CURRENT TRANSFORMERS
VOLTAGE TRANSFORMERS
OVERVIEW
CURRENT TRANSFORMER
Testing Metering CTs with CT Analyzer [www.keepvid.com].mp4 Testing Protection CTs with CT Analyzer [www.keepvid.com].flv Electrical power equipment safety (1) [www.keepvid.com].flv
CURRENT TRANSFORMER Fungsi - Mentransformasikan dari arus yg besar (primer) ke arus yg kecil (sekunder) guna pengukuran atau poteksi - Sebagai isolasi sirkit sekunder dari sisi primernya. - Memungkinkan penggunaan standar arus pengenal utk meter atau relai di sisi sekundernya. Contoh : 2.000/5 A , 300/1 A P1 P2 2.000 A dan 300 A = Ip = merupakan arus primer 5 A dan 1 A S1 S2 = Is = merupakan arus sekunder
PERBANDINGAN BELITAN CT IP IS CATATAN: N1 = jumlah lilitan primer N2 = jumlah lilitan sekunder kct = perbandingan transformasi merupakan nilai yg konstan = N1 N2 = kCT
N2 >> N1
Sekunder 1000 100 10 1 0,1 0,01 0,01 0,1 1 10 100 1000 Primer
Coil Rogowski
Jenuh
Kovesional CT
- Linier di seluruh djangkauan pengukuran - Tidak jenuh - Tidak terdapat rugi histerisis
- Cepat jenuh, diusahakan 5 kali pengenal telah mulai jenuh. Supaya CT cepat jenuh dibuat dengan luas penampang jg relatif kecil atau bahan yg mempunyai lengkung B vs H cepat jenuh misalnya Mu-Metal
Trafo arus untuk proteksi diutamakan pada saat gangguan dimana arus yg mengalir beberapa kali arus pengenalnya masih harus teliti atau kejenuhannya tinggi. Nilai Batas Kesalahan C.T untuk Proteksi
Klas Ketelitian 5P 10 P Kesalahan Rasio +/- 1 % "+/- 3 % Kesalahan Sudut " +/- 60 "Kesalahan Komposit 5% 10%
KELAS KETELITIAN
Dinyatakan dengan kesalahannya 1. KESALAHAN RASIO
E%
(K N I S
I P ).100 IP
KN IP IS
( ) IS
( ) IS
2. KESALAHAN SUDUT
Pergeseran sudut sisi sekunder kurang atau lebih dari 180 o ( - ) lagging ( + ) leading
IBAA
3. COMPOSITE ERROR
100 IP
1 T
T 0
(K N i S
i P ) dt
KN IP ip iS T
rated rasio transform asi nilai RMS arus primer nilai sesaat arus primer nilai sesaat arus sekunder lama waktu satu gelombang
IBAA
1% 3%
60menit -
5% 10%
IBAA
Kelas Ketelitian
5 0.1 0.4
20 0.2
100 0.1
120 0.1
30 90 180
15 45 90
10 30 60
10 30 60
IBAA
0 ,5 1, 0 1, 0
TPZ
10
IBAA
BATAS KETELITIAN ARUS PRIMER PENGENAL. ( ACCURACY LIMIT PRIMAIRY CURRENT) Nilai arus primer ( A ) minimum dimana kesalahan composite error dari trafo arus sama atau lebih kecil dari 5 % atau 10 %, pada sekunder berbeban pengenal
FAKTOR BATAS KETELITIAN (ACCURACY LIMIT FACTOR, ALF ) Nilai arus primer ( Ip /In ) minimum dimana kesalahan composite error dari trafo arus sama atau lebih kecil dari 5 % atau 10 %, dengan sekunder berbeban pengenal
Contoh : CT dgn ALF 5 P 10 dan 10 P 10 pada kurva berikut.
x Is
10
8 6 4 2 0 0 2 4 6 8 10 12 x Ip <5%
10
1. TITIK DIMANA BILA ARUS EKSITASI DINAIKAN 50% MAKA TEGANGAN HANYA NAIK 10 % ( BS 3938 1873 ) 2. TITIK SINGGUNG GARIS DENGAN SUDUT 45 DERAJAT DENGAN KURVA TEGANGAN VERSUS ARUS EKSITASI YANG DIGAMBARKAN PADA SKALA LOG LOG . ( ANSI )
IBAA
- Transformer VK > 24In ( Rct + 2RL + Rt ) - Generator Generator-Trafo VK > 24In ( Rct + 2RL + Rt ) - Overall Gen Trafo VK > 48In ( Rct + 2RL + Rt ) Unit
In = Arus rated sekunder CT line ( 5A or 1A ) Rct = Tahanan belitan sekunder dari CT line RL = Tahanan lead tunggal dari CT line ke Relai Rt = Tahanan efektip dari interposing CT yang digunakan X/R = nilai maksimum dari rasio reaktansi / tahanan primer sistem In = Nilai maksimum dari arus gangguan yang lewat.
IBAA
11
IBAA
12
Trafo arus dengan 2 pengenal primer Primer seri paralel P1 P2 P1 P2 Sekunder tap P1 P2 S1- S2 = 500/5 A S1- S3 = 1000/5 A
S1 1000/5 A
S2
S1 500/5 A
S2
S1 S2 S3 500 - 1000/5 A
13
Penandaan primer P1 -- P2 atau C1 -- C2 Penandaan sekunder inti ke 1 1S1 -- 1S2 ---> pengukuran Penandaan sekunder inti ke 2 2S1 -- 2S2 ---> relai arus lebih
P1
P2
1S1
1S2 2S1
2S2
Isolasi Konduktor
P1 (C1)
P2 (C2)
1S1 1S2
2S1 2S2
14
CT DENGAN 4 INTI.
Penandaan primer P1 -- P2 atau C1 -- C2 Penandaan sekunder inti ke 1 1S 1 - 1S2 ---> pengukuran Penandaan sekunder inti ke 2 2S 1 - 2S2 ---> relai jarak Penandaan sekunder inti ke 3 3S 1 - 3S2 ---> proteksi rel Penandaan sekunder inti ke 4 4S 1 - 4S2 ---> proteksi rel
P1
P2
P (C1 1 )
P (C2 2 )
.
1S1 1S2 P (C 1 1)
3S1 3S2
4S1 4S2
1S1 1S2
2S1 2S2
3S1 3S2
4S1 4S2
15
Sambungan langsung
P1
S1 A W VAR
P2
S2 Beban kWh kvarh
1S1 1S2
W VAR
kWh kvarh
2S1 2S2
F 51/50
F 51/50G
16
Tujuan salah satu sisi sekunder dibumikan ialah jika terjadi hubung singkat antara sisi primer dan sisi sekunder, tegangan sirkit sekunder tidak naik.
1S1
1S2 2S1 2S2
17
Penjelasan sekunder CT yg tidak digunakan harus dihubung singkat N1 I1 = N2 I2 . 1= 2 . Es1 = 4,44 f N2 Es2 = 4,44 f N2 (
Volt
0
) Volt
Karena tidak ada yang mengkompensir yaitu 2 maka tegangan pada sekunder dapat menjadi besar, tergantung arus yang mengalir.
1
= kN1I1
0=
kN1I0
= kN2 I 2
Rangkaiam arus CT 250-500/5 A tap sisi sekunder. VAR 1S1 A kvarh kWh
F 51/50
F 51/50G
1S2 1S3
18
Salah satu dipakai dan yg lain dihubung singkat. Akan terjadi kesalahan pengukuran
BEBAN (BURDEN).
Beban pengenal - Nilai dari beban CT dimana klas ketelitian dinyatakan
- Beban CT dinyatakan dalam VA - Nilai beban umum digunakan : 2,5 ; 5 ; 7,5 ; 10 ; 15 ; 30 VA
19
POTENSIAL TRANSFORMER ( PT )
IBAA
20
Fungsi
Mentransformasikan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur / diproteksi dengan alat ukurnya atau proteksinya.
Contoh : (150.000/ : 20.000/
150.000/ 100/ 3 3
3 /20.000/ 3 /100/ 3V
3V
E 1 , merupakan E 2 , merupakan N 1 /N 2 a
tegangan tegangan
primer sekunder
E 1 /E 2
IBAA
21
IBAA
Penandaan.
- Dipasang anatara fasa dan fasa dengan pengenal : 20.000 / 100 V - Dipasang antara fasa dengan tanah dengan pengenal : 150.000/ 3 / 100/ 3 V atau
20.000/ 3 / 100/ 3V
P1 P2
P1
P2
S1 S2
S1
S2
IBAA
22
100/
Dua buah rangkaian sekunder yang dapat mempunyai karakteristk yang berbeda. P1
P2
Penandaan : Primer P1 dan P2 Sekunder ; pertama 1S1 1S2 untuk pengukuran kedua 2S1 2S2 untuk proteksi Masing masing sekunder dapat mempunyai kelas ataupun beban ( burden ) yang sama atau berbeda,
IBAA
IBAA
23
KLAS KETELITIAN ( IEC 186/1987 ) Ada dua macam kesalahan yaitu : a. Kesalahan Perbandingan
E Kn (K n E S EP perbanding an transfo rmasi nominal EP) 100%
b. Kesalahan sudut Pergeseran sudut sisi sekunder kurang lebih 180 derajat.
Klas
Untuk setiap tegangan dari 80% sampai 120% tegangan pengenal dengan beban 25% sampai 100% beban pengenal pada faktor daya 0,8 tertinggal.
IBAA
24
Klas 3P 6P
Pada frekuensi pengenal dari 5% tegangan pengenal sampai tegangan pengenal kali faktor tegangan pengenal ( 1,2 1,5 1,9 ) dengan faktor daya 0,8 tertinggal. Pada 2% tegangan pengenal dengan beban antara 25% dan 100% beban pengenal pada faktor kerja 0,8 tertinggal . Batas kesalahannya 2 kali tabel diatas.
IBAA
Beban ( Burden )
Beban trafo tegangan menunjukan kemampuan beban yang disambung pada trafo tegangan termasuk kawat kawat penghubung sehingga karakteristik nya tetap memenuhi klas nya .
Contoh : PT, (20.000/ V2 100/ 3 V dan I 2 3 )/(100/ 3 ) V, burden 30VA 17VA
IBAA
25
Faktor rugi dielektrik Kapasitor umumnya tidak murni C tetapi ada rugi rugi yang dinyatakan dengan tangen Contoh : CVT,dari ABB type CPN 170,tg delta 0,25%
C tidak murni
C R
ER
R
Tg E R /E C CR
IC
Tg
I R /I C 1 / CR
EC
IR
IBAA
26
TYPES OF TESTS
Routine Tests Type Tests Special Tests Acceptance Tests
APPLICABLE STANDARDS
Current Transformers IS 2705 IEC 60044-1
Voltage Transformers IS 3156 IEC 60044-2
27
ACCURACY TEST
Ratio Error(%) Phase Angle Error(min) Measuring current transformers Standard Accuracy classes are: 0.1,0.2,0.5,1,3 and 5
28
Connection Diagram
Primary Injection
Standard CT
Measuring CT
Secondary o/p
Accuracy Measurement
Burden
29
Connection Diagram
Auto Transformer
Voltmeter
30
Voltmeter
Test CT
Interturn Tester
Test CT
31
32
SPECIAL TESTS
Measurement of Dielectric Dissipation factor(Tan) Commissioning tests
33
ACCURACY TEST
Ratio Error(%) Phase Angle Error(min) Measuring VTS Standard Accuracy classes are: 0.1,0.2,0.5,1.0 and 3 Protective VTS Standard Accuracy classes are: 3P and 6P
34