Anda di halaman 1dari 134

 Nama : YUNANDA RAHARJANTO

 Instansi : Subdit Fasilitas Operasi KA, Dit. Prasarana


 Email : yunanda_raharjanto@dephub.go.id
 Jabatan :
a. Staf Subdit Fasilitas Operasi KA (2006 – 2012)
b. Dosen/Pengajar DIII KA STTD (2008 – now)
c. Kasi Telekomunikasi dan Listrik (2012 – now)
d. Bendahara IRSE Indonesia (2012 – now)
e. Ka. ULP Wil Jawa Bag. Timur, DJKA (2015 – now)
- CONTENT-

PENDAHULUAN

SPESIFIKASI TEKNIS

PENGUJIAN
 UU No. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 68 Ayat
1 menyatakan bahwa : “Untuk menjamin kelaikan prasarana
perkeretaapian, wajib dilakukan pengujian dan
pemeriksaan”.
 Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2009 Pasal 141
menyatakan bahwa : “Untuk menjamin kelaikan teknis dan
operasional prasarana perkeretaapian, wajib dilakukan
pengujian dan pemeriksaan”.
 PM Perhubungan No.30 Tahun 2011 mengenai Tata Cara
Pengujian dan Pemberian Sertifikasi Prasarana
Perkeretaapian.
JENIS PENGUJIAN
PRASARANA PERKERETAAPIAN

Untuk menjamin kelaikan teknis


dan operasional, prasarana yang
akan dioperasikan wajib
PENGUJIAN
dilakukan

PERTAMA
(dilakukan untuk prasarana
BERKALA
perkeretaapian baru dan (dilakukan untuk setiap jenis
prasarana perkeretaapian yang prasarana perkeretaapian yang
mengalami perubahan telah dioperasikan)
spesifikasi teknis)

UJI
RANCANG UJI FUNGSI UJI FUNGSI
BANGUN
Instalasi listrik adalah seluruh sistem
pemberi tenaga listrik yang digunakan
untuk menggerakkan kereta api
bertenaga listrik, memfungsikan peralatan
persinyalan dan telekomunikasi kereta api
yang bertenaga listrik, dan memfungsikan
fasilitas penunjang lainnya.
(PM Nomor. 12 Tahun 2011)
Instalasi listrik terdiri dari :
 Catu daya listrik; dan
 Peralatan transmisi tenaga
listrik.
• Peralatan Penerima Daya
1. • Peralatan Penyearah

• Peralatan DC kubikel
2. • Peralatan tegangan rendah AC dan DC

• Peralatan penyulang
3. • Proteksi
PLN KA
AC 6 kV Distribution
Hydro-electric power Transmission line line
station

Transformer Substation Transformer

Transformer
Station
Office

Transformer

Feeder

Thermal power station

Contact wire

Rail
PANEL PENERIMA

PERALATAN PENURUN
TEGANGAN
PERALATAN
PENYEARAH

PERALATAN DC
o KABEL PENERIMA DAYA
o SAKLAR PEMISAH
o PEMUTUS TENAGA
o TRAFO ARUS
o TRAFO TEGANGAN
o INDIKATOR
o PROTEKSI
Sistem tegangan AC 20 kV
Nominal voltage : 20 kV
Rated voltage : 24 kV
Insulation level : 110 kV (impulse 1.2/50µs)
50 kV (rms50 Hz–1 minute)

Rated frequency : 50 Hz
minimal 600 A
Rated Bus Current :
Rated short time minimal 20 kA
withstand current :
minimal 20 kA
Maximum fault level :
Toleransi 10%
o KABEL PENERIMA DAYA
1) Tegangan : sesuai dengan tegangan masukan;

2) Dimensi ukuran : sesuai daya;

3) Jenis : Armour Cable;

4) Isolasi lapisan luar, dalam dan inti : minimal PE; Harus Kedap Air;

5) Penghantar : minimal tembaga.


o SAKLAR PEMISAH
Disconecting Switch ( DS )
Standard : IEC 62 271 atau setara
Number of poles : Triple pole, single throw (TP)
Rated voltage : 24 kV
Rated current : minimal 600 A
Method of Operation : Manual (Interlocking Device)
o PEMUTUS DAYA
Circuit Breaker ( CB )
Standard : IEC 62 271 atau setara
Type : Vacum, draw – out
type
Number of poles : Triple pole, single
throw (TP)
Rated voltage : 24 kV
Rated current : minimal 600 A
Rated short circuit breaking : minimal 20 kA
current
Rated Breaking Time : within 5 cycles (0,1
second)
o TRAFO ARUS
Standard : IEC 60 044-1 atau setara

Number of phase : 3 – single phase

Rated primary current : sesuai dengan kapasitas gardu

Rated secondary : 5A
current
o TRAFO TEGANGAN
Standard : IEC 60 044-2 atau setara

