Anda di halaman 1dari 12

AUXILIARY PADA KRL

Kereta api listrik adalah kereta yang menggunakan energi listrik sebagai sumber daya
penggeraknya dan juga untuk menyuplai tegangan kerjanya. Daya listrik yang dibutuhkan KRL
ini akan disuplai dari sebuah gardu traksi menggunakan kawat konduktor yang membentang di
bagian atas sepanjang rute KRL tersebut yang disebut dengan system catenary atau LAA
(Listrik Aliran Atas). Kereta rel listrik sendiri menggunakan 1500V DC sebagai tegangan
kerjanya, namun untuk mendapatkan tegangan kerja yang diinginkan perlu melalui beberapa
proses diantaranya, suplai PLN sebesar 20kV AC diturunkan menjadi 1200V AC oleh
transformator step down yang kemudian dikonversi dari arus AC menjadi DC dengan
menggunakan Silicon rectifier, dari proses ini maka didapat tegangan 1500V DC dari hasil
konversi tersebut. Untuk proses selanjutnya Chopper DC-DC menyalurkan tegangan 1500V
DC dan mengatur tegangan DC pada KRL motor DC, sehingga membuat pengaturan tegangan
lebih mudah dan efisiensi lebih baik, untuk bisa menggerakan sekaligus mengendalikan
putaran motor traksi maka diperlukan pula komponen drive control (konverter), untuk drive
control yang digunakan adalah Chopper DC to DC, dengan menggunakan mekanisme
switching tegangan DC yang akan menghasilkan tegangan output DC yang berubah-ubah
tegangannya sehingga bisa dihasikan kecepatan putaran motor yang berbeda. penggerak KRL
menggunakan motor dc seri sebagai motor traksinya. Motor traksi DC seri sangat cocok
digunakan sebagai motor traksi KRL dikarenakan karakteristik torsi start yang tinggi

Tegangan 1500V DC akan di konversi kembali menjadi 600V DC menggunakan


Chopper dc-dc yang bertujuan untuk memberikan tegangan yang stabil (600VDC) pada muatan
cooler inverter, yang bertujuan untuk mengubah tegangan 600V DC yang ada pada Inverter
CVF, transformator, dan instalasi rektifikasi menjadi 200V AC, 100V DC, 24V DC yang
berguna untuk mensupply lampu pijar, kontrol sumber tegangan listrik, dan instalasi transmisi.

Berdasarkan proses penyaluran dan perubahan tegangan yang telah dijelaskan terdapat
proses yang harus diperhatikan yaitu proses konverter yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu
suplau daya, sistem utama powering dan sistem utama auxilary, sedangkan untuk proses
inverter proses tersebut digunakan untuk pembagian tegangan kerja pada bagian auxiliary.
Maka dari itu adalah hal yang sangat penting dalam siklus kerja dari sebuah Kereta rel listrik,
karena tanpa proses konverter dan inverter suplai tegangan PLN tidak dapat di telan mentah-
mentah oleh jarigan catenary atau Listrik aliran atas dan kebutuhan gerbong kereta.
Masalah yang sangat berat bila terjadi kerusakan atau kegagalan sistem pada konverter
dan inverter. Untuk mengatasi hal tersebut maka pemeriksaan dan analisa kinerja pada
konverter dan inverter perlu dilakukan, hal ini dilakukan untuk melihat dan mengawasi kinerja
dari sistem konverter dan inverter itu sendiri,

Analisis kinerja yang dilakukan berupa pengukuran input dan output pada sistemdari
konverter yaitu silicon rectifier (SR), pengukuran pada sistem konverter chopper dc kepada
motor, dan pengukuran terhadap sistem chopper dc dan inverter CVCF pada auxiliary.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “ Analisis kinerja
konveter dan inverter pada sistem kelistrikan Kereta rel listrik di PT. Kereta Comutter Line
Jabodetabek”

Spesifikasi KRL

Gambar 1 Satu set kereta rel listrik

• TC : Trailer Cabin, yaitu gerbong tanpa mesin (Pengikut) dengan kabin


masinis • M : Motor, yaitu gerbong dengan mesin (Dilengkapi pantograph hidrolik)

