Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI

PERANCANGAN LINGKUNGAN KERJA (PENCAHAYAAN)

DI KONTER TWINS CELL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Ayu Sulistiyani Rengganis – 2111102417019

Ayunda Andini - 2111102417014

Nasya Fatimah Az-Zahra - 2111102417008

Reza Fathul Ikhsan – 2111102417010

Sofi wahyuningtias – 2111102417012

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2023


BAB I

DASAR TEORI

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, penerangan adalah jumlah peny
inaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efektif. Oleh sebab itu salah satu masalah lingkungan ditempat kerja harus diperhatikan yaitu
pencahayaan.Nilai Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh KepMenkes RI No.1405/Menkes/
SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux.

Penerangan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda
benda ditempat kerja. Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang memenu
hi persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan, karena jika pencahayaan terlalu besar
atau pun lebih kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima oleh mata
.Akibatnya mata harus memicing silau atau berkontraksi secara berlebihan, Karena jika penca
hayaan lebih besar atau lebih kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang dap
at diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang besar. Hal ini merupak
an salah satu penyebab mata cepat lelah (Departemen Kesehatan, 2008).

Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyek‐obyek secara jelas, cepat
tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata pekerja
menjadi cepat lelah karena mata akan berusaha melihat dengan cara membuka lebar‐lebar.
Pencahayaan merupakan faktor yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik.
Lingkungan kerja yang baik akan dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan
produktivitas pekerja. Efisiensi kerja seorang pekerja ditentukan pada ketepatan dan
kecermatan saat melihat dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja, serta
keamanan kerja yang lebih besar.

Ciri‐ciri penerangan yang baik adalah :

1. Sinar atau cahaya yang cukup

Sinar atau cahaya yang cukup akan mempengaruhi dan menetukan kemampuan melihat
secara tepat. Selain cahaya yang cukup variabel untuk dapat melihat secara tepat adalah
ukuran obyek yang dilihat, jarak mata ke obyek, kecepatan obyek dan waktu lamanya
penerangan. Untuk dapat melihat barang‐barang (obyek) yang kecil
diperlukan tambahan penerangan yang cukup dan waktu yang agak lama. Peranan waktu
yang dibutuhkan dalam melihat, akan bertambah penting bila obyek yang dilihat dalam
keadaan bergerak.

2. Sinar atau cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan

Sinar atau cahaya yang menyilaukan terjadi bila ada cahaya yang berlebihan diterima oleh
mata. Ada dua kategori cahaya yang menyilaukan (glare) :

a. Discomfort glare yaitu cahaya yang tidak menyenangkan tetapi tidak begitu
mengganggu kegiatan visual. Efek yang ditimbulkan diantaranya sakit kepala dan
dapat meningkatkan kelelahan.

b. Disability glare yaitu cahaya yang sangat mengganggu karena mata langsung
menerima silau cahaya yang dipancarkan. Contohnya menatap matahari. Efek yang
ditimbulkan adalah merusak mata mungkin juga dapat mengakibatkan kebutaan.
BAB II

ALAT & BAHAN/PROSEDUR KERJA

A. Waktu pelaksanaan

Hari/tanggal : Sabtu,16 Desember 2023

Jam : 13.00-selesai

Lokasi : Konter Twins cell

B. Alat dan Bahan

 Lux meter

 Kamera hp

C. Prosedur Kerja

1. Geser tombol off/on kea rah on.


2. Pilih kisaran range yang akan diukur(2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada
tombol range
3. Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daeah yang
akan diukur kuat penerangannya
4. Lihat hasil pengukuran pada layer panel
5. Catat hasil yang di dapatkan
BAB III

HASIL PRAKTIKUM

Pencahayaan Hasil seluruhnya

42.1 lux

44.3 lux 42.08

40.1 lux

46.5 lux

37.4 lux
BAB IV

PEMBAHASAN

Pengukuran pencahayaan pada praktikum ini dilaksanakan di konter pulsa “Konter Twins
Cell”, dimana pengukuran dilakukan secara general menggunakan Lux meter. Pengukuran
pencahayaan secara general dilakukan di 1 titik dalam konter pulsa selama 5 menit, dan
diperoleh rata-rata pengukuran 42.8 Lux. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, standar pencahayaan di tempat kerja minimal adalah 100 Lux.

Konter pulsa merupakan salah satu tempat kerja yang mengandalkan mata, pengukuran
pencahayaan ini menggunakan pencahayaan buatan (lampu), tetapi dikarenakan lokasi konter
pulsa berada dipinggir jalan maka pengukuran ini kurang efektif karena adanya pencahayaan
alami (matahari) yang masuk. Berdasarkan observasi lapangan, pencahayaan buatan (lampu)
terdapat di langit-langit atap tepat di bawah etalase barang dan berjumlah dua lampu, dan
untuk kecerahan pada lampu apabila dilihat kasat mata sudah sangat cukup untuk menerangi
konter pulsa tersebut, ditambah dengan adanya lampu jalan yang dimana cahaya tersebut bisa
masuk dalam konter twins cell.

Sehingga apabila dilihat dari hasil pengukuran dan dibandingkan dengan regulasi masih belum
memenuhi persyaratan.
BAB V

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

https://satudata.dinkes.riau.go.id/sites/default/files/Kepmenkes%20No%201405%20th
%202002%20ttg%20PERSYARATAN%20KESEHATAN-LINGKUNGAN-KERJA-
PERKANTORAN-DAN-INDUSTRI.pdf

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai