Anda di halaman 1dari 1

`

ANALISIS PENGARUH PENCAHAYAAN


BUATAN TERHADAP EFEKTIFITAS
PENERANGAN RUANGAN

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata


kuliah metode penelitian pada program studi SarjanaTerapan Teknik
Infrastruktur Sipil dan Perancangan Arsitektur Universitas Diponegoro

Disusun Oleh

Loka Candra Vibhisana


NIM. 40030521650161

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023

ABSTRAK
Abstrak— Bangunan pintar sering kali berfokus pada efisiensi energi, yang dapat
dimaksimalkan dengan memanfaatkan cahaya alami di siang hari, mengatur pencahayaan
dengan tepat, menggunakan peralatan listrik hemat energi, dan menggunakan lampu hemat
energi. Sistem pencahayaan untuk mengontrol pencahayaan ruangan biasanya hanya
menggunakan prinsip on/off dan tidak praktis jika menggunakan . Sistem ini masih mempunyai
kelemahan terutama dari segi efisiensi. Selain itu, faktor kenyamanan dan kebutuhan
pencahayaan dalam ruangan mempunyai pengaruh penting terhadap kesehatan penglihatan
mata manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem kendali pencahayaan
yang efisien, praktis, on-demand, dilengkapi dengan optimalisasi pengaturan pencahayaan
berdasarkan standar efisiensi dan pencahayaan ruangan SNI 03-6197-2000. Sistem ini dirancang
oleh agar nyaman dan dikendalikan dari jarak jauh oleh smartphone Android . Penelitian ini
membantu penghuni rumah agar dapat merasa nyaman, efisien dan nyaman saat menggunakan
sistem kontrol pencahayaan di rumah pintar. Kekurangan dari sistem ini adalah dalam penentuan
metode nilai parameter, dengan cakupan nilai parameter yang sempit dan respon
perubahan intensitas cahaya yang cepat membuat sistem ini tidak stabil.

Kata Kunci : Bangunan pintar, Pengaturan Pencahayaan Ruangan

Abstract— Shrewd Domestic by and large pay consideration to vitality productivity can be
maximized by utilizing characteristic lighting amid the day, the format of the lighting, the utilize
of electrical hardware that are vitality productive and utilize energy-saving lights. lighting
control framework ought to ordinarily as it were employments the rule on / off and unreasonable
to function, This framework still has the drawback of effectiveness.Besides all the comfort figure
and needs in lighting the room got to be an vital impact on the wellbeing of human vision. The
reason of this investigate is to construct an effective lighting control system, practical, agreeing
to the wants and prepared with the optimization of the lighting control based on effectiveness and
standard of room lightning SNI 03-6197-2000. This framework was outlined for all intents and
purposes controlled remotely employing a smartphone android gadget. This investigate is
accommodating to people occupying the home so that they can feel comfortable, proficient and
viable to function the lighting control framework in savvy domestic. Impediments of this
framework is the strategy of deciding the esteem parameter, the parameter esteem ranges are
narrow and the quick reaction changes in light intensity makes this framework isn't steady.

Keywords : Smart Home, Lighting the Room

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Cahaya Buatan Terhadap Efektifitas Penerangan Ruangan”. Proposal
penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa
program sarjana Teknik Infrastruktur Sipil dan Desain Arsitektur Universitas Diponegoro.
Proposal penelitian ini disusun atas kerja sama dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih. semuanya yang tak henti-hentinya mendoakan dan
memotivasi kami agar tetap semangat dan pantang menyerah. Terima kasih atas dukungannya
baik lahir maupun batin hingga selesainya laporan ini. Semua pihak telah memberikan dukungan
hingga selesainya proposal ini. Penulis menyadari keterbatasan yang ada dalam penyusunan
laporan akhir ini. Penulis berharap dapat menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.

