Anda di halaman 1dari 31

TEKNIK PENERANGAN DAN INSTALASI

LISTRIK
Evaluasi Penerangan pada Rumah Keluarga Syafruddin Alikumi dengan
menggunakan Metode Teknik Penerangan Berstandar PUIL 2011

Oleh:
Dinda Sintia Dewi (03041281621051)
Serenaomi Br Sitorus (03041181621120)

DOSEN PENGAMPUH:
Ir. H. Hairul Alwani, M.T.

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Evaluasi Penerangan pada Rumah Keluarga Syafruddin
Alikumi dengan menggunakan Metode Teknik Penerangan Berstandar PUIL 2011”
ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penerangan
dan Instalasi Listrik dan memberi informasi mengenai sistem penerangan yang
berstandar SNI kepada Masyarakat.
Dengan selesainya makalah ini kami sebagai penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak dosen pengampuh, dan teman sekerja yang telah membantu.
Tiada gading yang tak retak, tiada karya cipta manusia yang sempurna. Karena hal
ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
dengan hati yang lapang kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun
pembaca untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam
meningkatkan kepekaan kita dalam merenungi kekuasaan Allah dengan adanya
kemajuan teknologi sekarang ini.

Indralaya, 16 Oktober 2018

Penulis

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
1.3. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
1.4. Pembatasan Masalah......................................................................................... 2
1.5. Metodelogi Penulisan........................................................................................ 3
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Cara Perhitungan Penerangan Dalam................................................................ 4
2.2. Intensitas Penerangan........................................................................................ 4
2.3. Efisiensi Penerangan......................................................................................... 5
2.4. Faktor-Faktor Refleksi...................................................................................... 5
2.5. Indeks Ruangan................................................................................................. 5
BAB 3: PEMBAHASAN
3.1. Data................................................................................................................... 7
3.2. Perhitungan dan Hasil....................................................................................... 9
3.3. Pengolahan Data............................................................................................. 11
3.4. Analisa Hasil Perhitungan............................................................................... 24
BAB 4: PENUTUP
4.1. Kesimpulan .................................................................................................... 27
4.2 Saran................................................................................................................ 27
Daftar Pustaka ....................................................................................................... iii

ii

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penerangan suatu ruangan sangat dibutuhkan untuk berbagai bidang, seperti
bidang industri, perhotelan, bahkan dalam rumah tangga. Pada industri, penerangan
yang baik terbukti dapat memberikan beberapa keuntungan-keuntungan, seperti
peningkatan hasil produksi, peningkatan ketelitian pekerja, membantu kesehatan
yang lebih baik, serta keselamatan kerja yang lebih baik.
Begitu pula dengan penerangan pada rumah, dengan penerangan yang baik
membuat suasana di rumah semakin nyaman. Tetapi, tidak semua rumah memiliki
sistem penerangan yang baik atau berstandar SNI. Banyak juga rumah yang
penerangannya dibawa standar SNI. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya Penerangan rumah. Sehingga rumah yang di
tinggali kurang nyaman dan tidak bagus untuk kesehatan mata. Masyarakat hanya
berfikir untuk menggunakan penerangan seadanya, yang penting bisa melihat
walaupun penerangannya redup atau terlalu terang.
Maka dari itu, kami melakukan evaluasi sistem penerangan pada salah satu
rumah untuk melihat apakah penerangannya sudah baik atau belum. Dan kami
memberikan saran untuk penggunaan sistem penerangan yang baik. Selain alasan
mendasar diatas, kami juga ingin menerapkan ilmu yang telah kami dapat dari
matakuliah Teknik Penerangan dan Instalasi Listrik, sehingga kami memahami
kondisi di lapangan dan ilmu yang didapat benar benar bermanfaat.
Segala sesuatu harus memiliki standar, begitu juga dengan penerangan pada
suatu rumah harus sesuai dengan standarnya. Standar dari penerangan dan instalasi
listrik suatu rumah haruslah berpedoman pada PUIL (Pedoman Umum Instalasi
Listrik). Banyak sekali instalasi listrik rumah di Indonesia yang tidak sesuai dengan
standar PUIL tersebut. Sungguh disayangkan jika kondisi ini terus diterapkan,
karena banyak sekali dampak buruk yang akan dirasakan. Padahal untuk membuat
instalasi listrik yang menghasilkan pencahayaan yang baik itu harus memenuhi
enam kriteria berikut, yaitu: Kualitas atau jumlah cahaya pada permukaan tertentu
1

