Inspired by :
Konsep CT
Perbandingan belitan CT
Untuk men-deskripsi-kan perbandingan belitan/kumparan pada CT, digunakan rumus :
IP IS CATATAN : N1 = jumlah lilitan primer N2 = jumlah lilitan sekunder kCT = perbandingan transformasi merupakan nilai yg konstan = N1 N2 = kCT
N2 >> N1
Technical Parameters of CT
Dalam aplikasinya, CT memiliki beberapa parameter teknis yang harus dipertimbangkan dalam design dan konstruksi-nya dengan tujuan agar dapat digunakan secara tepat pada jaringan sistem tenaga listrik Parameter Teknis tersebut meliputi :
Belitan pada sisi Primer Trafo Arus (CT) / primary windings (Np) Belitan pada sisi sekunder Trafo Arus (CT) / secondary windings (Ns) Rated Primary Current (Ip) Rated Secondary Current (Is) Rated Transformation ratio (Ip : Is) Current Error/Ratio Error (%) Accuracy Class ( for metering & Relaying) Burden/rated burden (VA) Rated Output (VA) Rated Insulation Level (kV) Rated Frequency (Hz) Rated Short-Time Thermal Current (Ith) Rated Dynamic Curent (Idyn) Rated Continuous Thermal Current
Technical Parameters of CT
1 = negatif 1 = positif
IS VS IP VP
P = VP x IP x cos .
= KPT x KCT x VS x IS x cos Pembacaan meter = KPT x KCT VS x IS x cos (++) Kesalahan pengukuran tergantung kesalahan rasio dan kesalahan sudut
CT Metering Accuracy
Perbedaan tersebut di-deskripsi-kan dalam bentuk % (error) ; yang mana biasa disebut sebagai nilai accuracy dari sebuah CT untuk metering
Standar IEC 60044-1 menentukan kelas pengukuran sbb : Kelas 3: Kelas 1: A/ Kesalahan rasio pada In : Kelas 0.5 atau 0.5S: Kelas 0.2 atau 0.2S: Kelas 0.1: +/-3% +/-1% +/-0.5% +/-0.2% +/- 0.1%
10VA B/ Akurasi beban nominal : 15VA 30VA Contoh : 30VA CL0.5 atau 10VA CL0.2S
: CL0.5
: CL0.2S
: CL0.1
Tabel 1
Klas Ketelitian 0,1 0,2 0,5 1,0 +/- % kesalahan rasio arus pada % dari arus pengenal 5 20 100 0,4 0,2 0,1 0,75 0,35 0,2 1,5 0,75 0,5 3,0 1,5 1,0 +/- pergeseran fase pada % dari arus pengenal menit (1/60 derajat) 5 20 100 120 15 8 5 5 30 15 10 10 90 45 30 30 180 90 60 60
Tabel 2
Klas Ketelitian 0,2S 0,5S +/- % kesalahan rasio arus pada % dari arus pengenal 1 5 20 100 120 0,75 0,35 0,2 0,2 0,2 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5 +/- pergeseran fase pada % dari arus pengenal menit (1/60 derajat) 1 5 20 100 120 30 15 10 10 10 90 45 30 30 30
n = n ALF *
Dimana :
2 Sn + R ct * Isn 2 S + R ct * Isn
Sn = Burden pengenal dalam VA S = Burden sesungguhnya dalam VA Isn = Arus pengenal sekunder dalam A RCT = Tahanan dalam CT pada 75 0C dalam Ohm
Data CT 24 kV , 50 Hz sekunder 5 A
Rated primary current A 100 - 200 100 - 200 150 - 300 150 - 300 200 - 400 200 - 400 300 - 600 400 - 800 Short circuit strength Short time current, 1 s kA r.m.s. 11 - 12 20 - 40 16 - 32 27 - 54 20 - 40 27 - 54 27 - 54 27 - 54 Surge current kA peak 30 - 60 50 - 100 40 - 80 68 - 136 50 - 100 68 - 136 68 - 136 68 - 136 Class 0,5 VA 15 15 15 15 15 15 15 15 FS 5 5 5 5 5 5 5 5 RCT 0,16 0,16 0,18 0,18 0,16 0,16 0,18 0,24 Core S1 Class 5P10 VA 15 15 15 15 15 15 15 15 0,07 0,07 0,28 0,19 0,07 0,07 0,28 0,31 RCT V 25 25 34 34 25 25 34 34 mA 145 145 100 100 145 145 100 75 Core S2 Uk I0
Technical Parameters of CT
BEBAN (BURDEN)
Beban pengenal - Nilai dari beban CT dimana klas ketelitian dinyatakan - Beban CT dinyatakan dalam VA - Nilai beban umum digunakan : 2,5 ; 5 ; 7,5 ; 10 ; 15 ; 30 VA Arus pengenal kontinyu Umumnya dinyatakan pada sisi primer, misalnya 300/5 A, 2000/5 A Tujuan salah satu sisi sekunder di bumikan Tujuan salah satu sisi sekunder dibumikan ialah jika terjadi hubung singkat antara sisi primer dan sisi sekunder, tegangan sirkit sekunder tidak naik Pada dasarnya pembumian dapat dilakukan pada S 1 atau S 2 Pembumian tidak mempengaruhi arah arus
Technical Parameters of CT
Pengenal arus waktu singkat (Short time rated current)
