Anda di halaman 1dari 73

OR

I
E
N PENGENALAN
T PERSINYALAN
A
P S ELEKTRIK & MEKANIK
K I
M T A H U N
2018
 Dokumen ini dipersiapkan untuk Siswa Pelatihan dilingkungan
Balai Pelatihan Operasi dan Pemasaran (BPL-OPSAR)
Agus Suroto, untuk mengenal fasilitas pengoperasian kereta api
pada sistem Persinyalan Mekanik dalam hal mengenali istilah,
nama komponen dan fungsinya. (Cara mengoperasikan
peralatan perlu bimbingan lebih lanjut dari Staf
Pengajar/Instruktur)

 Dokumen ini sebagai wahana untuk membantu Siswa dalam


mempersiapkan diri, berlatih dan mempelajari Peraturan Dinas
Pengamanan Setempat di stasiun, setelah mengikuti pelatihan
serta siap mengikuti Uji Kecakapan (O.50) yang selanjutnya
diajukan untuk di Sertifikasi berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan No.21 Tahun 2011.
1. Prasarana Perkeretaapian (UU No.23 Tahun 2007) yaitu :
a. Jalur kereta api
b. Stasiun kereta api
c. Fasilitas operasi kereta api

2. Persinyalan mekanik (P.M. Perhubungan No.10 Tahun 2011) terdiri


dari :
A. Peralatan dalam ruangan
• Interlocking mekanik
• Pesawat blok.
B. Peralatan luar ruangan
• Peraga sinyal mekanik
• Penggerak wesel mekanik
• Pengontrol kedudukan lidah wesel
• Penghalang sarana
• Media transmisi I saluran kawat.
3. Peralatan Persinyalan : fasilitas pendukung operasi yang memberi petunjuk
atau isyarat yang berupa warna atau cahaya dengan arti tertentu yang
dipasang pada tempat tertentu.
4. Sinyal : alat atau perangkat yang digunakan untuk menyampaikan perintah
bagi pengaturan perjalanan kereta api dengan peragaan dan/atau warna.
5. Tanda : isyarat yang berfungsi untuk memberi peringatan atau
petunjuk kepada petugas yang mengendalikan pergerakan sarana kereta api.
6. Marka : merupakan tanda berupa gambar atau tulisan yang berfungsi
sebagai peringatan atau petunjuk tentang kondisi tertentu pada suatu
tempat yang tekait dengan perjalanan kereta api.
7. Interlocking : merupakan peralatan yang bekerja saling bergantung
satu sama lain yang berfungsi untuk membentuk, mengunci dan
mengontrol serta mengamankan rute kereta api yaitu petak jalan rel yang
akan dilalui kereta api.
8. Panel pelayanan : perangkat yang menggambarkan tata letak jalur, aspek
sinyal dan wesel serta Indikator aspek sinyal, petak blok dan
kedudukan wesel yang terpasang di wilayah pengendaliannya untuk
mengatur dan mengamankan perjalanan kereta api.
9. Petak blok : bagian dari petak jalan yang dibatasi oleh sinyal masuk dengan
sinyal keluar pada suatu stasiun, atau sinyal masuk dengan batas berhenti
pada jalur akhir di stasiun akhir, atau sinyal keluar dengan sinyal blok, atau
sinyal blok dengan sinyal blok, atau sinyal blok dengan sinyal masuk yang
berurutan berikut overlap jika ada sesuai dengan arah perjalanan kereta
api.
10. Pengunci lidah wesel : peralatan yang digunakan untuk mengunci
lidah wesel mekanik untuk menjaga agar lidah wesel tidak bergerak
pada saat dilewati kereta api.
11. Rumah sinyal : gedung di stasiun tempat perangkat pengaman sinyal
mekanik dan tempat Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) melayani
Peralatan Pengamanan Setempat.
12. Pos P : gedung di stasiun tempat perangkat pengaman sinyal mekanik dan
tempat Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) melayani Peralatan
Pengamanan Setempat.
13. Hendel sinyal : hendel yang digunakan untuk menarik
sinyal untuk semboyan berjalan atau berjalan hati-hati.
14. Hendel wesel : hendel yang digunakan untuk merobah kedudukan wesel ke
arah lurus atau belok.
15. Hendel kancing : hendel yang digunakan untuk mengancing
kedudukan wesel.
16. Kruk : tuas penggerak poros.
17. Lonceng panggil : bel listrik dengan plat alamat.
18. Kenop panggil : kenop atau tombol yang digunakan untuk memanggil.
19. Induktor : pembangkit listrik yang digerakan dengan putaran menggunakan
engkol.
III. PENGENALAN PERALATAN DALAM
RUANGAN
Peralatan hendel 2 x 18 Ganda
di stasiun
a. Interlocking Mekanik
b. Model Siemens & Halske (S &
H)
c. Tanpa pesawat blok.
Peralatan hendel 2 x 14 ganda
di stasiun
a. Interlocking Mekanik
b. Model Siemens & Halske (S & H)
c. Dengan pesawat blok elektro
mekanik menggunakan kunci listrik
arus searah dan kunci listrik arus
bolak balik dengan kenop tekan
d. Pembangkit listrik dengan
induktor.
Peralatan hendel 2 x 14
Ganda
a. Interlocking Mekanik.
distasiun
b. Model Siemens & Halske (S & H)
c. Pesawat blok TBI (tokenless block
instrument) menggunakan kontrol
PLC (programable logic control)
tombol tekan dan kunci putar
d. Listrik umum PLN / tenaga surya
dengan peralatan UPS
e. Populasi di Sumatera Utara,
Jember dan Sukabumi-Cianjur
Peralatan hendel 2 x 22 Ganda
(di rumah sinyal)
(melayani Blok, hendel sinyal dan wesel-
wesel sebelah hilir Rumah Sinyal A dan
sebelah udik/hulu Rumah Sinyal B)
a.Interlocking Mekanik
b.Model Siemens & Halske (S & H)
c.Dengan pesawat blok elektro
mekanik.
Peralatan hendel 2 x 14
ganda
(Pos P yang sekaligus melayani Blok, hendel
(di
sinyalPos.P)
dan wesel-wesel sebelah hilir atau sebelah
udik/hulu)

a.Interlocking Mekanik
b.Model Siemens & Halske
(S & H)
c.Dengan pesawat blok elektro
mekanik.
Perkakas hendel 1 x 18
Ganda di Pos.P
(Pos. P, tanpa hendel)
a.Interlocking Mekanik
b.Model Siemens & Halske
(S & H)
PELAYANAN PERALATAN SINYAL MEKANIK
DI STASIUN POS P, RUMAH SINYAL A DAN RUMAH SINYAL
PosBP

Rumah Sinyal A Rumah Sinya


B
Peralatan hendel 2 x 12
Ganda
a. Interlocking Mekanik dan
di Stasiun
elektronik
b. Model Siemens & Halske (S & H)
c. Dengan pesawat blok elektro
mekanik.
d. Menggunakan kunci listrik arus
searah dan kunci listrik arus bolak
balik dengan kenop tekan
e. Pembangkit listrik dengan induktor
Rumah
Sinyal
Contoh Bangunan Rumah Sinyal kokoh
dan kuat untuk menyanggah peralatan
hendel 2 x 22 ganda yang dilengkapi
perangkat pintu perlintasan
IV. PENGENALAN LEMARI BLOK DAN LEMARI MISTAR

Bagian dalam Lemari Mistar

Peralatan hendel :
a. Hendel Wesel plat berwarna putih
b. Hendel Sinyal plat berwarna merah
c. Hendel Kancing plat berwarna hijau
V. KOMPONEN DAN FUNGSI PERALATAN MEKANIK
1. Lonceng Panggil
Lonceng Panggil disebelah atas dalam keadaan biasa
tertutup oleh plat nama stasiun (jika ada
panggilan akan terbuka)
Fungsi :
a. Untuk menerima permintaan aman/buka blok
b. Untuk menerima permintaan ijin dari RS.A/RS.B
c. Untuk menerima permintaan jalur dari
RS.A/RS.B
d. Untuk menerima peringatan pengambilan ijin
e. Untuk menerima peringatan pengembalian kunci
wesel
f. Untuk menerima peringatan pengembalian jalur
2. Knop
Knop Panggil diatas kotak kayu memiliki kontak
Panggil
penghubung listrik
Fungsi :
a. Untuk minta aman/buka blok
b. Untuk minta ijin pemberian aman oleh RS.A/RS.B
ke
Pos.P
c. Untuk minta jalur ke Pos.P
d. Untuk minta pengembalian ijin
e. Untuk minta pengembalian kunci wesel
f. Untuk minta pengembalian jalur
3. Sekat
penekan
 Sekat penekan arus rata
Fungsi :
a. Untuk menerima tanda KA masuk/Lewat
Di
b. Untuk menerima ijin buka blok
c. Untuk menerima tanda KA telah lewat
 Sekat penekan arus bolak-balik
Fungsi :
Untuk menerima tanda KA telah berangkat
4. Relai
Relai : alat yang memiliki kumparan, bekerja bila dialiri
arus listrik melalui kontak rel terletak didepan wesel
ujung, relai ini dirangkaikan dengan peralatan mekanik
yang dapat menunjukan indikasi kereta api datang.
Fungsi :
Dipakai di RS.A/RS.B terutama untuk penguncian wesel
berangkat dan di Blok Pos yang memakai kontak rel,
kontak rel bekerjanya oleh roda kereta api yang datang.

5. Penekan tunggal/Kembar
Fungsi :
Untuk menekan kenop tekan kunci listrik arus bolak-
balik/arus rata
6. Kunci
 Kunci Listrik arus bolak-balik
Listrik
kedudukan biasa bisa
ditekan Fungsi :
a. Untuk tingkapan jalur tunggal
b. Untuk tingkapan Buka Blok dan
Lewat Di
c. Untuk tingkapan pemberian
jalur dan pemberian ijin
d. Untuk tingkapan penguncian
wesel KA masuk
 Kunci Listrik arus bolak-balik yang kedudukan
biasa tidak bisa ditekan
Fungsi
a. Untuk tingkapan blok ke
b. Untuk tingkapan penerima jalur dan penerima ijin
c. Untuk tingkapan penerima penguncian wesel
masuk

 Kunci listrik arus rata


Fungsi :
a. Untuk tanda KA masuk
b. Untuk memberi ijin buka blok
c. Untuk penguncian wesel berangkat
7. Jenis dan Warna
A. Kruk Bersayap
Kruk
Kruk dinas tutup
Gerakan pertama untuk :
a.Menyekat semat kunci jalur tunggal dan blok ke supaya
tidak berubah kedudukan
b.Mengunci wesel
c.Membuka kunci malam
Gerakan kedua untuk :
Mengunci sinyal muka setelah sinyal-sinyal dilayani
Kruk jalur berjalan langsung Fungsi :
Untuk mengunci wesel-wesel yang bersangkutan, membuka
sinyal keluar dan membuka sinyal masuk
8. Kruk No.9C
 Kruk sinyal berwarna merah
Fungsi :
fungsinya mengunci wesel-wesel dan membuka sinyal yang
bersangkutan
 Kruk Wesel berwarna hitam
Fungsi :
Mengunci wesel-wesel dan mempersiapkan lubang plat mistar
untuk siap dikunci oleh semat kunci listrik ke/dari jalur
yang dilayani

9. Kunci Mekanik
Fungsi :
a. Untuk kunci dinas tutup
b. Untuk melayani, mengambil atau menyimpan gerbong
pada jalur simpan/jalur simpang
10. Plat Alamat
Jenis-jenis :
a. Plat alamat blok (Lewat Di, Jalur Tunggal dan Blok
Ke)
b. Plat alamat kruk
c. Plat alamat lajur
d. Plat alamat kenop panggil
e. Plat alamat sinyal, wesel dan kancing
Warna angka-angka pada plat alamat :
f. Merah : mengunci hendel pada posisi diatas (minus)
g. Hitam : mengunci hendel pada posisi dibawah (plus)
h. Kuning : membebaskan
i. Hijau : dibebaskan
11. Hendel sinyal, wesel dan kancing
Hendel sinyal :
a.Rumah tidak rata, tanpa alur
b.Gagang memakai baut
c.Plat berwarna merah
Hendel wesel :
d.Rumah rata, beralur
e.Gagang tidak memakai baut (bisa berputar jika wesel
terlanggar)
f.Plat warna putih
Hendel kancing :
g.rumahnya tidak rata, tanpa alur
h.gagangnya memakai baut
i.plat warna hijau
VI. PERALATAN MEKANIK DILUAR RUANGAN
1. Sinyal mekanik

Sinyal Muka
Semboyan sinyal :
a. Lengan menyerong kebawah (semboyan
9.A2)
b. Lengan menyerong keatas (semboyan 9.A1)

Sinyal Utama berlengan dua


Semboyan sinyal :
a. Dua lengan sejajar (semboyan 7)
b. Lengan bawah menyerong (semboyan 6)
c. Lengan atas menyerong (semboyan 5)
Sinyal Utama berlengan
Semboyan
satu sinyal :
a. Lengan sejajar semboyan 7
b. Lengan menyerong keatas semboyan
5

Sinyal Langsir
Semboyan sinyal :
a.Lengan menutup semboyan 7.B Tidak
diizinkan langsir
b.Lengan terbuka menyilang semboyan
6.B diizinkan langsir
2. Penggerak dan Tanda Wesel
Roda Wesel Terhubung dengan :
a. Kancing wesel (memiliki hendel
sendiri)
b. Sekat (terangkai dengan kawat sinyal)

Tanda Wesel
a.Menuju jalur lurus (semboyan 11.A)
warna hijau
b.Menuju jalur belok (semboyan 11.B)
warna kuning
TANDA WESEL
INGGRIS

A. wesel terlayan jajar menuju lurus searah dengan jalur


utama
B. Wesel terlayan jajar menuju lurus tidak searah
dengan
13.C Wesel terlayan jajar dari jalur lurus menuju jalur
jalur utama
Tidak searah dengan jalur utama atau sebaliknya

Wesel Inggris
Wesel Inggris di Stasiun
Surabaya Pasarturi
3. PENGHALANG
SARANA
Perintang : Batang penggerak perintang
dihubungkan dengan Jidar dan dikunci
menggunakan kunci Jamin (kunci
induknya disimpan distasiun)

Kunci Jamin :
Mengunci Perintang dalam posisi tegak

Palalau :
Dengan kunci Claus (anak kunci disimpan
distasiun)
VII. PETUNJUK PENGOPERASIAN PERALATAN
PERSINYALAN MEKANIK
1. Pengoperasian Pesawat Blok
a.Kenop tekan kunci listrik ditekan lalu putar induktor minimal 10 kali,
selanjutnya kenop tekan listrik dilepas, sambil didorong keatas
b.Atur/settle wesel-wesel sesuai Daftar Kedudukan Wesel
c.Balik kruk sesuai petunjuk pada plat alamat kruk
d.Setelah Kereta Api masuk lengkap dengan semboyan 21 yakinkan
kereta api bebas dari semboyan 18, lalu tekan kenop tekan Lewat Di
e.Untuk Kereta Api berangkat, kruk jalur berangkat/kruk jalur berjalan
langsung yang bersangkutan, harus kedudukan normal, baru
menekan kenop tekan Blok Ke
f. Tidak dibenarkan mengembalikan kruk kekedudukan normal sebelum
pengembalian tingkapan jalur/tingkapan ijin belum betul-betul
selesai. Tindakan ini akan mengakibatkan
Pengembalian jalur/tingkapan ijin,eakan terkunci
2. Pengoperasian Kruk
a. Posisi kruk di sebelah kiri petugas (posisi kuda-kuda)
b. Kruk bagian atas ditekan dengan tangan kanan, lalu
didorong kekiri sampai masuk cowakan
c. Ketika mengembalikan kruk ke kedudukan normal, tekan
kekiri sampai mentok lalu dilepas kembali

3. Pengoperasian Hendel Wesel


a. Posisi hendel wesel didepan kanan petugas
b. Tekan ujung gagang hendel wesel dengan tangan kiri,
dan tarik aret dengan tangan kanan sampai sorongan
keluar dari cowakan, tarik keatas dan lepas aretnya,
dorong ke atas sampai sorongan masuk cowakan
c. Tekan/hentakan pada awal pelayanan
4. Pengoperasian Hendel Sinyal
a. Posisi hendel wesel didepan kanan petugas
b. Tekan ujung gagang hendel wesel dengan tangan kiri,
dan tarik aret dengan tangan kanan sampai sorongan
keluar dari cowakan, tarik keatas dan lepas aret, dorong
ke atas sampai sorongan masuk cowakan
c. Tekanan / hentakan pada awal pelayanan

5. Pengoperasian Knop Panggil


d. Tekan Knop Panggil lalu putar Induktor
e. Lonceng Panggil diberi Tanda Singkatan stasiun-stasiun
yang dihubungkan dengan alat tersebut
6. Pelat Alamat
(Petunjuk)
Diatas perkakas hendel pada pelat Alamat (petunjuk) diatas
kruk yang harus dibalik untuk melayani perjalanan kereta
api diterangkan oleh angka dengan warna :
a.Merah : nomor-nomor hendel yang harus dibalik keatas
b.Hitam : nomor-nomor hendel yang harus dibalik kebawah
c.Hijau : nomor-nomor kruk yang harus dibalik terlebih
dahulu sebelum kruk tersebut dapat dibalik
d.Kuning : nomor-nomor kruk yang menjadi bebas setelah
kruk tersebut dibalik
SISTEM PERSINYALAN

 SISTEM PERSINYALAN :
SUATU PERANGKAT UNTUK MENGATUR OPERASI KERETA API
YANG EFISIEN & EFEKTIF DENGAN PRINSIP :
 MEMBAGI RUANG & WAKTU
 TERTIB PERJALANAN KERETA API
PERSYARATAN UMUM SISTEM PERSINYALAN KERETA API

 Syarat Utama Sistem persinyalan : FAIL SAFE, artinya jika terjadi suatu
kerusakan pada sistem persinyalan, kerusakan tersebut tidak boleh
menimbulkan bahaya bagi perjalanan KA.

 Sistem Persinyalan harus MEMPUNYAI KEHANDALAN YANG TINGGI dan


TIDAK MEMBERIKAN ASPEK YANG MERAGUKAN.
Aspek sinyal harus jelas pada jarak yang ditentukan dan memberikan arti
yang baku dan mudah diingat.

 Susunan PENEMPATAN SINYAL-SINYAL di sepanjang jalan rel harus


sedemikian sehingga memberikan aspek MENURUT URUTAN YANG BAKU 
masinis memahami kondisi operasional bagian petak jalan yang akan dilalui
PERKEMBANGAN SISTEM PERSINYALAN ELEKTRIK

Seiring dengan perkembangan teknologi, persinyalan


elektrik pun terus berkembang terus sesuai
perkembangan teknologi persinyalan.
Sistem persinyalan elektrik konvensional, dilihat dari sistem
interlockingnya,
dibagi menjadi beberapa bagian :

1. Sistem persinyalan elektrik berbasis Relai


2. Sistem persinyalan elektrik Hibryd
3. Sistem persinyalan elektrik berbasis PLC
4. Sistem persinyalan elektrik berbasis Microprocessor
 Sistem persinyalan elektrik berbasis Rellay, di bagi
menjadi 2 bagian :

1. Sistem persinyalan elektrik All Relay


2. Sistem persinyalan elektrik modular Relay

Contoh Sistem persinyalan elektrik All Relay yang terpasang di


PT KAI,
DRS 60 ( mis: sta. BD)

Contoh Sistem persinyalan elektrik modular Relay


yang terpasang di PT KAI,
MIS 801( mis: sta. Yk, Mn)
SISTEM PERSINYALAN HIBRYD

Sistem persinyalan elektrik hibryd campuran antara


relay dengan PLC (Programable Logic Control), untuk
komponen Vital interlocking menggunakan relay
dan non vital interlocking menggunakan PLC.
Sistem persinyalan hibryd yang terpasang di PT KAI:
1. Ansaldo (mis Sta Trk)
2. GL- 1 (mis Sta Mdn)
SISTEM PERSINYALAN ELEKTRIK BERBASIS PLC

Sistem persinyalan elektrik berbasis PLC


(Programable Logic Control), yang terpasang di PT KAI :
1. Alister Chargo
2. Sil Len
Sistem persinyalan elektrik berbasis
microprocessor

Sistem persinyalan elektrik berbasis miroprocessor/komputer


( CBI ), yang terpasang di PT KAI :

1. SSI, Terpasang di daop 1 Jak dan daop 2 bd


2. VPI, Terpasang di daop 1,4,5
3. Westrace,Terpasang di daop 2,3,5
INTERLOCKING PERSINYALAN ELEKTRIK

 Interlocking persinyalan elektrik dilihat dari fungsi dan sistem


keamananya di bagi menjadi dua bagian:
1. Bagian Peralatan Vital
2. Bagian peralatan Non Vital

 Dilihat dari penempatannya di bagi menjadi:


1. Bagian Peralatan luar dan
2. Bagian peralatan dalam

49
BAGIAN VITAL
Bila terjadi Kegagalan/kerusakan berpengaruh langsung terhadap
VITAL ? interlocking sehingga akan langsung berpengaruh terhadap peralatan
luar dan operasional kereta api.

Interlocking Vital : Bagian dari sistem interlocking elektrik yang memproses bagian-
bagian yang berhubungan langsung dengan keamanan dan keselamatan operasi
kereta api (peralatan luar dan hubungan blok)

50
BAGIAN NON VITAL

NON VITAL ? Bagian yang tidak berhubungan langsung dengan


interlocking sehingga apabila terjadi kegagalan/kerusakan
tidak langsung berpengaruh terhadap peralatan luar dan
perjalanan kereta api

Interlocking Non Vital : Mencakup peralatan input / output (I/O) operator, rute, dan
tampilan. Selain itu Technicians Terminal dan Diagnostic Processor termasuk bagian
non vital yang berfungsi untuk pemeliharaan dan mendiagnosa gangguan

59
INTERLOCKING VITAL SINYAL ELEKTRIK
FUNGSI INTERLOCKING VITAL :
 Memproses secara keseluruhan prinsip-prinsip interlocking, dengan memperhatikan : kondisi input peralatan
luar dan input dari peralatan non vital
 Jika semua syarat-syarat rute TELAH terpenuhi, maka rute akan terbentuk dan sinyal bisa menunjukkan
aspek aman
 Jika semua syarat-syarat rute TIDAK terpenuhi, maka akan diproses selanjutnya sesuai dengan kondisi
yang tidak membahayakan perjalanan KA.

 Mengendalikan output dari sistem persinyalan sehingga hasilnya telah sesuai dengan prinsip interlocking
sistem persinyalan Kereta Api
 Output control : pembalikan wesel ke arah normal atau reverse
 Output indikasi : aspek lampu sinyal

 Menyediakan informasi yang perlu untuk ditampilkan oleh peralatan Non Vital, sehingga terjadi kesesuaian
antara kondisi peralatan di lapangan dengan indikasi pada Local Control Panel
 Indikasi : lampu, kedudukan wesel, pintu perlintasan, track circuit
 Alarm/buzzer : KA mendekat, pintu perlintasan menutup

 Menjamin sistem persinyalan agar fail safe, sesuai dengan methode yang dipakai pada masing-masing jenis
sistem persinyalan
INTERLOCKING NON VITAL SINYAL ELEKTRIK

FUNGSI INTERLOCKING NON VITAL :

 Memberikan instruksi dan memberikan indikasi


 Secara reguler mengecek integritas highway
 Secara regular menscan modul input /output digital
 membuat paket pesan yang berasal dari perubahan input /output
bersama dengan Status byte peralatan untuk dikirim ke interlokcing

 Memperbaiki “ data display” dan penyimpan status sistem.


 Memproses informasi rute untuk dikirim ke Vital interlocking
 Mengisolasi modul dari Vital interlocking ketika terjadi kerusakkan.
 Melakukan komunikasi serial dengan Peralatan lain
PERALATAN PERSINYALAN

 Peralatan dalam
1. Modul Interlocking
2. Relay driver
3. Technician Terminal
4. Data logger
5. Panel pelayanan
 Peralatan luar
1. Sinyal
2. Motor wesel
3. Deteksi KA (AXC)
4. Electric lock

18
PANEL PELAYANAN

 Adalah suatu panel berbentuk persegi empat dengan


kemiringan tertentu yang digunakan untuk mengendalikan
dan mengindikasikan kegiatan dari suatu peralatan kendali.

69
BENTUK DAN KOMPONEN MEJA PELAYANAN

 Berbentuk persegi empat 3 D dengan mempunyai


kemiringan.
 Ukuran panel relatif kecil
 Terdiri dari susunan kotak – kotak kecil yang disebut Field
yang terbuat dari bahan metal /plastik dgn ukuran 40X 60
mm
 Lampu indikator 12 /24 vdc
 Tombol
 Counter
 Kunci lokal dan terpusat

70
MEJA PELAYANAN JENIS SIEMENS

76
TOMBOL PELAYANAN

 Menggunakan sistem “Dual Handed Operation”


 Jenis tombol mempunyai mekanisme tertentu
dimana proses pembalikannya dilakukan secara
otomatis