Number of phase : three phase

Rated primary voltage : 22000 / √3 Volt

Rated secondary : 110 / √3 Volt


voltage
INDIKATOR
 Indikator ukur minimal terdiri dari :
a. Watt Meter dengan skala sesuai daya;
b. KWH Meter dengan skala sesuai daya;
c. Volt Meter sesuai dengan Trafo Tegangan;
d. Ampere Meter sesuai dengan Trafo Arus; dan
e. Dilengkapi dengan Cos Ф (Faktor Daya) meter.
 Indikator Cahaya harus memenuhi persyaratan :
a. mengindikasikan dua keadaan cahaya yaitu On dan Off;
b. mengidentifikasikan tiap fasa dengan warna yang
berbeda.
 Indikator Penghitung harus memenuhi persyaratan minimal
4 (empat) digit.
o PROTEKSI
 Proteksi Tipe Modular
Merupakan satu kesatuan rele yang berfungsi
untuk mendeteksi Hubung Singkat, Tegangan
Lebih dan Tegangan Kurang, Arus Lebih
 Proteksi Tipe Individual
 Rele Hubung Singkat
 Rele Pentanahan Arus Lebih
 Rele Tegangan Lebih
 Rele Tegangan Kurang
PANEL PENERIMA

PERALATAN PENURUN
TEGANGAN
PERALATAN
PENYEARAH

PERALATAN DC
TRANSFORMATOR 20 KV/1200
 Harus mampu bekerja pada kondisi beban :
a. 100 % kontinu/terus – menerus;
b. 150 % selama 2 jam;
c. 200 % selama 5 menit; dan
d. 300 % selama 1 menit.
 Mempunyai tap tegangan masukan ±10 % dari tegangan nominal
 Taping primer trafo yaitu 22 kV, 21 kV, 20 kV, 19 kV dan 18 kV,
sedangkan sisi sekunder terdiri dari dua lilitan 3 phase dengan
tegangan 1200 V.
 Minimal dilengkapi proteksi deteksi gas, dielektrik level, tekanan
dan temperatur.
TRANSFORMATOR 20 KV/1200
 Type : ONAN
 Kapasitas : 4530 kVA
 Rated insulation voltage : 24 kV
 Operating voltage of primary, tap N : 20 kV
 Frequency : 50 Hz
 Rated voltage sekunder on tap N (no load, L-L) : 1200 V
 Voltage adjusment in pimary : +10 %
 Maximum induction on tap N at rated voltage : 1,8 V
 Primary current with In at tap N : 102 A
 Primary current for peak at 3 In for 1 munute on tap N : 308 A
 Secondary current on tap N – for In : 100 %
a. Untuk 2 hour : 150 %
b. For 5 minute : 200 %
c. For 1 minute : 300 %
 Temperature rise (winding) : ≤600 C (resistance method)
 (Insulation oil) : ≤500 C (Thermometer method)
 Accessories - Protection relay : DGPT
 Off – circuit tap – changer : 1 Set
AUX TRANSFORMATOR 20 kV/380 V
Auxiliary transformer 20 kV /380 V digunakan untuk peralatan kontrol gardu traksi
dan sebagai sumber daya sistem persinyalan dan pada Transformator
menggunakan isolator type elastimold (indoor)
 Type : ONAN
 Kapasitas : 50 kVA
 Coupling :Yzn 11
 Phase :3
 Hight Voltage (Primer Voltage) : 20 kV
 low Voltage (Secondary Voltage) : 380/ 220 V
 Voltage adjusment in pimary : +10 %
 Standart and regulation : IEC 60076 atau setara
AUX TRANSFORMATOR 6 kV/380 V
Transformator cadangan 6 kV/380 V digunakan hanya dan jika trafo 20 kV/380 V
rusak ataupun mati karena sumber PLN hilang. Hal ini sering terjadi karena
pasokan listrik dari PLN tidak selalu ada. Transformator menggunakan isolator
type elastimold (indoor). Sehingga perlu di pasok sumber 6 kV dari gardu yang
lain. Dengan karakteristik transformator :
 Type : ONAN
 Kapasitas : 50 kVA
 Coupling/vektor :Yzn 11
 Phase : 3 phase
 Hight voltage (primer voltage) : 6 kV
 Low voltage (secundary voltage) : 400 V
 Standart and regulation : IEC 60076 atau setaranya
PANEL PENERIMA

PERALATAN PENURUN
TEGANGAN
PERALATAN
PENYEARAH

PERALATAN DC
 Harus memperhatikan jarak dalam ruangan minimal
100 cm antara dinding dengan kubikel untuk
memudahkan perawatan;
 Saluran kabel penerima dan keluaran harus tertutup
 Dioda rectifier menggunakan sistem full wave
rectifier dengan 12 pulsa.
 Bahan dasar dioda adalah silicon dan ditempatkan
dalam panel dilengkapi pendingin heatsink yang
cukup serta exhaust vent untuk mengeluarkan
udara panas.
 Pendinginan dapat berupa udara murni/ natural cooling atau
heat pipe atau minyak / oil immersed self –cooled nitrogen gas.
 Harus mampu bekerja pada kondisi beban :
a. 100 % kontinu/terus – menerus;
b. 150 % selama 2 jam;
c. 200 % selama 5 menit; dan
d. 300 % selama 1 menit.
 Hubungan Dioda: 3 fasa sistem jembatan dengan Gelombang
Penuh minimum 12 pulsa.
Kapasitas minimal : 4000 kW
Tipe : Indoor
Tegangan output nominal : 1500 V DC
Tegangan input : 1200 V
Jumlah phasa : 3 phasa x 2 (paralel)
100% terus menerus
Kapasitas pembebanan : 150 % untuk 2 jam
200 % untuk 5 menit
300 % untuk 1menit
: 2600 A atau sesuai dengan
Arus output nominal kapasitas
Ambient temperature : + 40 C0
Max peak reverse voltage : 4500 V DC
Level proteksi : IP 20
PANEL PENERIMA