DAFTAR ISI

JUDUL DAN COVER ​1


ABSTRAK ​2
KATA PENGANTAR ​3
DAFTAR ISI ​4
BAB 1 PENDAHULUAN ​5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ​6
BAB 3 METODE PENELITIAN ​8
DAFTAR PUSTAKA ​13

BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya cahaya diperlukan manusia untuk melihat suatu benda secara visual. Berkat
cahaya yang dipantulkan dari benda-benda tersebut, kita dapat melihatnya dengan jelas. Oleh
karena itu, hal ini akan menciptakan kenyamanan visual jika pencahayaan cukup. Jika
pencahayaan kurang atau berlebihan akan mengganggu kenyamanan penglihatan. Hal ini akan
mempengaruhi kesehatan terutama penglihatan (mata). Pencahayaan yang dibutuhkan untuk
setiap pekerjaan berbeda-beda. Area kerja memerlukan tingkat kenyamanan yang memadai agar
pengguna di dalamnya dapat beraktivitas dengan lancar dan mencapai produktivitas kerja yang
baik. Kenyamanan visual suatu ruangan dari cahaya dipengaruhi oleh jumlah, ukuran dan letak
bukaan/jendela. Yuniar; dkk (2014), cahaya alami dipengaruhi oleh beberapa variabel, khususnya
desain bukaan jendela, bentuk dan kedalaman ruang, kenyamanan visual, dan faktor eksternal.
keamanan visual dan faktor eksternal. Menurut Thojib (2013), kantor merupakan ruang kerja
yang memerlukan pencahayaan alami yang cukup nyaman agar pengguna di dalamnya dapat
beraktivitas dengan lancar dan mencapai produktivitas yang baik. . Kenyamanan visual dapat
dicapai apabila titik-titik kenyamanan visual diterapkan secara optimal, antara lain dengan
berpegang pada desain sesuai standar pencahayaan yang dianjurkan dan mengatur tata ruang
sesuai distribusi cahaya. Namun menilai kenyamanan berdasarkan standar yang
direkomendasikan saja tidak cukup, karena pengguna bangunan sebagai objek pengalaman
kenyamanan memiliki perilaku pribadi berbeda-beda yang mempengaruhi persepsi mereka
terhadap kenyamanan pencahayaan dalam ruangan. Penilaian kenyamanan visual pencahayaan
akan relevan jika terdapat kesesuaian antara hasil pengukuran kesesuaian teoritis dan standar
desain dengan persepsi pengguna.

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Penelitian mengenai pengaturan pencahayaan ruangan menjadi prioritas untuk penghematan
energi pada rumah pintar ketika diperhadapkan dengan masalah penggunaan lampu penerangan
yang digunakan secara terus-menerus untuk membantu pekerjaan manusia. Ini akan berbanding
lusrus dengan pemakaian energi listrik yang semakin lama akan semakin tinggi. Beberapa
penelitian mengenai pengaturan penerangan dan pencahayaan mengenai penghematan energi
seperti dipublikasikan oleh Ryan Masjanuar dkk (2011) dengan menggunakan sensor LDR,
PIR dan metode Pengontrol PI mendapatkan hasil persentasi keberhasilan dari penggunaan
set point yang ditetapkan yaitu 20% untuk pagi hari dan 60% untuk malam hari [1]. Yahya
husna Arif dkk (2011) dengan menggunakan pengaturan besar sudut penyulutan
menggunakan TRIAC (TCA 785) terhadap output lampu LED mendapatkan hasil pemakaian
daya yang dapat ditekan sampai dengan 49,375% untuk set point 90 Lux dan 4,231%
untuk 150 Lux ini disebabkan cahaya luar tidak lebih besar dari cahaya didalam atau pengujian
dilakukan di dalam gedung [2]. Heri Kusrianto dkk (2013) melakukan penelitian mengenai
sistem pengatur tingkat penerangan ruangan dengan menggunakan mikrokontroler
ATMEGA8535 yang dikombinasikan dengan LDR sebagai sensor. Penelitian ini
menggunakan metode logika Fuzzy (mamdani) untuk melakukan proses pengolahan data
input yang kemudian menghasilkan tingkatan penerangan dalam suatu ruangan [3].
Perancangan Prototype sistem penerangan otomatis ruangan yang dipengaruhi faktor jendela
pernah diteliti oleh Keyza Novianti dkk (2012). Sistem ini berhasil memberikan kondisi
keluaran yang stabil pada saat kondisi pencahayaan diluar stabil namun sistem ini belum
cukup berhasil ketika kondisi ruangan remang-remang [4]. Sedangkan Fanny Hadisusanto dkk
(2012) dengan menggunakan metode algoritma genetika untuk memberikan optimasi terhadap
kinerja pencahayaan buatan yang digunakan untuk keperluan efisiensi energi listrik pada
ruangan [5].