Kapasitas penumpang maksimum TC : 54 Tempat duduk + 248 berdiri M : 80


Tempat duduk + 204 berdiri

2.3 Bentuk sederhana kelistrikan KRL Sumber daya yang digunakan sebagai catu daya
utama pada system kereta di Indonesia diperoleh dari jaringan listrik PLN yang kemudian
disearahkan oleh penyearah (rectifier) pada gardu traksi (sub-station) hingga menjadi listrik
arus searah dengan besar tegangan nominalnya yaitu 1500 VDC yang disalurkan melalui
saluran atas (catenary) dan dialirkan ke kereta dengan menggunakan pantograph. Pantograph
terletak pada atap gerbong M1 dan M2. Masing-masing pantograph mencatu daya untuk
instalasi listrik. Arus balik pada instalasi tegangan tinggi disalurkan kembali menuju rel melalui
roda-roda pada gerbong M1 dan M2. Pada pantograph dipasang lightning arrester untuk
mengamankan kereta dari sambaran petir dan arus pembebanan lebih (over load). Diantara
pantograph dan saluran atas dipasang switch pentanahan (earthing switch) dengan tujuan untuk
perawatan kerja. Melalui peralatan catu daya utama ini daya listrik dapat disalurkan dan
digunakan untuk peralatan traksi dan catu daya bantu.

Gambar 2 Bentuk sederhana kelistrikan KRL

Dalam kondisi kerja, penghant saluran atas seperti pada gambar 3.3 dialiri arus
beberapa ribu Ampere, sehingga pada jaringan saluran atas terdapat rugi-rugi tegangan yang
harus diperhatikan. Untuk mengatasi rugi-rugi tegangan tersebut, maka pada jarak-jarak
tertentu (Biasanya setiap5 km) dipasang gardu hubung (sub-station) da ri PLN. Selain itu
jaringan saluran atas harus tetap pada jalurnya walaupun terkena tiupan angin kencang, cuaca
yang panas dan dingin, juga terhada kondisi cuaca buruk lainya.

Gambar 3 Jaringan saluran atas Catenary

III. Sistem Propulsion dan Auxiliary pada Kereta Rel Listrik 3.1 Sistem Propulsion
dan Auxiliary Pada KRL system kelistrikan dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : 1. Sistem
Tegangan Tinggi Pantograph Surge Arrester Bus & Main Fuse Isolating & Earthing
Switch Line Circuit Breaker 2. Sistem Propulsion Charging Circuit 50 Hz Filter Box
EMI RC-Filter Braker Resistor Motor Converter Module 3. Sistem Auxiliary
Auxiliary Fuse Earth Knife Charging Circuit ACM Three Phase Filter Transformer

3.2 Sistem Tegangan Tinggi 3.2.1 Pantograph


Gambar 4 Pantograf

.Kereta Rel Listrik menggunakan sumber listrik yang diperoleh dari jaringan listrik
PLN yang kemudian disearahkan oleh penyearah (rectifier) pada gardu (sub-station) hingga
menjadi listrik arus searah dengan besar tegangan nominal 1500 VDC untuk menyalurkan ke
kereta yang berjalan digunakan piranti yang bernama pantograph.

Spesifikasi Teknik : • Desain Single Arm • Sistem Operasi dengan menggunakan


pegas dan Tekanan udara • Rata-rata tegangan minimum 1500 V DC • Rata-rata arus
maksimum 1500 A • Tekanan kontak 80 N (range antara 60 – 130 N) • Kesepatan 100
KM/h
3.2.2 Surge Arrester

Gambar 5 Surge Arrester Salah satu piranti proteksi pada Kereta Rel Listrik yang
digunakan untuk pengaman dari adanya sambaran petir pada Kereta. Sehingga system
kelistrikan pada KRL tidak terganggu.

Spesifikasi Teknik : • Tegangan maksimum saat beroperasi : 2500 V • Max discharge


current (impuls): 100 kA,standard wave 4/10 µs
x 2 times • Max discharge current (thermal): 1200A, rectangular wave 2 ms x 20 times •
Maximum value of residual voltage at : 6.1 kV at 10 kA 8/20

3.2.3 Bus & Main Fuse

Gambar 6 Bus & Main Fuse

Bus dan Main Fuse adalah salah satu peralatan proteksi pada sistem Propulsi dan
auxiliary.berfungsi untuk melindungi peralatan listrik di KRL dari arus hubung singkat.