- Umumnya dinyatakan untuk 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 3,0 detik. - Tidak menimbulkan kerusakan - Umumnya dinyatakan pada keadaan sekunder CT di hubung singkat - Arus dinyatakan dalam RMS (nilai efektif) Pengenal Arus dinamik (Idyn) - Perbandingan dari : Ipuncak / Ipengenal - Ipuncak : kemampuan arus maksimum CT tanpa menimbulkan suatu kerusakan
Technical Parameters of CT
Contoh burden :
C.T. dengan 2 inti. 500 / 5 - 5 A Polaritas primer P1 -- P2 Polaritas sekunder inti ke 1 1S1 - 1S2 ---> 10 VA (meter) Polaritas sekunder inti ke 2 2S1 - 2S2 ---> 15 VA (relai) Ditinjau burden sesungguhnya untuk relai arus lebih statik/numerikal : Relai arus lebih fase : 0,3 VA pada In ( relai numerikal) Jarak antara CT dan Cubicel/relai arus lebih 5 m, dengan menggunakan kabel NYA 6 mm2 r = 3,05 ohm/km R untuk 5 m = 5/1000 x 3,05 ohm = 0,01525 ohm Untuk I = 5 A beban kawat 5 m = 5 x 0,01525 VA = 0,07625 VA
Technical Parameters of CT
5m F 51/50 A = 6 mm2 Cu F 51/50
F 51/50 F 51/50 G
Technical Parameters of CT
Burden gangguan 2 fase = 2 x (0,3 + 0,07625) = 0,7525 VA Burden gangguan 3 fase = 1 x (0,3 + 0,07625) = 0,37625 VA Burden gangguan 1 fase = 2 x (0,3 + 0,07625) = 0,7525 VA Burden untuk relai pada cubicel yang dominan ialah burden dari relainya.
Technical Parameters of CT
Pengecekan kejenuhan inti CT
Diketahui If max = 7266 A Rasio CT : 1000 / 5 A dan Burden - class : 7,5 VA - 10P20 Rct = 0.26 ohm Rr = 0.02 ohm Rl = 0.15 ohm Periksa apakah V knee memenuhi kebutuhan untuk rele arus lebih dan rele hubung tanah? Jawab : Untuk rele arus lebih tegangan pada sisi sekunder CT Vs = If ( Rct + Rr + Rl ) = 7226 x 5 / 1000 ( 0.26 + 0.02 + 0.15 ) = 15.54 volt V knee CT dapat sebagai berikut Vk = VA/In x ALF + Rct x In x ALF = 7.5 / 5 x 20 + 0.26 x 5 x 20 = 56 volt Vk > Vs dengan demikian CT masih memenuhi kebutuhan
Technical Parameters of CT
Untuk gangguan hubung tanah harus dapat memenuhi 10 kali seting rele Vk = 56 volt beban total sisi sekunder CT = 2 Rl + Rct + 2 Rr = 2 x 0.15 + 0.26 + 2 x 0.02 = 0.6 ohm Arus sekunder Ct maksimum = 56 / 0.6 = 93.33 a Misal seting rele 30 % In = 0.3 x 5 = 1.5 A Dengan demikian CT masih memenuhi kebutuhan karena > 60 X setting
MEMPERKIRAKAN BEBAN
Beban total yang terhubung ke CT adalah penjumlahan dari :
Pengkabelan : 2x30m dgn 6 2x20m dgn 4 2x5m dgn 2.5 4.5VA 4.5VA 1.8VA
panel pengukuran
REDUKSI BEBAN
2 KONDISI YG HARUS DIPERTIMBANGKAN
METER ELEKTRONIK kabel: 2 meter: 2 VA 3 meter: 6 VA Beban total: 4 s/d 10.5 VA 2 s/d 4.5 VA
OK!
NO!
Field application of MV - CT
Indoor CT
Field application of MV - CT
Outdoor CT
CONCLUSION
Trafo Arus (CT) adalah trafo yang digunakan untuk pengukuran (Instrument) pada sistem tenaga listrik yang memiliki fungsi Mentransformasikan dari arus yang besar (sisi primer) ke arus yang kecil (sisi sekunder), sebagai isolasi antara sirkit sekunder dari sisi primernya serta memungkinkan penggunaan standard arus pengenal untuk komponen pengukuran (Metering Device) dan komponen proteksi (Protection Relay) di sisi sekundernya Dalam aplikasinya, CT memiliki beberapa parameter teknis yang harus dipertimbangkan dalam design dan konstruksi-nya dengan tujuan agar dapat digunakan secara tepat pada jaringan sistem tenaga listrik, yang mana Parameter Teknis tersebut meliputi : Belitan pada sisi Primer Trafo Arus (CT) / primary windings (Np), belitan pada sisi sekunder Trafo Arus (CT) / secondary windings (Ns), rated Primary Current (Ip), Rated Secondary Current (Is), Rated Transformation ratio (Ip : Is), Current Error/Ratio Error (%), Accuracy Class ( for metering & Relaying), Burden/rated burden (VA), Rated Output (VA), Rated Insulation Level (kV), Rated Frequency (Hz), Rated Short-Time Thermal Current (Ith), Rated Dynamic Curent (Idyn), Rated Continuous Thermal Current Untuk mendukung peng-aplikasian-nya, Current Transfomer memiliki 2 type, yaitu : CT type indoor dan CT type outdoor