PERALATAN PENURUN
TEGANGAN
PERALATAN
PENYEARAH

PERALATAN DC
Sistem tegangan DC 1500 V
Nominal voltage : 1500 V
Rated voltage : 2000 V
Insulation level : 20kV (impulse)

5500V (rms 50 Hz-1 minute)


Rated Main Bus Current : minimal 4000A
Rated Standby-Bus Current : minimal 3000A
KUBIKEL UTAMA
 Pemutus tenaga cepat/ High Speed Circuit
Breaker (HSCB);
 Trafo arus DC (DCCT); dan
 Proteksi :
a. Rele hubung singkat;
b. Rele pentanahan arus lebih;
c. Rele tegangan lebih; dan
d. Rele tegangan kurang;
e. Rele ground fault atau gangguan tanah
HSCB Main Breaker (MB) :
 Tegangan isolasi : 3000 V DC
 Rated voltage of main circuit : 1800 V DC
 Auxiliary suplay voltage : 110 V DC
 Allowable Auxiliary voltage drop not causing
opening : 15 %
KUBIKEL KELUARAN DAN KUBIKEL CADANGAN SAKLAR PEMISAH;
 Pemutus tenaga cepat;
 Arrester;
 Trafo arus DC; dan
 Minimum proteksi :
a) Rele hubung singkat;
b) Rele pentanahan arus lebih;
c) Rele tegangan lebih;
d) Rele tegangan kurang;
e) Rele ground fault atau gangguan tanah
f) Rele jarak/ Distance relay ;
g) Delta I relay (∆I); dan
h) Proteksi peralatan pemutus aliran daya/ Linked breaking device.
HSCB TRACK BREAKER (TB) :
 Tegangan isolasi : 3000 V DC
 Rated voltage of main circuit : 1800 V DC
 Rated current of main circuit :
• At permanen rate : min 2600 A
• For 2 hours after stabilisation 100% : min 3600 A
• For 5 minute after stabilisation 100% : min 4600 A
• For 1 minute after stabilisation 100% : min 6600 A
 Auxiliary suplay voltage : 110 V DC
 Allowable Auxiliary voltage drop not causing opening : 15 %
 Dilengkapi dengan PDO / LBD sebagai pengaman arus
hubungan singkat yang terjadi di lintas.
HSCB STANDBY UNIT :
 Tegangan isolasi : 3000 V DC
 Rated voltage of main circuit : 1800 V DC
 Rated current of main circuit :
 At permanen rate : min 2600A
 For 2 hours after stabilisation at 100% : min 3600A
 For 5 minute after stabilisation at 100% : min 4600 A
 For 1 minute after stabilisation at 100% : min 6600 A
 Auxiliary suplay voltage : 110 V DC
 Allowable Auxiliary voltage drop not causing opening : 15 %
KUBIKEL NEGATIF
 Saklar pemisah;
 Trafo arus DC;
 Rele gangguan arus ke tanah;
 Tegangan isolasi minimal : 3000 V DC
 Rated current of main circuit : 3000 A
 Dilengkapi dengan ground fault relay
 Dilengkapi dengan recorder untuk memonitor
besarnya arus DC.
Kabel Penyulang terdiri atas:
 Kabel Penyulang Positif; dan
 Kabel Penyulang Negatif /Return Cable.

Saklar Pemutus terdiri dari :


 Saklar Pemutus Keluaran; dan
 Saklar Pemutus By Pass.

Proteksi Petir terdiri atas :


 Arester; dan
 Peralatan Pentanahan.

Struktur untuk Peralatan Penyulang terdiri atas :


 Tiang:
 Batang Penyangga/Beam:
 Tangga Kabel/ Cable Ladder
Berfungsi untuk menyalurkan daya dari kubikel keluaran
melalui kabel penyulang positif dan saklar pemutus ke
kawat penyulang/ feeder wire serta menerima kembali arus
balik melalui kabel penyulang negatif ke kubikel negatif
• Linked Breaking Device/LBD/PDO
1.

