PENGERTIAN:
Trafo Arus atau Current Transformer(CT) secara umum
berfungsi untuk menurunkan arus pada level tegangan tinggi
menjadi arus pada level tegangan rendah secara akurat dan
telitisehingga bisa menjadi input peralatan ukur atau proteksi
atau lainnya.
.
TRAFO ARUS (CT)
FUNGSI:
1.Tipe Konstruksi
• Tipe cincin (ring / window type)
• Tipe cor-coran cast resin (mounded cast resin type)
• Tipe tangki minyak (oil tank type)
• Tipe trafo arus bushing
2.Tipe Pasangan.
• Pasangan dalam (indoor)
• Pasangan luar (outdoor)
JENIS TRAFO ARUS
Berdasarkan jenis isolasi :
2. Trafo arus dengan inti banyak, Trafo arus 2 (dua) inti 150 – 300 / 5 – 5 A
P1 P2
300/5 A
300/5 A
P1 P2
P1 P2
S1 S2 S1 S2
JENIS TRAFO ARUS
2. Trafo arus multi rasio/sekunder tap
P1 P2 P1 P2
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S4
Pengenal beban adalah pengenal dari beban trafo arus dimana akurasi trafo arus masih
bisa dicapai dan dinyatakan dalam satuan VA. Umumnya bernilai 2.5, 5, 7.5, 10, 15, 20,
30 dan 40 VA.
Pengenal arus sesaat atau sering disebut short time rated current adalah arus primer
maksimum (dinyatakan dalam nilai rms) yang diperbolehkan mengalir dalam waktu
tertentu dengan sekunder trafo arus terhubung singkat sesuai dengan tanda pengenal
trafo arus (nameplate), contoh: Ith = 31.5 kA/1 s.
Akurasi CT
- Kesalahan rasio CT
Kesalahan besaran arus karena perbedaan rasio name plate dengan rasio sebenarnya
dinyatakan dalam :
% = 100 ( Kn Is – Ip ) / Ip.
dimana Kn = rating rasio transformer
Ip = arus primer aktual
Contoh:
CT 5P20 dengan rasio 300 / 1 A, artinya Accuracy Limit Factor (ALF) = 20, maka
batas
ketelitian trafo arus tersebut adalah
≤ 5% pada nilai 20 x Arus pengenal primer atau
≤ 5% * 300 A pada pengukuran arus primer 20 * 300 A, atau
≤15 A pada pengukuran arus primer 6000 A
•Class CT Untuk Pengukuran ;
- Pengujian Ratio CT
- Pengujian Lengkung Kemagnetan (Saturasi/ Knee Point) CT
- Pengujian Tahanan Dalam CT.
- Pengujian Polaritas CT
PENGUJIAN TRAFO
ARUS (CT)
Rangkaian Pengujia
Ratio CT
A
P s
1 1
220 Vac A
mA
P
S 1
220 Vac A
C 1
T
SLIDE REGULATORTRAFO ISOLASI
Daerah Daerah
V lutut Jenuh Volt I(ma)
10
% 5
0
%
Daerah
Lenear
Menentukan Polaritas CT.
CT
P P
1 2
Ω
KURVA MAGNITISASI
V
+10%Vk
Vk
+50% Ie
Iek Ie
TITIK KEJENUHAN DARI LENGKUNG
MAGNITISASI ( KNEE POINT VK )
Belitan sekunder
Terminal sekunder
Dielectric Minyak
Kertas
Isolator
Core housing
2 Mingguan
Kondisional
Mingguan
3 Bulanan
Bulanan
4 Tahun
1 Tahun
2 Tahun
5 Tahun
Harian
KODE SUB SISTEM ITEM INSPEKSI Keterangan
2 CT
2.1 Inspeksi
Inspeksi Level-1 (In
2.1.1
Service Inspection)
2.1.1.1 Level minyak Pemeriksaan level minyak ●
2.1.1.2 Tekanan gas Pemeriksaaan tekanan gas ●
2.1.1.3 Kebocoran minyak Pemeriksaan kebocoran minyak ●
2.1.1.4 Isolator
Pemeriksaan kondisi fisik isolator ● dengan
Disesuaikan
kondisi
porcelin/rubber
lingkungan