Anda di halaman 1dari 22

A.

PERALATAN PENDETEKSI KEBERADAAN KERETA API


Di Indonesia peralatan pendeteksi keberadaan sarana kereta api yang
di pakai pada umumnya berupa :
1. Track circuit
Track circuit merupakan suatu metode pendeteksi keberadaan
sarana kereta api dengan cara pengisolasian rel yang satu dengan
yang lain dan dihubungkan dengan suatu rangkaian listrik
tertutup.
a. Komponen track circuit
Track circuit terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1) Feed track circuit
Feed track circuit merupakan bagian pemberi tegangan
listrik yang akan dialirkan menuju track relay melalui
rel. Di bagian ini terdiri dari beberapa komponen antara
lain :
a) Feed transformer yaitu alat yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan dari 220 V menjadi 5 volt AC
b) Rectifier yaitu alat yang berfungsi untuk
menyearahkan arus keluaran dari feed transformer
menjadi 5 volt DC
2) Track relay
Track relay merupakan antarmuka antara track circuit
dengan peraltan lain seperti sistem interlocking dan
lampu sinyal.
3) IRJ (insulated rail joint)
IRJ (insulated rail joint) merupakan penyekat yang
berfungsi untuk meyekat sisi rel yang satu dengan yang
lain. Bahan yang digunakan adalah fiber.
4) Kabel penghubung rel (bounding cable)

7
Merupakan penghubung arus dalam satu track section
yang terpisah karena ukuran rel yang lebih pendek dari
panjang track section.
Untuk lebih jelasnya bagian peralatan track circuit
disajikan pada gambar II.3 sebagai berikut.

Insulated Insulated
Rail Joint Rail Joint

TRACK TRACK
TRANSFORMER TRANSFORMER
AC TRACK
RELAY
KE SISTEM SUMBER
PERSINYALAN TEGANGAN

ALIRAN ARUS LISTRIK T.C

Gambar II.3 : gambar peralatan track circuit

b. Cara kerja track circuit


Adapun cara kerja track circuit sebagai berikut :
1) Pada kondisi normal arus mengalir dari feed track
menuju track relay sehingga pick up oil terangkat dan
menggerakkan kontak relay menuju interlocking
sehingga meja pelayanan mengindikasikan ke PPKA
bahwa petak jalan tidak ada kereta dan lampu sinyal
dapat beraspek aman (hijau). Untuk lebih jelasnya
gambar track circuit pada kondisi normal disajikan pada
gambar II.4 sebagai berikut.
Gambar II.4 : gambar track circuit pada kondisi normal
Bila tidak ada roda KA maka arus listrik akan mengalir
dari:
TRAFO - TAHANAN GESER - REL - TAHANAN GESER
- RELE - REL - TRAFO - RELE NAIK = REL KOSONG

2) Pada kondisi track section dilewati kereta, arus dari feed


track tidak sampai munuju track relay karena terhubung
singkat oleh roda kereta sehingga pick up coil de-
energized. Hal tersebut membuat kontak relay menuju
interlocking dan lampu sinyal jatuh sehingga meja
pelayanan mengindikasikan ke PPKA bahwa petak jalan
terisi kereta dan lampu sinyal beraspek tidak aman
(merah). Untuk lebih jelasnya kondisi track circuit pada
kondisi dilewati kereta disajikan pada gambar II.5
sebagai berikut.

Gambar II.5 : gambar track circuit pada kondisi dilewati kereta

Bila terinjak roda KA maka arus listrik akan mengalir dari :


TRAFO - TAHANAN GESER - REL - RODA KA - TRAFO
- RELE JATUH , INDIKATOR DI MEJA PELAYANAN
MERAH

c. Kelebihan dan kekurangan sistem track circuit


Pendeteksian keberadaan sarana kereta api dengan
menggunakan sistem track circuit mempunyai kelebihan dan
kekurangan, antara lain :

1) Kelebihan sistem track circuit


a) Track circuit dapat mendeteksi keberadaan sarana
kereta api di setiap titik sepanjang track section
tersebut
b) Peralatan yang digunakan sederhana
c) Harga komponen track circuit relatif murah

2) Kekurangan sistem track circuit


a) Kemampuan deteksi track circuit relatif lebih pendek
dibandingkan pendeteksi lain seperti axle counter.
Jarak maksimum track section yang dapat dideteksi
track circuit kurang lebih 2,5 km
b) Karena keterbatasan kemampuan, untuk mendeteksi
petak jalan diperlukan banyak track circuit yang
terhubung secara seri. Apabila ada salah satu track
circuit yang rusak, maka menggangu seluruh kinerja
pendeteksian kereta di petak jalan
c) Hanya dapat dipasang pada rel dengan bantalan beton,
kayu dan bahan lain selain logam
d) Adanya tempat tertentu yang tidak dapat dideteksi
(dead section), misalnya pada persilangan dengan
jalur lori dan pada jembatan baja

2. Axle counter
Axle counter merupakan metode pendeteksian keberadaan sarana
kereta api dengan cara membandingkan antara jumlah gandar
yang masuk dalam bagian pendeteksi gandar dengan yang keluar
bagian pendeteksi gandar.
a. Komponen axle counter
Axle counter terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1) Pendeteksi gandar (wheel detector)
Merupakan bagian dari axle counter yang berfungsi
mendeteksi gandar yang lewat diatasnya berdasarkan
perbedaan frekuensi yang dipancarkan pada waktu tidak
dilewati roda dan waktu dilewati roda. Pada komponen ini
terdapat bagian pemancar (Tx) dan penerima (Rx) yang
berfungsi untul memancarkan dan menerima gelombang
elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan kereta yang lewat diatasnya. Untuk lebih
jelasnya gambar pendeteksi gandar disajikan pada gambar
II.6 sebagai berikut.

Gambar II.6 : gambar pendeteksi gandar

2) Track side connection box


Track side connection box merupakan kotak penyambung
kabel dari pendeteksi gandar menuju penghitung gandar.
Untuk lebih jelasnya gambar Track side connection box
disajikan pada gambar II.7 sebagai berikut.

Gambar II.7 : gambar Track side connection box


3) Kabel data
Kabel data digunakan untuk menyampaikan informasi dari
pendeteksi kereta ke Track side connection box dan dari
Track side connection box ke penghitung gandar.
4) Penghitung gandar (evaluator)
Merupakan bagian dari axle counter yang berfungsi
menghitung dan membandingkan jumlah gandar yang
memasuki pendeteksi gandar awal track section dan
akhir track section. Untuk lebih jelasnya gambar
penghitung gandar disajikan pada gambar II.8 sebagai
berikut.
Gambar II.8 : gambar penghitung gandar (evaluator)
b. Cara kerja axle counter
1) Pada kondisi normal, transmitter (Tx) pada bagian
pendeteksi kereta mengirimkan gelombang elektro
magnetik dengan frekuensi 34 Khz, karena gelombang
tersebut tidak terhalang oleh rode kereta, maka
gelombang tersebut diterima sepenuhnya oleh receiver
(Rx). Indikasi tersebut dikirim oleh pendeteksi kereta ke
penghitung gandar. Karena tidak ada indikasi adanya
kereta yang memasuki pendeteksi gandar, maka
peralatan penghitung gandar mengirim indikasi ke sistem
interlocking bahwa track section tidak ada kereta.
2) Pada kondisi kereta melewati pendeteksi gandar,
gelombang elektro magnetik dengan frekuensi 34 Khz
yang dikirim oleh transmitter (Tx) tidak dapat diterima
oleh receiver (Rx). Indikasi tersebut dikirim oleh
pendeteksi gandar ke penghitung gandar. Di bagian
penghitung gandar, jumlah gandar yang memasuki
penghitung gandar di bandingkan dengan yang keluar.
Apabila jumlah gandar yang masuk pendeteksi gandar
tidak sama dengan yang keluar, peralatan penghitung
gandar, mengirimkan aspek tidak aman (merah) pada
sistem interlocking. Setelah seluruh rangkaian kereta
melewati penghitung gandar, maka penghitungan jumlah
gandar yang memasuki penghitung gandar (wheel
detector) sama dengan yang keluar. Apabila jumlah
gandar yang masuk pendeteksi gandar (wheel detector)
sama dengan yang keluar, peralatan penghitung gandar
mengirimkan aspek aman (hijau) pada sistem
interlocking sehingga indikasi pada LCP aman. Untuk
lebih jelasnya gambar cara kerja axle counter disajikan
pada gambar II.9, II.10 sebagai berikut.

Gambar II.9 : gambar axle counter pada kondisi normal


Gambar II.10 : gambar axle counter pada kondisi dilewati kereta

c. Kelebihan dan kekurangan sistem axle counter


Pendeteksian keberadaan sarana kereta api dengan
menggunakan sistem axle counter mempunyai kelebihan dan
kekurangan antara lain :
1) Kelebuhan sistem axle counter
a) Axle counter dapat mendeteksi keberadaan sarana
kereta api di track sepanjang ± 15 km
b) Untuk mendeteksi petak jalan cukup di butuhkan 2
axle counter yang dipasang pada sinyal masuk
stasiun yang bersebelahan yang dihubungkan
dengan sistem transmisi data
c) Dapat dipasang pada semua jenis bantalan termasuk
bantalan yang terbuat dari logam
d) Semua bagian track dapat dideteksi dan tidak ada
daerah mati (dead section)
2) Kekurangan sistem axle counter
a) Tidak dapat mendeteksi adanya bakal pelanting di
setiap titik sepanjang track section tersebut
b) Memerlukan banyak peralatan seperti wheel detector
dan evaluator
c) Harga komponennya relatif mahal
A. ANALISA
Untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan sistem axle
counter sebagai pengganti track circuit, maka perlu dianalisa
tingkat kehandalan sistem axle counter dibandingkan dengan
menggunakan sistem track circuit. Selain analisa dari aspek
kehandalan sistem juga dianalisa dari aspek operasional karena
gangguan track circuit di petak jalan, kemungkinan terjadinya
keterlambatan karena gangguan tersebut.
1. ASPEK TEKNIS
a. Desain
Desain yang direncanakan menggunakan sistem axle
counter untuk mendeteksi keberadaan kereta api di petak
jalan. Dalam desain ini peralatan pendeteksi keberadaan
kereta api dipasang di setiap sinyal masuk stasiun. Data-
data tentang keberadaan kereta api yang memasuki petak
jalan dikirim dari peralatan penghitung gandar dengan
menggunakan location case. Untuk lebih jelasnya gambar
di sajikan pada lampiran 1.
1) Peralatan pendeteksi keberadaan kereta api
a) Peralatan pendeteksi kereta api di petak jalan adalah
sistem axle counter. Dalam sistem pendeteksian ini
terdapat beberapa peralatan, anatara lain :
(1) Pendeteksi gandar (wheel detector)
Peralatan ini berfungsi untuk mendeteksi
keberadaan gandar yang lewat. Tipe
pendeteksi gandar yang digunakan adalah
sistemdouble wheel detector yang dapat
mendeteksi roda dengan ukuran standar roda
kereta di indonesia yaitu ≥ 865 mm dengan
material gandar besi atau baja. Frekuensi
operasi dari bagian transmitter dan receiver 34
kHz dengan konsumsi daya yang rendah yaitu
5 watt pada tegangan kerja antara 24 V DC s.d
60 V DC. Bagian pendeteksi gandar yang
terpasang di rel harus di pasang pelindung
yang dapat melindungi dari kemungkinan
benturan atau tekanan secara mekanis yang
tidak diinginkan dari bagian-bagian kereta
yang lewat diatasnya. Pendeteksi gandar harus
dapat dipasang pada semua jenis bantalan
kayu, beton, dan besi.
(2) Track side conection box
Peralatan ini berfungsi untuk tempat
sambungan kabel dari bagian penghitung
gandar ke bagian pendeteksi gandar. Track
side conection box dipasang di samping rel
dan mempunyai fasilitas keamanan, yaitu
dapat di kunci untuk menghindari pencurian.
Track side conection box harus di pasang
pelindung yang dapat melindungi dari
kemungkinan benturan secara mekanis dari
bagian-bagian kereta yang lewat.
(3) Kabel data axle counter
Kabel yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dari bagian pendeteksi gandar ke
bagian penghitung gandar menggunakan kabel
tipe T-Ej (Pem)E dengan bahan penghantar
solid copper wire dan bahan isolasi solid
polyethylene dengan spesifikasi sebagai
berikut :
(a) Diameter kawat 0.9 mm
(b) Conductor DC resistance :
29Ohms/km
(c) Insulation resistance at 20°C : 10.000
M.Ohms.km
(d) Mutual capacitance at 1 KHz : 60 nF/0.5
km
(e) Capacitance unbalance antar pair pada 1
KHz
Max Value : 800 pF/0.5 km
Min Value : 150 pF/0.5 km
(f) Kekuatan dielektrik : 500 V DC or 350 V
AC-1 menit
(4) Penghitung gandar (Evaluator)
Peralatan ini berfungsi untuk menghitung dan
membandingkan jumlah gandar yang
memasuki pendeteksi gandar (wheel detector)
awal track section dan akhir track section.
Peralatan penghitung gandar di pasang di
ruangan ER (Equipment Room) di stasiun dan
terintegrasi dengan sistem interlocking SSI.
Untuk pendeteksian kereta di petak jalan
cukup menggunakan 2 buah buah penghitung
gandar yang terhubung dengan kabel data
untuk komunikasi data dengan penghitung
gandar di stasiun bersebelahan untuk
pengontrolan petak jalan.

b) Pemasangan peralatan pendeteksi kereta api


(1) Pendeteksi gandar (wheel detector)
Peralatan pendeteksi gandar dipasang pada sisi
tepi rel dalam daerash cakupan pendeteksian
kereta di petak jalan (track vacancy detection
section) yaitu mulai dari sinyal masuk arah ke
stasiun Cimindi (J 10) dan sinyal masuk arah
ke stasiun andir (J 24). Pendeteksi diletakkan
di tengah-tengah bantalan, sedangkan untuk
pemasangannya dengan menggunakan baut
dengandiameter 13mm. Untuk lebih jelasnya
pemasangan pendeteksi gandar di rel dan
lokasi pemasanagan axle counter di petak
jalan di sajikan pada gambar IV-1, dan IV-2
sebagai berikut.

Gambar IV.1 : Gambar pemasangan peralatan pendeteksi


gandar di rel
CIMINDI (CMD)
Km. 150 + 012

EVALUATOR Interlocking SSI

147+745

148+718
147+131
ER
J22 J24 MJ24
W11A 22T W17B
21T 23T
Cimahi Andir

11T W13 12T W15


W11B W17A
MJ10 J10 J32A J12
3

13T
32T
JPL154 Track block
144+995

146+179

J32B wheel

3
Km.146+800

detector

147+109
VDU
Track block
wheel
detector

Gambar IV.2 : Gambar lokasi pemasangan peralatan pendeteksi


gandar di petak jalan

(2) Track side connection box dan kabel data


Kotak sambungan kabel (Track side
connection box) di pasang di tepi jalan rel
dengan jarak pemasangan minimal 3 meter
dari dari tengah rel. Pemasangan Track side
connection box harus memperhatikan ruang
bebas sarana agar dalam pengoperasiannya
terhindar dari benturan secara mekanis dari
bagian-bagian yang lewat. Sedangkan untuk
kabel data di tanam di bawah tanah dasar
dengan kedalaman 25 cm. Untuk lebih
jelasnya pemasangan Track side connection
box di sisi rel, disajikan pada gambar IV.3
sebagai berikut.
Gambar IV.3 : pemasangan Track side connection box disisi rel
(3) Penghitung gandar (Evaluator)
Peralatan penghitung gandar (Evaluator)
dipasang di ruang ER (Equipment Room) di
stasiun dan terintegrasi dengan sistem
interlocking SSI. Untuk lebih jelasnya
pemasangan penghitung gandar (Evaluator),
disajikan pada gambar IV.4 sebagai berikut