Input • Tegangan input 1000 VDC- 1800 VDC Output • Arus Output
2000A DC/2000A DC • Temperatur -10o C - +40oC • Kelembapan 0 – 95%
• Tegangan Isolasi 2500V AC untuk 1 menit

• Tahanan Isolasi > 20 MΩ pada 1000V DC • Berat 77


kg • Kelas Proteksi IP 54

3.2.4. Isolating and Earthing Switch


Alat ini memiliki dua fungsi, yaitu digunakan untuk merubah mode pensaklaran yaitu
antara mode normal (Overhead Line Supply) dan mode off . secara fisik saklar ini memiliki
dua saklar dengan dua posisi yang dapat dikendalikan dengan menggunakan tuas. Terdapat 3
mode pensaklaran 1. Mode normal Pada mode normal, dua unit motor car dipasok melalui
pantograph. Dalam keadaan ini sumber energy dari pantograph mensuplai dua MCM, dua
ACM dan satu untuk pengisian batrai.

Gambar 7 Mode normal 2. Mode Workshop supply (optional) Pada kondisi ini ACM,
battery charger dan ring feeder tidak disuplai sama sekali sehingga system propolsi dalam
keadaan mati.

Gambar 8 Mode optional 3. (C) Mode Grounded (off mode)

Dalam kondisi ini sumber tegangan dari Chatenery tidak di hubungkan pada sistem

proplsi, namun sistem propolsi dihubungkan dengan pertanahan, hal ini demikian untuk
perlindungan peralatan elektronik bila masih terdapat arus sisa.

Gambar 9 Mode Grounded

32.5. Line Circuit Breaker Line Circuit Breaker dibentuk dari kumparan arus yang
banyak. DC Line Circuit Breaker beroperasi berdasarkan prinsip kerja Electro-magnetically
untuk menghindari kerusakan peralatan listrik akibat adanya arus lebih, karena dengan adanya
arus lebih maka isolasi penahan pada komponen elektronika tidak akan mampu menahan
sehingga akibatnya akan terjadi kegagalan isolasi pada peralatan listrik yang berada di Kereta
Rel Listrik(KRL).
Gambar 10 Line Circuit Breaker Spesifik Teknik • Mechanical layout: Identical SH9
breaker Control:Electric, 110 DC • Rated voltage 2000 V • Rated current 1000 A •
Protection level 1200 A

3.3 Propulsion Sistem

Tugas utama dari sistem propulsion yaitu mengkonversi masukan daya listrik menjadi
tenaga penggerak di roda kendaraan. Konversi ini dilakukan dalam beberapa langkah.

Gambar 11 Propulsion Sistem

3.3.1 Charging Circuit Charging Circuit (CC) digunakan untuk menghubungkan sistem
porpulsi dan sistem auxiliary dengan sistem chatenary dengan tujuan untuk membatasi
lonjakan arus yang besar, dimana fungsinya sebagai in-Rush. Saat pengisian, Charging
kontaktor tertutup, Sehingga filter kapasitor terisi pada tingkatan tertentu. Kemudian kontak
pemisah tertutup dan kontak charging pun terbuka. (fungsi dari capasitor yaitu untuk saklar
otomatis dalam pergantian switch pada Charging Circuit).

3.3.2 50Hz FILTER BOX

Gambar 12 50 Hz Filter Box

Alat ini berfungsi untuk menjaga arus agar tetap pada frekuensi 50 Hz, hal ini demikian
karena pada MCM frekuensi yang diperbolehkan masuk untuk beroperasi sekitar 50Hz.
Berbeda dengan sistem pada ACM yang tidak membutuhkan Filter box 50 Hz Karen pengaruh
terhadap frekuensi sangat kecil.
3.3.3 EMI RC-Filter EMI RC-Filter terhubung dengan bagian DC, alat ini berfungsi
sebagai grounding dimana memastikan rangkaian frekuensi tinggi pada MCM telah
tergrounding dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi interferensi sinyal yang dapat
mengganggu peralatan elektronik lainya.