• Pengendalian jarak jauh untuk setiap


2. satu catu daya

• Pengendalian jarak jauh untuk beberapa


3. catu daya
 Harus dapat memutuskan hubungan antara catu daya
secara otomatis apabila ada gangguan di salah satu
catu daya yang berupa hubung singkat (short circuit),
gangguan tanah (ground fault), media transmisi
terputus dan fasilitas stop darurat (emergency stop).
 Harus dapat terkoneksi secara manual/ bypass bila catu
daya yang bersangkutan tidak beroperasi sehingga
terkoneksi dengan catu daya di sebelahnya yang
beroperasi.
 VCP dipasang di ruang dengan temperatur yang dikontrol dengan
menggunakan air conditioning sistem.
 VCP merupakan panel kontrol interlock yang berfungsi mengotrol
dan memonitor panel power ( 20 kV, 1500 VDC ) trafo dan rectifier
(Penyearah).
 Visual control panel harus dilengkapi dengan mimic diagram
tunggal dari sistem rechtifier gardu traksi ini.
 Dilengkapi dengan data logger yang mencatat semua aktifitas
gardu traksi dan dapat diprint out pada printer yang sudah
disiapkan dalam VCP (Commom printer built in VCP).
 Dilengkapi dengan printer atau alat cetak dan harus dapat
terkoneksi dengan SCADA Sistem.
 Dilengkapi dengan output yang dapat digunakan untuk
pengujian.
Manggarai OC

Point-to-Point
Communication Line

Existing Substation New Substation


Peralatan Tegangan Rendah AC dan DC
berfungsi sebagai sumber daya listrik untuk
peralatan kontrol, proteksi, indikator, space
heater , baterei , dan lain-lain yang terkait
dengan sistem catu daya listrik serta
penerangan bangunan.
Sistem tegangan kontrol dan operasi
AC circuit, 3 phase : 380 V
AC circuit, 1 phase : 220 V
Rated frequency : 50 Hz
DC circuit : 110 V
Remoute control circuit : 110 V DC
Power frequency withstand voltage : 1.5 kV AC, 1 minute
 Batterai ditempatkan diruang khusus yang dipisahkan
tembok dan dilengkapi exhausfan yang bekerja
otomatis menggunakan sensor suhu ruangan.
 Harus bebas perawatan
 Tegangan harus sesuai dengan tegangan kerja
peralatan
 Kapasitas harus sesuai dengan beban yang
direncanakan
 Harus mampu bekerja minimal 5 jam dan bekerja
secara otomatis
 Dapat ditambah peralatan atau fasilitas stabilizer
 Bagian depan dari kubikel batterai charger harus dilengkapi paling sedikit
seperti dibawah ini :
a. Satu start / stopwich dengan lampu tanda
b. Satu Voltmeter
c. Satu Ammeter
 Charger untuk batterai
a. AC input : 3 phasa, 50 Hz, 380 V
b. DC output : 110 V DC
c. DC output current : 150 A
 Control sistem, otomatic voltage regulated dengan menggunakan otomatic
change over sistem untuk ploting dan equalizing charges
 Batteray
a. Type Valve regulated sealed lead acid (VRLA) free maintenance, tegangan
12 V per unit
b. Capacity : 5 Jam
c. Rated operation voltage : 110 V DC
Pengujian dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Melihat indikator ukur (Voltmeter) dari besarnya
tegangan keluaran catu daya untuk didistribusikan ke
jaringan transmisi tenaga listrik. Indikator ukur
terpasang di peralatan Saringan Bunyi, Visual Control
Panel dan Panel DC Outgoing.
b. Mengukur tegangan di jaringan trasmisi tenaga listrik
dengan menggunakan Volt Meter Stick.
c. Melihat Volt Meter pada Kereta Rel Listrik untuk
mengetahui besarnya tegangan pada jaringan
transmisi tenaga listrik dan mengetahui besarnya drop
tegangan yang terjadi.
Pengukuran Sistem Pentanahan
1. Cara melakukan pengujian

• Pengujian dilakukan pada tiap titik titik arrester, grounding trolley dan grounding OHGW;
• Pengukur tahanan tanah dilengkapi dengan penghubung dan dua batang besi panjang 30 cm;
• Batang elektroda tanah dilengkapi dengan klem penambat, lepaskan dari saluran penghubung
ketanah yang tertambat;
• Melakukan pemancangan dua batang besi sejajar dengan batang pentanahan;
• Menghubungkan alat ukur tanah lewat kabel penghubung dengan batang besi yang ditanam;
• Melakukan pengukuran tahanan tanah sesuai petunjuk/ manual peralatan yang tersedia;
• Hasilnya alat ukur tanah harus dapat menunjukan nilai standar minimal sebesar ≤1 ohm.

2.Cara penggunaan alat uji


• Cara penyambungan dan pengukurannya dilakukan sesuai petunjuk pengoperasian alat ukur
grounding tester yang digunakan;
• Hasilnya diisikan pada tabel pengujian
Sistem Stabilitas Tegangan
Uji stabilitas sistem tegangan instalasi listrik dilakukan untuk meyakinkan bahwa tegangan
yang dihasilkan harus stabil sesuai spesifikasi teknis yang ditetapkan dengan menggunakan
alat volt meter.
• Alat uji Voltmeter Stick.

1. Cara melakukan pengujian.


Pengujian dilakukan dengan mengukur tegangan di kawat trolley pada supply daya terjauh
dari suatu gardu yang umumnya supply terjauh tersebut ditandai dengan adanya
Disconecting Switch (DS);

2. Cara penggunaan alat uji.


• Voltmeter stick digantungkan pada kawat trolley di DS yang bertegangan:
• Hasilnya diisikan pada tabel pengujian.
Pengendalian Catu Daya (Remote / Lokal)
1. Uji fungsi pengendalian catu daya meliputi:
• Memantau kondisi catu daya di setiap gardu listrik;
• Mengeksekusi pemutusan dan atau pemasukan tegangan listrik;
• Memberikan indikasi gangguan terhadap catu daya;
• Memutus tegangan catu daya pada gardu listrik yang diinginkan dengan cepat (emergency stop).
2. Alat uji menggunakan panel pelayanan pada gardu.