Axle counter Evaluator

Gambar IV.4 : konfigurasi peralatan penghitung gandar

c) Cara kerja peralatan pendeteksi bakal pelanting


Ketika kereta berangkat dari emplasemen stasiun
bergerak melewati sinyal masuk, peralatan
pendeteksi gandar mengindikasi bahwa ada bakal
pelanting yang memasuki petak jalan (track vacancy
detection section) dengan menghitung jumlah
gandar yang melewati peralatan. Data jumlah
gandar tersebut di proses di bagian penghitung
gandar. Di bagian penghitung gandar data tersebut
dibandingkan dengan hasil penghitungan gandar di
sinyal masuk stasiun sebelahnya dengan
menggunakan location case. Hasil perbandingan
kedua evaluator di kirim ke relay interface
interlocking SSI. Apabila perhitungan jumlah
gandar yang terhitung pada awal petak jalan, maka
bagian penghitung gandar memberikan indikasi
bahwa petak jalan aman ke sistem interlocking.
Apabila jumlah perhitungan gandar tidak sama,
maka bagian penghitung gandar mengindikasikan
bahwa petak jalan masih belum aman.

b. Analisa kehandalan sistem


Dalam desain sistem axle counter sebagai pendeteksi
keberadaan kereta api di petak jalan mempunyai
kehandalan dibandingkan dengan sistem yang ada pada
kondisi eksisting sekarang, yaitu dengan sistem pendeteksi
track circuit dan media transmisi kabel fisik. Kelebihannya
adalah pada sistem axle counter lebih hemat energi listrik
yaitu dalam pengoperasiannya hanya membutuhkan biaya
25 watt. Selain itu dengan penggunaan sistem axle counter
lebih mudah dalam perawatan dan perbaikan karena
peralatan axle counter dipasang di dalam ruangan di satu
tempat sehingga dalam perbaikan membutuhkan waktu
yang singkat. Untuk lebih jelasnya kehandalan sistem axle
counter dibandingkan dengan sistem track circuit disajikan
pada lampiran 3.

B. PEMECAHAN MASALAH
Setelah pembahasan mengenai perbandingan antara penggunaan
sistem track circuit dengan sistem axle counter, maka untuk
menyelesaikan masalah tersebut diberikan usulan, antara lain :
1. Berdasarkan tingkat kehandalan dalam pendeteksian kereta
api, untuk pendeteksian bakal pelanting di petak jalan
dianjurkan menggunakan sistem axle counter dari pada track
circuit karena lebih hemat pemakaian listrik yaitu hanya
membutuhkan 25 watt untuk menghidupkan peralatan
penghitung gandar dan pendeteksi keberadaan sarana kereta
api. Sistem axle counter lebih mudah dalam perawatan karena
peralatan sebagian besar terletak di dalam ruangan dan terjaga
dari pengaruh lingkungan yang
merusak peralatan. Perbaikan saat gangguan indikasi di petak
jalan membutuhkan waktu yang relatif singkat karena
gangguan indikasi dapat di selesaikan hanya dengan mereset
tombol RR (Restricted Reset) pada bagian peralatan
penghitung gandar. Sistem axle counter relatif lebih aman dari
pencurian peralatan, karena peralatan di pasang di sinyal
masuk sehingga mudah dalam pengawasan. Selain itu axle
counter lebih efisien karena hanya membutuhkan dua buah
peralatan pendeteksi bakal pelanting yang di pasang di sinyal
masuk.

