Anda di halaman 1dari 8

Pengendalian Mesin Eektrik

Kelas A

Dosen Pengajar :
Dr. Rini Nur Hasanah, S.T., M.Sc.

Disusun Oleh :
Rifdillah Zulafa (1805060301111040)
Nararya Berlianti (185060301111049)

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
1. Kereta Rel Listrik
Keret Rel Litrik (KRL) Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan kereta yang menggu-
nakan tenaga listrik dalam menggerakkan motornya. Pada Kereta Rel Listrik (KRL) dua
macam sumber listrik dapat digunakan. Sumber DC yang umum dipakai biasanya 1500 Volt,
sedangkan untuk kereta sumber AC hingga 25 kV. Untuk menyalurkan sumber listrik ke
kereta yang berjalan digunakan piranti bernama pantograf. Terdapat 2 tipe pantograf yang bi-
asa digunakan pada KRL yaitu diamond-shaped dan single-arm.

(Gambar 1.1 Kereta Rel Listrik)

2. Komponen pada KRL

(Gambar 1.2 Komponen Kereta Rel Listrik)

1. Sumber Energi Listrik


2. Pantograf
(Gambar 1.3 Pantograf)
Pantograf adalah sebuah 'pengambil arus' dari kawat LAA (Listrik Aliran Atas). Pan-
tograf itu sendiri ditempatkan di atap kereta. Di kawat LAA, ada sebuah kabel atas yang men-
galirkan listrik, disebut catenary, dan ada kabel bawah yang menjadi tempat bertemunya sepatu
pantograf (contact shoe) dan LAA, disebut contact wire. Contact wire inilah yang akan menye-
diakan arus listrik untuk kereta api. Pantograf bisa terus menempel pada kawat LA dikarenakan
sistem pneumatik yang akan menekan pantograf ke atas. Jika tekanan pneumatik hilang, pan-
tograf akan turun. Rel KA bertindak sebagai ground (penetralisir). Pantograf sekarang banyak
digunakan oleh hampir seluruh lokomotif listrik dan KRL di dunia Karena pantograf memu-
ngkinkan pemakaian voltase yang besar, sekitar 1500-25000 V.
3. Lokomotif
4. Gerbong Penumpang
5. Sistem Penggerak
Peralatan pada sistem propulsi atau sistem penggerak terbagi atas beberapa bagian, diantaranya
adalah:
a. Sistem Tegangan Tinggi
 Pantograph
 Line Filter : series – resonance converter yang pengoperasiannya berdasarkan pada ter-
jadinya resonansi pada rangkaian LC. Tujuan dari line filter adalah untuk memfilter
arus line yang masuk.
 Ruang Tegangan Tinggi. Di ruangan ini, peralatan tegangan tinggi yang sangat penting
untuk system traksi diletakkan. Peralatan traksi ini terdiri dari Circuit Breaker, Panel
keamanan (untuk pengukuran dan deteksi), Filter anti gangguan, Perlengkapan short
circuit, Line filter kapasitor dan resistor, Pengukur arus inverter traksi
b. Sistem Traksi
Masing-masing kereta seperti pada gambar dilengkapi dengan sistem traksi yang terdiri dari ru-
ang converter traksi berisi peralatan kontrol dan power elektronik yang terdiri dari mikprosesor
dan lima high power drives (HPD). Pendinginan converter traksi adalah ventilator.
 Ruang Converter Traksi : Ruang converter traksi terdiri dari power dan control elek-
tronik yang merupakan bagian terpenting dari system traksi. Dalam ruang converter
traksi ini diletakkan inverter modul, converter traksi, braking chopper modul dan
perangkat power elektronik lainnya.
 Traksi Motor