Spesifikasi Teknik Resistor : 1 Ω

Capacitor : 3.9 µF

3.3.4 Brake Resistor Breking Resistor berfunsi dalam membuang arus lebih saat traksi
mengalami pengereman. Dimana saat Braking TCMS menginformasikan sinyal menuju ke
EBCU untuk menggerakkan Valve untuk pengereman. Pada saat Braking motor traksi tidak
diberi energy sehingga motor mati, namun gerakan kereta masih menggerakan rotor motor
traksi, akibatnya disini motor traksi berubah menjadi generator dan tegangan yang dihasikan
masuk menuju DC Copper dan kemudian disumbangkan pada system Chatenary. (Pada system
Chatenary tegangan maksimal yang di perbolehkan yaitu sekitar 1800 V DC). Jika tegangan
yang dihasilkan lebih besar dari batas maksimal maka arus akan di buang menuju ke IBraking
Resistor.

3.3.5 Motor Converter Module Peran utama dari Motor Converter Module (MCM)
yaitu untuk mengubah tegangan masukan DC menjadi tegangan tiga fasa dengan tegangan dan
frekuensi yang dapat di variabelkan atau VVVF (Variable Voltage Variable Frequency) yang
kemudian digunakan untuk menggerakkan motor traksi.

Brake Chopper bertindak sebagai alih control tegangan dan pelindung. Ketika tegangan
DC meningkat di atas tingkat tertentu, misalnya saat pengereman, IGBT Brake Chopper
diberhentikan untuk mengirimkan energy ke Brake Resistor. Bila tegangan turun ke tingkat
yang diijinkan maka Brake Chopper mati. Hal ini juga digunakan untuk sumber DC bila
converter dimatikan. Control dari Motor Converter dilakukan dengan menggunakan mikro
prosesor berbasis unit control Mitrac CC DCU2 / M.

Spesifikasi Teknik : Type : Mitrac CM-C IGBT type :


3300V/1500A Charging resistor : 50 Ω DC link capacitance : 4 mF Phase Output
voltage : 0 – 1403 V / phase. Output voltage, frequency : 0-120 Hz Phase Output current,
continuous (rms) : 360A/phase.(Crush,1500/1850V,VAPPC9001J ALR00.xls) Output
current, maximum (rms) : 800 A / phase(Crush,1500/1850V,VAPPC9001R00.xls)
Asynchronous switching frequenc : 550 Hz Maximum switching frequenc : 1000 Hz
Brake chopper frequency per phase, dependent on stator frequency : 250 Hz (fs ≤65 Hz or
fs ≥ . 100 Hz) 350 Hz (65 Hz < . fs < 100 Hz)
Maximum discharge time of capacitor (passive): 5 min

3.4 Auxiliary Sistem

Gambar 13 Sistem Auxiliary

Pada bagian ini mendeskripsikan tentang fungsi dan desain dari komponen auxiliary.
Bagian ini sangat vital dan penting untuk kereta rel listrik. Sebagai sumber yang menyuplai
sistem vital seperti tekanan udara dan peralatan pendingin traksi. Untuk memastikan
sepenuhnya tersedia sistem auxiliary power suplay Converter akan menyediakan 3 fasa AC
380V, 50 Hz dengan netral untuk menyuplai AC (Air Conditions), Air Compresor dan sistem
TCMS .

3.4.1 Auxiliary Fuse Digunakan untuk melindungi Auxiliary power supply system .
Spesifikasi Teknik Protection level : 250 A
DC+

DC

Brake Resistors

To traction motors

Line filter capacitor

Brake choppers

VVVF-inverter

1. Drive control unit assembly 2. Gate drive unit assembly 3. Heat sink unit assembly
4. 3-phase terminal assembly 5. DC terminal assembly 6. DC capacitor

3.4.2 Earth Knife Berfungsi sebagai saklar yang dilengkapi dengan grounding.
Digunakan untuk menyalakan atau mematikan system Auxiliary pada kereta api. Dalam
kondisi membuka maka Earth Knife akan di bumikan, hal ini bertujuan sebagai pengaman.

3.4.3 Charging Circuit Setiap Auxiliary power supply system memiliki line Conductor,
digunakan untuk menahan gangguan arus yang dihasilkan oleh Auxiliary Converter.

3.4.4 ACM (Auxiliary Converter Module) ACM adalah modul converter yang
dihubungkan langsung ke sistem chatenary. ACM mencakup semua control elektronik yang
diperlukan. Kontrol elektronik dipasok dari sistem batrai melalui power supply. Sistem
tegangan yang diberikan ke converter sebesar 1500V DC.