71
ARTI SINGKATAN TOMBOL
TAG : Tombol Akhir Gangguan
TBB : Tombol Buka Blok
TBBA: Tombol Blok Batal
TBKB: Tombol Bantu Kereta Berangkat
TBKM: Tombol Bantu Kereta masuk
TALB: Transmite Acknowledgement Blok
THB: Tombol Penghenti lonceng gangguan Blok
THM : Tombol penghapus perintah masuk
THW : Tombol Penghenti lonceng gangguan wesel
THS: Tombol Penghenti lonceng gangguan Sinyal
TKB : Tombol Kelompok Blok
TPB : Tombol Pembatalan Blok
ARTI SINGKATAN TOMBOL

THB : Tombol Penghenti lonceng gangguan Blok


THM : Tombol penghapus perintah masuk
THW: Tombol Penghenti lonceng gangguan wesel
THS: Tombol Penghenti lonceng gangguan Sinyal
TKB : Tombol Kelompok Blok
TPB : Tombol Pembatalan Blok

73
ARTI SINGKATAN TOMBOL

TWKM : Tombol Kereta Api Masuk


TKW : Tombol Kelompok Wesel
TBW : Tombol Bantu Wesel
TKGW : Tombol Kancing Wesel
TBKW : Tombol Buka Kancing Wesel
TWT : Tombol Wesel Terlanggar
TPB : Tombol Pembatalan Blok
TPYR : Tombol Penyimpan Rute
TST : Tombol Stasiun
TTM : Intensitas Tegangan Malam
TTS : Intensitas Tegangan Siang
74
TOMBOL – TOMBOL YANG DIHUBUNGKAN DENGAN
COUNTER
TPM : Tombol Perintah Masuk
TPR : Tombol Penghapus Rute
TPRD : Tombol Penghapus Rute Darurat
TSD : Tombol Sinyal Darurat
TBW : Tombol Bantu Wesel
TWT : Tombol Wesel Terlanggar
TBKM : Tombol Bantu Kereta Masuk

75
PENGERTIAN
Rute KA : suatu jalur yang dipersiapkan untuk perjalanan KA dalam
memasuki petak blok
Rute langsir : suatu jalur yang dipersiapkan untuk langsiran KA
(empalsemen)
Lamp prooving : suatu proses pengecekan kondisi sinyal tujuan atau
sinyal sebagai jaga samping agar perjalanan KA aman
Approach track : bagian dari track yang diberlakukan sebagai syarat
untuk perubahan aspek pada sinyal masuk
Track occupied : suatu syarat yang diperlukan untuk merubah aspek
sinyal dengan mendeteksi keberadaan KA pada track tersebut
PENGERTIAN
Luncuran/overlap : bagian jalan rel yang terletak di belakang
suatu sinyal jalan dengan panjang tertentu, yang harus aman
sebelum sinyal jalan yang bersangkutan dapat menunjukkan
aspek “berjalan”
Ruang bebas : ruang tertentu yang senantiasa bebas dan tidak
mengganggu pergerakan kerata api sehingga kereta api dapat
berjalan dengan aman
Jaga samping : Suatu cara untuk memisahkan suatu jalur yang
sedang digunakan oleh suatu gerakan bakal pelanting, supaya
gerakan tersebut terhindar dari bahaya atau pengaruh yang
ditimbulkan oleh gerakan bakal pelanting yang sedang
berlangsung di jalur lain yang terhubung pada jalur yang perlu
dilindungi.
CTC (Centralized Traffic Control) : Pengendali Kereta Api Terpusat
Pengelompokan sinyal berdasarkan PM no 10 tahun 2011

 Sinyal utama :  Sinyal pelengkap :


 Sinyal masuk  Sinyal penunjuk batas kecepatan
 Sinyal masuk berjalan jalur kiri  Sinyal penunjuk arah
 Sinyal berangkat/keluar 2 aspek  Sinyal penunjuk berjalan jalur kiri
 Sinyal blok 2 aspek
 Sinyal blok 3 aspek
 Sinyal langsir
 Sinyal darurat Peraturan Menteri
 Sinyal pembantu : Nomor 10 tahun 2011
 Sinyal muka
 Sinyal muka blok antara
 Sinyal pendahulu
 Sinyal pengulang
5
T e r i ma

k a s i h

Anda mungkin juga menyukai