3. Cara melakukan pengujian.


• Melakukan pemantauan kondisi catu daya di setiap gardu listrik, dengan melihat tegangan pada
Volt meter catu daya yang berada di panel pelayanan.
• Melakukan simulasi eksekusi pemutusan dan atau pemasukan tegangan listrik salah satu gardu
listrik, dengan cara menekan tombol pemutusan/ pemasukan tegangan gardu tersebut, hasilnya
tegangan listrik pada gardu tersebut terputus/ tersambung.
• Melakukan simulasi pemutusan tegangan salah satu gardu listrik, hasilnya disentral indikator
gangguan akan menyala merah.
• Melakukan simulasi pemutusan tegangan salah satu catu daya pada gardu listrik yang diinginkan,
dengan menekan emergency stop gardu listrik yang tersebut, eksekusi tersebut harus terlaksana.

4. Cara penggunaan alat uji.


• Uji fungsi dimaksud di atas dapat dilakukan pada panel pelayanan dan hasilnya diisikan pada tabel
pengujian
Sistem Link Breaking Device (LBD)
1. Uji fungsi LBD dilakukan untuk meyakinkan apabila salah satu catu daya gardu
listrik trip/ padam, maka catu daya gardu listrik disebelahnya yang terhubungan
pararel, akan ikut trip juga secara otomatis.

2. Alat uji menggunakan panel pelayanan catu daya.

3.Cara melakukan pengujian.


• Dilakukan pengujian dengan cara simulasi pada panel pelayanan;
• Tekan kontak rele hubung singkat untuk menjatuhkan HSCB, akibatnya LBD pada
catu daya yang bersangkutan akan trip;
• Hasilnya LBD pada catu daya yang di paralel akan ikut trip; dan menjatuhkan HSCB
(High Speed Circuit Breaker).

4. Cara penggunaan alat uji.


• Dilakukan pada panel pelayanan catu daya dengan cara menekan kontak rele yang
bersangkutan;
• Hasilnya diisikan pada tabel pengujian.
PDL 6kV

Messenger Wire
V-Truss Feeder Wire`
beam Trolley Wire

Disconnectin
g Switch

Pole

Rel Rel
1 4

1 Messenger ST 135

Messenger ST 90 5

3 6

7 RIGID SUSPENSION SYSTEM


biasanya digunakan di subway dan digunakan untuk kapasitas besar

Insulator

Aluminium alloy T- shaped


member

Trolly wire 84
• Sistem Penyulang
• Sistem Katenari

• Fasilitas Pendukung
• Proteksi
penempatan
tiang trolly
s
kawat Trolly d
d d

(R-d)

• Jaringan Distribusi Daya


R sumbu track

2
S
d=
16R
System Over Head Catenary

7
1 Tiang penyangga 3
6
2 Ground wire 8
3 4
Feeder wire
4 Messenger wire

5 Trolly wire 9
10 5
6 Feeding branch

7 Cantilever

8 Isolator 180 EP/C 1

9 Isolator Stem 11
10 Pull-off

11 Rel
Over Head Ground
Wire

Feeder Wire / Kawat


Penyulang

Kawat pemikul
(Messenger)

Kawat Penggantung
(Hanger)

Kawat Penghantar
(Trolly Wire)

Pull-off / pengait
kawat trolly

Cantilever

Concrete pole / tiang


beton
Jenis Kawat

Troli Mesenjer Penyulang Bumi Atas Penahan Distribusi 6 kV


N
Teknologi
o

Bah Luas A Bah Luas A Bah Luas A Bah Luas A Bah Luas A Bah Luas A
an (mm2) an (mm2) an (mm2) an (mm2) an (mm2) an (mm2)

GT
1 Belanda 107 BC 95 BC 240 St 35 - - - -
Cu

150

GT
2 Jepang 110 St 90 BC 185 St 55 St 55 Cu 35
Cu

300 90

325 135

GT
3 Perancis 107 Bz 116,24 BC 261,54 St 56 St 90 St 50
Cu
SIMPLE CATENARY

Feeder Wire
Insulator

Messenger Wire

Hanger
Wire

Trolley Wire

Single trolley Double trolley


Simple Catenary
Jepang Belanda Perancis
Feeder wire BC 2x300mm² BC 261.54mm²
Messenger wire St 90mm² BC 150mm² Bz 116.24mm²
Trolley wire 110mm² 2x107mm² 2x107mm²
Hanger bar BC 16mm²,SC 16mm² SC 16mm²
Messenger

Hanger

Kawat Trolley

Jaringan Simple Catenary terdiri dari:


1. Kawat Trolley Cu 1x110mm2 / 2x107 mm2
2. Kawat Messenger St. 1x90mm2 / Bz 1x116,24 mm2
/ BC 1x150 mm2
3. Hanger Bar / SC / BC 16mm2
4. Kawat Feeder BC 2x300mm2 / 1 x BC 261,54 mm2