Gambar 14 ACM Spesifikasi Teknik : • Type : Mitrac CM-C • IGBT


type : 3300V/800A • Charging resistor : 50 Ω • DC link capacitance : 2.7 mF
• Switching frequency : 1350 Hz • Maximum discharge time of capacitor (passive) :
5 min • Nominal output voltage (RMS phasephase) : 3x380 ± 5 % V • Output
frequency [Hz] : 50 ± 1 % Hz • Output power, continuously (cosφ = 0.8) : 4 * 180
kVA • Harmonic Distortion : without battery charger , ≤ 8 % rms • 3-phase
inductor : 3*700 µH • 3-phase capacitor :
: 3*50 µF • 3-phase transformer : 660/380 (Max power 220 kVA) • OVP
resistor :2Ω

3.4.5 Three Phase Filter Tegangan keluaran pada ACM berupa tegangan sinyal kotak
PWM. Sehingga untuk membentuk tegangan keluaran berupa gelombang sinusoidal yang
bagus, maka perlu adanya filter untuk mengurangi harmonisa pada tegangan keluaran dari
ACM. Sehingga diharapakn suplai tegangan tiga fasa 380 volt dapat digunakan untuk
menjalankan peralatan elektronik yang ada di dalam kereta. Untuk mendukung tujuan tersebut,
filter tiga fasa diletakkan pada keluaran ACM. Dimana filter tiga fasa itu sendiri terdiri dari
inductor tiga fasa dan kapasitor tiga fasa, membentuk LPF(Low Pass Filter) untuk mengurangi
harmonisa pada tegangan PWM

3.4.6 Transformer Disamping filter 3 fasa, terdapat trafo tiga fasa yang berfungsi
sebagai menjaga agar tegangan keluaran dari ACM tetap stabil pada tegangan 380 V RMS dan
berfungsi sebagai sekat / pengisolasi antara tegangan 1500 V DC dengan tegangan keluaran
pada ACM sebesar 380 V DC.

IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Selama melaksanakan kerja praktek di PT. INKA


(Persero) Madiun, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut
: 1. PT. INKA (Persero) Madiun merupakan pengalihan dari Balai Yasa PJKA Madiun pada
tahun 1884. 2. Pantograph sebagai penghubung kereta api listrik dengan sumber listri PLN 3.
Permasalahan kurangnya pasokan listrik pada sumber listrik yang dialirkan dari PLN.
Diperbaiki pada DC Chopper. Energy listrik keluar line Chopper selalu lebih besar dari pada
energy listrik PLN. 4. Sistem Propulsion merupakan system keseluruhan yang bekerjasama
untuk menggerakkan KRL. 5. System Auxiliry merupakan system pendukung untuk
mengaktifkan peralatan elektronik seperti AC (Air Conditions), Air Compresor, sistem TCMS
dan lainya.

6. Modul propulsion Box dapat dibagi menjadi dua sector a). High Voltage system -
Line Circuit Breaker - Isolating and Earthing system b). Propulsion system - EMI RC-Filter
- 50 Hz Filter Box - Charging Circuit - Brake resistor - Earth Fault Indication - Motor
Converter Module 7. Modul Auxiliary box terdiri dari - Auxiliary Fuse - Earth Knife -
ACM Line Conductor - Charging Circuit - ACM - Transformer

4.2 Saran

1. Perlu adanya pemahaman yang mendasar baik teori maupun praktek dalam
melakukan perawatan dan perbaikan pada bidang tertentu, hal ini akan mempermudah dalam
pengecekan kerusakan nantinya. 2. Bagi mahasiswa yang akan melakukan kerja praktek
sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan sehingga akan
memudahkan bagi pembimbing lapangan terutama dalam menjelaskan proses produksi. 3.
Dalam menjalankan kegiatan produksi baik di dalam maupun di luar pabrik sebaiknya SOP
yang sudah ada dijalankan agar dapat meningkatkan kualitas. 4. Pemberian data aktual antara
orang lapangan satu dengan yang lain hampir selalu beda, jadi sebaiknya ada orang khusus
yang mengerti dan didokumentasikan, agar penyaluran informasi lebih jelas.

Anda mungkin juga menyukai