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

atau tingkat kuat penerangan; Distribusi kepadatan cahaya; Pembatasan agar cahaya
tidak menyilaukan mata; Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan; Warna
cahaya dan refleksi warnanya; serta Kondisi dan iklim ruangan.
Apabila ke-enam kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka itu dapat merugikan
manusia yang tinggal di rumah tersebut. Contoh, jika lampu yang dipasang
sembarangan tentu saja arah pencahayaan dari lampu tidak akan benar dan juga bila
ditambah dengan tidak adanya pembatasan maka tentu saja cahaya akan
menyilaukan mata.
Berdasarkan latar belakang tersebutlah kami melakukan evalusai sistem
penerangan pada sebuah rumah, yang kami muat dalam bentuk makalah ini yang
berjudul:
“Evaluasi penerangan pada Rumah Keluarga Syafruddin Alikumi dengan
menggunakan Metode Teknik Penerangan Berstandar PUIL 2011”

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari evaluasi ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi penerangan, pencahayaan lampu, dan
kelayakan jumlah lampu pada setiap ruangan rumah.
2. Sebagai koreksi dari pencahayaan lampu di setiap ruangan yang tidak
memenuhi standar PUIL 2011.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Bagaimana hasil perbandingan antara lampu yang telah ada dengan
jumlah lampu ideal?
2. Apakah hasil pencahayaan dari lampu yang digunakan sesuai dengan
kelayakan berstandar PUIL 2011?

1.4 Pembatasan Masalah


Agar penulisan ini fokus pada tujuan penulisan dan tidak keluar dari
rumusan masalah, maka penulis membatasi evaluasi ini hanya sampai mendapatkan
kuat penerangan lampu untuk setiap ruangan dari rumah.

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1.5 Metodelogi Penulisan


Adapun metodelogi penulisan yang dipergunakan dalam pengumpulan data
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.5.1 Objek Penulisan
Objek penulisan yang digunakan untuk melakukan penulisan ini
adalah Rumah Keluarga Syafruddin Alikumi yang beralamat di Jl. Bungur
Blok Q No.42 RT17 RW14 Jakabaring OPI. Palembang, Sumatera Selatan,
guna mengetahui kondisi dari sistem penerangan rumah tersebut.
1.5.2 Data atau Variabel
Data atau variabel yang digunakan dalam penulisan ini adalah
menggunakan data dari pengukuran yang dilakukan secara konvensional
dengan mengukur luas ruangan dan tinggi bidang, serta jumlah dan jenis
lampu yang ada pada tiap ruangan di rumah tersebut.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data atau Variabel
Adapun metodelogi penulisan yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data dengan mengutip dan
mempelajari literatur-literatur, buku-buku yang bersifat ilmiah, dan sumber-
sumber lainnya yang berkaitan dengan penulisan makalah ini sebagai
landasan teori, dasar penelitian dan analisis data.
2. Studi Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data langsung dari
objek penelitian atau pembahasan dengan wawancara atau interview
langsung dengan pemilik rumah dan juga mengadakan pengamatan secara
langsung pada objek yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

1.6 Keterangan Objek


Nama pemilik : Syafruddin Alikumi
Alamat : Jl. Bungur Blok Q No.42 RT.17 RW.14 Jakabaring OPI.
Palembang, Sumatera Selatan.