Proses optimasi pada penelitian ini mengacu pada standar pencahayan dan penerangan
ruangan yang telah ditetapkan yaitu SNI 03-6197-2000 . Yang memuat standar penerangan
rumah dan bangunan untuk masing-masing jenis ruangan. Tabel 1 menunjukan standarisasi
penerangan ruangan tersebut. Yin Wen Bai et al (2008) mengusulkan desain sistem deteksi
dan pengaturan cahaya ruangan secara otomatis dengan menggunakan sensor Pyroelectric
inframerah (PIR) dan sensor cahaya sebagai masukan yang kemudian diproses dalam
mikroprosessor. Mengambil tema modul pengaturan lampu rumah (HLCM), sistem ini
mendeteksi intensitas cahaya dari lingkungan luar dan mempertahankan cahaya tersebut
agar stabil dengan melakukan pengaturan berdasrkan jumlah lampu yang terintegrasi
dengan sistem jarak jauh menggunakan modul RF [7]. Carlos Machado et al (2009)
menggunakan Artificial Neural Networks untuk melakukan pengaturan cahaya ruangan secara
otomatis. Dalam penelitian ini sistem komputasi digunakan, dengan memperhatikan tindakan
pengguna dan pola dari pengguna yang kemudian dilakukan perekaman. Sistem akan mencoba
untuk membebaskan pengguna dari proses penyesuaian pengaturan (manual). Sistem ini
mencoba untuk beradaptasi dengan kebiasaan nyata dari masyarakat (otomatis) [8]. Penelitian
mengenai rumah pintar telah banyak dilakukan diantaranya oleh Mohamed Mowad et al
(2014) yang membuat suatu sistem rumah pintar yang bekerja secara otomatis dengan
melakukan pengendalian melalui jarak jauh menggunakan android. empat bidang utama untuk
(Smart Home System) SHS yaitu otomatisasi rumah dan pemantauan jarak jauh, pemantauan
lingkungan, termasuk kelembaban, suhu, pelacakan kesalahan, manajemen dan akhirnya
pemantauan kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem dapat diklasifikasikan
sebagai sistem yang nyaman, ekonomis dan aman di samping fleksibilitas dan keandalan yang
besar [9]. Sedangkan Omar Mahdi et al (2014) melakukan pengaturan peralatan rumah
tangga menggunakan gadget elektronik nirkabel melalui teknologi smartphone. Penelitian ini
menegaskan antarmuka aplikasi SmartPhone akan memungkinkan pengguna untuk
mengontrol perangkat menggunakan aplikasi GPRS. Smartphone dirancang terhubung ke
sebuah chip elektronik (Arduino) dan Modus koneksi yang digunakan adalah GPRS [10].
Darwin Sudarma (2014) juga menggunakan smartphone dengan aplikasi android untuk
melakukan pengaturan lampu pada ruangan rumah. Pengaturan jarak jauh dilakukan dengan
menggunakan modul bluetooh. Namun penelitian ini memiliki kelemahan efisiensi dimana
pengaturan lampu hanya meggunakan sistem on/off atau mematikan/menyalakan lampu saja
[11].