90
 Jarak rata-rata antar Tiang 50 – 60 m
 Jenis - Jenis Tiang : Tiang Beton (Concrette), Tiang Steel
Mast (H-Beam, Tiang Q, AR, AF)
 Posisi kawat Trolley dipasang Zig-Zag dengan deviasi
maksimum 300 mm
 Tinggi maksimum kawat Trolley = 5,7 m
 Tinggi nominal kawat Trolley = 5,3 m
 Tinggi minimum kawat Trolley = 4,3 m

91
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik untuk arus searah
paling sedikit meliputi:
1. Sistem Penyulang;
2. Sistem Katenari;
3. Fasilitas Pendukung;
4. Proteksi; dan
5. Jaringan Distribusi Daya
GUY STAY ST. 90 mm2 V-TYPE GUY STAY ST. 90 mm2 SINGLE TYPE

W ire
nger
M esse

ire
Messenger Wire yW
Troll

Trolly Wire

FRP

TROLLEY TROLLEY

TROLLEY TROLLEY
Cu.300mm²
St.90mm² Tension 1200kgf
Tension 1000kgf Penyulang daya
Pemikul beban trolley wire listrik ke trolley wire
dan material lain

Isolasi elektrik
Feeder Wire Insulator

Messenger Wire

Hanger
Wire

Trolley Wire
- Menggantung trolley wire
- Mempertahankan kedudukan
- Konduktor arus listrik lurus trolley wire
- Saluran kontak dengan
pantograph KRL
Cu.110mm²
Diameter 12.34mm, (110mm²)
Diameter 12.24mm, (107mm²)
Tension 1000kgf
Arrester Grounding

Penangkal petir Meneruskan arus petir


(pemotong surja ke tanah
petir)
Nilai max. 30Ω (OHC)

OHGW Pull-off
Pelindung jaringan
dari petir

LR

- Pemegang trolley wire


- Pembentuk deviasi trolley
wire
Kawat Kontak/Trolley Wire;
Kawat Pemikul/Messenger Wire;
 Messenger Wire; atau
 Feeder Messenger Wire.
Penggantung/ Hanger;
 Baja/ Steel;
 Tembaga, atau
 Isolator
Pemegang Kawat Kontak /Pull Off/ Steadying Equipment;
Peralatan Penegang/Automatic Tension Device;
 Type Katrol/ Pulley Type; dan
 Type Pegas/ Spring Type.
Peralatan Pemisah/ Sectioning Device.
 Overlap Air Section; dan
 Section Insulator dan Fibreglass Reinforced Plastic (FRP)
Messenger
Wire

Hanger

Trolley Wire
Insulator

Stem Insulator

Trolley Wire
 Tensi = 900 kg
 Ketinggian dari permukaan rel:
standar = 5300
Minimum = 4250 mm
Maksimum = 5700 mm
 Gradien:
Main track = lebih kecil dari 5 /mil
Side track = lebih kecil dari 15 /mil
 Deviasi:
Track lurus = 200 mm
Track lengkung = 300 mm
 Panjang maksimum setiap seksi pematian troli= 1600 m
TRANSMISI LISTRIK
LIGHTNING ARRESTER

FEEDER WIRE

1 4
5
3 2 3
5 NO ARTICLE TYPE QTY
7
6 1 Connecting Fitting For Lighning Arrester 1
for CU.300mm2 x 2
7 6 2 Hard Drawn Copper Stranded - CU.35 mm2 As recuired
Conductor
3 Lightning Arrester DC. 1500 V 1

4 Arm For Lightning Arrester 1


( Pole Type )
5 Pole Band D2 1

6 Vinyl Cable 600 V, NYY 35 mm2 As recuired

7 Stainless Steel Band With Binding fitting SUS 304 As recuired

Kuantitas material yang dibutuhkan


untuk pemasangan sesuai standar
TRANSMISI LISTRIK
9
Messenger Wire

RIGID CANTILEVER (SINGLE TYPE)


6
8
7 5 Contact Wire

6 Trolly Wire
1
2

NO ARTICLE TYPE QTY

1 Arm For Feeding Branch 2


(Rigid Cantilever single )
2 Messenger Wire 2 Suspension Insulator 180 EP 2

3 Suspension Insulator 180 C 2


3
4 Feeder Wire Suspension Fitting U-Type for CU.185 mm2 2
5 Feed Ear For Y-Divergence 1
CU.185mm2 L.600
6 Hard Drawn Copper Stranded As Recuired
Conductor CU.185mm2
5 Compression Paralel Sleve
7 CU.300mm2:CU.185mm2 2
Trolly Wire 8 Connector CU.40mm2 L.1400 1

9 Clamp ST.90mm2 : CU.40mm2 1

Kuantitas material yang dibutuhkan


untuk pemasangan sesuai standar
SPESIFIKASI KAWAT TROLLY

1. SPESIFIKASI KAWAT TROLLY CU.110mm2 Type.GT.110


9,75
7,25 LUAS PENAMPANG NOMINAL : 110mm2
LUAS PENAMPANG SEBENARNYA : 111,1mm2
BERAT KAWAT TROLLY : 0,987kg/m
RESISTANSI PADA 20o C : 0,1592 Ohm/km

