Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENCAHAYAAN RUANGAN TERHADAP

KENYAMANAN VISUAL

ANALYSIS OF ROOM LIGHTING ON VISUAL COMFORT


Alimah Hasyyati Sahda1, Bayu Putra Setiawan2, Putri Nadia Teja3, Poncho Britano4

1)
Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga Kampus IPB Dramaga,
Bogor, 16680
Email: ponchobritano@apps.ipb.ac.id

Abstrak: Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu objek secara visual.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya
secara jelas dan cepat. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu alat yang dapat mengukur
tingkat pencahayaan dari suatu ruangan. Adapun alat yang digunakan pada pengukuran kali ini
yakni lux light meter. Kegiatan ini bertujuan mengukur intensitas penerangan dalam ruangan serta
membandingkan hasil pengukuran intensitas cahaya yang diterima dalam ruangan dengan
intensitas cahaya matahari secara penuh di ruang terbuka dan nilai standar. Praktikum
“Pencahayaan Ruangan dan Kenyamanan Visual” dilaksanakan pada hari Rabu, 7 September 2022
yang dilakukan secara luring di Laboratorium Udara dan Kebisingan. Praktikum dilakukan mulai
pada pukul 13.00-16.00 WIB. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aplikasi
smarthphone pengukur pencahayaan ruangan yakni lux meter. Data hasil pengukuran intensitas
pencahayaan umum untuk bagian dalam ruangan secara berturut-turut yakni di ruang tamu sebesar
117,5 lux; kamar tidur 1 dan kamar tidur 2 sebesar 245,5 lux dan 55,5 lux; kamar mandi sebesar
69,5 lux; di dapur sebesar 60 lux; dan di gudang sebesar 66 lux. Data hasil pengukuran intensitas
pencahayaan setempat untuk lokasi dalam ruangan, didapatkan hasil pengukuran yakni meja
belajar sebesar 231,6 Lux, pada meja makan sebesar 258 Lux, dan pada meja tamu sebesar 243,6
Lux. Hasil pengukuran untuk intensitas pencahayaan setempat untuk lokasi luar ruangan
didapatkan data yakni untuk ladang, halaman, dan jalan secara berturut-turut sebesar 13.015,
11.187, dan 12.647 lux.
Kata Kunci : Kenyamanan visual, lux meter, pencahayaan

Abstract: An illumination is needed by humans to recognize an object visually. Good lighting


allows people to see the objects they are working on clearly and quickly. Based on this, we need a
tool that can measure the level of lighting from a room. The tool used in this measurement is a lux
light meter. This activity aims to measure the intensity of lighting in the room and compare the
results of measuring the intensity of light received in the room with the intensity of sunlight in full
in open spaces and standard values. Practicum “Room Lighting and Visual Comfort” was held on
Wednesday, September 7, 2022, which was conducted offline at the Air and Noise Laboratory.
The practicum will start at 13.00-16.00 WIB. The tools and materials used in this practicum are
smartphone applications that measure room lighting, namely the lux meter. The data from the
measurement of general lighting intensity for the interior of the room in a row, namely in the
living room of 117.5 lux; bedroom 1 and bedroom 2 are 245.5 lux and 55.5 lux; bathroom of 69.5
lux; in the kitchen by 60 lux; and in the warehouse by 66 lux. The results of the measurement of
local lighting intensity for indoor locations, the measurement results obtained are a study table of
231.6 Lux, a dining table of 258 Lux, and a guest table of 243.6 Lux. The measurement results for
local lighting intensity for outdoor locations obtained data for fields, yards, and roads of 13,015,
11,187, and 12,647 lux, respectively.  
Keyword: Lighting, lux meter, visual comfort
PENDAHULUAN
Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu objek secara
visual. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek
yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Apabila pencahayaan yang didapatkan
cukup, maka akan menimbulkan kenyamanan visual. Jika pencahayaan tersebut
kurang ataupun berlebihan maka akan menganggu kenyamanan penglihatan. Hal
ini tentunya akan berdampak pada kesehatan terutama pada indera penglihatan
(Widiyantoro et al. 2017).
Pencahayaan yang diperlukan tiap pekerjaan berbeda-beda. Area kerja
membutuhkan tingkat kenyamanan yang memadai agar pengguna di dalamnya
dapat melakukan aktivitas dengan lancar dan memiliki produktivitas kerja yang
baik. Kenyamanan visual didalam ruangan yang bersumber dari pencahayaan
dipengaruhi oleh jumlah, ukuran dan penempatan bukaan/jendela. Pencahayaan
alami dipengaruhi oleh beberapa variabel yakni desain bukaan jendela, bentuk dan
kedalaman ruang, kenyamanan visual, dan faktor eksternal (Yuniar et al. 2014).
Pencahayaan pada suatu ruangan jika dilihat dari kualitas adalah berupa kuat
penerangan atau tingkat iluminasi yang dibutuhkan dimana untuk jenis kegiatan
yang berbeda akan memerlukan tingkat iluminasi yang berbeda pula. Kualitas
penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, juga
untuk lingkungan sekeliling tempat kerja, maupun aspek psikologis, yang dapat
dirasakan sebagai kelelahan, rasa kurang nyaman, kurang kewaspadaan sampai
kepada pengaruh yang terberat seperti kecelakaan. Salah satu faktor permasalahan
yang mengganggu kesehatan dan kenyamanan kerjaialah permasalahan mengenai
pencahayaan ruangan kerja yang kurang atau berlebih (Parera et al. 2018).
Kenyamanan visual dapat tercapai jika poin-poin kenyamanan visual
teraplikasikan secara optimal antara lain dengan kesesuaian rancangan dengan
standar terang yang direkomendasikan dan penataan layout ruangan yang sesuai
dengan distribusi pencahayaan (Thojib et al. 2013). Namun mendasarkan
penilaian kenyamanan hanya pada standar yang direkomendasikan belum cukup,
karena pengguna bangunan sebagai subjek yang merasakan kenyamanan memiliki
perilaku yang berbeda tiap individu yang mempengaruhi persepsi mereka terhadap
kenyamanan pencahayaan dalam ruang. Penilaian kenyamanan visual dari
pencahayaan akan tepat jika terdapat kesesuaian antara hasil terukur dari
kesesuaian rancangan dengan teori dan standar dengan persepsi penggunanya.
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu alat yang dapat mengukur
tingkat pencahayaan dari suatu ruangan. Adapun alat yang digunakan pada
pengukuran kali ini yakni lux light meter. Kegiatan ini bertujuan mengukur
intensitas penerangan dalam ruangan serta membandingkan hasil pengukuran
intensitas cahaya yang diterima dalam ruangan dengan intensitas cahaya matahari
secara penuh di ruang terbuka dan nilai standar (baku mutu atau nilai acuan).
TINJAUAN PUSTAKA
Cahaya
Cahaya merupakan satu bagian dari berbagai jenis gelombang elektromagnetis
yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi
tertentu, yang nilainya dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum
elektromagnetisnya. Cahaya dipancarkan dari suatu benda dengan fenomena
seperti pijar, muatan istrik, electro luminescence, dan photo luminescence (Amin
2011).
Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami merupakan cahaya yang bersumber dari matahari.
Pencahayaan alami dibutuhkan karena manusia memerlukan kualitas cahaya
alami. Fungsi pencahayaan alami dapat meminimalisir penggunaan energi listrik.
Oleh karena itu, desain yang mengutamakan pemanfaatan pencahayaan alami
harus dikembangkan (Rahmania dan Sugini 2013).
Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya
selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan
sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak
mencukupi. Cahaya tersebut berasal dari hasil karya manusia berupa lampu yang
yang berfungsi menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak ada
(Amin 2011).
Lux Meter
AIat ular cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu
untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang
calary. Cara mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah
sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya, sehingga cahaya yang
diterima oleh sensor dapat ditampilkan pada sebuah tampilan digital (Gunadhi
2002).
Kenyamanan Visual
Kenyamanan visual adalah kondisi dimana manusia merasa tidak terganggu
dengan kondisi sekeliling yang diterima oleh indra penglihatannya. Hal ini
berkaitan dengan intensitas cahaya yang ada di sekitarnya. Kenyamanan visual
dapat tercapai jika poin-poin kenyamanan visual teraplikasikan secara optimal
antara lain dengan kesesuaian rancangan dengan standar terang yang
direkomendasikan.

METODOLOGI
Praktikum “Pencahayaan Ruangan dan Kenyamanan Visual” dilaksanakan
pada hari Rabu, 7 September 2022 yang dilakukan secara luring di Laboratorium
Udara dan Kebisingan. Praktikum dilakukan mulai pada pukul 13.00-16.00 WIB.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aplikasi smarthphone
pengukur pencahayaan ruangan yakni lux meter. Adapun langkah-langkah
pengukuran pencahayaan ruangan ini dapat dilihat pada diagram alir berikut.

Mulai

Alar disiapkan untuk mengukur intensitas cahaya (Light Intensity Meter/Lux Meter).

Fungsi alat dicek: meletakkan lux meter pada ruangan yang memiliki sumber cahaya lalu
menyalakan lux meter dengan menekan tekan tombol on.

Alat ukur/HP dibawa ke tempat pengukuran yang dilengkapi dengan aplikasi pengukur
cahaya ke dalam ruangan yang akan dilakukan pengukuran intensitas cahaya.

Dilakukan pembagian ruangan dengan menggunakan garis-garis imaginer dan meletakkan


alat pada titik pengukuran (titik potong garis tersebut) sesuai dengan aturan yang tertulis di
dalam SNI 16-7062-2004

Hasil pengukuran dibaca pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.

Selanjutnya, dilakukan pengukuran intensitas cahaya alami (matahari) di tempat terbuka di 3


tempat lokasi yang berbeda sebanyak 3 kali. Lalu hasil pengukuran dicatat pada lembar hasil
pencatatan.

Dibuat denah rumah tempat tinggal yang menjadi obyek pengukuran. Setelah itu,
bandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu yang ada

Selesai

Gambar 1 Langkah pengukuran pencahayaan ruangan menggunakan lux meter

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengukuran pencahayaan kali ini dilakukan di dalam serta luar ruangan.
Metode pengukuran yang dilakukan pun juga berbeda. Pengukuran pencahayaan
untuk di dalam ruangan (penerangan umum) memiliki beberapa ketentuan, yakni
pengukuran dilakukan pada titik potong garis horisontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Apabila luasan
ruangan kurang dari 10 meter persegi, maka titik potong garis horisontal panjang
dan lebarnya itu pada jarak setiap 1 meter. Kemudian jika luasan ruangan antara
10 meter persegi hingga 100 meter persegi, maka titik potong garis horisontal
panjang dan lebarnya pada jarak setiap 3 meter. Jika luasan ruangan lebih dari 100
meter persegi, maka titik potong garis horisontal panjang dan lebarnya pada jarak
setiap 6 meter. Adapun data hasil pengukuran di dalam ruangan (penerangan
umum) dapat dilihat pada tabel 1 sampai tabel 6 berikut.

Gambar 2 Denah rumah

Tabel 1 Hasil pengukuran intensitas penerangan umum di ruang tamu


Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
Titik Pengukuran Titik Pengukuran
(lux) (lux)
1 43 6 117
2 97,2 7 46,5
3 117,5 8 79
4 45,5 9 101
5 52,6

Tabel 2 Hasil pengukuran intensitas penerangan umum di kamar mandi


Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
Titik Pengukuran Titik Pengukuran
(lux) (lux)
1 41,5 6 69,5
2 60 7 31,5
3 67 8 43
4 39 9 61,5
5 51.5
Tabel 3 Hasil pengukuran intensitas penerangan umum di kamar tidur 1
Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
Titik Pengukuran Titik Pengukuran
(lux) (lux)
1 178 6 47,5
2 245,5 7 35,5
3 81,5 8 48,5
4 58,5 9 31
5 68

Tabel 4 Hasil pengukuran intensitas penerangan umum di kamar tidur 2


Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
Titik Pengukuran Titik Pengukuran
(lux) (lux)
1 44 6 55.5
2 50,5 7 40
3 41,5 8 56
4 54,5 9 36,5
5 63

Tabel 5 Hasil pengukuran intensitas penerangan umum di dapur


Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
Titik Pengukuran Titik Pengukuran
(lux) (lux)
1 38,5 6 51
2 42,5 7 44
3 44,5 8 38,5
4 57 9 41,5
5 60

Tabel 6 Hasil pengukuran intensitas penerangan umum di gudang


Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
Titik Pengukuran Titik Pengukuran
(lux) (lux)
1 29 6 27
2 46 7 61
3 27 8 30,5
4 47 9 33,5
5 66

Terdapat 6 data pengukuran pencahayaan yang berlokasi di dalam ruangan,


yakni di ruang keluarga, 2 kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan gudang. Tiap
ruangan memiliki besar pencahayaan yang berbeda-beda. Pengukuran yang
berlokasi di ruang tamu, nilai pencahayaan tertinggi terdapat pada titik
pengukuran 1 sebesar 117,5 lux. Kemudian pada kamar tidur 1 dan kamar tidur 2
nilai pencahayaan tertinggi secara berturut-turut berada pada titik pengukuran 2
dan 6 sebesar 245,5 lux dan 55,5 lux. Pada kamar mandi, nilai pencahayaan
tertinggi terdapat pada titik pengukuran 6 yakni 69,5 lux. Nilai pencahayaan
tertinggi di dapur berada pada titik pengukuran 5 sebesar 60 lux. Terakhir nilai
pencahayaan tertinggi di gudang berada pada titik 5 sebesar 66 lux.
Berdasarkan SNI 03-6197-2011, adapun kriteria tingkat pencahayaan rata-rata,
renderansi, serta temperatur warna yang direkomendasikan. Rerata pencahayaan
untuk rumah tinggal yang dianjurkan yakni untuk teras, ruang tamu, ruang makan,
ruang kerja, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan garasi memiliki tingkat
pencahayaan berturut-turut sebesar 60 lux, 150 lux, 250 lux, 300 lux, 250 lux, 250
lux, 250 lux, dan 60 lux. Jika dibandingkan dengan hasil pengukuran yang
didapatkan, ruang tamu dan kamar tidur 1 hampir mendekati kriteria SNI 03-
6197-2011. Sedangkan ruangan lainnya tidak memenuhi kriteria SNI 03-6197-
2011. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yakni lokasi titik
pengukuran pencahayaan yang jauh dari sumber cahaya seperti jendela sebagai
media masuknya sinar matahari dari luar ke dalam ruangan.
Selain itu juga ada pengukuran setempat yang dilakukan di dalam ruangan.
Pengukuran intensitas penerangan setempat dilakukan pada bidang kerja yang
tidak merata dan di tempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual yang
memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi. Pengukuran dilakukan pada 3
lokasi yakni meja belajar, meja makan, dan meja tamu. Hasil pengukuran
intensitas penerangan setempat dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

Tabel 7 Hasil pengukuran penerangan setempat dalam ruangan


Hasil Pengukuran (lux)
Ruangan Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-rata
Meja belajar 243 217 235 231,6
Meja makan 260 235 279 258
Meja tamu 251 233 247 243,6

Berdasarkan hasil pengukuran intensitas cahaya pada penerangan setempat,


dihasilkan rata – rata intensitas cahaya pada meja belajar sebesar 231,6 Lux, pada
meja makan sebesar 258 Lux, dan pada meja tamu sebesar 243,6 Lux. Intensitas
cahaya terbesar didapatkan pada meja makan sebesar 258 Lux. Berdasarkan
standar baku mutu SNI 03-6197-2011, ketiga lokasi di dalam rumah tersebut telah
memenuhi kriteria baku mutu standar untuk bagian ruangan dalam rumah, yaitu
ruang kamar sebesar 150 Lux, ruang makan sebesar 250 Lux, dan ruang tamu
sebesar 250 Lux.
Selanjutnya, pengukuran pencahayaan di luar ruangan (penerangan setempat)
dilakukan pada pukul 11.30 WIB dengan suhu 24 oC dan RH 39,25%. Terkait
dengan penentuan titik-titik pengukuran mengacu pada SNI 16-7062-2004. Hasil
pengukuran penerangan setempat dapat dilihat pada tabel 8 berikut.
Tabel 8 Hasil pengukuran penerangan setempat
Hasil Pengukuran (lux)
Ruangan Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-rata
Ladang 13.241 12.872 12.933 13.015
Halaman 11.334 10.752 11.476 11.187
Jalan 12.917 12.708 12.317 12.647
Berdasarkan tabel 2 diatas, didapatkan hasil rata-rata pengukuran pencahayaan
untuk ladang, halaman, dan jalan secara berturut-turut sebesar 13.015, 11.187, dan
12.647 lux. Data hasil pengukuran dari ketiga lokasi ini sesuai dengan literatur.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil pengukuran
pencahayaan di masing-masing tempat diantaranya lama penyinaran yang
diterima berbeda, kondisi cuaca yang dapat mempengaruhi nilai dari pengukuran
itu sendiri, serta pengaruh kadar radiasi UV dari matahari yang diterima berbeda-
beda di tiap lokasi pengukuran.

SIMPULAN
Kenyamanan visual sangat ditentukan oleh pencahayaan yang dihasilkan, baik
itu yang bersumber dari pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Alat
ukur yang digunakan untuk menentukan pencahayaan suatu ruangan yakni lux
meter. Data hasil pengukuran intensitas pencahayaan umum untuk bagian dalam
ruangan secara berturut-turut yakni di ruang tamu sebesar 117,5 lux; kamar tidur 1
dan kamar tidur 2 sebesar 245,5 lux dan 55,5 lux; kamar mandi sebesar 69,5 lux;
di dapur sebesar 60 lux; dan di gudang sebesar 66 lux. Data hasil pengukuran
intensitas pencahayaan setempat untuk lokasi dalam ruangan, didapatkan hasil
pengukuran yakni meja belajar sebesar 231,6 Lux, pada meja makan sebesar 258
Lux, dan pada meja tamu sebesar 243,6 Lux. Hasil pengukuran untuk intensitas
pencahayaan setempat untuk lokasi luar ruangan didapatkan data yakni untuk
ladang, halaman, dan jalan secara berturut-turut sebesar 13.015, 11.187, dan
12.647 lux.

Saran
Sebelum melakukan pengukuran pencahayaan baik itu di dalam atau luar
ruangan, sebaiknya praktikan terlebih dahulu memperhatikan sistem kerja aplikasi
pengukurannya serta memastikan apakah alat pengukur beroperasi dengan baik.
Selain itu, praktikan juga harus memperhatikan kondisi lingkungan saat
pengukuran karena dapat mempengaruhi hasil pengukuran itu sendiri. Hal tersebut
dilakukan supaya data hasil pengukuran yang didapatkan sesuai dan akurat.

Daftar Pustaka
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 03-6197-2011. Konservasi energi
pada sistem pencahayaan. Badan Standarisasi Nasional: Jakarta.
Amin N. 2011. Optimasi sistem pencahayaan dengan memanfaatkan cahaya alami
(studi kasus lab.elektronika dan mikroprosessor Untad). Jurnal Ilmiah
Foristek. 1(1): 43-50.
Gunadhi A. 2002. Perancangan dan implementasi alat ukur cahaya sederhana.
KOMMIT. 2(1): 49-58.
Parera LM, Tupan HK, Puturuhu V. 2018. Pengaruh intensitas penerangan pada
laboratorium dan bengkel jurusan teknik elektro. Jurnal Simetrik. 8(1): 60-
67.
Rahmania, Sugini. 2013. Evaluasi tingkat kenyamanan visual yang di tinjau dari
aspek pengoptimalisasian pencahayaan alami. Jurnal Tekling. 7(1):41-46.
Thojib, Jusuf, Adhitama MS. 2013. Kenyamanan visual melalui pencahayaan
alami pada kantor. Jurnal RUAS. 11(2): 7-9.
Widiyantoro H, Muladi E, Vidiyanti C. 2017. Analisis pencahayaan terhadap
kenyamanan visual pada pengguna kantor. JurnalArsitektur, Bangunan, dan
Lingkungan. 6(2): 65-70.
Yuniar, Erwin. 2014. Kajian pencahayaan alami pada bangunan Villa Isola
Bandung. Jurnal Reka Karsa Teknik Arsitektur Itenas. 11(2).

LAMPIRAN

Gambar 9 Smarthphone

Gambar 10 Aplikasi pengukur pencahayaan ruangan (lux meter)

Anda mungkin juga menyukai