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan datanya menggunakan metode gabungan (kualitatif dan kuantitatif) dan
pengolahan data atau analisa data menggunakan metode komparatif, digunakan untuk
menganalisa pencahayaan untuk kenyamanan visual pada pengguna. Metode gabungan terbagi
dari metode kualitatif (kuesioner responden) dan kuantitatif (pengukuran intensitas cahaya), ini
dilakukan untuk mencari informasi secara detail terhadap pengguna bangunan, dan bangunan itu
sendiri sehingga data yang didapat dan diolah dapat dipercaya dan akurat. Untuk itu metode
pengumpulan data dengan metode gabungan (kualitatif dan kuantitatif) dan pengolahan data atau
analisa data menggunakan metode komparatif yang akan digunakan untuk penelitian “Analisis
Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada Pengguna adalah studi literature, observasi,
kuisioner responden dan pengukuran dengan lux meter. Studi literatur digunakan untuk mencari
tahu informasi kenyamanan pengguna kantor sesuai standar SNI, observasi digunakan untuk
mencari tahu efektifitas pencahayaan terhadap aktivitas pengguna bangunan.

Hakim (2014) tentang pencahayaan berfokus pada tingkat intensitas pencahayaan dengan
menggunakan metode pengukuran intensitas cahaya dalam penelitian yang dilakukan
menggunakan Multifunction Environment Meter. Meter yang digunakan mempunyai spesifikasi
Lux meter dengan spesifikasi range 20 Lux, range 200 lux, range 2000 lux, dan 20000 lux
dengan masing-masing toleransi pada setiap range sebesar 5% + 10 digit. Meter telah di lulus
kalibrasi laboratorium KRISBOW pada tanggal 19-8-2011 dengan masa berlaku 2 tahun setelah
tanggal kalibrasi tersebut. Tiono & Indrani (2015), meraka melakukan penelitian dengan metode
yang lebih mendetail yaitu dengan Observasi sebagai metode penelitian meliputi pengamatan
dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diamati di lapangan sebagai data
awal dan perbandingan untuk penelitian. Dilanjutkan dengan eksperimen berupa tiga percobaan
atau lebih kondisi pada objek yang kemudian dibandingkan hasilnya dengan yang lain atau
dengan yang tidak dilakukan percobaan untuk mengetahui hasil yang didapatkan. Dalam
penelitian ini, data hasil pengamatan yang berupa kuesioner responden digunakan untuk
mengetauhi tingkat kenyamanan pengguna kantor. Dan pengukuran dengan lux meter digunakan
untuk megetahui intensitas pencahayaan yang kurang atau melebihi standart SNI. Kemudian
studi literatur standart SNI ruang kantor 350 lux.

3.1. Obyek Penelitian

Objek yang dicari untuk melakukan penelitian berupa ruang kerja atau kantor dengan
penggunaan orientasi bukaan/ jendela yang cukup banyak, penggunaan shading/ tirai, dan ukuran
ruang yang dipakai untuk sebuah divisi atau tim (4 orang- 12 orang). Pada area PT. Sandimas ini
didalamnya memiliki populasi penghuni kurang lebih mencapai 250 orang. Berikut lokasi dan
kondisi fisik interior dan eksterior ruang kantor yang berlokasi di Kantor PT. Sandimas Intimitra
yang berlokasi di jalan Raya Narogong KM. 15 Pangkalan VI, Cikeuting Udik No. 38, Bantar
Gebang, Bekasi 17153.

Keliling yang diambil hanyalah 1 ruangan bagian pemasaran,


maka yang dihitung hanya jumlah orang yang menggunakan
ruangan tersebut yaitu 8 orang yang menempatinya. Ruangan
ini cukup unik karena ruangan ini mempunyai jendela yang
terbuka cukup maksimal namun tetap menggunakan penerangan
buatan (lampu) dan juga menggunakan tirai (rolling door) yang
selalu tertutup. Oleh karena itu, pasti ada sesuatu yang tidak
sesuai dan mempengaruhi kenyamanan visual pengguna ruangan
sehingga menyebabkan hasil kerja kurang maksimal.

Parameter fisik ruangan :


1. Luas ruangan 35.105 m2
2. Plafon plester putih tinggi 3,1 m
3. Bahan lantai plester abu-abu
4. Bahan dinding bata ekspos berwarna jingga tua
5. Partisi meja dengan finishing kain jingga tua
6. Tirai putih

3.2. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini, peneliti melakukan pengukuran


intensitas cahaya yang berbarengan dengan pengambilan
kuesioner responden dalam rentang 3 hari berturut-turut. Yaitu
pada hari Senin, Selasa, dan Rabu. Yang dilakukan pada 3 waktu
yaitu pagi, siang dan sore serta pada 3 kondisi berbeda yaitu tirai
terbuka, tirai tertutup dan tirai tertutup ditambah pancahayaan
lampu.

3.3. Pengolahan Data

Pengolahan data dengan membandingkan (komparatif) antara


kuesioner (responden) dengan hasil pengukuran intensitas
cahaya dalam ruangan (yang telah ditentukan titik ukurnya).
Kemudian hasil perbandingan itu di bandingkan lagi dengan
literature standart SNI.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengukuran intensitas cahaya dan kuesioner respon


pengguna ruangan pada 3 kondisi didapatkan hasil rata-rata
sebagai berikut

Menurut rata-rata perbandingan hasil pengukuran dan kuisioner pada kondisi tirai tertutup pada
area A kurang sesuai. Karena pengukurannya belum memenuhi standar NIS dan hasil kuesioner
responden menyatakan merasa nyaman (N) dan cukup (C). Sedangkan di wilayah B, menurut
pengukuran, hasilnya belum memenuhi standar SNI. Dan hasil kuesioner juga menunjukkan
bahwa kriteria tersebut sangat buruk. Oleh karena itu, kondisi tirai tertutup tidak disarankan
untuk ruang kerja.

4. KESIMPULAN

Penggunaan bukaan jendela disesuaikan untuk memberikan kenyamanan visual pada area A
yang ditunjukkan dengan hasil pengukuran cahaya pada saat tirai dianjurkan dibuka (lihat tabel
25). Standar SNI penerangan kantor adalah 350 lux (± 15 lux). Dan kita lihat luas A1 mencapai
365 lux, luas A2 mencapai 365,33 lux dan luas A3 mencapai 341,33 lux. Oleh karena itu, perlu
diciptakan kenyamanan visual. Namun pada zona
B kurang efektif bila gorden dibuka sehingga zona B memenuhi standar SNI memberikan
kenyamanan visual bila gorden ditutup saat lampu menyala (lihat tabel 26). Dengan nilai pada
area B1 sebesar 347.67 lux, pada area B2 sebesar 350.67 lux dan pada area B3 sebesar 355 lux.
Jadi di area B di negara bagian ini sudah memenuhi standar SNI. Saat itu hasil kuisioner
mencapai, tingkat kenyamanan pada kondisi tirai tertutup dengan lampu. Tingkat kenyamanan
pada area B dari responden masing-masing mencapai 65%, 74,17 dan 80 dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa responden di area B semuanya dalam keadaan tirai tertutup, tertutup dan
lampu menyala. Batas kenyamanan responden
adalah 60%. Waktu yang tepat bagi untuk menggunakan tirai dan menyalakan lampu di area A
adalah saat kurang cahaya (mungkin saat mendung kali). Sedangkan di area B hampir selalu
membutuhkan penerangan, karena berada di area B, jendela menghadap ruangan/ruang lain.
Oleh karena itu, sinar matahari yang kita peroleh lebih sedikit pada area B. Maka penggunaan
tirai diperlukan pada saat kondisi cuaca sangat cerah (silau), khususnya pada hari yang
intensitasnya mungkin melebihi standar SNI, sejauh ini melebihi 350 lux.

DAFTAR PUSTAKA

Putro, Muhamad Dwisnanto & Kambey, Feisy. (2016). Sistem Pengaturan Pencahayaan
Ruangan Berbasis Android pada Rumah Pintar. JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO. 5.
297. 10.25077/jnte.v5n3.294.2016.
Agustin, Alin Pradita, Dkk. 2014. Teritori Athohillah,
Muhammad Rofiqi & Totok Ruki Biyanto (2014). Optimasi
Penggunaan Pencahayaan Alami Pada Ruang Kerja Dengan
Mengatur Perbandingan Luas Jendela Terhadap Dinding. Jurnal
Teknik POMITS, Vol. 1, No. 1-6 Chandra, Tiffany & Abd.
Rachmand Zahrizal Amin (2013). Simulasi Pencahayaan Alami
Dan Buatan Dengan Ecotect Radiance Pada Studio Gambar.
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 10, Nomor 3, April
2013 G.W, Ode Rapija & Beta Suryo Kusumo. Studi Evaluasi
Pencahayaan Alami Pada Gedung Kuliah Bersama III
Universitas Muhammadiyah Malang. Media Teknik Sipil,
Volume 9, Nomor 1, Februari 2011: 50 – 60 Hakim, Lukman
(2014). Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas
Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi. Jurnal
Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, 51-58
Handayani, Dwi; dkk (2013). Analisis Pencahayaan Ruang
Kerja: Studi Kasus Pada Usaha Kecil Mikro dan Menengah
(UMKM) Batik Tulis di Yogyakarta. Dinamika Rekayasa Vol. 9
No. 1 Februari 2013 Kroelinger, Michael D. (2005). Daylight in
Bildings. Dimuat dalam Implications Vol 03 Issue 3 Oetomo,
Ponco Kusumo & Hedy C. Indrani (2013). Sistem Pencahayaan
pada Kantor Sequislife di Gedung Intiland Tower Surabaya.
JURNAL INTRA Vol. 1, No. 2, (2013) 1-6 Ornam, Kurniati
(2010). Kajian Koordinasi Sistem Pencahayaan Alami Dan
Buatan Pada Ruang Baca Perpustakaan. Unity Jurnal Arsitektur
Volume 1 No. 1 September 2010 Sanders MS, McCormick EJ.
(1987). Human Factors in Engineering and Design (6 th Ed).
New York: McOraw-HiU. Saputra, Nugraha & Edwin Widia
(2014). Analisa Tata Pencahayaan Pada Interior Kafe Cocorico
di Bandung. Jurnal Rekajiva Desain Interior Itenas | No.01| Vol.
02 Februari 2014 Setiawan, Andrew (2013). Optimasi Distribusi
Pencahayaan Alami Terhadap Kenyamanan Visual Pada Toko
“Oen” Di Kota Malang. JURNAL INTRA Vol. 1, No. 2, (2013)
1-10 SNI 03-6197-2000 Tentang Konservasi Energi Sistem
Pencahayaan pada Bangunan Gedung. Badan Standardisasi
Nasional. SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung. Badan
Standardisasi Nasional Thojib, Jusuf & Muhammad Satya
Adhitama (2013). Kenyamanan Visual Melalui Pencahayaan
Alami Pada Kantor. Jurnal RUAS, Volume 11` N0 2, Desember
2013, ISSN 1693-3702 Tiono, Evan Prabowo & Hedy C. Indrani
(2015). Pengaruh Eksperimen Light Shelf terhadap Pencahayaan
Alami pada Ruang Kerja. JURNAL INTRA Vol. 3, No. 2,
(2015) 127-136 Yuniar, Erwin; dkk (2014). Kajian Pencahayaan
Alami pada Bangunan Villa Isola Bandung. Jurnal Reka Karsa
Teknik Arsitektur Itenas No. 1 - 11 Vol. 2
2

Anda mungkin juga menyukai