51
TENSI MAKSIMAL : 3.900 kgf
°
PEMUAIAN PER 250mm : 3,0%
KONDUKTIFITAS : 97,5%
1,7

27°
12,34

DIAMETER : 12,34mm

2. STANDARD BATAS KEAUSAN

DIAMETER : 8,1 mm
LUAS PENAMPANG NOMINAL : 73,5 mm2
12,34 TENSI MAKSIMAL : 2.574 kgf
DEAD-END FIXED TYPE

DEAD-END DEVICE: SPRING TYPE

Messenger Wire
Messenger Wire

Trolly Wire
Trolly Wire
Messenger Wire

Trolly Wire

LR
Rigid cantilever(single angle) Rigid cantilever(Double angle)
Tipe Pulley

Mess

Trolly

WTS 110

Tipe Spring
AUTOMATIC TENSIONING DEVICE FIXED TYPE
AUTOMATIC TENSIONING DEVICE PULLEY TYPE
Messenger Wire

Messenger Wire Trolley Wire

Trolley Wire

AUTOMATIC TENSIONING DEVICE SPRING TYPE

Messenger Wire

Trolley Wire
Trolly 1
90 mm

H2 H1 Trolly 2

Track 1

Track 2

Standar : H = H 2-H 1 3 0 mm
Sistem Penyulang / System Feeding terdiri dari :
 Kawat Penyulang/ Feeder Wire;
 Cabang Penyulang/Feeding Branch; dan
 Saklar Pemisah/Disconnecting Switch.
Over Head Ground Wire

Kawat Pembumian
Cantilever
Berfungsi untuk menyangga / memikul messenger
wire (kawat pemikul)

CANTILEVER

Messenger Wire
Berfungsi untuk mengantarkan daya listrik ke
kawat trolley melalui cabang penyulang/feeder
branch (setiap 250 m)

Feeder wire
1. Tiang;
2. Pengikat/ Pole Band;
3. Temberang;
4. Isolator
5. Batang Penyangga;

Proteksi
1. Kawat Pentanahan Atas;
2. Arester; dan
3. Sistem Pentanahan/ Grounding

Jaringan Distribusi Daya


1. OE Wire; dan
2. Twisted Cable dengan messenger.
ISOLATOR

Penegang kawat
trolly / ATD

Tiang
Proteksi terdiri dari :
 Kawat Pentanahan Atas;
 Arester; dan
 Sistem Pentanahan/ Grounding.

Jaringan Distribusi Daya dapat berupa:


 OE Wire; dan
 Twisted Cable dengan messenger.
OVERHEAD GROUND WIRE

LIGHTNING
ARRESTER
LIGHTNING
FEEDER WIRE ARRESTER

LIGHTNING
ARRESTER

GROUNDING

E
RUANG BEBAS
2500
BATAS IV ( +6200 )
1950 + 6045
TINGGI KAWAT TROLLY MAXIMAL +5900

TINGGI KAWAT TROLLY NORMAL +5500

1950
BATAS III ( +5000 )
+ 4845
1300 BATAS II ( + 4700 )
1100
BATAS I ( + 4500 )
TINGGI KAWAT TROLLY MINIMAL +4300 + 4320

+ 4120
+ 4050
2550

+ 3550

1950 1950

1300 1600
+ 1000

+ 750
1530
1300 + 450

1000 1000 + 200


+ 40 + 000 ( PERMUKAAN REL )

RUANG BEBAS PADA BAGIAN LURUS


KETERANGAN :
BATAS I : UNTUK JEMBATAN DENGAN KECEPATAN SAMPAI 60km/jam
BATAS II : UNTUK VIADUK DAN TEROWONGAN DENGAN KECEPATAN SAMPAI 60km/jam
DAN UNTUK JEMBATAN TANPA PEMBATAS KECEPATAN
BATAS III : UNTUK VIADUK BARU DAN BANGUNAN LAMA KECUALI TEROWONGAN DAN JEMBATAN
BATAS IV : UNTUK KERETA LISTRIK
STANDAR PEMASANGAN

STANDARISASI UKURAN PADA


SISTEM JARINGAN LISTRIK ALIRAN ATAS
SIZE
NO DESCRIPTION
(mm)
1 Lebar jalan rel 1.067

2 Jarak normal antara dua jalan rel. 4.000

3 Ruang bebas konstruksi minimum. 1.950

4 Tinggi rambu peringatan saluran atas di perlintasan. 4.800

5 Jarak bebas minimum untuk tiang beton. 2.350

6 Jarak bebas standard untuk tiang beton. 3.070

7 Jarak bebas dari pohon, tumbuh-tumbuhan dsb. 600

8 Tinggi minimum kawat kontak atas. 4.300

9 Tinggi normal kawat pikul dari titik lengkung. 6.300

10 Tinggi normal kawat kontak atas. 5.300

11 Tinggi maksimum kawat kontak atas 5.700

12 Jarak bebas dari katenari (kawat pikul) ke bagian bangunan. 1.200

13 Jarak bebas dari kawat penyulang ke bangunan. 1.200

14 Jarak bebas dari sinyal dan saluran telekom ke sistem saluran atas. 1.200

15 Jarak bebas tiang di peron variable tergantuang dari lebar peron. 4.100 - 5.000

16 Tinggi minimum kawat kontak dalam kaitannya dengan tinggi lokomotif, tinggi 4.300
pantograf dalam keadaan diturunkan, kelonggaran untuk pemeliharaan jalan
rel.