c. Sistem Kontrol Traksi


Sistem kontrol traksi ini menggunakan peralatan berupa kontrol elektronik yang bekerja untuk
menjamin agar peralatan-peralatan yang telah di pasang dapat berfungsi dengan baik. Ada tiga
komponen pengemudian yang di kontrol oleh alat pengontrol ini, yaitu : inverter, line chopper,
braking, chopper.
 Line Chopper.
Kegunaan dari komponen ini adalah untuk merubah teganggan line (DC)
tanpa regulasi menjadi tegangan DC dengan regulasi atau variable tegangan
DC. Dalam beberapa pemakaian chopper terdiri dari tiga jenis, yaitu :
Buck converter menghasilkan tegangan DC yang lebih kecil; dari tegangan input.
Boost converter menghasilkan tegangan DC lebih besar dari pada tegangan input.
Buck-boost converter merupakan gabungan dari keduanya.
• Braking Chopper. Braking chopper akan beroperasi jika tegangan DC link mencapai harga
maksimumnya (2300 V)yaitu dengan cara mengalirkan arus ke brake resistor. Fungsi braking
chopper adalah :
Untuk membatasi potensial DC link, selama arus masuk dari circuit breaker dan selama
perubahan beban
Mengalihkan energi pengereman ke braking resistor, jika tidak dapat dikembalikan ke
saluran.
• Inverter.
Pada dasarnya pengendalian dengan VVVF (variable Voltage Variable Frwekuensi ) ini dimak-
sudkan u tuk memperoleh harga fluk magnetic yang konstan. Sesuai dengan karakteristik motor
induksi yang akan mempunyaio torsi yang konstan jika fluk magnetnya juga konstan. Pemaka-
ian inverter dengan inverter tiga pasha. Berfungsi merubah tegangan DC menjadi tegangan AC
tida pasha dengan perubahan terhadap amplitude dan frekuensi. Tegangan input berkisar antara
2200 V samapi 2500 V DC yang akan mensuplai motor induksi dengan tegangan berkisar an-
tara 0 sampai 1950 V AC.

d. Kontrol elektronik
Kontrol elektronik akan mengatur, melindungi dan memonitor fungsi dari sistem keseluruhan
traksi.

3. Suplai Daya KRL


Suplai daya yang digunakan sebagai catu daya utama pada sistem kereta di Indonesia diperoleh
dari gardu induk PLN 150kV yang kemudian diturunkan menjadi jaringan listrik PLN 20KV
oleh transformator step down 150kV/20kV yang kemudian diturunkan menjadi 1200 VAC oleh
transformator step down 20kV/1200V,kemudian disearahkan oleh penyearah (rectifier)sebagai
converter pada gardu (sub-station) hingga menjadi listrik arus searah dengan besar tegangan
nominal 1500 VDC yang disalurkan melalui saluran atas (catenary) dan dialirkan ke kereta
dengan menggunakan pantograph.Seperti yang dijelaskan pada gambar 1.2

(Gambar 1.2 Pendistribusian Daya pada KRL)


(Gambar 1.3 Single Line Diagram konsumsi tegangan pada KRL)
Gambar 1.3 menjelaskanbagaimana aliran listrik yang digunakan oleh kreta rel listrik dari pen-
julang 20kV melewati DS (disconnection) dan VCB (vacuum circuit breaker) sebagai proteksi,
kemudian masuk kepada transformator step down 20kV/1200V untuk diturunkan tegangannya
menjadi1200V dan disearahkan oleh konverter silicon rectifier (SR) menjadi tegangan kerja
1500 VDC, tegangan kerja kreta rel listrik melewati HSCB (hight speed circuit breaker) seba-
gai proteksi berkecepatan tinggi sebelum diterima oleh panthograf yang mengalirkan listrik
kepada kereta