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cara Menghitung Penerangan Dalam


Penerangan suatu ruangan kerja pertama-tama harus tidak melelahkan mata
tanpa guna. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara
bidang kerja dan sekelilingnya, harus dihindari, karena akan memerlukan daya
penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan.
Perbandingan antara intensitas penerangan minimum dan maksimum di
bidang kerja harus sekurang-kurangnya 0,7. Perbandingan dengan sekelilingnya
harus sekurang-kurangnya 0,3. Di samping itu, harus juga diperhitungkan usia
orang-orang yang akan bekerja di ruangan yang akan diberi penerangan atau yang
akan menempati ruangan itu. Untuk dapat bekerja sama nyamannya, seorang
berusia 60 tahun memerlukan kira-kira 15 kali lebih banyak cahaya daripada yang
diperlukan seorang anak berusia 10 tahun.

2.2 Intensitas Penerangan


Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat mana pekerjaannya akan
dilakukan. Bidang kerja umunya diambil 80 cm di atas lantai. Bidang kerja ini
mungkin sebuah meja atau bangku kerja, atau juga suatu bidang horisontal
khayalan, 80 cm di atas lantai. Intensitas penerangan E dinyatakan dalam satuan
lux, sama dengan jumlah lm/𝑚2 . Jadi flux cahaya yang diperlukan untuk suatu
bidang kerja seluas A 𝑚2 ialah :
𝛷 = 𝐸 × 𝐴 𝑙𝑚 (2.1)

Flux cahaya yang dipancarkan lampu-lampu tidak semuanya mencapai


bidang kerja. Sebagian dari flux cahaya itu akan dipancarkan ke dinding dari langit-
langit. Karena itu menentukan flux cahaya yang diperlukan harus diperhitungkan
efisiensi atau rendemennya :
𝜙𝑔
𝜂 = (2.2)
𝜙0

dimana :

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

𝜙0 = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam
ruangan.
𝜙𝑔 = flux cahaya berguna yang mencapai bidang kerja, langsung atau tak langsung
setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit.

2.3 Efisiensi Penerangan


𝜙𝑔
Dari η = 𝜙 dan 𝜙𝑔 = 𝐸 𝑥 𝐴 𝑙𝑚 di dapat rumus flux cahaya :
0

𝐸𝑥𝐴
𝜙0 = 𝑙𝑚 (2.3)
𝜂

Dimana :
A = luas bidang kerja dalam 𝑚2
E = intensitas penerangan yang diperlukan di bidang kerja
Untuk menentukan efisiensi penerangannya harus diperhitungkan :
a) efisiensi atau rendemen armaturnya (v);
b) faktor refleksi dindingnya (𝑟𝑤 ), faktor refleksi langit-langitnya (𝑟𝑝 ), dan
faktor refleksi bidang pengukurannya (𝑟𝑚 );
c) indeks ruangannya.

2.4 Faktor-Faktor Refleksi


Faktor-faktor refleksi 𝑟𝑤 dan 𝑟𝑝 masing-masing menyatakan bagian yang
dipantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit, dan
kemudian mencapai bidang kerja. Faktor refleksi semu bidang pengukuran atau
bidang kerja 𝑟𝑚 , ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi bagian dinding antara
bidang kerja dan lantai. Umumnya untuk 𝑟𝑚 ini diambil 0,1. Langit-langit dan
dinding berwarna terang memantulkan 50-70%, dan yang berwarna gelap 10-20%.
Untuk faktor refleksi dinding 𝑟𝑤 ini dipilih suatu nilai rata-rata, sebab
pengaruh gorden dan sebagainya sangat besar.

2.5 Indeks Ruangan atau Indeks Bentuk


Indeks ruangan atau indek bentuk (𝑘) menyatakan perbandingan antara
ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar.
𝑝×𝑙
𝑘 = (2.4)
ℎ (𝑝+𝑙)

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

dimana :
p = panjang ruangan dalam m
l = lebar ruangan dalam m
h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m
Bidang kerja ialah suatu bidang horisontal khayalan, umumnya 0,8 m di atas
lantai. Kalau nilai k yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel, efisiensi
penerangannya dapat ditentukan dengan interpolasi. Kalau misalnya k = 4,5 maka
untuk η diambil nilai tengah antara nilai-nilai untuk k = 4 dan k = 5. Untuk k yang
melebihi 5, diambil nilai η untuk k = 5, sebab untuk k di atas 5, efisiensi
penerangannya hampir tidak berubah lagi.