2. Dengan pemasangan axle counter diharapkan tingkat


keterlambatan kereta karena gangguan peralatan persinyalan,
khususnya karena gangguan dapat dikurangi. Selain itu
kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan akibat gangguan
dapat dikurangi.
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan perbandingan kinerja sistem axle counter dan
track circuit untuk pendeteksi bakal pelanting di petak jalan
dapat disimpulkan bahwa :

a. Sistem Axle counter


1) Sistem axle counter relatif lebih hemat pemakaian
listrik yaitu hanya membutuhkan 25 watt untuk
menghidupkan peralatan penghitung gandar dan
pendeteksi gandar
2) Sistem axle counter tidak memakai skun kabel,
sehingga aman terhadap korosi. Selain itu peralatan
yang digunakan cenderung lebih banyak di dalam
ruangan sehingga kerusakan peralatan akibat
pengaruh lingkungan dapat dikurangi
3) Sistem axle counter relatif lebih aman dari pencurian
peralatan, karena peralatan yang dipakai lebih banyak
dipasang didalam ruangan. Peralatan yang berada
diluar ruangan hanya dipasang di sinyal masuk
sehingga mudah dalam pengawasan
4) Pada sistem axle counter, perbaikan membuthkan
waktu yang relatif singkat karena gangguan indikasi
dapat diselesaikan hanya dengan mereset peralatan
penghitung gandar di ruang interlocking
5) Pada sistem axle counter hanya membutuhkan 2 buah
pendeteksi bakal pelanting, sehingga lebih efisien
6) Jadwal pemeliharaan berkala axle counter setiap 3
bulan sekali, sehingga lebih efisien
7) Peralatan axle counter tidak memakai insulated rail
joint, sehingga tidak mudah aus. Suku cadang axle
counter tersedia di vendor resmi di indonesia

b. Sistem track circuit


1) Pada sistem track circuit pemakaian listrik relatif
lebih besar, karena pada sistem track circuit
memerlukan supply tegangan untuk transformator
feed track di masing-masing location case. Untuk
track circuit petak jalan keseluruhan lintas Padalarang
– Cicalengka membutuhkan daya listrik 10620 watt
2) Pada sistem track circuit peralatan yang digunakan di
luar ruangan lebih banyak, seperti location case, relay
track circuit dan skun kabel I/O sehingga rawan untuk
terjadi kerusakan akibat pengaruh lingkungan seperti
korosi
3) Lokasi track circuit jauh dari stasiun sehingga kurang
dalam segi pengawasan dan rawan untuk dicuri
4) Pada sistem track circuit perbaikan membutuhkan
waktu lama, karena harus memeriksa semua kerja
track circuit di location case. Selain itu tempat
location case cenderung susah dilalui kendaraan darat
5) Sistem track circuit mempunyai kemampuan deteksi
terbatas, untuk mendeteksi posisi kereta di petak jalan
lintas Padalarang – Gedebage keseluruhan diperlukan
59 buah track circuit
6) Jadwal pemeliharaan berkala track circuit adalah
setiap bulan sekali
7) Pada sistem track circuit memakai insulated rail joint.
Selain mudah aus, suku cadangnya susah diperoleh di
indonesia. Untuk memperoleh insulated rail joint
harus memesan pada vendor asing di luar negeri

2. Berdasarkan andil keterlambatan bulan mei 2013 dan data


gangguan peralatan persinyalan

Sebagaimana dapat dilihat bahwa sebagian keterlambatan juga


diakibatkan karena gangguan peralatan persinyalan dan salah
satunya adalah gangguan interlocking.

B. SARAN
Untuk mengurangi keterlambatan kereta api, mengurangi resiko
kemungkinan terjadinya keterlambatan dan kecelakaan, penulis
menyarankan kepada pemerintah yang dalam hal ini adalah
direktorat jendral perkeretaapian agar melakukan beberapa hal
sebagai berikut :

1. Mengganti track circuit petak jalan dengan menggunakan axle


counter untuk mendeteksi keberadaan kereta api di petak jalan
dengan pertimbangan kehandalan sistem pendeteksian
keberadaan sarana dengan menggunakan axle counter.
2. Mengingat padatnya frekuensi kereta api di lintas tersebut,
diharapkan penggunaan sistem pendeteksian kereta dengan axle
counter dapat mendukung kelancaran perjalanan kereta api.
3. Mengingat bahwa sebagian keterlambatan juga diakibatkan
karena gangguan peralatan persinyalan dan salah satunya
adalah gangguan interlocking, diharapkan penggunaan sistem
pendeteksian kereta dengan axle counter dapat mengurangi
angka keterlambatan.

Anda mungkin juga menyukai