4. Motor Penggerak KRL


 Motor DC
Pada awal perkembangan KRL, motor dc dominan digunakan karena mudah pengaturannya.
Cara klasik pengaturan KRL motor dc adalah dengan membatasi tegangan yang masuk ke mo-
tor dc dengan menggunakan rheostat sehingga kecepatan motor dc dapat diatur. Efisiensi yang
rendah akibat rheostat dan berkembangnya teknologi saklar statis (thyristor) mengakibatkan
cara ini sudah tidak lagi dipakai. Sekarang ini untuk mengatur tegangan dc pada KRL motor dc
digunakan konverter dc-dc atau sering disebut chopper dc (Gambar 6). Dengan konverter dc-dc
pengaturan tegangan lebih mudah dan efisiensi lebih baik. Penggunaan konverter dc-dc dimulai
pada KRL generasi tahun 1970. Pada motor dc, komutator, sikat dan cincin belah merupakan
sesuatu yang harus ada, sayangnya banyak kejadian ground fault yang terjadi ketika komutator
kontak dengan sikat pada kecepatan putar yang tinggi. Hal ini termasuk salah satu yang men-
dasari penggunaan motor ac pada KRL.
(Gambar 1.6 sistem penggerak motor dc)
Kerugian tadi dan semakin berkembangnya teknologi saklar statis untuk rangkaian elektronika
daya mengakibatkan KRL generasi selanjutnya lebih memanfaatkan motor ac daripada motor
dc. Untuk menggerakkan motor ac pada KRL ditunjukkan pada Gambar 6. Apabila sumber
yang digunakan berupa sumber dc maka pengaturan kecepatan menggunakan inverter VVVF
(variable voltage, variable frequency) untuk mendapatkan tegangan ac tiga fasa yang bisa
diubah-ubah tegangan sekaligus frekuensinya sehingga kecepatan motor ac dapat berubah
ubah (Gambar 6 atas). Pada kasus sumber yang dipakai adalah sumber ac satu fasa, diperlukan
tambahan penyearah untuk mengubah sumber ac menjadi dc, kemudian baru diubah lagi
menjadi tegangan tiga fasa menggunakan vvvf (Gambar 7 bawah). Mengapa tampak repot
dengan konfigurasi ac-dc-ac padahal sumbernya ac dan motornya ac juga? Karena pada
umumnya sumber ac yang dipakai merupakan sumber satu fasa sedangkan motor ac yang digu-
nakan adalah motor tiga fasa, sampai saat ini konversi satu fasa ke tiga fasa langsung belum
bisa
 Motor AC
Penggunaan motor ac pun terbagi menjadi dua macam, ada KRL yang menggunakan mesin ac
asinkron dan ada juga yang menggunakan mesin ac sinkron. Contoh terkenal dari KRL yang
menggunakan mesin ac sinkron adalah TGV di Perancis. Alasan penggunaan motor ac sinkron
pada TGV adalah pada saat generasi TGV pertama rilis, dengan menggunakan mesin ac
sinkron, komutasi dan pemadaman thyristor dapat dilakukan secara natural. Hal ini akan
menghilangkan rangkaian tambahan untuk memadamkan thyristor (yang harus ada apabila
motor yang dipakai adalah motor ac asinkron). Alasan lain adalah adanya peraturan berat
maksimum dari boogie pada TGV. Teknologi KRL sekarang lebih banyak yang memanfaatkan
mesin ac asinkron sebagai motor traksinya.
5. Perawatan dan Pemeliharaan KRL
Perawatan dan pemeliharaan system penggerak adalah proses kerja yang bertujuan
untuk merawat komponen – komponen serta memperhatikan tingkat batas kelayakan
pemakaian komponen – komponen tersebut, agar system penggerak dapat dioperasikan.
a) Perawatan Pantograph
b) Kabel Sumber listrik atas(Catenary)
c) Bantalan Rel
d) Motor Car
Dari segi pemeliharaan kereta api dengan jenis sistem propulsi VVVF yang
menggunakan motor AC sebagai motor penggeraknya dinilai yang paling efisien dibandingkan
dengan sistem propulsi yang menggunakan motor DC seperti sistem propulsi rheostatic dan
dc-chopper karena pada motor AC tidak dilakukan penggantian carbon brush seperti
padahalnya pada motor DC, namun dari segi konsumsi daya sistem propulsi dcchopper lah
yang dinilai paling efisien, berikut rinciannya :
• Konsumsi daya motor DC = 150kw x 8
motor traksi = 1,2 MW
• Konsumsi daya motor AC = 160kw x 8
motor traksi = 1,28 MW

Anda mungkin juga menyukai