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB 3
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai kuat penerangan lampu terhadap
bidang kerja di setiap ruangan rumah yang kemudian dibandingkan dengan kuat
penerangan lampu yang sesuai dengan standar SNI 03-6197-2011 pada PUIL 2011.
3.1 Data
Data yang dibutuhkan dalam mengevaluasi sistem penerangan disetiap
ruangan Rumah Keluarga Syafruddin Alikumi dengan panjang rumah 14,5 𝑚 dan
lebar rumah 11,7 𝑚 adalah sebagai berikut :
3.1.1 Data Ruangan
Berdasarkan data yang didapatkan, berikut ruangan-ruangan yang ada di
dalam Rumah Keluarga Syafruddin Alikumi:
1. Kamar Tamu;
2. Ruang Tamu I;
3. Ruang Keluarga;
4. Ruang Tidur I;
5. Ruang Tidur II;
6. Ruang Tidur III;
7. Dapur dan Ruang Makan;
8. Ruang Tengah;
9. Kamar Mandi;
10. WC; dan
11. Ruang Teras Depan.

Berikut tabel mengenai ukuran panjang, lebar dan tinggi setiap ruangan
rumah serta tabel mengenai nilai lumen setiap lampu yang digunakan di setiap
ruangan rumah, jarak lampu ke bidang kerja.

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Tabel 3.1. Ukuran panjang, lebar dan tinggi setiap ruangan

Ukuran
No. Ruangan Panjang Lebar Tinggi
(meter) (meter) (meter)
1. Kamar Tamu 2,95 2,97 3,50
2. Ruang Tamu I 2,97 2,98 3,50
3. Ruang Keluarga 5,94 4,91 3,50
4. Ruang Tidur I 3,93 2,96 3,50
5. Ruang Tidur II 2,95 2,47 3,50
6. Ruang Tidur III 2,43 2,48 3,50
Dapur dan Ruang
7. 1,92 5,96 3,50
Makan
8 Ruang Tengah 2,95 5,91 3,50
9. Kamar Mandi 1,91 2,47 3,50
10. WC 1,47 1,46 3,50
11. Ruang Teras Depan 11,7 14,5 3,50

Tabel 3.2. Nilai lumen setiap lampu yang digunakan di setiap ruangan rumah, jarak
lampu ke bidang kerja:

Data Lampu
Jarak Jenis Nilai Arus Jumlah Daya
Lampu ke Lampu Cahaya Lampu Lampu
No. Ruangan
Bidang Lampu (Watt)
Kerja (lumen)
(meter)
1. Kamar Tamu 2,60 LED 800 1 8
2. Ruang Tamu I 2,70 LED 800 1 8
3. Ruang Keluarga 2,70 LED 3200 4 8
4. Ruang Tidur I 2,60 LED 800 1 8

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

5. Ruang Tidur II 2,60 LED 800 1 8


6. Ruang Tidur III 2,60 LED 450 1 6
7. Dapur dan Ruang
2,70 LED 1600 2 8
Makan
8. Ruang Tengah 3,00 LED 800 1 8
9. Kamar Mandi 2,90 LED 800 1 8
10. WC 2,90 LED 800 1 8
11. Ruang Teras
2,70 LED 2400 3 8
Depan

3.2 Perhitungan dan Hasil


Perhitungan yang dilakukan pada makalah ini menentukan luas masing-
masing ruangan rumah dan menentukan kuat penerangan setiap lampu pada
ruangan dari Rumah Keluarga Syafruddin Alikumi.
3.2.1 Perhitungan Luas Setiap Ruangan
Perhitungan luas setiap ruangan menggunakan persamaan berikut:

𝐴 = 𝑝𝑥𝑙 (3.1)

Maka, Tabel 3.3. Luas bidang setiap ruangan sebagai berikut:

Ukuran
No. Ruangan Panjang Lebar 𝐴 = 𝑝𝑥𝑙
(meter) (meter) (m2)
1. Kamar Tamu 2,95 2,97 8,7615
2. Ruang Tamu I 2,97 2,98 8,8506
3. Ruang Keluarga 5,94 4,91 29,1654
4. Ruang Tidur I 3,93 2,96 11,6328
5. Ruang Tidur II 2,95 2,47 7,2865
6. Ruang Tidur III 2,43 2,48 6,0264
7. Dapur dan Ruang Makan 1,92 5,96 11,4432

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

8 Ruang Tengah 2,95 5,91 17,4345


9. Kamar Mandi 1,91 2,47 4,7177
10. WC 1,47 1,46 2,1462
11. Ruang Teras Depan 2,2 14,5 31,9

3.2.2 Perhitungan Kuat Penerangan Lampu Setiap Ruangan


Perhitungan kuat penerangan lampu di setiap ruangan menggunakan
persamaan 2.1 yaitu:

𝜙
𝐸 = (3.2)
𝐴

Maka, Tabel 3.4. Nilai kuat penerangan lampu disetiap ruangan setelah pembulatan
sebagai berikut:

Luas Nilai Arus Intensitas


ruangan Cahaya Penerangan
No. Ruangan 𝝓
(m2) Lampu E=𝑨
(lumen)
(flux)
1. Kamar Tamu 8,761 800 91,308
2. Ruang Tamu I 8,850 800 90,389
3. Ruang Keluarga 29,165 3200 109,719
4. Ruang Tidur I 11,632 800 68,771
5. Ruang Tidur II 7,286 800 109,792
6. Ruang Tidur III 6,026 450 74,671
7. Dapur dan Ruang Makan 11,443 1600 139,821
8 Ruang Tengah 17,434 800 45,886
9. Kamar Mandi 4,717 800 169,574
10. WC 2,146 800 372,751
11. Ruang Teras Depan 31,900 2400 75,235

10

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

3.3 Pengolahan Data


Dari data yang telah didapatkan pada masing-masing tabel diatas, selanjutnya
kita melakukan analisa atau pengolahan terhadap data yang seudah kita peroleh
kemudian membandingkannya dengan Standar PUIL 2011 SNI 03-6197-2011 yang
ada.
1. Kamar Tamu
Panjang ruangan 𝑝 = 2,95 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 2,97 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 1 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,60 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 250 𝑙𝑢𝑥.

Gambar 3.1 Kamar Tamu


Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,60)𝑚 = 0,9𝑚 sehingga:
𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
8,7615𝑚2
𝑘= = 1.64
0,9 𝑚 (5,92 𝑚)

11

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya menggunakan metode


interpolasi berdasarkan Tabel. 5 (NB 64) pada buku.
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 1,5; η = 0,47
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 2; η = 0,52
1,64 − 1,5
η = 0,47 + (0,52 − 0,47) = 0,484
2 − 1,5
 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
1 × 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,484
𝐸= 2
= 44,19 𝑙𝑢𝑥
8,7615𝑚

2. Ruang Tamu I
Panjang ruangan 𝑝 = 2,97 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 2,98 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 4 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,70 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 150 𝑙𝑢𝑥.

Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,70)𝑚 = 0,8𝑚 sehingga:
𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
8,8506 𝑚2
𝑘= = 1.86
0,8 𝑚 (5,95 𝑚)
 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya menggunakan metode
interpolasi berdasarkan Tabel. 5 (NB 64) pada buku.
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 1,5; η = 0,47
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 2; η = 0,52
1,86 − 1,5
η = 0,47 + (0,52 − 0,47) = 0,506
2 − 1,5

12

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3.2 Ruang Tamu I


 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
4 × 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,506
𝐸= 2
= 182,95 𝑙𝑢𝑥
8,8506 𝑚

3. Ruang Keluarga
Panjang ruangan 𝑝 = 5,94 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 4,91 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 4 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 3200 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,70 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 300 𝑙𝑢𝑥.
Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,70)𝑚 = 0,8𝑚 sehingga:

13

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
29,1654 𝑚2
𝑘= = 3,36
0,8 𝑚 (10,85 𝑚)

Gambar 3.3 Ruang Keluarga


 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya menggunakan metode
interpolasi berdasarkan Tabel. 5 (NB 64) pada buku.
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 3; η = 0,59
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 4; η = 0,62
3,36 − 3
η = 0,59 + (0,62 − 0,59) = 0,6
4−3
 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
4 × 3200 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,6
𝐸= 2
= 263,33 𝑙𝑢𝑥
29,1654 𝑚
4. Ruang Tidur I
Panjang ruangan 𝑝 = 3,93 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 2,96 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 1 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,60 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 250 𝑙𝑢𝑥.
14

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3.4 Ruang Tidur I


Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,60)𝑚 = 0,9𝑚 sehingga:
𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
11,6328 𝑚2
𝑘= = 1,87
0,9 𝑚 (6,89 𝑚)
 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya menggunakan metode
interpolasi berdasarkan Tabel. 5 (NB 64) pada buku.
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 1,5; η = 0,47
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 2; η = 0,52
1,87 − 1,5
η = 0,47 + (0,52 − 0,47) = 0,507
2 − 1,5
 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
1 × 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,507
𝐸= 2
= 34,87 𝑙𝑢𝑥
11,6328 𝑚
15

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

5. Ruang Tidur II
Panjang ruangan 𝑝 = 2,95 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 2,47 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 1 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,60 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 250 𝑙𝑢𝑥.

Gambar 3.5 Ruang Tidur II


Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,60)𝑚 = 0,9𝑚 sehingga:
𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
7,286 𝑚2
𝑘= = 1,5
0,9 𝑚 (5,42 𝑚)
 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya berdasarkan Tabel. 5
(NB 64) pada buku yaitu
η = 0,47
 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴

16

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1 × 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,47


𝐸= = 51,60 𝑙𝑢𝑥
7,286 𝑚2
6. Ruang Tidur III
Panjang ruangan 𝑝 = 2,43 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 2,48 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 1 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 450 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,60 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 250 𝑙𝑢𝑥.

Gambar 3.6 Ruang Tidur III


Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,60)𝑚 = 0,9𝑚 sehingga:
𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
6,026 𝑚2
𝑘= = 1,36
0,9 𝑚 (4,91 𝑚)
 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya menggunakan metode
interpolasi berdasarkan Tabel. 5 (NB 64) pada buku.
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 1,2; η = 0,43
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 1,5; η = 0,47

17

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1,36 − 1,2
η = 0,43 + (0,47 − 0,43) = 0,45
1,5 − 1,2
 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
1 × 450 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,45
𝐸= 2
= 33,60 𝑙𝑢𝑥
6,026 𝑚

7. Dapur dan Ruang Makan


Panjang ruangan 𝑝 = 1,92 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 5,96 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 2 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 1600 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,70 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 250 𝑙𝑢𝑥.

Gambar 3.7 Dapur dan Ruang Makan


Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,70)𝑚 = 0,8 𝑚 sehingga:
𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
11,443 𝑚2
𝑘= = 1,82
0,8 𝑚 (7,88 𝑚)
18

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya menggunakan metode


interpolasi berdasarkan Tabel. 5 (NB 64) pada buku.
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 1,5; η = 0,47
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 2; η = 0,52
1,82 − 1,5
η = 0,47 + (0,52 − 0,47) = 0,502
2 − 1,5
 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
2 × 1600 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,502
𝐸= 2
= 140,38 𝑙𝑢𝑥
11,443 𝑚
8. Ruang Tengah
Panjang ruangan 𝑝 = 2,95 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 5,91 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 1 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 3,0 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 150 𝑙𝑢𝑥.

