaimana
tsb pada ayat (4), (5) dan (6) psl ini,masinis
diperbolehkan melalui sinyal masuk yang
dihadapi dengan “berjalan hati-hati”
(kecepatan tidak melebihi 30 km/jam),
apabila :
a. sinyal darurat pada sinyal tersebut menun
juk kan indikasi “berjalanhati-hati”
(segitiga berwar na putih atau huruf “M”
menyala) dan menyala selama 30 detik;
atau
b. menerima formulir perintah melalui sinyaI
yang berindikasi "berhenti“ (perintah MS)
yg ditanda tangani oleh PPKA ybs;
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
c. di belakang sinyaI tersebut diperlihatkan
“isyarat perintah masuk” (semboyan 4A)
oleh petugas stasiun atas perintah PPKA
(di lintas cabang tidak berlaku).
Setelah kereta api melalui sinyal berindikasi
“berhenti” tersebut, masinis harus member
hentikan kereta apinya didekat “isyarat
perintah masuk” guna menerima petunjuk
dari petugas stasiun. Selanjutnya, petugas
tersebut mencatat daIam Lapka mengenai :
1) sinyaI masuk berindikasi "berhenti"
yang sudah dillewati;
2) Jalur yang akan dilewati untuk masuk
berhenti atau langsung.
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
(8) Masinis diperbolehkan melalui sinyal keluar yang
menunjukkan indikasi “berhenti”, apabila :
a. sinyal darurat pada sinyal tersebut menunjukkan
indikasi “berjalan hati-hati” (segitiga berwarna
putih atau huruf “M”) menyala paling lama 90
detik; atau
b. menerima formulir perintah melalui sinyaI yang
berindikasi "berhenti“ (perintah MS) yang ditanda
tangani oleh PPKA yang bersangkutan.
(9) Apabila setelah melakukan tindakan sebagaimana
tsb pd ayat (4) dan (5) pasal ini, ternyata PPKA tidak
ada di tempat atau tidak dapat melakukan pekerja
annya, kondektur meminta petunjuk dari PPKA
stasiun berikutnya melalui alat telekomunikasi
stasiun.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


KA MENGHADAPI SINYAL UTAMA

a. IJIN MELEWATI SINYAL MASUK YANG TIDAK AMAN


( BERINDIKASI “BERHENTI” )
PD 19/I Bab IV Ps 49 Ayat 2, 5, 6 dan
PD 16 A / I Bab IV Ps 30 Ayat 8

 Menggunakan sinyal darurat, yaitu berupa


Segitiga berwarna putih atau huruf “M”
Menyala paling lama 30 detik; atau

 Menggunakan formulir perintah MS ( Bentuk 92


) yang ditanda tangani oleh PPKA ybs.

 Kecepatan maksimum pada saat melewati


wesel 30 km/jam.

STS - 50
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
PROSEDUR / IJIN MELEWATI SINYAL KELUAR YANG TIDAK AMAN
( BERINDIKASI “BERHENTI” )
PD 16 A / I Bab IV Ps 30 Ayat 8

a. Menggunakan sinyal darurat, yaitu berupa Segitiga


berwarna putih atau huruf “M” Menyala paling
lama 90 detik; atau
b. Menggunakan formulir perintah MS (Bentuk 92)
yang ditanda tangani oleh PPKA ybs.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


c. IJIN MELEWATI SINYAL MASUK YANG TIDAK AMAN
( BERINDIKASI “BERHENTI” )
PD 19/I Bab IV Ps 49 Ayat 1, 6 dan PD 16 A / I Bab IV Ps 30 Ayat 7

a. Menggunakan sinyal darurat, yaitu berupa


Segitiga berwarna putih atau huruf “M”
menyala paling lama 30 detik; atau

b. Menggunakan formulir perintah MS


yang ditanda tangani oleh PPKA ybs; atau `

c. Isyarat perintah masuk ( S. 4A ) yang diperlihatkan


oleh petugas stasiun atas perintah PPKA (petugas
ybs harus mencatat hal itu pada LAPKA).
Saat melewati wesel, Kecepatan Kereta Api saat
menggunakan sinyal darurat / MS / Isyarat
perintah masuk dibatasi Maks = 30 km/jam
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Bentuk No. 91

STS - 53
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

PEMBERITAHUAN TENTANG PERSILANGAN


((PTP)
PEMINDAHAN PERSILANGAN

1. Persilangan kereta api ...................... dengan kereta api ..............................


akan terjadi di.....................................
sudah terjadi di ............................... Persilangan di ............................. batal
{PD 19 Jilid I pasal 74}.1)

2. Kereta api ...................... harus bersilang dengan kereta api........................


di .................................. {PD 19 Jilid I pasal 78 Sub-C }.1)

3. Persilangan kereta api ......................... dengan kereta api...........................


diubah menjadi penyusulan kereta api ............. oleh kereta api................
di..................... {PD 19 Jilid I pasal 82 Sub-B}.1)

Bentuk ini harus dibuat rangkap 2 ..........., ......................... 20........


(dua). Ppka,
Lembar pertama untuk Masinis. (tanda tangan dan nama)
Lembar kedua tinggal dalam buku, (..........................................)
Catatan : Nama stasiun harus ditulis lengkap.
1) Coret yang tidak dipakai.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


KERETA API INDONESIA (PERSERO)
No. ……………

PERINTAH BERJALAN HATI-HATI


(PERINTAH BH)

BERJALAN HATI-HATI
Masinis kereta api .............................................................................................
I. Harus berjalan hati-hati sampai di ....................................................................
dengan kecepatan setinggi-tingginya 60 km/jam karena : 1)
a. pemeriksa jalur belum masuk. {PD 19 jilid I pasal 41}
b. lori lawan persilangan belum masuk. {PD 19 jilidI pasal 32}
c. ........................................................................................................................
II. Harus berjalan hati-hati sampai di ....................................................................
dengan kecepatan setinggi-tingginya 30 km/jam karena : 1)
a. kereta api yang perjalanannya belum diberitahukan kepada penjaga
perlintasan dan petugas perawatan prasarana di petak jalan {PD 19 jilid I
pasal 20 ayat (3)}
b. Hubungan blok, telepon antarstasiun, dan telepon PK secara bersamaan
terganggu {PD 19 jilid I pasal 36 Sub-C}
c. Anak kunci jalur simpang di antara ….............../.................belum kembali.
{PD 19 jilid I pasal 65 ayat (9)}

kereta api harus diberhentikan di muka wesel penghubung jalur utama dan
jalur simpang; kondektur harus memeriksa kedudukan wesel tersebut, jika
perlu, harus membetulkan segala sesuatu yang tidak benar, mengunci kunci
menerima kedatangan kereta api.
d. .................................................................................................................

............................. 20........
Ppka,
(tanda tangan dan nama)
(..........................................)
Bentuk ini harus dibuat rangkap 2.
Lembar pertama untuk Masinis.
Lembar kedua tinggal dalam buku
Catatan : Nama stasiun harus ditulis lengkap.
1) Coret yang tidak dipakai.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


TERIMA KASIH

SAMPAI JUMPA

Anda mungkin juga menyukai