SIZE
NO DESCRIPTION
(mm)

17 Sig-sag kawat troli di jalur lurus. 200

18 Penyimpangan kawat troli di jalur lengkung. 300

19 Jarak bebas (jarak aman) listrik minimum. 250

20 Ukuran minimum kawat pentanahan pengamanan untuk bekerja pada instalasi 95


saluran atas.

21 Jarak aman horizontal antara kawat troli pada pemisah petak. 300

22 Jarak aman vertikal antara dua kawat troli pada pemisah petak. 380 - 400

23 Jarak aman horizontal antara kawat troli pada sambungan petak. 150

24 Tinggi kawat troli yang dinaikkan terhadap kawat troli terusan normal pada 300
sambungan petak.
Luas penampang kawat trolly yang sudah ada saat ini untuk
sistem Eropa 107 mm2 dan sistem Jepang 110 mm2. Kawat trolly
dipasang/ digantungkan dengan hanger, jarak hanger ke hanger 5
meter dan tinggi hanger minimal 15 cm.
Pemasangan kawat trolly di atas rel pada ketinggian standar 5,3
meter, ketinggian maksimum 5,7 meter dan ketinggian minimum
4,3 meter.
Pengujian terhadap tinggi trolly dilakukan di lintas untuk
mengetahui apakah tinggi kawat trolly masuk kategori standar,
minimum atau di atas tinggi maksimum yang bertujuan untuk
menghindari percikan api dan loss daya bagi KRL
Pemasangan zig-zag kawat trolly dimaksudkan agar
keausan daripada slay collector/ permukaan bagian
atas pantograp KRL yang selalu bersentuhan
dengan kawat trolly merata. Zig-zag yang ada pada
jalan lurus 300 mm dan lengkung 200 mm.
Pengujian dilakukan di lintas untuk mendapatkan
informasi mengenai deviasi dari kawat trolly
PERALATAN PENGUJIAN INSTALASI LISTRIK

No Nama Peralatan Fungsi

Ohmmeter Mengukur besarnya nilai pentanahan/gounding.

Height and Deviation Mengukur ketinggian dan deviasi kawat kontak


Measurement (trolly wire) dari kop rel pada transmisi tenaga
listrik.
Deviasi Kawat Trolley

1. Cara melakukan pengujian


Alat ukur di sentuhkan pada kawat trolley baik di pull off atau lambung;

2. Cara penggunaan alat uji


• Bagian bawah alat ukur diletakkan pada rel kemudian alat ukur di
panjangkan sampai bersentuhan dengan kawat trolley
• Nilai deviasi dilihat pada alat ukur, terhadap kawat trolley yang berada disisi
kiri/ kanan.
Pengukuran Ketinggian Kawat Trolley

1. Cara melakukan pengujian


Alat ukur di sentuhkan pada kawat trolley baik pull off dan lambung.

2. Cara penggunaan alat uji


• Bagian bawah alat ukur diletakkan pada rel kemudian alat ukur di
panjangkan sampai bersentuhan dengan kawat trolley.
• Setelah alat ukur dan kawat trolley bersentuhan maka pada alat
ukur akan tertera nilai dari tinggi kawat trolley.
Pengukuran Sistem Pentanahan
1. Cara melakukan pengujian

• Pengujian dilakukan pada tiap titik titik arrester, grounding trolley dan grounding OHGW;
• Pengukur tahanan tanah dilengkapi dengan penghubung dan dua batang besi panjang 30 cm;
• Batang elektroda tanah dilengkapi dengan klem penambat, lepaskan dari saluran penghubung
ketanah yang tertambat;
• Melakukan pemancangan dua batang besi sejajar dengan batang pentanahan;
• Menghubungkan alat ukur tanah lewat kabel penghubung dengan batang besi yang ditanam;
• Melakukan pengukuran tahanan tanah sesuai petunjuk/ manual peralatan yang tersedia;
• Hasilnya alat ukur tanah harus dapat menunjukan nilai standar minimal sebesar ≤1 ohm.

2.Cara penggunaan alat uji


• Cara penyambungan dan pengukurannya dilakukan sesuai petunjuk pengoperasian alat ukur
grounding tester yang digunakan;
• Hasilnya diisikan pada tabel pengujian
Deviasi
deviasi kawat trolley

as rel
penempatan
tiang trolly
s
kawat Trolly d
d d

(R-d)
R sumbu track

S2
d=
16R
300 mm
JARINGAN CATENARY JENIS V TRUSS BEAM
 Pantograph KRL nyangkut
 Kawat LAA putus
 Isolator retak/ pecah
 Pencurian rail connector
 Pencurian kabel pembumian
 Pemcurian kabel negatif/ minus
 Pohon tumbang
 Portal perlintasan putus tersangkut kendaraan
 Kabel-kabel intercome
 Salah pengoperasian DS

Anda mungkin juga menyukai