Gambar 3.8 Ruang Tengah


Perhitungan:
19

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 3,0)𝑚 = 0,5 𝑚 sehingga:
𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
17,4345 𝑚2
𝑘= = 2,5
0,8 𝑚 (8,86𝑚)
 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya berdasarkan Tabel. 5
(NB 64) pada buku yaitu
η = 0,56
 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
1 × 800𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,56
𝐸= 2
= 25,7𝑙𝑢𝑥
17,4345 𝑚

9. Kamar Mandi
Panjang ruangan 𝑝 = 1,91 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 2,47 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 1 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,90 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 250 𝑙𝑢𝑥.

20

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3.9 Kamar Mandi


Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,90)𝑚 = 0,6 𝑚 sehingga:
𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
4,7177 𝑚2
𝑘= = 1,8
0,6 𝑚 (4,38 𝑚)
 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya menggunakan metode
interpolasi berdasarkan Tabel. 5 (NB 64) pada buku.
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 1,5; η = 0,47
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 2; η = 0,52
1,8 − 1,5
η = 0,47 + (0,52 − 0,47) = 0,5
2 − 1,5
 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
1 × 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,5
𝐸= = 84,78 𝑙𝑢𝑥
4,7177

21

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

10. WC
Panjang ruangan 𝑝 = 1,47 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 1,46 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 1 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,90 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 250 𝑙𝑢𝑥.
Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,90)𝑚 = 0,6 𝑚 sehingga:
𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
2,1462𝑚2
𝑘= = 1,2
0,6 𝑚 (2,93 𝑚)
 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya berdasarkan Tabel. 5
(NB 64) pada buku yaitu
η = 0,43

Gambar 3.10 WC

22

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus


digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
1 × 800 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,43
𝐸= 2
= 160,28 𝑙𝑢𝑥
2,1462 𝑚

11. Ruang Teras Depan


Panjang ruangan 𝑝 = 2,2 𝑚; 𝑟𝑝 = 0,7; dan 𝑟𝑤 = 0,5.
Lebar ruangan 𝑙 = 14,5 𝑚; Jumlah lampu yang ada = 3 𝐿𝐸𝐷;
Tinggi ruangan 𝑡 = 3,50 𝑚; 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 2400 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛;
Tinggi bidang 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = 2,70 𝑚; 𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 60 𝑙𝑢𝑥.

Gambar 3.11 Ruang Teras Depan


Perhitungan:
 Mencari indeks ruangan atau indeks bentuknya terlebih dahulu, dengan nilai
ℎ adalah ℎ = 𝑡 − 𝑡𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 = (3,50 − 2,70)𝑚 = 0,8 𝑚 sehingga:

23

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

𝑝×𝑙
𝑘=
ℎ(𝑝 + 𝑙)
31,9 𝑚2
𝑘= = 2,38
0,8 𝑚 (16,7 𝑚)
 Selanjutnya mencari nilai efisiensi penerangannya menggunakan metode
interpolasi berdasarkan Tabel. 5 (NB 64) pada buku.
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 2; η = 0,52
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘 = 2,5; η = 0,56
2,38 − 2
η = 0,52 + (0,56 − 0,52) = 0,55
2,5 − 2
 Menentukan tingkat kuat penerangan dan jumlah armatur yang harus
digunakan pada ruangan tersebut (faktor depresiasinya diabaikan 𝑑):
𝑛 × 𝜑𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 × η × d
𝐸=
𝐴
3 × 2400 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 × 0,55
𝐸= 2
= 124,13 𝑙𝑢𝑥
31,9 𝑚

3.4 Analisa Hasil Perhitungan


Pada Tabel 3.5 ini akan dibandingkan nilai kuat penerangan setiap ruangan rumah
dengan kuat penerangan sesuai standar SNI 03-6197-2017 dan keterangan apakah
sesuai atau tidak.

Tabel 3.5. Perbandingan nilai kuat penerangan setiap ruangan rumah dengan kuat
penerangan sesuai standar SNI 03-6197-2011.

Kuat
Kuat Penerangan
No. Ruangan Penerangan Minimal SNI Keterangan
(Lux) 03-6197-2017
(Lux)
1. Kamar Tamu 44,19 250 Tidak Sesuai
2. Ruang Tamu I 182,95 150 Sesuai
3. Ruang Keluarga 263,33 300 Tidak Sesuai

24

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

4. Ruang Tidur I 34,87 250 Tidak Sesuai


5. Ruang Tidur II 51,60 250 Tidak Sesuai
6. Ruang Tidur III 33,60 250 Tidak Sesuai
Dapur dan Ruang
7. 140,38 250 Tidak Sesuai
Makan
8. Ruang Tengah 25,7 250 Tidak Sesuai
9. Kamar Mandi 84,78 250 Tidak Sesuai
10. WC 160,28 150 Sesuai
11. Ruang Teras Depan 124,13 60 Sesuai

Dari hasil pengamatan dan pengolahan data yang telah kami lakukan di
Rumah Keluarga Syafruddin Alikumi yang memiliki jumlah total 11 ruangan.
Semua ruangan menggunakan lampu jenis LED dengan Daya yang relative rendah
dibanding lampu TL dan menghasilkan lumen yang lebih besar dengan watt yang
sama. Dimana untuk sebuah LED 8 watt menghasilkan ±800 lumen dan untuk 6
watt menghasilkan ±450 lumen, kemudian dikalikan dengan jumlah lampu yang
digunakan pada masing-masing ruangan. Didapatkan untuk ruangan yang paling
luas (A) adalah ruang keluarga yaitu sebesar 17,434 m2 sedangkan ruangan yang
paling kecil adalah WC yaitu sebesar 2,146 m2. Kemudian, untuk intensitas
penerangan (E) yang paling besar terdapat di Ruang Keluarga yaitu sebesar 263,33
flux sedangkan ruangan yang paling kecil intensitas penerangannya adalah ruang
tengah yaitu sebesar 25,7 flux. Jika kita hubungkan data intensitas penerangan yang
kita peroleh terhadap tabel intensitas penerangan berstandar SNI 03-6197-2011
terdapat: Ruang Tamu I yang memenuhi standar dengan menggunakan 4 LED yang
menghasilkan 182,95 flux; teras depan yang memenuhi standar dengan
menggunakan lampu 3 x LED 8 Watt yang menghasilkan 124,13 flux dimana
standar minimal kuat penerangan yaitu sebesar 60 flux; dan ruang WC
menggunakan lampu 1 x LED 8 Watt yang menghasilkan 160,28 flux dimana
standar minimal kuat penerangan yaitu sebesar 150 flux.

25

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Untuk ruangan lain yang belum memenuhi standar dipengaruhi oleh


besarnya lumen pada lampu yang dipakai, sehingga beberapa ruangan tidak
memenuhi standar pencahayaan.

26

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Sebagian besar ruangan yang ada di Rumah Keluarga Syafruddin Alikum
belum memenuhi standar Kuat penerangan lampu sesuai SNI 03-6197-
2011.
2. Beberapa faktor penyebab tidak sesuainya penerangan antara lain:
penggunaan lampu pada prioritas ruangan.

4.2 Saran
Untuk mendapatkan sistem penerangan yang baik maka sebaiknya dilakukan
penggantian lampu pada ruangan Kamar Tamu, Ruang Keluarga, Seluruh Kamar
Tidur, Dapur, Ruang Tengah, dan Kamar Mandi dengan lampu yang memiliki kuat
penerangan lampu yang besarnya sesuai dengan ukuran ruangan agar penerangan
pada rumah tersebut sesuai standar SNI 03-6197-2011.

27

Serenaomi Sitorus (03041181621120) Dinda Sintia Dewi (03041281621051)


DAFTAR PUSTAKA
Harten,Van dan Setiawan,E. 1983. Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Jakarta: Trimika
Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai